Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2020

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Definisi Tanah


Untuk pandangan teknik secara umum, tanah diartikan sebagai material
himpunan mineral padat yang tidak terikat secara kimia, bahan organik yang telah
melapuk, dan endapan-endapan yang relatif lepas (loose), yang terletak di atas
batuan dasar (bedrock), disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang
kosong di antara partikel-partikel padat tersebut. Ikatan antara butiran yang relatif
lemah dapat disebabkan oleh karbonat, zar organik, atau oksida-oksida yang
mengendap di antara partikel-partikel. Ruang di antara partikel-partikel dapat
berisi air, udara, ataupun keduanya.
Secara umum tanah dapat dibedakan menjadi dua yaitu tanah tak
berkohesif dan tanah berkohesif. Tanah tak kohesif adalah tanah yang berada
dalam keadaan basah akibat gaya tarik permukaan di dalam air, contohnya adalah
tanah berpasir. Tanah berkohesif adalah tanah apabila karakteristik fisis yang
selalu terdapat pembasahan dan pengeringan yang menyusun butiran tanah bersatu
sesamanya sehingga sesuatu gaya akan diperlakukan untuk memisahkan dalam
keadaan kering, contohnya pada tanah lempung

2.2. Proses Terjadinya Tanah


Tanah sendiri terjadi karena adanya proses pelapukan batuan atau proses
geologi lainnya yang berada di dekat permukaan bumi sehingga membentuk
tanah. Dalam proses pembentukannya tanah dari induknya, tanah memiliki dua
macam proses yaitu secara fisik maupun kimia :
a. Proses secara fisik
Proses batuan menjadi partikel-partikel yang lebih kecil, dapat terjadi
akibat adanya pengaruh erosi, angin, air, manusia, atau hancurnya partikel
tanah akibat perubahan suhu atau cuaca. Partikel-partikel dapat berbentuk
bulat, bergerigi maupun bentuk-bentuk di antaranya.
TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2020

b. Proses secara kimia


Proses pelapukan terjadi oleh pengaruh oksigen, karbon dioksida, air
(terutama yang mengandung asam atau alkali) dan proses-proses kimia
yang lain.

2.3. Klasifikasi Tanah


Sifat dan jenis tanah yang beragam ditentukan oleh perbandingan
banyaknya fraksi dan sifat plastisitas butir halus. Klasifikasi tanah dibagi menjadi
golongangolongan tanah dengan kondisi dan sifat yang serupa kemudian diberi
simbol nama yang sama. Terdapat dua cara klasifikasi yang umum digunakan:

1. Sistem Klasifikasi AASHTO (American Association of State Highway


and Transportation Official)
Sistem klasifikasi AASHTO berkembang tahun 1929 kemudian
megalami beberapa kali perbaikan hingga tahun 1945. Sistem klasifikasi
AASHTO masih dipergunakan hingga sekarang ini, diajukan oleh
Commite on Classification of Material for Subgrade and Granular Type
Road of the Highway Research Board (ASTM Standar No. D-3282,
AASHTO model M145). Sistem klasifikasi AASHTO berdasarkan kriteria
berikut:

a. Ukuran butir Ukuran butir dibagi menjadi empat kategori, yaitu


kerikil, pasir, lanau, dan lempung. Kerikil merupakan bagian tanah
yang lolos saringan 75 mm dan tertahan disaringan 2mm (No. 10)
sedangkan pasir merupakan bagian tanah yang lolos saringan 2 mm
dan tertahan saringan 0,0075 mm (No. 200). Untuk lanau dan
lempung memiliki diameter lolos saringan yang sama, yaitu 0,0075
mm (No. 200).
b. Plastisitas Bagian-bagian halus dari tanah yang memiliki indeks
plastisitas (IP) sebesar 10 atau kurang, maka disebut dengan istilah
berlanau. Sedangkan 6 untuk bagian-bagian halus dari tanah yang
memiliki indeks plastisitas (IP) sebesar 11 atau lebih, maka disebut
berlempung.
TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2020

c. Jika dalam contoh tanah yang akan diuji terdapat batuan dengan
ukuran lebih besar dari 75 mm, maka batuan-batuan tersebut harus
dikeluarkan terlebih dahulu. Persentasi batuan yang dikeluarkan
tersebut harus dicatat.
Tanah dibagi menjadi 7 kelompok pada sistem klasifikasi AASHTO,
yaitu A-1, A-2, A-3, A-4, A-5, A-6, dan A-7. Tanah yang berbutir 35%
atau kurang dari jumlah butiran tanah, lolos ayakan No. 200 dan
diklasifikasikan kelompok A-1, A-2 dan A-3. Tanah yang berbutir lebih
dari 35% butiran tanah, lolos ayakan No. 200 dan diklasifikasikan
kelompok A-4, A-5, A-6, dan A-7. Pada butiran kelompok A-4, A-5, A-6,
dan A-7 sebagian besar merupakan lempung dan lanau. Dalam
mengklasifikasikan tanah, data yang diperoleh dari sebuah percobaan di
laboratorium selanjutnya dicocokkan dengan tabel 2.1. Kelompok tanah
dari sebelah kiri merupakan tanah baik sedangkan semakin ke kanan
kualitasnya berkurang.

Tabel 2.1 Klasifikasi Tanah Berdasarkan AASHTO


TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2020

2. Sistem Klasifikasi Tanah Unified (USCS)


Sistem kalsifikasi tanah unified atau USCS (Unified Soil Classification
System) pertama kali diajukan oleh Casagrande yang selanjutnya
dikembangkan oleh USBR (United State Bureau of Reclamation) dan
USACE (United State Army Corps of Engineer). Kemudian USCS ini
digunakan sebagai metode standar mengklasifikasikan tanah oleh ASTM
(American Society for Testing anf Materials). Tanah diklasifikasikan
menjadi dua kategori pada sistem klasifikasi USCS, yaitu:

a. Tanah berbutir kasar merupakan tanah pasir dan kerikil, yang berat
total contoh tanah tersebut lolos saringan No. 200 kurang dari 50%.
Simbol pada kelompok ini adalah S untuk tanah pasir dan G untuk
tanah berkerikil. Selain itu, jika tanah bergradasi baik disimbolkan
dengan W sedangkan jika tanah begradasi buruk disombolkan
dengan P.
b. Tanah berbutir halus merupakan tanah lanau dan tanah lempung,
yang berat tota lcontoh tanah tersebut lolos saringan No. 200 lebih
dari 50%. Simbol pada kelompok ini adalah O untuk lanau dan C
untuk lempung. Plastisitas dinyatakan dengan H jika plastisitas
tinggi dan dinyatakan L jika plastisitas rendah.
Tabel 2.2 Sistem Klasifikasi Tanah Unified (Bowles, 1991)
TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2020

2.3.1. Berdasarkan Proses Terbentuknya


Berikut ini adalah macam-macam / jenis-jenis tanah yang terjadi
berdasarkan proses terbentuknya :
1. Tanah Humus
Tanah humus adalah tanah yang memiliki kandungan
organik sebagai habitat mikroorganisme penyubur tanah,
sehingga tanah kaya akan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
Humus yang terdapat dalam tanah juga menjadikan tanah
memiliki kemampuan untuk menahan air lebih baik, serta
menjaganya dari risiko erosi.
2. Tanah Pasir
Tanah pasir adalah tanah dengan partikel berukuran besar.
Tanah ini terbentuk dari batuan-batuan beku serta batuan
sedimen yang memiliki butiran besar dan kasar atau yang sering
disebut dnegan kerikil. Tanah pasir memiliki kapasitas serat air
yang rendah karena sebagian besar tersusun atas partikel
berukuran 0,02 sampai 2 mm.
3. Tanah Aluvial / Endapan
Tanah aluvial adalah tanah yang berasal dari endapan
lumpur dan pasir halus yang mengalami erosi. Karena itu
tanah ini banyak dijumpai di dataran rendah, muara sungai,
danau, daerah rawa, lembah dan sebagainya.
4. Tanah podzolit
Tanah podsolit adalah tanah yang terbentuk dari batuan
kuarsa. Tanah ini terdiri dari berbagai tekstur, mulai dari pasir
hingga bebatuan kecil. Tanah podolik ini memiliki ciri-ciri
berwarna merah sampai kuning, bersifat asam atau PH-nya
rendah, kandungan unsur haranya rendah, dan kandungan bahan
organiknya juga rendah.
5. Tanah vulkanis
Tanah vulkanis adalah tanah hasil pelapukan bahan padat
dan cair dari adanya aktivitas vulkanisme alias gunung meletus.
TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2020

6. Tanah laterit
Tanah laterit merupakan tanah hasil pencucian karena
pengaruh suhu rendah dan curah hujan tinggi. Karena proses
pembentukannya melibatkan curah hujan yang tinggi, banyak
mineral yang dibutuhkan tanaman jadi hilang dari tanah jenis ini.
Tanah laterit memiliki ciri tidak subur karena banyak
mengandung sisa oksidasi besi dan aluminium. Tanah jenis ini
termasuk tanah yang sudah tua.
7. Tanah mediteran
Tanah mediterania ini merupakan hasil dari pelapukan
bebatuan kapur. Karena terbentuk dari tanah kapur, bisa
disimpulkan kalau tanah ini tidak subur dan tidak bisa ditanami
tanaman yang membutuhkan banyak air. Ciri-ciri tanah kapur
adalah berasal dari bebatuan kapur, miskin unsur hara, dan
kurang subur.
8. Tanah organosol
Tanah gambut atau organosol adalah tanah yang terbentuk
dari pelapukan bahan organik seperti tumbuhan, gambut, dan
rawa. Tanah gambut biasanya terdapat di daerah yang memiliki
iklim basah dan bercurah hujan tinggi. Tanah ini memiliki ciri-
ciri berwarna hitam, memiliki kandungan air dan kandungan
organik yang tinggi, memiliki tingkat keasaman yang tinggi, nilai
PH-nya hanya 0.4, miskin akan unsur hara, drainasenya jelek,
dan pada umumnya kurang subur.
2.3.1. Berdasarkan asalnya
Berdasarkan asalnya, tanah diklasifikasikan secara luas menjadi :
1. Tanah organik
Tanah organik adalah jenis tanah yang memiliki campuran
bahan-bahan organik dan sisa-sisa pelapukan tanaman dan
hewan. Ciri-ciri tanah organik memiliki warna tua, tekstur lunak,
serta mudah berubah bentuk jika ditekan. Tanah organic
memiliki tingkat kuat geser yang kecil dan kompresibilitas tinggi.
TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2020

Bahan- bahan organik yang terdapat pada tanah organik memiliki


tingkat kohesi dan plastisitas yang rendah. (Wiratama : 2013)
2. Tanah anorganik
Tanah anorganik adalah tanah yang berasal dari pelapukan
batuan baik secara kimia maupun fisis. (Dunn : 1980)
2.3.2. Berdasarkan ukuran batuan penyusun
Mengklaifikasikan tanah berdasarkan ukuran butiran penyusun atau
jenis dari batuan tanah tertentu menjadi :
1. Batuan dasar (bedrock)
Batuan pada tempat asalnya ,biasanya terbentang secara
meluas dalam arah horizontal dan arah vertical. Bahan ini
umumnya tertutup oleh tanah dengan berbagai kedalaman, jika
terbuka mungkin bagian luar menjadi lapuk.
2. Berangkal Potongan
Potongan bahan lebih kecil yang telah terpisah dari batuan
dasar dn berukuran 250 mm smpai 300 mmatau lebih.
3. Kerikil (gravel)
Istilah umum yang digunakan untuk potongan – potongan
batuan yang berukuran maksimum 150 mm sampai kurang dari 5
mm. Bisa berupa batu pecah / split bila terbuat dari pabrik ,
berupa kerikil alamiah bila digali dari deposit yang terdapat
secara alami , atau berupa kerikil ayakan jika kerikil tersebut
telah disaring hingga ukuran 3 mm sampai 5 mm. Kerikil adalah
bahan tak berkohesi, yaitu kerikil tidak mempunyai adhesi atau
tarikan antar partikel.
4. Pasir
Partikel – partikel mineral yang lebih kecil dari kerikil
tetapi lebih besar dari sekitar 0,05 sampai 0,075. Bisa berbentuk
halus, sedang, atau kasar tergantung pada ukuran partikel
terbanyak.
TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2020

5. Lanau
Partikel – partikel mineral yang ukurannya berkisar antara
maksimum 0,005 sampai 0,074 mm dan 0,002 sampai 0,006 mm.
6. Lempung
Partikel–partikel mineral yang ukurannya lebih kecil dari
ukuran lanau, sekitar ukuran 0,002 mm atau lebih kecil. Tanah
lempung mempunyai sifat plastisitas yang tinggi dan kohesif.
Sifat–sifat tanah lempung sangat dipengaruhi oleh kadar air yang
terkandung.
2.3.3. Berdasarkan letak hasil pelapukan
Jenis-jenis tanah berdasarkan letak hasil pelapukan adalah sebagai
berikut:
1. Tanah Residual
Tanah residual adalah hasil dari pelapukan kimiawi yang
mengubah mineral asal batuan menjadi mineral baru. Wujud dari
hasil pelapukan sangat tergantung dari faktor faktor lingkungan
seperti cuaca, curah hujan, topografi, jenis batuan asal, drainasi
dan umur pelapukan.
2. Tanah terangkut
Tanah terangkut Hasil pelapukan batuan kemudian
diendapkan di lokasi lain oleh proses alam (air, angin, dll).
Bersifat lebih heterogen, terdiri atas lapisan yang berganti-ganti.

2.4. Stabilisasi Tanah


Stabilisasi tanah secara prinsip adalah suatu tindakan atau usaha yang
dilakukan guna menaikkan kekuatan tanah dan mempertahankan kekuatan
gesernya. Beberapa tindakan yang dilakukan untuk menstabilisasikan tanah adalah
sebagai berikut :

a. Menambah bahan yang menyebabkan perubahan-perubahan kimiawi


atau fisis pada tanah.
b. Mengganti tanah yang buruk.
c. Meningkatkan kerapatan tanah.
TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2020

d. Menurunkan muka air tanah.


e. Menambah material yang tidak aktif sehingga meningkatkan kohesi
dan kekuatan geser yang timbul.

2.5. Kadar Air


Kadar air tanah ialah konsentrasi air dalam tanah yang biasanya
dinyatakan dengan berat kering. Kadar air pada kapasitas lapang adalah jumlah air
yang ada dalam tanah sesudah kelebihan air gravitasi mengalir keluar dan dengan
nyata, biasanya dinyatakan dengan persentase berat. Kadar air pada titik layu
permanen adalah yang dinyatakan dengan persentase berat kering. Pada saat daun
tumbuhan yang terdapat dalam tanah tersebut mengalami pengurangan kadar air
secara permanen sebagai akibat pengurangan persediaan kelembaban tana
(Buckman dan Brady, 1982) Kadar air dinyatakan dalam % volume, yaitu
persentase volume tanah.Cara ini memberikan keuntungan karena dapat
memberikan gambaran terhadap ketersediaan air bagi tumbuhan pada volume
tertentu.

Kadar air yang tersedia dalam tanah didasarkan pada kenyataan bahwa
jumlah air maksimum yang dapat disimpan dalam tanah adalah air yang ditahan
pada saat kapasitas lapang dimana tanaman hanya dapat menurunkan kandungan
air tanah sampai batas titik layu permanen. Atas dasar itu maka jumlah air yang
dapat ditahan antar kapasitas lapang dan titik layu permanen serta kelebihan air
yang terikat pada kapasitas lapang tidak menguntungkan lagi bagi tanaman tingkat
tinggi (Pairunan, A. K. dkk, 1997).

Banyaknya kandungan air dalam tanah berhubungan erat dengan besarnya


tegangan air (moisture tension) dalam tanah tersebut. Besarnya tegangan air
menunjukkan besarnya tenaga yang diperlukan untuk menahan air tersebut di
dalam tanah. Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur
tanah. Tana-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil
daripada tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada
tanahumumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung
atau liat(Hardjowigeno, 2003).
TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2020

Menurut Hanafiah (2007) bahwa koefisien air tanah yang merupakan


koefisien yang menunjukkan potensi ketersediaan air tanah untuk mensuplai
kebutuhan tanaman, terdiri dari :
A. Jenuh atau retensi maksimum, yaitu kondisi di mana seluruh ruang pori
tanah terisi oleh air.
B. Kapasitas lapang adalah kondisi dimana tebal lapisan air dalam pori-pori
tanah mulai menipis, sehingga tegangan antarair-udara meningkat
hingga lebih besar dari gaya gravitasi.
C. Koefisien layu (titik layu permanen) adalah kondisi air tanah yang
ketersediaannya sudah lebih rendah ketimbang kebutuhan tanaman
untuk aktivitas, dan mempertahankan turgornya.
D. Koefisien Higroskopis adalah kondisi di mana air tanah terikat sangat
kuat oleh gaya matrik tanah.
2.5.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Air Tanah
Kadar air yang dimiliki dalam tanah tergantung pada banyaknya curah
hujan, kemampuan tanah menahan air, besarnya evapotranspirasi,
kandungan bahan organik. Hal ini terkait dengan pengaruh tekstur
terhadap proporsi bahan koloidal, ruang pori dan luas permukaan
adsorptif, makin halus teksturnya akan makin banyak, sehingga makin
besar kapasitas menyimpan air (Hanafiah, 2014).

Selain sifat tanah, faktor tumbuhan dan iklim sangat mempengaruhi


jumlah air yang dapat diabsorsikan tumbuhan tanah, faktor-faktor
tumbuhan antara lain, bentuk perakaran, daya tahan terhadap kekeringan,
tingkat dan stadia pertumbuhan. Faktor iklim antara lain, temperatur,
kelembaban dan kecepatan angin. Diantara sifat-sifat tanah yang
berpengaruh terhadap jumlah air tersedia adalah daya hisap (matrik dan
osmotik), kedalaman tanah dan pelapisan tanah. Luas permukaan
penyerapan juga lebih banyak sehingga semakin tinggi bahan organik
dalam tanah maka makin tinggi juga kadar dan ketersediaan air tanah.
Tanah di penjuru bumi ini memiliki karakteristik tanah yang berbeda
sehingga akan berpengaruh terhadap kandungan air tanah itu sendiri
(Hakim, 1986).
TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2020

2.6. Fase Tanah


Secara umum, tanah dapat terdiri dari dua atau tiga bagian, kemungkinan
tersebut adalah:
1. Tanah kering, hanya terdiri dari dua bagian, yaitu butir-butir tanah dan
pori-pori udara.
2. Tanah jenuh juga terdapat dua bagian, yaitu bagian padat atau butiran dan
air pori.
3. Tanah tidak jenuh terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian padat atau butiran,
pori-pori udara, dan air pori. 

Gambar 2.1. Diagram Fase Tanah


Gambar 2.1. (a)emperlihatkan elemen tanah yang mempunyai volume V dan
berat total W, sedang gambar dan (b) memperlihatkan hubungan berat dan
volumenya.
Dari gambar tersebut dapat dibentuk persamaan 2.1a., 2.1b., dan 2.1.c.berikut :
W  =  WS  +  WW ............................................................................................ (2.1a.)
dan
V  =  Vs  +  Vw  +  Va ..................................................................................... (2.1b.)
Vv  =  Vw  +  Va .............................................................................................. (2.1c.)
Keterangan :
Ws     = berat butiran padat
Vw     = berat air
Vs      = volume butiran padat
Vw     = volume air
Va      = volume udara
Wa (berat udara) dianggap sama dengan nol.
TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2020

2.6.1. Kadar air ( w )

Kadar air tanah adalah konsentrasi air dalam tanah yang biasanya
dinyatakan dengan berat kering. Kadar air pada kapasitas lapang adalah jumlah air
yang ada dalam tanah sesudah kelebihan air gravitasi mengalir keluar dan dengan
nyata, biasanya dinyatakan dengan persentase berat. Kadar air pada titik layu
permanen adalah yang dinyatakan dengan persentase berat kering. Pada saat daun
tumbuhan yang terdapat dalam tanah tersebut mengalami pengurangan kadar air
secara permanen sebagai akibat pengurangan persediaan kelembaban tana
(Buckman dan Brady, 1982).

Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume
air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat
memberikan gambaran tentang ketersediaan air bagi tanaman pada volume tanah
tertentu. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah
dikering ovenkan dalam oven pada suhu 1000 C – 1100 C untuk waktu tertentu.
Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung
dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan
udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang
bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah. Air
tambahan berikutnya akan bergerak ke bawah melalui proses penggerakan air
jenuh. Penggerakan air tidak hanya terjadi secara vertikal tetapi juga horizontal.
Gaya gravitasi tidak berpengaruh terhadap penggerakan horizontal (Hakim, dkk,
1986).

Menurut Hanafiah (2007) bahwa koefisien air tanah yang merupakan


koefisien yang menunjukkan potensi ketersediaan air tanah untuk mensuplai
kebutuhan tanaman, terdiri dari :

1. Jenuh atau retensi maksimum, yaitu kondisi di mana seluruh ruang


pori tanah terisi oleh air.
2. Kapasitas lapang adalah kondisi dimana tebal lapisan air dalam
poripori tanah mulai menipis, sehingga tegangan antarair-udara
meningkat hingga lebih besar dari gaya gravitasi.
TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2020

3. Koefisien layu (titik layu permanen) adalah kondisi air tanah yang
ketersediaannya sudah lebih rendah ketimbang kebutuhan tanaman
untuk aktivitas, dan mempertahankan turgornya.
4. Koefisien Higroskopis adalah kondisi di mana air tanah terikat
sangat kuat oleh gaya matrik tanah. Kemampuan tanah menahan air
dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah.
Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil
daripada tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada
tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur
lempung atau liat. Kondisi kelebihan air ataupun kekurangan air dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman. Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi:
banyaknya curah hujan atau air irigasi, kemampuan tanah menahan air, besarnya
evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan melalui vegetasi),
tingginya muka air tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa kimiawi atau
kandungan garam-garam, dan kedalaman solum tanah atau lapisan tanah (Madjid,
2010).

Air tersedia biasanya dinyatakan sebagai air yang terikat antara kapasitas
lapangan dan koefisien layu. Kadar air yang diperlukan untuk tanaman juga
bergantung pada pertumbuhan tanaman dan beberapa bagian profil tanah yang
dapat digunakan oleh akar tanaman. Tetapi untuk kebanyakan mendekati titik
layunya, absorpsi air oleh tanaman kurang begitu cepat, dapat mempertahankan
pertumbuhan tanaman. Penyesuaian untuk menjaga kehilangan air di atas titik
layunya telah ditunjukkan dengan baik (Buckman and Brady, 1982).

Kadar air dalam tanah Alfisol dapat dinyatakan dalam persen volume yaitu
persen volume air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena
dapat memberikan gambaran tentang ketersediaan air pada pertumbuhan pada
volume tanah tertentu. Cara penetapan kadar air tanah dapat digolongkan dengan
beberapa cara penetapan kadar air tanah dengan gravimetrik, tegangan atau
hisapan, hambatan listrik dan pembauran neutron. Daya pengikat butir-butir tanah
Alfisol terhadap air adalah besar dan dapat menandingi kekuatan tanaman yang
tingkat tinggi dengan baik begitupun pada tanah Inceptisol dan Vertisol, karena
TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2020

itu tidak semua air tanah dapat diamati dan ditanami oleh tumbuhan
(Hardjowigeno, S., 1993). Kadar air tanah dapat dihitung dengan rumus
Persamaan 2.2a., 2.2b. dan 2.2c. sebagai berikut :

Ww
w= . 100 %............................................................................................... (2.2a.)
Ws
Kadar air dinyatakan dalam persen
e . Sr
w= ......................................................................................................... (2.2b.)
G
e . Sr
w= ......................................................................................................... (2.2c.)
W
Keterangan :
W : Kadar air
Ww : Berat Air
Ws : Berat butiran
Sr : Derajat kejenuhan tanah
e : Angka pori alami endapan/deposit

2.6.2. Porositas ( n )

Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air. Porositas


tanah erat kaitannya dengan tingkat kepadatan tanah (bulk density). Semakin
padat tanah berarti semakin sulit untuk menyerap air, maka porositas semakin
kecil. Sebaliknya semakin mudah tanah menyerap air maka tanah tersebut
memiliki porositas yang besar. Tinggi rendahnya porositas suatu tanah ini sangat
berguna dalam menentukan tanaman yang cocok untuk tanaman tersebut (Hakim
dkk., 1986).

Total ruang pori adalah volume pada ruang tanah yang diisi oleh air dan
udara. Persentase dari total ruang pori disebut porositas. Untuk mengetahui

porositas, tanah ditempatkan pada oven sampai tanah kering udara, kemudian
ditimbang beratnya. Perbedaan berat sampel dengan berat tanah sesudah
diovenkan menjadi ruang pori tanah. Ruang pori tanah yang tinggi akan membuat
permeabilitas tanah yang tinggi juga, oleh karena itu maka tanah tersebut akan
meloloskan air dengan cepat (Foth, 1984).
TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2020

Proporsi udara dan air dalam tanah sangat kritikal untuk pertumbuhan
tanaman karena secara langsung berpengaruh pada absorbsi air, unsur hara dan
respirasi akar. Semakin banyak pori-pori tanah maka porositas tanah semakin
tinggi. Pori-pori tanah adalah ruang dalam tanah yang tidak terisi bahan padat,
tetapi terisi air atau udara. Umumnya komposisi tanah terdiri dari padatan (45%),
bahan organik (5%), air (25%), dan udara (25%). Porositas tanah dapat dinyatakan
dengan rumus persamaan 2.3a., dan 2.3b. sebagai berikut :

Vv
n= .100 % ................................................................................................. (2.3a.)
v
Porositas dinyatakan dalam persen

e
n= ........................................................................................................... (2.3b.)
1+ e

Keterangan :

n : Porositas tanah

Vv : Volume rongga

V : Volume total

e : Angka pori alami endapan/deposit

2.6.3. Angka pori ( e )

Angka pori sendiri dapat dinyatakan dengan rumus persamaan 2.4a. dan
2.4b. sebagai berikut :

Vv
e= .100 % ................................................................................................ (2.4a.)
Vs

Keterangan :

e : Angka pori alami endapan/deposit

Vv : Volume total rongga pori tanah

Vs  : Volume butiran padat


Angka pori dinyatakan dalam persen
TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2020

Y w .G(1+ w)
e= ............................................................................................. (2.4b.)
Y

2.6.4. Derajat Kejenuhan

Derajat kejenuhan tanah merupakan parameter yang berkaitan dengan


distribusi kadar air di dalam tanah. Pada umumnya, derajat kejenuhan pada suatu
material tanah hanya dikaitkan dengan parameter air saja, dimana derajat
kejenuhan merupakan persentase dari ruang pori tanah yang mengandung air.
Parameter kadar air merupakan parameter yang sering diukur pada zona vadose,
dimana distribusi kadar air memiliki peran yang sangat penting dalam
menentukan derajat kejenuhan tanah.

Sementara itu, parameter uap air dan udara juga sangat mempengaruhi
derajat kejenuhan tanah, sehingga perlu dilakukan penelitian terhadap
parameter udara dalam pengukuran dan perhitungan derajat kejenuhan tanah,
khususnya zona tanah tak jenuh air. Derajat kejenuhan tanah dapat dinyatakan
dengan rumus persamaan 2.5. sebagai berikut :

Vw
Sr= ×100 %............................................................................................. (2.5.)
Vv

Keterangan :

Sr : Derajat kejenuhan tanah

Vw : Volume air

Vv : Volume total rongga pori tanah

2.6.5. Berat isi tanah basah

Berat isi tanah basah adalah massa tanah total per unit volume dan dapat
dinyatakan dengan rumus persamaan 2.6a. dan 2.6b. sebagai berikut :

Y ¿ = y 1=Y sat −Y w ............................................................................................ (2.6a.)

W
Yb= ...........................................................................................................(2.6b.)
V
TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2020

Keterangan :
Yb : Berat isi tanah basah atau volume tanah basah
W : Berat butiran tanah termasuk air dan udara
V : Volume tanah
2.6.6. Berat isi tanah kering

Berat isi tanah kering adalah rasio antara massa tanah kering oven dengan
volume total. Tanah kering, hanya terdiri dari dua bagian, yaitu butir-butir tanah
dan pori-pori udara. Berat isi tanah kering dapat dinyatakan dengan rumus
persamaan 2.7a., 2.7b., dan 2.7c. sebagai berikut :

Ws
Y d= .......................................................................................................... (2.7a.)
V

100 y
Y d= .................................................................................................... (2.7b.)
100+w

G× Y w
Y d= .................................................................................................... (2.7c.)
1+e

Keterangan :
Yd : Berat isi tanah kering atau volume taah kering
Ws : Berat butiran
V : Volume total tanah
2.6.7. Berat isi tanah alami

Berat isi tanah adalah berat suatu volume tanah dalam keadaan utuh,
dinyatakan dalam gram/cm3. Kalau dalam berat jenis tanah yang dimaksud dalam
volume tanah, hanya volume padatan tanah saja, sedangakan untuk berat isi
volume tanah dalam hal ini termasuk dalam bahan padat dan ruang pori. Faktor
yang mempengaruhi berat isi tanah adalah besarnya ruang pori tanah, semaki
besar ruang pori total tanah akan semakin kecil berat isi tanah.

Tanah berpasir dan lempung berpasir umumnya berkisar antara 1,2 – 1,8
g/cm3. Sedangakan tanah yang lebih halus antara 1,0 – 1,6 g/cm3. Berat isi tanah
merupakan salah satu sifat fisik tanah yang sering ditetapkan karena berkaitan erat
dengan perhitungan penetapan sifat-sifat fisik tanah lainnya, seperti retensi air
TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2020

(pF), ruang pori total (RPT), coefficient of linier extensibility (COLE), dan kadar
air tanah. Berat isi tanah alami dapat dinyatakan dengan rumus persamaan 2.8.
sebagai berikut :

W
y= ............................................................................................................. (2.8.)
V

Keterangan :
y : Berat isi tanah alami
w : Berat butirah tanah
V : Volume tanah
2.6.8. Berat isi tanah jenuh

Berat isi tanah jenuh adalah material yang terdiri dari agregat (butiran)
mineral-mineral padat yang tidak tersementasi satu sama lain dan atau dari
bahanbahan organik yang telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai dengan
zat cair dan gas mengisi ruang- ruang kosong di antara partikel-partikel padat
tersebut. Tanah jenuh juga terdapat dua bagian, yaitu bagian padat atau butiran
dan air pori. Tanah jenuh, maka S = 1. Berat isi tanah jenuh dapat dinyatakan
dengan rumus persamaan 2.10a., dan 2.10b. sebagai berikut :

W w+ W s
Y sat = ............................................................................................... (2.9a.)
V

W
Y sat = ........................................................................................................ (2.9b.)
V

Keterangan :

Ysat : Berat isi tanah jenuh

Ww : Berat air

Ws : Berat butir-butir padat

W : Berat

V : Isi
TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2020

2.6.9. Indeks kepadatan

Indeks kepadatan tanah adalah perbandingan antara selisih angka pori


maksimum dan angka pori alami dengan selisih angka pori maksimum dan angka
pori minimum. Kepadatan tanah adalah faktor yang menunjukkan tanah itu baik
atau tidak sebagai tanah timbunan, dalam penelitian ini penulis menggunakan
pengujian sifat fisik dan menggunakan pengujian pemadatan standar serta
mengkorelasikan hasil sifat fisik untuk mengetahui daya dukung tanah timbunan
tersebut.

Sifat fisik yang dilakukan antara lain uji kadar air, uji berat jenis, uji
analisis saringan, uji batas plastis, dan uji batas cair. Pemadatan adalah proses Yd
meningkat disebabkan pemadatan partikel yang diikuti pengurangan volume udara
dengan volume air tetap. Indeks kepadatan dapat dinyatakan dengan rumus
persamaan 2.11a. sebagai berikut :

e maks−e
l D =Dr = .......................................................................................(2.10a.)
emaks −e min

Biasanya dinyatakan dalam persen.


Dalam hal ini:
e = angka pori alami endapan/deposit

emaks. = angka pori ter besar yang dapat dicapai di la boratorium oleh contoh tanah
terse but (angka pori dalam keadaan paling tidak padat).

emin. = angka pori terkecil yang dapat dicapai di la boratorium oleh contoh tanah
terse but (angka pori dalam keadaan paling padat).

Harga 10 = Or = 0, apa bila e = emaks.

Harga 10 = Or= 1, apa bila e = emin.

l D =Dr =
[ Y d−Y dmin
Y dmaks −Y dmin ][ ]
Y dmaks
Yd
..................................................................(2.10b.)

Dalam hal ini:


Yd = berat isi tanah kering
TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2020

Ydmaks. = berat isi tanah kering maksimum kondisi padat


Ydmin. = berat isi tanah kering minimum kondisi le pas.
Harga 10 = Or= 0, apab la i Yd = Yctmin.
Harga 10 = Or = 1, apabila Yd = Ydmaks.
2.6.10. Berat tanah tertahan

Berat tanah yang tertahan adalah berat butiran-butiran tanah yang


tertinggal pada masing-masing ayakan, yang kemudian ditimbang beratnya.
Jumlah berat tertahan, didapat dari menjumlahkan secara komulatif pada
masingmasing ayakan (dihitung zigzag).
tanah tertahan diayakan
Tanah tertahan= ×100 %.......................(2.11.)
jumlah keseluruhan tanah tertahan

2.6.11. Berat tanah tertinggal

Berat tanah yang tertinggal adalah berat tanah pada setiap saringan
ditimbang, lalu diprosentasekan terhadap berat total sampel tanah yang dianalisis.
Susunan saringan berdasarkan standar ASTM (American Standard of Testing
Material).
Tanah tertinggal=berat tanah alami−berat tanah tertahan................................(2.12.)

2.6.12. Persen komulatif

Persentase komulatif adalah berat yang di dapat dari jumlah berat


tertahan dibagi dengan massa total tanah dikalikan 100%.

berat tertahan
% Komulatf = ×100 %....................................................... (2.13a.)
berat total

Persentase lolos, didapat dari persentase 100% dikurangi persentase masing-


masing saringan.

% Lolos =100 %− presentasi tertahan( %).................................................. (2.13b.)

2.6.13. Kehalusan (p)


Kehalusan (P) adalah berat yang didapat dari jumlah berat tertahan
komulatif dibagi 100%
TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2020

jumlah berat tertahan komulatif


Kehalusan ( p )= ......................................... (2.14.)
100 %

Anda mungkin juga menyukai