terkandung didalamnya yang memiliki fungsi tersendiri yang dapat dimanfaatkan manusia
Pertanian di Indonesia memiliki tiga fungsi dalam pertumbuhan ekonomi yakni, sebagai
penyumbang dalam pertumbuhan pendapatan nasional maupun pendapatan perkapita,
pertumbuhan besar baik dalam negeri maupun luar negeri, dan pertumbuhan sumber-sumber
kehidupan lain yang sifatnya non agraris (Suprapto,2005:10). Peranan sektor pertanian bagi
pemerataan pembangunan antara lain di tunjukkan oleh kedudukannya sebagai sumber-sumber
ketahanan pangan, penyedia lapangan kerja, peningkatan pendapatan, daya beli masyarakat dan
pengentasan kemiskinan, serta peningkatan pasar dalam negeri
air hujan sehingga tidak menyebabkan kekeringan selain itu juga memberi kekuatan pada tanah
bau yang ditimbulkan getah karet sangat tidak nyaman dan menggangu udara di sekitar
perkebunan.
Pendapatan warga tidak stabil karena Sebagian besar warga di desa sembawa mata percariannya
bergantung pada hasil karet, harga karet cenderung tidak stabil karena pengaruh iklim, pasaran,
dan hasil getah karet yang kurang baik
Alasan
in%asi teknlgi yang terbuktimampu memberikan hasil yang nyata. Berbagai in%asi teknlgi
tersebut seperti klnunggul karet, bahan tanam bermutu, sistem sadap, sistem usahatani karet
terpadu baik padatanaman belum menghasilkan &TB'( maupun tanaman menghasilkan &T'(,
pengendalianhama dan penyakit, rekmendasi pemupukan, perbaikan mutu bahan lah karet yang
ramahlingkungan, dan mdel per$epatan peremajaan karet rakyat partisipati"
Tanaman karet memerlukan kondis iklim tropis untuk berkembang dengan baik. Daerah penyebaran
pertanaman yang komersial berkisar antara 15 o Lintang Selatan dan 15 o Lintang Utara. Pohon
dapat tumbuh di luar zona tersebut tetapi perkembangannya lambat dan jika diusahakan secara
komersial tidak menguntungkan . Subandi (2005) menyebutkan Perkembangan dan
penemuanpenemuan dalam bidang biologi tidak lepas dari penemuan dan pengembangan produk
sains fisika dan kimia, sehingga sains dan teknologi biologi berkembang seiring dengan
perkembangan dan penemuan alat-alat produk teknologi sains fisika dan kimia
Secara botanis tumbuhan karet (Hevea brasiliensis) bersifat berumah satu (monoecious) Pada satu
tangkai bunga terbentuk bunga majemuk ada bunga jantan dan ada bunga betina. Dengan demikian,
penyerbukan dapat terjadi secara menyerbuk sendiri (selfpollination)maupun secara silang (cross-
pollination).
pertumbuhan pohon karet cukup besar. Pohon menjadi rusak jika tertiup
menurun.
3. Curah Hujan.
Kebutuhan pohon karet akan suplai air hujan untuk menjamin hasil
getah yang baik adalah cukup tinggi. Curah hujan optimal adalah
atau pada bulan bulan kering (curah hujan < 60 mm) hasil lateks akan
disadap karena kalau disadap akan merusak kesehatan pohon dan hasil
lateks pun sedikit. Hujan yang turun pada pagi hari akan menurunkan
tinggi tersebut, maka daerah yang cocok atau yang memiliki karakter
curah hujan tersebut adalah karakter daerah Indonesia bagian barat. Oleh
B. Tanah
Tanaman karet dapat beradaptasi dan berkembang dengan baik
pada berbagai jenis tanah, baik tanah vulkanis muda maupun tanah
dengan baik di tanah alluvial dan bahkan pada tanah gambut. Tanah
tanah vulkanik umumnya memiliki sifat fisik yang cukup baik seperti
oleh sifat agregat dan pori mikro dan makro, dan drainase.. Akan tetapi
karena tanah ini merupakan endapan dari hasil illuviasi tanah yang
terbawa erosi. Erosi yang terjadi di daerah yang lebih tinggi adalah
pengkikisan tanah bagian atas atau top soil yang merupakan bagian
tanah yang lebih subur. Tanah yang tererosi itu berakumuliasi di daerah
xxvii
yang lebih rendah dan membentuk masa atau wilayah tanah berjenis
alluvial. Meskipun demikian tanah ini memiliki sifat fisik yang kurang
karet kisarannya cukup luas dari tanah asam samapai tanah cukup basa.
terhambat.
3. Tektur berkisar kandungan fraksi liat 35% dan fraksi pasir 30%
4. Tidak bergambut, atau jika ada tidak melebihi ketebalan 20 cm
0C. Semakin tinggi elevasi temperature semakin rendah dan hal ini akan
Hevea brasiliensis L.
berkelompok.
a. perencanaan;
b. pengembangan;
c. penelitian;
d. pengawasan;
f. pembiayaan.
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG
PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN
Tidak mengganggu ekosistem , Yang dimaksud dengan “kesesuaian lahan” adalah perencanaan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan yang
dilakukan kepada lahan yang secara biofisik terutama dari aspek kelerengan, iklim, sifat fisik, kimia,
dan biologi cocok untuk dikembangkan pertanian p
Perlindungan lahan pertanian pangan merupakan upaya yang tidak terpisahkan dari reforma agraria.
Reforma agraria tersebut mencakup upaya penataan yang terkait dengan aspek
penguasaan/pemilikan serta aspek penggunaan/ pemanfaatan sebagaimana ditetapkan dalam Pasal
2 Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor IX/MPR-RI/2001 tentang
Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam.
Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah perubahan fungsi Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan menjadi bukan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan baik secara tetap
maupun sementara.
Penyebab
Bukti bahwa tanaman karet Hevea Brasilensis lebih baik dan lebih unggul dari pada tumbuhan-
tumbuhan getah lainnya yang saat itu juga menjadi sumber bahan “Karet”. Disamping itu akhirnya di
ketahui bahwa tanaman Hevea sebenarnya bukan tanaman rawa (di daerah asalnya tumbuhan karet
liar terdapat di sepanjang sungai Amazone), tetapi merupakan tanaman yang dapat diusahakan
dengan baik pada berbagai jenis tanah.
Pada saat itu perkebunan karet masih sangat sedikit di Indonesia, sehingga harga karet cenderung
tinggi mengingat kebutuhan bahan baku karet dunia yang tinggi. Sehingga dilakukan alih fungsi lahan
dari tanah kebun percobaan menjadi kebun karet dan didirikan pusat penelitian karet untuk
tanaman karet Hevea Brasilensis lebih baik dan lebih unggul dari pada tumbuhan-tumbuhan getah
lainnya yang saat itu juga menjadi sumber bahan “Karet”. tanaman ini dapat diusahakan dengan baik
pada berbagai jenis tanah.