SURVEI PERTAMBANGAN
Disusun oleh:
Nama : Daffa Akbar Dwifa
NIM : 18/425031/TK/46726
Kelas : A
FAKULTAS TEKNIK
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Prinsip perhitungan volume galian dan timbunan menggunakan metode cut and
fill adalah menghitung luasan dua penampang serta jarak antara penampang atas dan
penampang bawah tersebut. Dengan mengetahui data penampang atas dan penampang
bawah, maka dapat dihitung luas masing-masing penampang. Volume dihitung dari
DTM yang dibentuk dari jarring-jaring segitiga (TIN). Jaring segitiga inilah yang akan
membentuk suatu geometri prisma dari dua surface. Surface dibedakan menjadi dua
yaitu design surface dan base surface. Design surface merupakan surface yang akan
dihitung volumenya sedangkan base surface merupakan surface yang dijadikan sebagai
alas.
Gambar I.1. Visualisasi Perhitungan Volume menggunakan Metode Cut and Fill
1. Top Soil
Top soil merupakan materi bagian atas yang sifatnya lunak dan mudah digali.
Contoh material top soil adalah material eks-penimbunan dan memiliki
kedalaman kurang lebih 2 m. Karena sifat dari materi top soil yang lunak dan
mudah digali maka penggaliannya cukup dengan menggunkan excavator
backhoe. Adapun material top soil yang digali berupa tanah yang mengandung
humus.
2. Common Soil
Common soil merupakan material yang sifatnya agak keras dan agak sulit
digali, sehingga penggaliannya tidak dapat menggunakan excavator,
melainkan terlebih dahulu harus di-ripping menggunakan bulldozer. Material
yang termasuk common soil adalah shale, sillsstone, clay, dan lain-lain.
3. Rock
Rock merupakan material yang sangat keras dan sulit digali dengan
menggunakan alat berat sehingga untuk melepaskan material rock yaitu dengan
peledakan. Material yang termasuk rock adalah granit, andesit, sandstone dan
lain-lain.
1. Penentuan lapisan dan kolerasi batubara dari data pemboran yaitu data yang
memuat data survey yang berisikan koordinat, elevasi dan kedalaman total
titik pemboran . Selain itu juga di buat data lithologi yang berisikan elevasi
roof, elevasi floor, ketebalan, penamaan lapisan batubara.
2. Pemprosesan data survey dan lithologi dengan bantuan software (surpac).
Data topografi digunakan sebagai batas permodelan batubaranya.
3. Pemeriksaan hasil permodelan batubara yang telah dilakukan, apabila
menghasilkan permodelan yang tidak sesuai maka di lakukan pemeriksaan
data survey dan lithologi maupun aturan-aturan permodelan yang telah di
tentukan, dan selanjutnya mengulangi kembali tahapan permodelan yang telah
di lakukan.
II.1 Persiapan
II.1.1 Alat
1. Laptop/PC sebagai hardware untuk melakukan pengolahan data
(1 Unit)
2. Surpac sebagai software untuk memroses data
(1 item)
3. Microsoft Excel sebagai software untuk mengolah data koordinat titik bor
(1 item)
II.1.2 Bahan
1. Data topografi lapangan
2. Data koordinat sebaran titik bor
2. Kemudian buka file csv yang telah dibuat dan hapus setiap kolom yang memiliki
nilai 0
Gambar 2. Menghapus nilai null
3. Ubah setiap atribut data berturut – turut menjadi string, Y, X, Z, ID, roof e, floor
e, roof f dan floor f.
5. Untuk menghitung volume diperlukan nilai luas segment, untuk melihat luas
segment gunakan tab inquire dan pilih segment properties, dan pilih segment
yag ingin dilihat informasinya
Kemudian akan muncul keterangan luas area seperti pada gambar 7, dimana
luas area yang tersedia adalah 40.000 m2.
Gambar 7. Melihat luas segment
6. Kemudian kembali pada excel dan masukan rumus untuk menghitung volume
dengan mengalikan selisih tinggi dengan luas area seperti gambar berikut :
7. Setelah nilai volume sudah didapatkan pada excel, maka selanjutnya lakukan
import data titik koordinat tersebut kedalam layer, sehingga akan dihasilkan
tampilan seperti berikut :
Gambar 9. Hasil import titik koordinat yang memiliki nilai volume
8. Lakukan pembuatan DTM dengan mengacu pada data topo yang telah
disediakan.
10. Kemudian lakukan perhitungan volume dengan menggunakan metode cut and
fill disetiap block yang ada.
Perhitungan Volume
Pada pratikum kali ini dilakukan perhitungan volume seam batubara dengan
menggunakan metode yang sama seperti pada pratikum sebelumnya. Hanya saja
perbedaannya adalah volume yang dihitung merupakan volume dititik bor yang sudah
dibagi menjadi beberapa 10 blok.
Perhitungan volume dapat dilakukan dengan menggunakan 2 cara yaitu dengan
menggunakan perhitungan secara manual dengan mengalikan nilai luas alas dan tinggi
lapisannya, serta dengan menggunakan metode cut and fill pada software surpac. Untuk
perhitungan secara manual menggunakan excel didapatkan nilai volume seam batubara
seperti berikut :
Gambar 14. Hasil (kiri) DTM topo (kanan) DTM topo + block
Dapat dilihat pada gambar diatas bahwa pada gambar sebelah kanan block DH
16 dan DH 10 sudah dapat discover oleh DTM yang ada.Dengan demikian seluruh
block sudah dapat dihitung volume setiap lapisannya dengan menggunakan metode cut
and fill, berikut merupakan hasil perhitungan volume disetiap block :
1. Block DH 27
a) Volume OB
b) Volume Seam E
Dari hasil hitungan diatas didapatkan bahwa volume seam e pada block
DH 27 adalah 203640 m3.
c) Volume IB
d) Volume Seam F
Gambar 18. Hasil perhitungan volume seam f DH 27
Dari hasil hitungan diatas didapatkan bahwa volume seam f pada block
DH 27 adalah 285600 m3.
2. Block DH 25
a) Volume OB
b) Volume Seam E
Gambar 20. Hasil perhitungan volume seam e DH 25
Dari hasil hitungan diatas didapatkan bahwa volume seam e pada block
DH 25 adalah 120840 m3.
c) Volume IB
d) Volume Seam F
Dari hasil hitungan diatas didapatkan bahwa volume seam f pada block
DH 25 adalah 288400 m3.
3. Block DH 23
a) Volume OB
Gambar 23. Hasil perhitungan volume OB DH 23
b) Volume Seam E
Dari hasil hitungan diatas didapatkan bahwa volume seam e pada block
DH 23 adalah 120840 m3.
c) Volume IB
d) Volume Seam F
4. Block DH 22
a) Volume OB
b) Volume Seam E
Gambar 28. Hasil perhitungan volume seam e DH 22
Dari hasil hitungan diatas didapatkan bahwa volume seam e pada block
DH 22 adalah 120840 m3.
c) Volume IB
Dari hasil hitungan diatas didapatkan bahwa volume seam e pada block
DH 22 adalah 514400 m3.
d) Volume Seam F
5. Block DH 15
a) Volume OB
b) Volume Seam E
Dari hasil hitungan diatas didapatkan bahwa volume seam e pada block
DH 15 adalah 120840 m3.
c) Volume IB
Gambar 33. Hasil perhitungan volume IB DH 15
Dari hasil hitungan diatas didapatkan bahwa volume seam e pada block
DH 15 adalah 514400 m3.
d) Volume Seam F
Dari hasil hitungan diatas didapatkan bahwa volume seam e pada block
DH 15 adalah 288400 m3.
6. Block DH 21
a) Volume OB
b) Volume Seam E
c) Volume IB
d) Volume Seam F
Gambar 38. Hasil perhitungan volume seam F DH 3
7. Block DH 3
a) Volume OB
b) Volume Seam E
Gambar 40. Hasil perhitungan volume seam e DH 3
Dari hasil hitungan diatas didapatkan bahwa volume seam e pada block
DH 3 adalah 117600 m3.
c) Volume IB
d) Volume Seam F
Dari hasil hitungan diatas didapatkan bahwa volume seam f pada block
DH 3 adalah 288400 m3.
8. Block DH 4
a) Volume OB
Gambar 43. Hasil perhitungan volume OB DH 4
b) Volume Seam E
Dari hasil hitungan diatas didapatkan bahwa volume seam e pada block
DH 4 adalah 120840 m3.
c) Volume IB
d) Volume Seam F
9. Block DH 16
a) Volume OB
Dari hasil hitungan diatas didapatkan bahwa volume OB pada block DH16
adalah 1357299.392 m3.
b) Volume Seam E
Dari hasil hitungan diatas didapatkan bahwa volume seam e pada block
DH16 adalah 120840 m3.
c) Volume IB
Dari hasil hitungan diatas didapatkan bahwa volume IB pada block DH16
adalah 514400 m3.
d) Volume Seam F
Gambar 50. Hasil perhitungan volume seam f DH 16
Dari hasil hitungan diatas didapatkan bahwa volume seam f pada block
DH16 adalah 288400 m3.
10. Block DH 10
a) Volume OB
Dari hasil hitungan diatas didapatkan bahwa volume OB pada block DH10
adalah 1128931.294 m3.
b) Volume Seam E
Gambar 52. Hasil perhitungan volume seam e DH 10
Dari hasil hitungan diatas didapatkan bahwa volume OB pada block DH10
adalah 160840 m3.
c) Volume IB
Dari hasil hitungan diatas didapatkan bahwa volume IB pada block DH10
adalah 474400 m3.
d) Volume Seam F
Berikut merupakan table hitungan volume ob, volume seam e, volume IB dan
volume seam f beserta total volumenya masing – masing menggunakan metode
perhitungan volume cut and fill :
Dari hasil hitungan volume metode cut and fill table 1 apa bila dilakukan
perbandingan dengan perhitungan volume metode manual, akan terlihat banyak
perbedaan hasil pada bagian volume OB. Hal ini dikarenakan pada perhitungan OB
secara manual, bidang topografi dianggap sebagai mendatar / planar sehingga
mengakibatkan hasil volume yang berbeda. Perbandingan hasil perhitungan volume
dapat dilihat pada table 2.
Tabel 2. Perbandingan hasil perhitungan volume
Dapat dilihat dari table 2 bahwa terdapat selesih volume OB sebesar 1941486.5
m3, selisih volume seam e sebesar 440 m3, selisih total volume IB sebesar 3240 m3 dan
selisih total volume seam f adalah sebesar 0 m3, artinya volume seam f yang dihasilkan
dari kedua metode adalah sama.
Pada pratikum kali ini dapat dibuat peta persebaran titik bor dengan memiliki
informasi berupa simbol titik bor, ID, volume OB, volume seam e, volume IB dan
volume seam f. Akan tetapi pada pratikum ini dihasilkan dua buah data volume yang
dihasilkan dari dua buah metode yaitu metode manual dan metode cut and fill. Pada
perhitungan secara manual topografi didefinisikan seabgai bidang planar dan mendatar.
Berikut merupakan peta sebaran titik bor ang dihasilkan :
Gambar 55. Peta persebaran titik bor
Apabila peta persebaran titik bor dizoom hingga menampilkan lokasi titik bor
maka dapat dilihat informasi simbol titik bor, ID, volume OB, volume seam e, volume
IB dan volume seam f seperti berikut :
Jika pada suatu area ada ratusan titik bor, maka untuk melakukan otomatis
calculate adalah dengan menggunakan menu menu StringMaths yang bisa dilakukan
untuk menambahkan deskripsi secara otomatis berdasarkan expression yang
digunakan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
IV.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan pratikum kali ini akan
dijabarkan melalui poin – poin berikut :
IV.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dalam pelaksanaan pratikum kali ini adalah
sebagai berikut :
Kurniawan, Heru. 2017. Evaluasi Kinerja Bulldozer Ripper dan Excavator Backhoe
Untuk Memenuhi Target Produksi Pada Pengupasan Overburden di PT. Ulima Nitra Job Site
PT.MME , Tanjung Enim. Skripsi. Universitas Sriwijaya : Palembang.
Martiana D.N, Prasetyo Y, Wijaya A.P. 2017. Analisis Akurasi DTM Terhadap
Penggunaan Datapoint Cloudsdari Foto Udara Dan Las Lidar Berbasis Metode Penapisan
Slope Based Filteringdan Algoritma Macroterrasolid. Jurnal Geodesi UNDIP. 6(1) : 293 – 302.
Modul Pratikum Survei Pertambangan Minggu Ke-10. 2021. Teknik Geodesi UGM :
Yogyakarta.
Purwati, Dwi Nur. 2020. Pengukuran Topografi Untuk Menghitung Volume Cut And
Fill Pada Perencanaan Pembangunan Perumahan Di Km. 10 Kota Balikpapan. Skripsi.
Politeknik Negeri Balikpapan : Balikpapan.
Sari, A. S., Basuki, M., & Iriawan, S. A. 2017. Pemodelan Perhitungan Cadangan
Batubara Dengan Perangkat Lunak Pada PT. Mitra Abadi Mahakam Provinsi Kalimantan
Selatan. Journal of Information Technology. 2(2) : 11–20.