Anda di halaman 1dari 5

Lahan adalah permukaan bumi yang berupa tanah, batuan, mineral dan kandungan cairan yang

terkandung didalamnya yang memiliki fungsi tersendiri yang dapat dimanfaatkan manusia

1. Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Propinsi Sumatera Selatan No.


PD/123/1973, tanggal 28 Juli 1973 tentang Persiapan Pendirian Cabang Balai Penelitian
Perkebunan  di Daerah Propinsi Sumatera Selatan dan Pemerintah Daerah Propinsi
Sumatera Selatan menyetujui penyerahan penguasaan atas tanah Kebun Percobaan di
Sembawa Sumatera Selatan Kepada Departemen Pertanian c.q. Balai Penelitian Perkebunan
Bogor untuk dimanfaatkan dalam rangka pendirian Cabang Balai Penelitian Perkebunan
Bogor di Propinsi Sumatera Selatan.;
Vulkanisir ban atau dikenal dengan retreading adalah proses remanufaktur yang bertujuan
untuk menambah umur ban yang telah digunakan

Pertanian di Indonesia memiliki tiga fungsi dalam pertumbuhan ekonomi yakni, sebagai
penyumbang dalam pertumbuhan pendapatan nasional maupun pendapatan perkapita,
pertumbuhan besar baik dalam negeri maupun luar negeri, dan pertumbuhan sumber-sumber
kehidupan lain yang sifatnya non agraris (Suprapto,2005:10). Peranan sektor pertanian bagi
pemerataan pembangunan antara lain di tunjukkan oleh kedudukannya sebagai sumber-sumber
ketahanan pangan, penyedia lapangan kerja, peningkatan pendapatan, daya beli masyarakat dan
pengentasan kemiskinan, serta peningkatan pasar dalam negeri

air hujan sehingga tidak menyebabkan kekeringan selain itu juga memberi kekuatan pada tanah
bau yang ditimbulkan getah karet sangat tidak nyaman dan menggangu udara di sekitar
perkebunan.
Pendapatan warga tidak stabil karena Sebagian besar warga di desa sembawa mata percariannya
bergantung pada hasil karet, harga karet cenderung tidak stabil karena pengaruh iklim, pasaran,
dan hasil getah karet yang kurang baik

Alasan
in%asi teknlgi yang terbuktimampu memberikan hasil yang nyata. Berbagai in%asi teknlgi
tersebut seperti klnunggul karet, bahan tanam bermutu, sistem sadap, sistem usahatani karet
terpadu baik padatanaman belum menghasilkan &TB'( maupun tanaman menghasilkan &T'(,
pengendalianhama dan penyakit, rekmendasi pemupukan, perbaikan mutu bahan lah karet yang
ramahlingkungan, dan mdel per$epatan peremajaan karet rakyat partisipati"

Tanaman karet memerlukan kondis iklim tropis untuk berkembang dengan baik. Daerah penyebaran
pertanaman yang komersial berkisar antara 15 o Lintang Selatan dan 15 o Lintang Utara. Pohon
dapat tumbuh di luar zona tersebut tetapi perkembangannya lambat dan jika diusahakan secara
komersial tidak menguntungkan . Subandi (2005) menyebutkan Perkembangan dan
penemuanpenemuan dalam bidang biologi tidak lepas dari penemuan dan pengembangan produk
sains fisika dan kimia, sehingga sains dan teknologi biologi berkembang seiring dengan
perkembangan dan penemuan alat-alat produk teknologi sains fisika dan kimia
Secara botanis tumbuhan karet (Hevea brasiliensis) bersifat berumah satu (monoecious) Pada satu
tangkai bunga terbentuk bunga majemuk ada bunga jantan dan ada bunga betina. Dengan demikian,
penyerbukan dapat terjadi secara menyerbuk sendiri (selfpollination)maupun secara silang (cross-
pollination).

Pohon karet terpengaruh oleh angin dan efek terhadap

pertumbuhan pohon karet cukup besar. Pohon menjadi rusak jika tertiup

angin kencang. Cabang yang patah atau rusak akan menggangngu

proses fotisintesis sehingga kepampuan pohon untuk memproduksi

lateks menjadi berkurang. Dengan demikian produksi tanaman

menurun.

3. Curah Hujan.

Tanaman karet ditanaman untuk diambil getahnya (lateks) atau

cairan yang terdapat pada pembuluh lateks. Dapat diperkirakan

bangaimana peran air hujan terhadap metabolism tumbuhan karet.

Kebutuhan pohon karet akan suplai air hujan untuk menjamin hasil

getah yang baik adalah cukup tinggi. Curah hujan optimal adalah

berkisar 2500 mm sampai 4000 mm tahun-1

. Penyebaran hari hujan

dalam setahun berpengaruh terhadap produksi. Pada musim kemarau

atau pada bulan bulan kering (curah hujan < 60 mm) hasil lateks akan

berkurang dan pada puncak musim kemarau pohon tidak dibenarkan

disadap karena kalau disadap akan merusak kesehatan pohon dan hasil

lateks pun sedikit. Hujan yang turun pada pagi hari akan menurunkan

produksi getah. Dengan melihat curuh hujan yang dibutuhkan cukup

tinggi tersebut, maka daerah yang cocok atau yang memiliki karakter

curah hujan tersebut adalah karakter daerah Indonesia bagian barat. Oleh

sebab itu. perkebunan karet banyak menyebar di daerah Indonesia Barat

di pulau Jawa, Kalimantan dan Sumatra.

B. Tanah
Tanaman karet dapat beradaptasi dan berkembang dengan baik

pada berbagai jenis tanah, baik tanah vulkanis muda maupun tanah

vulkanis tua. Terdapat juga perkebunan yang pohon karetnya tumbuh

dengan baik di tanah alluvial dan bahkan pada tanah gambut. Tanah

tanah vulkanik umumnya memiliki sifat fisik yang cukup baik seperti

struktur, tekstur, solum, kedalaman air tanah, aerasi yang ditentukan

oleh sifat agregat dan pori mikro dan makro, dan drainase.. Akan tetapi

sifat kimianya umumnya kurang baik karena kandungan unsure haranya

yang relative rendah. Tanah tanah alluvial umumnya cukup subur

karena tanah ini merupakan endapan dari hasil illuviasi tanah yang

terbawa erosi. Erosi yang terjadi di daerah yang lebih tinggi adalah

pengkikisan tanah bagian atas atau top soil yang merupakan bagian

tanah yang lebih subur. Tanah yang tererosi itu berakumuliasi di daerah

xxvii

yang lebih rendah dan membentuk masa atau wilayah tanah berjenis

alluvial. Meskipun demikian tanah ini memiliki sifat fisik yang kurang

baik terutama drainase dan aerasinya yang kurang baik.. Untuk

perkebunan karet di tanah jenis alluvial memerlukan teknik drainase dan

pengkondisian aerasi yang intensif.

Kondisi keasaman tanah atau pH yang baik untuk pertanaman

karet kisarannya cukup luas dari tanah asam samapai tanah cukup basa.

pH berkisar antara 3,0 sampai 8,0. Keasaman tanah dengan pH di

bawah 3,0 atau di atas 8,0 dapat menyebabkan pertumbuhan yang

terhambat.

Kondisi dan sifat-sifat tanah yang dikehendaki untuk

pertumbuhan pohon karet yang baik diantaranya meliputi :

1. Sruktur tanha remah, kondisinya porus tetapi dapat menahan air.

Lapisan solum tanah cukup dalam pada kedalaman 100 cm

bahkan lebih tidak terdapat lapisan yang berbatu.

2. Aerasi dan drainase baik

3. Tektur berkisar kandungan fraksi liat 35% dan fraksi pasir 30%
4. Tidak bergambut, atau jika ada tidak melebihi ketebalan 20 cm

5. Kandungan unsure hara nitrogen, fosfor dan kalium cukup dan

memiliki kandungan hara mikro yang cukup.

6. Keasaman (pH) 4,5 samapai 6,5

7. Topografi yang baik dengan kemiringan tidak melebihi 16%

8. Kedalaman permukaan air tanah tidak kurang dari 100 cm.

Tanaman karet termasuk tumbuhan yang berkembang di dataran

rendah., ketinggian optimal 200 dari permukaan laut. Pertanaman yang

terletak di ketinggian tempat lebih dari 600 m menunjukkan

pertumbuhan yang lambat dan hasilnya lebih rendah. Letak elevasi

berkorelasi positif dengan temperature udara, pohon karet menghendaki

temperature berkisar 25 0 C samapai 35 0 C dengan temperature rata 28

0C. Semakin tinggi elevasi temperature semakin rendah dan hal ini akan

memperlambat umur matang sadap.

Hevea brasiliensis L.

BAB XIII PERAN SERTA MASYARAKAT Pasal 67

Masyarakat berperan serta dalam perlindungan

Kawasan dan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.

(2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dapat dilakukan secara perorangan dan/atau

berkelompok.

(3) Peran serta sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan dalam tahapan:

a. perencanaan;

b. pengembangan;

c. penelitian;

d. pengawasan;

e. pemberdayaan petani; dan/atau

f. pembiayaan.
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG
PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

Tidak mengganggu ekosistem , Yang dimaksud dengan “kesesuaian lahan” adalah perencanaan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan yang
dilakukan kepada lahan yang secara biofisik terutama dari aspek kelerengan, iklim, sifat fisik, kimia,
dan biologi cocok untuk dikembangkan pertanian p

Perlindungan lahan pertanian pangan merupakan upaya yang tidak terpisahkan dari reforma agraria.
Reforma agraria tersebut mencakup upaya penataan yang terkait dengan aspek
penguasaan/pemilikan serta aspek penggunaan/ pemanfaatan sebagaimana ditetapkan dalam Pasal
2 Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor IX/MPR-RI/2001 tentang
Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam.
Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah perubahan fungsi Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan menjadi bukan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan baik secara tetap
maupun sementara.

Penyebab

Bukti bahwa tanaman karet Hevea Brasilensis lebih baik dan lebih unggul dari pada tumbuhan-
tumbuhan getah lainnya yang saat itu juga menjadi sumber bahan “Karet”. Disamping itu akhirnya di
ketahui bahwa tanaman Hevea sebenarnya bukan tanaman rawa (di daerah asalnya tumbuhan karet
liar terdapat di sepanjang sungai Amazone), tetapi merupakan tanaman yang dapat diusahakan
dengan baik pada berbagai jenis tanah.

Pada saat itu perkebunan karet masih sangat sedikit di Indonesia, sehingga harga karet cenderung
tinggi mengingat kebutuhan bahan baku karet dunia yang tinggi. Sehingga dilakukan alih fungsi lahan
dari tanah kebun percobaan menjadi kebun karet dan didirikan pusat penelitian karet untuk

tanaman karet Hevea Brasilensis lebih baik dan lebih unggul dari pada tumbuhan-tumbuhan getah
lainnya yang saat itu juga menjadi sumber bahan “Karet”. tanaman ini dapat diusahakan dengan baik
pada berbagai jenis tanah.

Anda mungkin juga menyukai