Oleh :
Abstrak
Berdasarkan hasil dari data – data ekonomi dan sosial yang telah kami dapat,
Bab 1
Pendahuluan
Pulau Sumatera memiliki luas sekitar 443.065,8 km2 dan salah satu pulau terbesar
di Indonesia dengan perkembangan ekonomi terpesat kedua setelah pulau jawa. Kegiatan
ekonominya didukung oleh potensi sumber daya alam yang melimpah dan lokasi yang
sangat strategis, serta potensi wilayah yang sudah terkenal yaitu kelapa sawit, tembakau,
minyak bumi, timah, bauksit, batu bara, dan gas alam. Hal ini menjadi daya tarik para
investor baik lokal maupun mancanegara untuk menanam modal. Pulau ini terletak di
ujung barat wilayah kesatuan Indonesia yang berbatasan dengan Selat Malaka, Selat
Sunda, dan Samudera Hindia. Pulau Sumatera memiliki akses yang sangat baik sehingga
menjadi gerbang utama Indonesia di bagian barat. Sumber daya alam yang terkandung di
dalamnya memiliki nilai ekonomi tinggi sehingga sangat cocok untuk pengembangan
sektor perindustrian dan perdagangan serta kegiatan ekonomi berskala kecil seperti
UMKM yang menyokong perekonomian masyarakat lokal. Akan tetapi, apabila potensi
daerah tersebut tidak didukung sarana dan prasarana yang memadai maka perkembangan
akan tidak maksimal.
LATAR BELAKANG
Menurut Pengamat Kebijakan Publik Faisal Baasir, dalam melihat kondisi saat
ini maka potensi industri jalan tol masih menjanjikan untuk lebih dikembangkan sesuai
dengan perkembangan tingkat perekonomian bangsa Indonesia. Sedangkan Analis
Ekonomi UI Avilliani mengatakan bahwa pembangunan infrastruktur melalui industri
jalan tol akan berdampak pada pembangunan ekonomi. Oleh karena itu menurutnya
sebelum satu daerah berkeinginan membangun jalan tol maka yang paling penting adalah
aktivitas ekonomi di daerah tersebut harus ditingkatkan agar bisa memberikan kontribusi
terhadap proyek jalan tol tersebut agar tidak rugi.
Jalan tol trans jawa memang menjadi salah satu faktor keberhasilan Pulau Jawa
dalam memacu ekonominya, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan
ekonomi Indonesia sepanjang 2019 sebesar 5,02% secara spasial masih didominasi oleh
dua pulau penyumbang ekonomi terbesar, yakni Pulau Jawa dan Sumatera. Pulau Jawa
berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar 59% atau
mengalami pertumbuhan sebesar 5,52% di 2019. Untuk Pulau Jawa, terbesarnya adalah
DKI Jakarta, sumbangannya sendiri sudah 29,94%, Jawa Timur dan Jawa Barat. Oleh
karena itu, Pulau Jawa berkontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Dampak Ekonomi
Menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, dampak merupakan
pengaruh yang dapat timbul karena suatu akibat (baik positif atau negatif). Secara
ekonomi makna dampak yaitu pengaruh suatu pelaksanaan terhadap kondisi
perekonomian di suatu negara. Adanya pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera atau
JTTS sudah dipertimbangkan oleh pemerintah bahwa Pulau Sumatera merupakan
penyumbang ekonomi terbesar kedua setelah Pulau Jawa yang disebabkan oleh potensi
sumber daya alam yang melimpah sehingga menjadi tujuan pebisnis serta pariwisata
baik secara lokal maupun mancanegara. Oleh karena itu, pembangunan ini dirasa tepat
guna dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan wisata.
Data pertumbuhan setiap provinsi menurut Badan Pusat Statistika (BPS) tahun 2018
antara lain :
1. Aceh dengan pertumbuhan ekonomi rata – ratanya sebesar 4,36 % dimana
pertumbuhan paling tinggi di daerah tersebut yaitu 9,6 % dan yang terendah 3,04 %.
2. Sumatera Utara dengan pertumbuhan ekonomi rata – ratanya sebesar 5,16 % dimana
pertumbuhan paling tinggi di daerah tersebut yaitu 6,03 % dan yang terendah 4,35 %.
3. Sumatera Barat dengan pertumbuhan ekonomi rata – ratanya sebesar 5,42 % dimana
pertumbuhan paling tinggi di daerah tersebut yaitu 6,09 % dan yang terendah 4,92 %.
4. Riau dengan pertumbuhan ekonomi rata – ratanya sebesar 2,96 % dimana
pertumbuhan paling tinggi di daerah tersebut yaitu 5,39 % dan yang terendah -1,62 %
yang diakibatkan oleh kontraksi ekonomi.
5. Jambi dengan pertumbuhan ekonomi rata – ratanya sebesar 5,09 % dimana
pertumbuhan paling tinggi di daerah tersebut yaitu 5,89 % dan yang terendah 3,13 %.
6. Sumatera Selatan dengan pertumbuhan ekonomi rata – ratanya sebesar 5,197 %
dimana pertumbuhan paling tinggi di daerah tersebut yaitu 8,65 % dan yang terendah
3,23 %.
7. Bengkulu dengan pertumbuhan ekonomi rata – ratanya sebesar 4,996 % dimana
pertumbuhan paling tinggi di daerah tersebut yaitu 4,48 % dan yang terendah 4,8 %.
8. Lampung dengan pertumbuhan ekonomi rata – ratanya sebesar 5,25 % dimana
pertumbuhan paling tinggi di daerah tersebut yaitu 6,21 % dan yang terendah 3,78 %.
9. Bangka Belitung dengan pertumbuhan ekonomi rata – ratanya sebesar 4,63 % dimana
pertumbuhan paling tinggi di daerah tersebut yaitu 5,36 % dan yang terendah 3,41 %.
10. Kepulauan Riau dengan pertumbuhan ekonomi rata – ratanya sebesar 2,29 % dimana
pertumbuhan paling tinggi di daerah tersebut yaitu 5,02 % dan yang terendah -8,21 %
yang diakibatkan oleh kontraksi ekonomi.
Rata –
No Nama Provinsi Pertumbuhan tertinggi Pertumbuhan terendah
rata
1 Aceh 4,36 % 9,6 % 3,04 %
2 Sumatera Utara 5,16 % 6,03 % 4,35 %
3 Sumatera Barat 5 42 % 6,09 % 4,92 %
4 Riau 2,96 % 5,39 % -1.62%
5 Jambi 5,09 % 5,89 % 3,13 %
6 Sumatera Selatan 5, 197 % 8,65 % 3,23 %
7 Bengkulu 4, 996 % 4,48 % 4,8 %
8 Lampung 5,25 % 6,21 % 3,78 %
9 Bangka Belitung 4,63 % 5,36 % 3,41 %
10 Kepulauan Riau 2,29 % 5,02 % -8.21%
Berdasarkan data – data tersebut didapatkan rata – rata pertumbuhan ekonomi di
Pulau Sumatera sebesar 4, 54 % pada tahun 2018 dibandingkan dengan tahun 2019
sebesar 4,57 %.
Dampak Sosial
Menurut Kingslay Davis (dalm Djazifah, 2012:5) perubahan sosial merupakan
perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Perubahan
yang terjadi pada manusia maupun masyarakat yang diakibatkan karena adanya
aktifitas pembangunan disebut sebagai dampak sosial (Sudharto,1995). Adapun
dampak sosial yang muncul disebabkan oleh adanya aktifitas seperti: program,
proyek ataupun kebijaksanaan yang di terapkan pada masyarakat. Hal ini tentu dapat
memberikan pengaruh pada keseimbangan sistem masyarakat baik pengaruh positif
maupun pengaruh negatif.
Dengan adanya pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera maka akan terjadi
perubahan kondisi sosial masyarakat. Pemerintah akan berhadapan dengan
masyarakat pemilik lahan yang dijadikan tempat pembangunan jalan tol tersebut. Hal
ini mengharuskan pemerintah melakukan pembebasan lahan milik masyarakat yang
terkena dampak pembangunan jalan tol, sehingga tidak menutup kemungkinan
terjadinya potensi konflik bagi mereka yang lahannya dialih fungsikan.
Meninjau dari pembangunan jalan tol trans jawa yang sudah memulai program
tersebut, pembangunan tol ternyata memberikan dampak yang tidak hanya di bidang
ekonomi tetapi juga mempengaruhi sosial masyarakat, terutama mereka yang
lahannya dialih fungsikan sebagai jalan tol. Menurut penelitian yang dilakukan oleh
UNESA pada tahun 2013 mengenai Dampak Pembangunan Jalan Tol Gempol-
Pandaan terhadap Kondisi Sosial Eonomi Penduduk di Desa Wonokoyo Kecamatan
Beji Kabupaten Pasuruan. (Zarina)
Berdasarkan penelitian tersebut, dimana dalam penelitian itu digunakan metode
kualitatif yang sumber datanya adalah data primer dan data sekunder. Hasil
penelitian itu didapatkan data sebagai berikut.
Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa lahan yang dibebaskan sebagian besar berupa
lahan pertanian, yaitu seluas 9,799 ha atau sebesar 70, 72% yang mana dalam 1 tahun
mampu memproduksi kurang lebih 68,593 ton beras, sedangkan lahan yang berupa
tegalan dibebaskan seluas 0,579 ha atau sebesar 4,18% dengan produktivitas terbesar
berupa pisang yaitu sebanyak 1299 tandan. Untuk lahan permukiman yang dibebaskan
seluas 3,108 ha atau sebesar 22,43%, produktifitas terbesarnya juga berupa pisang yaitu
sebanyak 171 tandan. Sedangkan lahan yang berupa fasilitas umum dibebaskan seluas
0,369 ha atau sebesar 2,66%.
Kemudian dilakukan responsi terhadap masyarakat di Desa Wonokoyo kecamatan
Beji Kabupaten Pasuruan dengan variabel yang berbeda.
Berdasarkan hasil responsi masyarakat, didapatkan bahwa terjadi tren yang menurun
dari setiap variabel yang diberikan oleh peneliti mengenai dampak pembangunan jalan tol
sebelum dan sesudah dibangun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa proyek jalan tol trans
jawa memberikan pengaruh yang besar terhadap kehidupan sosial masyarakat.
Selain dari kasus tersebut, kami juga menemukan sumber lain mengenai Perubahan
Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Pembangunan Jalan Tol Ungaran-Bawen yang
dilakukan oleh Afny Istiningsih tahun 2015.
Berdasarkan penelitian tersebut metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif
dengan dasar studi kasus. Ditemukan bahwa pengaruh proyek tersebut memiliki dampak
terhadap sosial masyarakat antara lain :
1. Dampak Positif
Adanya pembangunan jalan tol tersebut menyebabkan terjadinya perubahan status
sosial masyarakat bagi mereka yang menjual lahannya sebagai lokasi pembangunan
proyek jalan tol. Sebelum adanya pembangunan Jalan Tol mayoritas warga Desa
Kandangan adalah keluarga miskin. Setelah adanya relokasi lahan dengan diberikan biaya
relokasi mengubah status sosial keluarga menjadi lebih baik. Status sosial masyarakat
miskin sudah berubah hal itu terbukti hanya tersisa beberapa warga miskin di Dusun
Geneng. Penetapan itu oleh tim survei Kabupaten Semarang dengan melihat kondisi
rumah penduduk yang dulu papan kayu sekarang sudah berdinding permanen bahkan
lantai keramik. Selain itu masyarakat Dusun Geneng yang sudah mampu secara ekonomi
juga mengalami peningkatan status sosial melalui fanatisme agama dengan mengikuti
ibadah haji.
Akibat pembangunan jalan tol itu, masyarakat beranggapan bahwa suatu saat nilai
harga jual tanah mereka akan meningkat lebih tinggi daripada sebelum adanya
pembangunan jalan tol. Hal ini membuat masyarakat mengubah pola pikir dimana bila
anak mereka sekolah ditingkat yang lebih tinggi mereka bisa menjangkaunya dengan
menjual tanahnya untuk biaya sekolah agar dapat memperbaiki masa depan
keturunannya. Namun apabila uang tersebut tidak digunakan untuk biaya sekolah
anaknya mereka juga dapat menggunakan uang tersebut untuk modal usaha guna
memperbaiki tingkat kesejahteraan mereka.
2. Dampak Negatif
Pembangunan jalan tol tidak hanya memberikan dampak positif tetapi juga
memberikan dampak negatif. Dimana, terjadi kesenjangan sosial di Desa Kandangan
Dusun Geneng yang lahannya dilewati perencanaan dari proyek tersebut dan akan
menyebabkan ganti rugi dari pihak pemerintah sebagai kompensasi yang meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Sedangkan bagi masyarakat yang tempat tinggalnya tidak
terkena relokasi lahan tidak merasakan perubahan dalam segi ekonomi, karena
masyarakat yang tidak terelokasi tidak mendapatkan uang ganti rugi dari pihak
Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga.
Selain itu, pembangunan tersebut memberikan dampak perubahan kondisi lingkungan
yang dirasakan masyarakat setelah adanya relokasi terjadi perubahan pada aspek
lingkungan masyarakat yaitu akses jalan yang terbatas, jembatan yang curam dan
berkurangnya sumber air serta saluran air. Setelah pembangunan Jalan Tol Ungaran-
Bawen mulai dioperasikan kondisi tanah menjadi labil dan membuat khawatir masyarakat
Dusun Geneng karena pernah terjadi longsor ditebing jalan tol yang dekat dengan rumah
penduduk. Masyarakat juga merasakan perubahan dalam lingkungan sekarang menjadi
terdengar bising karena suara kendaraan yang melintasi jalan tol dengan kecepatan tinggi
pada malam hari dan pada siang hari merasakan udara yang panas tidak seperti dulu
kondisi lingkungan pedesaan yang masih alami, sejuk, tidak ada polusi asap mobil
ataupun truk tronton kendaraan besar.
Disisi lain, peningkatan kesejahteraan akibat penjualan lahan akan membuat perilaku
masyarakat cenderung konsumtif sebagai pengaruh perubahan status sosial. Hal ini bisa
berakibat buruk apabila tidak diimbangi dengan kesadaran diri masyarakat. Ditambah
lagi, dengan adanya pembangunan ini maka terjadi pemutusan akses yang mengurangi
interaksi antar masyarakat sehingga memiliki potensi besar untuk menimbulkan masalah
sosial yang baru.
Merujuk pada hasil penelitian yang telah dilakukan di dua tempat yaitu pertama di Desa
Wonokoyo Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan Provinsi Jawa Timur, dan kedua di Desa
Kandangan Dusun Gendeng Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah yang menjadi
jalur lintasan jalan tol trans jawa didapat bahwa pembangunan proyek tersebut
memberikan dampak negatif maupun positif dalam kehidupan sosial masyarakat yang
lahannya dialih fungsikan sebagai jalan tol.
Jika dikaji secara luas jalan tol memberikan dampak yang sangat signifikan bagi
Indonesia. Keberadaan jalan bebas hambatan ini memberikan akses yang lebih mudah
dari yang sebelumnya sehingga terjadinya kegiatan transportasi yang efektif dan efisien
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat umum. Perkembangan moda transportasi darat
dan pembangunan jalan bebas hambatan menjadi alternatif untuk mendistribusikan bahan
baku dan produk industri tetapi tidak mematikan peranan kereta api sebagai sarana
transportasi di Indonesia.
BAB III
Penutup
Dalam hal ini, pemerintah harus mengambil kebijakan yang tepat dalam mengurangi resiko
yang terjadi dikalangan masyarakat terdampak agar tidak timbul konflik domino dari suatu
pembangunan yang malah menghambat atau