Anda di halaman 1dari 5

Mine Magazine (MineMagz)

Volume 1 Nomor 1, Februari 2020


http://ojs.umb-bungo.ac.id/

ESTIMASI SUMBERDAYA BATUBARA TERUKUR MENGGUNAKAN METODE


TRAPEZOID DI PT. TEBO PRIMA DESA KEMANTAN KELURAHAN SUNGAI
BENGKAL KABUPATEN TEBO
PROVINSI JAMBI

Fajar Riyanto1, Marisa Oktavi2, Marlianton3

Strata satu (S1) Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik Universitas Muara Bungo
Jalan Lintas Sumatera Km 6 Kabupaten Bungo Provinsi Jambi
Email: fr202098@gmail.com

ABSTRAK
PT. Tebo Prima merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan dengan jenis bahan galian yang
ditambang yaitu batubara dengan Izin Usaha Pertambangan dengan No.IUP 398 tahun 2012 dan mendapatkan IUP
Operasi pada tanggal 4 Desember 2012. Sumberdaya batubara (Coal Resources) adalah bagian dari endapan
batubara yang diharapkan dapat dimanfaatkan. Sumberdaya ini dapat meningkat menjadi cadangan apabila setelah
dilakukan kajian kelayakan dinyatakan layak. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
sangat maju, pekerjaan estimasi sumberdaya terukur batubara dapat di kerjakan relatif lebih cepat dengan bantuan
perangkat lunak (software) simulasi tambang. Dalam prosesnya, pekerjaan estimasi sumberdaya terukur batubara
menggunakan software tambang di awali dengan membuat pemodelan geologi berdasarkan data topografi dan data
logbor yang didapat dari perusahaan. Secara umum singkapan yang ada didaerah penelitian mempunyai strike/dip N
243°E/23° dari hasil pengeboran diperoleh ketebalan batubara berkisar antara 1,90 m – 6,90 m. Pelapisan batuan ini
menunjukkan bahwa batubara yang di temukan sebanding dengan Formasi Muara enim yang berumur Miosen
Akhir. Estimasi sumberdaya ini dilakukan dengan menggunakan metode trapezoid, penggunaan metode trapezoid
ini karena lebih memudahkan menghitung luas yang tidak beraturan. Tujuan dari estimasi perhitungan sumberdaya
batubara terukur ini untuk menghitung luas overburden dan luas batubara kemudian menghitung volume overburden
dan tonase batubara. Estimasi sumberdaya batubara terukur hanya menghitung luas dan volume overburden maupun
luas dan tonase batubara, Metode penelitiannya metode kuantitatif yaitu menekankan analisisnya pada data numeric
(angka) yang diolah, analisis data bersifat statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis atau teori yang telah
diterapkan. Penelitian kuantitatif lebih sistematis, terencana, terstruktur dan jelas dari awal hingga akhir penelitian.
perhitungan sumberdaya batubara terukur pada metode ini di lakukan dengan cara membuat sayatan yang memotong
kontur struktur lapisan batubara. Setelah membuat sayatan dan terbentuk model endapan sumberdaya batubara,
maka dapat dilakukan perhitungan besarnya luas dengan membentuk segmen-segmen dan pias berbentuk trapesium,
baik untuk perhitungan nilai luas overburden maupun nilai luas pada batubara dan menghitung besarnya volume
overburden dan tonase batubara pada endapan sumberdaya batubara. Pias-pias trapezoid berpengaruh pada hasil
perhitungan luas (memperkecil nilai error), sedangkan jarak antar sayatan berpengaruh terhadap hasil perhitungan
nilai volume. Berdasarkan dari perhitungan diidapatkan hasil luas untuk overburden 33.083 m 2 dan luas untuk
batubara 11.386 m2 kemudian didapatkan sumberdaya batubara terukur (tonnase) sebesar 1.361.767 Ton dan
volume overburden yang dikupas sebesar 3.043.636 m3. Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat dalam
penaksiran sumberdaya terukur (measured resource), jarak antar pias dan jarak antar penampang lebih dirapatkan.

Kata Kunci: Sumberdaya batubara terukur, Metode trapezoid


A. PENDAHULUAN diharapkan dapat dimanfaatkan secara nyata.
sumberdaya dengan keyakinan geologi tertentu dapat
1. Latar Belakang
berubah menjadi cadangan setelah dilakukan
PT. Tebo Prima perusahaan tambang swasta yang pengkajian kelayakan tambang dan memenuhi kriteria
berlokasi di desa kemantan, Kec. Tebo Ilir, Kab. Tebo layak tambang.
sedang melakukan proses kegiatan Eksplorasi mulai
2. Metode Trapezoid
dari eksplorasi umum hingga eksplorasi rinci yang
bertujuan untuk dapat mengetahui berapa jumlah metode trapesium atau trapezoid merupakan metode
sumberdaya (resource) sehingga dapat dilakukan integrasi numerik yang didasarkan pada penjumlahan
proses penambangan (exploitasi) batubara. Dari pada segmen-segmen dan pias berbentuk trapesium.
itu diperlukan perhitungan sumberdaya berdasarkan metode trapezoid digunakan untuk daerah yang tidak
data yang didapat dari kegiatan eksplorasi pada PT. teratur. prinsip perhitungan metode ini mirip dengan
Tebo Prima. metode koordinat dari segi bentuk yang diasumsikan,
Perhitungan sumberdaya batubara sangat penting yaitu trapesium. untuk menghitung luas menggunakan
karena dari kegiatan tersebut akan di dapatkan metode trapezoid dengan rumus sebagai berikut:
taksiran kuantitas (tonase), dalam proses perhitungan
nya hal yang harus di perhatikan yaitu perhitungan
luas, estimasi luas sangat berpengaruh terhadap hasil
akhir dari kuantiti cadangan batubara, luas yang tidak
beraturan akan menyebabkan sulit nya melakukan
estimasi. Metode Trapezoid adalah salah satu metode
perhitungan luas yang dapat mengestimasikan luas
yang tidak beraturan, Pias-pias trapezoid akan
berpengaruh pada hasil luas maupun volume
perhitungan sumberdaya terukur. Berdasarkan hal
tersebut penulis akan membahas mengenai estimasi
sumberdaya terukur menggunakan metode trapezoid.
Gambar 1.1 Kaidah Trapesium
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dari
penelitian ini adalah :
a. Berapakah luas overburden dan jumlah volume
overburden yang akan di gali dengan metode
trapezoid di PT. Tebo prima?
b. Berapakah luas batubara terukur dan jumlah
tonase sumberdaya batubara terukur dengan
metode trapezoid di PT. Tebo Prima ?
3. Tujuan Penelitian Gambar 1.2 Pias Pias Trapezoid
Tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :
a. Menghitung luas overburden dan jumlah volume Rumus menghitung luas trapezoid
overburden yang akan di gali dengan metode n 1

L  2h  f0  2  f i  f n 
trapezoid di PT. Tebo Prima.
 i 1 
b. Menghitung luas batubara terukur dan jumlah sumber : rinaldi munir, 2008
tonase sumberdaya batubara terukur dengan dimana :
metode trapezoid di PT. Tebo Prima l = luas daerah yang dihitung (m2)
4. Batasan Masalah h = jarak antar pias (m)
Permasalahan yang akan dibahas hanya terbatas pada fi = panjang pias ke i (m)
perhitungan estimasi sumberdaya batubara terukur fn = panjang pias ke n (m)
(tonnase) dan perhitungan jumlah volume overburden Kemudian untuk menghitung volume menggunakan
dengan metode trapezoid pada PT. Tebo Prima rumus dibawah ini:
y  n 1
f 0  2  
B. DASAR TEORI V
2 
 f i  f n 
1. Sumberdaya (resource) i 1 
menurut standar nasional indonesia (sni), sumberdaya Sumber : rinaldi munir, 2008
(resource) adalah endapan atau bahan galian yang
dimana : a. Sayatan 1
v = volume (m3)
Dik:jumlah pias = 36 pias
y = jarak antar sayatan (m)
fi = luas penampang ke i (m2) jarak antar pias (h) = 10 meter
fn = luas penampang ke n (m2) jumlah nilai pias (fi + fn) = 535 meter
Penyelesaian :
L = 10 N (3+2(535 m))
C. METODOLOGI PENELITIAN 2
= 5 m (3+1.070 m)
1. Pengambilan Data Primer = 5.365 m2
data primer adalah data yang didapatkan dengan cara 2. Perhitungan Volume Overburden
pengamatan langsung di lapangan, berikut data primer Dik: jarak antar sayatan = 92 m
yang didapat: fo = 0 (Tidak Ada Nilai)
a. Data bor (litologhy) luas sayatan 1 = 5.365 m2
2. Pengambilan Data Sekunder luas sayatan 2 = 8.232 m2
pengambilan data sekunder dilakukan dengan cara luas sayatan 3 = 8.946 m2
wawancara kepada pihak pt. tebo prima, berikut data luas sayatan 4 = 6.475 m2
luas sayatan 5 = 4.065 m2
sekunder yang diambil dalam penelitian ini:
a. Data topografi total luas overburden (†i + †n)=33.083 m2
b. Peta IUP PT. Tebo Prima Penyelesaian :
c. Peta geologi PT. Tebo Prima V = 92 m († +0 2(5.365 m2 + 8.232 m2 + 8.946
2
d. Data curah hujan m2+ 6.475 m2 + 4.065 m2))
3. Pengolahan Data = 92 m († +
0
2 (33.083 m2
))
2
perhitungan sumberdaya batubara terukur pada = 46 m (f0 + 66.166 m2)
metode ini di lakukan dengan cara membuat sayatan = 3.043.636 m3
yang memotong kontur struktur lapisan batubara. Tabel 1.1 Hasil Perhitungan Luas Overburden
setelah membuat sayatan dan terbentuk model
endapan sumberdaya batubara, maka dapat dilakukan
perhitungan besarnya luas dengan membentuk
segmen-segmen dan pias berbentuk trapesium, baik
untuk perhitungan nilai luas overburden maupun nilai
luas pada batubara kemudian menghitung besarnya
volume overburden dan tonase batubara pada endapan
sumberdaya batubara, pias-pias trapezoid berpengaruh
pada hasil perhitungan luas (memperkecil nilai error),
sedangkan jarak antar sayatan berpengaruh terhadap
hasil perhitungan nilai volume.

Tabel 1.2 Hasil Perhitungan Volume Overburden

Gambar 1.3 model sayatan batubara


1. Perhitungan Luas Overburden

Gambar 1.4 Model sayatan pias Overburden


3. Perhitungan Luas Batubara Tabel 1.4 Hasil Perhitungan Tonasse Batubara

Gambar 1.5 Model sayatan pias Batubara


a. Sayatan 1
Dik : jumlah pias = 36 pias
jarak antar pias (h) = 10 meter
jumlah nilai pias (fi + fn)=211 meter
Penyelesaian :
L = 10 N (f 0+2(211 m)) 5. Perbandingan Hasil Metode Trapezoid Dan
2 Software Tambang
= 5 m (422 m) Setelah di dapatkan hasil dari setiap perhitungan luas
= 2.110 m2 dan volume, baik overburden maupun batubara
4. Perhitungan Volume dan Tonasse Batubara menggunakan metode trapezoid, penulis akan
Dik: Jarak antar sayatan ( y ) = 92 m membandingkan hasil tersebut dengan perhitungan
fo = 0 (tidak ada nilai) yang di dapatkan dengan menggunakan software
Luas sayatan 1 = 2.110 m2 tambang dengan jarak antar sayatan 92 meter. Untuk
Luas sayatan 2 = 2.656 m2 perbandingan hasil perhitungannya sebagai berikut:
Luas sayatan 3 = 2.640 m2
Tabel 1.5 Perbandingan Hasil Perhitungan
Luas sayatan 4 = 2.240 m2
Overburden
Luas sayatan 5 = 1.740 m2
Total luas batubara (fi + fn) = 11.386 m2 Hasil perhitungan
Hasil perhitungan luas
volume
Penyelesaian : Overburden Overburden
V = 92 N (f +2(2.110 m2 + 2.656 m2 + 2.640 m2 +
2 0
(trapezoid) (software) (trapezoid) (software)
2.240 m2 + 1.740 m2 2 ))
= 92 N (f
+2(11.386 m )) m 2
m 2
m 3
m3
2 0
= 46 m (f0+ 22.772 m2)
= 1.047.512 m3 33.083 33.346 3.043.636 3.121.456
Tonnase Batubara= 1.3 ton/m3 x 1.047.512 m3
= 1.361.767 ton
Tabel 1.3 Hasil Perhitungan Luas Batubara

Tabel 1.5 Perbandingan Hasil Perhitungan


Batubara
Hasil Perhitungan Hasil Perhitungan
Luas Tonnase
Batubara Batubara

(trapezoid) (software) (trapezoid) (software)

(m2) (m2) (ton) (ton)

11.386 11.510 1.361.767 1.419.006


D. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang didapat pada estimasi
sumberdaya batubara terukur menggunakan metode
trapezoid, maka dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
a. Perhitungan luas overburden sebesar 33.083 m2
dan Jumlah volume overburden yang akan digali
sebesar 3.043.636 m3
b. Perhitungan luas batubara sebesar 11.386 m2 dan
Jumlah tonase batubara terukur sebesar
1.361.767 ton
2. Saran
a. Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat
dalam penaksiran sumberdaya terukur (measured
resource), sebaiknya jarak antar pias dan jarak
anatar penampang lebih rapat sehingga
penaksiran dapat menjadi lebih teliti
b. Sayatan hendaknya dapat mewakili daerah
topografinya yaitu adanya puncak bukit dan
lembah sehingga penaksiran volume cadangan
dapat mendekati kebenaran dan ketelitian yang
maksimal.
.
E. DAFTAR PUSTAKA
Hikari, Irfan. 2011. “Tahapan Eksplorasi dalam
penambangan”. Skripsi. FT-Universitas
Mulawarman. Samarinda. Kalimantan Timur.

Muhammad. 2012 “Teknik Pengeboran dan


Penggalian”. Program Studi Teknik
Pertambangan FT-UNLAM.

Munir, Rinaldi. 2008. “Integrasi Numerik, Kaidah


Trapesium (Trapezoidal rule)”. IEF-STEI
Institut Teknologi Bandung.

Saputra, Taufik iksan. 2017. “ Estimasi sumberdaya


terukur metode cross section”. Laporan kerja
praktek FT-UMB.

Standar Nasional Indonesia. 2011. Pedoman,


Pelaporan, Sumberdaya dan Cadangan
Batubara. SNI No.5015.2011

Zakaria, Jaya. 2010. “Analisa Stripping Ratio”. Jurnal


penafsiran sumberdaya dan cadangan.

Anda mungkin juga menyukai