Anda di halaman 1dari 14

LAMPIRAN

1.1 Prosedur Percobaan


1.1.1 Standarisasi Larutan AgNO3

25 mL larutan NaCl 0,0141 N

dimasukkan ke dalam erlenmeyer


250 mL
dibuat larutan blanko 25 mL
ditambahkan 1 mL larutan
indikator K2CrO4 55 b/v
dititrasi dengan larutan AgNO3

Warna merah kecoklatan

dicatat volume AgNO3

1.1.2 Pembuatan Larutan Cuplikan

1 mL kecap asin

dimasukkan ke dalam labu takar


100 mL
ditambahkan akuades sampai tanda
batas

Larutan cuplikan
1.1.3 Penentuan Kadar Cl-

5 mL larutan cuplikan

dimasukkan ke dalam erlenmeyer


100 mL
diukur pH
ditetesi 2 tetes NaOH 1 N jika pH
belum sampai 7-10
diaduk larutan
ditetesi sebayak 5 tetes indikator
K2CrO4 5 %
dititrasi dengan AgNO3 sampai
menunjukkan titik ekivalen

Warna merah kecoklatan


LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTIKUM DASAR KIMIA ANALISA
PENENTUAN KADAR NaCl DALAM KECAP SECARA
ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH :

NAMA : MIRA YULIARTI


NIM : 08031182126021
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN : DWI RAHMAH YUNIAR
JURUSAN : KIMIA
HARI/TANGGAL : SELASA/04 OKTOBER 2022

ASISTEN PRAKTIKAN

DWI RAHMAH YUNIAR MIRA YULIARTI


NIM : 08031382025080 NIM : 08031182126021

KOORDINATOR ASISTEN

ALIFIA DHIYA ULHAQ


NIM : 08031182025018
PENENTUAN KADAR NaCl DALAM KECAP SECARA
ARGENTOMETRI
Mira Yuliarti/08031182126021

ABSTRAK

Bahan tambahan makanan yang sering digunakan pada produk pangan adalah
pengawet dan penyedap rasa. Salah satu senyawa yang sering terdapat pada
penyedap rasa yaitu natrium klorida. Percobaan ini bertujuan untuk menentukan
kadar natrium klorida pada kecap. Kandungan natrium klorida dalam suatu pangan
dapat ditentukan kadarnya dengan menggunakan titrasi argentometri yang
melibatkan reaksi pengendapan yang menggunakan larutan perak nitrat sebagai
titran. Percobaan ini menggunakan metode Mohr. Prinsip dari metode Mohr yaitu
perak nitrat akan bereaksi dengan natrium klorida membentuk endapan perak
klorida yang berwarna putih. Titrasi dengan cara ini harus dilakukan dalam suasana
netral atau dengan sedikit alkalis, pH 6,5 – 9,0. Bila semua Cl- sudah habis bereaksi
dengan Ag+ dari perak nitrat, maka kelebihan sedikit Ag+ akan bereaksi dengan
CrO42- dari indikator kalium dikromat yang ditambahkan ini berarti titik akhir titrasi
telah dicapai, yaitu bila terbentuk warna merah bata dari endapan kalium kromat.
Percobaan ini terdiri atas tiga tahap yaitu, standarisasi larutan perak nitrat,
pembuatan larutan cuplikan, dan penentuan kadar Cl-. Standarisasi larutan perak
nitrat dilakukan titrasi dengan larutan perak nitrat sampai terbentuk warna merah
kecoklatan dan catat volume perak nitrat yang digunakan. Pembuatan larutan
cuplikan dibuat dengan cara mengencerkan kecap asin dengan akuades hingga
tanda batas. ditambahkan akuades sampai tanda batas. Penentuan kadar klorida
dilakukan mengukur pH larutan cuplikan, jika pH belum sampai 7-10, diteteskan
dua tetes natrium hidroksida, dan diaduk, kemudian diberikan 5 tetes indikator
kalium kromat dan dilakukan titrasi dengan AgNO3 sampai menunjukkan titik
ekivalen. Sampel yang digunakan pada percobaan ini berupa kecap. Kecap
merupakan salah satu bumbu penyedap makanan berupa cairan berwarna hitam
dengan rasa dan aroma yang khas.

Kata Kunci: Argentometri, Kecap, Natrium Klorida.


ARGENTOMETRIC DETERMINATION OF NaCl LEVELS IN SOY SAUCE
Mira Yuliarti/08031182126021

ABSTRACT

Food additives that are often used in food products are preservatives and
flavorings. One compound that is often found in flavoring is sodium chloride. This
experiment aims to determine the sodium chloride levels in soy sauce. The sodium
chloride content in a food can be determined by using argentometric titration which
involves a precipitation reaction that uses a solution of silver nitrate as a titrant.
This experiment uses the Mohr method. The principle of the Mohr method is that
silver nitrate will react with sodium chloride to form white silver chloride deposits.
Titration in this way should be done in a neutral atmosphere or with a slight
alkaline, pH 6.5 – 9.0. If all Cl- has been depleted reacting with Ag+ of silver
nitrate, then a slight excess Ag+ will react with CrO42- from the added potassium
chromate indicator this means that the titration endpoint has been reached, which
is, when a brick red color is formed from the potassium dichromate precipitate.
This experiment consists of three stages, namely, standardization of silver nitrate
solutions, making cup solution, and determination of Cl- levels. Standardization of
silver nitrate solution is titrated with a solution of silver nitrate until a brownish-
red color is formed and record the volume of silver nitrate used. Making a cup
solution is made by diluting soy sauce with aquades to the limit mark. added
aquades to the limit mark. Determination of chloride levels is done measuring the
pH of the snippet solution, if the pH has not reached 7-10, two drops of sodium
hydroxide are dripped, and stirred, then 5 drops of potassium chromate indicator
and titrated with AgNO3 until it shows the equivalent point. The samples used in
this experiment were soy sauce. Soy sauce is one of the flavoring spices of food in
the form of a black liquid with a distinctive taste and aroma.

Keywords: Soy Sauce, Sodium Chloride, Argentometry.


I. PENDAHULUAN
Titrasi merupakan suatu proses analisis volumetrik dimana titran atau larutan
standar yang berada pada buret dan telah diketahui konsentrasinya diteteskan ke
dalam larutan lain yang belum diketahui konsentrasinya dalam erlenmeyer. Zat
yang akan ditentukan kadarnya disebut titran dan zat yang sudah diketahui kadarnya
tersebut disebut titer. Argentometri merupakan metode umum untuk menetapkan
kadar halogenida (klorida, bromida, dan iodida) dan senyawa-senyawa lain yang
membentuk endapan dengan perak nitrat (AgNO3) pada suasana tertentu. Metode
ini juga disebut metode pengendapan karena argentometri menghasilkan
pembentukan senyawa yang relatif tidak larut atau menjadi endapan
(Hayyuningtyas, 2015).
Metode Mohr pada percobaan ini digunakan untuk menetapkan kadar klorida
dalam suasana netral dengan larutan standar perak nitrat dan penambahan kalium
kromat sebagai indikator. Larutan AgNO3 dan larutan NaCl pada awalnya masing-
masing merupakan larutan yang jernih dan tidak berwarna. Natrium klorida saat
ditambahkan dengan aquades larutan tetap jernih dan tidak berwarna dan aquades
tersebut larut dalam larutan. Penambahan aquades ini bertujuan agar pH larutan
tidak terlalu asam ataupun terlalu basa. Setelah ditambahkan indikator kalium
kromat, larutan kemudian berubah warna menjadi kuning mengikuti warna kalium
kromat yang ditambahkan. Setelah dititrasi dengan AgNO3, awalnya terbentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl. Ketika NaCl sudah habis bereaksi
dengan AgNO3, sementara jumlah AgNO3 masih ada, maka AgNO3 kemudian
bereaksi dengan indikator kalium kromat membentuk endapan Ag2CrO4 atau perak
kromat yang berwarna merah keruh. Endapan tersebut adalah endapan AgCl.
Setelah semua ion Cl- mengendap dengan sempurna, kelebihan 1-2 tetes larutan
AgNO3 akan bereaksi dengan ion kromat membentuk endapan perak kromat yang
berwarna merah (Yusmita, 2017).
Selama titrasi larutan harus digoyangkan dengan baik karena jika tidak maka
secara lokal terjadi kelebihan titran yang menyebabkan indikator mengendap
sebelum titik ekivalen tercapai dan dioklusi oleh endapan AgCl yang terbentuk
kemudian sehingga titik akhir menjadi tidak tajam. Garam perak nitrat merupakan
satu-satunya garam perak yang terlarutkan air sehingga reaksi perak nitrat dengan
garam lain akan menghasilkan endapan. Jenis titrasi ini dapat menunjukkan titik
akhirnya sendiri (self-indicating). Suatu indikator dipilih yang menghasilkan
endapan berwarna pada titik akhir. Titrasi argentometri dapat digunakan untuk
menentukan ion halida dan juga dapat dipakai untuk menentukan merkaptan atau
thioalkohol, asam lemak dan beberapa anion divalent seperti ion fosfat dan ion
arsenat (Saleha, 2017).
Prinsip dasarnya reaksi pengendapan akan cepat mencapai kesetimbangan
pada setiap penambahan titran, tidak ada pengotor yang mengganggu serta
diperlukan indikator untuk melihat titik akhir titrasi. Hanya reaksi pengendapan
yang dapat digunakan pada titrasi. Natrium Klorida (NaCl) atau yang biasa dikenal
dengan sebutan garam dapur sudah sejak lama dikenal masyarakat sebagai pemberi
rasa asin dan dapat mencegah kebusukan. Garam termasuk bahan pengawet GRAS
(Generally Recognize as Safe) sehingga aman dan tidak berefek toksik.
Kemampuan garam sebagai pengawet disebabkan mampu berperan sebagai
penghambat selektif mikrooorganisme pencemar tertentu dan garam mampu
mempengaruhi water activity suatu substrat sehingga mengontrol pertumbuhan
mikroba. Garam berfungsi sebagai pengawet, dan pemberi rasa di dalam suatu
makanan. Secara umum garam natrium klorida terdiri atas 39,9% Na dan 60,69%
Cl, dan berbentuk fisik kristal seperti kubus dan berwarna putih. Natrium
merupakan mineral yang sangat penting untuk menjaga keseimbangan osmotik atau
keseimbangan aliran cairan di dalam tubuh manusia. Darah mengandung sebesar
0,9% NaCl. Tubuh manusia memerlukan lebih kurang 200 hingga 500 miligram
natrium setiap hari untuk menjaga kadar garam dalam darah tetap normal agar tubuh
tetap sehat. Natrium juga sangat penting untuk menjaga fungsi syarat fan otot tubuh
(Sari dkk., 2017).

II. ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan untuk analisis kadar natrium klorida adalah bulb, buret,
erlenmeyer 250 mL, gelas beker 10 mL, 50 mL dan 250 mL, Gelas ukur 100 mL,
labu ukur 100 mL dan 250 mL, pipet tetes, pipet ukur 5 mL, pipet volume 5 mL,
statif dan klem.
Bahan yang digunakan untuk analisis kadar natrium klorida yaitu akuades,
indikator K2CrO4 5%, kecap, larutan AgNO3, larutan natrium hidroksida 1 N,
larutan natrium klorida 0,0141 N, pH meter, larutan perak nitrat.

III. METODE PERCOBAAN


Standarisasi Larutan AgNO3
Larutan standar dibuat dengan cara memipet sebanyak 25 mL larutan NaCl
0,0141 N ke dalam labu Erlenmeyer 250 mL, kemudian dibuat larutan blanko
sebanyak 25 mL dengan menambahkan 1 mL larutan indikator K2CrO4 55 b/v.
Titrasi dilakukan dengan larutan AgNO3 sampai terbentuk warna merah kecoklatan
dan catat volume AgNO3 yang digunakan.

Pembuatan Larutan Cuplikan


Larutan standar dibuat dengan cara memipet kecap asin sebanyak 1 mL ke
dalam labu takar 100 mL kemudian ditambahkan akuades sampai tanda batas.

Penentuan Kadar Cl-


Penentuan kadar klorida dilakukan dengan cara memipet sebanyak 5 mL
larutan cuplikan lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 mL, kemudian diiukur
pH larutan, jika pH belum sampai 7-10, diteteskan 2 tetes NaOH 1 N, dan diaduk,
selanjutnya diberikan 5 tetes indikator K2CrO4 5%, dan dilakukan titrasi dengan
AgNO3 sampai menunjukkan titik ekivalen.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Percobaan ini membahas mengenai penentuan kadar natrium klorida dalam
kecap secara argentometri. Titrasi argentometri dikenal dengan titrasi pengendapan
dengan perak nitrat sebagai titran. Titrasi argentometri termasuk ke dalam titrasi
volumetri, titrasi volumetri sesuai dengan namanya titrasi ini menjadi metode
analisis yang berdasarkan pada ukuran volume titrat yang telah diketahui
konsentrasinya dan bertujuan untuk menentukan konsentrasi titran yang belum
diketahui konsentrasinya sesungguhnya. Titrasi argentometri memiliki tiga metode
diantaranya, metode Mohr, metode Volhard, dan metode Fajans. Metode Mohr
menggunakan indikator kalium kromat dan larutan standar yang digunakan yaitu
perak nitrat. Metode Volhard menggunakan indikator yang digunakan yaitu
besi(III) dan ion tiosianat sebagai larutan standar. Metode Fajans indikator yang
digunakan disebut indikator adsorpsi.
Percobaan ini digunakan titrasi argentometri metode mohr. Metode mohr
memiliki ciri-ciri diantaranya, terbatas penggunaannya hanya untuk larutan dalam
derajat keasaman antara enam sampai sepuluh, pada titik akhir terjadi perubahan
warna menjadi warna merah bata, adanya endapan putih pada titrasi yang berasal
dari perak klorida, serta terbentuk endapan karena perak kromat kelarutannya lebih
besar daripada perak klorida. Metode mohr memiliki hal yang harus diperhatikan
seperti, kelarutan endapan indikator harus sama dengan analit, endapan indikator
harus lebih mudah larut daripada analit, dan semua larutan harus bereaksi dengan
titran. Larutan dibedakan menjadi dua yakni, larutan standar primer dan larutan
standar sekunder. Larutan standar primer memiliki konsentrasi yang sudah
diketahui secara pasti, sedangkan larutan sekunder konsentrasinya yang sebenarnya
dapat diketahui dengan melakukan titrasi. Larutan standar primer memiliki
kemurnian yang tinggi, stabil dalam penyimpanan, dan tidak bersifat higroskopis.
Larutan standar sekunder memiliki kemurnian yang rendah, tidak stabil dalam
penyimpanan, dan bersifat higroskopis. Titran pada buret termasuk larutan standar
sekunder yang sifatnya higroskopis atau mudah bereaksi dengan udara sehingga
konsentrasinya dapat berubah-ubah, sehingga perlu dilakukan standarisasi untuk
mengetahui konsentrasi sesungguhnya. Standarisasi dilakukan untuk menenetukan
konsentrasi larutan standar sekunder dengan menggunakan larutan standar primer.
Kelarutan diketahui sebagai jumlah maksimum suatu zat terlarut yang dapat
larut dalam suatu pelarut. Kelarutan memiliki tingkat kejenuhan, antara lain
kelarutan belum jenuh, kelarutan tepat jenuh, dan kelarutan lewat jenuh. Larutan
belum jenuh memiliki hasil kali kelarutan lebih besar daripada hasil kali ion nya.
Larutan tepat jenuh memiliki hasil kelarutan yang sama dengan hasil kali ion.
Larutan lewat jenuh memiliki hasil kali kelarutan yang lebih kecil daripada hasil
kali ion nya. Hasil kali kelarutan diketahui sebagai hasil kali konsentrasi molar dari
ion-ion penyusun nya yang masing-masing dipangkatkan dengan koefisien
stoikiometri di dalam persamaan yang setimbang. Titik ekuivalen diketahui sebagai
titik mol titran tepat habis bereaksi dengan mol titrat dan ditandai dengan perubahan
warna yang belum konstan. Titik akhir titrasi diketahui sebagai titik ketika mol
titran yang berlebih bereaksi dengan indikator yang ditandai dengan perubahan
warna yang konstan atau tetap.
Percobaan ini terjadi perubahan warna dari warna kuning kecoklatan yang
cenderung transparan kemudian menjadi warna kuning saat ditetesi kromat, dan
setelah dilakukan titrasi menjadi warna merah bata. Endapan perak klorida yang
terbentuk setelah mencapai titik akhir tidak begitu jelas terlihat dalam larutan.
Percobaan ini analisa yang digunakan berupa analisa kualitatif dan analisa
kuantitatif. Analisa kualitatif diperoleh dari adanya perubahan warna larutan yang
awalnya berwarna kuning kecoklatan transparan menjadi warna kuning dan warna
konstannya berwarna merah bata. Analisa kuantitatif diperoleh dari perhitungan
volume titran yang dikeluarkan dari buret pada percobaan ini serta pengukuran
konsentrasi perak nitrat sesungguhnya setelah titrasi dan penentuan kadar klorida.
Data perolehan pada percobaan ini volume titran yang digunakan pada titrasi ini
sebesar sembilan koma dua mililiter. Berdasarkan perhitungan dengan faktor
pengenceran sebesar seratus, diperoleh konsentrasi titran atau perak nitrat yang
sesungguhnya sebesar nol koma nol dua dua empat normal, kadar klorida dalam
satuan ppm didapatkan sebesar satu empat enam tiga satu enam koma delapan ppm,
dan kadar persen natrium klorida dalam kecap asin yang diwakilkan ion klorida
diperoleh sebesar empat belas koma enam tiga satu enam lapan persen.
V. KESIMPULAN
Percobaan ini menggunakan analisa kulitatif dan analisa kuantitatif. Analisa
kualitatif yang diperoleh berupa perubahan warna larutan yang awalnya berwarna
kuning kecoklatan transparan menjadi warna kuning dan warna konstannya
berwarna merah bata. Analisa kualitatif diperoleh berupa volume titran yang
digunakan pada titrasi sebesar sembilan koma dua mililiter. Faktor pengenceran
didapatkan sebesar seratus. Konsentrasi titran atau perak nitrat yang sesungguhnya
didapatkan sebesar nol koma nol dua dua empat normal. Kadar klorida dalam satuan
ppm didapatkan sebesar satu empat enam tiga satu enam koma delapan ppm. Kadar
persen natrium klorida dalam kecap asin yang diwakilkan ion klorida diperoleh
sebesar empat belas koma enam tiga satu enam lapan persen.
DAFTAR PUSTAKA

Hayyuningtyas, A. R. 2015. Penurunan Kadar Cl pada Air Sumur DIII Teknik


Kimia Setelah Melewati Demineralized Water dengan Metode Titrasi
Argentometri. Tugas Akhir. Semarang: Universitas Diponegoro.
Saleha. 2017. Penetapan Kadar Garam (NaCl) pada Ikan Asin Blamo yang
direndam Kertas HVS. Karya Tulis Ilmiah. Jombang: Insan Cendekia media
jurnal.
Sari, M., Ratnasari, D. E., dan Nuswantari, A. 2017. Formulasi Minuman
Fungsional Instan Berbasis Pangan Lokal Biji Nangka (Arthocarphus
heterophilus), Kacang kedelai (Glycinemax L. Mer) dan Sawi Hijau (Brassica
rapa L) Tinggi Zat besi (Fe) dan Kalsium (Ca) sebagai PMT Ibu Hamil.
Simple Random Sampling. Surabaya: Politeknik Kesehatan Kemenkes
Surabaya.
Yusmita, L. 2017. Identifikasi Konsentrasi Natrium Klorida (NaCl) pada Jahe dan
Lengkuas Giling di beberapa Pasar Tradisional di Kota Padang. Jurnal
Teknologi Pertanian Andalas. 21 (2): 122-126.
LAMPIRAN

1. Data Hasil Pengamatan


No. Sampel V AgNO3 Pengamatan Keterangan
(mL) sesudah titrasi
1. 5 ml kecap yang 9,2 mL Terjadi
sudah perubahan
diencerkan + 3 warna dari
tetes K2CrO4 kuning cerah
menjadi merah
bata.

2. Perhitungan
2.1. Standarisasi Larutan AgNO3
Diket :
V1 = 25 mL
N1 = 0,0141 N
VA = 26,2 mL
VB = 0,6 mL
2.2. Penentuan Kadar Cl-
Ar Cl = 35,5
[AgNO3] = 0,0224 N
V Labu Takar = 100 mL
V Kecap = 1 mL
V Pipet = 0,005 L
V AgNO3 = 0,0092 L

a. Faktor pengenceran (Fp)


𝑉 𝑙𝑎𝑏𝑢 𝑡𝑎𝑘𝑎𝑟
𝐹𝑝 =
𝑉 𝑘𝑒𝑐𝑎𝑝
100 𝑚𝐿
𝐹𝑝 =
1 𝑚𝐿
𝐹𝑝 = 100
b. N AgNO3
𝑉1 × 𝑁1
𝑁𝐴𝑔𝑁𝑂3 =
𝑉𝐴 × 𝑉𝐵
25 𝑚𝐿 × 0,0141 𝑁
𝑁𝐴𝑔𝑁𝑂3 =
26,2 𝑚𝐿 × 0,6 𝑚𝐿
0,3525
𝑁𝐴𝑔𝑁𝑂3 =
15,72
𝑁𝐴𝑔𝑁𝑂3 = 0,0224 𝑁

c. ppm Cl-
𝑉𝐴𝑔𝑁𝑂3 × 𝑁𝐴𝑔𝑁𝑂3 × 𝐴𝑟 𝐶𝑙 × 𝐹𝑝
𝑝𝑝𝑚 𝐶𝑙 − =
𝑉 𝑘𝑒𝑐𝑎𝑝
0,0092 𝐿 × 0,0224 𝑁 × 35,5 × 100
𝑝𝑝𝑚 𝐶𝑙 − =
0,005 𝐿
𝑝𝑝𝑚 𝐶𝑙 − = 146,3168 𝑔/𝐿
𝑝𝑝𝑚 𝐶𝑙 − = 146316,8 𝑝𝑝𝑚

d. % Cl-
𝑝𝑝𝑚 𝐶𝑙 −
% 𝐶𝑙 − = × 100%
106
146316,8
% 𝐶𝑙 − = × 100%
106
% 𝐶𝑙 − = 14,63168 %

Anda mungkin juga menyukai