Anda di halaman 1dari 12

PENGELOLAAN TANAH LAHAN BERPASIR

OLEH:

ALBERTUS MAGNUS BRIANDRO KETTE


(2203542110014)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2023
1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................3

1.1 Latar belakang.......................................................................................................................3

1.2 Tujuan...................................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................4

2.1 pengertian lahan berpasir….. ...............................................................................................4

2.2 Karakteristik, cici-ciri, serta sifat-sifat lahan berpasir..........................................................4

2.3 Pengelolaan lahan berpasir...................................................................................................6

2.4 Pemanfaatan lahan berpasir…..............................................................................................8

BAB III PENUTUP..................................................................................................................11

Kesimpulan..............................................................................................................................11

Saran….....................................................................................................................................11

Daftar pustaka ….....................................................................................................................12

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kebanyakan lahan produktif di Indonesia sudah digunakan sebagai tempat pembuatan

gedung,jalan, atau bangunan-bangunan lain, oleh karena itu perlu adanya pemanfaatan lahan

marginal sebagai alternatif yang dapat digunakan untuk dikelola sebagai lahan pertanian. Ada

berbagai macam lahan marginal, salah satu lahan marginal yaitu Tanah berpasir (soil). Tanah

soil merupakan lapisan terluar dari bumi yang pada awalnya berasal dari bebatuan yang

mengalami pelapukan sehingga membentuk partikel-partikel halus atau disebut dengan

regolit. Tanah merupakan kombinasi mineral dan bahan organik lainnya yang sangat

mendukung kehidupan diatas bumi memiliki sifat fisik seperti bahan, tekstur, kepadatan dan

lainnya. Proses pelapukan ini terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama bahkan hingga

ratusan tahun.

Tanah memiliki jenis yang beragam dan berbeda-beda antara daerah yang satu dengan

yang lain hal ini tergantung pada daerah dimana lingkungan tersebut. Banyaknya bentuk dan

karekteristik tanah ini menjadikan tanah memiliki nama sesuai dengan klasifikainya.

Demikian juga tanah yang tersebar di Indonesia terdapat sekitar 18 jenis tanah yang ada di

Indonesia. Terdapat banyak jenis tanah yang tersebar di Indonesia seperti tanah latosol, tanah

organosol. dan tanah podsol, tanah pasir dan lainnya.

1.2 Tujuan

1. Memahami karakteristik serta ciri-ciri lahan berpasir

2. Mengetahui upaya peningkatan produktivitas tanah berpasir

3. Memahami tentang teknologi pengelolaan tanah berpasir

4. Mengetahui varietas yang cocok dilahan berpasir


3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian lahan berpasir
Tanah pasir adalah tanah dengan partikel berukuran besar. Tanah ini terbentuk dari

batuan-batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butiran besar dan kasar atau yang

sering disebut dnegan kerikil. Tanah pasir memiliki kapasitas serat air yang rendah karena

sebagian besar tersusun atas partikel berukuran 0,02 sampai 2 mm.

Tanah pasir pada umumnya belum membentuk agregat sehingga peka terhadap erosi.

Unsur yang terkadnung di dalam tanah pasir adala unsur P dan K yang masih segar dan

belum siap untuk diserap oleh tanaman. Selain itu juga terdapat unsur N dalam kadar yang

sangat sedikit. Tanah pasir merupakan tanah yang tersebar cukup banyak di wilayah

Indonesia. Secara garis besar tanah pasir ini dibedakan menjadi 3 yaitu:

a. Tanah pasir abu vulkanik. Tanah pasir ini berada pada daerah-daerah vulcanic fan yaitu
lahar vulkanik yang mengalir kebawah dengan bentuk melebar seperti kipas.

b. Bukit pasir sand Tanah pasir ini biasanya ada pada daerah-daerah pantai.

c. Batuan sedimen dengan topografi bukit lipatan.

2.2 Karakteristik, ciri-ciri, serta sifat lahan berpasir


A. Karakteristik lahan berpasir
Tanah pasir tidak memiliki kandungan air, mineral, dan unsur hara karena tekstur
pada tanah pasir yang sangat lemah. Tanah pasir juga memiliki kesuburan yang rendah
sehingga sedikit sekali tanaman yang dapat tumbuh di tanah pasir. Tanah pasir memiliki
rongga yang besar sehingga pertukaran udara dapat berjalan dengan lancar. Selain itu tanah
pasir tidak lengket jika basah sehingga menjadikan tanah pasir mudah untuk diolah.

Tanah pasir memiliki tekstur yang kasar. Terdapat ruang pori-pori yang besar diantara
butiran-butirannya sehingga kondisi tanah ini menjadi struktur yang lepas dan gembur.

4
Dengan kondisi yang seperti itu menjadikan tanah pasir ini memiliki kemampuan yang
rendah untuk dapat mengikat air. Pada dasarnya tanah pasir merupakan tanah yang tidak
cocok untuk digunakan sebagai media tanam karena partikelnya yang besar dan kurang dapat
menahan air. Apabila digunakan sebagai media tanam, air akan mengalami infiltrasi,
bergerak kebawah melalui rongga tanah sehingga menyebabkan tanaman kekurangan air dan
menjadi layu.

Kandungan unsur hara pada tanah pasir sangat terbatas. Kandungan fosfor sangat
sedikit sekitar 5,1 – 20,5 ppm. Kandungan bahan organik lain hanya sekitar 0,4 -0,8 persen.
Kandungan natrium sekitar 0,05 – 0,08 persen dan kandungan kalium sekitar 0,09 – 0,2
persen. Kondisi ini menyebabkan tanah pasir termasuk kategori tanah yang tidak subur

B. Ciri-ciri tanah pasir (regosol)


 Bertekstur kasar
 Kapasitas serap air rendah
 Pori-pori besar
 Mudah diolah
 Permeabilitas rendah
 Makin tua teksturrya makin alus dan permeabilitas makin kurang baik

C. Sifat-sifat lahan berpasir


1. Sifat kimia pH tanah berkisar antara 6-7, kaya akan unsur-unsur hara seperti Posfor dan ka
lium kecuali nitrogen (N) tetapi belum terlapuk sehingga perlu penambahan pupuk organik.

2. Sifat fisika Butiran tanahnya kasar dan berkerikil, belum menampakkan adanya diferensia
si horizontal, warnanya bervariasi dari merah kuning, coklat kemerahan, dan coklat kekuning
an dan konsistensi lepas sampai gembur.

3. Sifat biologi Di tanah ini hanya sedikit mikroorganisme yang dapat memfiksasi nitrogen d
ari udara. Terdapat banyak bakteri bacillus yang dapat melarutkan senyawa fosfat dan kaliu
m di dalam tanah.

5
2.3 Pengelolaan lahan berpasir
A. Teknologi perbaikan sifat fisik – kimia dan organisme tanah.
a. Terbentuk agregat, tidak lepas-lepas, mampu menahan air baik yang hilang berupa perlok
asi atau evaporasi.
b. Mampu menyediakan unsur hara makro dan mikro bagi tanaman
c. Terwujudnya kekayaan mikro tanah yang dapat membantu kesuburan kimiawi dan fisika t
anah.

B. Teknologi peningkatan hubungan tanah dan atmosfir

1. Penggunaan Mulsa

Penggunaan mulsa pada permukaan tanah bertujuan untuk mengurangi kehilangan air
dari tanah. Mulsa permukaan tanah dapat menggunakan lembaran plastik, jerami padi atau sis
asisa tanaman lainnya. Pemasangan mulsa plastik di lahan pasir pantai berbeda dari pemasan
gan mulsa di lahan sawah. Pemasangan mulsa di lahan pasir dengan bentuk cekung ditengah.
Bentuk cekung bertujuan agar air hujan atau penyiraman masuk ke dalam tanah. Penggunaan
mulsa ini sangat penting dilahan pantai karena dapat menghemat lengas tanah sehngga kebutu
han lengas untuk tanaman terutama pada musim kemarau diharapkan dapat tercukup.

2. Pemberian bahan organik

Bahan organik yang dapat diberikan di lahan pasir pantai dapat berupa pupuk kandang
(sapi, kambing/domba dan unggas), kompos, pupuk hijau, dan blotong. Pemberin bahan orga
nik dapat dilakukan dengan cara mencampur bahan organik ke dalam tanah atau pemberian b
aan organik di permukaan tanah di sekitar tanaman. Bahan organik dapat diberikan ke lahan d
alam kondisi sudah matang atau mentah. Pemberian bahan organik dalam kondisi mentah bert
ujuan untuk mengurangi pelindian, sehingga dekomposisi bahan organik mentah akan terjadi
sinkronisasi pelepasan hara dengan kebutuhan hara bagi tanaman. Kebutuhan bahan organik p
ada lahan pasiran lebih banyak dari lahan konvensional yaitu sekitar 15 – 20 ton. Penelitian m
enunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang sebanyak 20 ton dapat menekan penggunaan N
PK menjadi 200 kg/ ha (Putri, 2011)

6
3. Penggunaan bahan-bahan halus

Penggunaan bahan halus di lahan pasir pantai dapat memanfaatkan tanah lempung, ab
u vulkan, endapan saluran sungai, kolam waduk. Penggunaan bahan halus bertujuan untuk me
ningkatkan jumlah koloid dalam tanah, khususnya penambahan fraksi lempung. Peningkatan j
umlah bahan halus dalam tanah akan bermanfaat terhadap peningkatan hara dan air. Gambar
2. Pemberian lumpur di lahan pasir pantai

4. Penggunaan Lapisan Kedap

Penggunaan lapisan kedap bertujuan untuk menghalagi infiltrasi air, sehingga air lebih
lama tertahan dalam tanah pasir pantai. Laspisan kedap dapat memanfaatkan lembaran plastic,
aspal, bitumen, lempung, pemampatan, semen. Lapisan kedap dibuat dengan cara menggali t
anah terlebih dahulu kemudian lapisan dihamparkan, selanjutnya diatas lapisan kedapt diberi t
anah.

5. Penggunaan Pemecah Angin

Penggunaan pemecah angina bertujuan untuk mengurangi kecepatan angin dalam pert
anaman lahan pasir. Pemecah angina dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu pemecah angin
sementara dan permanent. Pemecah angin sementara dapat memanfaatkan anyaman daun teb
u atau kelapa, kasa nilon dan lembaran plastic. Sedangkan pemecah angin permanent dapat m
emanfaatkan tanaman yang berupa tumbuhan tahunan yang umurnya panjang dan dapat diatu
r pertumbuhannya. Jenis tumbuhan yang dapat digunakan, misalnya: kelapa, Accasia, Glereci
dae, sengon, lamtoro, bunga turi, cemara laut dan pandan. Bangunan sementara dapat dibuat d
ari anyaman bambu, daun tebu, atau daun kelapa. Sementara itu, pematah angin yang bersifat
tetap berasal dari tumbuhan tahunan yang umurnya panjang dan dapat diatur pertumbuhannya.
Jenis tumbuhan yang dapat digunakan, misalnya: kelapa, Accasia, Glerecidae, sengon, lamto
ro, bunga turi dan lain-lain.

6. Penggunaan Pembenah Tanah

Bahan pembenah tanah alami adalah emulsi aspal, lateks, skim lateks, kapur pertanian,
batuan fosfat alam, blotong, dan zeolit (Dariah, 2007), tanah lempung (Grumusol dan Latoso
l) (Kertonegoro, 2000), lumpur sungai dan limbah karbit (Rajiman, 2010). Tujuan penggunaa
n bahan pembenah tanah adalah :

a. Memperbaiki agregat tanah,

7
b. Meningkatkan kapasitas tanah menahan air (water holding capacity), c. Meningkatkan ka
pasitas pertukarakation (KPK) tanah dan
c. Memperbaiki ketersediaan unsur hara tertentu. Pemanfaatan pembenah tanah harus memp
rioritaskan pada bahan-bahan yang murah, bersifat insitu, dan terbarukan.

7. Penggunaan sistem lorong

Alternatif lain dalam teknologi budidaya yang dapat diterapkan untuk lahan pantai ad
alah sistem penanaman lorong (alley cropping). Sistem penanaman lorong merupakan sistem
penanaman dengan menanam pohon-pohon kecil dan semak dalam jalur-jalur yang agak leba
r dan penanaman tanaman semusim di antara jalur-jalur tersebut sehingga membentuk loron
g-lorong. Tanaman lorong biasanya merupakan tanaman pupuk hijau atau legume tree. Di lah
an pantai, budidaya lorong diterapkan untuk mengatasi berbagai permasalahan seperti: intensi
tas matahari, erosi permukaan oleh angin, dan laju evapotranspirasi. Selain itu, dapat juga ber
fungsi sebagai pematah angin sehingga mereduksi kecepatannya.

8. Hidrologi dan Irigasi

Ketersediaan air irigasi di lahan pantai yang terbatas mengakibatkan perlunya upaya u
ntuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan air irigasi sehingga dapat mengurangi pemborosan
dalam penggunaan air irigasi. Irigasi dilahan pantai selama ini dilakukan dengan cara penyira
man dan penggunaan sumur renteng . Sedangkan untuk mengurangi kehilangan air siraman d
an mempertahankan lengas, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan penggunaa
n lembaran plastik yang ditanam pada jeluk 30 cm. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan s
uatu lapisan kedap guna mencegah atau menghambat agar air irigasi yang diberikan dapat dit
ahan oleh lapisan tersebut sehingga efisiensi pemanfaatan air oleh tanaman dapat ditingkatka
n.

2.4 Pemanfaatan lahan berpasir


Berikut ini beberapa komuditas yang dapat dibudidayakan di lahan berpasir :

1. Kurma

Pohon kurma termasuk ke dalam salah satu keluarga palem yang banyak tumbuh di
kawasan timur tengah. Dimana seperti diketahui bahwa wilayah timur tengah sebagian besar
berupa tanah berpasir. Namun di sini pohon kurma mampu tumbuh subur yaitu berbuah lebat
dan menghasilkan buah yang melimpah ketika sedang musim panen. Pohon kurma rata-rata

8
memiliki ketinggian sedang yaitu antara 15 sampai dengan 25 meter berbatang tunggal yang
berasal dari sistem akar tunggal. Buah kurma mempunyai nilai jual rata-rata tinggi setiap
panen dan biasanya d ekspor ke berbagai negara. Buah kurma mengandung nutrisi yang bisa
menggantikan gula darah yang hilang di dalam tubuh terutama untuk orang-orang yang
sedang berpuas.

2. Kelapa

Pohon ini banyak ditemukan di wilayah peisisr yang sudah tidak asing lagi bagi
sebagian masyarakat di Indonesia. Kelapa banyak ditemukan di wilayah tropis termasuk
Indonesia. Tanaman ini tergolong ke dalam kelompok monokotil atau tanaman berkeping
satu yang mampu tumbuh di ketinggian hingga 1.000 meter di atas permukaan laut. Juga bisa
tumbuh dengan pinggiran kota jika dekat pantai atau tanah berpasir. Oleh karena itu budidaya
tanaman kelapa banyak dikembangkan di wilayah pesisir dimana semua bagian dari pohon
kelapa dapat dimanfaatkan terutama buahnya. Daging kelapa bisa diolah menjadi minyak
kelapa yaitu salah satu barang berkeekonomian tinggi karena menajdi bahan baku utama
pembuatan minyak kelapa atau di bidang kecantikan dan kesehatan.

3. Semangka

Tanaman yang memiliki nama latin citrullus lanatus ini termasuk sebagai salah satu
jenis tanaman merambat yang berasal dari wilayah bergurun pasir di Afrika bagian selatan.
Oleh karena itu semangka sangat cocok dibudidayakan di tanah yang menyimpan struktur
berpasir. Sehingga tak heran jika para petani semangka di dalam mengolah lahan mereka
dengan tanah pasir akan menciptakan kondisi tanah yang kering dan kelembaban rendah
menjadi tanah subur. Semangka membutuhkan sinar matahari yang lebih untuk bisa tumbuh
dengan baik.

4. Singkong

Bagi warga masyarakat di Indonesia, singkong banyak dibudidayakan di perkebunan-


perkebunan atau tegalan dengan struktur tanah yang sedikit berpasir. Tanaman singkong
dapat dengan mudah ditanam di tanah dengan kondisi yang keras atau terlalu padat tetapi
akan mendapatkan pertumbuhan umbi singkong tidak sebaik jika ditanam di tanah berpasir.
Juga akan memudahkan ketika pemanen umbi singkong tiba akan lebih mudah dicabut jika
berada di dalam tanah berpasir. Selanjutnya hasil panen yang biasanya melimpah akan diolah
menjadi tepung singkong atau mokaf.

9
5. Pitaya / Buah Naga

Seperti diketahui bahwa tanaman buah naga masih satu keluarga dengan pohon kaktus
dan merupakan tanaman yang berasal dari daratan Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika
Selatan. Saat ini buah naga sudah mulai banyak dibudidayakan di kawasan Asia terutama di
Indonesia. Sesuai dengan habitat asalnya, buah naga harus ditanam di tanah berpasir dengan
durasi sinar matahari yang cukup panjang serta bersuhu antara 38 derajat C sampai dengan 40
derajat C. Untuk mendapatkan hasil yang sempurna maka buah naga masih membutuhkan
unsur hara yang mencukupi agar dapat tumbuh dan berbuah lebih mudah dan cepat. Dalam 1
tahun tanaman buah naga dapat mencapai ketinggian lebih dari 3 meter.

6. Bawang Merah dan Cabai

Saat ini terutama di daerah pedesaan di seluruh Indonesia sudah mulai


membudidayakan tanaman bawang merah dan tanaman cabai dalam skala besar di tanah
berpasir seperti di Bantul atau di Yogyakarta. Meskipun sebelumnya sebagian besar
masyarakat tidak yakin jika lahan yang diajukan dapat ditanami oleh tanaman palawija
seperti cabai dan bawang merah. Pertama kali dilakukan tidaklah mudah dimana tanaman ini
harus sering disiram yaitu dua kali dalam sehari agar tidak menjadi kekeringan.

10
BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Minimnya lahan produktif pertanian di Indonesia sehingga mewajibkan kita untuk


pemanfaatan dalam pengelolaan lahan Marginal seperti lahan berpasir. Lahan berpasir
merupakan lahan sub optimal yang memerlukan input teknologi didalamnya. Pemberian
pupuk kandang merupakan solusi yang tepat dan langkah pertama dalam memperbaiki sifat
fisik, kimia, biologi. Hal tersebut dibuktikan dari beberapa penelitian yang mengaplikasikan
berbagai jenis pupuk kandang baik secara tunggal ataupun kombinasi seperti kotoran sapi,
ayam, kambing, dan bahan organik. Selain itu pemberian pupuk kandang juga dapat
diberikan pupuk hayati juga terbukti dapat memperbaiki pertumbuhan dan meningkatkan
produksi tanaman pada tanah berpasir.

Saran
 Dalam pengelolaan lahan berpasir perlu adanya input teknologi, seperti teknologi
pengelolaan tanah. Tanah lahan berpasir dapat diolah dengan pemberian pupuk organik
(kotoran sapi, ayam, kambing), Penggunaan mulsa, pemberian bahan organik, penggunaan
bahan-bahan halus, penggunaan lapisan kedap, penggunaan pemecah angin, penggunaan
pembenah tanah, penggunaan sistem lorong, hidrologi dan irigasi. Adapun tanaman yang
disarankan untuk di budidayakan dilahan berpasir yaitu, Kurma, Kelapa, Semangka,
Singkong, Pitaya / Buah Naga, Bawang Merah dan Cabai.

11
Daftar pustaka
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/tanah/tanah-pasir
http://conference.unsri.ac.id/index.php/lahansuboptimal/article/download/2296/1427
https://osf.io/preprints/inarxiv/pgfyv/download
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/tanah/tanah-pasir
https://www.plimbi.com/article/177133/beberapa-contoh-tanaman-yang-mampu-tumbuh-
subur-di-tanah-berpasir

12

Anda mungkin juga menyukai