Anda di halaman 1dari 49

Sandrotua Rumahombar 110310033

1. PENGUKURAN PADA BANGUNAN


Dalam ilmu ukur tanah ada tiga unsur yang harus diukur di lapangan, yaitu: jarak antara dua titik, beda tinggi dan sudut arah. Pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur sederhana sering disebut dengan pengukuran secara langsung karena hasilnya dapat diketahui sesaat setelah selesai

pengukuran. Sebagai contoh alat teesebut adalah pita ukur dan abney level.

Selain alat ukur sederhana terdapat alat lain yang digunakan untuk pengukuran di lapangan yang dikenal dengan tachnometre. Tachnometre

merupakan suatu alat pengukuran cepat yang dilengkapi oleh paralatan optis, misalnya lensa sehingga dapat melakukan pengukuran secara optis, dengan dibantu oleh baak (staff) dengan berbagai bentuk sesuai dengan jenis alat. Sebagai contoh adalah compas survey, waterpass, dan theodolit.

Untuk mengukur jarak dan beda tinggi antara dua titik atau lebih dengan ketelitian yang tinggi, digunakan alat ukur optis yang disebut dengan alat penyipat datar (waterpass). Alat penyipat datar yang sederhana terdiri dari sebuah teropong dengan garis bidik yang dapat dibuat horisontal dengan bantuan sebuah niveau tabung. Pada prinsipnya Theodollit mempunyai fungsi yang sama dengan alat penyipat datar yaitu untuk mengukur jarak, sudut dan beda tinggi. Bedanya theodolit mempunyai dua sumbu, yaitu sumbu I (vertikal) dan sumbu II (horizontal). Dengan adanya sumbu horizontal, garis bidik/ teropong dapat digerakkan pada bidang vertikal. Dengan kata lain, theodolit mempunyai jangkauan yang lebih luas dari pada penyipat datar. Pada dasarnya alat theodolit dibagi menjadi tiga bagian : bagian bawah, bagian tengah, dan bagian atas. Bagian bawah merupakan bagian yang statis yang terdiri dari tiga sekrup pendatar dan plat dasar. Plat dasar ini dalam penggunaannya dihubungkan dengan statis (kaki tiga). Sebuah niveau kotak melengkapi bagian ini untuk mengatur posisi alat supaya datar. Bagian tengah terdiri atas sumbu vertikal. Pada bagian ini terdapat plat atau lingkaran horizontal berskala dan sepasang kaki yang berfungsi untuk menyangga
Unika st. Thomas Medan Page 1

Sandrotua Rumahombar 110310033

sumbu kedua (sumbu mendatar). Sebuah niveau tabung terdapat pula pada bagian ini untuk mengoreksi posisi sumbu I.Bagian atas terdiri atas sumbu kedua atau sumbu horizontal, plat berbentuk lingkaran vertikal. Lingkaran vertikal berbentuk statis, tidak turut bergerak sesuai dengan gerakan teropong pada sumbu kedua. 1.a )Pengukuran

Kerangka Dasar Vertikal

Kerangka dasar vertikal merupakan teknik dan cara pengukuran kumpulan titik - titik yang telah diketahui atau ditentukan posisi vertikalnya berupa ketinggiannya terhadap bidang rujukan ketinggian tertentu. Bidang ketinggian rujukan ini biasanya berupa ketinggian muka air laut rata - rata (mean sea level - MSL) atau ditentukan lokal. 1. Metode sipat datar prinsipnya adalah Mengukur tinggi bidik alat sipat datar optis di lapangan menggunakan rambu ukur. 2. Pengukuran Trigonometris prinsipnya adalah Mengukur jarak langsung (Jarak Miring), tinggi alat, tinggi, benang tengah rambu, dan suclut Vertikal (Zenith atau Inklinasi). 3. Pengukuran Barometris pada prinsipnya adalah mengukur beda tekanan atmosfer. Metode sipat datar merupakan metode yang paling teliti dibandingkan dengan metode trigonometris dan barometris. Hal ini dapat dijelaskan dengan menggunakan teori perambatan kesalahan yang dapat diturunkan melalui persamaan matematis diferensial parsial.

1.b )Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal


Untuk mendapatkan hubungan mendatar titik - titik yang diukur di atas permukaan bumi maka perlu dilakukan pengukuran mendatar yang disebut dengan istilah pengukuran kerangka dasar Horizontal. Jadi untuk hubungan mendatar diperlukan data sudut mendatar yang diukur pada skafa lingkaran yang letaknya mendatar. Bagian-bagian dari pengukuran kerangka dasar horizontal adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Metode Metode Metode Metode Metode Metode Poligon Triangulasi Trilaterasi kuadrilateral Pengikatan ke muka Pengikatan ke belakang cara Collins dan Cassini

Unika st. Thomas Medan

Page 2

Sandrotua Rumahombar 110310033

1.1. Alat alat Pengukuran a. Theodolith Theodolith merupakan alat bantu dalam proyek untuk menentukan as bangunan dan titik-titik as kolom pada tiap-tiap lantai agar bangunan yang dibuat tidak miring. Alat ini dipergunakan juga untuk menentukan elevasi tanah dan elevasi tanah galian timbunan. Cara operasionalnya adalah dengan mengatur nuvo dan unting-unting di bawah theodolith. Kemudian menetapkan salah satu titik sebagai acuan. Setelah itu, menembak titik-titik yang lain dengan patokan titik awal yang ditetapkan tadi.

Gambar 4.6 Theodolith b. Waterpass Waterpass adalah alat yang digunakan untuk menetukan elevasi / peil lantai, balok, lain lain yang membutuhkan elvasi. Alat ini sanagt berguna untuk mengecek ketebalan lantai saat pengecoran, sehingga lantai yang dihasilkan dapat datar. Selain itu, waterpass juga dapat digunakan untuk pengecekan bekisting pada kolom.

Unika st. Thomas Medan

Page 3

Sandrotua Rumahombar 110310033

Gambar 4.7 waterpass c. Sipatan ( Marker ) Sipatan merupakan alat yang digunakan untuk memberi tanda setelah pengukuran untuk marking setelah dilakukan. Bahan untuk sipatan ini adalah tinta yang seing disebut tinta Cina. Tinta ini dapat bertahan dalam waktu yang lamadan tidak mudah hilang atau luntur.

Gambar 4.8 Hasil Sipatan

METODE PELAKSANAAN PONDASI (REKAYASA PONDASI)


Latar belakang Fungsi pondasi adalah sebagai perantara untuk meneruskan beban struktur yang ada di atas muka tanah dan gaya-gaya lain yang bekerja ke tanah pendukung bangunan tersebut. Dalam teknik pondasi kriteria tanah sesuai dengan kemampuan dalam menerima beban di atasnya yaitu tanah baik bila tanah tersebut mempunyai kuat dukung tinggi dan sebagai akibatnya penurunan yang terjadi adalah kecil. Pemilihan jenis pondasi tergantung dari beban yang akan ditahan dan kedalaman lapisan tanah kerasnya. Pada umumnya jenis pondasi dapat digolongkan menjadi 2 tipe : PONDASI DANGKAL Pada pondasi tipe ini beban diteruskan oleh kolom/tiang, selanjutnya diterima pondasi dan disebarluaskan ke tanah. Dasar tanah yang menerima beban tidak lebih dari 1 sampai 2 meter dari permukaan tanah. Disini tembok-tembok, kolom, maupun
Unika st. Thomas Medan Page 4

Sandrotua Rumahombar 110310033

tiang bangunan berdiri dengan pelebaran kaki diatas tanah dasar yang keras dan padat. PONDASI DALAM Pada pondasi tipe ini, beban diteruskan oleh kolom/tiang melalui perantaraan tumpuan (poer pondasi, rooster kayu/balok kayu ataupun beton bertulang) yang dipancangkan dalam tanah. Kedalaman tanah keras pada pondasi jenis ini mencapai 4 sampai 5 meter dari permukaan tanah. MACAM PONDASI DALAM:

Pondasi tiang pancang (driven pile) Pondasi tiang franki (franki pile) Pondasi tiang bor (bored pile) Pondasi tiang injeksi (injection pile) dll

PONDASI TIANG BOR ( Bored Pile ) Pelaksanaan Pondasi Tiang Bor yaitu : Penggalian tanah dengan cara dibor sesuai dengan diameter rencana pondasi dan kedalaman pondasi. Jika tanahnya mudah runtuh dapat diberi chasing terlebih dahulu untuk menghindari longsornya dinding lubang hasil pengeboran. Setelah chasing tertancap sisa lumpur dan material yang lain yang ada di lubang pengeboran dipompa naik. Diberikan rangkaian tulangan kedalam lubang. Dicor lubang tersebut dengan beton segar.

Jenis-Jenis Pondasi
1. PONDASI BATU KALI

Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya.Kebutuhan

Unika st. Thomas Medan

Page 5

Sandrotua Rumahombar 110310033


bahan baku untuk (abu-abu).

pondasi ini adalah :- Batu belah (batu kali/guning)- Pasir pasang- Semen PC

Kelebihan :
Pelaksanaan pondasi mudah Waktu pengerjaan pondasi cepat Batu belah mudah didapat, (khususnya pulau jawa) Batu belah di daerah tertentu sulit dicari Membuat pondasi ini memerlukan cost besar (bila sesuai kondisi pertama) Pondasi ini memerlukan biaya lebih mahal jika untuk rumah bertingkat.

Kekurangan :

2. PONDASI TAPAK (FOOT PLATE)

Pondasi yang biasa digunakan untuk bangunan bertingkat atau bangunan di atas tanah lembek. Pondasi ini terbuat dari beton bertulang dan letaknya tepat di bawah kolom/tiang dan kedalamannya sampai pada tanah keras. Pondasi tapak ini dapat dikombinasikan dengan pondasi batu belah/kali.
Pengaplikasiannya juga dapat langsung menggunakan sloof beton dengan dimensi tertentu untuk kepentingan pemasangan dinding. Pondasi ini juga dapat dipersiapkan untuk bangunan di tanah sempit yang akan dikembangkan ke atas.Kebutuhan Bahannya adalah:- Batu pecah / split (2/3)- Pasir beton- Semen PC- Besi beton- Papan kayu sebagai bekisting (papan cetakan).

Kelebihan :
Pondasi ini lebih murah bila dihitung dari sisi biaya Galian tanah lebih sedikit (hanya pada kolom struktur saja) Untuk bangunan bertingkat penggunaan pondasi foot plate lebih handal daripada pondasi batu belah. Harus dipersiapkan bekisting atau cetakan terlebih dulu (Persiapan lebih lama). Diperlukan waktu pengerjaan lebih lama (harus menunggu beton kering/ sesuai umur beton). Tidak semua tukang bisa mengerjakannya. Diperlukan pemahaman terhadap ilmu struktur. Pekerjaan rangka besi dibuat dari awal dan harus selesai setelah dilakukan galian tanah.

Kekurangan :

Unika st. Thomas Medan

Page 6

Sandrotua Rumahombar 110310033

3. PONDASI PELAT BETON LAJUR Pondasi pelat beton lajur atau jalur digunakan bila luas penampang yang menggunakan pondasi pelat setempat terlalu besar. Karena itu luas penampang tersebut dibagi dengan cara memanjangkan lajur agar tidak terlalu melebar. Pondasi ini lebih kuat jika dibanding dua jenis pondasi dangkal lainnya. Ini disebabkan seluruhnya terbuat dari beton bertulang. Harganya
lebih murah dibandingkan dengan pondasi batu kali untuk bangunan rumah bertingkat.Ukuran lebar pondasi pelat lajur sama dengan lebar bawah pondasi batu kali, yaitu 70 - 120 cm. Ini disebabkan fungsi pondasi pelat lajur adalah menggantikan pondasi batu belah bila batu belah sulit didapat, atau memang sudah ada rencana pengembangan rumah ke atas.

Kelebihan :
Pondasi ini lebih murah bila dihitung dari sisi biaya. Galian tanah lebih sedikit karena hanya berada di titik yang terdapat kolom strukturnya. Penggunaannya pada bangunan bertingkat lebih handal dibanding pondasi batu belah, baik sebagai penopang beban vertikal maupun gaya horizontal seperti gempa, angin, ledakan dan lain-lain Harus dipersiapkan bekisting atau cetakan terlebih dulu (Persiapan lebih lama). Diperlukan waktu pengerjaan lebih lama (harus menunggu beton kering / sesuai umur beton). Tidak semua tukang bisa mengerjakannya. Diperlukan pemahaman terhadap ilmu struktur. Pekerjaan rangka besi dibuat dari awal dan harus selesai setelah dilakukan galian tanah.

Kekurangan :

4. PONDASI SUMURAN

Pondasi sumuran adalah jenis pondasi dalam yang dicor di tempat dengan menggunakan komponen beton dan batu belah sebagai pengisinya. Disebut pondasi sumuran karena pondasi ini
dimulai dengan menggali tanah berdiameter 60 - 80 cm seperti menggali sumur. Kedalaman pondasi ini dapat mencapai 8 meter.Pada bagian atas pondasi yang mendekati sloof, diberi

Unika st. Thomas Medan

Page 7

Sandrotua Rumahombar 110310033


pembesian untuk mengikat sloof. Pondasi jenis ini digunakan bila lokasi pembangunannya jauh sehingga tidak memungkinkan dilakukan transportasi untuk mengangkut tiang pancang.Walaupun lokasi pembangunan memungkinkan, pondasi jenis ini jarang digunakan. Selain boros adukan beton, penyebab lainnya adalah sulit dilakukan pengontrolan hasil cor beton di tempat yang dalam.

Kelebihan :
Alternatif penggunaan pondasi dalam, jika material batu banyak dan bila tidak dimungkinkan pengangkutan tiang pancang. Tidak diperlukan alat berat. Biayanya lebih murah untuk tempat tertentu. Bagian dalam dari hasil pasangan pondasi tidak dapat di kontrol (Karena batu dan adukan dilempar/ dituang dari atas) Pemakaian bahan boros. Tidak tahan terhadap gaya horizontal (karena tidak ada tulangan). Untuk tanah lumpur, pondasi ini sangat sulit digunakan karena susah dalam menggalinya.

Kekurangan :

5. PONDASI STRAUSS PILE ATAU BORED PILE Pondasi strauss pile ini termasuk kategori pondasi dangkal. Pondasi jenis ini biasanya digunakan
pada bangunan yang bebannya tidak terlalu berat, misalnya untuk rumah tinggal atau bangunan lain yang memiliki bentang antar kolom tidak panjang.

Strauss Pile

Cara kerja pemasangan pondasi ini adalah dengan mengebor tanah berdiameter sesuai perhitungan struktur diameter pondasi. Setelah itu digunakan cassing dari pipa PVC yang di cor sambil diangkat cassing-nya. Cassing digunakan pada tanah lembek dan berair. Jika tanah keras dan tidak berair, pondasi dapat langsung di cor tanpa cassing.

Unika st. Thomas Medan

Page 8

Sandrotua Rumahombar 110310033


Kedalaman pondasi ini dapat mencapai 5 meter dengan mengunakan besi tulangan sepanjang dalamnya pondasi. Biasanya ukuran pondasi yang sering dipakai adalah diameter 20 cm, 30 cm, dan 40 cm, sesuai dengan tersedianya mata bor. Seperti layaknya pondasi tiang, maka pondasi strauss ini ditumpu pada dudukan beton (pile cap). Fungsi dudukan beton adalah mengikatkan tulangan pondasi pada kolom dan sloof. Selain itu fungsinya adalah untuk transfer tekanan beban di atasnya.

Untuk pondasi bored pile, system kerjanya hampir sama dengan pondasi strauss pile. Perbedaannya hanya terletak pada peralatan bor, peralatan cor, dan system cassing yang menggunakan teknologi lebih modern. Pondasi ini digunakan untuk jenis pondasi dalam dan di atas 2 lantai.

Kelebihan :
Volume betonnya sedikit Biayanya relative murah Ujung pondasi bisa bertumpu pada tanah keras Diperlukan peralatan bor Pelaksanaan pemasangannya relative agak susah. Pelaksanaan yang kurang bagus dapat menyebabkan pondasi keropos, karena unsur semen larut oleh air tanah.

Kekurangan :

6. PONDASI TIANG PANCANG Pondasi tiang pancang adalah suatu konstruksi pondasi yang mampu menahan gaya orthogonal ke sumbu tiang dengan jalan menyerap lenturan. Pondasi tiang pancang dibuat menjadi satu
kesatuan yang monolit dengan menyatukan pangkal tiang pancang yang terdapat di bawah konstruksi dengan tumpuan pondasi. Pelaksanaan pekerjaan pemancangan menggunakan diesel hammer. Sistem kerja diesel Hammer adalah dengan pemukulan sehingga dapat menimbulkan suara keras dan getaran pada daerah

Unika st. Thomas Medan

Page 9

Sandrotua Rumahombar 110310033


sekitar. Itulah sebabnya cara pemancangan pondasi ini menjadi permasalahan tersendiri pada lingkungan sekitar. Permasalahan lain adalah cara membawa diesel hammer kelokasi pemancangan harus menggunakan truck tronton yang memiliki crane. Crane berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan. Namun saat ini sudah ada alat pancang yang menggunakan system hidraulik hammer dengan berat 3 7 ton. Pekerjaan pemukulan tiang pancang dihentikan dan dianggap telah mencapai tanah keras jika pada 10 kali pukulan terakhir, tiang pancang masuk ke tanah tidak lebih dari 2 cm. Berikut ini cara sederhana untuk menghitung kebutuhan pondasi tiang pancang dan penampang tiang pancang yang akan digunakan : Misalnya didapat brosure produk tiang pancang segitiga ukuran 25/25. Jika daya dukung setiap tiangnya mencapai 2 ton maka berapakah jumlah tiang dalam setiap kolomnya?

Adapun tahap perhitungannya adalah sebagai berikut : Denah bangunan dibagi-bagi di antara kolom-kolom untuk mengetahui berat yang harus dipikul setiap pondasi. Dapat juga semua luas denah bangunan dijumlahkan kemudian dibagi ke dalam beberapa titik pondasi dalam setiap kolomnya. Cara kedua ini memiliki kelemahan karena beban di pinggir kolom tentu saja berbeda dengan beban di tengah. Selanjutnya total volume beton dikalikan dengan berat jenis beton, volume lantai dikalikan berat jenis lantai, demikian seterusnya untuk tembok, kayu, genteng, dan sebagainya. Hasilnya dijumlahkan sehingga diperoleh berat = X ton. Selain itu juga dihitung jumlah beban hidup untuk jenis bangunan tersebut. Misalnya beban rumah tinggal 200 Kg/m2. Sehingga diperoleh 200 kg dikalikan dengan seluruh luas lantai, misalnya Y ton. Jumlah semua beban tersebut yaitu : X ton + Y ton. Misalnya, hasil penjumlahannya 48 ton. Dengan demikian kebutuhan tiang pancang adalah 48 ton : 25 ton atau sekitar dua buah tiang pancang pada satu titik kolom. Jadi jumlah tiang pancang untuk bangunan tersebut adalah hasil perkalian antara jumlah kolom dengan dua titik pancang. Hasil tersebut hanya untuk sebuah tiang pancang yang ukurannya 6 meter setiap batangnya. Bila kedalaman tanah keras adalah 9 meter, maka diperlukan dua buah tiang pancang per titiknya. Hitungan sederhana tersebut mengabaikan daya dukung tanah hasil laboratorium dan daya lekat tanah si sepanjang tiang pancang. Bila hal tersebut dihitung, jumlah tiang pancang tentu akan berkurang. Bahkan cara perhitungannya tidak sesederhana hitungan di atas.

A. Ukuran Tiang Pancang


Berbagai ukuran tiang pancang yang ada pada intinya dapat dibagi dua, yaitu : MINIPILE dan MAXIPILE.

a. Minipile (Ukuran Kecil)


Tiang pancang berukuran kecil ini digunakan untuk bangunan-bangunan bertingkat rendah dan tanah relative baik. Ukuran dan kekuatan yang ditawarkan adalah: Berbentuk penampang segitiga dengan ukuran 28 dan 32. Berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 20x20 dan 25x25. - Tiang pancang berbentuk penampang segitiga berukuran 28 mampu menopang beban 25 30 ton. - Tiang pancang berbentuk penampang segitiga berukuran 32 mampu menopang beban 35 40 ton. - Tiang pancang berbentuk bujur sangkar berukuran 20x20 mampu menopang tekanan 30 35 ton. - Tiang pancang berbentuk bujur sangkar berukuran 25 x 25 mampu menopang tekanan 40 50 ton.

b. Maxipile (Ukuran Besar)


Unika st. Thomas Medan Page 10

Sandrotua Rumahombar 110310033


Tiang pancang ini berbentuk bulat (spun pile) atau kotak (square pile). Tiang pancang ini digunkan untuk menopang beban yang besar pada bangunan bertingkat tinggi. Bahkan untuk ukuran 50x50 dapat menopang beban sampai 500 ton.

B. Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan : - Karena dibuat dengan system pabrikasi, maka mutu beton terjamin. - Bisa mencapai daya dukung tanah yang paling keras. - Daya dukung tidak hanya dari ujung tiang, tetapi juga lekatan pada sekeliling tiang. - Pada penggunaan tiang kelompok atau grup (satu beban tiang ditahan oleh dua atau lebih tiang), daya dukungnya sangat kuat. - Harga relative murah bila dibanding pondasi sumuran. Kekurangan : - Untuk daerah proyek yang masuk gang kecil, sulit dikerjakan karena factor angkutan. - Sistem ini baru ada di daerah kota dan sekitarnya. - Untuk daerah dan penggunaan volumenya sedikit, harganya jauh lebih mahal. - Proses pemancangan menimbulkan getaran dan kebisingan.

C. Keuntungan dan Kerugian menurut teknik pemasangan a. Pondasi tiang pancang pabrikan.Keuntungan:
Karena tiang dibuat di pabrik dan pemeriksaan kwalitas sangat ketat, hasilnya lebih dapat diandalkan. Pelaksanaan pemancangan relative cepat, terutama untuk tiang baja. Walaupun lapisan antara cukup keras, lapisan tersebut masih dapat ditembus sehingga pemancangan ke lapisan tanah keras masih dapat dilakukan. Persediaannya culup banyak di pabrik sehingga mudah diperoleh, kecuali jika diperlukan tiang dengan ukuran khusus. Untuk pekerjaan pemancangan yang kecil, biayanya tetap rendah. Daya dukungnya dapat diperkirakan berdasar rumus tiang pancang sehingga pekerjaankonstruksinya mudah diawasi. Cara pemukulan sangat cocok untuk mempertahankan daya dukung beban vertical.

Kerugian : Karena pekerjaan pemasangannya menimbulkan getaran dan kegaduhan maka pada daerah yang berpenduduk padat akan menimbulkan masalah di sekitarnya. Untuk tiang yang panjang, diperlukan persiapan penyambungan dengan menggunakan pengelasan (untuk tiang pancang beton yang bagian atas atau bawahnya berkepala baja). Bila pekerjaan penyambungan tidak baik, akibatnya sangat merugikan. Bila pekerjaan pemancangan tidak dilaksanakan dengan baik, kepala tiang cepat hancur. Sebaiknya pada saat dipukul dengan palu besi, kepala tiang dilapisi denga kayu. Bila pemancangan tidak dapat dihentikan pada kedalaman yang telah ditentukan, diperlukan perbaikan khusus. Karena tempat penampungan di lapangan dalam banyak hal mutlak diperlukan maka harus disediakan tempat yang cukup luas.

Unika st. Thomas Medan

Page 11

Sandrotua Rumahombar 110310033


Tiang-tiang beton berdiameter besar sangat berat, sehingga sulit diangkut atau dipasang. Karena itu diperlukan mesinpemancang yang besar. Untuk tiang-tiang pipa baja, diperlukan tiang yang tahan korosi.

b. Pondasi Tiang yang Dicor di Tempat


Keuntungan: Karena pada saat melaksanakan pekerjaan hanya terjadi getaran dan keriuhan yang sangat kecil maka pondasi ini cocok untuk pekerjaan pada daerah yang padat penduduknya. Karena tanpa sambungan, dapat dibuat tiang yang lurus dengan diameter besar dan lebih panjang. Diameter tiang ini biasanya lebih besar daripada tiang pracetak atau pabrikan. Daya dukung sstiap tiang lebih besar sehingga beton tumpuan (Pile cap) dapat dibuat lebih kecil. Selain cara pemboran di dalam arah berlawanan dengan putaran jam, tanah galian dapat diamati secara langsung dan sifat-sifat tanah pada lapisan antara atau pada tanah pendukung pondasi dapat langsung diketahui. Pengaruh jelek terhadap bangunan di dekatnya cukup kecil. Dalam banyak hal, beton dari tubuh tiang diletakkan di bawah air dan kualitas tiang yang sudah selesai lebih rendah dari tiang-tiang pracetak atau pabrikan. Disamping itu, pemeriksaan kualitas hanya dapat dilakukan secara tidak langsung. Ketika beton dituangkan, dikawatirkan adukan beton akan bercampur dengan reruntuhan tanah. Oleh karena itu, beton harus segera dituangkan dengan seksama setelah penggalian tanah dilakukan. Walaupun penetrasi sampai ke tanah pendukung pondasi dianggap telah terpenuhi, terkadang tiang pendukung kurang sempurna karena ada lumpur yang tertimbun di dasar. Karena diameter tiang cukup besar dan memerlukan banyak beton, maka untuk pekerjaan yang kecil dapat mengakibatkan biaya tinggi. Karena pada cara pemasangan tiang yang diputar berlawanan arah jarum jam menggunakan air maka lapangan akan menjadi kotor. Untuk setiap cara perlu dipikirkan cara menangani tanah yang telah dibor atau digali.

Kerugian :

Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang Aspek teknologi sangat berperan dalam suatu proyek konstruksi. Umumnya, aplikasi teknologi ini banyak diterapkan dalam metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Penggunaan metode yang tepat, praktis, cepat dan aman, sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi. Sehingga target waktu, biaya dan mutu sebagaimana ditetapkan dapat tercapai. Langkah - langkah dari pekerjaan untuk dimensi kubus/ ukuran dan tiang pancang:
Page 12

Unika st. Thomas Medan

Sandrotua Rumahombar 110310033

1. Menghitung daya dukung yang didasarkan pada karakteristik tanah dasar yang diperoleh dari penyelidikan tanah. Dari sini, kemudian dihitung kemungkinan nilai daya dukung yang diizinkan pada berbagai kedalaman, dengan memperhatikan faktor aman terhadap keruntuhan daya dukung yang sesuai, dan penurunan yang terjadi harus tidak berlebihan. 2. Menentukan kedalaman, tipe, dan dimensi pondasinya. Hal ini dilakukan dengan jalan memilih kedalaman minimum yang memenuhi syarat keamanan terhadap daya dukung tanah yang telah dihitung. Kedalaman minimum harus diperhatikan terhadap erosi permukaan tanah, pengaruh perubahan iklim, dan perubahan kadar air. Bila tanah yang lebih besar daya dukungnya berada dekat dengan kedalaman minimum yang dibutuhkan tersebut,dipertimbangkan untuk meletakkan dasar pondasi yang sedikit lebih dalam yang daya dukung tanahnya lebih besar. Karena dengan peletakan dasar pondasi yang sedikit lebih dalam akan mengurangi dimensi pondasi, dengan demikian dapat menghemat biaya pembuatan pelat betonnya. 3. Ukuran dan kedalaman pondasi yang ditentukan dari daya dukung diizinkan dipertimbangkan terhadap penurunan toleransi. Bila ternyata hasil hitungan daya dukung ultimit yang dibagi faktor aman mengakibatkan penurunan yang berlebihan, dimensi pondasi diubah sampai besar penurunan memenuhi syarat.

Tahapan pekerjaan pondasi tiang pancang adalah sebagai berikut : a) Pekerjaan Persiapan 1. Membubuhi tanda, tiap tiang pancang harus dibubuhi tanda serta tanggal saat tiang tersebut dicor. Titik-titik angkat yang tercantum pada gambar harus dibubuhi tanda dengan jelas pada tiang pancang. Untuk mempermudah perekaan, maka tiang pancang diberi tanda setiap 1 meter. 2. Pengangkatan/pemindahan, tiang pancang harus dipindahkan/diangkat dengan hatihati sekali guna menghindari retak maupun kerusakan lain yang tidak diinginkan. 3. Rencanakan final set tiang, untuk menentukan pada kedalaman mana pemancangan tiang dapat dihentikan, berdasarkan data tanah dan data jumlah pukulan terakhir (final set). 4. Rencanakan urutan pemancangan, dengan pertimbangan kemudahan manuver alat. Lokasi stock material agar diletakkan dekat dengan lokasi pemancangan. 5. Tentukan titik pancang dengan theodolith dan tandai dengan patok. 6. Pemancangan dapat dihentikan sementara untuk peyambungan batang berikutnya bila level kepala tiang telah mencapai level muka tanah sedangkan level tanah keras yang diharapkan belum tercapai. Proses penyambungan tiang : a. Tiang diangkat dan kepala tiang dipasang pada helmet seperti yang dilakukan pada batang pertama. b. Ujung bawah tiang didudukkan diatas kepala tiang yang pertama sedemikian sehingga sisi-sisi pelat sambung kedua tiang telah berhimpit dan menempel menjadi satu.
Unika st. Thomas Medan Page 13

Sandrotua Rumahombar 110310033

c. Penyambungan sambungan las dilapisi dengan anti karat d. Tempat sambungan las dilapisi dengan anti karat. 7. Selesai penyambungan, pemancangan dapat dilanjutkan seperti yang dilakukan pada batang pertama. Penyambungan dapat diulangi sampai mencapai kedalaman tanah keras yang ditentukan. 8. Pemancangan tiang dapat dihentikan bila ujung bawah tiang telah mencapai lapisan tanah keras/final set yang ditentukan. 9. Pemotongan tiang pancang pada cut off level yang telah ditentukan. b) Proses Pengangkatan 1. Pengangkatan tiang untuk disusun ( dengan dua tumpuan ) Metode pengangkatan dengan dua tumpuan ini biasanya pada saat penyusunan tiang beton, baik itu dari pabrik ke trailer ataupun dari trailer ke penyusunan lapangan. Persyaratan umum dari metode ini adalah jarak titik angkat dari kepala tiang adalah 1/5 L. Untuk mendapatkan jarak harus diperhatikan momen maksimum pada bentangan, harus sama dengan momen minimum pada titik angkat tiang sehingga dihasilkan momen yang sama. Pada prinsipnya pengangkatan dengan dua tumpuan untuk tiang beton adalah dalam tanda pengangkatan dimana tiang beton pada titik angkat berupa kawat yang terdapat pada tiang beton yang telah ditentukan dan untuk lebih jelas dapat dilihat oleh gambar. 2. Pengangkatan dengan satu tumpuan Metode ini biasanya digunakan pada saat tiang sudah siap akan dipancang oleh mesin pemancangan sesuai titik pemancangan yang telah ditentukan di lapangan. Adapun persyaratan utama dari metode pengangkatan satu tumpuan ini adalah jarak antara kepala tiang dengan titik angker berjarak L/3. Untuk mendapatkan jarak ini, haruslah diperhatikan bahwa momen maksimum pada tempat pengikatan tiang sehingga dihasilkan nilai momen yang sama. c) Proses Pemancangan 1. Alat pancang ditempatkan sedemikian rupa sehingga as hammer jatuh pada patok titik pancang yang telah ditentukan. 2. Tiang diangkat pada titik angkat yang telah disediakan pada setiap lubang. Tiang didirikan disamping driving lead dan kepala tiang dipasang pada helmet yang telah dilapisi kayu sebagai pelindung dan pegangan kepala tiang. 3. Ujung bawah tiang didudukkan secara cermat diatas patok pancang yang telahditentukan. 4. Penyetelan vertikal tiang dilakukan dengan mengatur panjang backstay sambil diperiksa dengan waterpass sehingga diperoleh posisi yang betul-betul vertikal. Sebelum pemancangan dimulai, bagian bawah tiang diklem dengan center gate pada dasardriving lead agar posisi tiang tidak bergeser selama pemancangan, terutama untuk tiang batang pertama. 5. Pemancangan dimulai dengan mengangkat dan menjatuhkan hammer secara kontiniu ke atas helmet yang terpasang diatas kepala tiang. Quality Control 1. Kondisi fisik tiang
Unika st. Thomas Medan Page 14

Sandrotua Rumahombar 110310033

a. b. c. 2.

Seluruh permukaan tiang tidak rusak atau retak Umur beton telah memenuhi syarat Kepala tiang tidak boleh mengalami keretakan selama pemancangan ToleransiVertikalisasi tiang diperiksa secara periodik selama proses pemancangan berlangsung. Penyimpangan arah vertikal dibatasi tidak lebih dari 1:75 dan penyimpangan arah horizontal dibatasi tidak leboh dari 75 mm. 3. PenetrasiTiang sebelum dipancang harus diberi tanda pada setiap setengah meter di sepanjang tiang untuk mendeteksi penetrasi per setengah meter. Dicatat jumlah pukulan untuk penetrasi setiap setengah meter. 4. Final setPamancangan baru dapat dihentikan apabila telah dicapai final set sesuai perhitungan. Metode pelaksanaan: 1. 2. 3. 4. Penentuan lokasi titik dimana tiang akan dipancang. Pengangkatan tiang. Pemeriksaan kelurusan tiang. Pemukulan tiang dengan palu (hammer) atau dengan cara hidrolik. Kelebihan dan Kekurangan Pondasi Tiang Pancang Kelebihan: Pemeriksaan kualitas pondasi sangat ketat sesuai standar pabrik. Pemancangan lebih cepat, mudah dan praktis. Pelaksanaan tidak dipengaruhi oleh air tanah. Daya dukung dapat diperkirakan berdasarkan rumus tiang. Sangat cocok untuk mempertahankan daya dukung vertikal.

1. 2. 3. 4. 5.

1. 2. 3. 4. 5.

Kekurangan: Pelaksanaannya menimbulkan getaran dan kegaduhan. Pemancangan sulit, bila diameter tiang terlalu besar Kesalahan metode pemancangan dapat menimbulkan kerusakan pada pondasi. Bila panjang tiang pancang kurang, maka untuk melakukan penyambungan sulit dan memerlukan alat penyambung khusus. Bila memerlukan pemotongan maka dalam pelaksanaannya akan lebih sulit dan memerlukan waktu yang lama.

PONDASI TIANG PANCANG (PILE FOUNDATION)

Unika st. Thomas Medan

Page 15

Sandrotua Rumahombar 110310033

Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ke tanah penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu. Tiang pancang bentuknya panjang dan langsing yang menyalurkan beban ke tanah yang lebih dalam. Bahan utama dari tiang adalah kayu, baja (steel), dan beton. Tiang pancang yang terbuat dari bahan ini adalah dipukul, dibor atau di dongkrak ke dalam tanah dan dihubungkan dengan pile cap (poer). Tergantung juga pada tipe tanah, material dan karakteristik penyebaran beban tiang pancnag diklasifikasikan berbeda-beda. Saat ini banyak teknik-teknik instalansi tiang pancang bermunculan. Seperti tipe pondasi yang lainnya, tujuan dari pondasi tiang adalah: 1. Untuk menyalurkan beban pondasi ke tanah keras 2. Untuk menahan beban vertikal, lateral, dan beban uplift. Struktur yang menggunakan pondasi tiang pancang apabila tanah dasar tidak mempunyai kapasitas daya pikul yang memadai. Kalau hasil pemeriksaan tanah menunjukkan bahwa tanah dangkal tidak stabil dan kurang keras apabila besarnya hasil estimasi penurunan tidak dapat diterima pondasi tiang pancang dapat menjadi bahan pertimbangan. Lebih jauh lagi, estimasi biaya dapat menjadi indicator bahwa pondasi tiang pancang biayanya lebih murah daripada jenis pondasi yang lain dibandingkan dengan biaya perbaikan tanah. Dalam kasus konstruksi berat, sepertinya bahwa kapasitas daya pikul dari tanah dangkal tidak akan memuaskan, dan konstruksi seharusnya di bangun di atas pondasi tiang. Tiang pancang juga digunakan untuk kondisi tanah yang normal untuk menahan beban horizontal. Tiang pancang merupakan metode yang tepat untuk pekerjaan diatas air, seperti jertty atau dermaga. Penggunaan pondasi tiang pancang sebagai pondasi bangunan apabila tanah yang berada dibawah dasar bangunan tidak mempunyai daya dukung ( bearing capacity) yang cukup untuk memikul berat bangunan beban yang bekerja padanya (Sardjono HS, 1988). Atau apabila tanah yang mempunyai daya dukung yang cukup untuk memikul berat bangunan dan seluruh beban yang bekerja berada pada lapisan yang sangat dalam dari permukaan tanah kedalaman > 8 m (Bowles, 1991). Fungsi dan kegunaan dari pondasi tiang pancang adalah untuk memindahkan atau mentransfer beban-beban dari konstruksi di atasnya (super struktur) ke lapisan tanah keras yang letaknya sangat dalam. Dalam pelaksanaan pemancangan pada umumnya dipancangkan tegak lurus dalam tanah, tetapi ada juga dipancangkan miring (battle pile) untuk dapat menahan gaya-gaya horizontal yang bekerja. Hal seperti ini sering terjadi pada dermaga
Unika st. Thomas Medan Page 16

Sandrotua Rumahombar 110310033

dimana terdapat tekanan kesamping dari kapal dan perahu. Sudut kemiringan yang dapat dicapai oleh tiang tergantung dari alat yang dipergunakan serta disesuaikan pula dengan perencanaannya. Pondasi tiang digolongkan berdasarkan kualitas bahan material dan cara pelaksanaan. Menurut kualitas bahan material yang digunakan, tiang pancang dibedakan menjadi empat yaitu tiang pancang kayu, tiang pancang beton, tiang pancang baja, dan tiang pancang composite (kayu beton dan baja beton). Tiang pancang umumnya digunakan: 1. Untuk mengangkat beban-beban konstruksi diatas tanah kedalam atau melalui sebuah stratum/lapisan tanah. Didalam hal ini beban vertikal dan beban lateral boleh jadi terlibat. 2. Untuk menentang gaya desakan keatas, gaya guling, seperti untuk telapak ruangan bawah tanah dibawah bidang batas air jenuh atau untuk menopang kaki-kaki menara terhadap guling.

3. Memampatkan endapan-endapan tak berkohesi yang bebas lepas melalui kombinasi perpindahan isi tiang pancang dan getaran dorongan. Tiang pancang ini dapat ditarik keluar kemudian. 4. Mengontrol lendutan/penurunan bila kaki-kaki yang tersebar atau telapak berada pada tanah tepi atau didasari oleh sebuah lapisan yang kemampatannya tinggi. 5. Membuat tanah dibawah pondasi mesin menjadi kaku untuk mengontrol amplitudo getaran dan frekuensi alamiah dari sistem tersebut. 6. Sebagai faktor keamanan tambahan dibawah tumpuan jembatan dan atau pir, khususnya jika erosi merupakan persoalan yang potensial. 7. Dalam konstruksi lepas pantai untuk meneruskan beban-beban diatas permukaan air melalui air dan kedalam tanah yang mendasari air tersebut. Hal seperti ini adalah mengenai tiang pancang yang ditanamkan sebagian dan yang terpengaruh oleh baik beban vertikal (dan tekuk) maupun beban lateral (Bowles, 1991). . Tiang Pancang Beton 1. Precast Reinforced Concrete Pile Precast renforced concrete pile adalah tiang pancang dari beton bertulang yang dicetak dan dicor dalam acuan beton (bekisting), kemudian setelah cukup kuat lalu diangkat dan dipancangkan. Karena tegangan tarik beton adalah kecil dan
Unika st. Thomas Medan Page 17

Sandrotua Rumahombar 110310033

praktis dianggap sama dengan nol, sedangkan berat sendiri dari pada beton adalah besar, maka tiang pancang beton ini haruslah dieri penulangan-penulangan yang cukup kuat untuk menahan momen lentur yang akan timbul pada waktu pengangkatan dan pemancangan. Karena berat sendiri adalah besar, biasanya pancang beton ini dicetak dan dicor di tempat pekerjaan, jadi tidak membawa kesulitan untuk transport. Tiang pancang ini dapat memikul beban yang besar (>50 ton untuk setiap tiang), hal ini tergantung dari dimensinya. Dalam perencanaan tiang pancang beton precast ini panjang dari pada tiang harus dihitung dengan teliti, sebab kalau ternyata panjang dari pada tiang ini kurang terpaksa harus dilakukan penyambungan, hal ini adalah sulit dan banyak memakan waktu.

Reinforced Concrete Pile penampangnya dapat berupa lingkaran, segi empat, segi delapan dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Keuntungan pemakaian Precast Concrete Reinforced Pile: Precast Concrete Reinforced Pile ini mempunyai tegangan tekan yang besar, hal ini tergantung dari mutu beton yang di gunakan. Tiang pancang ini dapat di hitung baik sebagai end bearing pile maupun friction pile. Karena tiang pancang beton ini tidak berpengaruh oleh tinggi muka air tanah seperti tiang pancang kayu, maka disini tidak memerlukan galian tanah yang banyak untuk poernya. Tiang pancang beton dapat tahan lama sekali, serta tahan terhadap pengaruh air maupun bahan-bahan yang corrosive asal beton dekkingnya cukup tebal untuk melindungi tulangannya. Kerugian pemakaian Precast Concrete Reinforced Pile Karena berat sendirinya maka transportnya akan mahal, oleh karena itu Precast reinforced concrete pile ini di buat di lokasi pekerjaan. Tiang pancang ini di pancangkan setelah cukup keras, hal ini berarti memerlukan waktu yang lama untuk menunggu sampai tiang beton ini dapat dipergunakan. Bila memerlukan pemotongan maka dalam pelaksanaannya akan lebih sulit dan memerlukan waktu yang lama. Bila panjang tiang pancang kurang, karena panjang dari tiang pancang ini tergantung dari pada alat pancang ( pile driving ) yang tersedia maka untuk melakukan panyambungan adalah sukar dan memerlukan alat penyambung khusus. 2. Precast Prestressed Concrete Pile
Page 18

Unika st. Thomas Medan

Sandrotua Rumahombar 110310033

Precast Prestressed Concrete Pile adalah tiang pancang dari beton prategang yang menggunakan baja penguat dan kabel kawat sebagai gaya prategangnya. Keuntungan pemakaian Precast prestressed concrete pile: Kapasitas beban pondasi yang dipikulnya tinggi. Tiang pancang tahan terhadap karat. Kemungkinan terjadinya pemancangan keras dapat terjadi. Kerugian pemakaian Precast prestressed concrete pile: Pondasi tiang pancang sukar untuk ditangani. Biaya permulaan dari pembuatannya tinggi. Pergeseran cukup banyak sehingga prategang sukar untuk disambung. Cast in Place Pile Pondasi tiang pancang tipe ini adalah pondasi yang di cetak di tempat dengan jalan dibuatkan lubang terlebih dahulu dalam tanah dengan cara mengebor tanah seperti pada pengeboran tanah pada waktu penyelidikan tanah. Pada Cast in Place ini dapat dilaksanakan dua cara: 1. Dengan pipa baja yang dipancangkan ke dalam tanah, kemudian diisi dengan beton dan ditumbuk sambil pipa tersebut ditarik keatas. 2. Dengan pipa baja yang di pancangkan ke dalam tanah, kemudian diisi dengan beton, sedangkan pipa tersebut tetap tinggal di dalam tanah. Keuntungan pemakaian Cast in Place Pembuatan tiang tidak menghambat pekerjan. Tiang ini tidak perlu diangkat, jadi tidak ada resiko rusak dalam transport. Panjang tiang dapat disesuaikan dengan keadaan dilapangan. Kerugian pemakaian Cast in Place Pada saat penggalian lubang, membuat keadaan sekelilingnya menjadi kotor akibat tanah yang diangkut dari hasil pengeboran tanah tersebut. Pelaksanaannya memerlukan peralatan yang khusus. Beton yang dikerjakan secara Cast in Place tidak dapat dikontrol. 4.Tiang yang dicor ditempat (cast in place pile) Tiang yang dicor ditempat (cast in place pile) ini menurut teknik penggaliannya terdiri dari beberapa macam cara yaitu : 1) Cara penetrasi alas Cara penetrasi alas yaitu pipa baja yang dipancangkan kedalam tanah kemudian pipa baja tersebut dicor dengan beton. 2) Cara penggalian Cara ini dapat dibagi lagi urut peralatan pendukung yang digunakan antara lain : Penggalian dengan tenaga manusia Penggalian lubang pondasi tiang pancang dengan tenaga manusia adalah penggalian lubang pondsi yang masih sangat sederhana dan merupakan cara konvensional. Hal ini dapat dilihat dengan cara pembuatan pondasi dalam, yang pada umumnya hanya mampu dilakukan pada kedalaman tertentu. Penggalian dengan tenaga mesin Penggalian lubang pondasi tiang pancang dengan tenaga mesin adalah penggalian lubang pondasi dengan bantuan tenaga mesin, yang memiliki kemampuan lebih baik dan lebih canggih.
Unika st. Thomas Medan Page 19

3.

Sandrotua Rumahombar 110310033

D.PELAKSANAAN PERANCAH, BEKISTING DAN KEKUATAN PERANCAH.


Memulai pekerjaan bekisting konstruksi konvensional
Dalam proyek pembangunan rumah dengan sistem konstruksi konvensional beton bertulang dan tembok bata, seiring dengan pemasangan kusen, dalam sebuah proyek renovasi ini bisa juga dibuat persiapan bekisting-bekisting untuk cor kolom, balok, serta melanjutkan pekerjaan pasangan bata dinding.

Gambar pekerjaan balok dan kolom dengan bekisting yang sudah disiapkan.

Unika st. Thomas Medan

Page 20

Sandrotua Rumahombar 110310033

Gambar pekerjaan bekisting kanopi dak beton untuk teras belakang dengan ketebalan 8 hingga 10cm. Kanopi dak dibuat dengan membuat balok tambahan diatas kusen seperti dalam foto.

Mulai membuat persiapan bekisting dak lantai 2 Untuk pekerjaan rumah dengan struktur konvensional dua lantai, langkah selanjutnya adalah pembuatan dak beton untuk lantai 2, dimana menggunakan bekisting dari bahan material kayu, bambu yang disusun sedemikian rupa untuk menyangga dak beton dan juga selama proses pembuatan pembesian. Dalam pembuatan bekisting ini dipakai kayu Jawa untuk menyangga cetakan bekisting nantinya.
Unika st. Thomas Medan Page 21

Sandrotua Rumahombar 110310033

Bila dilihat dari bawah akan terlihat seperti ini. Bekisting yang disiapkan untuk proses pengecoran

Unika st. Thomas Medan

Page 22

Sandrotua Rumahombar 110310033

BEKISTING DAN PERANCAH


Bekisting dan Perancah

Bekisting dan perancah merupakan sebuah struktur sementara yang pasti akan digunakan dalam suatu proyek konstruksi baik dalam skala kecil maupun skala besar. Bekising merupakan suatu cetakan sementara yang dipakai untuk menahan beton segar selama dituang dan bekisting dibentuk sesuai dengan kebutuhan sedangkan perancah merupakan struktur sementara yang dipakai untuk menahan beban dari material konstruksi dan manusia (dalam hal ini pekerja). Sebelum beton yang dikerjakan selesai dan masih dalam tahap pengecoran, bekisting dan perancah memiliki peranan yang sangat penting. Apabila terdapat kesaalahan dalam pemasangan bekisting dan perancah maka konstruksi sementara dari bekisting dan perancah dapat runtuh. Hal ini akan mengakibatkan kerugian baik secara material, modal, waktu bahkan nyawa.

Beberapa faktor penyebab konstruksi sementara dari bekisting dan perancah runtuh: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Kurangnya kestabilan dari konstruksi bekisting dan perancah. Kemiringan dari dari konstruksi bekisting dan perancah. Muatan atau beban yang ditahan konstruksi bekisting dan perancah berlebih. Tumpuan konstruksi bekisting dan perancah tidak kuat. Keahlian pekerja dalam memasang konstruksi bekisting dan perancah. Kualitas material yang kurang. Gangguan secara langsung, seperti: tumbukan, hentakan ataupun getaran.

Beberapa syarat untuk konstruksi sementara dari bekisting dan perancah: 1. Struktur harus kuat untuk menahan beban material dan pekerja. 2. Struktur harus kokoh / stabil.
Page 23

Unika st. Thomas Medan

Sandrotua Rumahombar 110310033

3. Struktur harus rapat untuk mencegah keluarnya air semen pada saat pengecoran. 4. Struktur harus mudah untuk dibongkar tanpa harus mengakibatkan kerusakan pada beton ataupun bahan bekisting dan perancah. 5. Struktur harus ekonomis. 6. Struktur harus bersih. 7. Struktur harus memberikan keamanan bagi pekerja.

Metode Bekisting dan Perancah: 1. Konvensional / Tradisional, merupakan metode dimana bahan yang digunakan masih menggunakan material lokal (seperti: kayu, bambu, papan, dll). Untuk metode ini bahan yang dipakai akan banyak yang terbuang, membutuhkan waktu yang lama dalam pemasangan pekerja yang banyak dalam pemasangan serta pemakaian berulang yang sangat terbatas. 2. Semi-System, merupakan metode dimana bahan yang digunakan merupakan campuran dari material lokal dan bahan buatan pabrik. Metode ini sedikit lebih baik daripada metode konvensional. Metode ini sudah bisa dipakai untuk penggunaan yang berulang dan terus menerus walaupun masih terbatas tergantung dari kualitas material lokal yang dipakai. 3. Full-System, merupakan metode dimana bahan yang digunakan sudah merupakan bahan hasil buatan pabrik. Metode ini akan menjamin keamanaan yang telah diperhitungkan oleh produsen pembuat dan material bisa dipakai secara terus menerus. Biaya pembuatan yang relatif mahal harus diperhitungkan dalam pemilihan metode ini agar biaya proyek tidak terfokus hanya kepada bekisting dan perancah.

Beton Pracetak
Industrualisasi dalam konstruksi bangunan adalah perkembangan alamiah sebagaimana juga telah menimpa pada industri yang lain. Justru lebih lambat ketimbang yang lain karena lebih besarnya rintangan yang dihadapi dalam industri bangunan, yang tidak sekedar bersifat Fashionable trend (kecenderungan mode mutakhir), tetapi juga berkaitan dengan pernyataan nilai yang menuntut : Perubahan sikap mental dan pikiran baru dari sebagain ahli bangunan. Selama ini orang merasa terikat kepada rumah yang harus di hargai secara individual, maka tentu saja orang akan merasakan sesuatu yang lain ketika tiba-tiba akomodasi tempat tinggal : 1. Disediakan dalam bentuk blok-blok atau flat-flat yang bukan bangunan sebagaimana biasanya. 2. Bangunan tidak didesain secara khusus sebagaimana permintaan penggunanya secara individu.
Unika st. Thomas Medan Page 24

Sandrotua Rumahombar 110310033

3. Bangunan didirikan dalam bentuk produk yang telah selesai tanpa ada kesempatan intervensi lagi dari pemakainya. 4. Bangunan di desain dengan penampilan yang serupa atau bahkan sama. 5. Perangkat bangunan yang langsung jadi jika ingin mendesain dan membangun secara individu. 6. Dengan pilihan yang sangat terbatas. Industri bangunan mestinya juga membuat progress; penggunaan crane dan mesinmesin lain tetapi dengan cara yang lebih luas. Ketertinggalan dalam industri bangunan dikembangkan dengan cara industrialisasi yang terotomastisasi dalam seluruh prosesnya sejak persiapan dan moulding (pembuatan percetakan), casting (percetakan), concreting (pengecoran), prestressing (penegangan), storage (penyimpanan), transportation (pengangkutan), erection (pendirian), lifting (pengangkatan) dan handling (penanganan). Prefabrication (prefabrikasi) adalah industrialisasi metode konstruksi di mana komponen-komponennya diproduksi secara massal dirakit (assemble) dalam bangunan dengan bantuan crane dan alat-alat pengangkat dan penanganan yang lain. Prefabricated Structural Components (Komponen Struktur Prefabrikasi) dibuat dari beton melalui precast units/precast numbers atau precast elements (unit cetakan) tergantung pada alternative penggunaannya, percetakan dikontrol dengan baik diberi waktu untuk pengerasan dan mencapai kekuatan tertentu yang diinginkan sebelum diangkat dan dibawa menuju tapak kontruksi sesungguhnya untuk pembangunan. Metode konstruksi yang dibuat dengan menggunakan komponen prefabrikasi secara kolektif disebut sebagai prefabricated contruction (konstruksi prefabrikasi). Konstruksi Prefabrikasi dapat berupa sector aktifitas bangunan utamanya : industrial architecture (Arsitektur industri), General Engineering (Rekayasa struktur secara umum) dan Civil Engineering. Precast Struktural Components ( komponen Struktur Pracetak), alternatifnya dibuat untuk bangunan pada site tertentu. Kecenderungan ini mengarah pada pabrik pembuat komponen.

Problem Material
Kebutuhan ideal yang harus dipenuhi dalam teknik konstruksi bangunan dengan sistem konstruksi prefabrikasi : 1. Kemampuan pembuatan melalui metode mekanis (beban bawaan dan komponen yang tertutup). 2. Kemungkinan sambungan dan koneksi struktural yang layak dan memungkinkan untuk dibuat dengan cara yang paling sederhana. 3. Secara simultan kemungkinan untuk pelaksanaan fungsinya akibat beban bawaan dan lketerbatasan ruang geraknya. Hal yang paling penting adalah bahwa material harus memiliki kualifikasi sebagai berikut : 1. Mengisolasi panas, tahan air dan anti pembusukan.
Unika st. Thomas Medan Page 25

Sandrotua Rumahombar 110310033

2. 3. 4. 5.

Anti api dan dapat dicetak secara volumetric. Dapat dipaku dan digergaji sehingga memungkinkan untuk perubahan. Tidak banyak membutuhkan pemeliharaan (maintenance). Memiliki kekuatan yang tinggi.

Keuntungan dan Permasalahan Konstruksi Prefabrikasi


Beberapa keuntungan konstruksi prefabrikasi dalam industri bangunan adalah : 1. Waktu konstruksi yang lebih cepat, sejak pekerjaan struktur di tapak, konstruksi pondasi dan pendirian komponen prefabrikasi. 2. Jumlah material yang dibutuhkan tidak berkurang 3. Produksi unit precast dalam skala luas menjadikan lebih praktis untuk menggunakan mesin dan karenanya kebutuhan jumlah pekerja yang terlalu banyak dapat diatasi 4. Pengurangan kebutuhan tenaga kerja manusia dan menuntut memiliki keahlian yang lebih 5. Kualitas yang dihasilkan lebih baik sebagai hasil proses pabrik yang selalu di bawah pengawasan yang ketat dan tetap, penggunaan mesin dan lingkungan kerja yang rapi 6. Pekerjaan konstruksi dapat dilaksanakan tanpa tergantung pada kondisi cuaca Permasalahan dalam konstruksi prefabrikasi adalah : 1. Transportasi komponen dari pabrik ke proyek 2. Kesulitan dalam penanganan di lapangan khususnya dalam erection (pendirian), lifting (pengangkatan) dan connecting (penyambungan pada saat finalisasi konstruksi) 3. Pelaksanan yang demikian berarti ada tambahan biaya dan problem teknis.

Sejarah Perkembangan Sistem Pracetak


Beton adalah material konstruksi yang banyak dipakai di Indonesia, jika dibandingkan dengan material lain seperti kayu dan baja. Hal ini bisa dimaklumi, karena bahan-bahan pembentukannya mudah terdapat di Indonesia, cukup awet, mudah dibentuk dan harganya relatif terjangkau. Ada beberapa aspek yang dapat menjadi perhatian dalan sistem beton konvensional, antara lain waktu pelaksanaan yang lama dan kurang bersih, kontrol kualitas yang sulit ditingkatkan serta bahanbahan dasar cetakan dari kayu dan triplek yang semakin lama semakin mahal dan langka. Sistem beton pracetak adalah metode konstruksi yang mampu menjawab kebutuhan di era millennium baru ini. Pada dasarnya sistem ini melakukan pengecoran komponen di tempat khusus di permukaan tanah (fabrikasi), lalu dibawa ke lokasi (transportasi ) untuk disusun menjadi suatu struktur utuh (ereksi). Keunggulan sistem ini, antara lain mutu yang terjamin, produksi cepat dan massal, pembangunan yang cepat, ramah lingkungan dan rapi dengan kualitas produk yang baik. Perbandingan kualitatif antara struktur kayu, baja serta beton konvensional dan pracetak dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Unika st. Thomas Medan Page 26

Sandrotua Rumahombar 110310033

Sistem pracetak telah banyak diaplikasikan di Indonesia, baik yang sistem dikembangkan di dalam negeri maupun yang didatangkan dari luar negeri. Sistem pracetak yang berbentuk komponen, seperti tiang pancang, balok jembatan, kolom plat pantai. Permasalahan mendasar dalam perkembangan sistem pracetak di Indonesia saat ini adalah : 1. Sistem ini relatif baru 2. Kurang tersosialisasikan jenisnya, produk dan kemampuan sistem pracetak yang telah ada 3. Serta kendala sambungan antar komponen untuk sistem pracetak terhadap beban gempa yang selalu menjadi kenyataan 4. Belum adanya pedoman resmi mengenai tata cara analisis, perencanaan serta tingkat kendala khusus untuk sistem pracetak yang dapat dijadikan pedoman bagi pelaku konstruksi.

Perkembangan Sistem Pracetak Di Dunia


Sistem pracetak jaman modern berkembang mula-mula di Negara Eropa. Struktur pracetak pertama kali digunakan adalah sebagai balok beton precetak untuk Casino di Biarritz, yang dibangun oleh kontraktor Coignet, Paris 1891. Pondasi beton bertulang diperkenalkan oleh sebuah perusahaan Jerman, Wayss & Freytag di Hamburg dan mulai digunakan tahun 1906. Th 1912 beberapa bangunan bertingkat menggunakan sistem pracetak berbentuk komponen-komponen, seperti dinding,
Unika st. Thomas Medan Page 27

Sandrotua Rumahombar 110310033

kolom dan lantai diperkenalkan oleh John.E.Conzelmann. Struktur komponen pracetak beton bertulang juga diperkenalkan di Jerman oleh Philip Holzmann AG, Dyckerhoff & Widmann G Wayss & Freytag KG, Prteussag, Loser dll. Sistem pracetak tahan gempa dipelopori pengembangannya di Selandia Baru. Amerika dan Jepang yang dikenal sebagai negara maju di dunia, ternyata baru melakukan penelitian intensif tentangt sistem pracetak tahan gempa pada tahun 1991. Dengan membuat program penelitian bersama yang dinamakan PRESS ( Precast seismic Structure System).

Perkembangan Sistem Pracetak Di Indonesia


Indonesia telah mengenal sistem pracetak yang berbentuk komponen, seperti tiang pancang, balok jembatan, kolom dan plat lantai sejak tahun 1970an. Sistem pracetak semakin berkembang dengan ditandai munculnya berbagai inovasi seperti Sistem Column Slab (1996), Sistem L-Shape Wall (1996), Sistem All Load Bearing Wall (1997), Sistem Beam Column Slab (1998), Sistem Jasubakim (1999), Sistem Bresphaka (1999) dan siste4m T-Cap (2000).

Permasalahan Umum Pada Pengembangan Sistem Beton Pracetak


Ada tiga masalah utama dalam pengembangan sistem pracetak : 1. Kendala sambungan antar komponen 2. Belum adanya suatu pedoman perencanaan khusus untuk sistem struktur pracetak 3. Kerjasama dengan perencana di bidang lain yang terkait, terutama dengan pihak arsitektur dan mekanikal/elektrikal/plumbing.

Sistem Pracetak Beton


Pada pembangunan struktur dengan bahan beton dikenal 3 (tiga) metode pembangunan yang umum dilakukan, yaitu sistem konvensional, sistem formwork dan sistem pracetak. Sistem konversional adalah metode yang menggunakan bahan tradisional kayu dan triplek sebagai formwork dan perancah, serta pengecoran beton di tempat. Sistem formwork sudah melangkah lebih maju dari sistem konversional dengan digunakannya sistem formwork dan perancah dari bahan metal. Sistem formwork yang telah masuk di Indonesia, antara lain sistem Outinord dan Mivan. sistem Outinord menggunakan bahan baja sedangkan sistem Mivan menggunakan bahan alumunium. Pada sistem pracetak, seluruh komponen bangunan dapat difabrikasi lalu dipasang di lapangan. Proses pembuatan komponen dapat dilakukan dengan kontol kualitas yang baik.

Metode Pelaksanaan Beton Pracetak


Unika st. Thomas Medan Page 28

Sandrotua Rumahombar 110310033

Beton pracetak adalah beton yang dicetak di beberapa lokasi (baik yang di cetak di lingkungan maupun di pabrik-pabrik). Menurut SKSNI T-15-1991-03 beton pracetak adalah komponen beton yang dicor di tempat yang bukan merupakan posisi akhir dalam suatu struktur. Kekuatan beton yang dipakai sekitar 4000 sampai 6000 psi dan dengan kekuatan lebih tinggi. Beton cor di tempat memerlukan lebih banyak bekisting dan minimal dalam pemakaian ulang maksimal 10 kali, sedang untuk beton pracetak bekisting kayu atau fiber glass bisa di pakai sampai 50 kali dengan sedikit perbaikan.

advertisements

Besi Tulangan Balok Pracetak

Unika st. Thomas Medan

Page 29

Sandrotua Rumahombar 110310033

Pengecoran Beton Pracetak

Unika st. Thomas Medan

Page 30

Sandrotua Rumahombar 110310033

Beton Pracetak Yang Sudah Dicor

Perakitan Beton Pracetak

Pengangkutan elemen pracetak tersebut akan dipasang minimal harus mempertimbangkan sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai lokasi. Jadwal pemasangan elemen pracetak sesuai jadwal rencana. Alternatif jalan lain yang dilewati seandainya ada satu jalan terjadi hambatan. Daya tampung lokasi proyek dalam menerima pengiriman elemen pracetak. Kemampuan crane dalam mengangkat elemen pracetak.

Dalam pemasangan elemen pracetak ke lokasi posisi terakhirnya,beberapa hal yang harus diperhatikan adalah : 1. 2. 3. 4. Site Plan Peralatan Siklus Pemasangan Tenaga Kerja

Site Plan

Site Plan yang ada maka akan dapat diperoleh hal-hal sebagai berikut : 1. Dapat menempatkan posisi crane di lokasi proyek sehingga dapat difungsikan semaksimal dalam elemen-elemen pracetak ke posisi terakhirnya. 2. Dapat direncanakan tempat penumpukan elemen pracetak yang memudahkan pengaturannya.

Unika st. Thomas Medan

Page 31

Sandrotua Rumahombar 110310033

Peralatan

Dalam penggunaan elemen pracetak,menjadi pertimbangan adalah : 1. Beberapa crane yang diperlukan dalam suatu proyek agar dapat digunakan semaksimal mungkin . 2. Berapa radius perputaran crane. 3. Peralatan pembantu serta jumlah kebutuhan guna mendukung siklus pemasangan elemen pracetak seperti truk,dan lain sebagainya.

Siklus Pemasangan

Secara garis besar siklus pemasangan dari elemen pracetak dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. Pengecoran elemen poer Pemasangan elemen balok Pemasangan elemen pelat Pengecoran over topping

Beberapa tipe elemen pracetak adalah 1. 2. 3. 4. 5. 6. POER PRECAST BALOK PRECAST HALF SLAB PRECAST PLANK FENDER PRECAST DOLPHIN KANSTEEN PRECAST

Unika st. Thomas Medan

Page 32

Sandrotua Rumahombar 110310033

Perhitungan Volume Tulangan

Dalam kehidupan proyek, kita tidak bisa lepas dari yang namanya besi beton bertulang. Mungkin orang yang awam atau yang belum punya pengalam proyek sering kali kebingungan dalam menghitung volume besi yang dipakai dalam pengecoran kolom maupun plat lantai. Besi beton bertulang dihitung dalam satuan kg. Di bawah ini kami akan mecoba men share cara menghitung volume besi beton bertulang pada sebuah kolom.

Contoh : Sebuah pekerjaan kolom beton bertulang setinggi 3,9 m dengan gambar potongan besi sebagaiberikut:

Unika st. Thomas Medan

Page 33

Sandrotua Rumahombar 110310033

Tulangan Pokok Volume besi D22 adalah 16 buah x 3,9 = 62,4 m' Jika panjang besi per batang di lapangan adalah 11 meter, maka kebutuhan besi D22 adalah 62,4 m : 11 m = 5,672 batang Tabel Besi

Berat per m' besi D22 adalah 2,985 kg, maka total kebutuhan besi D22 adalah 2,985 kg/m x 62,4 m = 186,264 kg.

Tulangan Sengkang atau Cincin Panjang tulangan sengkang besi polos 10 per buah adalah 30+30+30+30 = 120 cm = 1,2 m Jumlah tulangan sengkang pada kolom setinggi 3,9 m dengan jarak pemasangan 15 cm adalah 3,9 : 0.15 = 26 buah besi tulangan sengkang. Total panjang besi tulangan sengkang adalah 26 bh x 1,2 m = 31,2 m Jika panjang besi per buah dipasaran 11 meter, maka kebutuhan besi tulangan sengkang 31,2 : 11 = 2,836 batang Berat besi per kg besi polos 10 pada tabel adalah 0.620 kg maka jumlah kebutuhan besi adalah 0.620 kg/m x 31,2 m = 19,344 kg
Page 34

Unika st. Thomas Medan

Sandrotua Rumahombar 110310033

Jadi total volume besi : Besi pokok D22 = 5,672 batang = 186,264 kg Besi sengkang 10p = 2,836 batang = 19,344 kg

Metoda Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jembatan


Bagian-bagian struktur utama dari konstruksi jembatan adalah struktur pondasi, struktur abutment, struktur pilar, struktur lantai jembatan, struktur kabel, dan struktur oprit. Bagian metoda konstruksi terpenting dalam konstruksi jembatan adalah proses erection lantai jembatan, dimana banyak metoda dimungkinkan untuk melakukan erection tersebut.

Bagian Struktur Utama Jembatan

Adapun metoda konstruksi terpenting dalam konstruksi jembatan juga sangat bervariasi dan sangat ditentukan oleh banyak pertimbangan, antara lain:

Kondisi medan, Tipe alat yang telah dimiliki, Kondisi akses menuju ke lokasi proyek, Pertimbangan lalu lintas lama, Tipe material dan struktur jembatan yang digunakan, apakah baja atau beton. Pertimbangan waktu pelaksanaan

Berikut adalah beberapa tipe metoda erection lantai jembatan yang umumnya digunakan untuk berbagai konstruksi jembatan :

Sistem Perancah Sistem Service Crane Sistem Launching Truss


Page 35

Unika st. Thomas Medan

Sandrotua Rumahombar 110310033


Sistem Penggunaan Counter Weight dan Link-set Sistem Launching Gantry Sistem Traveller atau Heavy Gantry

Sistem Perancah

Keuntungan sistem perancah adalah Minimnya alat angkat berat (service crane atau gantry) yang diperlukan, mengingat pengecoran yang dilakukan adalah ditempat Lebih minimnya biaya erection akibat tidak terlibatnya alat angkat berat, khususnya bila tipe ini telah dimiliki (heavy duty shoring)

Kerugian sistem perancah adalah

Produktivitas yang relatif rendah, karena pekerjaan cor ditempat menuntut waktu yang lebih lama untuk proses persiapan (formwork dan peracah) dan proses setting beton. Menurut tipe tanah yang harus baik, dan bila tanah yang ada untuk dudukan perancah kurang baik maka akan berakibat perlunya struktur pondasi khusus (luasan telapak yang lebar atau penggunaan pondasi dalam).

Metode Perancah Sistem Servis Crane


Keuntungan sistem servis crane adalah Produktivitas erection yang tinggi. Tidak terpengaruh kepada tipe tanah yang ada dibawah lantai jembatan (sebatas mampu dilewati untuk manuver alat berat).

Kerugian sistem servis crane adalah


Umumnya penggunaan alat berat seperti ini menuntut biaya tinggi mengingat biaya sewa crane dengan kapasitas angkat tinggi adalah relative mahal. Perlunya access road yang memadai untuk memobilisasi service crane.

Unika st. Thomas Medan

Page 36

Sandrotua Rumahombar 110310033

Metode Servis Crane Sistem Launching Truss

Keuntungan sistem launching truss adalah Tidak terpengaruh kepada kondisi dibawah lantai jembatan (katakanlah sepenuhnya sungai)

Kerugian sistem launching truss adalah


Umumnya penggunaan alat berat seperti ini juga menuntut biaya tinggi. Diperlukan system booking alat yang memadai mengingat tipe ini belum dimiliki banyak oleh sub kontraktor erection. Produktivitas relatif lebih rendah dibandingkan sistem service crane, dimana perlu waktu extra untuk erection truss dan sistem angkat dan menempatkan girder.

Metode Launching Truss Sistem Penggunaan Counter Weight dan Link Set

Untuk konstruksi jembatan rangka baja, maka sistem penggunaan alat angkat baik service crane yang mungkin diletakkan diatas ponton atau konvensional gantry adalah cara paling umum digunakan untuk mengangkat dan memasang batang per
Unika st. Thomas Medan Page 37

Sandrotua Rumahombar 110310033

batang baja di posisinya. Sistem counter weight akan diperlukan yang biasanya diambil dari konstruksi rangka baja yang belum dipasang ditambah dengan extra beban, agar erection dengan sistem cantilever dapat dilakukan. Penggunaan link set juga dapat dilakukan untuk menghubungkan satu span rangka yang sudah jadi sebagai konstruksi counter weight bagi konstruksi rangka di span selanjutnya. Untuk jelasnya lihat gambar-gambar dibawah ini.

Metode Counter Weight dan Link Set Sistem Launching Gantry

Untuk konstruksi jembatan dimana lantai jembatannya berupa struktur beton precast segmental-box, maka penggunaan alat launching gantry umumnya dapat digunakan, dimana sistem ini mempunyai kecepatan erection tinggi yang didukung sistem feeding segmental dari sisi belakang alat (tidak dari bawah karena pertimbangan lalu lintas, misalnya).

Metode Launcing Gantry Sistem Traveller atau Heavy Gantry

Sistem traveller umumnya digunakan untuk tipe jembatan balance box cantilever, khususnya untuk lantai jembatan dengan beton cor ditempat. Bila pada tipe jembatan tipe ini menggunakan beton precast box segmental, maka sistem alat angkat gantry harus digunakan.
Unika st. Thomas Medan Page 38

Sandrotua Rumahombar 110310033

Sistem kedua alat angkat ini juga digunakan untuk konstruksi jembatan kabel, khususnya untuk tipe cable stay, maka erection deck juga memanfaatkan struktur kabel sebagai tumpuan baru sebelum nantinya sistem traveler (bila beton adalah cast in place) atau heavy gantry (bila beton adalah precast) akan maju ke segmen berikutnya.

Metode Traveller atau Heavy Gantry

Metode Pemasangan Gelagar Pada Jembatan


Ada beberapa metode pemasangan gelagar pada jembatan : 1. 2. 3. 4. 5. Sistem Sistem Sistem Sistem Sistem Service Crane Launching Truss penggunaan Counterweight dan Link Set Launching Gantry Traveller atau Heavy Gantry

Unika st. Thomas Medan

Page 39

Sandrotua Rumahombar 110310033

Unika st. Thomas Medan

Page 40

Sandrotua Rumahombar 110310033

LAUNCHING GANTRY
Unika st. Thomas Medan Page 41

Sandrotua Rumahombar 110310033

1. Pertama, semua pilar jembatan ditempatkan di lokasi yang dijadikan sebagai penyokong launching gantry.

2. Baja pada launching gantry digerakkan dan mempunyai derek untuk penempatan beton.

3. Memindahkan segmental blok. Pemindahan segmental blok ke bangunan cukup mudah karena segmental blok dibuat dengan berat tertentu dan rata rata dalam ukuran kecil.Alat transport yang biasanya digunakan adalah truk yang digunakan untuk mengantar segmental blok melalui jalan atau menyeberangi bangunan jembatan yang hampir jadi.
Unika st. Thomas Medan Page 42

Sandrotua Rumahombar 110310033

4.Segmental blok selanjutnya diputar 90 derajat dari posisi semula dan di puncaknya diberi selang air. Selang air ini digunakan untuk menentukan apakah segmental blok berada di posisi yang benar.

5. Semua segmental blok diletakkan pada launching gantry setu per satu sampai rentangannya lengkap.

6. Salah satu sisi jembatan kemudian diberi tendon baja di segmental bloknya yang kemudian ditarik.

Unika st. Thomas Medan

Page 43

Sandrotua Rumahombar 110310033

7. Kabel kabel baja tadi kemudian diberikan semacam pemberat.Launching gantry kemudian dipindahkan ke sisi jembatan yang akan dibangun. Terakhir ujung dari tendon ditanam.

PERKERASAN JALAN
Page 44

Unika st. Thomas Medan

Sandrotua Rumahombar 110310033

PERKERASAN JALAN
Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan pengikat yang digunakan untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang dipakai : Batu belah Batu pecah Batu kali Hasil sampling peleburan baja Bahan ikat yang dipakai : Aspal Semen Tanah Liat Jenis Perkerasan Berdasarkan bahan ikat perkerasan jalan dikelompokkan atas : Perkerasan Lentur(flexible pavement) Adalah perkerasan yang menggunakan bahan ikat aspal, yang sifatnya lentur terutama pada saat panas.Aspal dan agregat ditebar dijalan pada suhu tinggi (sekitar 100 0C). Perkerasan lentur menyebarkan beban lalu lintas ketanah dasar yang dipadatkan melalui beberapa lapisan sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. Lapisan Lapisan Lapisan Lapisan permukaan (surface course) pondasi atas (Base Course) pondasi bawah (Subbase Course) tanah dasar (Subgrade)

Lapisan Permukaan Lapisan permukaan adalah bagian perkerasan jalan yang paling atas.Lapisan tersebut berfungsi sebagai berikut : Lapisan perkerasan penahan beban roda, yang mempunyai stabilitas tinggi untuk menahan roda selama masa pelayanan. Lapisan kedap air, yang mana air tidak meresap ke lapisan bawahnya dan melemahkan lapisan-lapisan lainnya. Sebagai lapisan aus,yang dapat aus karena langsung menerima gesekan akibat roda kendaraan. Lapisan penyalur beban ke lapisan yang berada dibawahnya Bahan-bahannya terdiri dari batu pecah, kerikil,dan stabilisasi tanah dengan semen atau kapur .Penggunaan bahan aspal diperlukan agar lapisan dapat bersifat kedap air dan memberikan bantuan tegangan tarik yang berarti mempertinggi daya dukung lapisan terhadap beban roda lalu lintas.
Unika st. Thomas Medan Page 45

a. b. c. d.

Sandrotua Rumahombar 110310033

Pemilihan bahan lapis permukaan perlu dipertimbangkan kegunaan,umur rencana,serta pentahapan konstruksi agar dicapai manfaat yang sebesar-besarnya dari biaya yang dikeluarkan. Lapisan Pondasi Atas Lapis pondasi adalah bagian lapis perkerasan yang terletak antara lapis permukaan dengan lapis pondasi bawah,Fungsi lapis pondasi atas adalah : 1. Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan menyebarkan beban ke lapisan dibawahnya. 2. Lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah. 3. Bantalan terhadap lapisan permukaan. Bahan untuk lapisan pondasi atas cukup kuat dan awet sehingga dapat menahan beban-beban roda. Sebelum menentukan suatu bahan untuk digunakan sebagai bahan pndasi hendaknya dilakukan penyelidikan dan pertimbangan sebaik-baiknya sehubungan dengan persyaratan teknis. Bermacam-macam bahan alam (CBR > 50, %,PI < 4 %) dpat digunakan sebagai bahan lapisan pondasi atas, antara lain batu merah,kerikil,dan stabilisasi tanah dengan semen atau batu kapur. Lapisan Pondasi Bawah Lapis pondasi bawah adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis pondasi dan tanah dasar.Fungsi lapis ini adalah : 1. Menyebarkan beban roda ke tanah dasar. 2. Efisiensi penggunaan material. Materi pondasi bawah lebih murah daripada lapisan diatasnya 3. Lapis peresapan agar air tanah tidak berkumpul dipondasi. Bahannya dari bermacam-macam bahan setempat (CBR>20%,PI<10%) yang relative jauh lebih baik dengan tanah dasar dapat digunakan sebagai bahan pondasi bawah. Campuran-campuran tanah setempat dengan kapur atau semen Portland dalam beberapa hal sangat dianjurkan agar didapat bantuan yang efektif terhadap kestabilan konstruksi perkerasan. Tanah Dasar Tanah dasar adalah permukaan tanah semula atau permukaan tanah galian atau permukaan tanah timbunan yang dipadatkan dan merupakan permukaan dasar untuk perletakan bagian-bagian perkerasan lainnya. Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan tergantung dari sifat-sifat daya dukung tanah dasar. Persoalan yang menyangkut tanah dasar adalah : Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) dari macam tanah tertentu akibat beban lalulintas. Sifat kembang susut dari tanah tertentu akibat perubahan kadar air. Daya dukung tanah yang tidak merata, sukar ditentukan secara pasti ragam tanah yang sangat berbeda sifat dan kelembabannya. Lendutan atau lendutan balik
Unika st. Thomas Medan Page 46

a. b. c. d.

Sandrotua Rumahombar 110310033

Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)


Adalah perkerasan yang menggunakan bahan ikat aspal, yang sifatnya kaku. Perkerasan kaku berupa plat beton dengan atau tanpa tulangan diatas tanah dasar dengan atau tanpa pondasi bawah. Beban lalu lintas diteruskan keatas plat beton.Perkerasan kaku bisa dikelompokkan atas:

Perkerasan kaku semen yang terbuat dari beton semen baik yang bertulang ataupun tanpa tulangan Perkerasan kaku komposit yang terbuat dari komposit sehingga lebih kuat dari perkerasan semen, sehingga baik untuk digunakan pada landasan pesawat udara di Bandara.

1. a. b. c. d. 2.

Lapis pondasi bawah memberikan sumbangan yang besar terhadap daya dukung perkerasan terutama didapat dari pelat beton. Hal tersebut disebabkan oleh sifat pelat beton yang cukup kaku sehingga dapat menyebarkan beban pada bidang yang luas dan menghasilkan tegangan yang rendah pada lapisan-lapisan dibawahnya. Jenis-jenis perkerasan kaku antara lain : Perkerasan beton semen. Yaitu perkerasan kaku dengan beton semen sebagai lapis aus. Terdapat empat jenis perkersan beton semen : Perkerasan beton semen bersambung tanpa tulang Perkerasan beton semen bersambung dengan tulang Perkerasan beton semen bersambung menerus dengan tulang Perkerasan beton semen pra tekan Perkerasan Komposit. Yaitu perkerasan kaku dengan pelat neton semen sebagai lapis pondasi dan aspal beton sebagai lapis permukaan.Perkerasan kaku ini sering digunakan sebagai runway lapangan terbang.

Bahan Penyusun Jalan 1.Aspal Aspal merupakan senyawa hydrogen (H) dan carbon (C) yang terdiri dari parafins,naphtene dan aromatics. Bahan-bahan tersebut membentuk kelompokkelompok yang disebut : a.Asphaltenese kelompok ini membentuk butiran halus , berdasarkan aromatic/benzene structure serta mempunyai berat molekul tinggi. b. Oils
Unika st. Thomas Medan Page 47

Sandrotua Rumahombar 110310033

Kelompok ini berbentuk cairan yang melarutkan asphaltenese, tersusun dari paraffins (waxy), cyclo paraffins(wax-free), dan aromatics serta mempunyai berat molekul rendah. c. Resins Kelompok ini berbentuk cairan yang menyelubungi asphaltenese dan mempunyai berat molekul sedang, Selanjutnya gabungan oils dan resins sering juga disebut maltenese. Proses terjadinya : Di daerah yang mengandung minyak bumi (beserta aspal) terjadi gerakan kulit bumi. Gerakan kulit bumi ini dapat menyebabkan terjadinya penurunan dan retak-retak pada kulit bumi.Adanya tekanan didalam kulit bumi, menyebabkan minyak bumi keluar.Jika tekanan cukup kuat,minyak bumi dapat keluar bersama aspal yang keluar melalui retak-retak pada kulit bumi, sehingga aspalnya tertinggal didalam batuan yang dilewatinya. Pada Pulau Buton ini, dalam perjalanannya , minyak bumi keluar melalui batuan yang porous, sehingga minyak bumi bersama aspal akan meresap kelapisan batuan yang porous dan terjadilah rock asphalt.Mengingat proses terjadinya batu aspal ini, maka kadar bitumen yang ada dalam batu aspal tidak merata, dan ini terbukti bahwa pada suatu daerah kadar bitumennya sangat sedikit sedang pada daerah yang lain kadar bitumen yang didapat sangat tinggi.

2.Agregat Agregat merupakan campuran dari pasir,gravel,batu pecah,atau material lain dari bahan mineral alami atau buatan. Agregat merupakan bagian terbesar dari campuran aspal.Material agregat yang digunakan untuk konstruksi perkerasan jalan utamanya untuk menahan beban lalu lintas. Agregat dari bahan batuan pada umumnya masih diolah lagi dengan mesin pemecah batu (stone crusher) sehingga didapatkan ukuran sebagaimana dikehendaki dalam campuran. Agar dapat digunakan sebagai campuran aspal, agregat harus lolos dari berbagai uji yang telah ditetapkan. Secara umum agregat sebagai bahan jalan harus memiliki beberapa persyaratan : 1.Tahan lama 2. Kuat,keras,ulet Berdasarkan asalnya agregat dapat digolongkan kedalam 3 kategori : 1. Agregat dari batuan beku (volcanic rock): agregat ini terjadi akibat pendinginan dan pembekuan dari bahan-bahan yang meleleh akibat panas (magma bumi). Agregat ini digolongkan dalam 2 jenis pokok: a. Agregat dari batuan ekstrusif: terjadinya akibat dilempar ke udara dan mendingin secara cepat. Jenis pokoknya: pyolite, andesite dan basalt. Sifat utamanya: berbutir halus, keras dan cenderung rapuh. b. Agregat dari batuan intrusif:
Unika st. Thomas Medan Page 48

Sandrotua Rumahombar 110310033

terjadinya akibat batuan yang mendingin secara lambat dan diperoleh sebagai singkapan. Jenis pokoknya: granit, diorit dan gabro. Sifat utamanya: berbutir kasar, keras dan kaku. 2. Agregat dari batuan endapan (sedimentary rock): agregat terjadi dari hasil endapan halus dari hasil pelapukan batuan bebas, tumbuhtumbuhan, binatang. Dengan mengalami proses pelekatan dan penekanan oleh alam maka menjadi agregat/batuan endapan. Jenis agregat dari batuan endapan antara lain: batuan kapur, batuan silika dan batuan pasir.

3.

Agregat dari batuan methamorphik: agregat terjadi dari hasil modifikasi oleh alam (perubahan fisik dan kimia dari batuan endapan dan beku sebagai hasil dari tekanan yang kuat, akibat gesekan bumi dan panas yang berlebihan). Sebagai contoh: batuan kapur menjadi marmer dan batuan pasir menjadi kwarsa.

Jenis Batuan Ada tiga jenis batuan alami,yaitu :batuan beku,batuan sedimen dan batuan metamorf.Untuk pekerjaan jalan,karena alas an teknis,umumnya yang digunakan adalah batuan beku walaupun tidak menutup kemungkinan dipakai batuan lainnya.Dimana batuan beku itu sendiri dikelompokkan menjadi tiga,yaitu : 1. Plutonic (p),dengan ciri berkristal kasar,keras/hard, dan ulet/tough. 2. Hypabisal (h), dengan ciri berkristal sedang dan kurang tahan terhadap abrasi. 3. Vulcanic (v), dengan cirri berkristal halus dan pada umumnya cenderung mempunyai kekuatan yang rendah.

Unika st. Thomas Medan

Page 49

Anda mungkin juga menyukai