Anda di halaman 1dari 12

B A C A A N E K O S P I R I T U A L – K E U S K U P A N S U R A B A Y A : 1 5 A G U S T U S 2 0 2 1 |1

CARA MENGETAHUI KANDUNGAN DAN STRUKTUR TANAH

1. PENDAHULUAN
Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik serta
terdiri dari massa padatan, cair, gas. Tanah merupakan lapisan paling atas pada permukaan
bumi. Tanah tercipta tidak dengan sendirinya, melainkan berasal dari hasil pelapukan bebatuan
dan tumbuhan yang perosesnya membutuhkan waktu bertus-ratus tahun. Proses pembentukan
tanah sangat dipengaruhi oleh iklim, bentuk muka bumi, tumbuhan, berbagai organisme yang
hidup diatasnya termasuh hewan, manusia dan waktu. Tumbuhan, hewan, dan manusia sendiri
juga memerlukan tanah untuk tempat hidup. Tumbuh-tumbuhan tidak dapat bertahan hidup
tanpa ada lapisan tanah. Lapisan tanah juga menyediakan bahan-bahan makanan dan mineral
guna pertumbuhan tanaman. Kemudian tumbuhan itu dimanfatkan oleh hewan dan manusia.
Sebagai tempat makhluk hidup, tanah memiliki karakteristik tertentu. Karakteristik ini
berhubungan dengan ciri khas yang dimiliki oleh tanah. Ciri-ciri tanah dapat dilihat dari unsur
hara yang dimiliknya, teksturnya, strukturnya, konsistensinya, warna, reaksinya, dan
morfologinya. Berikut penjelasan mengenai cara mengetahui kandungan tanah.

2. JENIS – JENIS TANAH


Interaksi antara factor-faktor pembentukan tanah akan menghasilkan tanah dengan
sifat-sifat yang berbeda. Berdasarkan pada faktor pembentuk dan sifat tanah, beberapa ahli
mengklasifikasikannya dengan klasifikasi yang berbeda-beda.

2.1. TANAH HUMUS


Humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon.
Humus biasanya dikenal sebagai sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang mengalami perombakan
oleh organism dalam tanah , berada dalam keadaan stabil, berwarna coklat kehitaman. Secara
kimia humus didefinisikan sebagai suatu kompleks organik makromolekuler yang mengandung
banyak kandungan fenol, asam karboksilat, dan alifatik hidroksida.
B A C A A N E K O S P I R I T U A L – K E U S K U P A N S U R A B A Y A : 1 5 A G U S T U S 2 0 2 1 |2

CIRI-CIRI
Biasanya berwarna gelap di lapisan tanah atas.
Tidak stabil apabila terjadi perubahan suhu, kelembapan, dan aerasi. Bersifat koloidal.
Luas permukan dan daya serap tinggi. Kapasitas tukar kation 150-300 me/100 g.
Dapat meningkatkan unsur hara.
MANFAAT
Humus memiliki konstribusi besar terhadap kebertahanan dan kesuburan tanah. Humus
merupakan sumbermakanan bagi tanaman dan berperan baik bagi pertumbuhan dan menjaga
struktur tanah. Senyawa humus juga berperan baik dalam pengikatan bahan kimia toksik dalam
tanah dan air. Selain itu humus dapat meningkatkan kapasitas kandungan air tanah, membantu
dalam menahan pupuk anorganik larut-air, mencegah penggerusan tanah,menaikkan aerasi
tanah, dan menaikkan fotokimia dekomposisi pestisida atau senyawa-senyawa organik toksit.

2.2. TANAH ORGANOSOL/ TANAH GAMBUT


Tanah gambut adalah jenis tanah yang terbentuk dari akumulasi sisa-sisa tumbuhan
yang setengah membusuk, oleh sebab itu kandungan bahan organiknya tinggi. Banyak terdapat
di rawa Sumatra, rawa Kalimantan, dan rawa Papua. Tanah ini tidak cocok untuk pertanian
maupun perkebunan karena derajat keasamannya tinggi.
CIRI-CIRI
Berwarna coklat hingga kehitaman. Bertekstur debu lempung
Tidak berstruktur. Konsistensi tidak lekat sampai dengan agak lekat
Kandungan unsur hara rendah. Semacam gambut di Indonesia

2.3. GAMBUT TOPOGEN


Adalah lapisan tanah gambut yang terbentuk karena genangan air yang terhambat
drainasenya pada tanah cekung di belakang pantai, di pedalaman atau di pegunungan. Gambut
jenis ini umumnya tidak begitu dalam, hingga sekitar 4 m saja, tidak begitu asam airnya dan
relatif subur; dengan zat hara yang berasal dari lapisan tanah mineral di dasar cekungan,
air sungai, sisa-sisa tumbuhan, dan air hujan. Gambut topogen relatif tidak banyak dijumpai.

2.4. GAMBUT OMBOROGEN


Gambut ombrogen lebih sering dijumpai, meski semua gambut ombrogen bermula
sebagai gambut topogen. Gambut ombrogen lebih tua umurnya, pada umumnya lapisan
gambutnya lebih tebal, hingga kedalaman 20 m, dan permukaan tanah gambutnya lebih tinggi
daripada permukaan sungai di dekatnya. Kandungan unsur hara tanah sangat terbatas, hanya
bersumber dari lapisan gambut dan dari air hujan, sehingga tidak subur. Sungai-sungai atau
drainase yang keluar dari wilayah gambut ombrogen mengalirkan air yang keasamannya tinggi
(pH 3,0–4,5), mengandung banyak asam humus dan warnanya coklat kehitaman seperti warna
air teh yang pekat. Itulah sebabnya sungai-sungai semacam itu disebut juga sungai air hitam.
Gambut ombrogen kebanyakan terbentuk tidak jauh dari pantai. Tanah gambut ini
kemungkinan bermula dari tanah endapan mangrove  yang kemudian mongering kandungan
garam dan sulfida yang tinggi di tanah itu mengakibatkan hanya sedikit dihuni oleh jasad-jasad
renik pengurai. Dengan demikian lapisan gambut mulai terbentuk di atasnya.
B A C A A N E K O S P I R I T U A L – K E U S K U P A N S U R A B A Y A : 1 5 A G U S T U S 2 0 2 1 |3

2.5. TANAH LIAT/ LEMPUNG


Lempung atau tanah liat mengandung leburan silika dan/atau aluminium yang halus.
Unsur-unsur ini, silikon, oksigen, dan aluminum adalah unsur yang paling banyak
menyusun kerak bumi. Lempung terbentuk dari proses pelapukan batuan silika oleh asam
karbonat dan sebagian dihasilkan dari aktivitas panas bumi. Lempung membentuk gumpalan
keras saat kering dan lengket apabila basah terkena air.
Sifat ini ditentukan oleh jenis mineral lempung yang mendominasinya. Mineral lempung
digolongkan berdasarkan susunan lapisan oksida silikon dan oksida aluminium yang
membentuk kristalnya. Golongan 1:1 memiliki lapisan satu oksida silikon dan satu oksida
aluminium, sementara golongan 2:1 memiliki dua lapis golongan oksida silikon dan satu lapis
oksida aluminium. Mineral lempung golongan 2:1 memiliki sifat elastis yang kuat, menyusut
saat kering dan membesar saat basah. Karena perilaku inilah beberapa jenis tanah dapat
membentuk kerutan-kerutan atau “pecah-pecah” bila kering.

2.6. TANAH ALUVIAL


Tanah aluvial biasanya terdapat di sepanjang aliran sungai. Tanah aluvial berasal dari
material halus yang diendapkan di aliran sungai dan merupakan jenis tanah yang masih muda
karena belum mengalami perkembangan.

2.7. TANAH BERPASIR


Tanah yang kurang baik bagi pertanian. Terbentuk dari pelapukan batuan beku serta
sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil. Tanah berpasir ini cirinya butiran pasirnya
sangat banyak, mudah menyerap air namun sangat sulit ditumbuhi oleh tumbuh-tumbuhan.
Biasanya tanah berpasir ini dimanfaatkan sebagai campuran semen dalam pemasangan batu
bata.

2.8. TANAH VULKANIK/ REGOSOL


Tanah ini merupakan endapan abu vulkanik baru yang memiliki butir kasar. Penyebaran
terutama pada daerah lereng gunung api. Tanah vulkanik ini sangat mudah menyerap air dan
banyak mengandung unsur hara sehingga sangat baik jika dimanfaatkan sebagai lahan
pertanian. Tanah ini banyak terdapat di daerah Sumatra bagian timur dan barat, Jawa, Bali, dan
Nusa Tenggara.

2.9. TANAH LATOSOL


Jenis tanah ini biasanya terdapat pada daerah beriklim basah yang curah hujannya lebih
dari 300mm/tahun dan berada di dataran tinggi yang berkisar antara 300-1.000 meter. Bahan
utama pembentuk tanah jenis ini berasal dari bebatuan gunung berapi yang mengalami proses
pelapukan.

2.10. TANAH GRUMOSOL


Jenis ini berasal dari batu kapur, batuan lempung, tersebar di daerah iklim subhumid
atau subarid, dan curah hujan kurang dari 2.500 mm/tahun.
B A C A A N E K O S P I R I T U A L – K E U S K U P A N S U R A B A Y A : 1 5 A G U S T U S 2 0 2 1 |4

CIRI-CIRI
Warna tua/kelam.
Tekstur lempung.
Struktur atas granuler, struktur bawah gumpal atau pejal  Konsistensi liat tinggi.
Koefisien kembang kerut tinggi.
Bahan induk adalah batu kapur, batu napal, tuff, endapan aluvial, dan abu vulkanik.
Topografi agak bergelombang hingga berbukit dengan CH < 2.500 mm/th.
Solum tanah dalam (+ 75 cm).
Peka terhadap erosi dan bahaya longsor.

3. CARA MENGETAHUI KANDUNGAN TANAH


3.1. MENGANDUNG UNSUR HARA
Ciri-ciri tanah yang pertama adalah mengandung unsur hara dalam jumlah yang cukup.
Bagaimana mengenali unsur hara dalam tanah? Unsur hara tanah dapat dilihat berupa mineral-
mineral yang menentukan kesuburan tanah. Mineral-mineral tersebut berupa kadar organik
didalam  tanah yang dipengaruhi oleh perubahan iklim, sifat-sifat tanah itu sendiri, vegetasi,
juga hubungan antara tanah dan air. Sumbernya bisa dari pelapukan tanaman yang mati,
kotoran, pemupukan. Bahkan, dari hewan dan jasad hidup yang ada di dalam tanah. Jika tanah
tidak memiliki ciri-ciri tanah ini, maka tanah tersebut tidak dapat ditumbuhi tanaman dengan
baik. Tanah pun tidak bisa menjalankan “kewajibannya” sebagai sebentuk tanah.

3.2. TEKSTUR TANAH


Selanjutnya adalah tekstur tanah. Tekstur tanah menggambarkan kasar atau halus
permukaan tanah itu sendiri. Apakah tanahnya menentukan kecenderungan termasuk pada
tanah lempung, debu, atau tanah pasir.
Untuk mempelajari ciri-ciri tanah dari tekstur tanahnya, bisa dilakukan dengan
pembuktian oleh diri sendiri, yaitu meremas segumpal tanah dalam keadaan basah dan akan
terasa oleh tangan kita apakah tanah tersebut bertekstur kasar, liat, atau lembut. Jika tanahnya
terasa bertekstur kasar, berarti itu tanah pasir. Jika terasa liat, sudah dipastikan itu tanah
lempung. Namun, jika teksturnya lembut, tanah itu termasuk debu. Selain cara itu, bisa pula
menggunakan tes di labolatorium untuk menentukan ciri-ciri tanah yang satu ini.
Untuk mendeteksi tanah berdasarkan teksturnya, bisa dilakukan dengan cara
memasukkan tanah ke dalam tabung ukur, kemudian beri larutan HCL ke dalam tabung ukur.
Lalu, hancurkan tanahnya dan aduk hingga halus. Diamkan selama satu malam. Keesokan
harinya, akan terlihat dalam tabung ukur tekstur yang terdapat dalam tanah. Biasanya, bagian
atas berupa debu, bagian tengah berupa lempung, dan bagian bawah berupa tanah pasir.

3.3. STRUKTUR TANAH


Struktur tanah adalah sifat fisik tanah sekaligus ciri-ciri tanah yang menunjukkan
keterikatan butir tanah yang satu dengan butir tanah yang lain. Pengelompokkannya dilakukan
dengan membedakan bentuk dan susunan agregat tanah menjadi granuler (kersai), lempung,
gumpal, tiang, remah, butir tunggal, dan masif.
B A C A A N E K O S P I R I T U A L – K E U S K U P A N S U R A B A Y A : 1 5 A G U S T U S 2 0 2 1 |5

3.4. KONSISTENSI TANAH


Konsistensi tanah adalah ciri-ciri tanah dan juga sifat fisik tanah yang menunjukkan
derajat kohesi dan adhesi tanah. Derajat ini dilihat kaitannya dengan daya massa tanah
terhadap gaya-gaya yang dapat menyebabkan adanya perubahan bentuk.
Untuk melihat konsistensi tanah, dan meyakinkan bahwa ciri-ciri tanah ini terdapat pada
tanah, bisa dilakukan dengan mengambil sejumput tanah dan menggosokkannya di antara ibu
jari dan telunjuk, maka akan terlihat penampang tanah. Selain itu, bisa juga dilakukan dengan
cara menggunakan sebuah alat, yakni penetrometer.

3.5. WARNA TANAH


Ciri-ciri tanah yang paling mudah dikenali adalah dari segi warna. Warna tanah
menentukan kualitas tanah. Warna tanah ini dipengaruhi oleh kadar bahan organik, kadar
mineral, kadar lengas, dan tingkat drainase tanah.
Tanah yang berwarna gelap menandakan memiliki bahan organik yang cukup tinggi.
Tanah yang ciri-ciri tanah berwarna putih menandakan memiliki kadar mineral-mineral feldspar,
kaolin, kalsit, dan kuarsa. Tanah yang berwarna merah, cokelat, atau kuning, biasanya
menandakan memiliki kandungan mineral-mineral besi, hematit, magnetit, dan limonit.

3.6. REAKSI TANAH


Ciri-ciri tanah yang selanjutnya adalah reaksi tanah itu sendiri. Reaksi tanah adalah
tingkat derajat keasaman yang berada di larutan tanah. Tingkat keasaman ini sangat
dipengaruhi oleh faktor pembentuk tanah, perubahan iklim, tindakan cocok tanam yang
dilakukan manusia, tempat pengambilan sampel, kadar air pada saat pengambilan sampel, dan
cara dalam mengukur tanah.
Dalam pengukuran tingkat keasaman tanah pada ciri-ciri tanah ini, jika ion H+
diindikasikan tinggi, tanah tersebut bersifat asam. Pengukuran tingkat keasaman ini dilakukan
menggunakan indikator larutan, yaitu pH dan H2O KCL IN dengan ukuran 1:2,5. 1 untuk volume
tanah dan 2,5 untuk H2O. Bisa juga menyelupkan alat pH meter, anode dan katode, ke dalam
larutan tanah.

3.7. MORFOLOGI TANAH


Morfologi tanah dilakukan dengan cara memotong tubuh tanah dengan tegak dari
permukaan hingga kedalaman tertentu. Dengan cara pemotongan ini, akan terlihat lapisan atau
horizon-horizon tanah. Lapisan tanah utama tersusun atas beberapa lapisan.
Mengetahui ciri-ciri tanah yang satu ini tergolong cukup sulit.
Pertama, HORIZON O - berwarna kelam hingga hitam, tersusun atas bahan organik yang masih
hidup atau sudah membusuk.
Kedua, HORIZON A - berwarna agak kecoklatan, tersusun atas zat-zat renik, hewan-hewan
tanah, atau fosil hewan dan tumbuhan yang belum lama mati. Untuk mengetahui ciri-ciri tanah
berdasarkan hal tersebut, Anda haruslah memelajari seluk beluk tanah terlebih dahulu.
B A C A A N E K O S P I R I T U A L – K E U S K U P A N S U R A B A Y A : 1 5 A G U S T U S 2 0 2 1 |6

Ketiga, HORIZON B - berwarna lebih kelam, tersusun atas penimbunan basa, lempung
besi, aluminium, atau bahan organik yang telah tercuci dari horizon A. Tekstur horizon B lebih
halus, struktur lebih mampat dibanding horizon A.
Keempat, HORIZON C - tersusun atas mineral yang masih berbentuk bahan induk. Menentukan
lapisan horizon tanah sebagai bagian dari ciri-ciri tanah memang cukup sulit. Diperlukan
keahlian khusus untuk mengetahuinya. Horizon C tidak terlalu menunjukkan ciri-ciri yang
dimiliki horizaon A dan B sebab lapisan ini kurang dipengaruhi proses perkembangan tanah.
Kelima, HORIZON R - tersusun atas batuan yang masih utuh dan merupakan lapisan batuan
induk. Mengetahui lapisan-lapisan tanah dan membedakannya berdasarkan ciri-ciri
tanah seperti ini cenderung sulit. Biasanya hanya bisa diketahui oleh mereka yang memang ahli
di bidang tanah ini.

4. UNSUR HARA TANAH

4.1. UNSUR HARA MAKRO


A. KALSIUM
Kalsium adalah molekul bermuatan dominan positif pada hampir semua tanah kecuali
tanah-tanah yang pH-nya sangat rendah. Pada tanah dengan pH diatas 4,8 kalsium biasanya
ada dalam jumlah cukup untuk pertumbuhan tanaman. Pada tanah asam kalsium cenderung
tercuci dan kalsium asli biasanya rendah. Dalam keadaan seperti ini tanah harus dikoreksi
dengan cara menambahnya dengan kapur.

B. MAGNESIUM
Magnesium adalah molekul bermuatan positif seperti Ca yang mengalami defisiensi
pada pH rendah. Di bawah kondisi asam Mg sangat larut dan dapat hilang karena tercuci. Bila
tanah asam dikapur dengan material yang mengandung sedikit Mg dapat mengakibatkan
defisiensi pada unsur ini. Bila pengapuran pada tanah yang sangat asam yang pH-nya di bawah
5,2 maka penggunaan kapur yang mengandung Mg sangat tepat. Magnesium dan kalium sangat
bersaing untuk diserap tanaman. Tanaman yang tumbuh dalam tanah yang sangat tinggi kadar
K-nya mungkin merangsang defisiensi Mg bila Mg tanah rendah.

C. SULFUR
Sulfur diambil oleh tanaman sebagai  molekul sulfat bermuatan negatif (SO42-).
Berhubung ini adalah molekul bermuatan negatif atau anion, sulfat mungkin mudah tercuci dari
tanah. Sebagian besar S namun demikian tidak tersedia dalam bentuk anion tetapi terikat kuat
dalam bentuk bahan organik. Ketersediaan sulfur dikendalikan secara luas dalam jumlah dan
laju dekomposisi bahan organik. Dalam kebanyakan tanah persediaan S yang cukup bagi
pertumbuhan tanaman disuplai melalui proses dekomposisi dan hujan yang jatuh. Di tanah
dengan suplai sulfur sedikit, defisiensi S mungkin bisa terjadi. Tanaman-tanaman sayuran
biasanya memerlukan S dalam jumlah besar. Unsur S yang digunakan sebagai agen keasaman
tanah sering sebagai sumber pupuk.
B A C A A N E K O S P I R I T U A L – K E U S K U P A N S U R A B A Y A : 1 5 A G U S T U S 2 0 2 1 |7

4.2. UNSUR HARA MIKRO


Beberapa unsur hara mikro seperti Mn, Zn, Fe, dan Cu mempunyai kesamaan. Karena
pH meningkat, kelarutan unsur mikro menurun. Oleh karena itu defisiensi unsur-unsur ini
umum terjadi pada pH tinggi. Bahkan ketika tumbuhan memperlihatkan defisiensi unsur-unsur
ini mereka biasanya ada dalam tanah dalam jumlah yang cukup. Namun demikian mereka tidak
tersedia bagi pertumbuhan karena kondisi yang tidak cocok, umumnya pH tinggi. Penambahan
pupuk mungkin tidak mengoreksi defisiensi, karena penambahan unsur hara akan dengan cepat
menjadi tidak tersedia karena kondisi tanah. Ada dua cara untuk memecahkan masalah
tersebut. Pertama adalah dengan pengasaman apabila terlalu alkalin. Cara yang lain adalah
dengan menambah unsur hara dalam bentuk chelated, yaitu suatu bentuk unsur hara yang
dilengkapi bahan yang meningkatkan kelarutan unsur hara dengan mengurangi derajat fiksasi
oleh tanah mineral dan bahan organik. Di samping itu semua unsur mikro dapat diberikan lewat
daun. Cara ini efektif untuk memenuhi kebutuhan hara mikro tanaman. Tetapi tidak
menyelesaikan masalah tanahnya.
Unsur hara mikro Mn kelarutannya tergantung pada kandungan air tanah. Di bawah
kondisi air tergenang Mn menjadi sangat terlarut dan dapat bersifat racun. Biasanya ini terjadi
pada pH di bawah 5. Zn keberadaannya dalam tanah dipengaruhi oleh keasaman tanah.
Defisiensi Zn biasanya terjadi pada pH moderate hingga tinggi dan lebih jelas bila kadar P tinggi.
Defisiensi Zn terjadi pada pH 6-7 terutama bila pemupukan P berlebihan dan pada pemupukan
bahan organik yang cukup intensif. Besi menjadi berkurang bagi tanaman bila pH-nya tinggi,
sebagian besar Fe tidak larut dan tidak tersedia bagi tanaman. Untuk mengurangi pH dapat
dengan menambah unsur S atau agen penambah asam yang lain.
Kelarutan Copper (Cu) menurun bila pH meningkat. Oleh karena itu defisiensi Cu bisa
terjadi pada kadar pH diatas 7,5. Sebaliknya, Mn, Zn, Fe dan Cu terikat kuat pada bahan
organik. Karena kandungan bahan organik meningkat ketersediaan Cu menurun. Dalam tanah
yang jumlah bahan organiknya tinggi, Cu bisa menjadi defisien bila pH tanah di bawah 5.
Tumbuhan tinggi menghendaki Mo dalam jumlah sangat kecil. Unsur ini dalam tanah
bila pH tinggi dan menjadi defisien pada tanah berpasir asam. Defisiensi unsur ini sangat
berbeda dibanding unsur hara mikro yang lain. Secara umum unsur Mo tanah adalah anion
yang dapat dengan mudah tercuci dara tanah pasir. Mo sangat larut kadang-kadang terjadi
pada tanah dengan pH moderat dan tekstur tanah halus, karena dalam batuan induknya
kandungan Mo sangat rendah. Mo sangat esensial bagi fiksasi N oleh tanaman legumenosae
dan tanaman ini sangat sensitif pada defisiensi Mo. Boron (Bo) ada dalam tanah sebagai
molekul tak bermuatan yang terikat secara lemah pada berbagai bahan organik dan mineral
dan mudah tercuci di tanah berpasir.  Ketersediaan Bo dipengaruhi oleh pH tanah. Bila pH di
atas 6,5 Bo tidak tersedia bagi tanaman.
Tanah pertanian jarang mengalami defisiensi Chlor (Cl). Kenyataanynya Cl sering
menjadi masalah bila jumlahnya berlebihan. Terutama pada tanah alkalin dibanding pada tanah
yang mengalami defisiensi. Fungsi Cl belum banyak diketahui, tetapi diduga berperan dalam
kekeringan dan kebasahan tanaman. Defisiensi Cl bisa menyebabkan kepekaan tanaman
terhadap penyakit.
B A C A A N E K O S P I R I T U A L – K E U S K U P A N S U R A B A Y A : 1 5 A G U S T U S 2 0 2 1 |8

4.3. SIKLUS UNSUR HARA TANAH


Unsur hara tidak dalam keadaan terkunci dalam satu bentuk  simpanan saja, proses-
proses alami secara periodik mengubahnya dari bentuk satu ke bentuk yang lain. Ini adalah
proses transformasi biogeokimia berkesinambungan yang kita kenal dengan siklus unsur hara
tanah. Unsur hara dalam tanah dapat dibedakan atau dikenali berdasarkan batuan asli dan
mineral, larut atau diabsorbsi berupa ion-ion. Bentuk bimassa terdapat dalam jaringan makhluk
hidup tumbuhan atau organisme tanah dan bentuk organik dalam jaringan mati yang berada
dalam berbagai tahap pelapukan termasuk humsu tanah.
Akar tanaman dan organisme tanah mengekstrak unsur hara sebagai ion-ion organik
sederhana yang dibebaskan melalui pelapukan batuan dan mineral dan bahan oeganik tanah.
Tumbuhan pada khususnya hanya dapat mengambil unsur hara dalam bentuk ion-ion anorganik
sederhana. Ketika organisme mati jaringannya ditambahkan dalam bentuk bahan organik
tanah dan beberapa diantaranya dibebaskan secara tiba-tiba oleh adanya sel yang rusak.
Seluruh material itu segera memulai pelapukan. Sebagian bentuk yang tahan membentuk
humus tanah yang melapuknya sangat lambat.

4.4. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNSUR HARA TANAH


A. TEKSTUR TANAH
Tekstur tanah ditentukan oleh jumlah relatif oleh berbagai ukuran partikel yang
menyusun tanah. Partikel tanah dibagi dalam tiga kategori yaitu partikel yang paling halus
kemudian debu dan pasir. Proporsi pasir, debu dan liat menentukan tekstur. Tekstur tanah
mempunyai efek terhadap sifat fisik dan kimia tanah. Secara umum partikel halus memiliki luas
permukaan lebih besar dibanding tekstur kasar. Permukaan partikel tanah adalah aktif secara
kimiawi. Tanah dengan tekstur halus memiliki aktivitas kimiawi lebih baik dibanding tanah
dengan tekstur kasar, dan dapat mengikat lebih banyak hara serta lebih banyak mengikat
nutrien yang menjadikannya tidak tersedia bagi tanaman.

B. BAHAN ORGANIK
Bahan organik merupakan sumber energi bagi makro dan mikro-fauna tanah.
Penambahan bahan organik dalam tanah akan menyebabkan aktivitas dan populasi
mikrobiologi dalam tanah meningkat, terutama yang berkaitan dengan aktivitas dekomposisi
dan mineralisasi bahan organik. Beberapa mikroorganisme yang beperan dalam dekomposisi
bahan organik adalah fungi, bakteri dan aktinomisetes. Di samping mikroorganisme tanah,
fauna tanah juga berperan dalam dekomposi bahan organik antara lain yang tergolong dalam
protozoa, nematoda, Collembola, dan cacing tanah. Fauna tanah ini berperan dalam proses
humifikasi dan mineralisasi atau pelepasan hara, bahkan ikut bertanggung jawab terhadap
pemeliharaan struktur tanah.
Mikro flora dan fauna tanah ini saling berinteraksi dengan kebutuhannya akan bahan
organik, kerena bahan organik menyediakan energi untuk tumbuh dan bahan organik
memberikan karbon sebagai sumber energi. Pengaruh positip yang lain dari penambahan
bahan organik adalah pengaruhnya pada pertumbuhan tanaman. Terdapat senyawa yang
mempunyai pengaruh terhadap aktivitas biologis yang ditemukan di dalam tanah adalah
B A C A A N E K O S P I R I T U A L – K E U S K U P A N S U R A B A Y A : 1 5 A G U S T U S 2 0 2 1 |9

senyawa perangsang tumbuh (auxin), dan vitamin. Senyawa-senyawa ini di dalam tanah berasal
dari eksudat tanaman, pupuk kandang, kompos, sisa tanaman dan juga berasal dari hasil
aktivitas mikrobia dalam tanah. Di samping itu, diindikasikan asam organik dengan berat
molekul rendah, terutama bikarbonat (seperti suksinat, ciannamat, fumarat) hasil dekomposisi
bahan organik, dalam konsentrasi rendah dapat mempunyai sifat seperti senyawa perangsang
tumbuh, sehingga berpengaruh positip terhadap pertumbuhan tanaman. Sejumlah unsur hara
seperti N, P, S, Mo, Cu, Zn, dan B mungkin terkandung dalam bahan organik tanah. Sebagai
akibatnya, ketersediaannya tergantung pada proses dekomposisi bahan organik.

C. pH TANAH
pH tanah menerangkan keasaman dan kebasaan dalam sistem cair. Air terdiri dari
muatan molekul atau ion hidrogen (H + ) dan hidroksida (OH-). Dalam air selalu ada ion-ion yang
tidak dikombinasi dalam molekul air. Jumlah air murni, jumlah H + dan OH- sama yang memiliki
pH 7 (netral). Bila suatu sistem memiliki kelebihan ion H + dinamakan asam.  Bila kelebihannya
ion OH- maka sistem tersebut dinamakan alkalin. pH yang ukurannya sederhana dari ion H +
dalam sistem tetapi dipresentasikan sebagai negatif logaritma konsentrasi H +.
Keasaman tanah penting karena menentukan kelarutan mineral tanah dan
mempengaruhi berbagai proses mikroorganisme seperti dekomposisi bahan organik dan fiksasi
nitrogen. Beberapa mineral tanah mengandung unsur hara, dan hara ini mungkin tersedia bagi
pertumbuhan tanaman bila pH-nya dalam range yang sesuai.

4. MEMAHAMI KONSEP KESUBURAN TANAH


Untuk memahami konsep ideal kesuburan tanah kita memulainya dengan konsep tanah
itu sendiri. Tanah, menurut konsep komposisi dasarnya tersusun dari beberapa bagian yang
terintegrasi secara holistik, saling mempengaruhi saling kait menjadi satu kesatuan sistem utuh
yang seolah tidak dapat terpisahkan dengan sifat dan ciri tertentu secara spesifik. Komposisi
dasar tanah meliputi air, udara, bahan mineral dan bahan organik. Bagian-bagian tanah yang
dimaksud itu adalah, air dan udara yang menempati porsi 25 % dan 25 %. Air dan udara
menempati porsi 50 % dari keseluruhan volume tanah. Yang selanjutnya adalah porsi untuk
mineral yang mencapai sektar 45 % dan bahan organik dengan porsi 5 %. Komposisi ini
merupakan porsi ideal bagi tanah terutama untuk keperluan budidaya pertanian. Bisa dikatakan
proporsi ini merupakan dasar bagi konsep kesuburan tanah itu mencapai keadaan yang ideal
bagi perkembangan tanaman.
Masing-masing komponen seperti air, udara, mineral dan bahan organik ini mempunyai
peran yang khas dan tidak dapat saling menggantikan. Artinya keberadaannya adalah mutlak
harus ada, agar fungsi-fungsi dan peran-perannya ada pada sistem tanah tersebut. Contoh, air
diperlukan sebagai media untuk aktifitas metabolisme dalam tubuh tanaman dengan fungsi
yang kompleks. Selain itu fungsi air di dalam tanah adalah sebagai media pembawa hara dan
oksigen sehingga dapat diserap oleh tanaman dan mikroba yang ada di bahan organik.
Sedangkan udara juga merupakan faktor mutlak bagi tanaman maupun kehidupan di
dalam tanah sebagai bagian dari sistem metabolisme makhluk hidup di dalam tanah yang
kompleks juga. Udara yang dimaksud adalah ruang bagi Oksigen, CO2 dan gas-gas lain yang
BACAAN E K O S P I R I T U A L – K E U S K U P A N S U R A B A Y A : 1 5 A G U S T U S 2 0 2 1 | 10

dalam siklus metabolisme makhluk hidup di dalam tanah. Adapun mineral merupakan bagian
dari cadangan hara, karena dengan proses mineralisasi akan menjadi unsur-unsur hara yang
siap diserap oleh tanaman maupun kehidupan lain di dalam tanah. Mineral menjaga kestabilan
bentuk dan struktur tanah sehingga tidak mudah berubah komposisi komponennya oleh
pengaruh perubahan-perubahan dan pergerakan-pergerakan di dalam tanah. Struktur tanah
juga akan menopang tanaman dan memberi ruang gerak kehidupan bagi akar tanaman dan
makhluk hidup lainnya di dalam tanah. Bagian yang terkecil dari penyusun tanah adalah bahan
organik. Meskipun demikian kecil proporsi jumlahnya (kecuali organosol), justru menjadi kunci
bagi berlangsungnya dinamika kehidupan di dalam tanah, atau dapat dikatakan bahan organik
(BO) merupakan kunci bagi dinamika kesuburan tanah. Bahan organik menjadi kunci karena
dengan dinamikanya sifat-sifat tanah bisa dikelola menuju kondisi yang ideal bagi tanaman.

5. INDIKATOR KESUBURAN TANAH


Kesuburan tanah bisa diukur berdasarkan beberapa indikator kesuburan tanah.
Beberapa indikator kesuburan tanah yang biasa digunakan oleh para ahli tanah antara lain
adalah: kapasitas absorbsi, tingkat kejenuhan basa, kandungan liat dan kandungan bahan
organik. Selanjutnya akan diuraikan dibawah ini. Kapasitas Absorbsi dihitung dengan milli
equivalent, adalah kemampuan tanah untuk mengikat/ menarik suatu kation oleh partikel-
partikel kolloid tanah (partikel kolloid itu terdiri dari liat dan organik), dan ini secara langsung
mencerminkan kemampuan tanah melakukan aktifitas pertukaran hara dalam bentuk kation.
Semakin tinggi nilai kapasitas absorbsi, maka tanah dikatakan kesuburannya semakin baik, yang
biasanya susunan kationnya didominasi oleh unsur K (Kalium), Ca (Calsium) dan Mg
(Magnesium), sehingga nilai pH tanah normal (berkisar 6,5). Kejenuhan Basa, nilainya dalam
bentuk persen, mencerminkan akumulasi susunan kation. Peningkatan nilai persen kejenuhan
basa mencerminkan semakin tingginya kandungan basa-basa tanah pada posisi nilai pH tanah
yang menyebabkan nilai kesuburan kimiawi optimal secara menyeluruh.
Nilai kesuburan kimiawi secara sederhana dicermnkan oleh nilai pH, karena nilai pH
akan mampu mempengaruhi dan mencerminkan aktifitas kimiawi sekaligus aktifitas biologis
dan kondisi fisik di dalam tanah. Kandungan liat, merupakan ukuran kandungan partikel kolloid
tanah. Partikel dengan ukuran ini (kolloid) akan mempunyai luas permukaan dan ruang pori
tinggi sehingga mempunyai kemampuan absorbsi juga tinggi serta diikuti kemampuan saling
tukar yang tinggi pula diantara partikel kolloid. Kemampuan absorbsi ini bisa untuk air maupun
zat hara, sehingga menjadi cermin peningkatan kesuburan tanah. Namun jika kandungan liat
pada komposisi dominan atau tinggi menjadi tidak ideal untuk budidaya maupun pengolahan
tanah. Kandungan liat yang tinggi menyebabkan perkolasi, inlfiltrasi, permeabilitas, aerasi tanah
menjadi lebih rendah sehingga menyulitkan peredaran air dan udara.

6. BAHAN ORGANIK SEBAGAI KUNCI DINAMIKA KESUBURAN TANAH


Kandungan BO merupakan indikator paling penting dan menjadi kunci dinamika
kesuburan tanah. Bahan organik mempunyai peran yang multifungsi, yaitu mampu merubah
sifat fisik, sifat kimia dan sifat biologi tanah. Selain itu bahan organik juga mampu berperan
mengaktifkan persenyawaan yang ditimbulkan dari dinamikanya sebagai ZPT (zat pengatur
BACAAN E K O S P I R I T U A L – K E U S K U P A N S U R A B A Y A : 1 5 A G U S T U S 2 0 2 1 | 11

tumbuh), sumber Enzim (katalisator reaksi-reaksi persenyawaan dalam metabolisme


kehidupan) dan Biocide (obat pembasmi penyakit dan hama dari bahan organik).
Bahan organik dikatakan mampu merubah sifat fisik tanah, karena kondisi fisik tanah
yang keras/liat (pejal) akan dapat berubah menjadi tanah yang gembur oleh adanya bahan
organik. Akibatnya porositas dan permeabilitas tanah semakin baik sehingga aerasi udara
meningkat, ini bermanfaat untuk menghindari kejenuhan air yang menyebabkan kebusukan
akar.
Demikian pula bila kondisi sebaliknya, yaitu kondisi tanah yang lepas (sangat berpasir), maka
fisik tanah dapat dibuat menjadi kompak, karena agregasi meningkat oleh adanya bahan
organik. Ruang pori tanah juga meningkat, akibatnya kemampuan tanah dalam menyimpan air
dan menyediakan ruang udara akan semakin proporsional (baik). Hal ni bermanfaat untuk
menghindarkan tekanan kekeringan pada perakaran.
Bahan organik juga dapat merubah sifat kimia tanah, yaitu melalui proses dekomposisi
yang dilakukan oleh mikroba yang memang selalu menempel pada bahan organik. Proses
dekomposisi akan melepaskan zat-zat hara ke dalam larutan di dalam tanah dan juga
menjadikan bahan organik menjadi bentuk yang lebih sederhana dan bersifat kolloid. Kondisi ini
akan meningkatkan kemampuan absorbsi tanah yang berkaitan juga dengan kapasitas tukar
kation (KTK) tanah karena meningkatnya luas permukaan partikel tanah. Hal ini menjadikan
tanah mempunyai kemampuan menyimpan unsur-unsur hara yang semakin baik, mengurangi
penguapan Nitrogen, maupun pencucian hara-hara kation lain. Pada saatnya berarti pula
meningkatkan kapasitas tanah untuk melepas hara kation bagi kebutuhan tanaman, baik
melalui proses pertukaran secara langsung maupun pasif oleh proses difusi.
Bahan organik juga mampu mengeliminir bahan-bahan racun, terutama yang
dakibatkan oleh kation-kation mikro seperti Co (Cobalt), Cu (Cuprum/ tembaga), B (Boron), dan
lain-lain; dengan membentuk ikatan khellat. Ikatan khellat ini bersifat preventif (dari efek
meracuni) dan konservatif, karena sewaktu-waktu katio-kation logam yang terjerap dalam
ikatan khelat juga masih bisa dimanfaatkan oleh tanaman. Bahkan ada yang mengatakan bahwa
terjadinya ikatan khellat ini justru meningkatkan mobilitas banyak kation, karena ikatan ni
memang bisa larut sehingga memudahkan tanaman untuk memanfaatkannya.
Bahan organik bisa merubah sifat biologi tanah dengan meningkatkan populasi mikroba
di dalam tanah. Populasi mikroba yang meningkat (baik jenis dan jumlahnya) menyebabkan
dinamika tanah akan semakin baik dan menjadi sehat alami. Peningkatan mikroba (khususnya
fungi bermiselia seperti micorhiza, dll) akan meningkatkan kemantapan agregasi partikel-
partikel penyusun tanah. Mikroba dan miselianya, yang berupa benang-benang, akan berfungsi
sebagai perajut/ perekat/glue antar partikel tanah. Dengan demikian menyebabkan struktur
tanah menjadi lebih baik karena ketahanannya menghadapi tekanan erodibilitas (perusakan)
tanah. Kemampuan merubah sifat biologi tanah ke arah positif sehingga meningkatkan populasi
mikroba yang menguntungkan tanaman sehingga tanaman tumbuh sehat tanpa perlu campur
tangan pupuk buatan dan pestisida.
Bahan organik juga berperan sebagai ZPT, karena proses dekomposisi akan
menghasilkan proses akhir menjadi humus. Humus disebut juga sebagai asam humat (humic
acid) yang merupakan bahan kolloidal terpolidispersi yang bersifat amorf, berwarna kuning
BACAAN E K O S P I R I T U A L – K E U S K U P A N S U R A B A Y A : 1 5 A G U S T U S 2 0 2 1 | 12

hingga coklat-hitam dan mempunyai berat molekul relatif tinggi dan bervariatif. Asam humat
banyak dikaitkan dengan perkecambahan bji di dalam tanah, pertumbuhan bagian atas
tanaman, pemanjangan semaian muda atau pemanjangan akar dari akar terpotong secara in
vitro, karena asam humat menunjukkan pengaruh hormonal dalam pertumbuhan. Asam humat
juga berperan dalam perbaikan tanah secara fisik, melalui mekanisme perbaikan agregasi,
aerasi, permeabilitas serta kapasitas memegang air, sehingga tanaman akan tumbuh secara
normal dan sehat.
Bahan organik merupakan salah satu bagian penyusun tanah dengan sifat-sifat kolloid,
dan hanya satu-satunya yang mempunyai kemampuan mendinamisasi untuk mempengaruhi
sifat fisik, kimia maupun biologi tanah. Tanah-tanah marjinal (baik tanah mineral maupun yang
dominan liatnya) akan dapat diperbaiki sifat pejal maupun porositasnya pada tingkat yang
optimal. Demikian juga permeabilitas, aerasi, perkolasi maupun agregasi, dengan peran
dinamisasi dari BO, keadaan tanah menjadi gembur dan subur. Hal ini berkaitan dengan
menegemen air dan udara dalam tanah, bermanfaat bagi kelangsungan perkembangan
perakaran tanaman dan hara tanaman di dalam tanah. Dengan berkembangnya perakaran
tanaman akan mempengaruhi bagian atas tanaman di atas permukaan tanah.
Dengan daya dukung kesuburan tanah yang optimal maka pertumbuhan tanaman
menjadi normal, sehat dan produktif. Maka perlakuan pemupukan yang sesuai konsep
kesuburan diatas akan menyebabkan efektifnya pemupukan, sehingga tanaman menjadi
produktif dan menyebabkan lebih hemat dan efisien pada biaya-biaya dan penggunaan tenaga
kerja. Dengan tanah yang subur maka tanaman akan tumbuh dengan sehat, berproduksi tinggi
dan hidup lebih lama dengan umur yang lebih panjang. Maka apabila tanah subur petani akan
makmur dan sejahtera.
Oleh karenanya kita harus kembali ke jalan yang benar, yaitu jalan menuju kesuburan
tanah yang ideal dengan konsep kesuburan yang sesuai dengan fitrah tanah itu sendiri. Konsep
SIMO adalah konsep untuk menuju kesuburan tanah yang ideal sampai pada lapisan tanah yang
lebih dalam sehingga perakaran tanaman aren atau apa saja, dapat berkembang dengan baik
dan hasil yang maksimal. Namun demikian konsep ini nantinya akan terus diperbaiki dan
dikembangkan untuk menuju kesempurnaan kemudian.
Kebiasaan menggunakan pupuk kimia dan racun kimia yang berlebihan adalah jalannya
atau caranya orang-orang yang sesat, yang tidak memahami konsep dasar kesuburan tanah
yang berkelanjutan. Maka sudah saatnya kita kembali ke jalan yang benar dengan selalu
menggunakan pupuk organik dan meninggalkan kebiasaan penggunaan pupuk dan racun kimia
yang berlebihan. Dengan pupuk organik yang cukup dengan cara yang baik maka hasilnya akan
memuaskan dan menjadikan produksinya maksimal petani pendapatannya meningkat.

nDalem Pastoran St. AlGonz Sby

Gus Wo, PR.

Anda mungkin juga menyukai