Anda di halaman 1dari 10

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Metode konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan pelaksanaan konstruksi
yang mengikuti prosedur serta telah dirancang sesuai dengan pengetahuan atau
standar yang telah diuji-cobakan. Cara atau metode tersebut tidak terlepas dari
penggunaan teknologi sebagai pendukung dan mempercepat proses pembuatan suatu
bangunan, agar kegiatan pembangunan dapat berjalan sebagai mana mestinya sesuai
dengan yang diharapkan dan lebih ekonomis dalam biaya pemakaian bahan. Penelitian
tentang metode pelaksanaan konstruksi ini dilakukan pada Pembangunan Jembatan
Kelurahan Tamanan. Jembatan direncanakan dengan Panjang = 20 m, Lebar = 6 m,
Tinggi = 6 m.
Jembatan merupakan struktur yang dibuat untuk menyeberangi jurang atau
rintangan seperti sungai, rel kereta api ataupun jalan raya. Jembatan dibangun untuk
penyeberangan pejalan kaki, kendaraan atau kereta api di atas halangan. Jembatan
juga merupakan bagian dari infrastruktur transportasi darat yang sangat vital dalam
aliran perjalanan (traffic flows). Jembatan sering menjadi komponen kritis dari suatu
ruas jalan, karena sebagai penentu beban maksimum kendaraan yang melewati ruas
jalan tersebut. Pada proses pembangunan jembatan banyak sekali kita dapatkan
pondasinya tiang pancang karena diakibatkan kondisi tanahnya lempung, pasir atau
area tanahnya itu dulu adalah rawa.

URAIAN UMUM
Metode pelaksanaan konstruksi ini dibuat berdasarkan Dokumen Tender
yaitu : RKS
(Rencana Kerja & Syarat - syarat), BOQ, Gambar Rencana, Berita Acara
Anwizing dan peninjauan site/lapangan yang telah kami pelajari untuk dapat
diselesaikan seluruh paket pekerjaan yang ditawarkan. Dengan sasaran pelaksanaan
pekerjaan, yakni tepat biaya,tepat mutu,dan tepat waktu Site Planning.
Pengaturan lapangan proyek diperlukan untuk mengatur tata letak
peralatan,material serta lalu lintas kendaraan guna mengoptimalkan lahan proyek
dalam memperlancar aktivitas proyek.
Pengaturan tersebut meliputi :
1. Kantor Lapangan / Direksi Keet dan Fasilitasnya
2. Jalan kerja
3. Stok material
4. Fabrikasi besi & bekisting
5. Gudang material / mekanik & MCK
Pengadaan listrik proyek untuk pelaksanaan pekerjaan akan diadakan dari
penyambungan sementara PLN yang ditempatkan pada lokasi yang bebas dari
penyebab gangguan lalu lintas jalan.Kebutuhan air kerja dapat diperoleh dari Bor sumur
dangkal & PDAM dimasukan ke tangki/tandon fiber.

I. PENYEDIAAN DAN PEMASANGAN TIANG PANCANG

Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang
digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas
ke tanah penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu. Tiang pancang
bentuknya panjang dan langsing yang menyalurkan beban ke tanah yang lebih
dalam. Bahan utama dari tiang adalah kayu, baja (steel) dan beton.
Tiang pancang yang terbuat dari bahan ini adalah dipukul, di bor atau di
dongkrak ke dalam tanah dan dihubungkan dengan Pile cap (poer). Tergantung juga
pada tipe tanah, material dan karakteristik penyebaran beban tiang pancang
diklasifikasikan berbeda-beda. Karena pentingnya pondasi tiang pancang,
sehingga perlu mempelajari dan meneliti metode kerja pemasangan tiang pancang
pada Jembatan yang aman dan tepat.

1. Penyediaan Tiang Pancang


Tiang pancang yang digunakan pada proyek ini merupakan tiang pancang yang
diproduksi oleh PT. Adhimix PCI Indonesia. Data teknis tiang pancang sebagai
berikut :
 Diameter : 50 cm
 Tebal Dinding : 09 cm
 Panjang bottom pile : 10 meter
 P ( Weight ) : 169.08 Ton
 MCR : 17 Ton/m
 Type :C

2. Peralatan Yang digunakan


Peralatan yang digunakan untuk keperluan mobilisasi dan pemasangan tiang
pancang pada proyek ini merupakan peralatan sewa dari PT. Anugerah Jaya
Pancang yang terdiri dari :
 Pile Diesel Hammer
 Mobil Tronton/Truck Trailer
 Tiang Leader
 Mobile Crane
Sedangkan untuk peralatan Excavator kami menggunakan peralatan sewa dari
PT. Pratama Citra Parama.
3. Pemasangan Tiang Pancang
Berikut ini adalah tabel daftar proses pemancangan tiang pancang pada
jembatan yang akan dilakukan :
1) Penyelidikan tanah
2) Pengalihan aliran air
3) Penentuan titik-titik yang akan di pancang
4) Mobilisasi tiang pancang
5) Penurunan tiang pancang
6) Pengecatan tiang pancang
7) Mobilisasi alat pancang
8) Penurunan alat pancang
9) Pensettingan alat pancang
10) Pemancangan

Berikut ini penjelasan proses pemancangan tiang pancang pada jembatan yang
akan dilakukan :

1) Penyelidikan Tanah
Dalam rangka untuk memenuhi design perencanaan Jembatan Kelurahan
Tamanan maka penyelidikan tanah akan menjadi dasar perencanaan
pondasi yang akan digunakan. Penyelidikan tanah sangat penting sebelum
proses pemancangan dimulai ini dikarenakan akan menentukan kedalaman
tiang pancang yang akan dipancang. Penyelidikan tanah yang digunakan
ada 2 yaitu Sondir dan Boring (SPT = Standart Penetration Test).

2) Pengalihan aliran air


Pengalihan aliran air dilakukan agar supaya pada saat pensettingan alat
pancang dan pemancangan tiang pancang dilakukan tidak terjadi banjir.
Settingan dan pemancangan akan dilakukan pada arah Selatan terlebih
dahulu jadi aliran air akan dialihkan ke arah Utara agar supaya aliran air
sungai tidak mengganggu proses pensettingan dan pemancangan.
Selanjutnya proses Pensettingan dan pemancangan akan dilakukan pada
arah Utara jadi aliran air akan dialihkan ke arah Selatan agar supaya aliran
air sungai tidak mengganggu proses pensettingan dan pemancangan.

3) Penentuan titik-titik yang akan di pancang


Penentuan titik-titik yang akan dipancang ini harus sesuai dengan gambar
konstruksi yang telah ditentukan oleh perencana. Jika sudah fix titik mana
yang akan dipancang, maka pada saat itu pelaksanaan pekerjaan tiang
pancang sudah bisa dilakukan.

4) Mobilisasi Tiang Pancang


Mobilisasi Tiang Pancang adalah proses perjalanan tiang pancang dari
lokasi awal yaitu PT. Adhimix PCI Indonesia yang berlokasi di Gresik ke
tujuan akhir Kelurahan Tamanan Kabupaten Trenggalek dengan
menggunakan kendaraan mobil tronton.
5) Penurunan Tiang Pancang
Setelah tiang pancang sampai ke lokasi tujuan, tiang pancang tersebut
segera diturunkan agar supaya menghemat waktu. Penurunan tiang
pancang menggunakan alat excavator dan diletakan dilokasi yang terdekat
agar supaya pada proses pemancangan nanti pengambilan tiang pancang
mudah atau dekat untuk diambil.
Tiang pancang yang diturunkan harus disusun seperti piramida dan dilapisi
kayu sebagai alasnya agar supaya pada proses pengambilan untuk
dipancang, tiang pancang tersebut mudah untuk diangkat.

6) Proses Pengecatan Tiang Pancang


Proses pengecetan tiang pancang dilakukan agar supaya pada saat
dipancang kita mengetahui panjang tiang pancang yang telah masuk
kedalam tanah.

7) Mobilisasi Alat Pancang


Mobilisasi alat pancang adalah proses perjalanan alat pancang dari lokasi
awal yaitu dari Surabaya, sampai ke tujuan akhir yaitu tempat proyek di
Kelurahan Tamanan, Kabupaten Trenggalek dengan menggunakan
kendaraan mobil tronton.

8) Penurunan Alat Pancang


Setelah alat pancang sampai ke lokasi tujuan, alat pancang tersebut segera
diturunkan agar supaya menghemat waktu. Penurunan alat pancang
menggunakan alat excavator dan diletakan dilokasi yang terdekat agar
supaya pada proses pemancangan nanti pengambilan alat pancang mudah
atau dekat untuk diambil.

9) Pensettingan Alat Pancang


Setelah alat pancang sampai di tempat proyek, alat pancang tersebut
langsung diturunkan dengan menggunakan excavator ke tempat atau lahan
yang akan dilakukan proses pemancangan tiang pancang. Setelah alat
pancang diturunkan ke tempat atau lahan yang akan dilakukan
pemancangan tiang pancang, alat tersebut langsung di setting agar proses
pemancangan siap dilakukan.

10) Pemancangan
Setelah alat pancang selesai disetting maka proses pemancangan siap
dilakukan. Berikut ini proses atau tahap-tahap pemancangan tiang pancang:
 Alat pancang yang selesai disetting harus didirikan atau ditaruh di titik-
titik yang akan dipancang.
 Mengangkat atau mengambil tiang pancang yang berukuran panjang
10m (Bottom) dengan menggunakan excavator.
 Tiang pancang yang telah diangkat oleh excavator akan dibawa ke titik
yang akan dipancang.
 Tiang pancang diikat dengan labrang yang terikat dengan leader.
 Tiang pancang harus didirikan sama tegak dengan leader.
 Kepala tiang pancang harus masuk terlebih dahulu ke bantalan tiang
pancang/mal (topi).
 Setelah tiang pancang berdiri sejajar dengan leader dan kepala tiang
pancang telah masuk ke dalam topi/mal/bantalan tiang pancang maka
pemancangan tiang pancang siap untuk dilakukan.
 Pengait laba-laba akan mengangkat hammer lalu melepaskannya.
 Lalu pemancangan di mulai.
 Tiang pancang bottom yang berukuran panjang 10 m yang dimasukan
pertama tidak boleh dimasukan sampai habis kedalam tanah, harus
tersia 1 m diatas tanah dari panjang total tiang pancang pertama yang
telah masuk. Dikarenakan kepala tiang pancang akan dilas dengan
sambungan tiang pancang (Upper).
 Setelah tiang pancang Bottom tersisa 1 m, branstop akan ditarik untuk
mematikan piston dan pemancangan akan terhenti.
 Setelah pemancangan terhenti dan tiang pancang Bottom tersisa 1 m
maka proses selanjutnya adalah mengambil atau mengangkat tiang
pancang Upper tiang pancang Upper sama dengan pengangkatan tiang
pancang Bottom.
 Tiang pancang Upper harus sejajar dengan leader.
 Kepala tiang pancang Upper juga harus masuk atau berada didalam
mal/topi/bantalan tiang pancang.
 Setelah tiang pancang Upper tegak lurus dan berada di dalam mal/topi,
ujung tiang pancang Upper yang berada di bawah harus berdiri sejajar
diatas tiang pancang Bottom dan sama rata dengan kepala tiang
pancang Bottom yang tersisa 1 m.
 Setelah itu diadakan pengelasan dengan menggunakan mesin las, kabel
las, stang las,dan kawat las. Kawat las yang digunakan yaitu LB 3,2 (LB
52 U).
 Proses pengelasan yaitu ujung tiang pancang Bottom dan ujung tiang
pancang Upper dirapatkan lalu pekerja akan mengambil besi ukuran
diameter 8mm lalu dilas sebagai penahan sisi-sisi antara tiang pancang
Bottom dan tiang pancang Upper, fungsi pengelasan menggunakan besi
ukuran diameter 8 disisi-sisi tiang pancang Upper dan Bottom yaitu agar
supaya tiang pancang Upper dan tiang pancang Bottom tak akan lagi
bergerak pada saat akan dilakukan pengelasan sambungan tiang
pancang Bottom dan tiang pancang Upper. Setelah tiang pancang
Bottom dan tiang pancang Upper tak lagi bergerak maka pekerja akan
mengambil kawat las untuk melakukan pengelasan.
 Setelah proses pengelasan selesai maka pengait (laba-laba) akan
mengangkat hammer dan proses pemancangan dimulai lagi.
 Jika pada proses pemancangan tiang pancang ditemukan pada saat
dipukul tidak lagi masuk walaupun belum sampai pada kedalaman yang
telah ditentukan maka proses pemancangan harus dihentikan sampai
disitu dan lanjut ke titik pancang selanjutnya. Ini dikarenakan tiang
pancang pada saat dipukul dan masuk ke dalam tanah, tiang pancang
tersebut sudah menemui tanah keras atau batuan yang sangat besar
sampai membuat tiang pancang tersebut tak lagi masuk.
 Jika sudah pada posisi seperti itu maka segera dilakukan pembacaan
kalendering, pembacaan ini dilakukan pada tiang pancang sewaktu
memancang. Jika dari bacaaan tinggi bacaaan sudah bernilai 1cm atau
lebih kecil, maka pemancangan sudah siap dihentikan. Itu berarti tiang
sudah mencapai titik tanah keras, tanah keras itulah yang akan
menyebabkan bacaan kalendering kecil yaitu 1 cm atau kurang dari 1
cm. Jika diteruskan dikhawatirkan akan terjadi kerusakan pada tiang
pancang itu sendiri seperti pada topi tiang pancang atau badan tiang
pancang itu sendiri. Pembacaan kalendering dilakukan biasanya 10
pukulan 23) Untuk menghentikan proses pemancangan tiang pancang
maka branstop akan ditarik untuk menghentikan piston.
 Setelah tiang pancang Upper dan Bottom masuk, tiang pancangn Upper
harus tersisa 1 m di atas tanah. Ini dikarenakan akan dibuat atau di cor
lantai kerja untuk mendirikan abutmen diatas pondasi tiang pancang.
 Proses pemancangan ini dilakukan sampai ke titik pemancangan yang
ke 6, setelah itu proses pemancangan pindah ke arah Seberang.

II. PENYEDIAAN DAN PEMASANGAN BAJA STRUKTUR

Yang dimaksud dengan Baja Struktur adalah bahan struktur jembatan baja
seperti jembatan rangka baja, gelagar baja, gelagar baja komposit termasuk elemen
baja seperti gelagar, pelat, baut, mur, ring, diafragma yang digunakan sebagai suatu
komponen struktur jembatan baja.
Pekerjaan ini juga akan mencakup penyediaan, fabrikasi, pengangkutan,
pemasangan, galvanisasi dan pengecatan baja struktur sebagaimana yang
disyaratkan dalam Spesifikasi ini atau sebagaimana yang ditunjukkan dalam
Gambar. Baja struktur harus meliputi baja struktur, baut, pengelasan, baja
khusus dan campuran, elektroda logam dan penempaan dan pengecoran baja.
Pekerjaan ini harus juga terdiri atas setiap pelaksanaan baja tambahan yang tidak
disyaratkan lain, semua sesuai dengan Spesifikasi ini dan dengan Gambar.

1. Penyediaan Baja Struktur


Kami menyediakan Baja Struktur yang diproduksi oleh PT. Bahagia Steel dengan
lokasi pabrik Jl. Raya Wringinanom KM. 31 Desa Sumengko, Kec. Wringinanom,
Kab. Gresik dan sudah terdaftar di Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro).
Spesifikasi Teknis Baja Konstruksi yang kami gunakan sebagai berikut :
 Profil baja gelagar induk dan diagfragma yang digunakan adalah Wide Flange
Shapes (WF), merupakan baja konstruksi yang memenuhi AASTHO M-183.
 Dimensi profil sesuai dengan gambar
 Mutu profil baja minimum adalah BJ – 42
 Tegangan yang diizinkan minimum Fbj = 1.667 kg/cm2
 Pipa sandaran mutu baja = BJ 32
 Alat penyambung plat baja yang digunakan untuk plat penyambung dan
cover plate mutu baja yang digunakan BJ 42, dengan tebal dan ukuran plat
sesuai dengan ukuran pada gambar.
 Seluruh baut yang digunakan untuk sambungan konstruksi baja adalah baut
tegangan (kekuatan) tinggi dan direncanakan dengan kekuatan geser
menurut “Spesification For Structural Joint using ASTM A 325”
2. Pemasangan Baja Struktur
1) Elemen Struktur Jembatan Rangka Baja
Elemen Struktur Jembatan Rangka Baja yang kami sediakan akan mencakup
seluruh elemen, sub elemen, landasan, perkakas dan peralatan yang
memungkinkan Penyedia Jasa untuk merakit dan memasang struktur
jembatan rangka baja menurut prosedur yang disarankan oleh pabrik
pembuatnya.

Bahan-bahan yang disediakan untuk jembatan akan dipasang dengan dua


prosedur pokok pemasangan jembatan akan termasuk, tapi tidak boleh
dibatasi, seperti berikut ini :
 Pemasangan Dengan Cara Peluncuran
Seluruh panel rangka utama termasuk batang-batang penulangan jika
diperlukan, semua gelagar melintang (trasom), ikatan angin, pengaku
vertikal, alat penggaru, patok dan landasan sendi bersama dengan semua
perlengkapan pengaku, pengangkat, penyambung, perangkat
penyambung antar struktur rangka (linking steel), perkakas kecil untuk
merakit dan komponen peluncuran tambahan seperti rol perakitan, rol
peluncur, rol pendaratan, peralatan dongkrak hidrolik dan bahan untuk
perakitan kerangka pengimbang dan ujung peluncuran (launching nose).

 Pemasangan Dengan Perakitan Bertahap


Seluruh kerangka utama termasuk bagian elemen-elemen batang,
diagonal, gelagar melintang, pengaku (bracing), patok, balok memanjang
(stringer), pelat buhul, pelat sambung, sandaran (railing),
landasan jenis elastomer berupa karet alam atau sintetis, bersama
dengan seluruh penyambung yang diperlukan, perangkat penyambung
antar struktur rangka, dongkrak hidrolik, perkakas kecil untuk merakit dan
bahan untuk perakitan struktur rangka ankur.

Tergantung pada rancangan patent dari struktur jembatan rangka baja


yang akan dipasang, Pengguna Jasa juga dapat menyediakan bahan
untuk pemasangan seluruh lantai jembatan, termasuk semua unit lantai
pra-fabrikasi, kerb, klem, baut dan perlengkapan lainnya, atau dapat
menyediakan semua balok memanjang (stringer) baja yang diperlukan,
landasan dan perlengkapan untuk pelaksanaan acuan lantai untuk
penempatan lantai kayu yang akan dilintasi kendaraan. Bilamana suatu
lantai kayu untuk lintasan kendaraan disediakan, maka papan dan kereb
dari kayu akan dipasok oleh Penyedia Jasa.

2) Pemotongan
Pemotongan harus dilaksanakan secara akurat, hati-hati dan rapi. Setiap
deformasi yang terjadi akibat pemotongan harus diluruskan kembali. Sudut
tepi-tepi potongan pada elemen utama yang merupakan tepi bebas setelah
selesai dikerjakan, harus dibulatkan dengan suatu radius kira-kira 0,5 mm
atau ditumpulkan. Pengisi, pelat penyambung, batang pengikat dan pengaku
lateral dapat dibentuk dengan pemotongan cara geser (shearing), tetapi
setiap bagian yang tajam seperti duri akibat pemotongan harus dibuang.
Setiap kerusakan yang terjadi akibat pemotongan harus diperbaiki. Sudut-
sudut ini umumnya dibulatkan dengan suatu radius 1,0 mm.

3) Sambungan Dengan Baut


Baut yang tidak dikencangkan terhadap beban tarik sebelum baut mengalami
deformasi permanen (proof load - sekitar 65% terhadap kuat leleh mutu baut)
harus mempunyai mur tunggal yang dapat mengunci sendiri. Ring serong
harus digunakan di mana bidang kontak mempunyai sudut lebih dari 1 : 20
dengan salah satu bidang yang tegak lurus sumbu baut. Baut harus
mempunyai panjang sedemikian hingga seluruh mur dapat dimasukkan ke
dalam baut tetapi panjang baut tidak boleh melebihi 6 mm di luar mur.

Baut harus dimasukkan ke dalam lubang tanpa adanya kerusakan pada


uliran.Suatu "snap" harus digunakan untuk mencegah kerusakan kepala baut.

Kepala baut dan mur harus dikencangkan sampai rapat pada pekerjaan
dengan tenaga manusia yang menggunakan sebuah kunci yang cocok
dengan panjang tidak kurang dari 380 mm untuk diameter nominal baut 19
mm atau lebih. Kepala baut harus diketuk dengan palu pada saat mur sedang
dikencangkan.

Seluruh uliran baut harus berada di luar lubang. Ring harus digunakan
kecuali ditentukan lain.

4) Pengelasan
Prosedur pengelasan baik di bengkel maupun di lapangan, termasuk
keterangan tentang persiapan pemukaan-permukaan yang akan disambung
harus diserahkan secara tertulis, untuk persetujuan dari Pengawas
Pekerjaan sebelum memulai fabrikasi. Tidak ada prosedur pengelasan yang
disetujui atau detail yang ditunjukkan dalam Gambar yang harus dibuat tanpa
persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.

Cara menandai setiap pelengkap sementara harus disetujui terlebih dahulu


oleh Pengawas Pekerjaan. Setiap goresan pada pelengkap sementara harus
diperbaiki sampai diterima oleh Pengawas Pekerjaan. Bilamana perbaikan
dengan pengelasan diperlukan, maka perbaikan ini harus dilaksanakan atas
persetujuan Pengawas Pekerjaan.

Permukaan las yang tampak harus dibersihkan dari residu kerak. Semua
percikan pengelasan yang mengenai permukaan harus dibersihkan. Agar
dapat memperoleh ketebalan elemen baja yang penuh pada sambungan
dengan pengelasan maka harus digunakan pelat penyambung “run-on” dan
“run-off” pada bagian ujung elemen.

5) Pengecatan dan Galvanisasi


Manual sesuai dengan SE No.26/SE/M/2015: Perlindungan Komponen Baja
Jembatan dengan Cara Pengecatan. Semua permukaan baja lainnya harus
dicat atau digalvanis sesuai dengan desain ketebalan cat atau galvanis yang
telah ditentukan sesuai lokasi di mana struktur baja tersebut akan dipasang
dan/atau disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Untuk semua elemen struktur
baja termasuk elemen Gelagar Baja Komposit termasuk balok, pelat, baut,
mur, ring, dan sejenisnya harus digalvanisasi dengan sistem pencelupan
panas sesuai dengan AASHTO M111M/M111-15 atau ASTM A123/123M-17.

III. PEMBESIAN ULIR DAN POLOS

Pekerjaan ini mencakup penyediaan, fabrikasi, pengangkutan, pemasangan,


sebagaimana yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini atau sebagaimana yang
ditunjukkan dalam Gambar.

1. Penyediaan Baja Tulangan Ulir dan Polos


Kami menyediakan Besi Tulangan Ulir dan Polos yang diproduksi oleh PT.
Bahagia Steel dengan lokasi pabrik Jl. Raya Wringinanom KM. 31 Desa
Sumengko, Kec. Wringinanom, Kab. Gresik dan sudah terdaftar di Lembaga
Sertifikasi Produk (LSPro). Besi Tulangan yang kami gunakan yaitu Baja
Tulangan Polos-BjTP 280 dan Baja Tulangan Sirip BjTS 280 dengan mutu SNI
ISO 9001 : 2015.

2. Metode Pelaksanaan Baja Tulangan Ulir dan Polos


 Tulangan ditempatkan seperti terlihat pada gambar atau dimana ditentukan
oleh Direksi.
 Spasi ditempatkan seperti pada gambar. Atas dasar persetujuan Direksi,
kontraktor dapatmengubah tempat, jarak dan mungkin spasi tulangan
ditambah ditempat lain dari yang terlihat pada gambar / persetujuan Direksi.
 Penempatan tulangan sejajar dan sesuai pada standart tulangan.
Penulangan akan diperiksa untuk penyesuaian dengan kebutuhan ukuran,
bentuk, panjang, spasi letak dan jumlah yang dipasang.
 Penulangan ditempatkan dengan teliti dan pada posisi yang tepat dengan
menggunakan kawat bendrat pada pertemuan tulangan dan diikat pada
penyangga agar tidak berubah selama pengecoran beton.
 Sebelum penulangan disambungkan pada beton, permukaan tulangan dan
permukaan beberapa penyangga, tulangan bersih dari karat, berat, kotoran
lemak atau bahan asing yang menurut pendapat Direksi dapat mengganggu
kekuatan beton.
 Semua pelaksanaan penyambungan, pemotongan, pembengkokan dan
pemasangan akan mengikuti persyaratan bangunan yang berlaku.
 Penulangan akan dimatikan pada posisinya, dengan kawat pengikat dan
ganjal beton secukupnya agar pada waktu pengecoran tidak terjadi
perubahan / pergeseran tempat posisinya.
 Besi beton tulangan yang dipakai untuk stek, akan dibuat sedemikian rupa
sehingga mempunyai penampang dan jumlah yang sama dengan tulangan
yang disambung. Panjang stek minimum 40 x penampang baja tulangan
utama panjang penerusannya.
 Jarak-jarak penempatan tulangan harus sesuai dengan syarat-syarat PBI.
LAIN- LAIN :
 Seluruh pekerjaan dilaksanakan sesuai Spesifikasi Teknis dan Gambar yang ada
dengan terlebih dahulu memberikan contoh bahan material yang agan dipergunakan
untuk mendapat persetujuan dari Direksi Teknis.
 Metode Pelaksanaan yang kami susun ini, apabila tidak sesuai dengan apa yang
diminta oleh Kelompok Kerja Pemilihan 19 UKPBJ Kabupaten Trenggalek, PPK atau
Konsultan Pengawas akan kami laksanakan sesuai dengan arahan.
 Dokumentasi foto setiap tahapan pekerjaan pada keadaan 0%, 50%,100% dan saat
momen penting penting lainnya akan kami laksanakan, dan melakukan
pembritahuan kepada pihak-pihak terkait (PPK, PPTK, Inspektorat, Pengawas
Lapangan, Konsultan Pengawas dan lain-lain sesuai ketentuan) pada tahapan
proses pelaksanaan pekerjaan.
 Sebagai control kualitas pekerjaan kami akan mengambil sample campuran dan
bahan material untuk diuji dilaboratorium.
 untuk refenisi perbandingan campuran bahan pekarjaan beton kami akan
mengirimkan bahan material ke labolatorium untuk diadakan test JMF (Job Mix
Formula) dan kami akan mengadakan trial campuran.
 Ketika pekerjaan hampir selesai kami akan segera berkoordinasi dengan PPK,
PPTK dan pengawas lapangan/konsultanPengawas untuk diadakan pengukuran
bersama .
 Setelah pekerjaan benar-benar rapi kami akan segera mengadakan pekerjaan
pembersian lapangan. Tanah bekas galian, sisa material, puing-puing akan kami
singkirkan dari lapangan. Selanjutnya diadakan penyerehan pekerjaan (PHO) dan
kami tetap bertanggung jawab pada masa pemeliharaan.

Trenggalek, 13 April 2023


CV. ANUGERAH SEJAHTERA

BOIMIN
Direktur

Anda mungkin juga menyukai