Pendahuluan
Dengan adanya insfrastruktur jalan bebas hambatan atau jalan tol maka
mendukung suatu negara dalam memudahkan aktivitas dari berbagai aspek. Jalan Tol
Trans Sumatra adalah jaringan jalan tol sepanjang 2.818 km di Indonesia yang
direncanakan menghubungkan kota-kota di pulau Sumatra, dari Lampung hingga Aceh.
Panjang ruas tol di Indonesia baru 688 Km atau 20 persen dari rencana 6.000 Km
jaringan tol se - nusantara. Hal ini jauh tertinggal dari negara-negara Asia yang
berekonomi maju. Pembangunan jalan tol trans-Jawa sepanjang 652 kilometer dari
Cikampek, Jawa Barat, sampai Surabaya, Jawa Timur, dianggap kunci
perkembangan ekonomi di Pulau Jawa, khususnya sektor industri. Pada saat ini
proyek yang terealisasi di Pulau Sumatera yaitu 241,388 Km dan yang sedang dalam
tahap konstruksi yaitu 200,421 Km sedangkan di Pulau Jawa panjang jalan tol yang sudah
dibangun 1.167 Km dari Jakarta sampai Banyuwangi, Jawa Timur. Berdasarkan data
tersebut, dapat ditinjau bahwa pembangunan yang belum merata di wilayah Indonesia.
LATAR BELAKANG
Jalan tol trans jawa memang menjadi salah satu faktor keberhasilan Pulau Jawa
dalam memacu ekonominya, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan
ekonomi Indonesia sepanjang 2019 sebesar 5,02% secara spasial masih didominasi oleh
dua pulau penyumbang ekonomi terbesar, yakni Pulau Jawa dan Sumatera. Pulau Jawa
berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar 59% atau
mengalami pertumbuhan sebesar 5,52% di 2019. Untuk Pulau Jawa, terbesarnya adalah
DKI Jakarta, sumbangannya sendiri sudah 29,94%, Jawa Timur dan Jawa Barat. Oleh
karena itu, Pulau Jawa berkontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Perkembangan moda transportasi darat yang diikuti pembangunan
jalan tol mulai dari pemerintahan presiden Soeharto hingga presiden Jokowi
telah memberikan pengaruh besar dalam distribusi bahan baku dan produk
industri. Selain itu dengan adanya jalan tol menciptakan pusat – pusat ekonomi
baru yang terdapat di Rest Area serta disekitar bangunan jalan tol tersebut.
Disamping itu juga, terdapat masalah baru yaitu berkurangnya lahan pertanian
akibat dijadikan lahan kontruksi jalan tol dan pembangunan perumahan di area
pinggir tol, berkurangnya resapan air tanah sehingga menyulitkan warga untuk
mendapatkan air bersih ketika musim kemarau dan membatasi akses
masyarakat dalam melakukan kegiatan sosial sehingga diperlukan sarana dan
prasarana untuk menunjang kegiatan masyarakat.
Bab II
Dampak Jalan Tol Trans Sumatera untuk Indonesia