TITRASI PENGENDAPAN:
PENETAPAN KADAR NaCl
Tujuan Praktikum
• a. Membuat larutan AgNO3 0,1 N.
• b. Standarisasi larutan AgNO3 dengan NaCl.
• c. Penetapan kadar klorida dalam sampel garam dapur.
B. LANDASAN TEORI
• Titrasi pengendapan adalah golongan titrasi dimana hasil reaksi titrasinya
merupakan endapan atau garam yang sukar larut. Prinsip dasarnya adalah
reaksi pengendapan yang cepat mencapai kesetimbangan pada setiap
penambahan titran; tidak ada pengotor yang mengganggu dan diperlukan
indicator untuk melihat titik akhir titrasi (Khopkar,1990).
Argentometri yakni titrasi yang menyangkut penggunaan larutan AgNO 3. Argentometri dimana
terbentuk endapan (ada juga argentometri yang tergolong pembentukkan kompleks) dibedakan
menjadi tiga macam berdasarkan indikator yang dipakai untuk penentuan titik akhir titrasi yaitu :
1. Metode Mohr yaitu indikator yang digunakan adalah indikator K2CrO4, titrannya AgNO3.
Terutama untuk menentukkan garam klorida dengan titrasi langsung atau mnentukkan garam
perak dengan titrasi kembali setelah ditambahkan larutan baku NaCl berlebih.
2. Metode Volhar, menggunakan indikator Fe3+, titrannya KSCN atau NH4SCN untuk menentukkan
garam perak dengan titrasi langsung atau garam-garam klorida, bromida, iodida, tiosianat, juga
untuk anion-anion lain yang lebih mudah larut dari AgSCN, tetapi dengan usaha khusus. PH
harus cukup rendah sekitar 0,3 MH+, agar Fe3+ tidak terhidrolisa.
3. Metode Fajans, indikator yang digunakan adalah indikator adsorben menurut macam anion yang
diendapkan oleh Ag+, titran AgNO3 , pH tergantung dari macam anion dan indikator yang
dipakai (Harjadi, 1986).
• Sturdi kuantitatif mengenai reaksi penetralan asam-basa paling nyaman
apabila dilakukan dengan menggunakan prosedur yang disebut titrasi
(titration). Dalam percobaan titrasi suatu larutan yang konsentrasinya telah
diketahui secara pasti disebut sebagai larutan standar (standard solution)
atau larutan baku, yang ditambahkan secara bertahap ke larutan lain yang
konsentrasinya tidak diketahui, sampai reaksi kimia antara kedua larutan
tersebut berlangsung sempurns. Jika kita mengetahui volume larutan standar
dan larutan tidak diketahui yang digunakan dalam titrasi, maka kita dapat
menghitung konsentrasi larutan yang tidak diketahui itu (Chang, 2005).
• Pembakuan larutan AgNO3 dengan NaCl, dapat dilakukan dengan mengambil beberap mL
larutan NaCl dengan konsentrasi tertentu (atau N) menggunakan pipet volume, kemudian
dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Tambahkan larutan K2CrO4, kemudian diaduk. Titrasi
dengan AgNO3 hingga terjadi perubahan warna menjadi merah kecoklatan. Catat volume
AgNO3yang digunakan dan dhitung normalitas larutan baku AgNO3 dengan rumus sebagai
berikut :
Alat-Alat praktikum: Bahan-Bahan:
Buret 50 mL Aquades ( H2O(l) )
Corong kaca 60 mm Natrium klorida ( NaCl(s) )
Erlenmeyer 250 mL
Kalium kromat ( K2CrO4(s) )
Gelas arloji
Timbangan Perak nitrat ( AgNO3(s) )
Gelas kimia 100 mL
Gelas ukur 25 mL analitik
Statif
Labu ukur 100 ml
Tissu
Kertas label
Pipet tetes
Spatula
D.
PROSEDUR KERJA
E. HASIL PENGAMATAN
1. Tabel perubahan fisik yang terjadi
AgNO bertujuan untuk mengetahui konsentrasi larutan AgNO3 agar dapat dijadikan
3
standarisasi.
Dalam hal ini, larutan AgNO distandarisasi dengan larutan standar primer NaCl 0,1
3
N. Kemudian untuk dapat mengetahui titik akhir titrasi, digunakan larutan kalium kromat
(K2CrO4) encer. Indicator kalium kromat digunakan karena beberapa hal diantaranya, dapat
berlangsung pada suasana netral, nilai Ksp (hasil kali kelarutan). Jika indicator kalium kromat
digunakan dalam suasana asam, maka ion CrO4, sebagian akan berubah menjadi Cr2O7 -2 menurut
reaksi;
2 H+ (aq) + 2CrO4 Cr2O7 (aq) + H2O(1)
2+ -2
Dan jika pada suasana basa maka akan terbentuk endapan AgOH yang selanjutnya teruari
menjadi Ag O sehingga titran terlalu banyak terpakai.
2
Menurut reaksi
2Ag + (aq) + 2OH- (aq) AgOH (s) + Ag 2 O (s) + H2O(1)
Reaksi tersebutlah yang mengurangi konsentrasi indicator dan menyebabkan tidak timbul
endapannya atau sangat terlambat. Namun jika suasananya netral antara (6 dan 10) pada saat
titrasi akan terbentuk endapan putih AgCl dan indikasi titik akhir tercapai terbentuknya endapan
berwarna putih yang berasal dari . Kemudian ditinjau dari hasil kali kelarutannya, Ksp AgCl lebih
rendah dibandingkan Ag2CrO . Dimana Ksp yang lebih rendah akan lebih mudah bereaksi dan
4
membentuk endapan, dimana pada praktikum ini terbentuk endapan putih AgCl, dan volume yang
dibutuhkan mencapai titik akhir titrasi adalah 16,7 ml, sehingga didapatkan normalitas
AgNO3 sebesar 0,1198 N.
Pada percobaan ketiga, prinsipnya sama dengan pada percobaan kedua. Namun, pada
percobaan ketiga ini larutan AgNO3 yang telah distandarisasi digunakan untuk menentukan kadar
NaCl dari sampel garam dapur. Berdasarkan hasil percobaan volume titrasi yang digunakan
adalah 19,5 ml, hal yang sama juga terjadi antara percobaan kedua dan ketiga. Kemudian kadar
NaCl dalam sampel 0,45 gram sebanyak 136,66185 mg dan dengan persentase sebesar 30,3693
%.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat kesimpulan bahwa:
• 1. Untuk membuat larutan AgNO3 0,1 N dapat dilakukan
dengan mengoven AgNO3.xH2O selama 2 jam untuk memurnikan AgNO3 dari
pengotor-pengotornya kemudian dilarutkan dalam aquades.
• 2. Pada standarisasi AgNO3 digunakan indicator K2CrO4 , karena lebih dan
untuk mengetahui titik akhir titrasi yang ditandai terbentuknya endapan putih yang
berasal dari AgCl dan indicator K2CrO4 juga bereaksi pada suasana netral. Sehingga
didapatkan normalitas AgNO3 sebesar 0,1198 N.
• 3. Penentuan kadar NaCl dalam garam dapur dilakukan dengan cara titrasi
argentometri dimana diperoleh kadarnya 136,66185 mg dan 30,3693 %.
I. DAFTAR PUSTAKA
• Brahmana, Satyanarayan, dkk. 2008. Spatial Variation in Hydrologycal Characteristics of Chilika – A
Coastal Lagoon of Indi. India : Depatment of Marine Sciences, Berhampur University.
• Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
• Harjadi, W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : Gramedia.
• Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Universitas Indonesia Press.
• Salosa, Yenni Y. 2013. Uji Kadar Formalin, Kadar Garam dan Total Bakteri Ikan Asin Tenggiri Asal Kabupaten
Sarmi Provinsi Papua. Papua : Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Papua.
• Tilawati, Wahyu, dkk. 2015. Identifikasi dan Penetapan Kadar Klorin (Cl2) dalam Beras Putih di Pasar
Tradisional Klepu dengan Metode Argentometri. Klaten : Prodi D III Farmasi, STIKES Muhammadiyah Klaten.