Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS BAHAN ANORGANIK

Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
1. FARIHANUN KUSNIA (11)
2. ITA ANIS TIANA (14)
3. SILVIA RATNA ANGGRAENI (30)
4. YOGI SUGIHARTO NUGROHO (34)

XIII KIMIA ANALISIS 2

SMK NEGERI 1 PASURUAN


Jalan Veteran, Bugul lor, Panggungrejo, Kota Pasuruan, Jawa Timur
kode pos 67122
No.telp (0343) 42138

TAHUN PELAJARAN 2022/2023


I. Judul : Penetapan Cl- secara titrimetri

II. Tanggal Percobaan : 10 Januari 2023

III. Rumusan Masalah :


1. Bagaimana cara analisa penetapan Cl- secara titrimetri ?
2. Bagaimana cara mengetahui kadar Cl- dalam sampel pemutih porklin ?

IV. Hipotesis Percobaan:


Penetapan Cl- secara titrimetri pada sampel pemutih porklin terdapat
kandungan NaCl sebesar
V. Tujuan :
Tujuan dari praktikum ini yaitu
1. Siswa dapat memahami metode titrimetri secara argentometri
2. Siswa dapat melakukan titrasi secara argentometri
3. Siswa dapat melakukan analisis kadar klorida dalam sampel secara titrimetri
argentometri
4. Siswa dapat mengetahui kandungan kadar klorida dalam sampel pemutih proklin

VI. Prinsip :
AgNO3 akan bereaksi dengan NaCl membentuk endapan AgCl yang berwarna putih.
Bila semua Cl- sudah habis bereaksi dengan Ag+ dari AgNO3, maka kelebihan sedikit Ag+
akan bereaksi dengan CrO42- dari indikator K2CrO4 yang ditambahkan, ini berarti titik akhir
titrasi telah dicapai, yaitu bila terbentuk warna merah bata dari endapan Ag 2CrO4

VII. Dasar Teori :


Titrasi argentometri merupakan titrasi pengendapan yang melibatkan pembentukan
endapan dari garam yang tidak mudah larut antara titran dan analit. Hasil yang diperlukan dari
titrasi jenis argentometri adalah pencapaian keseimbangan pembentukan yang cepat setiap
kali titran ditambahkan pada analit, tidak adanya interferensi yang menggangu titrasi dan titik
akhir titrasi mudah diamati (Day & Underwood, 2002).
Larutan standart perak nitrat AgNO3 biasanya digunakan dalam titrasi Argentometri.
Ketika AgNO3 ditambahkan pada NaCl yang mengandung zat berpendar flour, titik akhir di
tentukan dengan berubahnya warna dari kuning menjadi merah jingga. Jika larutan tersebut
tidak berwarna disebabkan adanya adsorbsi indicator pada endapan AgCl. Warna yang
terbentuk dapat berubah akibat adsorbs pada permukaan (Rahim, 2011).
Prinsip Argentometri Mohr adalah reaksi pengendapan dimana senyawa klorida
dalam NaCl berada pada suasana netral. Reaksi ini memerlukan tambahan larutan baku
sekunder perak nitrat (AgNO3) dan penambahan larutan indikator kalium kromat (K2CrO4).
Pada permulaan, titrasi akan terjadi endapan perak klorida setelah titik ekuivalen, maka
dengan penambahan sedikit perak nitrat akan bereaksi dengan kromat dan membentuk
endapan perak kromat yang berwarna merah kecokelatan. Penambahan indikator kalium
kromat (K2CrO4) bertujuan untuk mengetahui warna dari titik akhir titrasi. Berikut reaksi
yang terjadi pada analisis uitrast argentometri metode mohr.
Ag+ Cl- AgCl(s) (endapan putih)
2Ag++ CrO4- Ag2CrO4 (merah kecokelatan) (Sudjadi, 2007)
Penentuan kadar klorin dapat ditentukan dengan titrasi argentometri, yaitu titrasi
dengan menggunakan perak nitrat sebagai titran dimana akan terbentuk garam perak yang
sukar larut. Alasan dipilih metode argentometri karena senyawa yang akan dianalisis
merupakan golongan halogenida sehingga memerlukan adanya endapan sebagai hasil akhir
dari titrasi. Salah satu metode argentometri adalah metode Mohr, yaitu metode yang dipilih
berdasarkan indikator yang digunakan dalam titrasi. Kadar halogenida yang akan dititrasi
berada pada suasana netral dengan larutan baku perak nitrat dan penambahan larutan kalium
kromat sebagai indikator. Pada permulaan titrat akan terjadi endapan perak klorida dan
setelah mencapai titik ekuivalen, maka penambahan sedikit perak nitrat akan bereaksi dengan
kromat dengan membentuk endapan perak kromat yang berwarna merah kecokelatan (Agung,
2009)
Reaksi yang menghasilkan endapan dapat dimanfaatkan untuk analisis secara titrasi
jika reaksinya berlangsung cepat, dan kuantitatif serta titik akhir dapat dideteksi. Beberapa
reaksi pengendapan berlangsung lambat dan mengalami keadaan lewat jenuh. Tidak seperti
gravimetri, titrasi pengendapan tidak dapat menunggu sampai pengendapan berlangsung
sempurna.Hal yang penting juga adalah hasil kali kelarutan (Ksp) harus cukup kecil sehingga
pengendapan bersifat kuantitatif dalam batas kesalahan eksperimen Rekasi samping tidak
boleh terjadi, demikian juga kopresipitasi. Keterbatasan utama pemakaina cara ini disebabkan
sedikit demi sedikit sekali indikator yang sesuai semua jenis reaksi diklasifikasikan
berdasarkan tipe indikator yang digunakan untuk melihat titik akhir (khopkar,2002).

VIII. Metedeologi Percobaan


6.1 Alat Percobaan:
1. Botol timbang 7. Buret coklat 13. Corong
2. Labu coklat 500 mL 8. Erlenmeyer 100 mL 14. Spatula
3. Labu ukur 50 mL 9. Erlenmeyer 250 mL 15. Batang pengaduk
4. Labu ukur 100 mL 10. Neraca analitik 16. Botol aquades
5. Labu ukur 25 mL 11. Pipet tetes
6. Gelas beaker 100 mL 12. Pipet volume 5 mL

6.2 Bahan Percobaan :


1. Sampel pemutih proklin
2. AgNO3
3. NaCl
4. K2Cr2O4
5. Aquades
6.3 Prosedur Percobaan :
a. Pembuatan larutan AgNO3 0,01 N

Padatan AgNO3

- Ditimbang padatan AgNO3 sebanyak 0,8494 gram


- Dilarutkan dalam gelas beaker sedikit demi sedikit kemudian dituang ke dalam labu
ukur coklat 500 mL
- Ditanda bataskan dengan aquades dan dihomogenkan

larutan AgNO3 0,01 N


b. Pembuatan larutan NaCl 0,01 N

Padatan NaCl

- Timbang padatan NaCl sebanyak 0,1461 gram

- Larutkan dalam gelas beaker sedikit demi sedikit kemudian dituang ke dalam labu
ukur 250 mL
- Ditanda bataskan dengan aquades dan dihomogenkan

Larutan NaCl 0,01 N

c. Pembuatan indikator K2CrO4 5%

Padatan K2CrO4

- Timbang padatan K2CrO4 sebanyak 1,25 gram


- Dilarutkan dalam gelas beaker sedikit demi sedikit kemudian dituang ke dalam labu
ukur 25 mL
- Ditanda bataskan dengan aquades dan dihomogenkan

Larutan indikator K2CrO4 5%

d. Pembakuan larutan baku perak nitrat (AgNO3) dengan NaCl 0,01 N

NaCl dan AgNO3


- Dipipet 5 mL larutan NaCl 0,01 N, masukkan ke dalam labu erlenmeyer 100 mL
- Ditambahkan 1 mL larutan indikator K2Cr2O4 5% dan diaduk
- Dititrasi dengan larutan AgNO3 sampai terjadi warna merah kecoklatan
- Dicatat volume larutan AgNO3 yang digunakan
- Dilakukan pengukuran triplo
- Dicatat volume AgNO3 yang digunakan, kemudian dirata-ratakan
- Dihitung normalitas larutan baku AgNO 3

Hasil
e. Penentuan Kadar Cl dalam sampel dengan Metode Mohr

sampel pemutih dan AgNO3

- Ditimbang 0,5 gram sampel pemutih, larutkan dengan sedikit akuades, pindahkan ke
dalam labu takar 100 mL
- Dipipet 5 mL sampel, masukkan ke dalam labu erlenmeyer 250 mL
- Ditambahkan 1 mL larutan indikator K2Cr2O4 5%
- Diitrasi dengan larutan baku AgNO3 sampai titik akhir titrasi yang ditandai dengan
terbentuknya endapan berwarna merah kecoklatan dari Ag 2CrO4. Catat volume
AgNO3yang digunakan.
- Diulangi titrasi tersebut tiga kali (dengan titik akhir titrasi yang konsisten), rata-
ratakan volume AgNO3 yang diperoleh.
- Dihitung kadar Cl dalam sampel

Hasil

IX. Data Pengamatan


 Standarisasi larutan baku perak nitrat (AgNO3) dengan NaCl 0,01 N

Perlakuan Pengamatan

Sebanyak 5 mL larutan NaCl 0,01 N


dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer Larutan berwarna putih
100 mL
Larutan tercampur dengan indikator
Ditambahkan 1 mL larutan indikator
K2Cr2O4 5% berubah menjadi warna
K2Cr2O4 5% dan diaduk
kuning
Larutan tercampur dengan larutan
Larutan dititrasi dengan larutan AgNO3 AgNO3 0,01 N berubah menjadi warna
0,01 N kuning kecoklatan dan terdapat
endapan
Dicatat volume larutan AgNO3 yang V1 = 5,0 mL
digunakan V2 = 4,9 mL
V3 = 6,2 mL
V.rata-rata = 5,3 mL

 Titrasi sampel dengan AgNO3 standar

Perlakuan Pengamatan

Ditimbang 0,5 gram sampel pemutih,


larutan sampel berada di labu takar dan
larutkan dengan sedikit akuades,
berwarna putih
pindahkan ke dalam labu takar 100 mL
Dipipet 5 mL sampel, masukkan ke
dalam labu erlenmeyer 250 mL Sampel berada di erlenmeyer

Ditambahkan 1 mL larutan indikator Larutan tercampur dengan indikator


K2Cr2O4 5% K2Cr2O4 5% berubah menjadi warna
kuning
Larutan tercampur dengan larutan
AgNO3 0,01 N berubah menjadi warna
Diitrasi dengan larutan baku AgNO 3 kuning kecoklatan dan terdapat
endapan

V1 = 3,4 mL
V2 = 3,2 mL
Dicatat volume larutan AgNO3 yang
V3 = 3,1 mL
digunakan
V.rata-rata = 3,2 mL

 Data Penimbangan:
a. Penimbangan sampel AgNO3 0,01 N
Berat botol timbang kosong = 22, 2128 gram
Berat sampel yang akan ditimbang = 0, 8494 gram +
Berat botol timbang kosong + sampel yang tertimbang = 23, 0662 gram
Berat sampel yang tertimbang = 0, 8534 gram

b. Penimbangan sampel NaCl 0,01 N


Berat botol timbang kosong = 22, 2130 gram
Berat sampel yang akan ditimbang = 0, 1461 gram +
22, 3591 gram
Berat botol timbang kosong + sampel yang tertimbang = 22, 3596 gram
Berat sampel yang tertimbang = 0, 1466 gram

c. Penimbangan sampel K2CrO4


Berat botol timbang kosong = 22, 2217 gram
Berat sampel yang akan ditimbang = 1, 25 gram +
23, 4717 gram
Berat botol timbang kosong + sampel yang tertimbang = 23, 4795 gram
Berat sampel yang tertimbang = 1, 2578 gram

 Data Perhitungan :
a. Pembuatan Larutan AgNO3 0,01 N sebanyak 500mL
gram
N=
Be x V
gram
0,01 =
169,8 x 0,5 L
gram
0,01 =
84,94
= 0, 8494 gram
b. Pembuatan Larutan NaCl 0,01 N sebanyak 250mL
gram
N=
Be x V
gram
0,01 =
58,44 x 0,25 L
gram
0,01 =
14,61
= 0, 1461 mg
d. Pembuatan Larutan K2CrO4 5 % sebanyak 25mL

1,25 gram dalam 25 mL


1,25 gram = 0,0012 mg

c. Pembakuan larutan AgNO3


m ekivalem AgNO3 = m ekivalen NaCl
V AgNO3 x N AgNO3 = V NaCl x N NaCl
mg NaCl
N AgNO3 =
FP x V titrasi x BE NaCl
146,6
=
50 x 5,3 x 58,44
146,6
=
15.486,6
= 0,00946 N

d. Penentuan kadar Cl- dalam sampel pemutih (proklin)


mol ekivalen Cl- = mol ekivalen AgNO3
Vtitrasi x mg x ekivalen
x FP = Vrata-rata titrasi x NAgNO3
Ar Cl x V (mL)
5 x mg x 1
X 20 = 5,3 x 0,009
35,5 x 100
5 x mg
X 20 = 0,0477
3.550
5 x mg
= 0,0477
177,5
5 x mg sampel = 0,0477 x 177,5
5 x mg sampel = 8,4667
8,4667
Mg sampel =
5
Mg sampel = 1,6933
¿
% Cl- = m g Cl− mg sampel ¿ x 100%

1,6933
% Cl- = x 100%
500
% Cl- = 0,1354%

X. Pembahasan

Pada praktikum kali ini bertujuan untuk menentukan kadar Cl - secara argentometri
dengan metode mohr. Menurut Dewa Gde Bagus dan James Nobelia I (2010), Prinsip
pengukuran metode ini adalah melakukan titrasi terhadap sampel dengan menggunakan
larutan perak nitrat (AgNO3) sehingga terbentuk endapan AgCl berwarna putih. Pendeteksian
endapan AgCl dilakukan dengan penambahan indikator kalium kromat (K2CrO4) yang akan
menghasilkan endapan Ag2CrO4 berwarna merah bata.
Hal yang pertama dilakukan adalah standarisasi larutan perak nitrat dengan larutan
natrium klorida 0,01 N. Pada standarisasi yang dilakukan secara triplo diperoleh titik akhir
titrasi dengan volume rata-rata sebesar 5,3 ml, titik akhir titrasi ditandai dengan
terbentuknya endapan putih perak klorida kemudian perak klorida akan bereaksi dengan
indicator kalium kromat membentuk perak kromat sehingga warna larutan menjadi merah
bata dan menghasilkan normalitas sebesar 0,00946 N.
Reaksi yang terjadi:
NaCl + AgNO3 —> AgCl + NaNO3 (endapan putih)
Prosedur selanjutnya adalah penentuan kadar klor dalam sampel pemutih merek
proclin volume rata-rata yang diperoleh untuk mencapai titik akhir titrasi sebanyak 3,2
ml. Pada langkah ini reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
Pertama, AgNO3 akan bereaksi dengan klorida (Cl–) yang ada disampel menghasilkan
endapan tidak larut berwarna putih perak klorida (AgCl).
AgNO3 + K2CrO4 + Cl– –> AgCl + NO3– + K2CrO4
Setelah semua Cl– diendapkan, AgNO3 akan bereaksi dengan K2CrO4 membentuk endapan
perak kromat (Ag2CrO4)berwarna orange sebagai tanda titik akhir titrasi.
2 AgNO3 + K2CrO4 —> Ag2CrO4 + 2 KNO3
Setelah dilakukan analisa didapatkan hasil akhir kadar CL- sebesar 0,1354%. Setelah
dibandingkan dengan

XI. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa percobaan yang kami lakukan didapatkan
simpulan yaitu kadar Cl- pada sampel pemutih porclin sebesar 0,1354 %.

XII. Daftar Pustaka


Anonim Laporan praktikum titrasi pengendapan
https://www.slideshare.net/wd_amaliah/laporan-praktikum-titrasi-
pengendapan diakses pada tanggal 14 Januari 2023

Sinta Fathiya Nurhanifa 2020 Laporan Praktikum Penentuan Kadar Klorida dalam
Sampel dengan Titrasi Argentometri
https://www.coursehero.com/file/117397070/perc-3-PENENTUAN-
KADAR-KLORIDA-DALAM-SAMPEL-DG-TITRASI-
ARGENTOMETRIdocx/
XIII. Lampiran
 Dokumentasi praktikum
 Lampiran Perhitungan

Anda mungkin juga menyukai