Anda di halaman 1dari 42

TUGAS

GEOLOGI LINGKUNGAN

NAMA : PAULINA LEMA

NIM : 1806100005

KELAS :B

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2020
1. Tanah Andosol
Kata Andosol berasal dari bahasa jepang, terbentuk dari dua kata (An = Hitam ; do =
Tanah), jadi definisi andosol yaitu jenis jenis tanah berwarna hitam. Menurut ilmu
tanah, tanah dengan warna hitam adalah tanah vulkanis yang berasal dari gunung
berapi. Penamaan andosol tidaklah sama untuk setiap negara, seperti contoh di jepang
disebut dengan nama Kurobokudo yang selanjutnya berubah nama menjadi Ando
soils sejak tahun 1947 oleh ahli dari Amerika Serikat. Selain itu terdapat pula istilah
Volcanogeneous loams, Prairie-like brown forest dan Allophane soils untuk
menyebutkan Andosol di jepang.
 Proses Terbentuk Tanah Andosol
tanah yang terbentuk akan mengalami proses pengayaan bahan-bahan organik.
tanah yang awalnya hanya mengandung mineral yang berasal dari proses
plapulan dan akan bertambah subur dengan adanya pelapukan organik.
Pelapukan organik berasal dari hewan atau tumbuhan yang mati di permukaan
tanah.
 Ciri-Ciri Tanah Andosol
-warnanya coklat keabuan
-kaya dengan mineral dan air sehingga baik untuk tanaman
-permeabilitas sedang dan peka terhadap erosi
-kandungan organik horison A tinggi antara 18-30%
-terbentuk dari endapan abu vulkanik yang telah mengalami pelapukan
 Pemanfaatan Tanah Andosol
Karakteristik tanah andosol ini memang sangat bagus untuk dimanfaatkan
sebagai lahan pertanian, karena tingkat kesuburan, kegemburan dan kadar
airnya cukup banyak untuk menyuburkan tanaman yang ditanam di atasnya
 Persebaran Tanah Andosol
Pulau Sumatera: Dari Lampung Barat dan beberapa bagian timur Sumatera
seperti Deli Serdang.
Pulau Jawa: Menyebar hampir merata antara Gunung Salak, Jawa Barat
sampai pegunungan Ijen, Jawa Timur.
Bali dan Nusa Tenggara: Dari mulai Gunung Agung, Pulau Bali hingga ujung
timur Pulau Flores.
Pulau Sulawesi: Bisa ditemukan di Minahasa serta Gunung Tomohon,
Sulawesi Utara.
Kepulauan Maluku: Ada di sekitar Gunung Gamalama meski jumlahnya
sedikit.
2. Tanah Etinsol
Tanah entisol merupakan tanah yang masih sangat muda, yaitu baru dalam proses
tingkat permulaan dalam perkembangannya, (Kata Ent berarti recent atau baru).
Entisol dicirikan oleh bahan mineral tanah yang belum membentuk horison pedogenik
yang nyata.
Entisol terjadi di bagian lapisan atmosfer di daerah dengan bahan induk dari
pengendapan matrial baru atau di daerah-daerah tempat laju erosi atau pengendapan
lebih cepat daripada laju perkembangan tanah. Seperti lereng curam, dataran banjir
dan dunes. Kriteria utama ordo entisol adalah tidak-adanya organisasi material tanah.
Tanah-tanah ini menunjukkan sedikit (tidak-ada) perkembangan struktur atau horison
dan menyerupai material dalam timbunan pasir segar.
 Proses Terbentuknya Tanah Etinsol
Iklim yang sangat kering, sehingga pelapukan dan reaksi-reaksi kimia berjalan
sangat lambat.
Erosi yang kuat dapat menyebabkan bahan-bahan yang dierosikan lebih
banyak dari yang dibentuk melalui proses pembentukan tanah. Banyak
terdapat dilereng-lereng curam.
Pengendapan terus menerus menyebabkan pembentukan horizon lebih lambat
dari pengendapan. Terdapat misalnya di daerah dataran banjir disekitar sungai,
delta, lembah-lembah, daerah sekitar gunung berapi, bukit pasir pantai.
Immobilisasi plasma tanah menjadi bahan-bahan inert, misalnya flokulasi
bahan-bahan oleh karbonat, silika dan lain-lain.
 Ciri-Ciri Tanah Etinsol
Ciri umum Entisol adalah tidak adanya perkembangan profil yang nyata. Jenis
jenis tanah pada Entisol memiliki kejenuhan basa bervariasi dari asam, netral
sampai alkalin, kapasitas tukar kation < 20, tekstur kasar berkadar bahan
organik dan N lebih rendah dibandingkan dengan tanah yang bertekstur halus,
hal ini disebabkan oleh karena kadar air yang rendah dan kemungkinan
oksidasi yang lebih baik dalam tanah yang bertekstur kasar juga penambahan
alamiah dari sisa bahan organik dari pada tanah yang lebih halus. Meskipun
tanah ini kaya akan unsur hara kecuali N akan tetapi unsur ini belum
mengalami pelapukan. Untuk mempercepat pelapukan diperlukan pemupukan
bahan organik, pupuk kandang dan pupuk hijau.
 Pemanfaatan Tanah Etinsol
Di Indonesia tanah Entisol banyak diusahakan untuk areal persawahan baik
sawah teknis maupun tadah hujan pada daerah dataran rendah. Tanah ini
mempunyai konsistensi lepas-lepas, tingkat agregasi rendah, peka terhadap
erosi tanah dan kandungan hara tersediakan rendah. Potensi tanah yang berasal
dari abu vulkan ini kaya akan hara tetapi belum tersedia, pelapukan akan
dipercepat bila terdapat cukup aktivitas bahan organik sebagai penyedia asam-
asam organic. Tanah Entisol di Indonesia umumnya memberi hasil produksi
padi seperti di Karawang, Indramayu dan Delta Brantas. Palawija, tebu di
Surabaya. Entisol yang berasal dari abu-volkanik hasil erupsi yang
dikeluarkan gunung-gunung berapi berupa debu, pasir, kerikil, batu bom dan
lapili.
 Persebaran Tanah Etinsol
Persebaran tanah entisol biasanya terdapat disekitar gunung berapi seperti di
pantai Parangtritis Jogjakarta, dan daerah Jawa lainnya yang mempunyai
gunung berapi.

3. Tanah alluvial
Tanah Aluvial merupakan tanah endapan, dibentuk dari lumpur dan pasir halus yang
mengalami erosi tanah. Banyak terdapat di dataran rendah, di sekitar muara sungai,
rawa-rawa, lembah-lembah,maupun di kanan kiri aliran sungai besar. Tanah ini
banyak mengandung pasir dan liat, tidak banyak mengandung unsur-unsur zat hara.
Ciri-cirinya berwarna kelabu dengan struktur yang sedikit lepas-lepas dan peka
terhadap erosi. Kadar kesuburannya sedang hingga tinggi tergantung bagian induk
dan iklim. Di Indonesia tanah alluvial ini merupakan tanah yang baik dan
dimanfaatkan untuk tanaman pangan (sawah dan palawija) musiman hingga tahunan.
 Proses Pembentukan Tanah Alluvial
Proses pembentukan tanah Alluvial sangat tergantung dari bahan induk asal
tanah dan topografi, tingkat kesuburan tanah bervariasi dari rendah sampai
tinggi, tekstur dari sedang hingga kasar, serta kandungan bahan organik dari
rendah sampai tinggi dan pH tanah berkisar masam, netral, sampai alkalin,
kejenuhan basa dan kapasitas tukar kation juga bervariasi karena tergantung
dari bahan induknya.
Tanah Alluvial memiliki kadar ,pH yang sangat rendah yaitu kurang dari 4,
sehingga sangat sulit untuk dibudidayakan.
 Ciri-Ciri Tanah Alluvial
1. Memiliki warna cokelat dan agak kelabu tergantung pada lokasi endapan
2. Memiliki kandungan mineral yang cukup banyak, karena jenis tanah ini
tergolong tanah muda yang mudah menyerap air
3. Bentuknya menyerupai tanah liat
4. Memiliki ph tanah yang cukup rendah rata-rata dibawah 6Kandungan
Posfor dan Kalium cukup rendah jika tanah ini berada di lokasi yang
memiliki curah hujan rendah.
 Pemanfaatan Tanah Alluvial
1. Mempermudah Proses Irigasi
Letak tanah ini yang berada di endapan sungai, sangat mempermudah
petani dalam hal proses irigasi. Kelancaran irigasi juga bisa mempengaruhi
hasil pertanian. Semakin banyak hasil pertanian, maka petani akan
semakin diuntungkan.
2. Sebagai Lahan Bercocok Tanam
Tanah aluvial termasuk tanah yang masih muda. Ciri dari tanah muda
adalah kandungan zat hara yang cukup banyak. Kandungan zat hara sangat
bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman dan menyuburkan tanah.
3. Memberikan Cadangan Air Bagi Tanaman
Tanah endapan ini memiliki kemampuan menyerap air yang cukup bagus.
Dengan begitu maka tanaman yang tumbuh diatasnya tidak akan kering
karena memiliki cadangan air yang cukup banyak. Akar tanaman akan
menyerap air yang ada di dalam tanah sehingga bisa tumbuh dengan baik
meskipun pada musim kering.
4. Kemudahan Dalam Penggarapan Tanah
Jenis tanah yang mampu menyerap air dengan baik ini sangat cocok
sebagai lahan pertanian karena mudah digarap. Kandungan air yang ada di
tanah menjadikan tanah ini cukup empuk. Banyak petani yang lebih
senang menggarap lahan pertanian di tanah aluvial karena prosesnya
mudah dan cepat.
 Persebaran Tanah Alluvial
Umumnya, tanah alluvial ditemukan di wilayah dataran rendah. Di Indonesia,
tanah alluvial banyak ditemukan di wilayah timur Sumatera, Bagian utara
Jawa, Kalimantan bagian selatan dan tengah, bagian utara dan selatan Papua.

4. Tanah Grumusol
Tanah grumusol merupakan tanah yang terbentuk dari batuan induk kapur dan tuffa
vulkanik yang umumnya bersifat basa sehingga tidak ada aktivitas organik
didalamnya. Hal inilah yang menjadikan tanah ini sangat miskin hara dan unsur
organik lainnya. Sifat kapur itu sendiri yaitu dapat menyerap semua unsur hara di
tanah sehingga kadar kapur yang btinggi dapat menjadi racun bagi tumbuhan.
Tanah grumusol masih membawa sifat dan karakteristik seperti batuan induknya.
Pelapukan yang terjadi hanyalah mengubah fisik dan tekstur unsur seperti Ca dan Mg
yang sebelumnya terikat secara rapat pada batuan induknya menjadi lebih longgar
yang dipengaruhi oleh faktor faktor luar seperti cuaca, iklim, air dan lainnya.
Terkadang pada tanah grumusol terjadi konkresi kapur dengan unsur kapur lunak dan
terus berkembang menjadi lapisan yang tebal dan keras.
 Proses Terbentuknya Tanah Grumusol
Terbentuknya tanah grumusol tidak hanya terjadi karena faktor yang sama,
pada alam ini ada banyak faktor yang menyebabkan terbentuknya tanah
grumusol. Ada banyak hal yang terjadi selama proses pembentukan tanah
grumusol sehingga pada akhirnya membentuk beberapa jenis seperti yang
akan dijelaskan berikut ini.
1. Grumusol Pada Batuan Kapur Dan Bernapal – Tanah grumusol jenis ini
dapat terbentuk dikarenakan oleh adanya susunan dan struktur batuan
kapur yang mana terakumulasinya beberapa mineral seperti Ca dan Mg
secara periodik sehingga membentuk lapisan tanah dengan kadar lempung
yang tinggi. Sehingga hal itu menjadikan tanah grumusol batuan kapur ini
memiliki sifat plastisitas dan koefisien pemuaian dan pengerutan paling
rendah jika dibandingkan dengan tanah grumusol jenis lainnya.
2. Grumusol Pada Sedimen Tuff Tetier – Tanah grumusol jenis ini memiliki
ciri atau tanda memiliki horizon yang tersusun dari atas ke bawah dengan
tekstur lempung berwarna kelabu yang rentan terjadi erosi dan
mengandung besi serta pada bagian bawah terdapat batuan induk yang
mengalami pelapukan kecil. Tanah ini memiliki tingkat keasaman berkisar
antara 6 hingga 6.5 tanpa adanya konsentrasi kapur sehingga PH nya
sedikit asam. Namun pada ekstrak HCl, kandungan kapur cukup tinggi.
Grumusol sedimen tuff tetier dapat ditemukan di gunung kidul dan
sekitarnya.
3. Grumusol Pada Marl, oalcareous shales Dan Batu Kapur Loam – Tanah
grumusol dengan jenis seperti ini terjadi di daerah pengunungan dengan
kontur tanah bergelombang sehingga sering mengalami peremajaan akibat
tingkat erosi tanah yang tinggi. Proses pelapukan batu induk berlangsung
cukup cepat karena tekstur halus, memiliki kadar kapur tinggi. Lapisan
paling atas berwarna coklat dan lempung serta mengandung kapur
sehingga PH nya sedikit basa yakni 7.8. Pada lapisan subsoil kadar kapur
semakin tinggi sehingga PH meningkat hingga 8.2 dan pada lapisan
dibawahnya lagi terdapat batu lempung berpasir dengan warna kelabu
dengan bercak coklat.
4. Grumusol Bergaram (Saline) – Tanah grumusol jenis ini hanya
berkembang di daerah iklim kering dengan curah hujan hanya 1000 mm
per tahun dan memiliki musim kemarau 6 bulan. Berwarna hitam dan
terdapat pada tuff balistik kuarter, memiliki PH antara 7.2 hingga 8.7 di
kedalaman 50 cm. Karena sedikitnya curah hujan menyebabkan kadar air
menjadi sedikit sedangkan konsentrasi garam lebih tinggi dan bisa
ditemukan pada daerah jawa timur hingga nusa tenggara. (baca : manfaat
curah hujan yang tinggi)
5. Grumusol Alluvial – Merupakan tanah grumusol yang terletak pada
daerah alluvial atau terdapat banyak endapan, umumnya terdapat di
pinggir sungai besar dimana batuan induk memiliki konkresi kapur yang
tinggi atau juga terletak pada sungai yang memiliki batuan bernapal
dengan tekstur halus.
6. Grumusol Pada Lahar – Tanah grumusol yang terletak di dekat gunung
berapi, terbentuk dari lahar yang mengendap dan membeku dengan curah
hujan yang tinggi sehingga mengalami pencucian ekstrim. Jenis jenis air
tanah akan melarutkan garam, menurunkan kadar silika sehingga dalam
kurun waktu lama akan membentuk lapisan lempung montmorilonit.
 Ciri-Ciri Tanah Grumusol
1. Bertekstur Lempung
Tanah grumusol memiliki sifat lempung yaitu sedikit keras, mudah
dibentuk dan mudah pecah atau hancur. Sebenarnya terdiri dari berbagai
jenis lempung dan ukuran mulai dari lempung berliat dengan ciri ciri agak
kasar, mudah dibentuk terutama ketika kering, bisa sedikit digulung ketika
ditekan, namun gulungan tersebut mudah hancur dan tingkat kelekatan
sedang.Lempung berliat sering dijumpai pada lapisan grumusol dalam atau
berada pada horizon A hingga B, sedangkan pada bagian permukaan
umumnya memiliki tekstur lempung berpasir yang cirinya hampir sama
dengan lempung berlihat hanya saja memiliki tekstur butiran yang lebih
besar yakni diatas 50 mikron sedangkan tipe lempung berliat dengan
tekstur kurang dari 2 mikron. Tekstur tanah yang berbeda ini
menjadikannya memiliki kemampuan cukup tinggi untuk menahan air.
2. Struktur Lapisan Atas Dan Bawah Sangat Berbeda
Umumnya profil tanah grumusol memiliki beberapa lapisan mulai dari atas
hingga bawah. Untuk lapisan atas berbentuk seperti granuler dengan
ukuran yang sedikit lebih besar dari pasir, bentuk granuler tersebut sering
terlihat berbentuk seperti bunga kubis (cauli flower structure) sedangkan
pada lapisan bagian dalam bergumpal gumpal atau bisa dikatakan pejal,
lapisan inilah yang seringkali membuat para pengolah merasa kesulitan
dan harus menggunakan semacam linggis melunakkan-nya.
3. Tidak Memiliki Horizon Eluviasi Dan Iluviasi
Karena memiliki sifat yang liat, maka pada tanah grumusol tidak terdapat
lapisan yang berguna untuk tempat pencucian unsur-unsur tanah, hal ini
disebabkan oleh daya ikat Ca dan Mg serta unsur lainnya pada tanah jenis
ini begitu kuat sehingga ketika air masuk tidak mudah bagi air untuk
melarutkan serta menghanyutkan berbagai unsur tersebut. Tidak seperti
tanah lain seperti Inceptisol ataupun tanah andosol yang memiliki lapisan
atau horizon A3 dan B pada setiap penampang vertikal tanahnya.
4. Koefisien Pemuaian Tinggi
Hal ini dapat terjadi terutama jika kadar air pada tanah grumusol diubah
atau dengan kata lain ketika dalam kondisi kering, sangat mudah memuai
jika semua air didalamnya dihilangkan. Itulah kenapa volume tanah
grumusol akan lebih besar saat pembagian musim kemarau dan akan
kembali normal saat musim hujan. Pada daerah yang terdapat tanah
grumusol dapat terlihat dengan kondisi tanah yang mengembang dan
merekah saat terjadi musim panas atau kemarau.
5. Memiliki Warna Kelabu Hingga Hitam
Tanah grumusol memiliki warna yang mirip dengan tanah endapan seperti
tanah alluvial dan tanah entisol yang membedakannya adalah tekstur
tanahnya jika diperhatikan dengan seksama jelas akan berbeda terutama
pada bagian permukaan tanah, grumusol lebih berliat dan sedikit kasar
sedangkan tanah endapan lebih lembut dan lebih halus. Kadar unsur yang
terkandung pada tanah grumusol juga menentukan penampakan warnanya.
6. Kandungan Organik Rendah
Tanah grumusol umumnya memiliki kadar bahan organik berkisar antara
0.06 persen hingga 4.5 persen, sangat sedikit jika dibandingkan jenis tanah
lain seperti tanah andosol. Kandungan organik akan semakin menurun
pada lapisan dalam, hal ini disebabkan oleh semakin tinggi kadar kapur
karena pada lapisan tanah dalam lebih dekat dengan batuan induk. Selain
itu kandungan organik juga tergantung dari jenis vegetasi penutup lahan,
misalnya grumusol sawah akan berbeda dengan grumusol yang ditumbuhi
rumput rumputan.
7. Memiliki PH Netral Hingga Alkali
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya penyusun utama batuan induk
dari tanah grumusol adalah kapur sehingga memiliki PH yang bersifat
basa, namun pada beberapa kondisi terutama jika sudah tercampur dengan
abu vulkanik yang bersifat sedikit asam, maka PH dapat berada di area
netral. Jadi faktor yang menentukan tingkat keasaman yaitu sifat bawaan
dan penyebab yang berasal dari luar seperti abu vulkanik tadi.
8. Kapasitas Tukar Kation Tergolong Tinggi
Tanah grumusol memiliki KTK tinggi hingga sangat tinggi yang bernilai
36.13 hingga 77.38 cmol (+)kg-1, sedangkan untuk grumusol dengan
tesktur berliat memiliki nilai 52 hingga 176.48 cmol (+)kg-1. Penyebab
kenapa KTK pada jenis tanah ini begitu tinggi disebabkan oleh unsur
smektit yang sangat dominan.
 Pemanfaatan Tanah Grumusol
Meskipun memiliki sifat dan karakteristik yang tidak begitu menguntungkan,
tanah grumusol masih menyimpan prospek salah satunya untuk areal
persawahan. Namun sebelumnya harus memperhatikan aspek-aspek
pendukung seperti drainase yang baik dan jaringan irigasi yang memadai
dengan tujuan untuk mengurangi dampak negatif dan kekurangan tanah
grumusol ini. Sebelumnya sudah diterangkan bahwa tanah grumusol memiliki
koefisien pemuaian dan pengerutan yang begitu tinggi, sehingga apabila tidak
ada irigasi maka tanah jenis ini akan mengering, mengembang dan merekah.
Akar akar tanaman pun akan terputus terutama pada pergerakan akar
menyamping, akibat yang akan terjadi yakni kegagalan panen. Selain itu
masalah dalam pemanfaatan tanah grumusol yakni memiliki kadar Nitrogen
yang rendah sehingga berdampak pada pertumbuhan tanaman. Perlu
dilakukannya penambahan pupuk seperti Urea dan NFK untuk hasil yang lebih
baik.
 Persebaran Tanah Grumusol
Persebarannya di Indonesia seperti di Jawa Tengah (Demak, Jepara, Pati,
Rembang), Jawa Timur (Ngawi, Madiun) dan Nusa Tenggara Timur.

5. Tanah Humus
pohon di hutan hujan tropis yang lebat. Humus dikenal sebagai sisa-sisa tumbuhan
dan hewan yang mengalami perombakan oleh organisme dalam tanah, berada dalam
keadaan stabil, berwarna coklat kehitaman.
 Proses Terbentuknya Tanah Humus
Tanah humus merupakan salah satu jenis tanah subur yang terbentuk dari
proses pembusukan organisme seperti tumbuhan dan hewan dalam jangka
waktu tertentu. Lebih spesifiknya, tanah humus biasanya mengandung kotoran
hewan, daun yang lapuk dan sebagainya. Jadi tak heran, jika kita bisa
ditemukan dengan mudah menemukan tanah ini di daerah hutan khususnya
hutan tropis.Kalau secara kimia, sederhananya humus merupakan suatu
kompleks organik yang mengandung fenol, asam karboksilat dan alifatik
hidroksida dalam jumlah yang banyak.Proses terbentuknya tanah humus
disebut humifikasi, dan ini dapat terjadi secara alamiah maupun buatan.Kalau
proses alamiah, berupa proses pengomposan yang terjadi dengan sendirinya
serta didukung oleh bahan organik dan kondisi lingkungan, dalam hal ini
misalnya saja daun yang jatuh ke tanah lalu akhirnya membusuk karena
karena ada mikroorganisme yang bisa mengubah bahan organik serta
membentuk nutrisi. Agar mikroorganisme tersebut tetap aktif maka diperlukan
sirkulasi udara yang baik, suhu yang tepat dan kadar air sekitar
45%.Sementara proses humifikasi buatan yang dilakukan oleh manusia adalah
dengan cara memasukkan tanaman yang busuk ke dalam tanah lalu dicampur
dengan kotoran hewan. Bahan organik ini kemudian terurai dan membentuk
partikel bermuatan negatif dan bisa menyerap nutrisi bermuatan positif yang
berperan dalam menyuburkan tanah.
 Ciri-Ciri Tanah Humus
1. Berwarna gelap dan ada di lapisan teratas
Humus biasanya berwarna gelap seperti warna kecokelatan atau
kehitaman, dan biasanya ditandai dengan bintik-bintik putih.Karena
berasal dari pelapukan tumbuhan, membuat tanah humus jadi sumber
energi bagi mikroorganisme yang berperan dalam membuat warna tanah
jadi gelap.Dan karena terbentuk dari pembusukan ranting dan dedaunan
pula, maka tanah ini biasanya sering ditemukan pada bagian lapisan teratas
dari tanah
2. Berdaya serap tinggi
Salah satu sifat tanah humus disebut koloidal dan amorfous, sifat yang
juga dimiliki oleh tanah liat. Namun tentu ada perbedaan di kedua jenis
tanah ini. Karena tanah humus punya daya serap yang lebih tinggi daripada
tanah liat.Dan dari segi tekstur, tanah humus jauh lebih gembur. Karena
tekstur dan daya serap ini lah membuat tanah humus sangat subur dan
bagus dalam menyuburkan tanaman
3. Meningkatkan kandungan hara
Seperti yang disebutkan sebelumnya, bahwa partikel di dalam tanah humus
bisa menarik kandungan positif, yang juga disebut unsur hara dimana
contohnya adalah magnesium, kalsium dan kalium. Selain menarik unsur
hara, tanah humus juga bisa terus memperbanyak unsur ini di dalam tanah,
sehingga membuat tanaman akan tumbuh lebih subur.
 Pemanfaatan Tanah Humus
1. Sebagai sumber makanan tanaman
Karena berdaya serap tinggi, humus berguna dalam meningkatkan kapasitas air
tanah yang berfungsi sebagai minuman bagi tumbuhan.Jadi, kalau Anda
menambahkan tanah humus pada tanah yang sudah ditanami, akan membantu
tanah tersebut untuk mendapatkan asupan air yang cukup. Selain air, tanah humus
juga berperan dalam menyediakan asupan dasar yang penting untuk
perkembangan tanaman dan membantu mencegah terjadinya pengikisan nutrisi
tanaman agar tidak hilang
2. Menjaga struktur tanah
Dibanding jenis tanah lainnya, tanah humus merupakan tanah yang mempunyai
struktur stabil dan bisa melindungi tanah agar tidak terkikis dengan cara membuat
tekstur tanah jadi lebih gembur. Sekaligus mencegah terjadinya perubahan pH
tanah.Lalu tanah humus juga menjaga tanah dan tumbuhan yang ada disekitarnya
dari kekeringan karena masih terkait dengan sifatnya yang memiliki daya serap
tinggi. Tanah humus pun mempunyai kemampuan untuk mengikat mineral
bersama dengan agregat yang berfungsi untuk meningkatkan struktur dan
kesuburan tanah.
3. Mendorong pertumbuhan dari dalam tanah
Manfaat yang satu ini juga tak kalah penting.Karena di sini tanah humus bisa
mendorong sistem pada akar tanaman untuk berkembang lebih baik.Dan secara
keseluruhan bisa pula membantu memperbaiki aktivitas biologis yang terjadi di
dalam tanah
4. Sebagai bahan pembuatan pupuk organic
Tanah humus merupakan tanah yang paling subur untuk tumbuh- tumbuhan
karena memiliki komposisi yang mirip dengan pupuk organik, khususnya pupuk
kompos. Dan pupuk organik bisa dengan mudah dibuat sendiri menggunakan
bahan alami, salah satunya tanah humus.Lalu dalam pembuatan pupuk ini bisa
ditambahkan sampah organik, makanan, kotoran dan sebagainya.Berbagai bahan
tersebut tinggal dicampur dengan menggunakan alat tertentu dan dalam jangka
waktu tertentu pula. Kalau sudah selesai, hasilnya merupakan pupuk kompos yang
bisa digunakan sebagai bahan untuk menyuburkan tanaman.
5. Sebagai media tanam
Cara lain memanfaatkan tanah humus yakni secara langsung. Ya, ini langkah yang
paling sederhana.Artinya kita bisa langsung menanam tanaman apapun di atas
tanah humus, karena sifatnya memang sudah subur sehingga bisa membantu
pertumbuhan tanaman dengan sangat baik.
6. Sebagai pupuk
Pada umumnya, pupuk alami terbentuk karena proses pembusukan bagian dari
tanaman seperti ranting dan daun. Dan karena hal tersebut juga merupakan proses
pembentukan tanah humus, maka jenis tanah ini bisa menjadi pengganti pupuk.
7. Sebagai bahan pengomposan
Untuk pemanfaatan yang satu ini juga sangat mudah. Karena kita cukup
meletakkan tanah humus di atas tanah yang sudah ditanami tanaman misalnya
bunga atau yang lainnya.
 Persebaran Tanah Humus
Tanah ini terdapat di daerah yang ada banyak hutan. Persebarannya di Indonesia
meliputi daerah Sumatera, Kalimantan, Jawa, Papua dan sebagian wilayah dari
Sulawesi.
6. Tanah Inceptisol
Tanah inceptisol ini merupakan suatu jenis tanah muda yang juga termasuk ke dalam
jenis tanah mineral. Sedangkan yang dimaksud tanah mineral merupakan tanah yang
memiliki kandungan bahan organik kurang dari 20% atau memiliki lapisan bahan
organik yang ketebalannya kurang dari 30 cm sehingga membuat tekstur tanahnya
menjadi ringan.
 Proses Pembentukan Tanah Inceptisol
Inceptisol adalah tanah muda dan mulai berkembang. Profilnya mempunyai horizon
yang dianggap pembentukannya agak lamban sebagai hasil alterasi bahan induk.
Horizon-horizonnya tidak memperlihatkan hasil hancuran ekstrem. Horizon timbunan
liat dan besi aluminium oksida yang jelas tidak ada pada golongan ini. Perkembangan
profil golongan ini lebih berkembang bila dibandingkan dengan entisol. Tanah-tanah
yang dulunya dikelaskan sebagai hutan coklat, andosol dan tanah coklat dapat
dimasukkan ke dalam Inceptiso Kebanyakan Inceptisol memiliki kambik. Horizon B
yang mengalami proses- proses genesis tanah seperti fisik, biologi, kimia dan proses
pelapukan mineral. Perubahan ini menjadi struktur kubus. Tanah Inceptisol memiliki
tekstur kasar dengan kadar pasir 60 %, hanya mempunyai horizon yang banyak
mengandung sultat masam (catday), terdapat karatan. Tanah Inceptisol umumnya
memiliki horizon kambik. Horizon kambik merupakan indikasi lemah atau spodik.
 Ciri-Ciri Tanah Inceptisol
Setiap jenis tanah mempunya karakteristik masing- masing, dan yang berbeda antara
satu dengan yang lainnya. Oleh karena adanya karateristik yang berbeda- beda inilah
timbul jenis- jenis tanah. Begitu pula dengan tanah inceptisol. Tanah inceptisol
merupakan tanah yang mempunyai cici- ciri atau karalteristik sebagai berikut:
1. Memiliki solum tanah yang agak tebal, yakni sekitar 1 hingga 2 meter Tanahnya
berwarna hitam atau kelabu hingga coklat tua Tekstur tanahnya berdebu, lempung
debu, dan bahkan lempung
2. Memiliki struktur tanah (baca: lapisan tanah) yang remah berkonsistensi gembur,
memiliki pH 5,0 hingga 7,0
3. Memiliki bahan organik sekitar 10% sampai 30%
4. Mengandung unsur hara yang sedang hingga tinggi
5. Memiliki produktivitas tanah dari sedang hingga tinggi
 Pemanfaatan Tanah Inceptisol
Sementara itu, tanah yang baik untuk di gunakan sebagai lahan pertanian adalah tanah
yang sifatnya netral, memiliki tingkat keasaman 6,7 – 7,0. Oleh karea itu, jenis tanah
inceptisol kurang cocok untuk di jadikan lahan pertanian. Namun cocok untuk lahan
perkebunan.
 Persebaran Tanah Inceptisol
Tanah inceptisol termasuk ke dalam jenis tanah alluvial banyak terdapat di lembah-
lembah atau jalur aliran sungai dan dataran pantai. Di Indonesia jenis tanah ini banyak
terdapat di Papua, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah dan Maluku.

7. Tanah Laterit
Laterit atau tanah merah adalah jenis tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya
akan unsur hara, tetapi unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan
yang tinggi. Laterit merupakan tanah yang kaya akan seskuioksida dan telah
mengalami pelapukan yang lanjut.
 Proses Pembentukan Tanah Laterit
Laterisasi merupakan proses pembentukan dari tanah laterit . Biasa juga disebut
dengan Latosolisasi atau juga disebut dengan Feralisasi . Pada intinya proses
pembentukan tanah laterit merupakan perkembangan dari pelapukan lebih lanjut dari
tanah Latosol .
 Ciri-Ciri Tanah Laterit
1. Terdapat di daerah tropis dan sub-tropis. Persebaran tanah laterit yang merupakan
ordo oksisol banyak sekali ditemukan di daerah yang beriklim sub-tropis dan
tropis karena di kedua wilayah ini intensitas hujan sepanjang tahunnya sangat
tinggi sehingga banyak sekali ditemukan erosi tanah (baca: proses terjadinya erosi
tanah oleh air hujan).
2. Pelapukan batuan basa dan ultrabas sangat tinggi.
Pelapukan ini disebabkan karena proses kimiawi pada saat terjadinya hujan
dengan intensitas yang tinggi menyebabkan degradasi lapisan basa dan ultrabasa
yang sangat tinggi.
3. Mengandung mineral lempung relatif tinggi.
Mineral lempung ini meliputi lapisan illite dan montmorilonite yang memiliki
potensi kerusakan lapisan tanah yang sangat besar.
4. Profil tanah yang mudah menyerap air.
Letak tanah laterit yang sangat dalam dari permukaan tanah menyebabkan tanah
ini mudah untuk menyerap air yang terjadi pada saat terjadi turunnya hujan yag
deras. Selain itu, tanah laterit juga terdapat pada genangan-genangan air.
5. Memiliki kadar pH yang tinggi.
Kadar pH yang ada pada kandungan tanah laterit cenderung bersifat asam karena
lapisan basa dan ultrabasnya sudah hilang karena terbawa aliran air.
6. Tekstur tanah yang kokoh dan padat.
Tekstur ini merupakan ciri dari tanah laterit karena pada jenis tanah ini kandungan
lempung atau liatnya sangat tinggi.
7. Memiliki kandungan mineral tanah yang cukup.
Kandungan mineral tanah yang ada dalam lapisan tanah laterit adalah zat besi,
timah, zirkon, kwarsa, aluminium, nikel, oksida titanium dan lainnya.
8. Memiliki warna merah agak kekuning-kuningan.
Tanah laterit merupakan tanah yang sudah berusia tua dan terdapat di lapisan
bawah.
9. Memiliki tingkat kesuburan tanah yang rendah.
Tanah laterit yang sudah kehilangan unsur haranya tidak dapat lagi dipergunakan
untuk media bercocok tanam karena sudah tidak produktif lagi.
 Pemanfaatan Tanah Laterit
Berdasarkan karateristik dari tanah laterit tersebut di atas, maka pemanfaatan tanah
laterit dapat dijadikan sebagai bahan industri karena tekstur tanahnya yang liat dan
kokoh. Beberapa pemanfaatannya adalah sebagai berikut:
1. bahan baku pembuatan batu bata dan genting;
2. bahan baku pembuatan gerabah dan tembikar;
3. bahan baku industri semen;
4. bahan baku dalam pengerasan jalan raya;
5. media penampung cadangan air;
6. media tanam padi tadah hujan dan palawija; dan
7. bahan baku campuran pembuatan tembok.
 Persebaran Tanah Laterit
Sudah dikatakan sebelumnya bahwa kita tidak akan terlalu sulit untuk mendapati
tanah laterit. Di Indonesia sendiri tanah laterit ini persebarannya ada di beberapa
daerah. Adapun daerah- daerah yang menjadi persebaran dari tanah laterit adalah
Pulau Kalimantan, Lampung, Jawa Barat dan juga provinsi Jawa Timur. namun selain
itu, tanah laterit juga terdapar di sebagaian wilayah Jawa Tengah.
8. Tanah latosol
Jenis tanah ini juga salah satu yang terdapat di Indonesia, tanah ini terbentuk dari
pelapukan batuan sedimen dan metamorf.
 Proses Pembentukan Tanah Latosol
Proses pembentukan tanah latosol terbentuk karena adanya pelapukan bantuan beku
yang bersumber dari gunung berapi saat mengealami erupsi, ada juga pembentukan
lainnya seperti adanya batuan sedimen dan metamorf yang mengalami pelapukan baik
itu secara kimiawi, secara fisika, ataupun secara organik oleh organisme hidup yang
membantu proses pelapukan tersebut hingga menjadi tanah.
 Ciri-Ciri Tanah Latosol
Ciri-ciri dari tanah latosol adalah warnanya yang merah hingga kuning, teksturnya
lempung dan memiliki solum horizon. Persebaran tanah litosol ini berada di daerah
yang memiliki curah hujan tinggi dan kelembapan yang tinggi pula serta pada
ketinggian berkisar pada 300-1000 meter dari permukaan laut. Tanah latosol tidak
terlalu subur karena mengandung zat besi dan alumunium.
 Pemanfaatan Tanah Latosol
Jika sudah di olah maka tanah jenis latosol berguna untuk menanam:
a. Tembakau
Yang pertama sering digunakan sebagai lahan untuk menanam tembakau.
Tanaman tembakau merupakan bahan baku untuk membuat rokok, sehingga
banyak petani tembakau di Indonesia yang memanfaatkannya untuk bercocok
tanam.
b. Coklat
Selain tembakau, tanah jenis latosol juga dapat di tanami pohon coklat, buah dari
pohon coklat jika sudah di olah bermanfaat untuk dijadikan sebagai makanan.
Maka tak heran jika banyak petani coklat yang bercocock tanam di jenis tanah ini.
c. Pala
Pohon Pala juga dapat tumbuh di tanah laterit, karena untuk tumbuhnya tidak
terlalu memerlukan tanah yang sangat subur. Buah Pala bermanfaat jika diolah
menjadi manisan yang enak, sedangkan bijinya berguna sebagai rempah-rempah
sebagai bumbu memasak.
d. Tebu
Selanjutnya tebu dapat juga ditanam di jenis tanah ini. Tanaman tebu bermanfaat
sebagai bahan baku untuk membuat gula pasir.
 Persebaran Tanah Latosol
Persebaran tanah latosol di daerah Sulawesi, lampung, Kalimantan timur dan barat,
Bali dan Papua.

9. Tanah litosol
Tanah litosol merupakan jenis tanah berbatu-batu dengan lapisan tanah yang tidak
begitu tebal. Penampangnya besar dan berbentuk kerikil, pasir atau batu-batuan
kecil, karena sedikit sekali mengalami perubahan struktur atau profil dari batuan
asal. Tanah litosol miskin unsur hara.
 Proses Pembentukan Tanah Litosol
Tanah Litosol terbentuk dari batuan beku dari proses letusan gunung berapi dan
sedimen keras yang proses pelapukan kimia (dengan bantuan organisme hidup) dan
fisikanya (dengan bantuan sinar matahari dan hujan) belum sempurna. Sehingga
struktur asal batuan induknya masih terlihat. Oleh sebab itu pula, tanah litosol sering
juga disebut sebagai tanah yang paling muda, sehingga bahan induknya dangkal
(kurang dari 45 cm) dan seringkali tampak di permukaan tanah sebagai batuan padat
yang padu. Jenis tanah ini belum lama mengalami pelapukan dan sama sekali belum
mengalami perkembangan.
 Ciri-Ciri Tanah Litosol
1. Mempunyai lapisan bumi yang tidak terlalu tebal, yaitu hanya mencapai 45 cm
saja
2. Merupakan jenis tanah baru. Dikatakan sebagai anak baru karena tanah ini
terbentuk ketika batuan belum sempurna mengalami pelapukan.
3. Mempunyai penampang yang besar, berbentuk kerikil, pasir, dan bebatuan kecil
4. Megalami perubahan struktur atau profil dari batuan asal
5. Mempunyai kandungan unsur hara yang sedikit sekali
6. Terbentuk dari proses meletusnya gunung berapi
7. Memiliki tekstur tanah yang bervariasi
8. Memiliki kesuburan tanah yang bervariasi
 Pemanfaatan Tanah Litosol
Sementara untuk tanah litosol, pemanfaatan yang ditemukan di Indonesia masih
kurang maksimal. Tanah litosol tidak dimanfaatkan secara intens seperti jenis tanah
yang lainnya. Bahkan ada di daerah tertentu yang menjadikan tanah litosol ini hanya
untuk lahan kosong yang dibiarkan untuk ditumbuhi rerumputan. Hal ini karena tanah
litosol merupakan tanah yang kandungan unsur haranya hanya sedikit saja.
Tanaman yang Cocok Tumbuh di Tanah Litosol, Rumput- rumputan, Jagung, Bunga
Edelweis.
 Penyebaran Tanah Litosol
Jenis tanah ini banyak ditemukan di lereng gunung dan pegunungan di seluruh
Indonesia yang mengalami proses erosi parah. Tanah litosol banyak terdapat di Pulau
Sumatra, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara, Maluku bagian selatan, dan
Papua. Adapun di Sumatra, jenis tanah ini terdapat di wilayah yang tersusun dari
batuan kuarsit, konglomerat, granit, dan batu lapis. Jenis tanah ini juga dapat dijumpai
di daerah sekitar pantai.

10. Tanah Kapur


Tanah kapur disebut juga dengan tanah mediteran, yakni salah satu jenis tanah
yang tidak memiliki unsur hara, atau memiliki unsur hara namun hanya dalam
jumlah yang sedikit sekali. Tanah kapur ini disebit juga dengan tanah mediteran
karena memiliki atri terbentuk dari bebatuan kapur yang yang telah lapuk dan
hancur.
 Proses Terbentuknya Tanah Kapur
Tanah kapur merupakan tanah yang terbentuk dari pelapukan batuan kapur. Batuan
kapur yang sudah tua akan melapuk lama- kelamaan akan menjadi tanah. Dan tanah
yang terbentuk inilah yang dinamakan sebagai tanah kapur. Oleh karena itu tanah
kapur memiliki warna yang terang sebagaimana batuan kapur tersebut.
 Ciri-Ciri Tanah Kapur
1. Tidak memiliki unsur hara, sehingga tanah jenis ini tidak subur
ciri pertama dan paling menonjol yang dimiliki oleh tanah kapur adalah bahwa
tanah jenis ini merupakan jenis tanah yang tidak subur karena tidak memiliki
unsur hara atau humus. Karena tanah ini tidak subur, maka tanah kapur ini tidak
cocok digunakan sebagai lahan pertanian. Karena jika digunakan sebagai lahan
pertanaian, akan sangat sulit untuk mengembangka tanaman tersebut. Meskipun
tidak cocok digunakan sebagai lahan pertanian, namun tanah ini masih bisa
berkontribusi dalam bidang pertanian. (baca : ciri ciri tanah humus)
2. Sangat mudah untuk dilalui air
Tanha kapur merupakan tanah yang bersifat sangat mudah dilalui oleh air. Maka
dari itu jika kita terjun ke sungai, kita akan lebih sering menemukan jenis tanah di
bawah aliran sungai tersebut adalah jenis tanah kapur.
3. Terbentuk dari pelapukan batuan kapur atau batu kapur yang sudah hancur
Tanah kapur ini merupakan jenis tanah yang terbenruk dari pelapukan batuan
kapur atau terbentuk oleh batuan kapur yang sudah melapuk dan hancur. Oleh
karena itu tanah kapur ini memiliki warna tanah yang terang dan tidak segelap
warna tanah lainnya.
4. Tanah ini hanya berkontribusi sedikit dalam bidang pertanian
Tanah kapur ini merupakan tanah yang tidak subur karena tidak memiliki unsur
hara atau humus. Namun, tanah ini masih dapat berkontribusi dalam bidang
pertanian. Kontribusi tanah kapur ini tergolong penting karena digunakan untuk
menurunkan tingkat keasaman pada tanah, sehingga akan diperoleh tanah yang
netral.
5. Merupakan tanah yang sangat cocok untuk pertumbuhan pahon jati
Meskipun tanah kapur merupakan tanah yang tidak subur dan tidak mendukung
untuk perkembangan proses pertanian, namun ternyata ada satu jenis tanaman
yang sangat cocok jika ditanam di jenis tanah ini. jenis tanaman tersebut adalah
pohon jati. Sehingga tanah kapur ini lebih cocok digunakan sebagai lahan
perkebunan pohon jati agar kelak diperoleh tanaman jati yang tumbuh subur,
tinggi, dan menjulang.
6. Mengandung kalsium dan magnesium yang tinggi
Satu hal yang sangat bermanfaat dari tanah adalah kandungan berbagai macam zat
atau unsur yang ada di dalam lapisan tanah. Tanah kapur juga merupakan salah
satu jenis tanah yang mempunyai kandungan zat tertentu. kandungan zat yang
paling tinggi yang terdapat pada tanah kapur adalah kalsium dan juga magnesium.
Kalsium dan magnesium ini mempunyai banyak sekali manfaat bagi manusia.
 Pemanfaatan Tanah Kapur
1. Pada bidang pertanian dan perkebunan, tanah kapur dapat digunakan sebagai
sarana penurun kadar keasaman pada tanah. Dengan pemberian tanah kapur yang
sesuai takaran, maka tingkat keasaman tanah dapat diturunkan hingga pH tanah
menjadi netral dan normal.
2. Dapat digunakan sebagai campuran pembasmi gulma tanaman dan penghalau
hama tanaman. Tanah kapur yang bersifat panas jika tercampur dengan air dapat
juga digunakan sebagai sarana pembasmi gulma, dan tanah kapur dapat juga
digunakan sebagai penghalau hama tanaman, khususnya pada tanaman jeruk.
3. Kandungan kalsium (Ca) pada tanah kapur dapat bermanfaat untuk menetralisir
atau sebagai alat detoxification pada tanaman karena kalsium berfungsi
menysusun kembali dinding sel pada tanaman.
4. Kandungan magnesium (Mg) berguna dalam pembentukan zat lemak dan
memperbanyak kandungan minyak pada tanaman.
5. Tanah kapur sangat cocok untuk menanam tanaman yang tidak banyak
memerlukan air dalam pertumbuhannya, seperti pohon jati dan jagung.
6. Tanah kapur dapat digunakan sebagai campuran semen untuk bahan bangunan,
pondasi bangunan rumah dan gedung, dan pengerasan jalan karena sifat tanah
yang tidak mudah dilalui air dan tekstur tanah yang padat.
 Persebaran Tanah Kapur
Di Gunung Kidul Jogjakarta dan di Daerah Pegunungan Kapur Seperti di Jawa
Tengah, Jawa Barat, Dan Nusa Tenggara Timur

11. Tanah Mergel


Tanah mergel juga dikenal sebagai tanah marbalit. Tanah mergel atau marbalit
merupakan jenis tanah yang terbentuk oleh campuran batuan kapur pasir, dan juga
tanah liat. Pembentukan dari tanah mergel ini sangatlah dipengaruhi oleh
keberadaan curah hujan yang tidak merata di sepanjang tahunnya.
 Proses Terbentuknya Tanah Mergel
Hampir sama dengan tanah kapur, jenis tanah ini juga berasal dari kapur, namun
dicampur dengan berbagai bahan lainnya yang membedakan adalah ia lebih mirip
seperti pasir. Tanah mergel terbentuk dari batuan kapur, pasir dan tanah liat dan
mengalami pembentukan dengan bantuan hujan namun tidak merata.
 Ciri-Ciri Tanah Mergel
1. Terbentuk oleh campuran batuan kapur, pasir dan tanah liat
Ciri atau karakteristik pertama yang melekat pada jenis tanah mergel adalah
terbentuk dari campuran batuan kapur, pasir dan tanah liat. Ketiga unsur ini
berada dalam satu tempat dan melapuk bersama- sama yang pada akhirnya
membentuk suatu tanah yang disebut dengan tanah mergel. Oleh karena terbentuk
dari tiga unsur tanah yang berbeda, maka karakteristik tanah mergel ini juga
mengadopsi dari ketiga unsur yang membentuknya.
2. Mempunyai warna putih
Ciri atau karakteristik dari tanah mergela yang paling mudah untuk diketahui
(karena bisa tampak dari kondisi fisik) adalah mempunyai warna putih. Warna
putih yang dimiliki oleh tanah mergel ini kemungkinan disebabkan karena tanah
ini terbentuk oleh tanah kapur yang bercampur dengan pasir dan juga tanah liat.
Tanah kapur yang memiliki warna putih akan mendominasi dan akan menutupi
warna campuran lain sehingga tanah mergel terlihat mempunyai warna putih.
3. Mempunyai tingkat kesuburan yang rendah
Tanah mergel merupakan tanah yang mempunyai tingkat kesuburan yang rendah.
Hal ini juga menjadi karakteristik yang menonjol dari tanah mergel ini. Karena
tanah yang subur biasanya mempunyai kandungan bahan organik atau unsur hara
yang tinggi, semenatara hal tersebut tidak dimiliki oleh tanah mergel. Oleh karena
tanah mergel tidak mempunyai tingkat kesuburan tinggi, maka tanah ini tidak
cocok digunakan sebagai lahan pertanian.
4. Pembentukannya dipengaruhi oleh hujan yang turun tidak merata sepanjang tahun
Diantara beberapa macam ciri- ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh tanah
mergel, bisa dikatakan bahwa ciri yang sangat menonjol dari tanah mergel adalah
pembentukannya yang dipengaruhi oleh hujan yang turun secara tidak merata
sepanjang tahunnya. Ya, tanah mergel sangat dipengaruhi oleh keberadaan hujan
yang turun. Karena pembentukan tanah mergel ini adalah akibat dari adanya hujan
(baca: proses terjadinya hujan) yang turun secara tidak merata di sepanjang
tahunnya.
 Pemanfaatan Tanah Mergel
Tanah sebagai elemen mayoritas yang ada di daratan Bumi, mempunyai banyak sekali
manfaat atau fungsi yang bisa dirasakan oleh manusia, tidak terkecuali tanah mergel.
Seperti tanah yang lainnya, tanah mergel juga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
tertentu. Pemanfaatan tanah mergel ini bisa disesuaikan dengan ciri- ciri atau
karakteristik yang dimilikinya. Tanah mergel bisa dimanfaatkan untuk kepentingan
ditanami:
Pohon jati
Pemanfaatan tanah mergel yang sering dilakukan oleh manusia adalah ditanami
pepohonan jati. Pohon jati merupakan pohon yang banyak dimanfaatkan untuk
berbagai kepentingan mebel, seperti lemari, meja, kursi, dan lain sebagainya. Selain
untuk mebel, pohon jati juga digunakan untuk berbagai kepentingan lainnya. Pohon
jati juga merupakan jenis tanaman yang bisa hidup di tanah mergel. Kendati tanah
mergel ini merupakan tanah yang tidak terlalu subur, maka tidak banyak jenis
tanaman yang bisa hidup di tanah mergel ini. Dan salah satu tanman yang dapat hidup
adalah pohon jati.
Palawija
Pemanfaatan tanah mergel yang selanjutnya adalah sebagai lahan untuk ditanami
tumbuh- tumbuhan palawija. Tanaman palawija merupakan tanaman yang banyak
dibutuhkan oleh manusia dalam kehidupan sehari- hari. Tanaman palawija ini
mempunyai berbagai jenis. Dan tanaman palawija yang dapat tumbuh di tanah mergel
pun hanya beberapa jenis tanaman saja.
 Persebaran Tanah Mergel
Tanah mergel atau marbalit merupakan jenis tanah yang mudah kita dapati di
Indonesia. Tanah mergel ini biasanya terdapat di daerah- daerah tertentu. Tanah
mergel atau marbalit biasanya ada di lereng- lereng gunung atau di daerah dataran
rendah. Adapun daerah- daerah di Indonesia yang merupakan daerah persebaran
tanah mergel ini antara lain adalah Solo, Kediri, Madiun, dan Gunung Kidul.

12. Tanah Organosol


Tanah organosol merupakan salah satu jenis tanah yang ada di indonesia. Tanah
organosol merupakan tanah yang proses pembentukannya dari hasil pembusukkan
bahan- bahan organik. Tanh organosol ini biasanya dapat kita temui di daerah
rawa- rawa atau di tempat- tempat yang selalu tergenang oleh air. Kita dapat
membayangkan bahwasannya tanah organosol ini merupakan tanah yang sangat
lembab bahkan bisa dikatakan becek karena keberadaannya di sekitar lingkungan
berair.
 Proses Pembentukan Tanah Organosol
organosol merupakan tanah yang proses pembentukannya dari hasil pembusukkan
bahan- bahan organik.
 Ciri-Ciri Tanah Organosol
1. Terbentuk dari pembuskan atau pelapukan bahan organik seperti tumbuhan.
2. Mengandung bahan organik yang cukup tinggi.
3. Umumnya berwarna coklat tua hingga kehitam-hitaman.
4. Salah satu jenisnya yaitu Tanah humus yang subur, sehingga sering dijadikan
lahan pertanian.
5. Mudah sekali basah.

 Pemanfaatan Tanah Organosol


Tanah organosol adalah tanah yang sering kali dimanfaatkan sebagai lahan
pertanian.Hal ini karena tanah organosol merupakan tanah yang sangat subur,
sehingga sangat mudah untuk ditumbuhi berbagai jenis tanaman. Jika tanah organosol
yang subur ini tidak dimanfaatkan sebagai lahan pertanian atau bercocok tanam, maka
hal ini akan sangat sanyang. Apabila tanah organosol ini dimanfaatkan sebagai lahan
pertanian dan juga perkebunan, maka hal ini akan sangat bermanfaat bagi manusia,
khususnya bagi perekonomian masyarakat.
 Persebaran Tanah Organosol
Negara Indonesia begitu beraneka ragam, termasuk juga jenis tanah yang dimiliki
oleh negara Indonesia. Ada banyak sekali jenis tanah yang dimiliki oleh Indonesia,
termasuk juga tanah organosol. Di Indonesia, persebaran tanah organosol ini berada di
beberapa titik, diantaranya adalah pinggiran pantai. Daerah di Indonesia yang paling
banyak memiliki tanah organosol adalah di daerah Kalimantan Selatan, Sumatera
Selatan, Riau, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Jambi, Kalimantan Timur, dan
Papua bagian Selatan.

13. Tanah Oxisol


Tanah dalam ordo Oxisol merupakan tanah tua yang telah mengalami pelapukan
tingkat lanjut sehingga mineral mudah lapuknya tinggal sedikit. Tanah ini
memiliki kandungan liat yang tinggi tetapi tidak aktif sehingga kapasitas tukar
kation (KTK) nya rendah. Besaran nilai KTKnya untuk tanah oxisol kurang dari
16 me/100g liat. Tanah oxisol ini didominasi oleh mineral-mineral dengan
aktivitas yang rendah, seperti kwarsa, kaolin, unsur hara rendah, mengandung
oksida-oksida besi dan oksida Al yang tinggi .
 Proses Terbentuknya Tanah Oxisol
Tanah oxisol merupakan tanah yang memiliki ciri hirison oksik yang tebal. Proses
pelapukan yang terjadi dalam waktu kurun waktu yang panjang mengakibatkan
pelindian basa dan silika, pelonggokan nisbi sesquioksida (oksida besi dan
Alumunium) dan pembentukan lempung kaolinit. Proses pembentukkan pada oxisol
yang utama adalah proses desilikasi dan konsentrasi besi bebas dan kadang-kadang
gibsit. Hal ini kemudian mempengaruhi jenis mineral mudah lapuk yang didalamnya
termasuk mineral liat.
 Ciri-Ciri Tanah Oxisol
1. Tanah berwarna merah hingga kuning. Kondisi ini menyebabkan tanah oxsisol
sering disebut tanah merah (Baca:Tanah podsolit merah kuning: Pengertian,
Karakterisitk dan Persebarannya ).Tanah latosol yang memiliki sifat cepat
mengeras bila berada di udara terbuka, Sering disebut juga sebagai tanah laterit.
2. Memiliki konsistensi gembur dengan stabilitas agregat yang kuat
Kandungan mineral dan unsur hara rendah karena mengalami pencucian dan
pelapukan lanjut.
3. Terjadi penumpukan relative seskwioksida di dalam tanah akibat dari pencucian
silikat.Umumnya memiliki epipedon kambrik dan horison kambik dengan
kejenuhan basa kurang dari 50%
4. Kadar liat dalam tanah lebih dari 60% sehingga berbentuk gumpal, gembur, dan
warna tanah seragam dengan batas-batas horison yang kabur. (Baca: Tanah Liat,
Proses, Ciri-ciri da Jenisnya)
 Pemanfaatan Tanah Oxisol
1. Kondisi permukaan tanah harus tertutup oleh tanaman penutup tanah karen jika
tanah dalam keadaan gundul akan menyebabkan erosi. Jika tanah digunakan untuk
tanaman tanam seperti tebu, pengolahan tanah tidak hanya dilakukan dengan
pengapuran dan pemupukan an organik tetapi juga dibutuhkan bahan organik yang
cukup besar. Hal ini dilakukan agar pertumbuhan tanaman dapat optimal.
2. Potensi untuk komoditi perkebunan dengan tetap mempertahankan adanya cover
crop dan bahan organik akan berfungsi untuk mempertahankan kelembabab tanah
dan meningkatkan retensi terhadap air. Jenis tanaman perkebunan merupakan
tanaman memiliki sistem akar yang dalam sehingga banyak unsur hara yang
diambil dari bawah lapisan profil.
3. Tanah oxisol yang berada pada daerah yang agak tinggi dapat dijadikan sebagai
hutan. Hal ini berfungsi untuk meningkatkan konservasi air. Air cadangan yang
dihasilkan dari hutan tersebut akan dapat digunakan bagi daerah-daerah
dibawahnya.
 Persebaran Tanah Oxisol
Biasanya terdapat di daerah beriklim tropis basah dan cocok untuk perkebunan
subsisten seperti tebu, nanas, pisang dan tumbuhan lainnya.

14. Tanah Padas


Tanah padas ini merupakan tanah yang menyerupai batuan. Karena teksturnya
yang sangat padat ini menjadikan tanah ini keras seperti sebuah batu. tanah ini
juga mempunyai warna yang tidak hitam. Warna dari tanah ini cenderung merah
atau bahkan putih.
 Proses Terbentuknya Tanah Padas
Tanah padas merupakan tanah yang berstruktur keras dan padat hingga menyerupai
batu. Hingga saat ini masih jarang sumber yang menjelaskan mengenai proses
terbentunya tanah tanah padas ini. Namun, secara sekilas, tanah padas ini mepunyai
kemiripan dengan tanah kapur.
 Ciri-Ciri Tanah Padas
1. Mempunyai tekstur atau bentuk tanah yang sangat padat
Salah satu yang ciri yang melekat kuat pada tanah padas dan sekaligus menjadi
ciri khas dari tanah padas adalah kepadatannya yang luar biasa dibandingkan
dengan jenis tanah lainnya, sehingga tanah ini akan lebih tampak sebagai batuan
daripada tanah pada umumnya. Tanah padas ini mempunyai tekstur yang sangat
padat karena kandungan mineral yang ada di dalam tanha tersebut sudah
dikeluarkan oleh air. Sehingga tanah ini tidak mengandung minerl dan strukturnya
terlihat sangat padas hingga menyerupai batu.
2. Mempunyai kandungan organik yang sangat rendah
Tanah padas merupakan lapisan tanah yang tidak mempunyai kandungan bahan-
bahan organik yang tinggi. Dengan kata lain, kandungan bahan organik yang ada
dalam tanah tersebut berjumlah sangat rendah. Karena kandungan bahan organik
yang rendah inilah tanah padas ini merupakan tanah yang tidak cocok untuk
bercocok tanam. Hal ini karena kandungan organik yang rendah tersebut
menandakan bahwa tanah padas ini bukanlah jenis tanah yang subur.
3. Tidak mempuyai kandungan mineral
Tanah padas juga merupakan tanah yang tidak mengandung mineral. Hal ini
karena kandungan mineral yang ada pada tanah padas ini telah dikeluarkan oleh
air yang berada di lapisan tanah di atas tanah padas tersebut. Akibatnya, tanah
padas ini merupakan tanah yang kosong karena tidak megandung kandungan
mineral sama sekali (atau kalaupun ada hanya berjumlah sedikit). sperti yang kita
tahu bahwasannya mineral merupakan zat yang penting yang dibutuhkan oleh
tanaman. Oleh karena tanah padas ini tidak mengandung mineral sama sekali, dan
ditambah tidak mengandung bahan- bahan organik, maka tanah padas ini semakin
tidak cocok untuk pertanian.
4. Peka terhadap erosi
Tanah padas merupakan jenis tanah yang sangat peka terhadap erosi tanah. Hal ini
karena tanah ini tidak mempunyai cukup kandungan untuk dapat mempertahankan
keutuhan struktur tanahnya, Jika struktur tanah ini tida dijaga dengan abik,
akibatnya tanah tersebut akan mudah terkikis oleh air hujan dan semacamnya.
Meskipun secara sifat struktus tanah padat, namun tanah ini ternyata sangat peka
terhadap erosi pada tanah yang bisa terjadi setiap saat.
5. Mempunyai sifat sangat sulit menyerap air
Tanah padas merupakan tanah yang mempunyai sifat sulit untuk menyerap air.
Namun meskipun sulit, tanah padas ini tetap mampu atau bisa untuk menyerap air.
6. Biasanya dimanfaatkan untuk infrastuktur bangunan
Karena strukturnya yang sangat padat dan karena tanah jenis ini tidak cocok
digunakan untuk lahan pertanian ataupun perkebunan, maka tanah padas ini
biasanya dimanfaatkan di bidang insfrakstuktur bangunan. Misalnya dibuat
pondasi- pondasi bangunan gedung bertingkat, stadion, hingga gudang- gudang
yang besar karena teksturnya yang padat dan juga kokoh sehingga mampu
menopang banguan besar yang berada di atasnya.
7. Mempunyai suhu yang tinggi
Tanah padat merupakan jenis tanah yang mempunyai suhu yang tinggi bila
dibandingkan dengan suhu dari jenis tanah yang lainnya.
8. Biasanya terletak di lapisan tanah bagian bawah
Tanah padas merupakan jenis tanah yang biasanya ditemukan di dalam tanah
dengan kedalaman tertentu. tanah padas ini biasanya akan didahului oleh beberapa
jenis tanah lainnya. Tanah padas ini akan ditemukan setelah kita menggalin pada
kedalaman beberapa meter di dalam tanah. Oleh karena letaknya yang berada di
kedalaman tertentu dan juga karena ditindih oleh lapisan- lapisan tanah yang ada
di atasnya maka tanah ini menjadi bertekstur padat dan tidak mepuntai kandungan
air dan juga kandungan mineral.
 Pemanfaatan Tanah Padas
Salah satu pemanfaatan dari tanah padas ini adalah untuk membuat infrastuktur
sebuah banguan. Tanah padas yang memiliki tekstur keras dan juga kokoh ini akan
menjadi pondasi yang kuat dan sangat baik bagi suatu bangunan, terebih bagi
bangunan yang besar dan memerlukan pondasi yang kuat.
 Persebaran Tanah Padas
Tanah padas bukanlah merupakan suatu jenis tanah yang terbilang khusus ada di
wilayah daerah tertentu. Tanah padas ini dapat dengan mudah kita temui di hampir
seluruh wilayah Indonesia. Tanah padas dapat kita jumpai di daerah- daerah dataran
tinggi secara merata di Indonesia. Maka dari itu kita akan lebih mudah menjumpai
tanah padas ini di wilayah dengan ketinggian tertentu daripada di wilayah yang
rendah.

15. Tanah Pasir


Tanah pasir adalah tanah dengan partikel berukuran besar. Tanah ini terbentuk
dari batuan-batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butiran besar dan
kasar atau yang sering disebut dnegan kerikil. Tanah pasir memiliki kapasitas
serat air yang rendah karena sebagian besar tersusun atas partikel berukuran 0,02
sampai 2 mm.
 Proses Pembentukan Tanah Pasir
Pasir terbentuk karena adanya proses pelapukan fisik dan kimia pada batuan. Proses
pelapukan ini biasanya dipelajari secara terpisah, tetapi pada kenyataannya kedua
proses ini biasanya berjalan beriringan karena keduanya cenderung saling mendukung
dalam proses pelapukan. Pelapukan kimia merupakan faktor penting dalam
pembentukan pasir secara keseluruhan, karena proses ini terjadi secara efisien di
lingkungan yang lembab maupun panas. Sedangkan pelapukan fisik hanya
mendominasi di tempat-tempat yang dingin dan / atau kering. Pelapukan batuan dasar
yang menghasilkan pasir biasanya terjadi di bawah tanah. Tanah yang menutupi
batuan dasar membuat lingkungan sekitar batuan menjadi lembab, yang kemudian
mempercepat proses disintegrasi batuan.
 Ciri-Ciri Tanah Pasir
Tanah pasir tidak memiliki kandungan air, mineral, dan unsur hara karena tekstur
pada tanah pasir yang sangat lemah. Tanah pasir juga memiliki kesuburan yang
rendah sehingga sedikit sekali tanaman yang dapat tumbuh di tanah pasir. Tanah pasir
memiliki rongga yang besar sehingga pertukaran udara dapat berjalan dengan lancar.
Selain itu tanah pasir tdak lengket jika basah sehingga menjadikan tanah pasir mudah
untuk diolah.Tanah pasir memiliki tekstur yang kasar. Terdapat ruang pori-pori yang
besar diantara butiran-butirannya sehingga kondisi tanah ini menjadi struktur yang
lepas dan gembur. Dengan kondisi yang seperti itu menjadikan tanah pasir ini
memiliki kemampuan yang rendah untuk dapat mengikat air. Pada dasarnya tanah
pasir merupakan tanah yang tidak cocok untuk digunakan sebagai media tanam
karena partikelnya yang besar dan kurang dapat menahan air. Apabila digunakan
sebagai media tanam, air akan mengalami infiltrasi, bergerak kebawah melalui rongga
tanah sehingga menyebabkan tanaman kekurangan air dan menjadi layu.
Kandungan unsur hara pada tanah pasir sangat terbatas. Kandungan fosfor sangat
sedikit sekitar 5,1 – 20,5 ppm. Kandungan bahan organik lain hanya sekitar 0,4 -0,8
persen. Kandungan natrium sekitar 0,05 – 0,08 persen dan kandungan kalium sekitar
0,09 – 0,2 persen. Kondisi ini menyebabkan tanah pasir termasuk kategori tanah yang
tidak subur.
 Pemanfaatan Tanah Pasir
Tanah pasir pada dasarnya memang tanah yang tingkat kesuburannya rendah. Dengan
teknologi dan teknik pengolahan yang bagus maka tanah pasir ini dapat dimanfaatkan
untuk lahan pertanian. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengkaji dan
meningkatkan manfaat dari tanah pasir. Tujuan dari penelitian-penelitian tersebut
adalah untuk menjadikan tanah pasir lebih produktif. Tanah pasir yang telah diolah
dan disesuikan dengan kebutuhannya dapat dimanfaatkan untuk budidaya tanaman
cabai, bawang merah, tanaman buah naga, dan sebagainya. Prinsipnya adalah
pemanfaatan tanah pasir untuk lahan pertanian ini diperlukan upaya untuk
meningkatkan tingkat kesuburannya sehingga tanah tersebut berubah sesuai dengan
kebutuhan tanaman.
 Persebaran Tanah Pasir
persebaran tanah pasir biasanya kita jumpai di daerah Tanah pasir pantai barat
Sumatra Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi.
16. Tanah Podsol
Tanah podsol adalah jenis tanah yang mana kaya akan abu-abu dengan warna
pucat. Dalam hal ini terbentuknya tanah podsol sebab adanya pengaruh curah
hujan yang tinggi serta suhu udara yang rendah. Melihat dari kata Podsol yang
mana berasal dari bahasa rusia yakni pucat dan zola yaitu abu-abu. Nama podsol
diambil sebab pada jenis tahannya mengandung unsur A2 atau abu-abu yang
berwarna pucat.
 Proses Terbentuknya Tanah Podsol
Jenis tanah podsol termasuk jenis tanah yang mana dalam proses pembentukkannya
paling dipengaruhi oleh curah hujan dan suhu udara. Proses tanah podsol yang
terbentuk didaerah yang mempunyai suhu udara rendah dan suhu udara tinggi disebur
proses podzolisasi. Dalam proses terjadinya ada beberapa yang disebabkan oleh faktor
antara lain yaitu:
1. Kondisi curah hujan yang cenderung tinggi dan tetap
2. Adanya vegetasi, memungkinkan bentuknya humus asam karena memiliki kadar
basa yang rendah
3. Adanya tanah pasir kuarsa dengan paling permeabel
4. Kurangnya akan basa.
 Ciri-Ciri Tanah Podsol
1. Memiliki warna pucat yang disebabkan adanya kandungan A2 pada tiap butiran
tanah tersebut.
2. Memiliki kandungan pasir kuarsa paling tinggi
3. Mempunyai tingkat keasaman yang tinggi, yaitu antara 3,5 – 5,5.
4. Rentan terhadap erosi, yang mana tanah ini memunyai daya penahan air yang
relatif jelek.
5. Kondisi tanah kurang subur, sebab memiliki kandungan unsur hara rendah dimana
bahan induk tanah ini yaitu tuff vulkan dengan asam. Secara fisika maupun kimia
sifatnya menjadi jelek.
6. Tidak memiliki perkembangan profile.
7. Mempunyai tekstur lempung sampai berpasir, yang pada dasarnya memiliki sifat
tekstur sedang sampai kasar.
8. Memiliki sefak yang mudah basah, sehingga bila terkena air tanah ini akan secara
oromatis menjadi subur.
 Pemanfaatan Tanah Podsol
tanah podzol ini yakni dibuat sebagai lahan yang ditanami berbagai tanaman palawija.
Hal ini karena tanaman palawija merupakan salah satu tanaman yang paling cocok
dengan karakteriktik yang dimiliki oleh tanah podsol ini.
 Persebaran Tanah Podsol
Persebaran tanah ini antara lain meliputi Kalimantan utara, Sulawesi utara dan papua
serta daerah lainnya yang tidak pernah kering alias selalu basah.

17. Tanah Podsolik


Tanah podsolik merupakan salah satu jenis tanah yang banyak tersebar di
Indonesia. Tanah ini ini terbentuk karena suhu rendah dan curah hujan yang
tinggi. Tanah ini juga termasuk dalam kelompok tanah mineral tua dengan
karakteristik warna kemerahan atau kekuningan.Warna dari tanah ini menjadi
penanda tingkat kesuburan tanah tersebut, yang tergolong tanah yang kurang
subur. Warna kuning atau merah pada tanah ini terjadi karena proses longgokan
alumunium atau besi yang teroksidasi.
 Proses Terbentuknya Tanah Podsolik
Tanah podsolik terbentuk karena curah hujan yang tinggi dan suhu udara yang rendah.
Tanah podsolik merah berwarna merah sampai kuning dengan kesuburan yang relatif
rendah karena pencucian - pencucian.
 Ciri-Ciri Tanah Podsolik
1. Daya Penyimpanan Unsur Hara Rendah
Setiap tanah memiliki karakteristik dapat menyimpan unsur hara di dalamnya.
Yang membedakan adalah seberapa besar kemampuan atau daya simpannya.
Semakin tinggi daya simpan unsur haranya, maka akan membuat tanah tersebut
semakin subur. Nah, Tanah Podsolik ini memiliki daya simpan unsur hara yang
cenderung rendah akibat kandungan lempung yang memiliki aktivitas rendah pula.
2. Unsur Basa Rendah
Selain daya penyimpanan unsur hara yang rendah, tanah Podsolik juga memiliki
kejenuhan terhadap unsur basa, seperti Mg, Ca dan K yang juga rendah. Hal ini
menyebabkan jenis tanah podsolik cenderung kurang cocok untuk ditanami jenis
tanaman satu musim.
3. Daya Simpan Air Rendah
Tanah podsolik tidak hanya memiliki daya simpan unsur hara rendah serta unsur
basa yang rendah saja, jenis tanah ini juga merupakan jenis tanah dengan daya
simpan air yang relatif rendah. Hal ini karena kandungan lempung di dalam tanah
ini yang bersifat tidak menyerap air. Karena itu, tanah podsolik ini juga cenderung
lebih mudah mengalami kekeringan.
4. Kadar Bahan Organik di dalam Tanah Relatif Rendah
Jika dibandingkan dengan jenis tanah lain, tanah podsolik memiliki kandungan
bahan organik yang relatif lebih rendah. Bukannya tidak ada sama sekali, tanah
podsolik ini tetap memiliki kandungan bahan organik namun dalam jumlah
sedikit.Selain itu, kandungan bahan organiknya pun hanya terdapat di bagian atas
atau permukaan tanah saja. Inilah yang membuat tanah ini tidak bisa ditanami
dengan berbagai jenis tanaman, terutama jenis tanaman musiman.
 Pemanfaatan Tanah Podsolik
1. Untuk Pertanian
Mempertimbangkan Karakter tanah podsolik yang dijelaskan sebelumnya,
memang jenis tanah ini tidak dipertimbangkan untuk pertanian. Namun karena
keterbatasan lahan saat ini, tanah podsolik pun bisa dimanfaatkan untuk pertanian
namun harus ditambahkan pupuk untuk memperbaiki kondisi tanahnya.Pupuk
yang digunakan pun harus pupuk organik karena jenis pupuk organik ini memiliki
kemampuan memperbaiki struktur tanah. Penggunaan pupuk organik akan
membantu memperbaiki dan menjaga keseimbangan tanah podsolik.Untuk
kebutuhan pertanian atau perkebunan, jenis tanaman yang bisa ditanam di tanah
podsolik ini antara lain adalah pohon kelapa, karet, kelapa sawit, jambu mete dan
beberapa jenis tanaman lainnya. Karena unsur hara yang hanya ada di permukaan
tanah, biasanya tanah jenis ini bisa dimanfaatkan untuk menanam jenis tumbuhan
dengan akar yang tidak masuk ke dalam.
2. Untuk Membuat Karya Seni
Jenis tanah Podsolik juga banyak dimanfaatkan sebagai bahan utama pembuatan
karya seni. Hal ini karena tanah ini memiliki kandungan lempung yang cenderung
mudah dibentuk. Beberapa karya seni yang terbuat dari tanah ini misalnya patung
atau jenis dekorasi ruangan lainnya.
3. Sebagai Habitat Hewan dan Makhluk Hidup Lain
Secara umum, tanah adalah habitat atau tempat hidup bagi makhluk hidup yang
ada di bumi. Begitu pula dengan tanah podsolik ini. Meskipun memiliki
kemampuan menyimpan unsur hara dan air yang sedikit, tanah jenis ini juga tetap
bisa menjadi habitat hidup bagi beberapa jenis hewan atau makhluk hidup lain.
4. Untuk Kebutuhan Industri
Beberapa jenis tanah juga banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan industri.
Biasanya tanah dimanfaatkan untuk pembuatan genting, batu bata, keramik dan
kebutuhan industri lainnya. Begitu pula dengan tanah podsolik ini. Tanah yang
berwarna merah dan kuning ini cocok untuk dimanfaatkan dalam Industri
pembuatan beberapa barang yang menggunakan bahan dasar tanah.
 Penyebaran Tanah Podsolik
Indonesia adalah dengan yang kaya akan keanekaragaman hayati, begitu pula tanah.
Beragam jenis tanah tersebar secara merata di seluruh wilayah Indonesia. Persebaran
ini jugalah yang menentukan ciri dan karakteristik tanah sehingga membuatnya
berbeda antara satu jenis tanah dengan jenis tanah lainnya.Untuk jenis tanah podsolik
ini biasanya ditemukan di kawasan pegunungan. Persebarannya adalah di pegunungan
di daerah Jawa Barat, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara dan
Papua.

18. Tanah Liat


Tanah liat merupakan jenis jenis tanah yang banyak mengandung leburan
alumunium atau silika yang sangat halus. Selain itu, tanah liat ini juga
mengandung beberapa unsur lain, seperti silikon dan juga oksigen.
 Proses Terbentuknya Tanah Liat
Tanah liat merupakan jenis tanah yang terbentuk dari proses pelapukan kerak bumi.
Kerak bumi tersebut sebagian disusun oleh batuan feldspatik (yakni batuan yang
terdiri dari batuan granit dan juga batuan beku). Kerak bumi yang melapuk tersebut
terdiri atas berbagai unsur seperti silikon, oksigen dan alumunium sebagai unsur
terbanyak. Kemudian aktivitas panas dari bumi membuat kerak bumi tersebut
melapuk yang dilakukan oleh asam karbonat. Proses inilah yang menjadikan
terbentuknya tanah liat.
 Ciri-Ciri Tanah Liat
1. Mempunyai sifat liat atau lengket
Ciri yang paling khas yang menandai tanah liat ini dilihat dari sifat tanah liat ini.
Tanah liat umumnya berbentuk sebagai gumpalan yang keras ketika tanah tersebut
kering. Namun ketika tanah tersebut terkena basah oleh air, maka akan terasa
lengket. Hal bisa terjadi karena kandungan jenis mineral lempung yang banyak
terkandung dalam tanah tersebut. Sifat lengket inilah yang membuat tanah liat
mudah dijadikan bentuk- bentuk tertentu.
2. Mempunyai sifat yang sulit menyerap air
Satu sifat yang dimiliki oleh tanah liat atau lempung, yakni sulit untuk menyerap
air. Karena jenis tanah ini sulit untuk menyerap air, maka daerah yang memiliki
tanah liat ini tidak cocok digunakan sebagai lahan pertanian. Hal ini karena lahan
pertanian sendiri membutuhkan lapisan tanah yang memiliki sifat mudah
menyerap air.
3. Tanah dapat terpecah menjadi butiran- butiran sangat halus saat keadaan kering
Tanah liat meskipun ketika basah bersifat lengket dan butiran tanah satu dengan
lainnya bersifat menyatu, namun ketika dalam keadaan kering tanah ini dapat
terpecah- pecah menjadi butiran- butiran yang halus, bahkan sangat halus
menyerupai pasir atau kumpulan debu.
4. Tanahnya berwarna hitam terang atau hitam keabu- abuan
Tanah liat mempunyai warna tanah yang tidak gelap dan tidak tidak terlalu terang.
Dengan kata lain, tanah liat ini mempunyai warna yang hitam cenderung keabu-
abuan.
5. bahan baku untuk membuat kerajinan tangan berupa gerabah atau tembikar
Karena tanah liat ini memiliki sifat yang lengket, maka tanah liat ini dijadikan
sebagai bahan baku untuk membuat berbagai kerajinan tangan seperti gerabah dan
juga tembikar. Untuk membuat kerajinan seperti ini, tanah liat harus dibakan
dalam suhu di atas 10000 derajat celcius agar dapat mengeras dengan baik.
 Pemanfaatan Tanah Liat
Tanah liat ini banyak dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan manuasia. Beberapa
pemanfaatan yang sering dilakukan oleh manusia menggunakan bahan baku tanah liat
ini adalah untuk membuat batu bata, gerabah, genteng, dan bahan- bahan lainnya.
 Penyebaran Tanah Liat
Tanah liat tersebar di sebagian besar wilayah Indonesia secara merata. Biasanya
digunakan untuk membuat kerajinan hingga keperluan lainnya. Tanah liat biasanya
memiliki warna abu abu pekat atau hampir mengarah ke warna hitam, biasanya
terdapat di bagian dalam tanah ataupun di bagian permukaan.

19. Tanah Vulkanis


tanah vulkanik adalah tanah yang berasal dari letusan gunung berapi yang
akhirnya mendingin setelah itu tanah itu menjadi subur.
 Proses Terbentuknya Tanah Vulkanis
Proses terjadinya tanah vulkanis berlangsung selama beberapa tahun karena
pembentukan tanah vulkanis ini sendiri berkaitan dengan proses terjadinya erupsi
gunung berapi yang dapatterjadi sewaktu-waktu. Secara umum, pembentukan tanah
vulkanik dapat dijelaskan sebagai berikut. Pada saaat erupsi gunung berapi, material
muntahan dari erupsi tersebut keluar dari dapur magma gunung berapi ke atmosfer
bumi. Material tersebut memiliki suhu yang sangat amat panas sekali. Sejumlah
material padatan dan gas bercampur menjadi satu dan menyembur keluar. Setelah
beberapa hari material pasir, lava, kerikil dan batu, serta abu vulkanis tersebut
mengalami pendinginan yang berasal dari guyuran air hujan yang terjadi secara terus
menerus. Maka, akibat dari pendinginan secara terus menerus ini sejumlah material
padatan tersebut menjadi dingin dan berfungsi sebagai pembentuk unsur tanah
vulkanis. Selain itu, bahan padatan yang berupa batuan yang keras juga berperan
dalam pembentukan tanah vulkanis, namun prosesnya sangat lama dan memakan
waktu hingga bertahun-tahun. Bahan padatan vulkanik berupa batuan berapi ini harus
mengalami proses pelapukan kimiawi terlebih dahulu sebelum menjadi tanah
vulkanis.
 Ciri-Ciri Tanah Vulkanis
1. kandungan zat haranya tinggi.
2. subur, cocok untuk pertanian.
3. Berbutir halus namun tidak mudah tertiup angin.
4. jika kena air hujan maka lapisan tanah bagian atas menutup sehingga tidak mudah
erosi.
5. Berat Volumenya rendah.
6. Jika dipegang terasa berminyak
 Pemanfaatan Tanah Vulkanis
1. Tanah vulkanik memiliki peran terhadap kesuburan tanah.
2. Berperan dengan baik untuk pengikatan bahan kimia di dalam tanah.
3. Kandungan bahan organik berfungsi sebagai sumber makanan bagi tanaman.
4. Dapat meningkatkan kapasitas air karena kemampuan menyimpan air yang baik
serta dapat membantu pelarutan pupuk an-organik laut iar.
5. Dapat mencegah penggerusan tanah.
6. Sebagai media tanam yang baik karena bersifat subur
 Persebaran Tanah Vulkanis
Tanah vulkanis banyak ditemukan di wilayah Jawa, Bali,Nusa Tenggara Timur dan
Sumatera di sekitaran Danau Toba.

20. Tanah Hidromorf Kelabu


Tanah hidromorf kelabu adalah tanah yang perkembangannya dipengaruhi faktor
lokal, seperti topografi dataran rendah.
 Proses Terbentuknya Tanah Hidromorf Kelabu
Tanah Hidromorf Kelabu Tanah hidromorf kelabu terbentuk akibat pelapukan batuan
tufa vulkanik asam dan batu pasir. Jenis tanah ini perkembangannya lebih dipengaruhi
oleh faktor lokal yaitu topografi yang berupa dataran rendah atau cekungan, hampir
selalu tergenang air dan warna kelabu hingga kekuningan.
 Ciri-Ciri Tanah Hidromorf Kelabu
1. warna kelabu hingga kekuningan.
2. horison atas tercuci.
3. Sifat fisik jelek,
4. sifat kimia kurus,
5. permeabilitas lambat danpeka erosi.
6. Penyebarannya ada di dataran rendah atau cekungan di sebelah utara Pati dan
Rembang denganluas lebih kurang 20.000 ha.
 Pemanfaatan Tanah Hidromorf Kelabu
1. Untuk lahan pertanian
2. Untuk produksi bangunan
3. Untuk pembuatan karya seni
 Persebaran Tanah Hidromorf Kelabu
Sebaran Tersebar di seluruh wilayah Indonesia, terutama di wilayah dataran rendah.

21. Tanah Podselik Merah Kuning


tanah podsolik merah-kuning (PMK) adalah jenis tanah mineral tua dengan ciri
warna kekuningan atau kemerahan. Warna kuning dan merah disebabkan karena
longgokan besi dan aluminum yang teroksidasi. Mineral lempung penyusunnya
didominasi oleh silikat.
 Proses Terbentuknya Tanah Podselik Merah Kuning
Tanah podsolik terbentuk karena curah hujan yang tinggi dan suhu udara yang rendah.
Tanah podsolik merah berwarna merah sampai kuning dengan kesuburan yang relatif
rendah karena pencucian - pencucian.
 Ciri-Ciri Tanah Podsolik Merah Kuning
1. berasal dari bahan induk batuan karsa di zona iklim basah dengan curah hujan
diantara 2500 – 3000 mm/tahun
2. memiliki sifat yang mudah basah dan mudah
3. mengalami pencucian oleh air hujan
4. biasanya dimanfaatkan untuk persawahan dan perkebunan
5. tekstur tanahnya berlempung dan berpasir
6. memiliki pH yang rendah
7. memiliki unsur aluminum dan besi yang tinggi
 Pemanfaatan Podselik Merah Kuning
tanah podsolik ini biasanya digunakan sebagai tanah untuk berkebun. Beberapa
tanaman yang sering menggunakan tanah podsolik sebagai tanah penopang antara lain
adalah kelapa, jambu mete, karet dan kelapa sawit.
 Persebaran Tanah Podeselik Merah Kuning
Penyebaran berbagai macah jenis tanah di Indonesia tersebar secara merata di setiap
wilayahnya. Begitu juga dengan tanah pedsolik merah kuning ini tersebar di wilayah
pegunungan di Sumatera, Jawa Barat, Maluku, Kalimantan, Papua dan Nusa
Tenggara.

22. Tanah Regosol


Tanah Regosol merupakan jenis tanah yang merupakan butiran kasar yang berasal
dari meterial erupsi gunung berapi. Dengan demikian tanah regosol merupakan
salah satu hasil dari peristiwa vulkanisme.
 Proses Terbentuknya Tanah Regosol
Tanah regosol terbentuk dari material yang dikeluarkan letusan gunung berapi yang
belum mengalami perkembangan sempurna.
 Ciri-Ciri Tanah Regosol
1. Mempunyai butiran- butiran kasar
2. Belum menampakkan adanya lapisan horisontal
3. Mempunyai variasi warna, yakni merah, kuning, coklat kemerahan, coklat, serta
coklat kekuningan. Sebenarnya warna- warna yang berbeda- beda ini tergantung
pada material yang dikandungnya.
4. Peka terhadap erosi
5. Kaya unsur hara
6. Cenderung gembur
7. Mampu mempunyai air yang tinggi
 Pemanfaatan Tanah Regosol
Tidak semua tanaman cocok ditanam di tanah regosol, akan tetapi untuk urusan
pertanian tanah regosol ini ialah tanah yang paling banyak menjadi jawaban sebab
tanah regosol terbentuk oleh material- material endapan letusan gunung berapi, maka
kandungan unsur haranya sangat banyak dan menyebabkan tanah mempunyai sifat
sangat subur. Berikut ialah beberapa jenis tanaman yang cocok ditanam pada tanah
regosol Padi, Kelapa, Tembakau, Tebu, Sayur- sayuran.
 Persebaran Tanah Tanah Regosol
persebaran tanag regosol ini antara lain Bengkulu, Pantai Sumatera Barat, Jawa, Bali,
serta Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur.

23. Tanah Sawah


Sawah adalah tanah yang digarap dan diairi untuk tempat menanam padi.[1]
Untuk keperluan ini, sawah harus mampu menyangga genangan air karena padi
memerlukan penggenangan pada periode tertentu dalam pertumbuhannya. Untuk
mengairi sawah digunakan sistem irigasi dari mata air, sungai atau air hujan.
Sawah yang terakhir dikenal sebagai sawah tadah hujan, sementara yang lainnya
adalah sawah irigasi. Padi yang ditanam di sawah dikenal sebagai padi lahan
basah (lowland rice).
 Proses Terbentuknya Tanah Sawah
Proses pembentukan tanah sawah dimulai dari proses penggenangan secara terus
menerus selama budidaya tanaman padi. Penggenangan tanah akan mengubah kondisi
tanah dari oksidatif menjadi reduktif. Reaksi ini akan menyebabkan Fe dan Mn yang
semula dalam keadaan oksidatif akan berubah menjadi keadaan reduktif. Reaksi ini
akan melibatkan Fe dan Mn yang secara langsung seperti adanya karatan Fe dan Mn
dan perubahan warna tanah. Karatan Fe dan Mn ini akan mengeras jika teroksidasi
kembali. Proses pergantian oksidasi-reduksi dalam jangka waktu yang lama, akan
mengakibatkan terbentuknya lapisan yang bersifat padas dan keras, biasa dikenal
dengan lapisan tapak bajak.
 Ciri-Ciri Tanah Sawah
1. Penggunaan tanah secara terus menerus tidak menyebabkan reaksi tanah menjadi
semakin masam. Hal ini berkaitan dengan sifat fisik dan kimia tanah tergenang
dimana penggenangan menyebabkan terjadinya konversi pH tanah menuju netral.
2. Zat hara dari wilayah hulu terakumulasi di lahan sawah, dan hanya sedikit yang
tercuci.
3. Fosfor lebih mudah tersedia bagi tanaman padi sawah.
4. Terjadi penambahan hara lewat air luapan banjir, irigasi dan pengendapan liat dan
debu dari banjir.
5. Populasi aktif mikroorganisme penambat nitrogen mempertahankan nitrogen
organik.
6. Erosi permukaan dicegah oleh adanya teras dan galengan.

 Pemanfaatan Tanah Sawah


1. Menjadikan lahan sawah sebagai lahan kerja dalam bidang pertanian
2. Menjadikan sumber pendapatan masyarakat
3. Daerah memperoleh keuntungan melalui pajak tanah,
4. Daerah memperoleh keuntungan selain dari PAD dari segi ekonomi dan pajak
5. Meminimalir urbanisasi yang terjadi karena tersedianya lahan kerja pertanian
6. Mempertahankan budaya tradisional dan kerakyatan yang ada
7. sebagai wadah agar tumbuhnya rasa kebersamaan atau gotongroyong
 Persebaran Tanah Sawah
Persebarannya hampir terdapat di seluruh wilayah Indonesia

24. Tanah Renzina


tanah renzina adalah tanah organik diatas tanah berkapur yang memiliki kadar
lempung seperti vertisol. tanah ini memiliki kadar lempung yang tinggi,
teksturnya halus dan daya permeabilitasnya rendah sehingga kemampuan
menahan air dan mengikat air tinggi.
 Proses Terbentuknya Tanah Renzina
Terbentuk dari pelapukan batuan kapur di daerah yang memiliki curah hujan tinggi.
Tanah renzina adalah tanah organik diatas tanah kapur yang memiliki kadar lempung
seperti vertisol.
 Ciri-Ciri Tanah Renzina
Warna putih sampai hitam, miskin unsur hara. Tanah ini mengandung kadar lempung
tinggi, tekstur halus dan memiliki kemampuan mengikat air yang tinggi.
 Pemanfaatan Tanah Renzina
Untuk penanaman palawija, hutan jati.
 Persebaran Tanah Renzina
Jenis tanah renzina dapat ditemukan di Jawa, Sumatera, Sulawesi dan Papua.

25. Tanah Mediteran


Tanah mediteran merupakan jenis tanah kapur yang terjadi dari hasil proses
pelapukan batuan kapur keras dan batuan sedimen. Warna tanah mediteran
kemerahan sampai coklat dan memiliki sifat kurang subur.
 Proses Terbentuknya Tanah Mediteran
Tanah mediteran adalah tanah dengan tingkat kesuburan yang rendah karena
terbentuk dari proses pelapukan batuan kapur keras dan sedimen.
 Ciri-Ciri Tanah Mediteran
Berwarna merah kekuningan dan abu-abu, teksturnya lempung dan bersifat asam.
Karakteristik dari tanah mediteran sendiri berbentuk batuan beku berkapur,
mengandung senyawa karbonat tinggi, serta berwarna merah kekuningan hingga abu-
abu.
 Pemanfaatan Tanah Mediteran
Pemanfaatan tanah mediteran biasa digunakan untuk membuat bangunan/bata.
 Persebaran Tanah Mediteran
Tanah mediteran tersebar di daerah Nusa Tenggara, Maluku, Jawa Tengah dan Jawa
Timur, Sumatera.
26. Tanah Residual
tanah residual adalah hasil pelapukan batuan yang belum
atau tidak dipindahkan dari tempat asalnya. Tanah residual adalah hasil dari
pelapukan kimiawi yang mengubah mineral asal batuan menjadi mineral baru.
 Proses Terbentuknya Tanah Residual
Jenis tanah residual berasal dari pelapukan batuan yang tetap berada ditempat asalnya.
Umumnya tanah residual mengalami proses pelapukan secara alami, baik fisika, kimia
dan biologi tanpa melalui proses transportasi atau pengangkutan.
 Ciri-Ciri Tanah Residual
Tanah ini cenderung rapuh, terutama pada daerah-daerah beriklim tropis seperti
Indonesia. Partikel individu berbentuk menyudut tetapi lunak.
 Pemanfaatan Tanah Residual
1. Untuk mengetahui kelengkapan dan penyebaran horizon tanah. Dengan demikian,
pencirian dari tingkat perkembangan dan umur tanah dapat kita ketahui. Semakin
lengkap dan majemuk horizon tanah, maka akan semaki baik dan tua usia tanah
tersebut.
2. Untuk mengetahui kedalaman top soil sebelum memulai menanam tanaman
berakar pendek. Misalnya seperti kacang tanah, kedelai, padi, hingga palawija.
Pada akhirnya akan diketahui tanaman yang cocok dengan keadaan suatu top soil.
3. Warna hitam pada tanah juga dapat menandakan tingkat unsur organik tanah,
sehingga melalui warna tanah kita dapat mengetahui tingkat kesuburannya. Warna
tanah juga dapat mencerminkan kondisi anaerob dan aerob. Jika warna tanah
terang, maka menandakan kondisi aerob. Sedangkan warna kelabu menandakan
kondisi anaerob.
 Persebaran Tanah Residual
Tanah residual adalah jenis tanah yang hampir terdapat di Indonesia.
27. Tanah Tertransportasi
Tanah tertransportasi merupakan hasil pelapukan batuan yang mengalami proses
transportasi atau pengangkutan, disintegrasi dan redeposisi. Disintegrasi tanah
adalah proses fisik akibat perbedaan suhu, erosi dan sebagainya. Sedangkan
redeposisi ialah proses pengendapan kembali.
 Proses Terbentuknya Tanah Tertransportasi
tanah residual, tanah tertransportasi terbentuk dari hasil pelapukan batuan yang
mengalami proses transportasi (pengangkutan), disintegrasi, dan redeposisi
 Ciri-Ciri Tanah Tertransportasi
Karakteristik tanah ini cenderung bersifat lunak dan lepas, letaknya biasa ditemukan
pada lembah-lembah bukit dan juga pegunungan. komponen tanah sendiri terdiri atas
butiran mineral yang tidak melekat, ataupun melekat tetapi tidak erat sehingga mudah
untuk dilepaskan.
 Pemanfaatan Tanah Tertransportasi
Warna hitam pada tanah juga dapat menandakan tingkat unsur organik tanah,
sehingga melalui warna tanah kita dapat mengetahui tingkat kesuburannya. Warna
tanah juga dapat mencerminkan kondisi anaerob dan aerob. Jika warna tanah terang,
maka menandakan kondisi aerob. Sedangkan warna kelabu menandakan kondisi
anaerob.
 Persebaran Tanah Tertransportasi
Tanah tertransportasi adalah jenis tanah yang hampir terdapat di Indonesia.
28. Tanah Ultisol
Tanah Ultisol merupakan tanah yang memiliki kemasaman kurang dari 5,5 sesuai
dengan sifat kimia, komponen kimia tanahnya yang berperan terbesar dalam
menentukan sifat dan ciri tanah umumnya pada kesuburan tanah. Nilai pH yang
mendekati minimun dapat ditemui sampai pada kedalaman beberapa cm dari
batuan yang utuh (belum melapuk).
 Proses Terbentuknya Tanah Ultisol
Tanah yang termasuk ordo Ultisol merupakan tanah-tanah yang terjadi penimbunan
liat di horison bawah, bersifat masam, kejenuhan basa pada kedalaman 180 cm dari
permukaan tanah kurang dari 35%. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah
termasuk tanah Podzolik Merah Kuning, Latosol, dan Hidromorf Kelabu. Pencucuian
yang ekstensif terhadap basa-basa merupakan prasyarat. Pencucian berjalan sangat
lanjut sehingga tanah bereaksi masam, dan kejenuhan basa rendah sampai di lapisan
bawah tanah (1,8 m dari permukaan). Karena suhu yang cukup panas (lebih dari 8˚C)
dan pencucian yang kuat dalam waktu yang cukup lama, akibatnya adalah terjadi
pelapukan yang kuat terhadap mineral mudah lapuk, dan terjadi pembentukan mineral
liat sekunder dan oksida-oksida. Mineral liat yang terbentuk biasanya didominasi oleh
kaolinit, dan gibsit.
 Ciri-Ciri Tanah Ultisol
1. pH rendah
2. Kejenuhan Al tinggi ; kemungkinan besar juga Fe dan Mn aktif tinggi
3. Lempung beraktivitas rendah (LAC) bermuatan terubahkan (variable charge)
4. Daya semat terhadap fosfat kuat
5. Kejenuhan basa rendah ; kadar Cu rendah dalam tanah yang berasal dari bahan
induk masam (feksil ) atau batuan pasir, sedang kadar Zn biasanya cukup namun
cenderung terilluviasi dalam horison B (Aubert & Pinta, 1977) ; Krauskopf,
1979).
6. Kadar bahan organik rendah dan itupun terlonggok dalam lapisan permukaan tipis
(horison A tipis) dan dengan sendirinya kadar N pun rendah serta terbatas dalam
lapisan permukaan tipis itu
 Pemanfaatan Tanah Ultisol
1. Tanah Ultisol untuk pengembangan pertanian adalah kemasaman dan kejenuhan
Al yang tinggi, kandungan hara dan bahan organik rendah, dan tanah peka
terhadap erosi. Berbagai kendala tersebut dapat diatasi dengan penerapan
teknologi seperti pengapuran, pemupukan, dan pengelolaan bahan organik.
2. Tanah Ultisol untuk pengembangan tanaman pangan lebih banyak menghadapi
kendala dibandingkan dengan untuk tanaman perkebunan. Oleh karena itu, tanah
ini banyak dimanfaatkan untuk tanaman perkebunan kelapa sawit, karet, dan hutan
tanaman industri, terutama di Sumatera dan Kalimantan
 Persebaran Tanah Ultisol
Terdapat tersebar di daerah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian jaya.
KONDISI TANAH DI NTT ( Timor, Sumba, Flores )
Keadaan formasi tanah diwilayah Profinsi Nusa Tenggara Timur secara garis besar adalah sebagai
berikut :

1. Pulau Flores dan sekitarnya


Tanah di Pulau Flores terdiri dari jenis tanah mediteran dengan bentuk wilayah Volkan,
tanah Kompleks dengan bentuk wilayah pegunungan, kompleks Latosol dengan bentuk
wilayah Volkan, aluvial dengan bentuk wilayah dataran. Tanah-tanah Mediteran dengan
bentuk wilayah Volkan mempunyai penyebaran yang paling luas. Pulau Lembata Adonara
dan Solor mempunyai tanah jenis Mediteran dengan bentuk Volkan.
2. Pulau Sumba
Tanah di Pulau Sumba terdiri dari jenis Mediteran dengan bentuk wilayah pegunungan
lipatan dan datar serta bentuk wilayah volkan. Latosol dan Grumusol dengan bentuk wilayah
pelembahan.
Tanah Mediteran dengan bentuk wilayah pegunungan lipatan adalah merupakan jenis tanah
yang paling luas penyebarannya.
3. Pulau Timor dan sekitarnya
Jenis tanah di Pulau Timor adalah tanah-tanah kompleks dengan bentuk wilayah
pegunungan kompleks, mediteran dengan bentuk wilayah lipatan, Grumusol dengan bentuk
wilayah dataran, Latosol dengan bentuk wilayah plato/volkan. Tanah-tanah kompleks
dengan bentuk wilayah pegunungan kompleks merupakan jenis tanah yang paling luas
penyebarannya. Pulau Alor dan Pantar mempunyai jenis tanah Mediteran bentuk tanah
Volkan.
Berdasarkan penyebarannya, maka presentasi jenis-jenis tanah di wilayah Nusa Tenggara
Timur antara lain terdiri dari tanah Mediteran ±32,25%, Latosol ±9,72%, Grumusol ±3,25%,
Andosol ±1,93%, Regosol ±0,19% dan jenis tanah aluvial ±1,66% (Sumber Rencana
Kehutanan Propinsi Dati I Nusa Tenggara Timur tahun 1987).

Anda mungkin juga menyukai