Anda di halaman 1dari 7

Salsabila Firdausiya

07231911050

TUGAS 2
TEKNIK PONDASI 1

1. Apa itu Sistem Klasifikasi Tanah ?


Jawab :
Sistem klasifikasi tanah adalah suatu sistem pengaturan beberapa jenis tanah yang berbeda-beda
tetapi mempunyai sifat yang serupa kedalam kelompok-kelompok dan subkelompok berdasarkan
pemakaiannya. Sistem klasifikasi memberikan suatu bahasa yang mudah untuk menjelaskan secara
singkat sifat-sifat umum dari tanah yang bervariasi tanpa penjelasan yang terinci. Sebagian besar
sistem klasifikasi telah dikembangkan untuk tujuan rekayasa didasarkan pada sifat sifat indeks
tanah yang sederhana seperti distribusi butiran dan plastisitas. Pada saat sekarang ini ada dua
sistem klasifikasi tanah yang umum dan selalu dipakai oleh para ahli teknik sipil. Kedua sistem
tersebut memperhitungkan distribusi ukuran butir dan batas-batas Atterberg, adapun sistem-sistem
tersebut adalah: Sistem klasifikasi AASHTO dan Sistem klasifikasi Unified. Berdasarkan
penelitian yang penulis lakukan di Laboratorium Tanah Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas
Bandar Lampung didapatkan :
(1) Tanah berbutir kasar yang terdiri atas sample tanah Jl. Onta, Jl. Tirtayasa I sangat baik
dijadikan sebagai bahan timbunan (Sub Grade) pada jalan raya karena daya ikat antar butirannya
sangat baik dan nilai CBRnya besar,
(2) Pasir Gunung Sugih baik dalam mengalirkan air, hal itu disebabkan kecilnya daya serap tanah
terhadap air,
(3) Untuk tanah Jl. Tirtayasa Ujung, Jl. Beruang dan Jl. Tirtaya Tengah yang merupakan tanah
berbutir halus, akan lebih baik jika dipadatkan pada saat derajat kejenuhannya sebesar 25%, hal
tersebut disebabkan oleh penyerapan tanah terhadap air yang cenderung besar, jika jenis tanah ini
dipadatkan dalam keadaan kering maka tanah jenis ini akan pecah dan tidak akan didapatkan hasil
yang diharapkan,
(4) Dalam keadaan kering tanah berbutir kasar masih dapat dipadatkan karena butir kasar lebih
sedikit membutuhkan air dibandingkan bitiran halus yang bila dipadatkan pada waktu kering justru
akan hancur, karena keseragaman butirannya.
Klasifikasi tanah juga ada beberapa macam seperti :
a. Klasifikasi berdasarkan tekstur
Tekstur tanah adalah klasifikasi secara kualitatif mengenai kondisi suatu tanah berdasarkan
tekstur fisiknya. Pengujian dan penerapan tekstur tanah diterapkan di lapangan maupun di
laboratorium. Kategori utama dari tekstur tanah yaitu tanah berpasir, liat atau lempung, dan geluh
atau lanau, berdasarkan distribusi ukuran partikel tanah yang didapatkan dengan pengayakan

b. Klasifikasi berdasarkan pemakaian


Sistem klasifikasi tanah berdasarkan tekstur adalah relatif sederhana karena ia hanya di
dasarkan pada distribusi ukuran butiran tanah saja. Dalam kenyataannya, jumlah dan jenis dari
mineral lempung yang di kandung oleh tanah sangat mempengaruhi sifat fisis tanah yang
bersangkutan. Oleh karena itu kiranya perlu untuk memperhitungkan sifat plastisitas tanah,
yang d sebabkan oleh mineral lempung , agar dapat menafsirkan ciri suatu tanah. Ada dau
buah sistem klasifikasi tanah yang di pakai sampai saat sekarang.
Salsabila Firdausiya
07231911050

2. Bagaimana mengetahui jenis-jenis tanah pada tanah:


a. Lempung
b. Lanau
c. Pasir
d. Pasir lempung
e. Lempung plastis rendah
f. Lempung plastis tinggi
g. Pasir lanau
h. Lempung pasir

Jawab :
a. Lempung
Tanah lempung dapat dibedakan dari jenis tanah lainnya dari ukuran dan kandungan
mineraloginya. Menurut Prihatin (2010) mineral lempung adalah koloid dengan ukuran
yang sangat kecil yaitu kurang dari 1 mikron. Kolodi itu sendiri jika diamati di bawah
mikroskop terlihat seperti lembaran-lembaran kecil yang terdiri dari kristal dengan
struktur atom yang berulang. Lembaran-lembaran tersebut meliputi: tetrahedron atau
lembaran silika dan octahedron atau lembaran alumina. Selanjutnya, mineral lempung
terbentuk di atas permukaan bumi dimana udara dan air berineraksi dengan mineral silika
dan terjadi pelapukan kimiawi batuan yang mengandung feldspar, ortoklas, feldspar
plagioklas, dan mika. Sehingga mineral lempung dapat terjadi di hampir setiap jenis
batuan yang banyak mengandung banyak alkali dan tanah alkali supaya memungkinkan
adanya reaksi kimia dan dekomposisi.

Lebih lanjut, berdasarkan jenisnya sendiri tanah lempung terdiri dari:

- Tanah lempung primer

Jenis tanah lepung yang dihasilkan dari pelapukan batuan feldspatik oleh tenaga
endogen yang tidak berpindah dari batuan induk yang memiliki karakteristik berwarna
putih cerah hingga kusam, cenderung memiliki butiran atau granular yang kasar, tidak
plastis, daya lebur yang tinggi, daya susutyang rendah, dan tahan terhadap api atau
pembakaran.

- Tanah lempung sekunder

Jenis tanah lempung yang terjadi karena hasil pelapukan batuan feldspatik yang
berpindah jauh dari batuan induknya karena tenaga eksogen. Karakteristiknya adalah
tidak murni, cenderung berbutir halus, plastis, berwarna abu-abu, coklat, merah, kuning,
daya susut yang tinggi, titik lebur yang rendah, tahan api. Lebih lanjut, tanah lempung
sekunder ini dibedakan menjadi lima kelompok, yaitu tanah lempung tahan api, tanah
lempung stoneware, ballclay, tanah lempung earthware, dan tanah lempung jenis lainnya,
misalnya bentonite, common clay, Kaolin.
Salsabila Firdausiya
07231911050

Berdasarkan pemaparan tersebut, maka ciri-ciri tanah lempung adalah sebagai


berikut:

1. Berukuran kurang dari 0,002 mm. Ukurannya ini sangat kecil sekali sehingga berbentuk
butiran halus
2. Tingkat permeabilitas yang rendah. Tingkat permeabilitas yang rendah ini
memungkinkan jenis tanah lempung tidak dapat menyerap air sehingga tidak cocok
untuk digunakan sebagai lahan pertanian dan perkebunan.
3. Tingkat kenaikan air kapiler yang tinggi.
4. Bersifat kohesif. Pada saat jumlah air yang sangat banyak mengenangi jenis tanah ini
maka tanah ini akan sangat lengket sekali
5. Tingkat kembang dan susutnya sangat tinggi.
6. Proses konsolidasinya lambat.
7. Memiliki ion positif yang dapat dipertukarkasssssn.
8. Memiliki luas permukaan yang sangat besar.
9. Bertekstur keras jika dibakar.

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa tanah lempung memiliki


karakteristik dengan tanah liat dan memiliki ciri utama yaitu dapat menjadi lengket dan
berminyak jika dalam keadaan basah dan menjadi keras jika berada dalam kondisi yang
kering. Serta, tanah lempung atau tanah liat telah menjadi bahan baku produksi yang telah
lama dimanfaatkan oleh peradaban manusia.

b. Lanau

Sebagian besar merupakan fraksi mikroskopis (berukuran sangat kecil) dari tanah
yang terdiri dari butiran-butiran quartz yang sangat halus, dan sejumlah partikel-partikel
berbentuk lempengan-lempengan pipih yang merupakan pecahan dari mineral-mineral
mika, Diameter butiran 0,002 – 0,0075 mm.

c. Pasir

Tanah pasir adalah tanah dengan partikel berukuran besar. Tanah ini terbentuk dari
batuan-batuan beku serta batuan sedimen yang m emiliki butiran besar dan kasar atau
yang sering disebut dnegan kerikil. Tanah pasir memiliki kapasitas serat air yang rendah
karena sebagian besar tersusun atas partikel berukuran 0,02 sampai 2 mm.

Tanah pasir pada umumnya belum membentuk agregat sehingga peka terhadap erosi.
Unsur yang terkadnung di dalam tanah p asir adala unsur P dan K yang masih segar dan
belum siap untuk diserap oleh tanaman. Selain itu juga terdapat unsur N dalam kadar
yang sangat sedikit. Tanah pasir merupakan tanah yang tersebar cukup banyak di wilayah
Indonesia. Secara garis besar tanah pasir ini dibedakan menjadi 3 yaitu:

1. Tanah pasir abu vulkanik. Tanah pasir ini berada pada daerah-daerah vulcanic fan
yaitu lahar vulkanik yang mengalir kebawah dengan bentuk melebar seperti kipas.
2. Bukit pasir sand Tanah pasir ini biasanya ada pada daerah-daerah pantai.
Salsabila Firdausiya
07231911050

3. Batuan sedimen dengan topografi bukit lipatan.

Karakteristik Tanah Pasir

Tanah pasir tidak memiliki kandungan air, mineral, dan unsur hara karena tekstur
pada tanah pasir yang sangat lemah. Tanah pasir juga memiliki kesuburan yang rendah
sehingga sedikit sekali tanaman yang dapat tumbuh di tanah pasir. Tanah pasir memiliki
rongga yang besar sehinggapertukaran udara dapat berjalan dengan lancar. Selain itu
tanah pasir tdak lengket jika basah sehingga menjadikan tanah pasir mudah untuk diolah.

Tanah pasir memiliki tekstur yang kasar. Terdapat ruang pori-pori yang besar
diantara butiran-butirannya sehingga kondisi tanah ini menjadi struktur yang lepas dan
gembur. Dengan kondisi yang seperti itu menjadikan tanah pasir ini memiliki
kemampuan yang rendah untuk dapat mengikat air. Pada dasarnya tanah pasir merupakan
tanah yang tidak cocok untuk digunakan sebagai media tanam karena partikelnya yang
besar dan kurang dapat menahan air. Apabila digunakan sebagai media tanam, air akan
mengalami infiltrasi, bergerak kebawah melalui rongga tanah sehingga menyebabkan
tanaman kekurangan air dan menjadi layu.

Kandungan unsur hara pada tanah pasir sangat terbatas. Kandungan fosfor sangat
sedikit sekitar 5,1 – 20,5 ppm. Kandungan bahan organik lain hanya sekitar 0,4 -0,8
persen. Kandungan natrium sekitar 0,05 – 0,08 persen dan kandungan kalium sekitar 0,09
– 0,2 persen. Kondisi ini menyebabkan tanah pasir termasuk kategori tanah yang tidak
subur. Selain kesuburan, temperatur permukaan tanah pasir juga sangat tinggi, pada
umumnya diatas 30 derajat celsius. Karakter tanah yang demikian ini sangat tidak
mendukung bagi pertumbuhan tanaman yang ada.

d. Pasir Lempung

Pasir berlempung adalah jenis tanah yang memiliki kurva tanah dengan kira-kira 25
persen berupa kerikil. Kurvanya banyak berada pada daerah pasir dengan sedikit
kandungan lanau (kira-kira 6%) dan kandungan lempung 15%. Campuran pasir dan
lempung yang demikian dapat saling mengikat dan dapat dipadatkan dengan
baikLempung Berplastisitas Rendah
Tanah ini memiliki kekuatan yang tinggi dan penurunan yang rendah. Berdasarkan
data yang didapatkan dalam pengujian, Berdasarkan nilai Atterberg limit, pengaruh kadar
air terhadap tanah lempung adalah apabila kadar air tanah berada dibawah nilai plastis
limit, maka tanah menjadi tidak kohesif karena kering.
e. Lempung Berplastisitas Rendah
Tanah ini memiliki kekuatan yang tinggi dan penurunan yang rendah. Berdasarkan
data yang didapatkan dalam pengujian, Berdasarkan nilai Atterberg limit, pengaruh kadar
air terhadap tanah lempung adalah apabila kadar air tanah berada dibawah nilai plastis
limit, maka tanah menjadi tidak kohesif karena kering.
Salsabila Firdausiya
07231911050

f. Lempung Berplastisitas Tinggi


Lempung berplastisitas tinggi selalu menandakan karakteristik tanah yang tidak baik, karena
sering menimbulkan hal-hal yang tidak di inginkan, seperti: penurunan fondasi yang berlebihan,
gerakan dinding penahan tanah, keruntuhan lempeng, dan lain-lain.

g. Pasir lanau
Kira-kira 70% dari material ini berada pada daerah pasir, terutama pada daerah pasir
halus. Material sisanya adalah ukuran lanau. Tanah ini dapat dikatakan sebagai pasir
berlanau atau pasir halus berlanau, karena kurva tercuram pada bagian pasir halus.
h. Lempung pasir
Lempung pasir adalah tanah yang memiliki terkstur yang  kasar. Pasir berlempung
ini akan membentuk bola yang mudah hancur karena daya ikat pada partikel-partikel di
pasir berlempung tidak kuat. Dan juga akan sedikit sekali lengket karena memang
kandungan lempungnya yang sedikit. jenis tanah yang ukuran butirnya kurang dari 0,002 mm
sampai dengan 5,0 mm.

3. Jelaskan jika ada pengaruh air pada tanah :


a. Lempung
b. Lanau
c. Pasir
d. Pasir lempung
e. Lempung plastis rendah
f. Lempung plastis tinggi
g. Pasir lanau
h. Lempung pasir
Jawab:
Ketika tanah lempung, lanau, pasir, pasir lempung, lempung plastis rendah, lempung plastis
tinggi, pasir lanau dan lempung pasir. Terkena air dengan intensitas yang tinggi maka tanah jenis
tersebut akan sangat terpengaruh oleh air karena pada jenis jenis tanah tentunya terdapat rongga
rongga padasetiap butiran tanah, dimana pada setiap rongganya mempengaruhi resapan terhadap
air. Maka apabila butiran pada rongga yang halus dan termasuk jenis tanah lempung dan lanau,
maka sulit untuk menyerap air. Dan apabila sudah mendekati nilai liquid limit, maka nilai qu
akan menurun, hal ini disebabkan oleh tanah yang menjadi encer sehingga kekuatan tanah
tersebut berkurang.
a. Tanah Lempung
Kadar air sangat berpengaruh terhadap tanah lempung. Berdasarkan data yang didapatkan dalam
pengujian, Berdasarkan nilai Atterberg limit, pengaruh kadar air terhadap tanah lempung adalah apabila
kadar air tanah berada dibawah nilai plastis limit, maka tanah menjadi tidak kohesif karena kering, dan
apabila kadar air tanah berada diatas nilai liquid limit, maka tanah akan menjadi encer. Hubungan kadar air
dengan nilai qu adalah, semakin bertambah kadar air maka nilai qu akan semakin meningkat, sampai
Salsabila Firdausiya
07231911050

mendekati nilai liquid limit tanah tersebut. Apabila sudah mendekati nilai liquid limit, maka nilai qu akan
menurun, hal ini disebabkan oleh tanah yang menjadi encer sehingga kekuatan tanah tersebut berkurang.
b. Tanah Lanau

Tanah lanau alluvial umumnya banyak mengandung air dan berkonsisten lunak. Tanah ini merepotkan
bila digali, karena akan selalu longsor. Sebagai pendukung pondasi, lanau merupakan tanah pendukung
yang lemah dengan kapilaritas tinggi. Tanah ini biasannya tidak plastis dan kuat gesernya rendah bila
kering. Pondasi yang terletak pada tanah lanau harus dirancang dengan sangat hati-hati.

c. Pasir
Pasir merupakan media tanam yang kemampuan mengikat airnya sangat rendah. Kapasitas serap air
pada tanah pasir sangat rendah, ini disebabkan karena tanah pasir tersusun atas 70% partikel tanah
berukuran besar (0,02-2mm). Tanah pasir bertekstur kasar, dicirikan adanya ruang pori besar diantara
butirbutirnya. Kondisi ini menyebabkan tanah menjadi berstruktur lepas dan gembur (Buckman dan Brody,
1982). Tanah yang terdiri atas partikel besar kurang dapat menahan air. Air dalam tanah akan berinfiltrasi,
bergerak ke bawah melalui rongga tanah. Akibatnya tanaman kekurangan air dan menjadi layu. Kondisi
semacam ini apabila berlangsung terus menerus dapat mematikan tanaman (Dwidjoseputro, 1981).
d. Pasir lempung
Pasir berlempung (loam sandy) => Tanah pasir berlempung ini memiliki terkstur yang  kasar. Pasir
berlempung ini akan membentuk bola yang mudah hancur karena daya ikat pada partikel-partikel di pasir
berlempung tidak kuat. Dan juga akan sedikit sekali lengket karena memang kandungan lempungnya yang
sedikit.

e. Lempung Berplastisitas Rendah


Tanah lempung plastisitas rendah Berdasarkan data yang didapatkan dalam pengujian, Berdasarkan
nilai Atterberg limit, pengaruh kadar air terhadap tanah lempung adalah apabila kadar air tanah berada
dibawah nilai plastis limit, maka tanah menjadi tidak kohesif karena kering,
f. Lempung Berplastisitas Tinggi
Tanah lempung plastisitas tinggi apabila kadar air tanah berada diatas nilai liquid limit, maka tanah
akan menjadi encer. Hubungan kadar air dengan nilai qu adalah, semakin bertambah kadar air maka nilai
qu akan semakin meningkat, sampai mendekati nilai liquid limit tanah tersebut. Apabila sudah mendekati
nilai liquid limit, maka nilai qu akan menurun, hal ini disebabkan oleh tanah yang menjadi encer sehingga
kekuatan tanah tersebut berkurang. 

g. Pasir lanau
Tanah pasir lanau banyak mengandung air dan berkonsisten lunak. Tanah ini merepotkan bila
digali, karena akan selalu longsor. Sebagai pendukung pondasi, pasir lanau merupakan tanah pendukung
yang lemah dengan kapilaritas tinggi. Kapasitas serap air pada tanah pasir lanau sangat rendah, ini
disebabkan karena tanah pasir tersusun atas 70% partikel tanah berukuran besar (0,02-2mm).
Salsabila Firdausiya
07231911050

h. Lempung pasir
Tanah lempung pasir sangat berpengaruh terhadap kadar air apabila kadar air tanah berada
dibawah nilai plastis limit, maka tanah menjadi tidak kohesif karena kering, dan apabila kadar air tanah
berada diatas nilai liquid limit, maka tanah akan menjadi encer. Tanah yang terdiri atas partikel besar
kurang dapat menahan air. Air dalam tanah akan berinfiltrasi, bergerak ke bawah melalui rongga tanah.
Akibatnya tanaman kekurangan air dan menjadi layu.

4. Jelaskan penyelidikan tanah di lapangan dan laboratorium ?


Jawab :
Penyelidikan tanah yang dilakukan dilapangan yaitu bisa Sondir (DCP), Uji
Boring, Uji Penetrasi Test (SPT) dan lain-lain. Dari sampel tanah yang diambil
dilapangan untuk mengetahui sifat-sifat dan karakteristik tanah maka dilakukan uji
laboratorium. dengan menggunakan Test.

1) Uji tanah di lapangan


a. Pemboran inti / core drilling / boring (50%)Pekerjaan ini mengambil contoh tanah
untuk mengetahui lapisan tanah dan untukmengambil contoh tanah yang akan di uji
di laboratorium. Pekerjaan SPTsekaligusdikerjakan dengan alat ini
b. Uji Conus / Sondir (60%) Uji ini untuk mengetahui nilai tahanan konus (qc) terhadap
konsistensi tanah
c. Standart Penetrasi Test (80%) Pengujian hand boring dan SPT didasarkan atas
ASTM D-1586, hasil dari pengujian ini adalah diskripsi susunan lapisan-lapisan
tanah serta nilai SPT yang dinyatakan dalam N pukulan. Nilai SPT diperoleh yaitu
pada tabung SPT ditekan tau dipukul sedalam 150 mm pada tanah tak terganggu
sambil mencatat banyaknya pukulan yang diperlukan. Pengujian ini dilakukan
bersamaan dengan pengambilan contoh tanah dan biasa dilakukan tiap 1.5 2 m
kedalaman atau tiap pergantian jenis tanah.

2) Uji tanah dilaboratorium (10%)


Pengujian ini menggunakan sampel tanah yang telah di ambil pada pekerjaan core
drilling yaitu undistrube sample / contoh tanah tidak terganggu. Uji
laboratorium dilakukan untuk mengetahui sifat dan karakteristik tanah, Hasil dari
uji laboratorium akan di korelasikan dengan hasil uji lapangan sehingga dapat
didesain dimensi pondasi yang aman dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai