Anda di halaman 1dari 29

Pemilihan Lokasi

Jembatan
Mata Kuliah Perancangan Jembatan
Kelas A
Kelompok 1
M. Reiyhan Putra Arvie 21010119120038 Christian Evanto Putro 21010119140170
Rifqi Zulkifli 21010119140155 M. Azzam Hafizh Athallah 21010119140163
Rayhan Muhammad 21010119140184 Adhis Zela Pratiwi 21010119130077
Erawati Lumban Batu 21010119130071 Sabian Firdaus Azura 21010119140175
Rahmana Pria Utama 21010119130089 Arif Saseno 21010119120049
Inandhiya Ayu Ulayya 21010119140152 Andrew Agustinus Yuwono 21010119130125
Aji Cahyo Nugroho 21010119130088 Oktaviana Tri Wahyuni 21010119120023
Rizza Muhammad Shan 21010119130064 Muhammad Ravi Arkan Taqy 21010119120008
M. Hibatullah Azhary 21010119120046 Vivia Nabila Septi 21010119120029
Naomi Angelita 21010119120006 Rafiq Mufid Eka Saputra 21010119120022
Arga Widi Ananta 21010119120009 Riki Prasetio 21010119120021
Hafidho Asyam Bagusrama 21010119120042 Emy Shinta Wijayaningsih 21010119120027
Tamara Agustina J. 21010119130134 Rafi Ersya Firzatullah 21010119130060
Bagus Abrar Ahimsa 21010119140191 Daniel Reza Timothy M. 21010119130069
Anjas Praditia 21010119130140 Agus Muhammad Husain 21010119130108

.
Pokok Pembahasan

2
Layout
Jembatan
1
Pemilihan
Lokasi
Jembatan
Kebutuhan
Survei
Jembatan
01
Kebutuhan
Survei
Jembatan
Kebutuhan Survei Jembatan
Pemilihan lokasi jembatan sangat menentukan keberlanjutan jembatan
dari aspek teknis dan fungsi kedepannya. Ada beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan, sebelum itu harus dilakukan survei dan investigasi yang
meliputi :
1. Survei topografi
● Berisi penggambaran peta topografi.
● Survei ini dilakukan untuk menentukan lokasi jembatan, posisi,
panjang serta bentang jembatan.
● Menentukan awal dan akhir pengukuran serta pemasangan patok
beton Bench Mark (BM) di awal dan akhir rencana jembatan
● Survei dapat dilakukan dengan melakukan pengukuran kerangka
kontrol horizontal dan vertikal, pengukuran penampang memanjang
jalan dan melintang sungai serta pengukuran detail situasi

2. Survei tata guna lahan


Survei tata guna lahan digunakan untuk mengetahui situasi lokasi
eksisting dan menentukan lokasi jembatan. Kondisi tata guna lahan, baik
yang terdapat pada jalan pendukung maupun lokasi jembatan berkaitan
dengan ketersediaan lahan yang ada.
Kebutuhan Survei Jembatan
3. Survei lalu-lintas
● Dilakukan dengan cara menginventarisasi jumlah setiap jenis kendaraan
yang melewati ruas jalan tertentu dalam satuan waktu, sehingga dapat
dihitung lalu lintas harian rata-rata sebagai dasar perencanaan jalan
dan jembatan.
● Pelaksanaan survei lalu lintas dilakukan dengan menggunakan pos
perhitungan. Pos-pos perhitungan lalu lintas yang terbagi dalam
beberapa tipe pos :
1. Pos Kelas A : yaitu pos perhitungan lalu lintas yang terletak pada
ruas jalan dengan jumlah lalu lintas yang tinggi dan mempunyai LHR
> 10.000 kendaraan
2. Pos Kelas B : yaitu pos perhitungan lalu lintas yang terletak pada
ruas jalan dengan jumlah lalu lintas yang sedang dan mempunyai
5.000 < LHR< 10.000 kendaraan.
3. Pos Kelas C : yaitu pos perhitungan lalu lintas yang terletak pada
ruas jalan dengan jumlah lalu lintas yang rendah dan mempunyai
LHR < 5.000 kendaraan.
● Pemilihan lokasi pos harus mewakili jumlah lalu lintas harian rata-rata, lalu
lokasi pos harus mempunyai jarak pandang yang cukup untuk kedua arah,
dan lokasi pos tidak dapat ditempatkan di persimpangan jalan
Kebutuhan Survei Jembatan
4. Survei hidrologi
● Mengamati karakter aliran sungai / morfologi yang mungkin berpengaruh
terhadap konstruksi
● Mengamati kondisi terrain pada daerah tangkapan sehubungan dengan
dengan bentuk dan kemiringan yang akan mempengaruhi pola aliran.
● Melakukan pemotretan pada lokasi-lokasi penting
● Melakukan analisa hidrologi yang diperlukan untuk jembatan yang
melintas sungai
● Menentukan suatu perkiraan tinggi maksimum banjir yang mungkin terjadi
untuk menentukan elevasi tinggi muka jembatan
● Pelaksanaan survei:
- Karakteristik daerah aliran (Catchment Area)
- Karakteristik sungai
- Analisa hidrologi yang diperlukan untuk jembatan yang melintas
sungai
- Untuk menentukan elevasi tinggi muka jembatan diperlukan suatu
perkiraan tinggi maksimum banjir yang mungkin terjadi
- Analisa drainase ditetapkan dengan kala ulang (return period) 25
tahun dan 50 tahun
- Dari hasil survey dan analisa yang dilakukan, antara lain dapat
ditentukan elevasi jembatan dan bangunan pengaman terhadap
gerusan, tumbukan air dan debris
Kebutuhan Survei Jembatan
5. Survei laut, selat dan danau
● Tinggi muka air pasang, tinggi gelombang, Kebutuhan pelayaran.
● Berguna dalam pemilihan tinggi muka air. Pemilihan tekanan air,
perioda dan metoda pelaksanaan. Penetapan antar bentang jembatan,
tinggi free board , beban kejut.

6. Penyelidikan tanah
● Sondir dan pengeboran tanah, Standard Penetration Test, Test Pit, Plate
Bearing test, Pressiometer test, Pengukuran muka air tanah.
● Berguna dalam pemilihan lapisan keras untuk perancangan bangunan
bawah. Penetapan kekuatan dukung tanah, berat jenis tanah,sudut
geser dalam, kekentalan. Penetapan penurunan akibat konsolidasi.
Pemilihan metoda pelaksanaan.

7. Penyelidikan geologi
● Berisi pengumpulan data geologi dan data historis tanah.
Penggambaran peta geologi, dan prospek fisis.
● Berguna dalam Pemilihan lokasi dan posisi jembatan, tapak struktur
dari Bangunan bawah.
Kebutuhan Survei Jembatan
8. Survei Geoteknik
● Dari hasil survey dan analisa yang dilakukan, antara lain dapat ditentukan
elevasi jembatan dan bangunan pengaman terhadap gerusan, tumbukan
air dan debris.
● Tahapan kegiatan:
Menetapkankan lokasi titik-titik bor
❖ Melakukan penyelidikan kondisi permukaan air/sub-surface
sehubungan dengan pondasi jembatan yang akan dibangun
❖ Pekerjaan pengambilan contoh dengan pengeboran (umumnya
terhadap undisturbed sampling) dimaksudkan untuk tujuan
penyelidikan lebih lanjut di laboratorium
❖ Bor-mesin (alat bor yang digerakkan dengan mesin) di mana
kapasitas kedalaman bor dapat mencapai 40 m disertai alat split
spoon sampler untuk Standar Penetrasion Test (SPT) menurut AASHTO
T 206 – 74.
❖ Sedangkan untuk bentang <60m (relatif dari 25 m s/d 60 m tergantung
kondisi) digunakan peralatan utama lapangan.
❖ Alat tes sondir “Dutch Cone Penetrometer” dilengkapi dengan “Friction
Jacket Cone”, kapasitas tegangan konus minimum 250 kg/cm2 dan
kapasitas kedalamannya dapat mencapai 25 m.
❖ Boring dan sampling harus dikerjakan dengan memakai ”Manual
Operated Auger” dengan kapasitas sampai dengan kedalaman 10 m
Kebutuhan Survei Jembatan
9. Penyelidikan gempa bumi
● Pencatatan gempa, kerusakan yang diakibatkan gempa.
Pengukuran ground micro tremor. Penjelasan formasi batuan.
● Berguna dalam penentuan koefisien gempa rencana.

10. Survei meteorologi


● Survei pencatatan pengamatan meteorology seperti kecepatan
angin, temperatur, salju, iklim
● Berguna dalam penetapan variasi temperatur, beban angin dan
salju. Pemilihan pelindung, material, metoda dan perioda
pelaksanaan konstruksi
Kebutuhan Survei Jembatan
11. Survei Geometrik
● Survei ini dilakukan untuk menetapkan panjang bentang, lebar kelas dan
tipe jembatan baru dengan memperhatikan stabilitas tebing, profil
sungai, arah aliran, sifat-sifat sungai, bahan-bahan bawaan sungai,
scouring vertikal dan horizontal, kepadatan dan pembebanan lalu-lintas
● Memperkirakan penerapan desain geometrik (alinyemen horizontal dan
vertikal) dengan melakukan pengukuran sederhana dan benar
● Membuat sketsa desain alinyemen horizontal maupun vertikal secara
khusus untuk memastikan trase terpilih akan dapat memenuhi
persyaratan geometrik
● Penarikan perkiraan desain alinyemen horizontal dan vertikal harus
memperhitungkan kebutuhan perencanaan untuk lokasi galian dan
timbunan.
● Pembuatan patok dan tanda bendera interval 50m untuk memudahkan
tim pengukuran, untuk pelaporan dan panduan dalam melakukan survei
detail selanjutnya.
● Sudah dapat diperkirakan volume pekerjaan dan perkiraan rencana
biaya
Kebutuhan Survei Jembatan
12. Survei Topografi
● Survei ini berguna untuk melakukan pemetaan situasi sekitar lokasi
jembatan terpilih dan mengetahui data koordinat dan elevasi yang
akurat sepanjang rencana trase jalan di dalam koridor yang ditetapkan
● Prosedur Pekerjaan
❖ Pengukuran titik kontrol horizontal
❖ Pengukuran titik vertikal
❖ Pengukuran situasi jembatan
❖ Pengukuran penampang memanjang
❖ Pengukuran penampang melintang
❖ Pengukuran khusus jembatan
❖ Pemasangan patok ukur CP dan titik tetap utama BM
❖ Perhitungan dan penggambaran peta
● Dari hasil penyelidikan topografi diperoleh:
❖ Perbaikan trase jalan/jembatan
❖ Letak jembatan baru (perlu/tidak perlu relokasi)
❖ Penampang-penampang sungai
❖ Clearance jembatan
Kebutuhan Survei Jembatan
13. Survei Material Bangunan
● Survei ini berkaitan dengan material yang akan digunakan untuk
kebutuhan pembangunan jembatan seperti agregat dan air
(kuantitas dan kualitas) untuk mencampur beton yang akan
berguna untuk pemilihan dan perhitungan kebutuhan material.

14. Survei Tambahan Untuk Jembatan


● Seperti survei instalasi bawah tanah pada posisi bawah
jembatan rencana. Rencana pelaksanaan pipa air,
pembuangan, listrik, dan kabel telepon.
● Berguna dalam penentuan dan pengukuran bobot dari
tambahan.
Kebutuhan Survei Jembatan
Hasil survei dan investigasi digunakan sebagai dasar untuk membuat
rancangan teknis yang menyangkut beberapa hal antara lain :
1. Kondisi tata guna lahan, baik yang ada pada jalan pendukung
maupun lokasi jembatan berkaitan dengan ketersediaan lahan
yang ada.
2. Ketersediaan material, anggaran dan sumber daya manusia.
3. Kelas jembatan yang disesuaikan dengan kelas jalan dan volume
lalu lintas.
4. Pemilihan jenis konstruksi jembatan yang sesuai dengan kondisi
topografi, struktur tanah, geologi, hidrologi serta kondisi sungai dan
perilakunya.
02
PEMILIHAN LOKASI
JEMBATAN
PEMILIHAN LOKASI JEMBATAN

Penentuan lokasi jembatan tergantung pada kondisi lalu lintas. Secara umum,
suatu jembatan berfungsi untuk melayani arus lalu lintas dengan baik, kecuali
bila terdapat kondisi-kondisi khusus. Panjang pendeknya bentang jembatan
akan disesuaikan dengan lokasi jalan setempat. Penentuan bentangnya
dipilih yang sangat layak dari beberapa alternatif bentang pada beberapa
lokasi yang diusulkan. Beberapa pertimbangan terhadap lokasi akan sangat
didasarkan pada kebutuhan.
ASPEK PEMILIHAN LOKASI JEMBATAN

1. Aspek Lalu Lintas


● Persyaratan transportasi meliputi kelancaran arus lalu lintas kendaraan dan
pejalan kaki yang melintasi jembatan tersebut.
● Perencanaan yang kurang tepat terhadap kapasitas lalu lintas perlu
dihindarkan karena akan sangat mempengaruhi lebar jembatan. Untuk itu
sangatlah penting diperoleh hasil yang optimum dalam perencanaan lebar
optimumnya agar didapatkan tingkat pelayanan lalu lintas yang maksimum.
● Mengingat jembatan akan melayani arus lalu lintas dari segala arah, maka
muncul kompleksitas terhadap eksisting dan rencana, volume lalu lintas, oleh
karenanya sangat diperlukan ketepatan dalam penentuan tipe jembatan
yang akan digunakan.
● pendekatan ekonomi selayaknya juga sebagai bahan pertimbangan biaya
jembatan perlu dibuat seminimum mungkin. Dalam hal ini akan sangat
terkait dengan pemilihan lokasi yang tepat.
ASPEK PEMILIHAN LOKASI JEMBATAN

2. Aspek Teknis

● Penentuan geometri struktur, alinyemen horizontal dan vertikal, sesuai


dengan lingkungan sekitarnya, Pemilihan sistem utama jembatan dan posisi
dek.
● Penentuan panjang bentang optimum sesuai dengan syarat hidraulika,
arsitektural, dan biaya konstruksi
● Pemilihan elemen – elemen utama struktur atas dan struktur bawah,
terutama tipe pilar dan abutment
● Pendetailan struktur atas seperti: sandaran, parapet, penerangan, dan tipe
perkerasan
● Pemilihan bahan yang paling tepat untuk struktur jembatan berdasarkan
pertimbangan struktural dan estetika.
ASPEK PEMILIHAN LOKASI JEMBATAN

3. Aspek Estetika

● Aspek estetika jembatan di perkotaan merupakan faktor yang penting pula


dipertimbangkan dalam perencanaan.
● Kesesuaian estetika dan arsitektural akan memberikan nilai lebih kepada
jembatan yang dibangun di tengah- tengah kota.
● Pada banyak kota- kota besar di dunia terdapat jembatan yang mempunyai
nilai estetika yang maha tinggi di samping kekuatan strukturnya
ASPEK PEMILIHAN LOKASI JEMBATAN

4. Kemudahan

Pemilihan lokasi jembatan harus mudah dilaksanakan. Lokasi yang sulit


dilaksanakan dapat menyebabkan lamanya waktu proyek dan peningkatan
biaya yang cukup besar, sehingga harus dihindari sebisa mungkin.
ASPEK PEMILIHAN LOKASI JEMBATAN

5. Pertimbangan Aspek Sosial, Lingkungan, dan Keselamatan Jalan

● Aspek lingkungan : Jembatan dibuat dengan melihat area dimana


jembatan itu dibuat dan memilih desain, struktur, dan bahan yang sesuai
● Aspek Sosial : Perencanaan dilakukan dengan melihat status kendaraan
data lalin yang tersedia untuk membuat ukuran dan rancangan
● Aspek Keselamatan : Jembatan dibuat berdasarkan, kontur tanah,
kendaraan mayoritas, dan data hidrologi area untuk memperkirakan
kejadian abnormal dapat diatasi
03
Layout
Jembatan
Layout Jembatan
Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah layout jembatan terhadap
topografi setempat. Dikarenakan biaya investasi jembatan menempati
proporsi terbesar dari total biaya proyek jalan, maka umumnya struktur
jembatan dibangun pada tempat ideal yang memberikan bentang jembatan
terpendek dan tegak lurus sungai (Square Layout), sedapat mungkin
menghindari perlintasan alignment miring (Skew Layout).
Layout Jembatan
1. Persilangan pada sungai dan lembah datar

Berikut merupakan hal yang perlu dipertimbangkan oleh layout jembatan


yang melintasi Sungai
1. Persilangan pada sungai dan lembah datar
Layout jembatan sebaiknya ditempatkan pada bagian lembah yang
sempit tetapi bagian sungainya lebar. Penempatan konstruksi jembatan
dilakukan dengan square layout, bila layout berupa skew layout, maka
akan terjadi penggerusan pada pilar yang diakibatkan oleh arus sungai.
.
2. Sungai dan Tributary
Karena sedimentasi pada daerah ini akan banyak, sebaiknya jembatan
tidak ditempatkan langsung di sebelah hilir mulut tributary, demikian pula
bila ditempatkan dekat hulu percabangan sungai.
Layout Jembatan
3. Sungai Permanen
Bila melintasi sungai permanen dengan kondisi lereng stabil di tepi
kanannya dan bantaran yang datar di sisi lainnya, maka pembangunan
jembatan cukup dua bentang sedangkan sisi bantaran dihubungkan
dengan viaduct. Tetapi bila sungainya tidak stabil, perubahan arus
(meandering stream) sering terjadi, maka pembangunan jembatan lebih
tepat dibangun dengan beberapa bentang, dimana abutment
ditempatkan pada daerah yang bebas dari pengaruh perubahan arus
sungai.
Layout Jembatan
4. Pengalihan atau Perbaikan Aliran Sungai
Pada daerah yang tipikal meander, sangat tidak ekonomis bila dibangun
jembatan mengikuti jumlah sungai yang dilintasi, sebaiknya digunakan
sodetan (copoore) untuk merubah aliran sungai yang berkelok-kelok, agar
jumlah jembatan yang dibangun lebih sedikit, tetapi perlu diperhatikan
aspek hidrolikanya.
Layout Jembatan
TERIMA KASIH
- Kelompok 1 -

Anda mungkin juga menyukai