Anda di halaman 1dari 47

METOD

METODEE PELAKSANAAN
PELAKSANAAN
JEMBATAN
JEMBATAN

Nancy Indah Lestari Halawa (160404094)


Antonio Pakpahan (160404104)
Kelompok Tamara C B Purba (160404107)
4 Yelni Afriany pasaribu (160404108)
Pebriyanti Letare Keliat (160404115)
Maria Dracaena Sanderiana (160404117)
Jembatan
Jembatan merupakan salah satu bentuk konstruksi
yang berfungsi meneruskan jalan melalui suatu
rintangan. Seperti sungai, lembah dan lain-lain
sehingga lalu lintas jalan tidak terputus olehnya.

Bangunan Atas (Super Struktur) lantai


kendaraan,trotoar,
tiang-tiang
sandaran
dan gelagar.

Bangunan Bawah (Sub Struktur) pondasi,


abutmen, pilar
jembatan dan lain-
Jembatan Beton Biasa
(Conventional)

Jembatan beton merupakan jembatan yang konstruksinya


terbuat dari material utama bersumber dari beton.
Jembatan beton biasa dapat melayani bentang yang
terbatas, tidak terlalu panjang secara layak.
Pelaksanaan Pembangunan
Jembatan
 Jenis jembatan yang akan
dibangun adalah jembatan beton
biasa (conventional). Dengan
dimensi 4m x 6 m.
 Metode yang dipilih untuk
membangun bangunan atas
jembatan beton ini adalah metode
perancah.
Lokasi:
Griya Nabila. Jl. Bandrek, Deli Tua Bar., Patumbak,
Kabupaten
Deli Serdang, Sumatera Utara 20361.
URUTAN PELAKSANAAN :

1. Survey Lapangan
Mengevaluasi kondisi dan situasi
dilapangan apakah tepat dan
memungkinkan lounching dengan system
perancah dengan melihat : kedalaman
dan deras aliran sungai, ketinggian pier,
kondisi tanah tempat kaki perancah, dll .
1.2. Survey Topograf
survey untuk mencari informasi permukaan tanah
seperti tinggi rendah permukaan dan posisi jembatan
Prosedur:
a. Surat Ijin Survey
 Pengajuan lokasi, jenis survey, jumlah dan waktu
pelaksanaan survey oleh engineer kepada Team Leader
untuk mendapatkan masukan dan persetujuan
 Hasil persetujuan dari Team Leader, selanjutnya
mengajukan ijin survey ke pemberi tugas berikut
tanggal, jenis, jumlah dan lokasi pelaksanaan survey
 Setelah persetujuan survey oleh pemberi tugas,
selanjutnya pemberi tugas membuat surat
pemberitahuan kepada instansi yang terkait dengan
pelaksanaan survey yang akan dibawa oleh pelaksana
survey.
b. Pelaksanaan Survey
Pekerjaan pengukuran :
 Pengukuran Titik Kontrol Horizontal (koordinat
X,Y)
 Pengukuran Titik Vertikal (koordinat Z
berdasarkan BM)
 Pengukuran Situasi (koordinat X,Y,Z)
 Pengukuran Penampang Memanjang (kondisi
badan jalan)
 Pengukuran Penampang Melintang (kondisi
badan jalan)
 Pengukuran  Khusus Jembatan
 Pemasangan Patok – Patok
 Perhitungan dan Pengambaran Peta
C. Pelaporan 
 Data proyek
 Peta situasi proyek
 Kondisi morfologi sepanjang lokasi
 Kondisi badan jalan yang ada sepanjang trase jalan
 Batuan penyusun (stratigrafi) sepanjang trase jalan
 Penyebaran jenis tanah sepanjang trase jalan
 Analisis perhitungan konstruksi timbunan dan stabilitas
lereng
 Analisis longsoran sepanjang trase jalan
 Sumber bahan konstruksi jalan
 Gejala struktur geologi yang ada (kekar, sesar/patahan
dsb.)
 Rekomendasi
1.2. Survey Topograf
survey untuk mencari informasi permukaan tanah
seperti tinggi rendah permukaan dan posisi jembatan
Prosedur:
a. Surat Ijin Survey
 Pengajuan lokasi, jenis survey, jumlah dan waktu
pelaksanaan survey oleh engineer kepada Team Leader
untuk mendapatkan masukan dan persetujuan
 Hasil persetujuan dari Team Leader, selanjutnya
mengajukan ijin survey ke pemberi tugas berikut
tanggal, jenis, jumlah dan lokasi pelaksanaan survey
 Setelah persetujuan survey oleh pemberi tugas,
selanjutnya pemberi tugas membuat surat
pemberitahuan kepada instansi yang terkait dengan
pelaksanaan survey yang akan dibawa oleh pelaksana
survey.
1.3 Survey Hidrologi
untuk memperoleh data karakterstik sungai dan cuaca /
iklim yang meliputi :

Mangamati muka air banjir yang pernah terjadi, muka air


normal dan kecepatan air.
Mengamati sifat aliran dan benda hanyut yang terbawah
air
Tujuan analisa hidrologi adalah :
Menghitung debit banjir rencana selama periode 50
tahun
Menghitung tinggi muka air banjir dan dibandingkan
dengan data banjir lapangan
Menghitung scouring/penggerusan akibat kecepatan air

Untuk menentukan elevasi perletakan jembatan dan


rencana bentang
1.4 Survey Lalu Lintas
untuk mengetahui jumlah satuan motor
penumpang (SMP) dari lalu lintas harian rata-
rata (LHR) yang melintas pada ruas jalan lokasi
rencana jembatan di bangun. Selain itu data lalu
lintas dapat dijadikan sebagai dasar untuk
melakukan estimasi atau prediksi jenis
kendaraan yang sesuai dalam penentuan klas
jembatan dan pembebanan jembatan.
2. Persiapan Lokasi Kerja Dan
Jembatan
Sementara
2.1 Persiapan Lokasi Kerja :

Survey material pendukung yang mudah


didapat pada area lokasi proyek.

Menentukan tempat kaki


perancah.
Memastikan kepadatan tanah tempat kaki portal/
bila dirasa kurang baik dapat dipasang pondasi
setempat dari pasangan batu / cor plat.
Lokasi penempatan girder sampai dengan tempat
jalan lounching harus betul – betul padat dan rata.
Lokasi kerja lounching kemiringan tanah max :
5%.
Penempatan stock girder sejajar dengan
jembatan.
Susunan penempatan stock girder harus
disesuaikan dengan urutan lounching.
Jalan untuk penggeseran dan penempatan rel
harus padat dan rata.
Lokasi tempat stel rangka perancah.
Pemasangan angker pada pier dan aboutment
guna untuk memasang box I, portal alat
pemasangan perancah, portal penurunan girder.
Bagian bag wall lebar ± 2 mtr diberi lobang/
tidak dipasang dulu untuk jalan lounching.
Mengukur jarak bentangan ( antara aboutment
dan pier ) apa sudah sesuai dengan girder yang
akan dipasang.
Grouting penempatan berring pad harus rata dan
penempatan berring pad diberi tanda yang jelas.
Memasang patok tempat winchie, roll block
lounching dan patok geser harus betul – betul
kuat.
2.2. Jembatan Sementara

Jembatan sementara digunakan secara


khusus sebagai pengalihan jalur/akses
penggunaan jalan pada tahap pelaksanaan
khususnya pada proyek penggantian
jembatan. sementara yang digunakan
Jembatan
adalah jembatan rangka bailey. Jembatan
bailey adalah jembatan rangka baja
ringan berkualitas tinggi, yang mudah
dipindah-pindah (Movable).
Konsep Jembatan Panel Transteel (beiley)
merupakan konstruksi sangat mudah, yaitu
semua sambungan pada jembatan dikencangkan
dengan menggunakan pen. Kapasitas max 70 %
BM atau untuk beban Excavator PC320 , Dozer
D6 , Tank dan peralatan militer . Umumnya
Jembatan Panel Transteel efektif untuk jembatan
semi permanen, jembatan sementara bahkan
untuk tujuan militer.
UraianPekerjaan :
1.Perencanaan letak jembatan sementara dan
jalan masuk baru.
2.Membuka jalan masuk baru, untuk digunakan
sebagai jalur masuk kejembatan sementara.
3.Pemadatan jalur masuk (Detour) keujung-ujung
jembatan sementara dengan agregat kelas B dan
A.
4.Mendatangkan material jembatan yang akan
digunakan.
5.Merakit Jembatan sementara dari rangka bailey
3. Pengecoran Pondasi Dan
Mendirikan
Scaffolding (Perancah)
3.1. Pengecoran Pondasi
a. Penggalian tanah pondasi
Tahap-tahap pekerjaan galian tanah pondasi setempat
yaitu:
•Penggalian tanah untuk pondasi setempat dilakukan
secara hati-hati serta harus mengetahui ukuran
panjang, lebar dan kedalaman pondasi.
•Tebing dinding galian tanah pondasi dibuat dengan
perbandingan 5:1 untuk jenis tanah yang kurang baik
dan untuk jenis tanah yang stabil dapat dibuat dengan
perbandingan 1:10 atau dapat juga dibuat tegak lurus
permukaan tanah tempat meletakkan pondasi.
• Dalamnya suatu galian tanah ditentukan
oleh kedalamnya tanah padat/tanah keras
dengan daya dukung yang cukup kuat, min
0.5 kg/cm2
• Bila tanah dasar masih jelek, dengan daya
dukung yang kurang dari 0.5 kg/cm2, maka
galian tanah harus diteruskan, sampai
mencapai kedalaman tanah yang cukup
kuat, dengan daya dukung lebih dari 0.5
kg/cm2.
• Lebar dasar galian tanah pondasi
hendaknya dibuat lebih lebar dari ukuran
pondasi agar tukang lebih leluasa
bekerjanya.
b. Pekerjaan Penulangan
Perakitan tulangan
Untuk pondasi setempat ini perakitan tulangan
dilakukan di luar tempat pengecoran di lokasi
proyek agar setelah dirakit dapat langsung
dipasang dan proses pembuatan pondasi dapat
berjalan lebih cepat.
Pemasangan Tulangan
Setelah merakit tulangan pondasi setempat
maka untuk pemasangan tulangan dilakukan
dengan cara manual karena tulangan untuk
pondasi setempat ini tidak terlalu berat dan
kedalaman pondasi ini juga tidak terlalu dalam.
c. Pekerjaan Bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang
bersifat sementara yang digunakan untuk
mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau
diatasnya.
1.
Tahap-tahap
Diasumsikan
pekerjaan
yang akan
bekisting:
dibuat bekisting adalah
bagian tiangnya untuk penyambungan kolom
sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan
dengan cetok (sendok spesi).
2. Supaya balok beton yang dihasilkan tidak
melengkung maka waktu membuat bekisting,
jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus
memenuhi persaratan tertentu.
3. Papan cetakan disusun secara rapih
berdasarkan bentuk beton yang akan di cor.
4. Papan cetakan dibentuk dengan baik dan
d. Pekerjaan Pengecoran
Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi
1. Membuat
setempat kotak takaran untuk perbandingan
yaitu:
material yaitu dari kayu dan juga dapat
mempergunakan ember sebagai ukuran
perbandingan.
2. Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil
pengecoran yang dibuat dari kayu atau
seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x
panjang adalah 22 cm x 100 cm x 160 cm dapat
juga dibuat dari pelat baja dengan ukuran tebal
3 mm x 60 cm x 100 cm. Mempersiapkan
bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran
seperti: semen, pasir, split, serta air dan juga
peralatan yang akan digunakan untuk
pengecoran.
4. Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung
dengan urutan:
pertama masukan pasir, kedua semen portand, ke
tiga split dan
biarkan tercampur kering dahulu dan baru
kemudian ditambahkan
air secukupnya
5. Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna
kurang lebih
selama 4-10 menit tabung mollen (mixer)
dibalikan dan tungkan
kedalam kotak spesi.
6. Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan
kedalam lubang
galian tanah yang sudah diletakan tulangan
3.2. Mendirikan Scaffolding
Gelagar Hbeam dirakit / disambung diluar
Jembatan.
Memasang Kaki Perancah jarak disesuaikan

dengan keadaan dilapangan kurang lebih


sekitar 6.00 s/d 7.00 mtr.
Memasang gelagar Hbeam keatas kaki

Perancah dengan ditarik memakai Winchie


Memasang system Rel diatas Hbeam sampai Stock Girder.

Memasang brussing pengaku perancah memakai kawat seling


dipasang ditengah   jemb.lounching ditarik arah kanan kiri.
4. Pengecoran Struktur Atas
(Super Structur) Dengan Cara
In-situ urutan pengecoran harus
Perencanaan
mempertimbangkan hal – hal sebagai berikut:
1)melintang – dimulai pengecoran beton di
tengah, bergerak
keluar secara seimbang / teratur.
2) memanjang – pengecoran beton sedemikian
sehingga
lendutan maksimum terjadi pada awal,
sehingga bila
pengerasan awal terjadi beton tidak akan
terpengaruh oleh
lendutan yang disebabkan pengecoran beton
kemudian.
5. Prosedur Perawatan
1. Prosedur perawatan dimulai segera setelah
pengerasan awal terjadi. Perlu pertimbangan
tambahan dalam hal flens balok T prategang
pracetak merupakan bagian dari pelat lantai.
2. Setelah gelagar telah dipasang diperlukan
suatu rangkaian pengisi memanjang (infill).
Harus diperhatikan tempat sambungan
pelaksanaan antara tepi gelagar pracetak
beton pengisi yang dicor.
3. Sebelum, selama, dan sesudah proses
pengecoran beton, kondisi scaffolding selalu
diperiksa dan siap dilakukan perbaikan bila
diperlukan.
6. Finishing
(Pembongkaran Scaffolding)
Bila kekuatan beton telah cukup
pembongkaran scaffolding didahului
dengan penurunan H-beam dari
bagian tengah bentang kearah tepi.
7. Analisis Dampak
Lingkungan
AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)
merupakan alat untuk merencanakan tindakan preventif
terhadap kerusakan lingkungan yang mungkin akan
ditimbulkan oleh suatu aktifitas pembangunan yang
direncanakan. Undang-undang No. 4 Tahun 1982 Pasal
1 menyatakan : “Analisis mengenai dampak lingkungan
adalah hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan
yang direncanakan terhadap lingkungan hidup, yang
diperlukan bagi proses pngambilan keputusan”.
PP No.27 Tahun 1999 dinyatakan bahwa dampak
besar dan penting adalah perubahan lingkungan hidup
yang sangat mendasar yang di akibatkan oleh suatu
usaha dan atau kegiatan. Selanjutnya pada pasal 5 PP
tersebut dinyatakan bahwa kriteria dari dampak besar
dan penting dari suatu usaha atau kegiatan terhadap
lingkungan antara lain:
Jumlah manusia yang akan terkena dampak

Luas wilayah persebaran dampak

Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang akan


terkena dampak
Sifat kumulatif dampak

Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya


(ireversible)
SUMBER DAYA (RESOURCES) UNTUK PEMBANGUNAN JEMBATAN
SEDERHANA

SURVEY LAPANGAN
Manpower : Surveyor dan Asisten Surveyor

Peralatan Utama : Theodolite, Total Station, Rambu Ukur, dsb.

Alat Bantu : Patok ukur

 
PERSIAPAN LOKASI KERJA DAN JEMBATAN SEMENTARA
Persiapan Lokasi Kerja

Manpower : Mandor, pekerja, tukang

Alat Berat : Excavator, Dump truck,

Alat bantu : peralatan ringan

Bahan bantu : Material pendukung, seperti kayu, dan sebagainya

 
Jembatan Sementara

Manpower : mandor, pekerja, tukang, supir

Alat : Stemper (pemadat tanah), truk, pen penyambung rangka

Bahan : rangka bailey, agg Kelas A dan B, Prime Cote Detour


MENDIRIKAN SCAFFOLDING (PERANCAH) SESUAI GAMBAR
RENCANA DAN PENGECORAN PONDASI
PEMBUATAN PONDASI

Manpower : Mandor, pekerja, tukang

Alat berat : CONCRETE PUMP, CRANE, EXAVATOR

Bahan : Semen, pasir, kerikil, air, tulangan baja

 
MENDIRIKAN SCAFFOLDING
Manpower : Mandor, tukang, pekerja

Alat berat : crane

Bahan : Perancah

 
PENGECORAN STRUKTUR ATAS ( SUPER STRUCTUR ) DENGAN
CARA IN-SITU
Manpower : Mandor, tukang, pekerja

Alat berat : concrete pump, truk mixer

Alat bantu : peralatan bantu (sekop, ember, dsb)

Bahan : Semen, air, kerikil, pasir


PROSEDUR PERAWATAN
Manpower : Pekerja

Alat Berat : -

Alat bantu : geotextile, karung basah (untuk curing)

FINISHING (PEMBONGKARAN SCAFFOLDING)


Manpower : Mandor, tukang, pekerja

Alat berat : Crane

Alat bantu : Alat-alat ringan (palu, tang, dll)


Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai