1
Disini akan dibahas tentang pembuatan peta dengan bidang datar sebagai perantara,
sehinga daerah yang diukur ukuran terbesar tidak melebihi 55 Km.
Seperti yang kita telah ketahui bahwa bumi ini bentuknya bulat sehingga didalamnya
terdapat unsur kelengkungan permukaan bumi, akan tetapi dalam membuat peta dengan
bidang datar yang daerah pengukurannya relatif kecil jika dibandingkan dengan luas seluruh
permukaan bumi yaitu tidak melebihi 55 Km maka unsur kelengkungan bumi ini dapat
diabaikan sehingga sistem proyeksinya menggunakan sistem proyeksi orthogonal.
Peta adalah gambaran permukaan bumi yanga dituangkan dalam bidang datar dengan
sekala dan sistem proyeksi tertentu.
Peranan peta dalam rangka pekerjaan rekayasa (Teknik Sipil) adalah sangat penting
artinya terlebih-lebih untuk proyek menyangkut daerah yang luas. Peta topografi yang
seksama adalah merupakan peta dasar yang harus tersedia agar dapat dilakukan perencanaan
serta pembuatan rencana teknisnya. (Ir. Slamet Basuki, M.SI, hal 6, 2002)
Peta-peta teknis dibuat untuk merencanakan lebih lanjut dan melakukan pekerjaan
teknis, seperti : pembuatan gedung-gedung, jalan-jalan, jalan kereta api, dam-dam, jembatan
dan lain-lain. Skala dipilih dan disesuaikan besar kecilnya pekerjaan yang akan dilakukan.
(Soetomo Wangsotjitro, hal 36,1980 ).
2
Penentuan beda tinggi antara dua titik dapat dilakukan dengan tiga cara penempatan
alat ukur penyipat datar (waterpass), tergantung keadaan lapangan.
1. Dengan menempatkan alat ukur penyipat datar diatas salah satu titik.
(Soetomo Wangsotjitro, hal 161,1980)
Gambar 1.1
Penempatan waterpass diatas salah satu titik
2. Alat ukur penyipat datar ditempatkan antara titik A dan titik B, sedangkan dititik-titik
A dan B ditempatkan dua mistar.
(Soetomo Wangsotjitro, hal 162, 1980)
Gambar 1.2
Penempatan waterpass diantara dua titik
3
3. Alat ukur penyipat datar tidak ditempatkan diatas salah satu titk A atau titik B, tetapi
disebelah titik A atau disebelah kanan titik B jadi diluar garis AB.
(Soetomo Wangsotjitro, hal 163, 1980)
Gambar 1.3
Penempatan waterpass di luar titik A dan B
4
2. Tujuan instruksional khusus
1) Menentukan beda tinggi antara titik yang satu dengan titik yang lainnya
dipermukaan bumi.
2) Menentukan tinggi titik pada suatu titik yang telah ditentukan.
3) Menggambarkan peta situasi pada pekerjaan pengukuran.
4) Menggambarkan profil memanjang dari hasil pengukuran.
5) Menggambarkan profil melintang dari hasil pengukuran.
5
11. Nivo kotak, brfungsi untuk kedataran alat
12. Kepala kaki tiga yang dapat dibuka
b) Statif (kaki tiga)
Kaki tiga berfungsi sebagai penyangga waterpass dengan ketiga kakinya dapat
menyangga penempatan alat yang ada pada masing-masing ujung yang runcing, agar masuk
kedalam tanah. Ketiga kaki statif ini dapat diatur tingginya sesuai dengan tanah tempat alat itu
berdiri seperti tampak pada gambar
Selain itu juga statif dilengkapi dengan sekrup pengunci waterpass, agar waterpass tidak
bergeser dan jatuh.
c) Unting-unting
Unting-unting yang digantung dengan benang dan melekat dibawah penyetel kaki
statif, unting-unting ini berfungsi sebagai tolak ukur apakah waterpass sudah berada tepat
diatas patok.
1.3.2. Rambu ukur
Rambu ukur mempunyai penampang segi empat panjang yang berukuran kurang lebih
3-4 cm, lebar 10 cm, panjang 300 cm, dan bahkan ada yang panjangnya mencapai 500 cm,
ujung atas dan bawahnya diberi sepatu besi. Pita Ukur (meter roll)
1.3.3. Kompas
Kompas digunakan untuk menentukan arah utara dalam pengukuran sehingga
dijadikan patok.
1.3.4. Payung
Payung disini digunakan untuk melindungi pesawat dari sinar matahari langsung dan
dari hujan.
1.3.5. Patok
Terbuat dari kayu dan mempunyai penampang berbentuk lingkaran atau segi empat
dengan panjang kurang lebih 30-50 cm dan ujung bawahnya dibuat runcing, berfungsi sebagai
suatu tanda dilapangan untuk titik utama dalam pengukuran
1.3.6. Alat Penunjang Lainnya
Alat penunjang lainnya seperti belangko data pengukuran, data board, kalkulator, dan
alat tulis lainnya, yang dipakai untuk memperlancar jalannya praktikum.
6
BAB II
PROSEDUR KERJA
Gambar 2.1
Syarat-syarat pengukuran sipat datar (waterpass)
7
Gambar 2.2
Teknik pengukuran waterpass secara berantai
Gambar 2.3
Teknik pengukuran jarak optis
8
D = c+f+d
= c + f + ½ y.cot ½ B : karena cot ½ = f/2p
Maka D = (c + f) + f/p .y : jika c + f = B dan f/p = A
Maka D = B + Ay
Dari pabrik jarak benang atas dan benang bawah dibuat sedemikian rupa sehingga
harga dari : A = f/p = 100
Jadi D = B + 100 (Ba + Bb)
(Sumber : Soetomo Wangsotjitro, hal 167, 1980)
Gambar 2.4
Pengukuran menyipat datar memanjang dengan metode double standing
9
2.2.4. Pengukuran Tinggi Dengan Tinggi Garis Bidik
Dalam pengukuran menyipat datar untuk menentukan tinggi titik diatas permukaan
tanah kita memakai pertolongan tinggi garis bidik (tgb) tinggi garis bidik dihitung dari
permukaan air laut rata-rata dengan nilai ketinggian kurang lebih 0,000.
Gambar 2.5
Tinggi garis bidik dengan cara pesawat berdiri diatas titik
Tgb = TA + ta
(Sumber : Soetomo Wangsotjitro, hal 164, 1980)
10
b. Yang diletakan diatas tugu bukan alat ukur waterpass tetapi mistar, sedang alat
ukur waterpass diletakkan diluar tugu itu.
Gambar 2.6
Tinggi garis bidik dengan pesawat berdiri dari diluar titik
Tgb = TA + a
(Sumber : Soetomo Wangsotjitro, hal 165, 1980)
11
Kesalahan ini dalam proses pengukuran tidak dibolehkan karena akan mempengauhi
keakuratan hasil pengukuran oleh karena itu dianjurkan menggunakan self chacking dari
pengamatan yang dibuat.
12
2.4. Prosedur Pelaksanaan Praktikum
Dalam pelaksanaan praktikum ilmu ukur tanah dengan alat penyipat datar (waterpass)
prosedur pelaksanaannya dapat diuraikan sebagai berikut :
Gambar 2.7
Pembacaan benang atas, tengah dan bawah
13
8) Selanjutnya melakukan pengukuran pulang dengan mengubah kedudukan pesawat
sehingga terjadi perbedaan tinggi alat lalu seimbangkan kedudukan nivo.
9) Waterpass diarahkan ke P1 dengan bacaan benang (Ba, Bb dan Bt) pada teropong
sebagai P1 belakang, selanjutnya waterpass diarahkan ke Po dengan pembacaan
benang (Ba, Bb dan Bt) sebagai Po muka.
10) Pengamatan di station selanjutnya dilakukan secara teratur dengan cara seperti
diatas sampai pada titik patok akhir.
11) Pembacaan hasil pengukuran dicatat pada blangko hasil pengukuran yang tersedia.
14
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan atas beberapa penjelasan dari pokok-pokok materi diatas dapat ditarik
kesimpulan. Adapun kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut :
➢ Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu Geodesi yang mempelajari cara-cara
pengukuran dipermukaan bumi dan di bawah tanah untuk keperluan seperti, pemetaan
dan penetuan posisi relatif sempit sehingga unsur kelengkungan bumi dapat diabaikan.
➢ Ilmu Geodesi mempunyai dua maksud antara lain Maksud ilmiah : yaitu maksud untuk
menentukan bentuk permukaan bumi, dan Maksud praktis : yaitu membuat bayangan
yang dinamakan peta dari sebagian besar atau sebagian kecil permukaan bumi.
➢ Syarat-syarat penggunaan waterpass adalah :
Garis bidik teropong sejajar dengan garis arah nivo.
Garis arah nivo harus tegak lurus pada sumbu kesatu.
Garais mendatar diafragma harus tegak lurus pada sumbu kesatu.
➢ Kondisi atau keadaan permukaan tanah di lokasi penelitian adalah cenderung rata. Hal
ini dapat dilihat dari :
Perbedaan tinggi titik permukaan tanah yang diperoleh dari hasil pengukuran
dilapangan sangat kecil yaitu berkisar antara -0,0025 m s/d 0,555 m.
Rata-rata tinggi titik-titik utama yaitu 11,322 m (dihitung dari atas permukaan air
laut).dengan titik tertinggi yaitu 11,64 m dan titik terendah yaitu 11,06 m.
Kemiringan antara titik yang satu dengan yang lain cenderung kecil yakni berkisar
antara -0,605% s/d 0,828%.
15
4.2. Saran-Saran
Demi kesempurnaan laporan ini penulis mengharapkan saran-saran dari pihak:
a. Kepala Laboratorium ; penulis berharap agar kepala laboratorium dapat memberikan
masukan kepada penulis dan dapat membantu asisten pembimbing dalam memeriksa dan
memberikan pelajaran sebagai bahan perbaikan kesalahan yang ada laporan ini.
b. Jurusan ; penulis sangat berharap agar dalam mengatur jadwal kuliah diusahakan
sedemikian rupa agar tidak terjadi tabrakan antara proses praktikum dengan proses kuliah
di ruangan, karena akan sangat merugikan bagi dosen yang bersangkutan terlebih lagi bagi
mahasiswa itu sendiri.
16