OLEH:
ANAJAR ESTI WIGARTI (A1L1 15 008)
LA SUROTO (A1L1 15 020)
OLMA SANTIANI (A1L1 15 034)
UMMI KALSUM (A1L1 15 047)
MUSFIRA ANNUR (A1L1 15 063)
ZULHIJAH (A1L1 15 084)
OVIN SANDRA (A1L1 15 097)
LEMBAR KERJA MAHASISWA
IKATAN KIMIA (Senyawa Ion dan Senyawa Kovalen)
A. Indikator
senyawa kovalen melalui pengamatan terhadap titik didih, titik leleh, dan aroma
senyawa kimia.
B. Tujuan
1. Menggunakan peralatan dan bahan kimia praktikum iakatan kimia,
kovalen melalui perubahan titik didih, titik leleh, dan aroma NaCl dan
H2O
sifat senyawa ion dan senyawa kovalen melalui perubahan titik didih, titik
terhadap titik didih, titik leleh, dan aroma pada NaCl dan H2O?
E. Kajian Teori
Ikatan kimia dapat dibagi menjadi ikatan ion dan ikatan kovalen. Ikatan
kimia itu sendiri adalah daya tarik menarik antar atom yang menyebabkan suatu
senyawa kimia dapat bersatu. Kekuatan daya tarik menarik ini menentukan sifat
kimia dari suatu zat. Daya tarik menarik diantara ion – ion yang bermuatan
ikatan satu sama lain dengan cara serah-terima elektron valensi membentuk ikatan
ion. Teori ikatan ion yang dapat dipakai sampai sekarang adalah teori dari Kossel.
Menurut Kossel, ion-oin akan stabil jika memiliki konfigurasi elektron yang
menarik inilah yang disebut ikatan ion. Atom-atom yang menyerahkan elektron
anion.
Penulisan seperti itu dikenal dengan rumus titik elektron (Setiabudi, 2009).
Perhatikan proses pembentukan senyawa natrium klorida (NaCl) yang
terbentuk dari atom natrium (Na) dan atom klorin (Cl) berikut.
Na 2 8 1 Na+ 2 8
Cl 2 8 7 Cl- 2 8 8
elektron dan proton yang sama banyak. Atom Na memiliki 11 proton dan 11
Keadaan ini, atom Na dan Cl tidak stabil. Berdasarkan kaidah oktet, untuk
Cl membutuhkan 1 elektron.
daripada jumlah elektron. Adapun atom Cl akan bermuatan negatif karena jumlah
proton lebih sedikit daripada jumlah elektron. Dengan demikian, atom Na dan Cl
dari Na.
Karena berbeda muatan, ion Na+ dan ion Cl- akan saling tarik menarik.
menerus. Ikatan kimia yang terbentuk dengan cara serah terima elektron, seperti
(Rahayu, 2002).
Sifat-sifat senyawa ion antara lain:
1. Titik didih
Daya tarik menarik antar ion positif dan ion negatif dalam senyawa
ion cukup besar, dan satu ion berikatan dengan beberapa ion yang
2. Kelarutan
sebaliknya.
3. Hantaran listrik
padatan dan menyebabkan ion positif dan ion negatif terikat kuat.
elektron secara bersama-sama oleh dua atom. Sifat Senyawa Kovalen antara lain:
4. Mudah terbakar
senyawa ion. Ikatan kovalen terbentuk diantara dua atom yang sama-sama ingin
dinyatakan oleh rumus bangun atau rumus struktur. Rumus struktur diperoleh dari
rumus Lewis dengan mengganti setiap pasangan elektron ikatan dengan sepotong
garis. Misalnya, rumus bangun H2 adalah H-H. Didalam ikatan kovalen terdapat
bersama sepasang elektron (setiap atom memberikan saham satu elektron untuk
H : 1 (memerlukan 1 elektron)
Cl : 2 8 7 (memerlukan 1 elektron)
berpasangan dengan 1 atom Cl. Adapun lambang lewis ikatan H dan Cl dalam
Ikatan kovalen rangkap dua terbentuk dari dua elektron valensi yang
disahamkan oleh setiap atom, misalnya pada molekul O2. Oksigen mempunyai
berikut.
(Utami, 2009).
Ikatan kovalen rangkap tiga terbentuk dari tiga elektron valensi yang
disahamkan oleh setiap atom, misalnya dalam molekul N2. Nitrogen mempunyai
lima elektron valensi, jadi harus memasangkan tiga elektron untuk mencapai
konfigurasi atom 7N : 1s2 2s2 2p3. Untuk mencapai konfigurasi oktet diperlukan
elektron tambahan. Ketiga elektron ini diperoleh dengan cara gabungan tiga
valensi untuk mencapai konfigurasi elektron serupa gas mulia (oktet atau duplet).
Jika pasangan elektron yang dipakai berikatan kovalen berasal hanya dari salah
satu atom. Ikatan seperti ini dinamakan ikatan kovaelen koordinasi (Sunarya,
2010).
yang dipakai bersama hanya disumbangkan oleh satu atom, sedangkan atom yang
satu lagi tidak menyumbangkan elektron. Ikatan kovalen koordinasi hanya akan
dapat terjadi jika salah satu atom mempunyai pasangan elektron bebas. Salah satu
contohnya yaitu, ion amonium (NH4+). Ion ini dibentuk dari amonia (NH3) dan
ion hidrogen melalui ikatan kovalen koordinasi, seperti yang ditunjukan berikut
ini.
Ion amonium, sepasang elektron yang digunakan bersama antara atom
nitrogen dan ion H+ berasal dari atom nitrogen. Jadi, dalam ion amonium terdapat
F. Prosedur
a. Variabel dan defenisi operasional
1. Variabel manipulasi : Jenis senyawa dan waktu
menit ).
3. Variabel Respon : Titik didih, titik leleh, aroma senyawa, dan perubahan
warna.
b. Langkah percobaan
c. Tabel dan Grafik
No
Senyawa Sebelum Praktikum Sesudah Praktikum
.
Berupa Mengkristal
Larutan Warna putih
Larutan
Tidak keruh
1. Natrium
Klorida (NaCl)
berwarna Terdapat warna
Tidak ada titik coklat ditengah
didih
Tidak Muncul
berwarna gelembung
2. H2O Tidak ada titik Terdapat uap
didih Habis
Berupa larutan
Keterangan :
─ : Tidak Ada
+ : Mulai muncul (sangat sedikit)
++ : Sedikit
+++ : Banyak
++++ : Sangat banyak
Coklat ─ : Tidak Berwarna
Coklat + : Coklat Muda
Coklat ++ : Coklat Sebagian
Coklat +++ : Coklat Pekat
Putih + : Putih bening
Putih ++ : Putih Susu
Putih +++ : Putih Keruh
Menyengat + : Sedikit Menyengat
Menyengat ++ : Menyengat
Menyengat +++ : Sangat Menyengat
d. Pembahasan
Pada uji data pertama diketahui bahwa Larutan Natrium Klorida atau yang
biasa dikenal dengan NaCl merupakan zat padat yang memiliki titik didih yang
relatif tinggi, bila dibandingkan dengan H2O. Semakin lama titik didih dari larutan
NaCl akan semakin tinggi dan akhirnya kembali ke bentuk awal yaitu
mengkristal, sedangkan pada H2O semakin lama titik didih nya akan semakin
tinggi, namun akhirnya akan mencapai batas titik didih dan lama-kelamaan H2O
akan habis.
Pada larutan NaCl pada awalnya larutan tidak bewarna dan berupa zat
terlarut, namun pada menit ke-20 NaCl berubah menjadi padatan (mengkristal)
warnanya pun berubah menjadi putih keruh dan terdapat warna coklat
ditengahnya, sedangkan pada H2O awalnya larutan tidak bewarna dan merupakan
zat terlarut pada beberapa menit kemudian akan muncul banyak gelembung, akan
tetapi semakin lama H2O akan semakin habis dan pada menit ke-20 H2O sudah
tidak bersisa. Larutan NaCl pada awalnya tidak memiliki aroma akan tetapi pada
menit-menit selanjutnya seperti pada menit ke-14, larutan NaCl akan memiliki
bau sedikit menyengat hingga pada akhirnya di menit ke -20 bau akan semakin
menyengat, sedangkan pada H2O tidak memiliki aroma dari awal hingga akhir.
Hal ini menandakan bahwa NaCl memiliki titik didih lebih tinggi dari H2O,
sehingga dapat disimpulkan bahwa NaCl adalah senyawa ion dan H2O adalah
senyawa kovalen.
Pada uji kedua terkait dengan pengujian titik didih, warna dan aroma yang
larutan NaCl baik pada pengujian titik didih, warna dan aroma mulai dari varians
waktu 2-8 menunjikan adanya perubahan yang sangat baik atau semakin tinggi.
Larutan NaCl di menit terakhir memiliki aroma yang menyengat dan terjadi
perubahan warna Hal ini menandakan bahwa NaCl merupakan senyawa ion yakni
sesuai dengan teori yang ada bahwasanya titik didih dari senyawa ion itu adalah
besar. Sedangkan pada H2O dari data didapatkan bahwa pada pengujian terhadap
titik didih, warna dan aroma dari berbagai varians waktu yaitu pada menit ke 2, 4,
H2O tidak memiliki aroma dan tidak terjadi perubahan warna. Hal ini menandakan
e. Kesimpulan
Larutan NaCl memiliki titik didih lebih tinggi dari H2O, larutan NaCl di
H2O di menit terakhir habis tidak bersisa. Larutan NaCl di menit terakhir memiliki
bahwa larutan NaCl adalah senyawa ion dan H2O adalah senyawa kovalen.
Daftar Pustaka