Anda di halaman 1dari 7

PENGUKURAN DCP

(DYNAMIC CONE PENETRATION)


1.1 DASAR TEORI

Salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui stratifikasi lapisan tanah dan
kapasitas dukung lapisan sub-permukaan tanah adalah Metode Dynamic Cone
Penetrometer (DCP) dan California Bearing Ratio (CBR).DCP atau Dynamic Cone
Penetration adalah alat yang digunakan untuk mengukur daya dukung tanah dasar jalan
langsung di tempat. Daya dukung tanah dasar tersebut diperhitungkan berdasarkan
pengolahan atas hasil test DCP yang dilakukan dengan cara mengukur berapa dalam
(mm) ujung konus masuk ke dalam tanah dasar tersebut setelah mendapat tumbukan
palu geser pada landasan batang utamanya. Korelasi antara banyaknya tumbukan dan
penetrasi ujung conus dari alat DCP ke dalam tanah akan memberikan gambaran
kekuatan tanah dasar pada titik-titik tertentu. Makin dalam konus yang masuk untuk
setiap tumbukan artinya makin lunak tanah dasar tersebut. Pengujian dengan
menggunakan alat DCP akan menghasilkan data yang setelah diolah akan menghasilkan
CBR lapangan tanah dasar pada titik yang ditinjau.
Kekuatan tanah dasar memegang peranan penting dalam mendukung suatu
konstruksi seperti; jalan, bangunan gedung , jembatan dan sebagainya. Khusus untuk
perencanaan jalan raya kekuatan tanah dasar ditandai dengan meningkatnya nilai
California Bearing Ratio (CBR) dari tanah tersebut. Untuk mendapatkan nilai CBR dari
tanah dasar tersebut dapat digunakan alat Dinamic Cone Penetration (DCP), yaitu alat
yang digunakan untuk mengevaluasi nilai California Bearing Ratio (CBR) pada
pekerjaan konstruksi jalan.
Pengujian cara dinamis ini dikembangkan oleh TRL (Transport and Road
Research Laboratory), Crowthorne, Inggris dan mulai diperkenalkan di Indonesia sejak
tahun 1985 / 1986. Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan nilai CBR (California
Bearing Ratio) tanah dasar, timbunan, dan atau suatu sistem perkerasan. Pengujian ini
akan memberikan data kekuatan tanah sampai kedalaman kurang lebih 70 cm di bawah
permukaan lapisan tanah yang ada atau permukaan tanah dasar. Pengujian ini dilakukan
dengan mencatat data masuknya konus yang tertentu dimensi dan sudutnya, ke dalam
tanah untuk setiap pukulan dari palu/hammer yang berat dan tinggi jatuh tertentu pula.
Pengujian dilaksanakan dengan mencatat jumlah pukulan (blow) dan penetrasi
dari konus (kerucut logam) yang tertanam pada tanah/lapisan pondasi karena pengaruh
penumbuk kemudian dengan menggunakan grafik dan rumus, pembacaan penetrometer
diubah menjadi pembacaan yang setara dengan nilai CBR.

1.2 Tujuan Praktikum


Mendapatkan nilai CBR asli di lapangan pada kedalaman tertentu, sesuai dengan
kondisi tanah dasarsaat itu dan digunakan untuk perencanaan tebal lapis perkerasan.

1.3 Alat dan Bahan yang Digunakan


1. Satu set alat DCP yang terdiri dari:
a. Pemegang, digunakan untuk memegang alat DCP agar alat DCP tetap tegak.
b. Alat penumbuk, untuk penumbuk alat DCP agar konus yang dipasang turun
kebawah.
c. Batang bagian atas, untuk mengarahkan palu yang mempunyai diameter 16 mm
dan tinggi jatuh sebesar 575 mm.
d. Penahan palu.
e. Penyambung batang, untuk menyambungkan batang bawah dengan batang
penyambung.
f. Batang bawah.
g. Mistar skala penetrasi, untuk meengukur kedalaman tanah sepanjang 1 m.
h. Konus, untuk mengetahui kekerasan tanah terbuat dari baja keras berbentuk
kerucut di bagian ujung, diameter 20 mm, sudut 60° atau 30°.
2. Tang.
Fungsi : untuk mengunci atau membuka alat DCP seperti Konus.
3. Kunci Inggris.
Fungsi : untk mengunci alat DCP seperti konus.
1.4 Prosedur Praktikum

1. Pilih titik pengujian yang akan dilakukan pengujian. Ambil dua sampel yaitu titik 1
dan titik 2, jarak antar titik 1 dan 2 yaitu 20 cm.
2. Letakkan alat pada posisi titik pengujian secara vertikal tegak lurus terhadap
permukaan tanah.
3. Atur batang berskala sehingga menunjukkan angka 0 (nol) dan catat dalam
centimeter.
4. Naikkan palu geser sampai menyentuh bagian bawah pegangan, lalu lepaskan
sehingga palu jatuh secara bebas menumbuk landasan penumbukan.
5. Catat jumlah pukulan dan kedalaman penetrasinya kedalam formulir percobaan.
6. Hentikan pengujian jika kedalaman penetrasi mencapai 100 cm.
7. Cabut batang dan konus yang telah masuk kedalam tanah dengan cara menumbuk
palu geser ke atas hingga menyentuh pelat atas pemegang alat.
PENGUKURAN CROSS SECTION
2.1 DasarTeori

Pengukuran ini adalah irisan arah melintang daripengukuran memanjang dan


biasanya digunakan dalam pengukuran jalan raya, saluran, irigasi, ataujalan kereta api,
dll.Untuk pengukuran profil alat diletakkan di satu titik untuk mengukur beberapa titik – titik
pada satu tampang profil yang menunjukkan Tinggi – rendah permukaan.

Pada Cross Section, bagian jalan yang diukur meliputi: drainase, pinggirdrainase,
bahujalan, trotoar, dantengahjalan. Pengukuran dilakukan terhadap kedua sisi jalan, yaitu
jalan bagian kiri dan jalan bagian kanan

2.2 Tujuan Praktikum


Tujuandaripraktikuminiadalah :
˗ Agar mahasiswadapatmelakukanpraktikum cross section denganbenar
˗ Agar mahasiswadapatmemahamilangkah-langkahmelakukanpraktikum cross section

2.3Alat yang Digunakan


Alat yang digunakanpadapraktikuminiadalahsebagaiberikut :
1. Rambuukur
2. Waterpass (sipatdatar)
3. Meteran
4. Payung

2.4 Prosedur Praktikum

Berikut adalah langkah-langkah melakukan praktikum Cross Section menggunakan


waterpass:
1. Dirikan alat diantara atau ditengah titik (STA) yang akandiukur.
2. Letakkan rambu ukur pada daerah yang akan diukur, seperti : drainase
3. Setelah rambu ukur dipasang, bidiklah rambu ukur yang ada di drainase dengan
menggunakan waterpass.
4. Kemudian baca benang tengahnya, dan catat hasilnya.
5. Lakukanlah langkah 2-4 pada setiap bagian jalan yang akan diukur, seperti: pinggir
drainase, trotoar, dan tengah jalan.
6. Lakukanlah pengukuran pada sisi kanan dan sisi kiri jalan.
7. Dan lakukanlah pengukuran sesuai dengan langkah diatas hingga titik (STA) yang
telah ditentukan.
8. Dan lakukanlah pengukuran ketinggian waterpass menggunakan meteran.

Berikut adalah langkah-langkah melakukan pengukuran lebar jalan pada praktikum Cross
Section :
1. Siapkan meteran yang akan digunakan untuk pengukuran.
2. Ukurlah bagian jalan sebelah kanan dan juga kiri yang meliputi: pengukuran lebar
drainase, lebar pinggir drainase ,lebar bahu jalan, lebar trotoar, dan lebar jalan.
3. Kemudian catatlah hasil pengukuran tersebut.
4. Lakukanlahpengukuransampaipadatitik (STA) yang telahditentukan.
PENGUKURAN LONG SECTION

3.1 DasarTeori

Misalkan jarak yang akan kita ukur terlalu jauh jaraknya, maka dilakukan pengukuran
berantai, yang artinya sendiri adalah berkelanjutan. Dengan cara membagi menja dibeberapa
titik seperti A, B ,C ,D, E ,F ,dsb. Selanjutnya dengan jarak antara dua titik tersebut tidak
terlalu dekat dan juga jangan terlalu jauh.
Pengukuran diatas dilakukan satu kali saja atau disebu tdengan pengukuran
pergi.Sedangkan untuk mendapatkan ketelitian harus dilakukan pengukuran dari titik terakhir
kembali ketitik semula atau disebut pengukuran pulang.Dapat pula dilakukan berkali – kali
untuk mendapatkan ketelitian yang maksimal.

3.2 Tujuan Praktikum


Tujuandaripraktikuminiadalah :
˗ Agar mahasiswa dapat melakukan praktikum long section dengan benar
˗ Agar mahasiswa dapat memahami langkah-langkah melakukan praktikum long section

3.3 Alat yang Digunakan


Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Rambuukur
2. Theodolite
3. Meteran
4. Payung

2.4 Prosedur Praktikum


Berikut adalah langkah-langkah melakukan praktikum Long Section menggunakan
Theodolite:
1. Dirikan alat diantara atau ditengah titik (STA) yang akan diukur.
2. Letakkan rambu ukur pada daerah yang akan diukur.
3. Setelah rambu ukur dipasang, bidiklah rambu ukur tersebut dengan menggunakan
theodolite.
4. Kemudian baca benang tengahnya, dan catat hasilnya.
5. Lakukanlahpengukuransesuaidenganlangkahdiatashinggatitik (STA) yang
telahditentukan.
6. Dan lakukanlahpengukuranketinggianTheodolitemenggunakanmeteran.
Gambar Kerja long section

Anda mungkin juga menyukai