1. PENDAHULUAN
Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik serta
terdiri dari massa padatan, cair, gas. Tanah merupakan lapisan paling atas pada permukaan
bumi. Tanah tercipta tidak dengan sendirinya, melainkan berasal dari hasil pelapukan bebatuan
dan tumbuhan yang perosesnya membutuhkan waktu bertus-ratus tahun. Proses pembentukan
tanah sangat dipengaruhi oleh iklim, bentuk muka bumi, tumbuhan, berbagai organisme yang
hidup diatasnya termasuh hewan, manusia dan waktu. Tumbuhan, hewan, dan manusia sendiri
juga memerlukan tanah untuk tempat hidup. Tumbuh-tumbuhan tidak dapat bertahan hidup
tanpa ada lapisan tanah. Lapisan tanah juga menyediakan bahan-bahan makanan dan mineral
guna pertumbuhan tanaman. Kemudian tumbuhan itu dimanfatkan oleh hewan dan manusia.
Sebagai tempat makhluk hidup, tanah memiliki karakteristik tertentu. Karakteristik ini
berhubungan dengan ciri khas yang dimiliki oleh tanah. Ciri-ciri tanah dapat dilihat dari unsur
hara yang dimiliknya, teksturnya, strukturnya, konsistensinya, warna, reaksinya, dan
morfologinya. Berikut penjelasan mengenai cara mengetahui kandungan tanah.
CIRI-CIRI
Biasanya berwarna gelap di lapisan tanah atas.
Tidak stabil apabila terjadi perubahan suhu, kelembapan, dan aerasi. Bersifat koloidal.
Luas permukan dan daya serap tinggi. Kapasitas tukar kation 150-300 me/100 g.
Dapat meningkatkan unsur hara.
MANFAAT
Humus memiliki konstribusi besar terhadap kebertahanan dan kesuburan tanah. Humus
merupakan sumbermakanan bagi tanaman dan berperan baik bagi pertumbuhan dan menjaga
struktur tanah. Senyawa humus juga berperan baik dalam pengikatan bahan kimia toksik dalam
tanah dan air. Selain itu humus dapat meningkatkan kapasitas kandungan air tanah, membantu
dalam menahan pupuk anorganik larut-air, mencegah penggerusan tanah,menaikkan aerasi
tanah, dan menaikkan fotokimia dekomposisi pestisida atau senyawa-senyawa organik toksit.
CIRI-CIRI
Warna tua/kelam.
Tekstur lempung.
Struktur atas granuler, struktur bawah gumpal atau pejal Konsistensi liat tinggi.
Koefisien kembang kerut tinggi.
Bahan induk adalah batu kapur, batu napal, tuff, endapan aluvial, dan abu vulkanik.
Topografi agak bergelombang hingga berbukit dengan CH < 2.500 mm/th.
Solum tanah dalam (+ 75 cm).
Peka terhadap erosi dan bahaya longsor.
Ketiga, HORIZON B - berwarna lebih kelam, tersusun atas penimbunan basa, lempung
besi, aluminium, atau bahan organik yang telah tercuci dari horizon A. Tekstur horizon B lebih
halus, struktur lebih mampat dibanding horizon A.
Keempat, HORIZON C - tersusun atas mineral yang masih berbentuk bahan induk. Menentukan
lapisan horizon tanah sebagai bagian dari ciri-ciri tanah memang cukup sulit. Diperlukan
keahlian khusus untuk mengetahuinya. Horizon C tidak terlalu menunjukkan ciri-ciri yang
dimiliki horizaon A dan B sebab lapisan ini kurang dipengaruhi proses perkembangan tanah.
Kelima, HORIZON R - tersusun atas batuan yang masih utuh dan merupakan lapisan batuan
induk. Mengetahui lapisan-lapisan tanah dan membedakannya berdasarkan ciri-ciri
tanah seperti ini cenderung sulit. Biasanya hanya bisa diketahui oleh mereka yang memang ahli
di bidang tanah ini.
B. MAGNESIUM
Magnesium adalah molekul bermuatan positif seperti Ca yang mengalami defisiensi
pada pH rendah. Di bawah kondisi asam Mg sangat larut dan dapat hilang karena tercuci. Bila
tanah asam dikapur dengan material yang mengandung sedikit Mg dapat mengakibatkan
defisiensi pada unsur ini. Bila pengapuran pada tanah yang sangat asam yang pH-nya di bawah
5,2 maka penggunaan kapur yang mengandung Mg sangat tepat. Magnesium dan kalium sangat
bersaing untuk diserap tanaman. Tanaman yang tumbuh dalam tanah yang sangat tinggi kadar
K-nya mungkin merangsang defisiensi Mg bila Mg tanah rendah.
C. SULFUR
Sulfur diambil oleh tanaman sebagai molekul sulfat bermuatan negatif (SO42-).
Berhubung ini adalah molekul bermuatan negatif atau anion, sulfat mungkin mudah tercuci dari
tanah. Sebagian besar S namun demikian tidak tersedia dalam bentuk anion tetapi terikat kuat
dalam bentuk bahan organik. Ketersediaan sulfur dikendalikan secara luas dalam jumlah dan
laju dekomposisi bahan organik. Dalam kebanyakan tanah persediaan S yang cukup bagi
pertumbuhan tanaman disuplai melalui proses dekomposisi dan hujan yang jatuh. Di tanah
dengan suplai sulfur sedikit, defisiensi S mungkin bisa terjadi. Tanaman-tanaman sayuran
biasanya memerlukan S dalam jumlah besar. Unsur S yang digunakan sebagai agen keasaman
tanah sering sebagai sumber pupuk.
B A C A A N E K O S P I R I T U A L – K E U S K U P A N S U R A B A Y A : 1 5 A G U S T U S 2 0 2 1 |7
B. BAHAN ORGANIK
Bahan organik merupakan sumber energi bagi makro dan mikro-fauna tanah.
Penambahan bahan organik dalam tanah akan menyebabkan aktivitas dan populasi
mikrobiologi dalam tanah meningkat, terutama yang berkaitan dengan aktivitas dekomposisi
dan mineralisasi bahan organik. Beberapa mikroorganisme yang beperan dalam dekomposisi
bahan organik adalah fungi, bakteri dan aktinomisetes. Di samping mikroorganisme tanah,
fauna tanah juga berperan dalam dekomposi bahan organik antara lain yang tergolong dalam
protozoa, nematoda, Collembola, dan cacing tanah. Fauna tanah ini berperan dalam proses
humifikasi dan mineralisasi atau pelepasan hara, bahkan ikut bertanggung jawab terhadap
pemeliharaan struktur tanah.
Mikro flora dan fauna tanah ini saling berinteraksi dengan kebutuhannya akan bahan
organik, kerena bahan organik menyediakan energi untuk tumbuh dan bahan organik
memberikan karbon sebagai sumber energi. Pengaruh positip yang lain dari penambahan
bahan organik adalah pengaruhnya pada pertumbuhan tanaman. Terdapat senyawa yang
mempunyai pengaruh terhadap aktivitas biologis yang ditemukan di dalam tanah adalah
B A C A A N E K O S P I R I T U A L – K E U S K U P A N S U R A B A Y A : 1 5 A G U S T U S 2 0 2 1 |9
senyawa perangsang tumbuh (auxin), dan vitamin. Senyawa-senyawa ini di dalam tanah berasal
dari eksudat tanaman, pupuk kandang, kompos, sisa tanaman dan juga berasal dari hasil
aktivitas mikrobia dalam tanah. Di samping itu, diindikasikan asam organik dengan berat
molekul rendah, terutama bikarbonat (seperti suksinat, ciannamat, fumarat) hasil dekomposisi
bahan organik, dalam konsentrasi rendah dapat mempunyai sifat seperti senyawa perangsang
tumbuh, sehingga berpengaruh positip terhadap pertumbuhan tanaman. Sejumlah unsur hara
seperti N, P, S, Mo, Cu, Zn, dan B mungkin terkandung dalam bahan organik tanah. Sebagai
akibatnya, ketersediaannya tergantung pada proses dekomposisi bahan organik.
C. pH TANAH
pH tanah menerangkan keasaman dan kebasaan dalam sistem cair. Air terdiri dari
muatan molekul atau ion hidrogen (H + ) dan hidroksida (OH-). Dalam air selalu ada ion-ion yang
tidak dikombinasi dalam molekul air. Jumlah air murni, jumlah H + dan OH- sama yang memiliki
pH 7 (netral). Bila suatu sistem memiliki kelebihan ion H + dinamakan asam. Bila kelebihannya
ion OH- maka sistem tersebut dinamakan alkalin. pH yang ukurannya sederhana dari ion H +
dalam sistem tetapi dipresentasikan sebagai negatif logaritma konsentrasi H +.
Keasaman tanah penting karena menentukan kelarutan mineral tanah dan
mempengaruhi berbagai proses mikroorganisme seperti dekomposisi bahan organik dan fiksasi
nitrogen. Beberapa mineral tanah mengandung unsur hara, dan hara ini mungkin tersedia bagi
pertumbuhan tanaman bila pH-nya dalam range yang sesuai.
dalam siklus metabolisme makhluk hidup di dalam tanah. Adapun mineral merupakan bagian
dari cadangan hara, karena dengan proses mineralisasi akan menjadi unsur-unsur hara yang
siap diserap oleh tanaman maupun kehidupan lain di dalam tanah. Mineral menjaga kestabilan
bentuk dan struktur tanah sehingga tidak mudah berubah komposisi komponennya oleh
pengaruh perubahan-perubahan dan pergerakan-pergerakan di dalam tanah. Struktur tanah
juga akan menopang tanaman dan memberi ruang gerak kehidupan bagi akar tanaman dan
makhluk hidup lainnya di dalam tanah. Bagian yang terkecil dari penyusun tanah adalah bahan
organik. Meskipun demikian kecil proporsi jumlahnya (kecuali organosol), justru menjadi kunci
bagi berlangsungnya dinamika kehidupan di dalam tanah, atau dapat dikatakan bahan organik
(BO) merupakan kunci bagi dinamika kesuburan tanah. Bahan organik menjadi kunci karena
dengan dinamikanya sifat-sifat tanah bisa dikelola menuju kondisi yang ideal bagi tanaman.
hingga coklat-hitam dan mempunyai berat molekul relatif tinggi dan bervariatif. Asam humat
banyak dikaitkan dengan perkecambahan bji di dalam tanah, pertumbuhan bagian atas
tanaman, pemanjangan semaian muda atau pemanjangan akar dari akar terpotong secara in
vitro, karena asam humat menunjukkan pengaruh hormonal dalam pertumbuhan. Asam humat
juga berperan dalam perbaikan tanah secara fisik, melalui mekanisme perbaikan agregasi,
aerasi, permeabilitas serta kapasitas memegang air, sehingga tanaman akan tumbuh secara
normal dan sehat.
Bahan organik merupakan salah satu bagian penyusun tanah dengan sifat-sifat kolloid,
dan hanya satu-satunya yang mempunyai kemampuan mendinamisasi untuk mempengaruhi
sifat fisik, kimia maupun biologi tanah. Tanah-tanah marjinal (baik tanah mineral maupun yang
dominan liatnya) akan dapat diperbaiki sifat pejal maupun porositasnya pada tingkat yang
optimal. Demikian juga permeabilitas, aerasi, perkolasi maupun agregasi, dengan peran
dinamisasi dari BO, keadaan tanah menjadi gembur dan subur. Hal ini berkaitan dengan
menegemen air dan udara dalam tanah, bermanfaat bagi kelangsungan perkembangan
perakaran tanaman dan hara tanaman di dalam tanah. Dengan berkembangnya perakaran
tanaman akan mempengaruhi bagian atas tanaman di atas permukaan tanah.
Dengan daya dukung kesuburan tanah yang optimal maka pertumbuhan tanaman
menjadi normal, sehat dan produktif. Maka perlakuan pemupukan yang sesuai konsep
kesuburan diatas akan menyebabkan efektifnya pemupukan, sehingga tanaman menjadi
produktif dan menyebabkan lebih hemat dan efisien pada biaya-biaya dan penggunaan tenaga
kerja. Dengan tanah yang subur maka tanaman akan tumbuh dengan sehat, berproduksi tinggi
dan hidup lebih lama dengan umur yang lebih panjang. Maka apabila tanah subur petani akan
makmur dan sejahtera.
Oleh karenanya kita harus kembali ke jalan yang benar, yaitu jalan menuju kesuburan
tanah yang ideal dengan konsep kesuburan yang sesuai dengan fitrah tanah itu sendiri. Konsep
SIMO adalah konsep untuk menuju kesuburan tanah yang ideal sampai pada lapisan tanah yang
lebih dalam sehingga perakaran tanaman aren atau apa saja, dapat berkembang dengan baik
dan hasil yang maksimal. Namun demikian konsep ini nantinya akan terus diperbaiki dan
dikembangkan untuk menuju kesempurnaan kemudian.
Kebiasaan menggunakan pupuk kimia dan racun kimia yang berlebihan adalah jalannya
atau caranya orang-orang yang sesat, yang tidak memahami konsep dasar kesuburan tanah
yang berkelanjutan. Maka sudah saatnya kita kembali ke jalan yang benar dengan selalu
menggunakan pupuk organik dan meninggalkan kebiasaan penggunaan pupuk dan racun kimia
yang berlebihan. Dengan pupuk organik yang cukup dengan cara yang baik maka hasilnya akan
memuaskan dan menjadikan produksinya maksimal petani pendapatannya meningkat.