BAB II
KAJIAN PUSTAKA
c. Jika dalam contoh tanah yang akan diuji terdapat batuan dengan
ukuran lebih besar dari 75 mm, maka batuan-batuan tersebut harus
dikeluarkan terlebih dahulu. Persentasi batuan yang dikeluarkan
tersebut harus dicatat.
Tanah dibagi menjadi 7 kelompok pada sistem klasifikasi AASHTO,
yaitu A-1, A-2, A-3, A-4, A-5, A-6, dan A-7. Tanah yang berbutir 35%
atau kurang dari jumlah butiran tanah, lolos ayakan No. 200 dan
diklasifikasikan kelompok A-1, A-2 dan A-3. Tanah yang berbutir lebih
dari 35% butiran tanah, lolos ayakan No. 200 dan diklasifikasikan
kelompok A-4, A-5, A-6, dan A-7. Pada butiran kelompok A-4, A-5, A-6,
dan A-7 sebagian besar merupakan lempung dan lanau. Dalam
mengklasifikasikan tanah, data yang diperoleh dari sebuah percobaan di
laboratorium selanjutnya dicocokkan dengan tabel 2.1. Kelompok tanah
dari sebelah kiri merupakan tanah baik sedangkan semakin ke kanan
kualitasnya berkurang.
a. Tanah berbutir kasar merupakan tanah pasir dan kerikil, yang berat
total contoh tanah tersebut lolos saringan No. 200 kurang dari 50%.
Simbol pada kelompok ini adalah S untuk tanah pasir dan G untuk
tanah berkerikil. Selain itu, jika tanah bergradasi baik disimbolkan
dengan W sedangkan jika tanah begradasi buruk disombolkan
dengan P.
b. Tanah berbutir halus merupakan tanah lanau dan tanah lempung,
yang berat tota lcontoh tanah tersebut lolos saringan No. 200 lebih
dari 50%. Simbol pada kelompok ini adalah O untuk lanau dan C
untuk lempung. Plastisitas dinyatakan dengan H jika plastisitas
tinggi dan dinyatakan L jika plastisitas rendah.
Tabel 2.2 Sistem Klasifikasi Tanah Unified (Bowles, 1991)
TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2020
6. Tanah laterit
Tanah laterit merupakan tanah hasil pencucian karena
pengaruh suhu rendah dan curah hujan tinggi. Karena proses
pembentukannya melibatkan curah hujan yang tinggi, banyak
mineral yang dibutuhkan tanaman jadi hilang dari tanah jenis ini.
Tanah laterit memiliki ciri tidak subur karena banyak
mengandung sisa oksidasi besi dan aluminium. Tanah jenis ini
termasuk tanah yang sudah tua.
7. Tanah mediteran
Tanah mediterania ini merupakan hasil dari pelapukan
bebatuan kapur. Karena terbentuk dari tanah kapur, bisa
disimpulkan kalau tanah ini tidak subur dan tidak bisa ditanami
tanaman yang membutuhkan banyak air. Ciri-ciri tanah kapur
adalah berasal dari bebatuan kapur, miskin unsur hara, dan
kurang subur.
8. Tanah organosol
Tanah gambut atau organosol adalah tanah yang terbentuk
dari pelapukan bahan organik seperti tumbuhan, gambut, dan
rawa. Tanah gambut biasanya terdapat di daerah yang memiliki
iklim basah dan bercurah hujan tinggi. Tanah ini memiliki ciri-
ciri berwarna hitam, memiliki kandungan air dan kandungan
organik yang tinggi, memiliki tingkat keasaman yang tinggi, nilai
PH-nya hanya 0.4, miskin akan unsur hara, drainasenya jelek,
dan pada umumnya kurang subur.
2.3.1. Berdasarkan asalnya
Berdasarkan asalnya, tanah diklasifikasikan secara luas menjadi :
1. Tanah organik
Tanah organik adalah jenis tanah yang memiliki campuran
bahan-bahan organik dan sisa-sisa pelapukan tanaman dan
hewan. Ciri-ciri tanah organik memiliki warna tua, tekstur lunak,
serta mudah berubah bentuk jika ditekan. Tanah organic
memiliki tingkat kuat geser yang kecil dan kompresibilitas tinggi.
TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2020
5. Lanau
Partikel – partikel mineral yang ukurannya berkisar antara
maksimum 0,005 sampai 0,074 mm dan 0,002 sampai 0,006 mm.
6. Lempung
Partikel–partikel mineral yang ukurannya lebih kecil dari
ukuran lanau, sekitar ukuran 0,002 mm atau lebih kecil. Tanah
lempung mempunyai sifat plastisitas yang tinggi dan kohesif.
Sifat–sifat tanah lempung sangat dipengaruhi oleh kadar air yang
terkandung.
2.3.3. Berdasarkan letak hasil pelapukan
Jenis-jenis tanah berdasarkan letak hasil pelapukan adalah sebagai
berikut:
1. Tanah Residual
Tanah residual adalah hasil dari pelapukan kimiawi yang
mengubah mineral asal batuan menjadi mineral baru. Wujud dari
hasil pelapukan sangat tergantung dari faktor faktor lingkungan
seperti cuaca, curah hujan, topografi, jenis batuan asal, drainasi
dan umur pelapukan.
2. Tanah terangkut
Tanah terangkut Hasil pelapukan batuan kemudian
diendapkan di lokasi lain oleh proses alam (air, angin, dll).
Bersifat lebih heterogen, terdiri atas lapisan yang berganti-ganti.
Kadar air yang tersedia dalam tanah didasarkan pada kenyataan bahwa
jumlah air maksimum yang dapat disimpan dalam tanah adalah air yang ditahan
pada saat kapasitas lapang dimana tanaman hanya dapat menurunkan kandungan
air tanah sampai batas titik layu permanen. Atas dasar itu maka jumlah air yang
dapat ditahan antar kapasitas lapang dan titik layu permanen serta kelebihan air
yang terikat pada kapasitas lapang tidak menguntungkan lagi bagi tanaman tingkat
tinggi (Pairunan, A. K. dkk, 1997).
Kadar air tanah adalah konsentrasi air dalam tanah yang biasanya
dinyatakan dengan berat kering. Kadar air pada kapasitas lapang adalah jumlah air
yang ada dalam tanah sesudah kelebihan air gravitasi mengalir keluar dan dengan
nyata, biasanya dinyatakan dengan persentase berat. Kadar air pada titik layu
permanen adalah yang dinyatakan dengan persentase berat kering. Pada saat daun
tumbuhan yang terdapat dalam tanah tersebut mengalami pengurangan kadar air
secara permanen sebagai akibat pengurangan persediaan kelembaban tana
(Buckman dan Brady, 1982).
Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume
air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat
memberikan gambaran tentang ketersediaan air bagi tanaman pada volume tanah
tertentu. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah
dikering ovenkan dalam oven pada suhu 1000 C – 1100 C untuk waktu tertentu.
Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung
dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan
udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang
bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah. Air
tambahan berikutnya akan bergerak ke bawah melalui proses penggerakan air
jenuh. Penggerakan air tidak hanya terjadi secara vertikal tetapi juga horizontal.
Gaya gravitasi tidak berpengaruh terhadap penggerakan horizontal (Hakim, dkk,
1986).
3. Koefisien layu (titik layu permanen) adalah kondisi air tanah yang
ketersediaannya sudah lebih rendah ketimbang kebutuhan tanaman
untuk aktivitas, dan mempertahankan turgornya.
4. Koefisien Higroskopis adalah kondisi di mana air tanah terikat
sangat kuat oleh gaya matrik tanah. Kemampuan tanah menahan air
dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah.
Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil
daripada tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada
tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur
lempung atau liat. Kondisi kelebihan air ataupun kekurangan air dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman. Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi:
banyaknya curah hujan atau air irigasi, kemampuan tanah menahan air, besarnya
evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan melalui vegetasi),
tingginya muka air tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa kimiawi atau
kandungan garam-garam, dan kedalaman solum tanah atau lapisan tanah (Madjid,
2010).
Air tersedia biasanya dinyatakan sebagai air yang terikat antara kapasitas
lapangan dan koefisien layu. Kadar air yang diperlukan untuk tanaman juga
bergantung pada pertumbuhan tanaman dan beberapa bagian profil tanah yang
dapat digunakan oleh akar tanaman. Tetapi untuk kebanyakan mendekati titik
layunya, absorpsi air oleh tanaman kurang begitu cepat, dapat mempertahankan
pertumbuhan tanaman. Penyesuaian untuk menjaga kehilangan air di atas titik
layunya telah ditunjukkan dengan baik (Buckman and Brady, 1982).
Kadar air dalam tanah Alfisol dapat dinyatakan dalam persen volume yaitu
persen volume air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena
dapat memberikan gambaran tentang ketersediaan air pada pertumbuhan pada
volume tanah tertentu. Cara penetapan kadar air tanah dapat digolongkan dengan
beberapa cara penetapan kadar air tanah dengan gravimetrik, tegangan atau
hisapan, hambatan listrik dan pembauran neutron. Daya pengikat butir-butir tanah
Alfisol terhadap air adalah besar dan dapat menandingi kekuatan tanaman yang
tingkat tinggi dengan baik begitupun pada tanah Inceptisol dan Vertisol, karena
TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2020
itu tidak semua air tanah dapat diamati dan ditanami oleh tumbuhan
(Hardjowigeno, S., 1993). Kadar air tanah dapat dihitung dengan rumus
Persamaan 2.2a., 2.2b. dan 2.2c. sebagai berikut :
Ww
w= . 100 %............................................................................................... (2.2a.)
Ws
Kadar air dinyatakan dalam persen
e . Sr
w= ......................................................................................................... (2.2b.)
G
e . Sr
w= ......................................................................................................... (2.2c.)
W
Keterangan :
W : Kadar air
Ww : Berat Air
Ws : Berat butiran
Sr : Derajat kejenuhan tanah
e : Angka pori alami endapan/deposit
2.6.2. Porositas ( n )
Total ruang pori adalah volume pada ruang tanah yang diisi oleh air dan
udara. Persentase dari total ruang pori disebut porositas. Untuk mengetahui
porositas, tanah ditempatkan pada oven sampai tanah kering udara, kemudian
ditimbang beratnya. Perbedaan berat sampel dengan berat tanah sesudah
diovenkan menjadi ruang pori tanah. Ruang pori tanah yang tinggi akan membuat
permeabilitas tanah yang tinggi juga, oleh karena itu maka tanah tersebut akan
meloloskan air dengan cepat (Foth, 1984).
TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2020
Proporsi udara dan air dalam tanah sangat kritikal untuk pertumbuhan
tanaman karena secara langsung berpengaruh pada absorbsi air, unsur hara dan
respirasi akar. Semakin banyak pori-pori tanah maka porositas tanah semakin
tinggi. Pori-pori tanah adalah ruang dalam tanah yang tidak terisi bahan padat,
tetapi terisi air atau udara. Umumnya komposisi tanah terdiri dari padatan (45%),
bahan organik (5%), air (25%), dan udara (25%). Porositas tanah dapat dinyatakan
dengan rumus persamaan 2.3a., dan 2.3b. sebagai berikut :
Vv
n= .100 % ................................................................................................. (2.3a.)
v
Porositas dinyatakan dalam persen
e
n= ........................................................................................................... (2.3b.)
1+ e
Keterangan :
n : Porositas tanah
Vv : Volume rongga
V : Volume total
Angka pori sendiri dapat dinyatakan dengan rumus persamaan 2.4a. dan
2.4b. sebagai berikut :
Vv
e= .100 % ................................................................................................ (2.4a.)
Vs
Keterangan :
Y w .G(1+ w)
e= ............................................................................................. (2.4b.)
Y
Sementara itu, parameter uap air dan udara juga sangat mempengaruhi
derajat kejenuhan tanah, sehingga perlu dilakukan penelitian terhadap
parameter udara dalam pengukuran dan perhitungan derajat kejenuhan tanah,
khususnya zona tanah tak jenuh air. Derajat kejenuhan tanah dapat dinyatakan
dengan rumus persamaan 2.5. sebagai berikut :
Vw
Sr= ×100 %............................................................................................. (2.5.)
Vv
Keterangan :
Vw : Volume air
Berat isi tanah basah adalah massa tanah total per unit volume dan dapat
dinyatakan dengan rumus persamaan 2.6a. dan 2.6b. sebagai berikut :
W
Yb= ...........................................................................................................(2.6b.)
V
TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2020
Keterangan :
Yb : Berat isi tanah basah atau volume tanah basah
W : Berat butiran tanah termasuk air dan udara
V : Volume tanah
2.6.6. Berat isi tanah kering
Berat isi tanah kering adalah rasio antara massa tanah kering oven dengan
volume total. Tanah kering, hanya terdiri dari dua bagian, yaitu butir-butir tanah
dan pori-pori udara. Berat isi tanah kering dapat dinyatakan dengan rumus
persamaan 2.7a., 2.7b., dan 2.7c. sebagai berikut :
Ws
Y d= .......................................................................................................... (2.7a.)
V
100 y
Y d= .................................................................................................... (2.7b.)
100+w
G× Y w
Y d= .................................................................................................... (2.7c.)
1+e
Keterangan :
Yd : Berat isi tanah kering atau volume taah kering
Ws : Berat butiran
V : Volume total tanah
2.6.7. Berat isi tanah alami
Berat isi tanah adalah berat suatu volume tanah dalam keadaan utuh,
dinyatakan dalam gram/cm3. Kalau dalam berat jenis tanah yang dimaksud dalam
volume tanah, hanya volume padatan tanah saja, sedangakan untuk berat isi
volume tanah dalam hal ini termasuk dalam bahan padat dan ruang pori. Faktor
yang mempengaruhi berat isi tanah adalah besarnya ruang pori tanah, semaki
besar ruang pori total tanah akan semakin kecil berat isi tanah.
Tanah berpasir dan lempung berpasir umumnya berkisar antara 1,2 – 1,8
g/cm3. Sedangakan tanah yang lebih halus antara 1,0 – 1,6 g/cm3. Berat isi tanah
merupakan salah satu sifat fisik tanah yang sering ditetapkan karena berkaitan erat
dengan perhitungan penetapan sifat-sifat fisik tanah lainnya, seperti retensi air
TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2020
(pF), ruang pori total (RPT), coefficient of linier extensibility (COLE), dan kadar
air tanah. Berat isi tanah alami dapat dinyatakan dengan rumus persamaan 2.8.
sebagai berikut :
W
y= ............................................................................................................. (2.8.)
V
Keterangan :
y : Berat isi tanah alami
w : Berat butirah tanah
V : Volume tanah
2.6.8. Berat isi tanah jenuh
Berat isi tanah jenuh adalah material yang terdiri dari agregat (butiran)
mineral-mineral padat yang tidak tersementasi satu sama lain dan atau dari
bahanbahan organik yang telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai dengan
zat cair dan gas mengisi ruang- ruang kosong di antara partikel-partikel padat
tersebut. Tanah jenuh juga terdapat dua bagian, yaitu bagian padat atau butiran
dan air pori. Tanah jenuh, maka S = 1. Berat isi tanah jenuh dapat dinyatakan
dengan rumus persamaan 2.10a., dan 2.10b. sebagai berikut :
W w+ W s
Y sat = ............................................................................................... (2.9a.)
V
W
Y sat = ........................................................................................................ (2.9b.)
V
Keterangan :
Ww : Berat air
W : Berat
V : Isi
TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2020
Sifat fisik yang dilakukan antara lain uji kadar air, uji berat jenis, uji
analisis saringan, uji batas plastis, dan uji batas cair. Pemadatan adalah proses Yd
meningkat disebabkan pemadatan partikel yang diikuti pengurangan volume udara
dengan volume air tetap. Indeks kepadatan dapat dinyatakan dengan rumus
persamaan 2.11a. sebagai berikut :
e maks−e
l D =Dr = .......................................................................................(2.10a.)
emaks −e min
emaks. = angka pori ter besar yang dapat dicapai di la boratorium oleh contoh tanah
terse but (angka pori dalam keadaan paling tidak padat).
emin. = angka pori terkecil yang dapat dicapai di la boratorium oleh contoh tanah
terse but (angka pori dalam keadaan paling padat).
l D =Dr =
[ Y d−Y dmin
Y dmaks −Y dmin ][ ]
Y dmaks
Yd
..................................................................(2.10b.)
Berat tanah yang tertinggal adalah berat tanah pada setiap saringan
ditimbang, lalu diprosentasekan terhadap berat total sampel tanah yang dianalisis.
Susunan saringan berdasarkan standar ASTM (American Standard of Testing
Material).
Tanah tertinggal=berat tanah alami−berat tanah tertahan................................(2.12.)
berat tertahan
% Komulatf = ×100 %....................................................... (2.13a.)
berat total