Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Nilai Final Mata Kuliah Biokimia II
OLEH
KELAS : A (GANIL)
KENDARI
2018
2
KATA PENGANTAR
yang telah memberikan rahmat dan anugerah-Nya. Terima kasih untuk orang tua
dan saudara-saudara semua yang selalu memberikan doa dan semangat. Terima
kasih untuk dosen penanggung jawab mata kuliah Organik Lanjut yang telah
subtitusi elektrofil pada cincin aromatik (pada tahap reaksi asilasi) ini dapat
terselesaikan dengan lancar tanpa hambatan. Ucapan terima kasih terkhusus untuk
perkuliahan .
Pembuatan makalah ini merupakan salah satu syarat untuk mengikuti ujian
mata kuliah organik lanjut merupakan syarat kelulusan mata kuliah ini. Tak ada
gading tak retak, begitu pula dengan Makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Penyusun juga mengharap kritik dan saran dari semua pihak dalam pembuatan
makalah ini, agar dalam pembuatan makalah berikutnya lebih terarah lagi.
Semoga laporan lengkap ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan dengan sebaik
mungkin sehingga akan menghasilkan hasil yang bermanfaat dan sesuai dengan
Penyusun
3
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL......................................................................................................i
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
Reaksi kimia adalah suatu perubahan dari suatu senyawa atau molekul
menjadi senyawa lain atau molekul lain. Reaksi yang terjadi pada senyawa
anorganik biasanya merupakan reaksi antar ion, sedangkan reaksi pada senyawa
organic biasanya dalam bentuk molekul.
Struktur organic ditandai dengan adanya ikatan kovalen antara atom-atom
molekulnya. Oleh karena itu, reaksi kimia pada senyawa organic ditandai dengan
adanya pemutusan ikatan kovalen dan pembentukan ikatan kovalen yang baru.
Salah satu reaksi yang terjadi pada senyawa organic adalah reaksi substitusi.
Dalam hal ini reaksi substitusi yang akan dibahas adalah reaksi substitusi aromatic
elektrofilik, misalnya benzene.
Telah diketahui bahwa benzene merupakan senyawa yang kaya akan
electron, sehingga sifat yang menonjol dari benzene adalah mudah melakukan
reaksi substitusi elektrofilik. Reaksi dapat berlangsung jika reagen elektrofil E+
(seka electron) menyerang cincin aromatis dengan mengganti salah satu atom
hydrogen. Beberapa reaksi substitusi yang sering dijumpai pada cincin benzene
adalah halogenasi, nitrasi, sulfonasi, alkilasi Friedel-Crafts, dan asilasi Friedel-
Crafts.
I.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian reaksi substitusi
elektrofilik.
2. Untuk mengetahui dan memahami mekanisme reaksi substitusi
aromatic elektrofilik.
I.3 Manfaat
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian reaksi substitusi
elektrofilik.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Atom karbon ujung suatu alkil halida mempunyai muatan positif parsial.
Karbon ini bisa rentan terhadap (susceptible; mudah diserang oleh) serangan oleh
anion dan spesi lain apa saja yang mempunyai sepasang elektron menyendiri
(unshared) dalam kulit luarnya.
Dihasilkan reaksi subtitusi –suatu reaksi dalam mana satu atom, ion atau
gugus disubstitusikan untuk (menggantikan) atom, atau gugus lain.
Dalam suatu reaksi substitusi alkil halida, halida itu disebut gugus pergi
(leaving group) suatu istilah yang berarti gugus apa saja yang dapat digeser dari
ikatannya dengan suatu atom karbon. Ion Halida merupakan gugus peri yang baik,
karena ion-ion ini merupakan basa yang sangat lemah. Basa kuat seperti misalnya
OH-, bukan gugus pergi yang baik.
Spesi (spesies) yang menyerang suatu alkil halida dalam suatu reaksi
substitusi disebut nukleofil (nucleophile, “pecinta nukleus”), sering dilambangkan
dengan Nu-. Dalam persamaan reaksi diatas, OH- dan CH 3O-, adalah nukleofil.
Umumnya, sebuah nukleofil ialah spesi apa saja yang tertarik ke suatu pusat
positif ; jadi sebuah nukleofil adalah suatu basa Lewis. Kebanyakan nukleofil
adalah anion, namun beberapa molekul polar yang netral, seperti H2O, CH3OH
dan CH3NH2 dapat juga bertindak sebagai nukleofil. Molekul netral ini memiliki
pasangan elektron menyendiri, yang dapat digunakan untuk membentuk ikatan
sigma.
7
yang bermuatan positif yang disebut dengan ion benzenonium. Pada langkah
kedua terjadi proses lepasnya gugus pergi dari ion benzenonium membentuk
produk.
spesies penyerang berupa ion positif (misalnya E+) , maka serangan pada senyawa
Tahap – 1:
H H
H
H E E + E
lambat
+ E+ + +
Pada tahap ini elektrofil mengambil dua elektron dari 6 elektron pada
inti benzena dan membentuk ikatan dengan salah satu atom karbon cincin
benzena. Pembentukan ikatan ini akan merombak sistem aromatik yang ada
karena pada pembentukan ion benzenonium atom karbon yang membentuk ikatan
10
dengan elektrofil berubah dari hibridisasi sp2 menjadi sp3 dan tidak lagi memiliki
orbital p.
Struktur (1), (2) dan (3) adalah struktur resonansi penyumbang pada
(1) sampai dengan (3) seringkali digambarkan dengan struktur (4) sebagai berikut.
+ E
(4)
Ion arenium seringkali disebut juga dengan nama kompleks Wheland atau
kompleks (sigma).
Tahap – 2:
H
E
+ E cepat
+ H+
Pada tahap-2 ion benzenonium melepaskan proton dari atom karbon yang
Langkah dalam tahap 2 tersebut lebih cepat daripada tahap 1, karena itu
langkah penentu laju reaksinya adalah tahap 1 dan reaksinya merupakan reaksi
orde kedua.
substituen yang telah ada tersebut akan berpengaruh pada laju reaksi dan arah
serangan. Berlangsungnya proses substitusi tersebut dapat lebih cepat atau lebih
lambat daripada benzena. Sedangkan gugus baru mungkin diarahkan pada posisi
pengarah meta semuanya termasuk dalam kelompok pendeaktif. Jika suatu gugus
dikatakan sebagai pengaruh orto-para tidak mutlak diartikan bahwa gugus yang
baru seluruhnya diarahkan keposisi orto dan para. Contohnya reaksi nitrasi pada
toluena menghasilkan isomer orto = 59%, para = 37% dan meta = 4%.
Pada Tabel 5.2 dapat dilihat tentang gugus-gugus yang berperan dalam
.. .. ..
– NH2, – NHR, – NR2
– C≡ N , – SO3H, – CO2H,
.. ..
– OH, – O:- – CO2R, –CHO, –COR,
.. ..
Pengaktif sedang
Pendeaktif kuat
.. .. .. +
..
– NO2, – NR3, – CF3, – CCl3
– NHHCOCH3, – NHCOR, – OCH3, –
OR
..
..
Pengaktif lemah
Pendeaktif lemah
.. .. .. ..
– F: , – Cl: , – Br: , – I:
Asilasi Friedel-Crafts
(R-C=O) kedalam suatu senyawa. Dua buah gugus asil yang lazim dikenal adalah
O
O
CH3 C
C
gugus asetil
(etanoil) gugus benzoil
untuk memasukkan gugus asil ke dalam inti aromatik. Reaksi asilasi sering
diperlukan asam Lewis (misalnya AlCl3). Hasil reaksi asilasi Friedel-Crafts adalah
O
O
AlCl3 C + HCl
+ CH3 C CH3
Cl 80oC
Asetofenon
Asetil klorida
(metil fenil keton)
Contoh:
O
CH3 C O O
+ CH O AlCl3 C + CH3 C
3 C CH3 OH
O 80oC
Anhidrida asam asetat
O
H3C
_
R C Cl + AlCl3 +
CH Cl AlCl3
H3C
14
Tahap 1
O
_ _
+ + +
Tahap 2 R C Cl AlCl3 R C=O + AlCl4
R C=O
ion asilium
Tahap 3
R H
lambat C R
+ C
+ O
O+
Tahap 4
_
H
AlCl4 C R
C R
+ HCl + AlCl3
+ O
O
Tahap 5 AlCl3 C R
C R
_
O AlCl3
O +
15
membentuk kompleks dengan keton (suatu basa Lewis), tetapi jika kompleks
tersebut direaksikan dengan air akan diperoleh keton semula menurut persamaan
reaksi berikut:
C R C R
Tahap 6
+ 3 H2O + Al(OH)3 + 3HCl
_
O AlCl3 O
+
R R
\ .. _ \
C = O: AlCl3 + 3 H2O C=O: + Al(OH)3 + 3 HCl
/ /
C6H5 C6H5
karena gugus asil bersifat menarik elektron, sehingga mendeaktifkan inti benzena
dijumpai peristiwa penataan ulang karena ion asilium sangat stabil (terstabilkan
oleh resonansi). Oleh karena itu reaksi asilasi Friedel-Crafts merupakan metode
yang lebih baik untuk pembuatan alkil benzena tak bercabang daripada reaksi
O
O
AlCl3 C + HCl
+ CH3 CH2 C CH2CH3
Cl 80oC
etil fenil keton
Inti benzena yang mengikat gugus pengaktif akan bereaksi lebih cepat
pendeaktif akan bereaksi lebih lambat. Reaksi yang melewati keadaan transisi
lebih stabil (Ea lebih rendah) berlangsung lebih cepat daripada reaksi yang
melewati keadaan transisi yang kurang stabil (Ea lebih tinggi). Langkah penentu
laju reaksi pada sebagian besar reaksi subtitusi elektrofilik pada benzena yang
S S
S +
+
+ E+
+
E H
E H
keadaan transisi ion
benzenonium
Dengan cara penulisan tersebut diatas berarti bahwa S dapat berposisi orto,
meta atau para terhadap elektrofil E. Laju reaksi yang diakibatkan oleh adanya S
elektron maka reaksi berlangsung lebih cepat daripada benzena. Sebaliknya jika S
S S S
+ +
Reaksi
lebih
+ E+ cepat
+
E H E H
S S S
+ +
Reaksi lebih
+ E+ lambat
18
+
E H E H
transisi.
pendorong elektron dalam reaksi substitusi senyawa aromatik yaitu: efek induksi
dan resonansi. Efek induksi adalah efek yang diakibatkan oleh perbedaan
keelektronegatifan antara dua atom atau gugus. Contohnya, atom halogen lebih
menarik elektron. Disamping itu terdapat gugus-gugus lain yang memberikan efek
induksi karena adanya muatan positif atau parsial positif pada atom yang terikat
+ -
S (S = F, Cl, Br)
19
-
X O O-
+ ↑+ - ∕∕ │
↓ | ║
X- O- O
O O-
║ │
Efek menarik atau mendorong elektron dari suatu gugus melalui ikatan
inti benzena kearah subtituen tersebut. Akibatnya, inti benzena menjadi tuna
digambarkan sbb:
_ _ _
O O O
O
+
N+ N+ N+
N
+ +
O _ O _ O _
O _
Nitrobenzena
_ _ _
O O O
O
+
C C
C C
+ +
H H
H H
20
Benzaldehida
inti benzena. Akibatnya kerapatan elektron pada inti benzena bertambah besar.
_
R R R
+ +
+ O
O R O O
_
_
+ +
+ NR2
NR2 NR2 NR2
_
_
positif pada atom yang terikat langsung dengan inti benzena. Contohnaya adalah
–CF3, dimana atom C pada guigus tersebut bermuatan parsial positif karena
Gugus –CF3 merupakan gugus pendeaktif kuat dan pengarah meta dalam
mengarahkan pada pembentuka ion arenium yang sanagat tidak stabil. Gugus
21
+
CF3 +
CF3 +
CF3
+ +
+
+ E
+
E H E H
arenium yang terbentuk oleh serangan elektrofil pada posisi orto, meta dan para
dari trifluorometilbenzena.
Serangan meta:
+ E+ +
+
E H E H E
H
Serangan para:
22
sangat tidak
stabil
serangan orto dan para terlihat bahwa salah satu struktur penyumbangnya
sangat tiadak stabil, karena muatan positif berada pada atom karbon inti yang
mengikat gugus penarik elektron. Hal serupa tidak dijumpai pada serangan
meta. Dengan demikian dapat disimpulkan bahawa ion arenium yang dibentuk
oleh serangan meta paling stabil yang berarti bahawa serangan meta melalui
keadaan transisi yang lebih stabil pula. Hasil eksperimen menunjukkan bahawa
CF3
CF3
H2SO4
+ HNO3
NO2
Trifluorometilbenzena (~ 100%)
NH2 OH Cl NHCOCH3
disebabkan oleh efek resonansi. Seperti halnya pada efek pengarahan, efek ini
Contoh efek resonansi adalah efek gugus amino (-NH 2) dalam reaksi
gugus pengaktif kuat, tetapi juga gugus pengarah orto-para yang kuat. Efek
tersebut dapat ditunjukkan pada reaksi antara anilina dengan larutan brom pada
temperatur kamar dan tanpa katalis, yang mengahsilkan produk dimana semua
posisi orto dan para tersubtitusi yaitu 2,4,6-tribomoanilina. Efek induksi gugus
pendorong elektron. Efek ini dapat kita pahami dengan menuliskan struktur-
struktur resonansi ion arenium yang terbentuk oleh serangan elektrofil pada
Serangan orto:
lebih stabil
Serangan meta:
+ +
+ E+ E E
E
+
H H H
Serangan Para:
orto dan para, sedangkan dari serangan meta hanya tiga struktur resonansi. Hal
ini menunjukkan bahwa ion benzenonium hasil serangan orto dan para lebih
penyumbang hibrida ion benzenonium hasil serangan orto dan para. Diantara
terbentuk dari pasangan elektron bebas pada nitrogen dengan atom karbon inti.
Struktur ini sangat stabil karena semua atom (kecuali atom H) memiliki elektron
berarti bahwa ion benzenonium yang terbentuk dari serangan orto dan para
lebih stabil daripada serangan meta. Akibatnya elektrofil bereaksi dengan cepat
klor sangat elektronegatif maka diperkirakan terjadi penarikan elektron pada inti
benzena dan karena itu mendeaktifkan inti benzena dalam reaksi subtitusi
elektrofilik.
Cl
benzenonium yang terbentuk pada serangan orto dan para. Klor memberikan
pengaruh seperti yang terjadi pada gugus amino dan hidroksi, dengan cara
dan para.
26
Serangan orto:
Cl Cl Cl Cl
+ Cl
H H
+ H H
+ E+ E
+ E E E
+
lebih stabil
Serangan meta:
Cl Cl Cl Cl
+ +
+ E+ E E
E
+
H H H
Serangan Para:
Cl Cl Cl
+ Cl Cl
+
+ E+
+ +
E H H E H E E H
lebih stabil
kelompok gugus pengarah orto-para, oleh karena itu mengaktifkan inti benzena
R R R
+ +
27
+ E+
+
E H E H
yang terstabilkan
benzena lebih rendah daripada benzena sehingga reaksi pada alkil benzena
Jika serangan orto-meta dan para lewat reaksi substitusi elektrofilik pada
sebagai berikut:
Serangan orto :
lebih stabil
Serangan meta :
+ +
+ E+ E E
E
+
H H H
28
Serangan para :
+
+ E+
+ +
E H H E H E
lebih stabil
Pada serangan orto dan para terdapat satu struktur resonansi dimana
gugus metil terikat langsung pada atom yang bermuatan positif, dan bersifat
lebih stabil karena pengaruh stabilisasi gugus metil (gugus pendorong elektron)
benzenonium yang terbentuk oleh serangan orto dan para, sedangkan pada
serangan meta, tidak demikian. Ion benzenonium yang terbentuk oleh serangan
orto dan para lebih stabil, maka keadaan transisi yang mengarahkan
1. Pembuatan anilin
4. Pembuatan piroksilin
1. Toluena
Toluena digunakan sebagai pelarut dan sebagai bahan dasar
untuk membuat TNT (trinitotoluena), senyawa yang digunakan
sebagai bahan peledak (dinamit).
2. Stirena
Stirena digunakan sebagai bahan dasar pembuatan polimer
sintetik polistirena melalui proses polimerisasi. Polistirena banyak
digunakan untuk membuat insolator listrik, boneka, sol sepatu
serta piring dan cangkir.
3. Anilina
Anilina merupakan bahan dasar untuk pembuatan zat-zat warna
diazo. Anilina dapat diubah menjadi garam diazonium dengan
bantuan asam nitrit dan asam klorida. Garam diazonium
selanjutnya diubah menjadi berbagai macam zat warna. Salah satu
contohnya adalah Red No.2
Red No.2 dulunya digunakan seabagai pewarna minuman, tetapi
ternyata bersifat sebagai mutagen. Oleh karena itu, sekarang Red
No.2 digunakan sebagai pewarna wol dan sutera.
4. Benzaldehida
Benzaldehida digunakan sebagai zat pengawet serta bahan baku
pembuatan parfum karena memiliki bau yang khas. Benzaldehida
dapat berkondensasi dengan asetaldehida (etanal), untuk
menghasilkan sinamaldehida (minyak kayu manis).
5. Fenol
Dalam kehidupan sehari-hari fenol dikenal sebagai karbol atau
lisol yang berfungsi sebagai zat disenfektan.
6. Asam Benzoat dan Turunannya
Terdapat beberapa turunan dari asam benzoat yang tanpa kita
sadari sering kita gunakan, diantaranya adalah:
• Asam asetil salisilat atau lebih dikenal dengan sebutan aspirin
atau asetosal yang biasa digunakan sebagai obat penghilang rasa
sakit (analgesik) dan penurun panas (antipiretik). Oleh karena itu
aspirin juga digunakan sebagai obat sakit kepala, sakit gigi,
demam dan sakit jantung. Penggunaan dalam jangka panjang
dapat menyebabkan iritasi lapisan mukosa pada lambung
sehingga menimbulkan sakit maag, gangguan ginjal, alergi, dan
asma.
• Natrium benzoat yang biasa ggunakan sebagai pengawet
makanan dalam kaleng.
• Metil salisilat adalah komponen utama obat gosok atau minyak
angin.
• Asam tereftalat merupakan bahan serat sintetik polyester.
• Parasetamol (asetaminofen) memiliki fungsi yang sama dengan
aspirin tetapi lebih aman bagi lambung. Hampir semua obat yang
beredar dipasaran menggunakan zat aktif parasetamol.
30
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Benzene adalah salah satu senyawa yang mudah melakukan reaksi
substitusi elektrofilik.
31
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka
Allinger, N. L. et. al, 1976., Organic Chemistry, 2nd edition, Worth Printing, Inc.,
New York
Eliel, E. I., 1981., Stereochemistry of Carbon Compounds, Tata Mc Graw-Hill
Publishing Company Ltd., New Delhi
33
Morrison & Boyd, 1970., Organic Chemistry, 2nd. Ed., Worth Publishers, Inc.
Solomons, T. W., 1982., Fundamentals of Organic Chemistry., John Willey & Sons.
Inc., Canada.