Setiap perkembangan tentu untuk mencapai tujuan dari keperluan jalan itu sendiri
yaitu mutu lebih sempurna dan tahan lama. Dengan adanya perkembangan yang terus
menerus dari ilmu pengetahuan baik untuk bidang penyelidikan bahan-bahan dan alat-alat
pembuatan jalan ini maka tercapailah tujuan dari membuat jalan yang lebih sempurna dan
baik. Dengan demikian kita akan mendapatkan hasil sebagai berikut :
a. Dasar badan jalan stabil dan baik
b. Sanggup menahan beban yang ditentukan
c. Lapisan atas tidak cepat rusak, baik oleh cuaca dan kendaraan yang
melewatinya. Dengan melihat tujuan pembuatan jalan, maka petkerasan jalan
fleksibel khususnya perkerasan jalan aspal beton, hampir di seluruh Indonesia
diterapkan sisitem ini.
PELAKSANAAN
1. Pekerjaan Persiapan
Sebelum pekerjaan survei atau pengukuran dimulai, harus menempatkan dan
memperbaiki gambar kerja dari setiap kesalahan yang ditemui di lapangan khususnya
yang menyangkut dengan lebar jalan lama dan Iokasi pelebaran perkerasan serta
bangunan drainase. Sedangkan untuk pembuatan jalan baru, maka sebagai pekerjaan
awal adalah meninjau rute jalan yang diikuti dengan pembersihan rute dari pohon-
pohon, semak dan Iain-Iain. Setelah rute jalan dibersihkan, maka diadakan survei
kembali. Hal ini untuk menentukan titik dasar atau menentukan ketinggian dari
pekerjaan selanjutnya. Kemudian dibuat BM (Bench Mark) dan CL (Center Line).
Apabila telah selesai, atau telah diketahui hal-hal yang pelu, barulah kita melanjutkan
pekerjaan.
2. Pekerjaan Jalan
2.1. Pekerjaan Jalan Lama (Overlay)
Pada peningkatan jalan, bentuk konstruksinya kiata temui bervariasi pada
pekerjaan sub-base dan base, terutama pada lebar dan tebalnya. Ini terjadi karena
mulea jalan lama (existing road) kurang memenuhi syarat,maka kita akan
mempunyai pekerjaan •
a. Rekonstruksi : ialah melaksanakan konstruksi yang dikehendaki adakalanya mulai dari
Embankment atau hanya dari pekerjaan sub grade proporation saja.
b.Re-surfåce : ialah pekerjaan penambahan sub-base saja baik lebar atau tebalnya.
c. Overlay : ialah penambahan lapisan aspal, langsung di atas aspal/jalan lama. Karena
tempat tertentu kita menemui kekurangan lebar dari yang kita perlukan ataupun juga
pada bagain yang lemah dari itu perlu perbaikan juga umumnya cukup dengan memberi
base course material.
2.1.A. Pekerjaan Tack Coat
Yang dimaksud pekerjaan tack coat adalah pelaburan aspal pada lapisan perkerasan
yang telah ada (pada permukaan jalan lama). Adapun tujuan dari pada pekerjaan ini
adalah
a. Memperbaiki retak-retak pada permukaan jalan
b. Memberikan ikatan antara lapis permukaan lama dengan lapis
permukaan baru (Overlay)
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, jumlah dan jenis aspal yang dipakai benar-benar
diperhatikan, mengingat jika terlalu banyak pemakaian aspalnya, maka kemungkinan
besar akan terjadi bleeding, selain itu jika terlalu sedikit maka dapat menyebabkan
kurangnya ikatan antara perkerasan lama dengan perkerasan baru.
Menurut spesifikasi jumlah pemakaiaan aspla pada pekerjaan ini sebanyak 0,25 - 0,46
liter/m2 sehingga pada pelaksanaan peningkatan/pemeliharaan jalan lama dipakai
- Jenis aspal Tack Coat : Aspal dengan penetrasi 80/100
- Jumlah pemakaian : 0,25 It/m2
- Temperatus penyemprotan : 50 0C - 600C
Pelaksanaan
Sebelum aspal disemprotkan, terlebih dahulu aspal dipanaskan mencapai suhu 50 oc
600C dan permukaan jalan yang akan disemprotkan denga aspal (Tack Coat) terlebih
dahulu harus dibersihkan dari semua kotoran ataupun air dengan mengguanakn alat
penyemprot (compressor). Jika diperlukan harus dikikis dengan sikat baja. Bila
permukaan jalan benar-benar bersih dan kering, penyemprotan aspal dapat dimulai
dengan ketentuan jumlah aspal yang telah disetujui oleh Engineer dan lapisan Tack Coat
yang telah disemprotkan tersebut harus dilindungi dari gangguan-gangguan dari roda
kendaraan, pejalan kaki, kotoran-kotoran dll. Sebelum pekerjaan penghamparan
dilakukan, harus didiamkan dahulu selama 4 jam.
2.2.D. Priming
Apabila pekerjaan priming ini akan dillaksanakan, base coursenya telah memenhuhi
syarat yang dikendaki, baik ketinggi maupun kepadatannya. Perlu dijaga hal sebagai
berikut: permukaan harus bersih dari kotoran dan debu serta harus kering. Alat untuk
membersihkan adalah kompressor, sapu lidi dan karung goni, power blower.
Pemakaiannya dilihat dari kotoran debu yang melekat pada permukaan base course
tersebut.
Setelah ini selesai, baru dipersiapkan alat-alat untuk priming distributor aspal,
langkah selanjutnya adalah penyemportan (priming) dengan aspal (MC 70).
PERHITUNGANVOLUME
A. Volume Perkerasan
Volume ini didapat dari hasil kali dari tebal masing-masing perkerasan dengan lebar
perkerasan dikali dengan panjangnya. B. Volume Galian dan Timbungan
Di dalam perencanaan jalan raya diusahakan agar volume galian dan volume timbunan
sama. Dengan mengkombinasikan alinemen horisontal dan alinemen vertikal
memungkinkan perencanaan untuk menghitung volume galian dan timbunan.
Langkah-langkah perhitungan galian dan timbunan
. Penentuan stasioning (jarak) patok sehingga diperoleh panjang horisontal jalan
dari alinemen horisontal.
2. Gambarkan ptofil memanjang (alinemen vertikal) yang memperlihatkan beda
tinggi muka perkerasan yang direncakanan.
3. Gambarkan profil melintang pada tiap titik stasioning sehingga didapat luas
penampang galian dan timbunan atau galian yang diukur dengan planimeter.
4. Hitung volume galian atau timbunan dengan jarak antar patok.
TEBAL PERKERASAN
Perkerasan jalan adalah lapis-lapis material yang dipilih dan dikerjakan menurut
pernyataan tertentu sesuai dengan macamnya dan fungsinya untuk menyebarkan beban roda
kendaraan sedemikian rupa sehingga dapat ditahan oleh tanah dasar dalam batas daya
dukungnya.
Umumnya bagian-bagian perkerasan jalan terdiri dari :
I. Tanah dasar (Sub Grade)
2. Lapis pondasi bawah (Sub Base Course)
3. Lapis pondasi (Base Course)
4. Lapis permukaan (Surface Course)
Lapisan permukaan
Lapisan Pondasi
Bawah
Tanah Dasar
1. Tanah Dasar
Tanah dasar adalah permukaan tanah asli, permukaan tanah galian atau
permukaan tanah timbunan yang merupakan permukaan dasar untuk perletakan bagian-
bagian perkerasan lainnya. Kekuatan dan keawetan dari konstruksi perkerasan jalan ini
sangat tergantung dari sifat-sifatnya dan daya dukung dari tanah dasar. Tebalnya kira-
kira 50-100 cm.
Kekuatan dan keawwetan kostruksi perkerasan jalan sangat ditentukan oleh
sifatsifat daya dukung tanah dasar. Masalah-masalah yang sering ditemui menyangkut
tanah dasar adalah :
. Perubahan bentuk tetap dari jenis tanah tertentu akibat beban lalu lintas.
Cenderung bagi tanah-tanah dengan plastisitas tinggi.
2. Sifat mengembang dan menyusut dari tanah tertentu akibat perubahan kadar
air. Hal ini dapat dikurangi dengan memadatkan tanah pada kadar air optimum
sehingga mencapai kepadatan tertentu sehingga perubahan volume yang
mungkin terjadi dapat dikurangi.
3. Daya dukung tanah dasar yang tidak merata pada daerah dengan macam tanah
yang sangat berbeda. Penelitian yang seksama atas jenis dan sifat tanah dasar
sepanjang jalan dapat mengurangi akibat tidak meratanya daya dukung tanah
dasar.
4. Daya dukung yang tidak merata akibat pelaksanaan yang kurang baik. Hal ini
akan lebih buruk pada tanah dasar dan jenis tanah berbutir kasar dengan adanya
tambahan pemadatan akibat pembebanan lalu lintas ataupun akibat tanah dasar
itu sendiri. Hal ini dapat diatasi dengan melakukan pengawasan yang baik pada
saat pelaksanaan pekerjaan tanah dasar.
5. Perbedaan penutunan (diffetential settlement) akibat terdapatnya lapisan-
lapisan tanah lunak di bawah tanah dasar akan mengakibatkan terjadinya
pembahan bentuk tetap.
6. Kondisi geologist dari lokasi jalan perlu dipelajari dengan teliti, jika ada
kemungkinan lokasi jalan berada pada daerah patahan, dan lain sebagainya.
5. Kondisis Lingkungan
Pengaruh kondisi lingkungan terhadap lapisan perkerasan jalan dan tanah dasar antara
lain
Berpengaruh terhadap sifat teknis konstruksi perkerasan dan sifat komponen material
lapisan perkerasan.
Pelapukan bahan material
Mempengaruhi penurunan tingkat kenyamanan dari perkerasan jalan.
Faktor utama yang mempengaruhi konstruksi perkerasan jalan ialah air yang berasal dari
hujan dan pengaruh perubahan temperature akibat perubahan cuaca.
6. Sifat dan Banyak Material Tersedia di Lokasi, yang Akan Dipergunakan sebagai
Bahan Lapisan Perkerasan
Perencanaan tebal lapisan perkerasan ditentukan juga dari jenis lapisan
perkerasan. Hal ini ditentukan dari tersedianya material di lokasi dan mutu
material tersebut. Sedangkan bentuk lapisan geometric lapisan perkerasan jalan
mempengaruhi cepat atau lambatnya aliran air meninggalkan lapisa perkerasan
jalan.