Anda di halaman 1dari 28

PERATURAN

PERUNDANGAN K-3 DI
BIDANG KONSTRUKSI

samiran
LATAR BELAKANG
• Pekerjaan konstruksi merupakan kompleksitas
kegiatan yang melibatkan tenaga kerja, alat
dan bahan dalam jumlah besar baik secara
sendiri atau bersama-sama sehingga dapat
menjadi sumber terjadinya kecelakaan
• Jenis pekerjaan ada yang dilakukan di bawah
tanah, ada yang harus dilakukan di dalam
genangan air atau lumpur, di dalam tempat yang
lembab, di tempat terbuka yang mudah terkena
pengaruh cuaca (panas, hujan, angin, dan lain-
lain) yang dapat menjadi sumber timbulnya
penyakit dan gangguan kesehatan
LATAR BELAKANG (cont)
• Semua pekerjaan konstruksi tersebut
dilaksanakan oleh tenaga kerja konstruksi mulai
dari tenaga ahli dan manajer, sampai tenaga
terampil dan tenaga kasar
• Kehilangan tenaga kerja akan mempengaruhi
kelancaran pelaksanaan pekerjaan, ini berarti
akan merugikan semua pihak yang
berkepentingan dengan proyek yaitu: pemberi
kerja, kontraktor, dan tenaga kerja beserta
keluarganya
• Untuk menghindari tenaga kerja terhadap
kecelakaan dan gangguan kesehatan kerja telah
ada peraturan perundang-undangan tentang K-3
LATAR BELAKANG (cont)
• Indonesia sebagai negara dan bangsa
yang menjunjung hak-hak manusia juga
telah menandatangani konvensi
internasional tentang K-3. Oleh karena
itu untuk melaksanakan K-3 merupakan:
– Kewajiban moral
– Kewajiban karena undang-undang
– Kebersamaan
– kesejahteraan
TUJUAN DASAR HUKUM K-3
• Agar masyarakat industri memiliki pandangan
dan pengertian bahwa ketentuan mengenai K-3
berdasarkan aturan yang kuat dan berlaku
nasional
• Ketentuan-ketentuan yang diatur dalam pedoman
wajib dilaksanakan disetiap tempat kerja
konstruksi agar ada kepastian perlindungan kerja
guna mencapai efektivitas pelaksanaan/aplikasi
K-3 ditempat kerja
• Penguasaan materi sangat diperlukan baik oleh
pemberi tugas, pelaksana kerja, para pekerja
termasuk operator peralatan konstruksi dan
pihak-pihak yang berkepentingan
LANDASAN HUKUM K-3
• Konvensi internasional
tentang perlindungan
terhadap tenaga
kerja
• Peraturan perundang-
undangan K-3
• Pedoman pelaksanaan
K-3
KONVENSI INTERNASIONAL

• Sebagai negara yang berlandaskan Pancasila,


yang sangat menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia, maka pemerintah Indonesia
atas nama bangsa Indonesia telah turut
meratifikasi konvensi internasional tentang
perlindungan tenaga kerja
• Kewajiban moral bagi bangsa Indonesia untuk
secara aktif melaksanakan perlindungan
terhadap tenaga kerja, salah satu wujud dari
perlindungan tenaga kerja adalah melaksanakan
program K-3
PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN
• Peraturan perundang-undangan merupakan
kebutuhan yang mutlak untuk
melaksanakan suatu program atau
kebijakan
• Peraturan perundang-undangan ini
diperlukan untuk menjadi landasan hukum
pelaksanaan K-3 dan sebagai landasan
untuk mengenakan sanksi-sanksi bagi
pelanggaran ketentuan yang diatur
DASAR HUKUM K-3
• UU keselamatan kerja nomor 1 tahun 1970,
yang memuat ketentuan umum tentang
keselamatan kerja dalam usaha mencegah dan
mengurangi kecelakaan maupun bahaya-bahaya
yang lain
• UU nomor 14 tahun 1969, yang memuat
ketentuan pokok mengenai tenaga kerja dalam
mencegah, mengenai pengobatan, perawatan,
mempertinggi derajat kesehatan, mengatur
hygiene dan kesehatan kerja
• UU nomor 21 tahun 1954, tentang perjanjian
perburuhan yang juga memuat aspek-aspek
pelayanan kesehatan
DASAR HUKUM K-3
• UU nomor 3 tahun 1969, tentang
persetujuan konvensi ILO nomor 120
mengenai hygiene dalam perniagaan dan
kantor-kantor
• Undang-undang kecelakaan tahun 1947-
1957, yang memuat ketentuan mengenai
ganti rugi kepada buruh yang
mendapatkan kecelakaan atau penyakit
akibat kerja
DASAR HUKUM K-3 (cont)
• UU kerja tahun 1948-1951, yang antara lain
mengatur mengenai ketentuan jam kerja, cuti
tahunan, peraturan tentang kerja bagi anak-
anak pekerja, persyaratan tempat kerja dan
lain-lain
• Undang-undang gangguan tahun 1927, mengenai
hubungan akibat sampingan terhadap lingkungan
dan sebagai usaha pencegahan terhadap
gangguan-gangguan hygiene dan kesehatan
masyarakat
• Peraturan menteri perburuhan tahun 1964,
tentang syarat-syarat kebersihan dan kesehatan
tempat kerja
DASAR HUKUM K-3 (cont)
• Keputusan Menteri Tenaga Kerja nomor 2 tahun
1970, tentang panitia pembina K-3
• Peraturan Menteri Tenaga kerja nomor
01/Men/1980, tentang Keselamatan
dankesehatan kerja pada pekerjaan bangunan
konstruksi
• Keputusan Menteri Pekerjaan Umum nomor:
98/KPTS/1979 tentang penggunaan surat ijin
mengemudi peralatan , poster dan buku
keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan
departemen Pekerjaan Umum
DASAR HUKUM K-3 (cont)
• Keputusan menteri Tenaga Kerja nomor
155/Men/1987
• Keputuan Bersama menteri Tenaga Kerja
dan Menteri PU nomor Kep.174/MEN/86
dan nomor 104/KPTS/1986, tentang
pedoman keselamatan dan kesehatan kerja
pada tempat kegiatan konstruksi
• UU RI nomor 3 tahun 1992 tentang
jaminan sosial tenaga kerja
• Keputusan Presiden nomor 22 tahun 1993
tentang penyakit yang timbul akibat kerja
DASAR HUKUM K-3 (cont)
• Keputusan Menteri Tenaga Kerja
Kep.196/men/1999 tentang pelanggaran jaminan
sosial tenaga kerja bagi tenaga kerja harian lepas,
borongan, dan perjanjian kerja waktu tertentu
pada sektor jasa konstruksi
• UU RI nomor 19 tahun 1999, tentang pengesahan
ILO convention no. 105 concerning abolition of
forced labour (konvensi ILO mengenai penghapusan
kerja paksa)
• UU RI nomor 20 tahun 1999, tentang pengesahan
ILO convention no. 138 concerning minimum age
for admission to employment (konvensi ILO
mengenai usia minimum untuk diperbolehkan
bekerja)
DASAR HUKUM K-3 (cont)
• UU RI nomor 21 tahun 1999, tentang
pengesahan ILO convention no. 111
concerning discrimination in respect of
employment and occupation (konvensi ILO
mengenai diskriminasi dalam pekerjaan dan
jabata)
• UU RI nomor 13 tahun 2003, tentang
ketenagakerjaan, terutama pada paragraf
5 pasal 86 dan 87.
Pasal 86 UU RI no.13 th.2003
• Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk
memperoleh perlindungan atas:
– Keselamatan dan kesehatan kerja
– Moral dan kesusilaan
– Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat
manusia serta nilai-nilai agama
• Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna
mewujudkan produktivitas kerja yang optimal
diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan
kerja
• Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1
dan 2 dilaksanakan sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku
Pasal 87 UU RI no.13 th.2003
• Setiap perusahaan wajib
menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja
yang terintegrasi dengan
manajemen perusahaan
• Ketentuan mengenai penerapan
sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja
sebagaimana dimaksud dalam
ayat 1 diatur dengan peraturan
pemerintah
UU RI NO. 18 TAHUN 1999
• Peningkatan kemampuan usaha jasa konstruksi nasional
memerlukan iklim usaha yang kondusif, yakni
terbentuknya kepranataan usaha salah satunya adalah
terwujudnya perlindungan bagi pekerja konstruksi
yang meliputi K-3 dan jaminan sosial (penjelas pada
point 5)
• Kenyataan yang ada dalam industri konstruksi adanya
dua pihak yang mempunyai kepentingan masing yang
berada pada kutub yang berbeda. Pihak pertama
adalah pemerintah yang menekankan faktor manusia
menjadi faktor yang penting untuk diperhatikan K-3
serta jaminan sosialnya. Pihak yang lain pengusaha
yang menghendaki barang atau usaha mereka tetap
terjaga dalambentuk nilai-nilai ekonomi
PEDOMAN PELAKSANAAN K-3
• Surat keputusan bersama Meneteri Pekerjaan
Umum dan Menteri Tenaga Kerja tahun 1986,
menetapkan berlakunya buku pedoman
pelaksanaan tentang K-3 pada tempat
kegiatan konstruksi
• Persyaratan administrasi dan persyaratan
teknis mengenai K-3 telah dirumuskan dalam
buku pedoman tersebut
• Pihak-pihak yang terlibat pada
penyelenggaraan konstruksi perlu
memahaminya dan membudayakannya
Persyaratan administrasi
• Ruang lingkup
berlakunya peraturan
• Kewajiban umum
• Organisasi
keselamatan dan
kesehatan kerja
• Laporan kecelakaan
• Keselamatan dan
kesehatan kerja dan
pertolongan pertama
pada kecelakaan
Persyaratan Teknis
• Pintu masuk/keluar,
lampu/penerangan,
ventilasi, kebersihan,
pencegahan terhadap
kebakaran/perlindungan
terhadap benda-benda
jatuh dan bagian
bangunan yang rubuh,
terali pengaman,
kebisingan dan getaran
(vibrasi), dan sebagainya
Persyaratan/ketentuan lain
• Ketentuan teknis
mengenai: perancah,
tangga, peralatan
pengangkat, tali, rantai,
permesinan, peralatan,
pekerjaan bawah tanah,
penggalian-penggalian,
pemancangan,
pengerjaan beton,
pembongkaran
KONTRAK KONSTRUKSI
• Di dalam AV-41 (SU-41) dan
KUH Perdata (yang
berhubungan dengan hukum
perjanjian dan hukum
perburuhan) ada tuntutan yang
sama mengenai perlindungan
bagi tenaga kerja
• Hal ini menjadi bagian salah
satu clausul didalam kontrak
kerja konstruksi agar
kontraktor memperhatikan dan
bertanggung jawab atas faktor
keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja
ORGANISASI K-3
• Organisasi K-3 sangat penting sebagai pelaksana
yang befungsi untuk mencegah atau mengurangi
timbulnya kecelakaan kerja
• Kontraktor diharuskan membentuk P2K3 (panitia
pembina keselamatan dan kesehatan kerja) yang
harus disahkan oleh departemen tenaga kerja
• Untuk proyek konstruksi pembentukan P2K3cukup
merepotkan dan birokratis, hal ini sampai sekarang
belum terpecahkan, dianjurkan untuk kantor pusat
kewajiban membentuk P2K3 adalah wajib
• Saat ini pelaksanaan P2K3 belumlah kelihatan
setelah dianalisa maka ada beberapa permasalaan/
kendala
PERMASALAHAN PEMBENTUKAN P2K3
• Penyebaran informasi tentang P2K3 kurang mengenai
sasaran
• Cara penerapannya pada perusahaan belum ada
petunjuk bagaimana seharusnya yang wajib dilaksanakan
• Umumnya proyek berjauhan dari kantor pusat dan
pekerjaan konstruksi relatif cepat antara 4-6 bulan
selesai sehingga bila minta pengesahan ke Depnaker
dikhawatirkan waktunya tidak tercapai
• Enforcementnya belum terlihat berjalan dengan baik
• Kurangnya perhatian dan pemahaman para kontraktor
yang selaluberhubungan dengan pekerja tentang dampak
kecelakaan kerja yang harus dihadapi baik biaya, sosial
maupun lainnya
Terima kasih
MANAJEMEN K-3 DAN
LINGKUNGAN

• Kopetensi Lulusan
Knowledge of Technology
-Hukum K-3
-Sejarah
-Manajemen K-3
-Lingkungan Hidup
- Work Plan
WHY MANAGING HEALTH And
SAFETY

• Moral and Ethical Issues


• Legal Issues
• Financial Issues

Anda mungkin juga menyukai