Anda di halaman 1dari 21

(TITRASI ARGENTOMETRI)

TITRASI PENGENDAPAN:
PENETAPAN KADAR NaCl

ELISABETH SIMARMATA (2043057016)


RESTI KHUSNUL KHOTIMAH (1743050038)
HEALTY SEPTIANA (1943050036)
MUHAMAD HELMI (1743050007)
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Tujuan Praktikum            
• a.    Membuat larutan AgNO3 0,1 N.
• b.    Standarisasi larutan AgNO3 dengan NaCl.
• c.    Penetapan kadar klorida dalam sampel garam dapur.
B. LANDASAN TEORI
• Titrasi pengendapan adalah golongan titrasi dimana hasil reaksi titrasinya
merupakan endapan atau garam yang sukar larut. Prinsip dasarnya adalah
reaksi pengendapan yang cepat mencapai kesetimbangan pada setiap
penambahan titran; tidak ada pengotor yang mengganggu dan diperlukan
indicator untuk melihat titik akhir titrasi (Khopkar,1990).
Argentometri yakni titrasi yang menyangkut penggunaan larutan AgNO 3. Argentometri dimana
terbentuk endapan (ada juga argentometri yang tergolong pembentukkan kompleks) dibedakan
menjadi  tiga macam berdasarkan indikator yang dipakai untuk penentuan titik akhir titrasi yaitu :
1. Metode Mohr yaitu indikator yang digunakan adalah indikator K2CrO4, titrannya AgNO3.
Terutama untuk menentukkan garam klorida dengan titrasi langsung atau mnentukkan garam
perak dengan titrasi kembali setelah ditambahkan larutan baku NaCl berlebih.
2. Metode Volhar, menggunakan indikator Fe3+, titrannya KSCN atau NH4SCN untuk menentukkan
garam perak dengan titrasi langsung atau garam-garam klorida, bromida, iodida, tiosianat, juga
untuk anion-anion lain yang lebih mudah larut dari AgSCN, tetapi dengan usaha khusus. PH
harus cukup rendah sekitar 0,3 MH+, agar Fe3+ tidak terhidrolisa.
3. Metode Fajans, indikator yang digunakan adalah indikator adsorben menurut macam anion yang
diendapkan oleh Ag+, titran AgNO3 , pH tergantung dari macam anion dan indikator yang
dipakai (Harjadi, 1986).
• Sturdi kuantitatif mengenai reaksi penetralan asam-basa paling nyaman
apabila dilakukan dengan menggunakan prosedur yang disebut titrasi
(titration). Dalam percobaan titrasi suatu larutan yang konsentrasinya telah
diketahui secara pasti disebut sebagai larutan standar (standard solution)
atau larutan baku, yang ditambahkan secara bertahap ke larutan lain yang
konsentrasinya tidak diketahui, sampai reaksi kimia antara kedua larutan
tersebut berlangsung sempurns. Jika kita mengetahui volume larutan standar
dan larutan tidak diketahui yang digunakan dalam titrasi, maka kita dapat
menghitung konsentrasi larutan yang tidak diketahui itu (Chang, 2005).
• Pembakuan larutan AgNO3 dengan NaCl, dapat dilakukan dengan mengambil beberap mL
larutan NaCl dengan konsentrasi tertentu (atau N) menggunakan pipet volume, kemudian
dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Tambahkan larutan K2CrO4, kemudian diaduk. Titrasi
dengan AgNO3 hingga terjadi perubahan warna menjadi merah kecoklatan. Catat volume
AgNO3yang digunakan dan dhitung normalitas larutan baku AgNO3 dengan rumus sebagai
berikut :

Dimana V NaCl adalah jumlah volume NaCl yang digunakan, N NaCl


merupakan Normalitas dari NaCl, dan V AgNO3 merupakan volume
AgNO3yang digunakan untuk titrasi
Metode Mohr pada titrasi argentometri (titrasi pengendapan) biasanya sering kali digunakan
untuk menentukkan kadar klorida dalam suatu sampel. Metode ini biasanya di cirikan dengan
adanya penggunaan indikator berupa K2CrO4 (Kalium Kromat) (Bramha, dkk ; 2008).
Titrasi argentometri dipakai untuk menentukkan besarnya kadar garam pada sampel.
Penggunaan argentometri dalam penentuan kadar suatu zat dalam larutan dengan mengacu
kepada titrasi berdasarkan pembentukkan endapan dengan ion Ag+.
Khusus dalam penelitian ini, setelah larutan garam ditambahkan indikator kemudian
dititrasi dengan larutan AgNO3. Indikator yang pakai adalah K2CrO4 5 % (3 mL) yang
ditunjukkan dengan adanya perubahan warna dari kuning jernih ke merah keruh pada akhir
titrasi.
Hasil penelitian setelah dititrasi dengan AgNO3 , setelah NaCl habis, maka AgNO3bereaksi
dengan indikator K2CrO4. Bentuk endapan yang dihasilkan dalam penelitian ini berwarna
merah bata, dengan reaksi 2Ag+(aq) + CrO42-(aq)            Ag2CrO4 (aq) (endapan merah bata) (Salosa,
2013).
C. ALAT DAN BAHAN

Alat-Alat praktikum: Bahan-Bahan:
 Buret 50 mL  Aquades ( H2O(l) )
 Corong kaca 60 mm  Natrium klorida ( NaCl(s) )
 Erlenmeyer 250 mL
 Kalium kromat  ( K2CrO4(s) )
 Gelas arloji
 Timbangan  Perak nitrat  ( AgNO3(s)  )
 Gelas kimia 100 mL
 Gelas ukur 25 mL analitik
 Statif
 Labu ukur 100 ml
 Tissu
 Kertas label
 Pipet tetes
 Spatula
D.
PROSEDUR KERJA
E. HASIL PENGAMATAN
1. Tabel perubahan fisik yang terjadi
  

No. Perlakuan Hasil Pengamatan


a.       Pembuatan AgNO3
   ·   Ditimbang AgNO 9,496 gr

·   Dilarutkan dalam 500 mL aquades ·   Warna AgNO3 : putih
·   Warna larutan : bening
b.      Standarisasi larutan AgNO3
   ·   20 mL larutan NaCl 0.01 N
·   + 15 tetes ( 1 mL) indikator K2CrO4 5 % ·   Warna larutan : bening
·   Dititrasi dengan AgNO3 ·   Warna larutan : bening
·  Warna larutan : kuning susu dan ada endapan
putih

c.      Penetapan kadar NaCl dalam sampel


   ·   0,45 gram garam dapur
  ·   Dilarutkan hingga 100 mL ·    Warna padatan : putih
·  Diambil 25 mL larutan ·    Warna larutan : bening
·   + 1 mL indikator K2CrO4 5 % ·    Warna larutan : bening 
·    Warna larutan : kuning
·  Dititrasi dengan AgNO3
·    Warna larutan : kuning susu dan ada endapan putih
2.      Tabel volume titran yang digunakan

No. Perlakuan Volume titran


a.  Standarisasi larutan AgNO3 16,7 mL

b. Penetapan kadar NaCl dalam sampel 19,5 mL


F. ANALISIS DATA
G. PEMBAHASAN
• Argentometri atau titrasi pengendapan adalah penetapan kadar zat yang didasarkan atas reaksi pembentukan
endapan dari komponen zat uji dengan titran larutan titer perak nitrat (AgNO3). Pada argentometri, ion perak
memegang peranan penting dalam pembentukan endapan. Cara ini dipakai untuk penetapan kadar ion halida,
anion yang dapat membentuk endapan garam perak, atau untuk pentapan kadar perak tersebut.
• Dalam praktikum kali ini memiliki tujuan sebagai berikut: membuat larutan AgNO3 0,1 N, standarisasi
larutan AgNO3 dengan NaCl, dan penetapan kadar NaCl dalam sampe garam dapur. Pada percobaan pertama
yaitu membuat larutan AgNO3 0,1 N. dimana 9,496 gram AgNO3.xH2O ditimbang, kemudian dioven selama
2 jam. Proses pengovenan bertujuan untuk memisahkan hidratnya yang terperangkat pada butiran/Kristal
AgNO3.xH2O, dimana air (hidratnya) dan pengotor yang terperangkap pada hidratnya menguap, sehingga
didapatkan AgNO3 yang murni. Namun percobaan pertama tidak dilakukan pada praktikum kali ini.
Pada percobaan kedua yaitu, standarisasi larutan AgNO3 dengan NaCl. Standarisasi larutan
 

AgNO bertujuan untuk mengetahui konsentrasi larutan AgNO3 agar dapat dijadikan

larutan baku sekunder. Meskipun pada percobaan pertama telah dilakukan pembuatan larutan


AgNO3 0,1 N, namun supaya konsentrasi AgNO3 lebih tepat dan akurat sehingga diperlukan
   

standarisasi. 
Dalam hal ini, larutan AgNO  distandarisasi dengan larutan standar primer NaCl 0,1
3

N. Kemudian untuk dapat mengetahui titik akhir titrasi, digunakan larutan kalium kromat
(K2CrO4) encer. Indicator kalium kromat digunakan karena beberapa hal diantaranya, dapat
berlangsung pada suasana netral, nilai Ksp (hasil kali kelarutan). Jika indicator kalium kromat
digunakan dalam suasana asam, maka ion CrO4, sebagian akan berubah menjadi Cr2O7 -2 menurut
reaksi; 
                2 H+ (aq) + 2CrO4 Cr2O7 (aq) + H2O(1)
2+ -2 

Dan jika pada suasana basa maka akan terbentuk endapan AgOH yang selanjutnya teruari
menjadi Ag O sehingga titran terlalu banyak terpakai. 
2
Menurut reaksi 
                2Ag + (aq) + 2OH- (aq)      AgOH (s) +  Ag 2 O (s)  +  H2O(1)
Reaksi tersebutlah yang mengurangi konsentrasi indicator dan menyebabkan tidak timbul
endapannya atau sangat terlambat. Namun jika suasananya netral antara (6 dan 10) pada saat
titrasi akan terbentuk endapan putih AgCl dan indikasi titik akhir tercapai terbentuknya endapan
berwarna putih yang berasal dari . Kemudian ditinjau dari hasil kali kelarutannya, Ksp AgCl lebih
rendah dibandingkan Ag2CrO . Dimana Ksp yang lebih rendah akan lebih mudah bereaksi dan
4

membentuk endapan, dimana pada praktikum ini terbentuk endapan putih AgCl, dan volume yang
dibutuhkan mencapai titik akhir titrasi adalah 16,7 ml, sehingga didapatkan normalitas
AgNO3 sebesar 0,1198 N.
Pada percobaan ketiga, prinsipnya sama dengan pada percobaan kedua. Namun, pada
percobaan ketiga ini larutan AgNO3 yang telah distandarisasi digunakan untuk menentukan kadar
NaCl dari sampel garam dapur. Berdasarkan hasil percobaan volume titrasi yang digunakan
adalah 19,5 ml, hal yang sama juga terjadi antara percobaan kedua dan ketiga. Kemudian kadar
NaCl dalam sampel 0,45 gram sebanyak 136,66185 mg dan dengan persentase sebesar 30,3693
%.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat kesimpulan bahwa:
• 1.      Untuk membuat larutan AgNO3 0,1 N dapat dilakukan
dengan mengoven AgNO3.xH2O selama 2 jam untuk memurnikan AgNO3 dari
pengotor-pengotornya kemudian dilarutkan dalam aquades.
• 2.      Pada standarisasi AgNO3 digunakan indicator K2CrO4 , karena lebih dan
untuk mengetahui titik akhir titrasi yang ditandai terbentuknya endapan putih yang
berasal dari AgCl dan indicator K2CrO4 juga bereaksi pada suasana netral. Sehingga
didapatkan normalitas AgNO3 sebesar 0,1198 N.
• 3.      Penentuan kadar NaCl dalam garam dapur dilakukan dengan cara titrasi
argentometri dimana diperoleh kadarnya 136,66185  mg dan 30,3693 %.
I. DAFTAR PUSTAKA
• Brahmana, Satyanarayan, dkk. 2008. Spatial Variation in Hydrologycal       Characteristics of Chilika – A
Coastal Lagoon of Indi. India : Depatment of Marine Sciences, Berhampur University.
• Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
• Harjadi, W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : Gramedia.
• Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Universitas Indonesia Press.
• Salosa, Yenni Y. 2013. Uji Kadar Formalin, Kadar Garam dan Total Bakteri Ikan Asin Tenggiri Asal Kabupaten
Sarmi Provinsi Papua. Papua : Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Papua.
• Tilawati, Wahyu, dkk. 2015. Identifikasi dan Penetapan Kadar Klorin (Cl2) dalam Beras Putih di Pasar
Tradisional Klepu dengan Metode Argentometri. Klaten : Prodi D III Farmasi, STIKES Muhammadiyah Klaten.

Anda mungkin juga menyukai