Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK


PERCOBAAN VI
ANALISIS VOLUMETRI
(TITRASI PENGENDAPAN atau ARGENTOMETRI)

OLEH :
NAMA : NOVA PERMATA INTAN
STAMBUK : A1C4 12 043
KELOMPOK : VI (ENAM)
ASISTEN KELOMPOK : PUTU KRISTIANI K

LABORATORIUM PENGEMBANGAN UNIT KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2013
ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan untuk mengetahui kadar NaCl dalam garam dapur
dengan menggunakan metode Mohr. Mohr adalah salah satu cara dalam
argentometri yang merupakan metode paling baik untuk menentukan kadar klorida
dari suatu larutan. Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan
kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasarkan
pembentukan endapan dengan ion Ag+. Metode ini disebut juga metode
pengendapan karena pada argentometri memerlukan pembentukan senyawa yang
relatif tidak larut atau endapan. Pembuatan larutan standar menggunakan AgNO3
sebanyak 0,00849 gram 0,05 N, setelah itu barulah ditentukan kadar NaCl dalam
garam dapur, dimana sebanyak 0,5 gram NaCl yang dilarutkan dalam 250 mL
aquades, yang kemudian ditambahkan 2 mL K2CrO4 2% sebagai indikator yang
selanjutnya dititrasi dengan larutan standar yaitu larutan AgNO3 sampai terdapat
endapan putih. Dari hasil titrasi dan perhitungan diketahui kadar Cl pada sampel
garam dapur sebesar 58,5 %.
Kata Kunci : Argentometri, Metode Mohr, Ion Ag+
BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Kimia Analitik merupakan salah satu cabang ilmu kimia yang

mempelajari tentang pemisahan dan pengukuran unsur atau senyawa

kimia. Dalam melakukan pemisahan atau pengukuran unsur atau

senyawa kimia, memerlukan atau menggunakan metode analisis kimia.

Kimia analitik mencakup kimia analisis kualitatif dan kimia

analisis kuantitatif. Analisi kualitatif menyatakan keberadaan suatu

unsur atau senyawa dalam sampel, sedangkan analisis kuantitatif

menyatakan jumlah suatu unsur atau senyawa dalam sampel.

Salah satu cara untuk menentukan kadar NaCl dalam garam

dapur adalah dengan volumetri (titrasi). Volumetri atau titrasi

merupakan cara penentuan kadar suatu zat dalam larutannya

berdasarkan pada pengukuran volumenya.

Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan

kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasarkan

pembentukan endapan dengan ion Ag+. Pada titrasi argentometri, zat

pemeriksaan yang telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan

standar garam perak nitrat (AgNO3). Dengan mengukur volume larutan

standar yang digunakan sehingga seluruh ion Ag+ dapat tepat

diendapkan kadar garam dalam larutan pemeriksaan dapat ditentukan.


Pada argentometri terdapat tiga metode yang dapat digunakan,

antara lain metode Mohr, metode Volhard, dan metode Fajans. Metode

Mohr adalah salah satu cara dalam argentometri yang merupakan

metode paling baik untuk menentukan kadar klorida dari suatu larutan.

Argentometri merupakan bagian dari prepitimetri, yakni titrasi-titrasi

yang menyangkut penggunaan larutan AgNO3 yang dapat

menimbulkan endapan.

Oleh karena itu, pada percobaan kita menggunakan metode

Mohr untuk mengetahui kadar NaCl dalam garam dapur.

II. TUJUAN PRAKTIKUM

Tujuan percobaan pada praktikum kali ini adalah untuk

menentukan kadar NaCl dalam garam dapur dan kadar Klorida dalam

air laut dengan cara Mohr.

III. PRINSIP PRAKTIKUM

Prinsip percobaan pada praktikum kali ini adalah dalam

penentuan kadar NaCl dalam garam dapur dan kadar klor dalam air laut

digunakan digunakan metode argentometri secara Mohr.

BAB II
TEORI PENDUKUNG

Mengukur volume larutan adalah jauh lebih cepat dibandingkan dengan

menimbang berat suatu zat dengan suatu metode gravimetri. Akurasinya sama

dengna metode gravimetri. Analisis volumetri juga dikenal dengan titrimetri,

dimana zat yang akan dianalisis dibiarkan bereaksi dengan zat lain yang

konsentrasinya diketahui dan dialirkan dari buret dalam bentuk larutan. Konsentrasi

larutan yang tidak diketahui (analit) kemudian dihitung. Syaratnya adalah reaksi

harus berlangsung secara cepat, reaksi berlangsung kuantitatif dan tidak ada reksi

samping. Selain itu juga reagen penitrasi yang diberikan berlebih, maka harus dapat

diketahui dengna suatu indikator.

Volume pada jumlah reagen yang ditambahkan tepat sama dengan yang

diperlukan untuk bereaksi sempurna oleh zat yang dianalisis disebut dengan titik

ekuivalen. Misalkan dalam titrasi AgNO3 dengan NaCl, titik ekuivalen tercapai bila

1 mol AgNO3 bereaksi dengan 1 mol NaCl sebagai berikut :

Ag+ + Cl- AgCl


Konsentrasi Ag+ , dan Cl- yang tidak terendapkan harus sama dengan titik

ekuivalen dan dari data hasil kalo kelarutan AgCl besar konsentrasi ini 1,2 x 10-5

molar pada 25oC. Sedangkan volume dimana perubahan indikator tampak oleh

pengamatan merupakan titik akhir (Khopkar,2010).

Argentonometri merupakan metode umum untuk menetapkan kadar

halogenida dan senyawa-senyawa lain yang membentuk endapan dengan perak

nitrat (AgNO3) pada suasana tertentu. metode argentometri disebut juga dengan

metode pengendapan karena pada argentomoetri memerlukan pembentukan


senyawa yang relative tidak larut atau endapan. metode argentometri yang lebih

luas lagi digunakan adalah metode titrasi kembali. Perak nitrat (AgNO3) berlebihan

ditambahkan kesampel yang mengandung ion klorida atau bromide. Sisa AgNO3

selanjutnya dititrasi kembali dengan ammonium tiosianat menggunakan indicator

besi (III) ammonium sulfat (Gandjar, I.G. 2012).

Penentuan kadar klorida dilakukan dengan beberapa metode diantaranya

adalah metode titrasi argentometri dan metode spektrofotometer. Penggunaan

metode titrasi argentometri merupakan metode yang klasik untuk analisis kadar

klhorida yang dilakukan dengan mempergunakan AgNO3 0,0136 N dan indikator

K2Cr2O4 5% kelebihan analisis khlorida dengan cara ini yaitu pelaksanaannya

mudah dan cepat, memiliki ketelitian dan keakuratan yang cukup tinggi dan dapat

digunakan untuk menentukan kadar yang memiliki sifat yang berbeda-beda,

sedangkan dengan menggunakan metode spektrofotmeter adalah metode yang

digunakan untuk mengukur jumlah atau konsentrasi suatu zat berdasarkan panjang

gelombangnya, kelebihan dari metode ini adalah pada alatnya telah dilengkapi

dengan sistem komputer sehingga mudah dioperasikan, sederhana dan memiliki

nilai yang akurat dalam hasil analisa (Utami, 2009)

Metode Mohr dapat pula diaplikasikan dalam titrrasi dari ion bromide

dengan perak dan juga ion sianida dalam larutan-larutan yang sedikit alkalin. Efek-

efek adsorpsi membuat titrasi dari ion-ion iodide dan tiosanat tidak memungkinkan.

Perak tidak dapat dititrasi secara langsung dengan klorida menggunakan indicator

kromat. Perak kromat mengendap, terlihat secara sekilas terurai kembali secara

lambat saat dekat dengan titik ekuivalen (Underwood. 2002).


Titrasi argentometri merupakan titrasi dengan menggunakan larutan perak

nitrat untuk menentukan kadar halogen.

NaX(aq) + AgNO3(aq) AgX(aq) + NaNO3(aq)

Penelitian ini menggunakan titrasi argentometri dengan metode Mohr yakni

mulamula Ag+ yang ditambahkan bereaksi membentuk endapan AgCl berwarna

putih. Apabila Cl- sudah habis bereaksi maka kelebihan Ag+ selanjutnya bereaksi

dengan CrO42- yang berasal dari indikator K2CrO4 yang ditambahkan dan

membentuk endapan Ag2CrO4 yang berwarna merah bata, berarti titik akhir titrasi

sudah tercapai (Antara. 2008).

BAB III
METODE PRAKTIKUM
I. ALAT DAN BAHAN

Alat

Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:

- Pipet Volume 25 ml 1 buah

- Erlenmeyer 250 ml 2 buah

- Labu Ukur 100 ml dan 250 ml masing-masing 1 buah

- Gelas Ukur 5 ml 2 ml

- Buret 1 buah

- Klem 1 buah

- Statif 1 buah

- Botol semprot 1 buah

Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai

berikut:

- AgNo3 0,1 N

- NH4CNS 0,1 N

- Fe(III) ammonium sulfat

- K2CrO4 2%

- Aquades

II. PROSEDUR KERJA

a. Standarisasi larutan AgNO3


0,05 N AgNO3

ditimbang 0,00849
gram

dimasukkan ke dalam gelas kimia dan


dilarutkan dengan sedikit aquades sampai
larut.

dimasukkan ke dalam
labu ukur 100 ml

dilarutkan dengan aquades


sampai tanda batas

Diencerkan

Larutan standar
AgNO3

b. Penentuan kadar NaCl dalam garam dapur

0,5 gram NaCl


dimasukkan ke dalam
labu ukur 250 ml

dilarutkan dengan
aquades sampai tanda
batas

diencerkan

dimasukkan ke dalam
Erlenmeyer 250 ml

ditambahkan 1 ml K2CrO4
2% sebagai indicator

dititrasi dengan AgNO3


0,05 N hingga terbentuk
endapan putih

Endapan putih
Ag

BAB IV
HASIL PENGAMATAN
I. REAKSI LENGKAP

Pada percobaan penentuan kadar sample garam dapur ini,

sampel garam dapur dilarutkan dalam aquades sebelum dititrasi dengan

perak nitrat.

NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3

Pada titrasi penentuan kadar Cl ini digunakan K2CrO4 sebagai

indikator. Titik akhir titrasi ditandai dengan timbulnya endapan putih.

Ag+(aq) + Cl-(aq) AgCl (endapan putih)

II. PERHITUNGAN

Berat padatan AgNO3 : 0.0849 gr (Mr : 169.87)

BE AgNO3 : 169,87

Volume Larutan : 100 mL

Konsentrasi AgNO3 : 0.05 N

Berat NaCl : 0.5 gr (Mr = 58.44)

BE NaCl : 58.5

Volume Larutan : 250 mL

Konsentrasi NaCl : 0.02 N

fp . NAgNO3 . BE NaCl
% NaCl = 100%
Berat Sampel
125
. 0.05 .20 . 58.5
25
= 100%
500
= 58,5 %

Kadar NaCl dalam garam dapur adalah 58,5 %


III. PEMBAHASAN
Argentometri merupakan metode umum untuk menetapkan

kadar halogenida dan senyawa-senyawa lain yang membentuk endapan

dengan perak nitrat (AgNO3) pada suasana tertentu. Metode ini disebut

juga metode pengendapan karena pada argentometri memerlukan

pembentukan senyawa yang relatif tidak larut atau endapan. Reaksi

yang mendasari titrasi argentometri yaitu :

Ag + Cl- AgCl (s)

Percobaan dilakukan dengan metode Mohr, karena metode

Mohr merupakan metode terbaik dalam percobaan argentometri. Dalam

keadaan yang tidak terlalu asam dan tidak terlalu basa, hasil dari

pengukuran kadar menggunakan kalium kromat adalah cara yang paling

efektif dan akurat. Metode Mohr dapat digunakan untuk menetapkan

kadar klorida dalam suasana netral dengan larutan standar AgNO3 dan

penambahan K2CrO4 sebagai indikator.

Pada percobaan ini digunakan AgNO3 sebanyak 0,00849 gram

yang diencerkan hingga volumenya 100 mL, larutan ini digunakan

sebagai larutan standar AgNO3, dari standarisasi yang dilakukan

konsentrasi AgNO3 yaitu 0,05 N. Setelah pembuatan larutan standar

AgNO3, maka perlakuan selanjutnya adalah menentukan kadar NaCl

dalam garam dapur dengan cara mengencerkan 0,5 gram garam dapur

dalam 250 mL aquades. Setelah itu larutan garam tersebut dipipet

sebanyak 25 mL dan dimasukkan dalam labu erlenmeyer 250 mL dan

ditambahkan K2CrO4 2% sebagai indikator, kemudian dititrasi dengan


menggunakan larutan standar yaitu larutan AgNO3 sampai terbentuk

endapan putih.

Dari hasil titrasi dan perhitungan diketahui kadar Cl pada

sampel garam dapur sebesar 58,5 %.

Metode yang digunakan pada peercobaan ini ialah metode

Mohr. Toeri Mohr mengatakan bahwa larutan yang dititrasi dengan

AgNO3 dan indikator kalium kromat setelah tercapai titik akhir titrasi

akan membentuk endapan berwarna merah bata, Ag+ dari AgNO3

dengan Cl- akan bereaksi membentuk endapan AgCl yang berwarna

putih. Setelah ion Cl- telah bereaksi semua, maka ion Ag+ akan bereaksi

dengan ion CrO42- dari K2CrO4 (indikator) yang ditandai dengan

perubahan warna, dari kuning menjadi merah bata. Saat itulah yaitu saat

AgNO3 tepat habis bereaksi dengan Cl. Keadaan tersebut dinamakan

titik ekuivalen dimana jumlah mol grek AgNO3 sama dengan jumlah

mol grek pada ketiga larutan. Tetapi pada percobaan kali ini ion Ag+ yg

seharusnya bereaksi dengan ion CrO42- dari K2CrO4 (indikator) sama

sekali tidak terjadi perubahan warna dari kuning menjadi merah bata ini

disebabkan karena pada saat titrasi larutan tersebut kekurangan Ag+,

apabila larutan tersebut kelebihan ion Ag+, maka akan terbentuk warna

merah bata pada larutan setelah dititrasi, maka larutan tersebut akan

mencapai titik akhir titrasi. Pada titik akhir titrasi, ion Ag yang berlebih

diendapkan sebagai Ag2CrO4 yang berwarna merah bata. Larutan harus

bersifat netral atau sedikit basa, tetapi tidak boleh terlalu basa sebab
Ag akan diendapkan sebagai Ag(OH)2. Jika larutan terlalu asam, maka

titik akhir titrasi tidak terlihat sebab konsentrasi CrO43+ berkurang,

yaitu dengan terjadinya reaksi H+ + CrO42- HcrO42-. Inilah salah satu

sebab yang menyebabkan larutan tidak mencapai titik akhir titrasi. Pada

kondisi yang cocok, metode Mohr cukup akurat dan dapat digunakan

pada konsentrasi klorida yang rendah, tetapi pada percobaan kali ini

tidak dilakukan penentuan kadar klorida dalam air laut.


BAB V
PENUTUP

I. KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa kadar NaCl dalam garam dapur ialah sebesar 58,5% yang

didapatkan melakukan titrasi menggunakan AgNO3 dan Kalium Kromat

sebagai indikator menggunakan metode Mohr yang merupakan metode

terbaik dalam percobaan argentometri.

II. SARAN

Saran yang dapat diajukan pada praktikum kali ini adalah

agar percobaan untuk menguji kadar NaCl dilakukan lagi untuk

mendapat hasil yang sesuai dengan teori dan menggunakan bahan yang

sesuai dengan prosedur kerja agar hasilnya lebih akurat.


DAFTAR PUSTAKA

Agung, Titis Utami. 2009. Karya Tulis Ilmiah. Analisis Kadar Khlorida pada Air
dan Air Limbah dengan Metode Argentometri. Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Unbiversitas Sumatera Utara. Medan:
Departemen Pendidikan

Antara I K.G, Budiarsa, Bawa Putra.2008. Kajian Kapasitas dan Efektivitas resin
Penukaran Anion untuk Mengikat Klor dan Aplikasinya dalam Air.
Laboratorium Penelitian Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana :
Bukit Jimbaran
Gandjar, Rohma n, Abdul. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Khopkar, S.M. penerjemah Saptorahardjo,A. 2008.Konsep Dasar Kimia Analitik.
Depok ;Universitas Indonesia
Underwood, A.L. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif edisi ke 6. Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai