Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH PEMBANGUNAN JALAN TOL TRANS SUMATERA TERHADAP

SOSIAL EKONOMI SERTA DAMPAKNYA PADA KESEJAHTERAAN


MASYARAKAT

Oleh :

Muhammad Nuzulul Amri (1705131026)

Astri Darlianti (1705171056)

Husnul Hafizah Siregar (1705131029)

Abstrak

Berdasarkan hasil dari data – data ekonomi dan sosial yang telah kami dapat,
Bab 1
Pendahuluan

Pembangunan infrastruktur adalah salah satu indikator untuk mengetahui sejauh


mana majunya perekonomian suatu negara. Menurut Kodoatie (2005), infrastruktur
merupakan sistem yang dapat mendukung sistem sosial dan ekonomi yang secara
sekaligus menjadi penghubung sistem lingkungan, yang mana sistem ini dapat digunakan
sebagai dasar dalam mengambil kebijakan. Dengan adanya insfrastruktur jalan bebas
hambatan atau jalan tol, maka akan mendukung suatu negara dalam memudahkan
aktivitas dari berbagai aspek.

Pulau Sumatera memiliki luas sekitar 443.065,8 km2 dan salah satu pulau terbesar
di Indonesia dengan perkembangan ekonomi terpesat kedua setelah pulau jawa. Kegiatan
ekonominya didukung oleh potensi sumber daya alam yang melimpah dan lokasi yang
sangat strategis, serta potensi wilayah yang sudah terkenal yaitu kelapa sawit, tembakau,
minyak bumi, timah, bauksit, batu bara, dan gas alam. Hal ini menjadi daya tarik para
investor baik lokal maupun mancanegara untuk menanam modal. Pulau ini terletak di
ujung barat wilayah kesatuan Indonesia yang berbatasan dengan Selat Malaka, Selat
Sunda, dan Samudera Hindia. Pulau Sumatera memiliki akses yang sangat baik sehingga
menjadi gerbang utama Indonesia di bagian barat. Sumber daya alam yang terkandung di
dalamnya memiliki nilai ekonomi tinggi sehingga sangat cocok untuk pengembangan
sektor perindustrian dan perdagangan serta kegiatan ekonomi berskala kecil seperti
UMKM yang menyokong perekonomian masyarakat lokal. Akan tetapi, apabila potensi
daerah tersebut tidak didukung sarana dan prasarana yang memadai maka perkembangan
akan tidak maksimal.

Dalam mendukung kegiatan tersebut, maka pemerintah harus menyediakan


infrastruktur yang memadai guna kelancaran perekonomian. Salah satu bagian
infrastruktur tersebut ialah jalan bebas hambatan atau jalan tol. Jalan Tol Trans Sumatra
adalah jaringan jalan tol sepanjang 2.818 km di Indonesia yang direncanakan
menghubungkan kota-kota di pulau Sumatra, dari Lampung hingga Aceh. Pada saat ini
proyek yang terealisasi di Pulau Sumatera yaitu 241,388 km dan yang sedang dalam
tahap konstruksi yaitu 200,421 km sedangkan di Pulau Jawa panjang jalan tol yang sudah
dibangun 1.167 km dari Jakarta sampai Banyuwangi, Jawa Timur. Berdasarkan data
tersebut, dapat ditinjau bahwa pembangunan yang belum merata di wilayah Indonesia.
Upaya meratakan pembangunan infrastruktur di Indonesia, pemerintah
memutuskan untuk memulai upaya pembangunan jalan tol trans Sumatera yang dibangun
di atas 13 ruas prioritas yang telah resmi ditetapkan pemerintah (per September 2016),
yakni Aceh (sepanjang 345 km), Aceh-Sumatera Utara (110 km), Sumatera Utara (424,62
km), Sumatera Utara-Riau (175 km), Kepulauan Riau (25 km), Riau (306,48 km), Jambi-
Riau (190 km), Riau-Sumatera Barat (240 km), Sumatera Barat-Bengkulu (95,80 km),
Sumatera Selatan-Jambi (191 km), Sumatera Selatan (325,5 km), Sumatera Selatan-
Lampung (111,9 km), Lampung (330,14 km). Dengan anggaran proyek yang berstatus
tahap konstruksi dan mulai beroperasi menurut perhitungan KPPIP pada tahun 2019
sebesar 206,4 triliun rupiah untuk lokasi sumatera utara, sumatera barat, riau, sumatera
selatan dan lampung. Saat ini di pulau Sumatera seperti Aceh, Kepulauan Riau dan Jambi
dalam tahap sosialisasi dan tahap uji kelayakan, dimana proyek tersebut akan ditargetkan
rampung pada tahun 2024.

LATAR BELAKANG

Pembangunan ekonomi memiliki artian yang luas yaitu bukan untuk


meningkatkan GNP pertahun, melainkan memiliki sifat multidimensi yang mencakup
tidak hanya satu aspek yaitu ekonomi saja melainkan aspek dalam masyarakat juga.
Sehingga pembangunan ekonomi merupakan segala aktivitas kegiatan yang dilakukan
suatu negara dalam mengembangkan kegiatan ekonomi serta taraf hidup masyarakatnya.
Pengembangan ekonomi dan pembangunan infrastruktur memiliki hubungan yang
berkaitan sehingga muncul efek saling timbal balik.

Menurut Pengamat Kebijakan Publik Faisal Baasir, dalam melihat kondisi saat
ini maka potensi industri jalan tol masih menjanjikan untuk lebih dikembangkan sesuai
dengan perkembangan tingkat perekonomian bangsa Indonesia. Sedangkan Analis
Ekonomi UI Avilliani mengatakan bahwa pembangunan infrastruktur melalui industri
jalan tol akan berdampak pada pembangunan ekonomi. Oleh karena itu menurutnya
sebelum satu daerah berkeinginan membangun jalan tol maka yang paling penting adalah
aktivitas ekonomi di daerah tersebut harus ditingkatkan agar bisa memberikan kontribusi
terhadap proyek jalan tol tersebut agar tidak rugi.

Dalam teorinya, infrastruktur sangat menunjang pertumbuhan ekonomi dan sosial


suatu negara. Namun apabila pembangunan tersebut tidak memperhatikan aspek-aspek
kehidupan masyarakat seperti pelaku usaha kecil (UMKM) yang ada di daerah tersebut,
maka dikhawatirkan munculnya ketimpangan sosial disaat proyek infrastruktur tersebut
sudah dioperasikan sebagaimana mestinya.

BELAJAR DARI KEBERADAAN JALAN TOL TRANS JAWA

Jalan tol trans jawa memang menjadi salah satu faktor keberhasilan Pulau Jawa
dalam memacu ekonominya, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan
ekonomi Indonesia sepanjang 2019 sebesar 5,02% secara spasial masih didominasi oleh
dua pulau penyumbang ekonomi terbesar, yakni Pulau Jawa dan Sumatera. Pulau Jawa
berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar 59% atau
mengalami pertumbuhan sebesar 5,52% di 2019. Untuk Pulau Jawa, terbesarnya adalah
DKI Jakarta, sumbangannya sendiri sudah 29,94%, Jawa Timur dan Jawa Barat. Oleh
karena itu, Pulau Jawa berkontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Perkembangan transportasi darat yang diikuti pembangunan jalan tol


mulai dari pemerintahan presiden Soeharto hingga presiden Jokowi telah
memberikan pengaruh besar dalam distribusi bahan baku dan produk industri.
Adanya jalan tol juga menciptakan pusat – pusat ekonomi baru yang dapat
meningkatkan angka perekonomian bangsa Indonesia. Namun disamping hal
tersebut, terdapat dampak negatif yang dirasakan masyarakat yaitu
berkurangnya lahan pertanian akibat dijadikan lahan kontruksi jalan tol dan
pembangunan perumahan di area pinggir tol, berkurangnya resapan air tanah
sehingga menyulitkan masyarakat untuk mendapatkan air bersih ketika musim
kemarau dan membatasi akses masyarakat dalam melakukan kegiatan sosial
sehingga diperlukan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan
masyarakat.

DAMPAK JALAN TOL TRANS SUMATERA UNTUK INDONESIA

Dampak Ekonomi
Menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, dampak merupakan
pengaruh yang dapat timbul karena suatu akibat (baik positif atau negatif). Secara
ekonomi makna dampak yaitu pengaruh suatu pelaksanaan terhadap kondisi
perekonomian di suatu negara. Adanya pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera atau
JTTS sudah dipertimbangkan oleh pemerintah bahwa Pulau Sumatera merupakan
penyumbang ekonomi terbesar kedua setelah Pulau Jawa yang disebabkan oleh potensi
sumber daya alam yang melimpah sehingga menjadi tujuan pebisnis serta pariwisata
baik secara lokal maupun mancanegara. Oleh karena itu, pembangunan ini dirasa tepat
guna dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan wisata.

Pembangunan JTTS diharapkan dapat mempercepat arus distribusi barang dan


jasa antar kota di Sumatera sehingga dapat menekan biaya logistik yang di tinggi di
Indonesia. Kamar Dagang dan Industri (KADIN) mengungkapkan bahwa biaya logistik
Indonesia dinilai paling tinggi di Asia yaitu mencapai 24% dari total produk domestik
bruto (PDB) atau senilai Rp 1.820 triliun pertahun yang terbagi atas biaya penyimpanan
(Rp 546 triliun), biaya transportasi (Rp 1.092 triliun), dan biaya administrasi (Rp 182
triliun). Berdasarkan data tersebut dapat ditinjau bahwa biaya transportasi lebih
mendominasi dibanding yang lainnya karena disebabkan belum terbentuknya
konektivitas antara satu lokasi dengan yang lainnya serta infrastruktur yang belum
memadai. Upaya penanganan hal tersebut maka pemerintah melakukan pembenahan di
sejumlah aturan dan pembangunan infrastruktur pendukung.

Data pertumbuhan setiap provinsi menurut Badan Pusat Statistika (BPS) tahun 2018
antara lain :
1. Aceh dengan pertumbuhan ekonomi rata – ratanya sebesar 4,36 % dimana
pertumbuhan paling tinggi di daerah tersebut yaitu 9,6 % dan yang terendah 3,04 %.
2. Sumatera Utara dengan pertumbuhan ekonomi rata – ratanya sebesar 5,16 % dimana
pertumbuhan paling tinggi di daerah tersebut yaitu 6,03 % dan yang terendah 4,35 %.
3. Sumatera Barat dengan pertumbuhan ekonomi rata – ratanya sebesar 5,42 % dimana
pertumbuhan paling tinggi di daerah tersebut yaitu 6,09 % dan yang terendah 4,92 %.
4. Riau dengan pertumbuhan ekonomi rata – ratanya sebesar 2,96 % dimana
pertumbuhan paling tinggi di daerah tersebut yaitu 5,39 % dan yang terendah -1,62 %
yang diakibatkan oleh kontraksi ekonomi.
5. Jambi dengan pertumbuhan ekonomi rata – ratanya sebesar 5,09 % dimana
pertumbuhan paling tinggi di daerah tersebut yaitu 5,89 % dan yang terendah 3,13 %.
6. Sumatera Selatan dengan pertumbuhan ekonomi rata – ratanya sebesar 5,197 %
dimana pertumbuhan paling tinggi di daerah tersebut yaitu 8,65 % dan yang terendah
3,23 %.
7. Bengkulu dengan pertumbuhan ekonomi rata – ratanya sebesar 4,996 % dimana
pertumbuhan paling tinggi di daerah tersebut yaitu 4,48 % dan yang terendah 4,8 %.
8. Lampung dengan pertumbuhan ekonomi rata – ratanya sebesar 5,25 % dimana
pertumbuhan paling tinggi di daerah tersebut yaitu 6,21 % dan yang terendah 3,78 %.
9. Bangka Belitung dengan pertumbuhan ekonomi rata – ratanya sebesar 4,63 % dimana
pertumbuhan paling tinggi di daerah tersebut yaitu 5,36 % dan yang terendah 3,41 %.
10. Kepulauan Riau dengan pertumbuhan ekonomi rata – ratanya sebesar 2,29 % dimana
pertumbuhan paling tinggi di daerah tersebut yaitu 5,02 % dan yang terendah -8,21 %
yang diakibatkan oleh kontraksi ekonomi.

TABEL 1. DAFTAR PERTUMBUHAN EKONOMI DI PULAU SUMATERA

Rata –
No Nama Provinsi Pertumbuhan tertinggi Pertumbuhan terendah
rata
1 Aceh 4,36 % 9,6 % 3,04 %
2 Sumatera Utara 5,16 % 6,03 % 4,35 %
3 Sumatera Barat 5 42 % 6,09 % 4,92 %
4 Riau 2,96 % 5,39 % -1.62%
5 Jambi 5,09 % 5,89 % 3,13 %
6 Sumatera Selatan 5, 197 % 8,65 % 3,23 %
7 Bengkulu 4, 996 % 4,48 % 4,8 %
8 Lampung 5,25 % 6,21 % 3,78 %
9 Bangka Belitung 4,63 % 5,36 % 3,41 %
10 Kepulauan Riau 2,29 % 5,02 % -8.21%
Berdasarkan data – data tersebut didapatkan rata – rata pertumbuhan ekonomi di
Pulau Sumatera sebesar 4, 54 % pada tahun 2018 dibandingkan dengan tahun 2019
sebesar 4,57 %.

Berdasarkan Target pertumbuhan ekonomi indonesia RPJMN 2020-2024


menargetkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 5,4% (target rendah) hingga 6,0 %
(target tinggi).
Berdasarkan data tersebut dapat ditinjau bahwa perekonomian di Pulau Sumatera
belum memenuhi target pemerintah di angka 5,2 % sampai 6,0 %, sehingga pemerintah
menggalakkan pembangunan infrastruktur di bidang jalan bebas hambatan atau jalan tol
yang dapat mendukung kegiatan distribusi, pemasaran serta pariwisata guna
meningkatkan perekonomian negara. Menurut BPS, penyumbang ekonomi di Indonesia
yang mendominasi yakni Pulau Jawa dan Sumatera, dimana Sumatera menyumbang
21,32% pada tahun 2019. Oleh karena itu, perlu diambil kebijakan pemerintah yang
dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut sehingga dapat
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional salah satunya adalah kebijakan
membangun Jalan Tol Trans Sumatera. Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera dirasa
tepat dikarenakan luas Pulau Sumatera yaitu 443.065,8 km2 sehingga diperlukan suatu
akses yang dapat menghubungkan kota – kota strategis yang ada di pulau tersebut. Pada
akhirnya tercipta transportasi dan distribusi yang efektif dan efisien dalam upaya
optimalisasi pertumbuhan ekonomi.

Dampak Sosial
Menurut Kingslay Davis (dalm Djazifah, 2012:5) perubahan sosial merupakan
perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Perubahan
yang terjadi pada manusia maupun masyarakat yang diakibatkan karena adanya
aktifitas pembangunan disebut sebagai dampak sosial (Sudharto,1995). Adapun
dampak sosial yang muncul disebabkan oleh adanya aktifitas seperti: program,
proyek ataupun kebijaksanaan yang di terapkan pada masyarakat. Hal ini tentu dapat
memberikan pengaruh pada keseimbangan sistem masyarakat baik pengaruh positif
maupun pengaruh negatif.

Dengan adanya pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera maka akan terjadi
perubahan kondisi sosial masyarakat. Pemerintah akan berhadapan dengan
masyarakat pemilik lahan yang dijadikan tempat pembangunan jalan tol tersebut. Hal
ini mengharuskan pemerintah melakukan pembebasan lahan milik masyarakat yang
terkena dampak pembangunan jalan tol, sehingga tidak menutup kemungkinan
terjadinya potensi konflik bagi mereka yang lahannya dialih fungsikan.

Meninjau dari pembangunan jalan tol trans jawa yang sudah memulai program
tersebut, pembangunan tol ternyata memberikan dampak yang tidak hanya di bidang
ekonomi tetapi juga mempengaruhi sosial masyarakat, terutama mereka yang
lahannya dialih fungsikan sebagai jalan tol. Menurut penelitian yang dilakukan oleh
UNESA pada tahun 2013 mengenai Dampak Pembangunan Jalan Tol Gempol-
Pandaan terhadap Kondisi Sosial Eonomi Penduduk di Desa Wonokoyo Kecamatan
Beji Kabupaten Pasuruan. (Zarina)
Berdasarkan penelitian tersebut, dimana dalam penelitian itu digunakan metode
kualitatif yang sumber datanya adalah data primer dan data sekunder. Hasil
penelitian itu didapatkan data sebagai berikut.
Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa lahan yang dibebaskan sebagian besar berupa
lahan pertanian, yaitu seluas 9,799 ha atau sebesar 70, 72% yang mana dalam 1 tahun
mampu memproduksi kurang lebih 68,593 ton beras, sedangkan lahan yang berupa
tegalan dibebaskan seluas 0,579 ha atau sebesar 4,18% dengan produktivitas terbesar
berupa pisang yaitu sebanyak 1299 tandan. Untuk lahan permukiman yang dibebaskan
seluas 3,108 ha atau sebesar 22,43%, produktifitas terbesarnya juga berupa pisang yaitu
sebanyak 171 tandan. Sedangkan lahan yang berupa fasilitas umum dibebaskan seluas
0,369 ha atau sebesar 2,66%.
Kemudian dilakukan responsi terhadap masyarakat di Desa Wonokoyo kecamatan
Beji Kabupaten Pasuruan dengan variabel yang berbeda.
Berdasarkan hasil responsi masyarakat, didapatkan bahwa terjadi tren yang menurun
dari setiap variabel yang diberikan oleh peneliti mengenai dampak pembangunan jalan tol
sebelum dan sesudah dibangun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa proyek jalan tol trans
jawa memberikan pengaruh yang besar terhadap kehidupan sosial masyarakat.
Selain dari kasus tersebut, kami juga menemukan sumber lain mengenai Perubahan
Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Pembangunan Jalan Tol Ungaran-Bawen yang
dilakukan oleh Afny Istiningsih tahun 2015.
Berdasarkan penelitian tersebut metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif
dengan dasar studi kasus. Ditemukan bahwa pengaruh proyek tersebut memiliki dampak
terhadap sosial masyarakat antara lain :

1. Dampak Positif
Adanya pembangunan jalan tol tersebut menyebabkan terjadinya perubahan status
sosial masyarakat bagi mereka yang menjual lahannya sebagai lokasi pembangunan
proyek jalan tol. Sebelum adanya pembangunan Jalan Tol mayoritas warga Desa
Kandangan adalah keluarga miskin. Setelah adanya relokasi lahan dengan diberikan biaya
relokasi mengubah status sosial keluarga menjadi lebih baik. Status sosial masyarakat
miskin sudah berubah hal itu terbukti hanya tersisa beberapa warga miskin di Dusun
Geneng. Penetapan itu oleh tim survei Kabupaten Semarang dengan melihat kondisi
rumah penduduk yang dulu papan kayu sekarang sudah berdinding permanen bahkan
lantai keramik. Selain itu masyarakat Dusun Geneng yang sudah mampu secara ekonomi
juga mengalami peningkatan status sosial melalui fanatisme agama dengan mengikuti
ibadah haji.
Akibat pembangunan jalan tol itu, masyarakat beranggapan bahwa suatu saat nilai
harga jual tanah mereka akan meningkat lebih tinggi daripada sebelum adanya
pembangunan jalan tol. Hal ini membuat masyarakat mengubah pola pikir dimana bila
anak mereka sekolah ditingkat yang lebih tinggi mereka bisa menjangkaunya dengan
menjual tanahnya untuk biaya sekolah agar dapat memperbaiki masa depan
keturunannya. Namun apabila uang tersebut tidak digunakan untuk biaya sekolah
anaknya mereka juga dapat menggunakan uang tersebut untuk modal usaha guna
memperbaiki tingkat kesejahteraan mereka.

2. Dampak Negatif
Pembangunan jalan tol tidak hanya memberikan dampak positif tetapi juga
memberikan dampak negatif. Dimana, terjadi kesenjangan sosial di Desa Kandangan
Dusun Geneng yang lahannya dilewati perencanaan dari proyek tersebut dan akan
menyebabkan ganti rugi dari pihak pemerintah sebagai kompensasi yang meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Sedangkan bagi masyarakat yang tempat tinggalnya tidak
terkena relokasi lahan tidak merasakan perubahan dalam segi ekonomi, karena
masyarakat yang tidak terelokasi tidak mendapatkan uang ganti rugi dari pihak
Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga.
Selain itu, pembangunan tersebut memberikan dampak perubahan kondisi lingkungan
yang dirasakan masyarakat setelah adanya relokasi terjadi perubahan pada aspek
lingkungan masyarakat yaitu akses jalan yang terbatas, jembatan yang curam dan
berkurangnya sumber air serta saluran air. Setelah pembangunan Jalan Tol Ungaran-
Bawen mulai dioperasikan kondisi tanah menjadi labil dan membuat khawatir masyarakat
Dusun Geneng karena pernah terjadi longsor ditebing jalan tol yang dekat dengan rumah
penduduk. Masyarakat juga merasakan perubahan dalam lingkungan sekarang menjadi
terdengar bising karena suara kendaraan yang melintasi jalan tol dengan kecepatan tinggi
pada malam hari dan pada siang hari merasakan udara yang panas tidak seperti dulu
kondisi lingkungan pedesaan yang masih alami, sejuk, tidak ada polusi asap mobil
ataupun truk tronton kendaraan besar.
Disisi lain, peningkatan kesejahteraan akibat penjualan lahan akan membuat perilaku
masyarakat cenderung konsumtif sebagai pengaruh perubahan status sosial. Hal ini bisa
berakibat buruk apabila tidak diimbangi dengan kesadaran diri masyarakat. Ditambah
lagi, dengan adanya pembangunan ini maka terjadi pemutusan akses yang mengurangi
interaksi antar masyarakat sehingga memiliki potensi besar untuk menimbulkan masalah
sosial yang baru.

Merujuk pada hasil penelitian yang telah dilakukan di dua tempat yaitu pertama di Desa
Wonokoyo Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan Provinsi Jawa Timur, dan kedua di Desa
Kandangan Dusun Gendeng Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah yang menjadi
jalur lintasan jalan tol trans jawa didapat bahwa pembangunan proyek tersebut
memberikan dampak negatif maupun positif dalam kehidupan sosial masyarakat yang
lahannya dialih fungsikan sebagai jalan tol.

Jika dikaji secara luas jalan tol memberikan dampak yang sangat signifikan bagi
Indonesia. Keberadaan jalan bebas hambatan ini memberikan akses yang lebih mudah
dari yang sebelumnya sehingga terjadinya kegiatan transportasi yang efektif dan efisien
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat umum. Perkembangan moda transportasi darat
dan pembangunan jalan bebas hambatan menjadi alternatif untuk mendistribusikan bahan
baku dan produk industri tetapi tidak mematikan peranan kereta api sebagai sarana
transportasi di Indonesia.

BELAJAR DARI KEBERADAAN JALAN TOL DI LUAR NEGERI


Jalan (tol) memang menjadi salah satu kunci keberhasilan China memacu ekonominya,
memeratakan pembangunan, dan memajukan daerah-daerah terpencilnya. Di luar dampak
negatifnya terhadap stabilitas sosial budaya masyarakat lokal, jalan tol membuat China bisa
mengeksploitasi kemampuan ekonomi daerah sehingga menopang negeri itu menjadi raksasa
ekonomi dunia. Demikian juga beberapa kota besar di Eropa seperti London, ternyata keberadaan
jalan tol bisa mengatasi kemacetan lalulintas karena pembangunan jalan tol dalam kota seimbang
dengan pembangunan sistem transportasi massal yang terpadu. Malaysia yang wilayahnya lebih
sempit dari Indonesia saja mempunyai rasio panjang jalan tol 3.008 km per satu juta penduduk,
sementara Indonesia hanya 126 km per satu juta penduduk. Angka ini semakin jauh jika
dibandingkan dengan rasio jalan tol di Jepang yang 9.422 km per satu juta penduduk. Wilayah
Indonesia mencapai 1,9 juta km persegi dengan penduduk 229 juta orang, padahal wilayah
Malaysia hanya 329,8 ribu km persegi dengan penduduk 28,3 juta jiwa. Kemungkinan akses
jalan inilah yang membuat kesenjangan antar daerah di Indonesia lebih lebar daripada Malaysia.
Namun demikian di Amerika Serikat, pembangunan jalan bebas hambatan antar negara bagian
(Interstate Highways) bukanlah menjadi kunci utama perkembangan sektor perkotaan di Amerika
Serikat. Jauh sebelum moda transportasi jalan raya berkembang, sistem perkeretaapian menjadi
kunci perkembangan sektor perkotaan di Amerika Serikat sejak pertengahan abad ke-18. Sistem
rel kereta api di Amerika Serikat menghubungkan sebagian besar wilayah Amerika Serikat.
Kota-kota besar seperti Chicago, Detroit, dan Atlanta adalah contoh kota-kota yang berkembang
pesat akibat adanya prasarana rel kereta api. Perkembangan moda transportasi darat dan
pembangunan jalan bebas hambatan menjadi alternatif untuk mendistribusikan bahan baku dan
produk industri tetapi tidak mematikan peranan kereta api sebagai sarana transportasi di Amerika
Serikat. Bahkan dengan menghangatnya isu pemanasan global dan krisis energi, keberadaan
jalan-jalan bebas hambatan di Amerika Serikat ditengarai sebagai penyebab tingginya
penggunaan bahan bakar minyak dan emisi karbon dioksida. Jalan-jalan bebas hambatan tersebut
menyebabkan berkembangnya kawasan-kawasan permukiman di suburb dan pertumbuhan
kawasan perkotaan yang semakin terkapar. Pertumbuhan kota yang terkapar ini menyebabkan
pelayanan transportasi publik yang tidak efisien dan semakin meningkatkan ketergantungan
penduduk terhadap penggunaan kendaraan pribadi.

BAB III
Penutup
Dalam hal ini, pemerintah harus mengambil kebijakan yang tepat dalam mengurangi resiko
yang terjadi dikalangan masyarakat terdampak agar tidak timbul konflik domino dari suatu
pembangunan yang malah menghambat atau

Anda mungkin juga menyukai