Anda di halaman 1dari 34

PEMERIN NTAH KA ABUPATEN N PONORO OGO

DINNAS PEKE ERJAAN UMUM,


U PEERUMAHA AN DAN
K
KAWASAN N PERMUK KIMAN
Jalan Gajahmadaa No. 67 Tellepon (0352
2) 481632 FFax. 481632
2
PONOROGO
Kodee pos 63419

RANCAN
NGAN KON
NSEPTUAL
SIISTEM MA
ANAJEMEN
N KESELAM
MATAN KONSTRUK
K KSI
PERENCAN
P NAAN KO
ONSTRUKS
SI

Rehabilitaasi Jaringan D.I. Dilem


Ds. Karangan
K K
Kec. Badegan
n Kab. Pono
orogo

Lokaasi Pekerjaaan : Ds.


D Karangann Kec. Badeegan Kab. Ponorogo
P
Nom
mor Kontrakk :
Wakktu : 12
20 Hari Kallender
Pelakksanaan

DIS
SUSUN OL
LEH:
CV. TAT
TA NUSA PERSADA
P

CV.
C TAATA NUSA
N PERS
SADA
C
CONSULTA ANT OF BU UILDING
PLLANNING ANDA SUPE ER VISING G
Jln.
J Kawungg No. 174 Mangunsum
M man Siman-PPonorogo
Hp: 0853-31900-5303 / Em
m@il: tata.nu
usa.persada@
@gmail.com
m


 
LEMBAR PENGESAHAN

RANCANGAN KONSEPTUAL
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
PERENCANAAN KONSTRUKSI

Rehabilitasi Jaringan D.I. Dilem


Ds. Karangan Kec. Badegan Kab. Ponorogo

Pelaksanaan Pekerjaan selama 120 hari kalender

Pihak Pengguna Jasa Pihak Penyedia Jasa


Mengesahkan: Dibuat Oleh:
Sub. Koordinator Bina Teknis CV. TATA NUSA PERSADA
Bidang Sumber Daya Air
Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan
Kawasan Permukiman Kabupaten Ponorogo

S U C I P T O, S.T., M.T. DENI EKO PRASETIYO, ST.

NIP. 19741124 200604 1 012 Direktur

Kepala Bidang Sumber Daya Air


Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Dan
Kawasan Permukiman Kabupaten Ponorogo

S I S W A N T O, ST.
NIP: 19640627 199703 1 002
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Dan
Kawasan Permukiman Kabupaten Ponorogo

HENRY INDRAWARDANA, S.E., M.Si.


NIP. 19681209 199302 1 002


 
PEMERIN NTAH KA ABUPATEN N PONORO OGO
DINNAS PEKE ERJAAN UMUM,
U PEERUMAHA AN DAN
K
KAWASAN N PERMUK KIMAN
Jalan Gajahmadaa No. 67 Tellepon (0352
2) 481632 FFax. 481632
2
PONOROGO
Kodee pos 63419

RANCAN
NGAN KON
NSEPTUAL
SIISTEM MA
ANAJEMEN
N KESELAM
MATAN KONSTRUK
K KSI
PERENCAN
P NAAN KO
ONSTRUKS
SI

A. D
DATA UM
MUM
Program : Pengelolaaan Sumber Daya
D Air (SSDA)
Kegiatan : Pengembaangan dan Pengelolaaan Sistem
Irigasi Primer dan Seekunder Paada Daerah
Irigasi Yaang Luasnyaa Dibawah 1000 HA
Dalam 1 (ssatu) Daerah
h Kabupateen / Kota
Sub Kegiaatan : Penyusunaan Rencana Teknis dann Dokumen
Lingkungaan Hidup Untuk K
Konstruksi
Irigasi dan
n Rawa
Nama Pakket Pekerjaan
n : Rehabilitasi Jaringan D.I. Dilem
gan Kec. Baadegan
Ds. Karang
Lokasi Pekkerjaan : Ds. Karaangan Keec. Badeggan Kab.
Ponorogo
Nomor Koontrak :
Waktu Pellaksanaan : 120 Hari kalender
k
Nama Konnsultan : CV. TATA
A NUSA PE
ERSADA
Perencanaan Konstruk
ksi
Lingkup Tanggung
T Jaawab : 1.
Konsultan Perencanaaan 2.
Konstruksi Dst....


 
B. IDENTIFIKASI KESELAMATAN KONSTRUKSI
No. Aspek Deskripsi Awal Rekomendasi Teknis
1 Lokasi Kondisi lokasi Sosialisai/koordinasi
kegiatan di area datar, terkait dengan adanya
akses menuju lokasi kegiatan tersebut kepada
mudah. pemanfaat air (terkait
jadwal gilir kebutuhan
air) dan masyarakat
sekitar supaya pekerjaan
berjalan lancar
2 Lingkungan Pertanian yang berada Sosialisai adanya
di dekat lokasi kegiatan tersebut kepada
terganggu dengan pemanfaat air dan
adanya material dan masyarakat sekitar.
lalu lintas pekerja Pembagian air dijadwal,
lapangan, sehingga pekerjaan bisa
irigasi pertanian tetap berjalan lancar.
terganggu terkait
jadwal gilir air irigasi
3 Sosio-Ekonomi Mata pencaharian Pemeliharaan dan
penduduk di sekitar rehabilitasi jaringan
lokasi adalah petani irigasi agar air yang di
dapat sesuai dengan
kebutuhan tanaman.
Air irigasi dapat
dimanfaatkan dengan
baik.
4 Dampak Lingkungan Lingkungan di sekitar Memberi solusi guna
lokasi kegiatan meminimalisir dampak
terganggu. dengan sosialisasi.


 
PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN KONSULTANSI
KONSTRUKSI PERENCANAAN

Menyatakan bahwa CV. TATA NUSA PERSADA sebagai Badan Usaha Jasa
Konsultansi Konstruksi bertanggungjawab penuh terhadap hasil desain yang telah
dilakukan. Apabila terjadi revisi desain, maka tanggung jawab revisi desain dan
dampaknya ada pada penyusun revisi.

Maret 2022
Pimpinan Konsultan Konstruksi Perencanaan
CV. TATA NUSA PERSADA

DENI EKO PRASETIYO, ST.


Direktur


 
C. Metode Pelaksanaan
Tabel 1. Metode Pelaksanaan

No. Lingkup Pekerjaan Metode Pekerjaan Bahaya Utama

1. Pekerjaan Persiapan - Pemotongan rumpun bambu - Terkena alat


dilakukan menggunakan benda potong, palu,
tajam/chainsaw. paku, tertusuk
- Penentuan titik tetap utama bambu, terkena
(bench mark), pengukuran luas serpihan
bangunan dan elevasi harus tepat potongan
sesuai dengan persetujuan bambu.
konsultan pengawas/Direksi
Pekerjaan pekerjaan.
- Pemasangan profil harus
berdasarkan peil elevasi
ketinggian dari patok hasil
pengukuran Uitzet dan
pemasangannya dapat
dilaksanakan apabila pengukuran
dinyatakan selesai dan benar serta
mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan.
2. Pekerjaan tanah - Pengukuran ulang bersama pada - Terpeleset,
awal pekerjaan guna menentukan tersandung batu,
titik-titik bangunan di lapangan, jatuh dari
serta menentukan titik duga yang ketinggian.
akan digunakan sebagai acuan - Terkena alat
dengan menggunakan patok yang cangkul dan alat
sudah ditandai dan ditanam kokoh lainnya.
sedemikian rupa sehingga tidak - Galian runtuh/
berubah oleh benturan-benturan. tanah longsor.
- Galian tanah harus sampai pada
tanah keras, dilakukan sesuai


 
No. Lingkup Pekerjaan Metode Pekerjaan Bahaya Utama

dengan ukuran desain/dimensi


yang telah diberi
tanda/patok/profil pada lokasi
yang akan dikerjakan.
- Galian tanah jika pada kenyataan
dilapangan tidak memungkinkan
untuk dilakukan secara
keseluruhan, maka komisi galian
dapat dilakukan sesuai petunjuk
konsultan pengawas/Direksi
Pekerjaan Pekerjaan.
- Pekerjaan timbunan tanah atau
pengurugan kembali galian tanah
dilaksanakan setelah pekerjaan
struktur bangunan. Material yang
digunakan untuk penimbunan
adalah tanah bekas galian dengan
diratakan dan dipadatkan secara
bertahap/berlapis sesuai petunjuk
pengawas/Direksi Pekerjaan.
3. Pekerjaan Pasangan - Penempatan lokasi material harus - Runtuh material
diperhitungkan. pasangan,
- Bahan material dan ukuran yang terjepit batu,
digunakan harus sesuai dengan tertimpa batu,
spektek dan analisa harga satuan kulit terkena
dan telah disetujui oleh Direksi cipratan mortar,
Pekerjaan pekerjaan. kejatuhan/kerun
- Sebelum dilakukan pekerjaan tuhan material.
pasangan, galian harus bersih,
tidak boleh ada genangan, lapisan
dasar diberi spesi/mortar sebelum


 
No. Lingkup Pekerjaan Metode Pekerjaan Bahaya Utama

dimasukkan batu kali sesuai


petunjuk Direksi Pekerjaan
pekerjaan.
- Pencampuran mortar harus
tercampur merata (homogen),
sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan
pekerjaan.
- Pasangan batu harus disusun
sehingga antar batu terisi spesi,
batu tidak berhimpitan, untuk
penyusunan batu muka harus
berjarak (1-2 cm).
- Setiap akhir pasangan yang belum
selesai dibuat miring dengan
menyisakan tonjolan-tonjolan
batu agar pasangan
penyambungnya dapat melekat
dengan baik sesuai petunjuk
Direksi Pekerjaan pekerjaan.
- Material untuk siaran batu
dicampur terlebih dahulu hingga
rata adukan spesinya.
- Sebelum dilakukan pekerjaan
siaran, semua bidang antar batu
dikorek terlebih dahulu, jika
permukaan bidang yg dikorek
terlalu kering maka permukaan
dibasahi dengan air bersih supaya
kuat ikatan antar spesi lama
dengan spesi baru. Rapikan siaran
agar hasil lekukan sambungan


 
No. Lingkup Pekerjaan Metode Pekerjaan Bahaya Utama

terlihat rapi dan indah.


- Campuran material untuk
plesteran sesuai dengan spektek
harus tercampur secara homogen,
sebelum spesi plesteran dipasang,
semua permukaan yang akan
diplester harus dibersihkan, jika
permukaan terlalu kering maka
permukaan dibasahi terlebih
dahulu dengan air bersih supaya
terjadi ikatan yang kuat antara
spesi lama dengan spesi baru.
Ketebalan spesi 1 cm, untuk
menghindari retak rambut
permukaan plesteran yang sudah
mengeras dibasahi, rapikan
plesteran agar terlihat rapi, indah,
sesuai dengan petunjuk Direksi
Pekerjaan pekerjaan,
4. Pekerjaan Beton - Penempatan lokasi material harus - Konstruksi
diperhitungkan runtuh, retak,
- Bahan material dan ukuran yang keropos.
digunakan harus sesuai dengan - Begisting tidak
spektek dan analisa harga satuan. sesuai dimensi
- Sebelum dilakukan pekerjaan /rusak/jebol
beton galian harus bersih, tidak
boleh ada genangan, pencampuran
bahan material harus rata
(homogen), pengisian harus penuh
dan padat.
- Kekuatan untuk begisting juga


 
No. Lingkup Pekerjaan Metode Pekerjaan Bahaya Utama

harus diperhatikan sesuai petunjuk


Direksi Pekerjaan pekerjaan.
5. Pekerjaan - Pekerjaan dewatering - Galian
Dewatering (pengeringan) dilakukan runtuh/hanyut,
seperlunya jika debit air yang ada tertimpa
diprediksi bisa mengganggu karung
pelaksanaan pekerjaan. kistdam/pompa
Pengeringan disini menggunakan sehingga
kistdam pasir/tanah dibungkus pekerjaan
karung plastik bagor, material konstruksi
sesuai dengan spektek dan analisa, akan
atau bisa juga ditambah dengan terganggu.
pengoperasian pompa sesuai
petunjuk Direksi Pekerjaan
pekerjaan.
6. Pekerjaan pintu - Sebelum pemasangan, pintu harus - Jika dimensi
dicoba pengoperasiaannya, detail ukuran tidak
ukuran pintu harus di chek dulu, sesuai, pintu
pemasangan harus sesuai arah tidak bisa
aliran, sesuai petunjuk Direksi dipasang, akan
Pekerjaan pekerjaan berpengaruh
pada pengaturan
kebutuhan
debit.
7. Pekerjaan Lain-lain - Sebelum dilakukan pengecatan, - Terkena cat.
dasar bangunan harus bersih
sesuai dengan petunjuk
pengawas/Direksi Pekerjaan
pekerjaan.

10 
 
D. Standart Pemeriksaan dan Pengujian
Rencana
Kegiatan
No. Referensi Pemeriksaan dan Waktu Pengujian
(aktivitas)
Pengujian
1. Pekerjaan Material yang Slump test, Benda Pengambilan dan
Beton digunakan uji tes silinder untuk pengujian 1 (satu)
dengan K sesuai dengan uji kuat tekan beton set sampel minimum
175 spektek untuk setiap 10 m³
campuran beton.

E. Identifikasi bahaya, pengendalian resiko dan penetapan tingkat resiko pekerjaan


Tabel 2. Tabel identifikasi bahaya dan pengendalian resiko
No. Uraian Identifikasi Bahaya Dampak Penetapan
Kegiatan /Resiko Pengendalian Resiko
1. Pekerjaan Terkena alat Cedera pekerja, Menggunakan Alat
Persiapan potong, palu, paku, terpeleset, Pelindung Diri yang
tertusuk bambu, tergores. sesuai (helm, sepatu
terkena serpihan boot/keselamatan,
potongan bambu. sarung tangan, rompi,
pelindung pernafasan
/masker).
Sop, ijin kerja, rambu
2. Pekerjaan - Terpeleset, Cedera pekerja, - Menggunakan Alat
tanah tersandung batu, keruntuhan Pelindung Diri (helm,
jatuh dari galian, luka sepatu
ketinggian. terkena cangkul. boot/keselamatan,
- Cedera pekerja sarung tangan, rompi,
terkena alat pelindung pernafasan
cangkul dan alat /masker).
lainnya. - Lining saluran di
- Galian runtuh/ kasih seseg bambu.
longsor. - Sop, ijin kerja, rambu

11 
 
No. Uraian Identifikasi Bahaya Dampak Penetapan
Kegiatan /Resiko Pengendalian Resiko
3. Pekerjaan - Runtuh material Cedera pekerja, - Menggunakan Alat
Pasangan pasangan, terjepit Kulit melepuh. Pelindung Diri (helm,
batu, tertimpa batu, sepatu
kulit terkena boot/keselamatan,
cipratan mortar. sarung tangan, rompi,
- Kejatuhan/keruntuh pelindung pernafasan
an material. /masker).
- Iritasi Kulit, - Sop, ijin kerja, rambu
Terpapar Sinar
Matahari.
4. Pekerjaan - Konstruksi runtuh, Cedera pekerja, - Menggunakan Alat
Beton retak, keropos. kulit melepuh, Pelindung Diri (helm,
- Begisting tidak infeksi. sepatu
sesuai boot/keselamatan,
dimensi/rusak/jebol sarung tangan, rompi,
pelindung pernafasan
/masker).
- Sop, ijin kerja, rambu
5. Pekerjaan Ada genangan air, Ruam kulit, - Menggunakan Alat
Dewatering galian runtuh/hanyut, iritasi kulit, Pelindung Diri (helm,
tertimpa karung tergores, sepatu
kistdam/pompa keruntuhan boot/keselamatan,
sehingga pekerjaan galian. sarung tangan, rompi,
konstruksi terganggu. pelindung pernafasan
/masker).
- Pembuatan kistdam,
dewatering.
- Sop, ijin kerja, rambu
6. Pekerjaan Terjepit, kejatuhan Cedera pekerja, - Menggunakan Alat
Pintu dan luka gores pada terjepit, infeksi. Pelindung Diri (helm,

12 
 
No. Uraian Identifikasi Bahaya Dampak Penetapan
Kegiatan /Resiko Pengendalian Resiko
tubuh karena sepatu
material pintu. boot/keselamatan,
sarung tangan, rompi,
pelindung pernafasan
/masker).
- Sop, ijin kerja, rambu
7. Pekerjaan Terkena cat Terkena cat - Sop, ijin kerja, rambu
Lain-lain

CV. TATA NUSA PERSADA

DENI EKO PRASETIYO, ST.


Team Leader

13 
 
Tabel 3. Penetapan Tingkat Risiko Pekerjaan
Keselamatan Tingkat
Orang Harta Benda Lingkungan
Umum Risiko
No. Pekerjaan Berisiko Identifikasi Bahaya TR TR TR TR Pekerjaan
K A = K A = K A = K A =
K*A K*A K*A K*A
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1. Pekerjaan Pesiapan Terkena alat potong, tertusuk bambu, 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Rendah
terkena serpihan potongan bambu.
2. Pekerjaan tanah Terpeleset, tersandung batu, jatuh dari 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Rendah
ketinggian. Cedera pekerja terkena alat
cangkul dan alat lainnya. Galian runtuh/
longsor.
3. Pekerjaan keruntuhan material/konstruksi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Rendah
Pasangan pasangan, terjepit batu, tertimpa batu,
kulit terkena cipratan mortar. Iritasi
Kulit, Terpapar Sinar Matahari.
4. Pekerjaan Beton Keruntuhan material/konstruksi beton, 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Rendah
retak, keropos. Begisting tidak sesuai
dimensi/rusak/jebol.
5. Pekerjaan Ada genangan air, galian runtuh/hanyut, 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Rendah
Dewatering tertimpa karung kistdam/pompa
sehingga pekerjaan konstruksi
terganggu.
6. Pekerjaan Pintu Terjepit, kejatuhan dan luka gores pada 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Rendah
tubuhkarena material pintu.
7. Pekerjaan Lain-lain Terkena cat 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

14 
 
Keterangaan:
K = Kekeerapan
A = Akibbat (keparahan)
1 = Tinggkat Risiko K3 Rendah
R
2 = Tinggkat Risiko K3 Sedang
S
3 = Tinggkat Risiko K3 Tinggi
T

15 
 
F. Daftar standart dan/atau Peraturan perundang-undangan keselamatan konstruksi.
Tabel 4. Standart dan/atau Peraturan perundang-undangan keselamatan konstruksi
Peraturan Perundangan
Klausul/
No Pengendalian Risiko & Persyaratan Lainnya Yang Menjadi
Pasal
Acuan
1. Pekerjaan Pesiapan - Permen PUPR RI Nomor 10 Tahun -
2021 Tentang pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi.
- SNI ISO 3873 (Helm, melindungi kepala
dari benturan, kejatuhan benda-benda
dari atas, dll.)
- Produk dalam proses SNI sementara
merujuk ISO
16972/N9504C/N9504CS/RMP2E/8210
3M (masker, melindungi hidung dari
debu, kotoran/gram bahan berkarat/besi).
- Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2021 Tentang
Penetapan Status Faktual Pandemi
Corona Yirus Diease 2019 (Covrd-19)
Di Indonesia.
- Mengadopsi protokol kesehatan sesuai
dengan Instruksi Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
02/IN/M/2020 tentang protocol
Pencegahan Penyebaran Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19) dalam
Penyelenggaraan jasa Konstruksi.
- Membentuk satuan tugas (satgas)
pencegahan Covid-19 yang dilakukan
oleh pengguna jasa dan penyedia jasa.

16 
 
Peraturan Perundangan
Klausul/
No Pengendalian Risiko & Persyaratan Lainnya Yang Menjadi
Pasal
Acuan
- Menyediakan fasilitas pencegahan
Covid-19 yang dilakukan oleh Penyedia
jasa pekerjaan konstruksi.
- Mengedukasi semua orang untuk
menjaga diri dari covid-19 oleh satuan
tugas.
2. Pekerjaan tanah - Permen PUPR RI Nomor 10 Tahun -
2021 Tentang pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi.
- SNI ISO 3873 (Helm, melindungi kepala
dari benturan, kejatuhan benda-benda
dari atas, dll.)
- Produk dalam proses SNI sementara
merujuk ISO
16972/N9504C/N9504CS/RMP2E/8210
3M (masker, melindungi hidung dari
debu, kotoran/gram bahan berkarat/besi).
- Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2021 Tentang
Penetapan Status Faktual Pandemi
Corona Yirus Diease 2019 (Covrd-19)
Di Indonesia.
- Mengadopsi protokol kesehatan sesuai
dengan Instruksi Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
02/IN/M/2020 tentang protocol
Pencegahan Penyebaran Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19) dalam
Penyelenggaraan jasa Konstruksi.

17 
 
Peraturan Perundangan
Klausul/
No Pengendalian Risiko & Persyaratan Lainnya Yang Menjadi
Pasal
Acuan
- Membentuk satuan tugas (satgas)
pencegahan Covid-19 yang dilakukan
oleh pengguna jasa dan penyedia jasa.
- Menyediakan fasilitas pencegahan
Covid-19 yang dilakukan oleh Penyedia
jasa pekerjaan konstruksi.
- Mengedukasi semua orang untuk
menjaga diri dari covid-19 oleh satuan
tugas.
3. Pekerjaan Pasangan - Permen PUPR RI Nomor 10 Tahun -
2021 Tentang pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi.
- SNI ISO 3873 (Helm, melindungi kepala
dari benturan, kejatuhan benda-benda
dari atas, dll.)
- Produk dalam proses SNI sementara
merujuk ISO
16972/N9504C/N9504CS/RMP2E/8210
3M (masker, melindungi hidung dari
debu, kotoran/gram bahan berkarat/besi).
- Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2021 Tentang
Penetapan Status Faktual Pandemi
Corona Yirus Diease 2019 (Covrd-19)
Di Indonesia.
- Mengadopsi protokol kesehatan sesuai
dengan Instruksi Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
02/IN/M/2020 tentang protocol

18 
 
Peraturan Perundangan
Klausul/
No Pengendalian Risiko & Persyaratan Lainnya Yang Menjadi
Pasal
Acuan
Pencegahan Penyebaran Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19) dalam
Penyelenggaraan jasa Konstruksi.
- Membentuk satuan tugas (satgas)
pencegahan Covid-19 yang dilakukan
oleh pengguna jasa dan penyedia jasa.
- Menyediakan fasilitas pencegahan
Covid-19 yang dilakukan oleh Penyedia
jasa pekerjaan konstruksi.
- Mengedukasi semua orang untuk
menjaga diri dari covid-19 oleh satuan
tugas.
4. Pekerjaan Beton - Permen PUPR RI Nomor 10 Tahun -
2021 Tentang pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi.
- SNI ISO 3873 (Helm, melindungi kepala
dari benturan, kejatuhan benda-benda
dari atas, dll.)
- Produk dalam proses SNI sementara
merujuk ISO
16972/N9504C/N9504CS/RMP2E/8210
3M (masker, melindungi hidung dari
debu, kotoran/gram bahan berkarat/besi).
- Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2021 Tentang
Penetapan Status Faktual Pandemi
Corona Yirus Diease 2019 (Covrd-19)
Di Indonesia.

19 
 
Peraturan Perundangan
Klausul/
No Pengendalian Risiko & Persyaratan Lainnya Yang Menjadi
Pasal
Acuan
- Mengadopsi protokol kesehatan sesuai
dengan Instruksi Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
02/IN/M/2020 tentang protocol
Pencegahan Penyebaran Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19) dalam
Penyelenggaraan jasa Konstruksi.
- Membentuk satuan tugas (satgas)
pencegahan Covid-19 yang dilakukan
oleh pengguna jasa dan penyedia jasa.
- Menyediakan fasilitas pencegahan
Covid-19 yang dilakukan oleh Penyedia
jasa pekerjaan konstruksi.
- Mengedukasi semua orang untuk
menjaga diri dari covid-19 oleh satuan
tugas.
5. Pekerjaan Dewatering - Permen PUPR RI Nomor 10 Tahun -
2021 Tentang pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi.
- SNI ISO 3873 (Helm, melindungi kepala
dari benturan, kejatuhan benda-benda
dari atas, dll.)
- Produk dalam proses SNI sementara
merujuk ISO
16972/N9504C/N9504CS/RMP2E/8210
3M (masker, melindungi hidung dari
debu, kotoran/gram bahan berkarat/besi).
- Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2021 Tentang

20 
 
Peraturan Perundangan
Klausul/
No Pengendalian Risiko & Persyaratan Lainnya Yang Menjadi
Pasal
Acuan
Penetapan Status Faktual Pandemi
Corona Yirus Diease 2019 (Covrd-19)
Di Indonesia.
- Mengadopsi protokol kesehatan sesuai
dengan Instruksi Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
02/IN/M/2020 tentang protocol
Pencegahan Penyebaran Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19) dalam
Penyelenggaraan jasa Konstruksi.
- Membentuk satuan tugas (satgas)
pencegahan Covid-19 yang dilakukan
oleh pengguna jasa dan penyedia jasa.
- Menyediakan fasilitas pencegahan
Covid-19 yang dilakukan oleh Penyedia
jasa pekerjaan konstruksi.
- Mengedukasi semua orang untuk
menjaga diri dari covid-19 oleh satuan
tugas.
6. Pekerjaan Pintu - Permen PUPR RI Nomor 10 Tahun -
2021 Tentang pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi.
- SNI ISO 3873 (Helm, melindungi kepala
dari benturan, kejatuhan benda-benda
dari atas, dll.)
- Produk dalam proses SNI sementara
merujuk ISO
16972/N9504C/N9504CS/RMP2E/8210
3M (masker, melindungi hidung dari

21 
 
Peraturan Perundangan
Klausul/
No Pengendalian Risiko & Persyaratan Lainnya Yang Menjadi
Pasal
Acuan
debu, kotoran/gram bahan berkarat/besi).
- Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2021 Tentang
Penetapan Status Faktual Pandemi
Corona Yirus Diease 2019 (Covrd-19)
Di Indonesia.
- Mengadopsi protokol kesehatan sesuai
dengan Instruksi Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
02/IN/M/2020 tentang protocol
Pencegahan Penyebaran Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19) dalam
Penyelenggaraan jasa Konstruksi.
- Membentuk satuan tugas (satgas)
pencegahan Covid-19 yang dilakukan
oleh pengguna jasa dan penyedia jasa.
- Menyediakan fasilitas pencegahan
Covid-19 yang dilakukan oleh Penyedia
jasa pekerjaan konstruksi.
- Mengedukasi semua orang untuk
menjaga diri dari covid-19 oleh satuan
tugas.
7. Pekerjaan Lain-lain - Permen PUPR RI Nomor 10 Tahun
2021 Tentang pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi.
- SNI ISO 3873 (Helm, melindungi kepala
dari benturan, kejatuhan benda-benda
dari atas, dll.)

22 
 
Peraturan Perundangan
Klausul/
No Pengendalian Risiko & Persyaratan Lainnya Yang Menjadi
Pasal
Acuan
- Produk dalam proses SNI sementara
merujuk ISO
16972/N9504C/N9504CS/RMP2E/8210
3M (masker, melindungi hidung dari
debu, kotoran/gram bahan berkarat/besi)
- Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2021 Tentang
Penetapan Status Faktual Pandemi
Corona Yirus Diease 2019 (Covrd-19)
Di Indonesia.
- Mengadopsi protokol kesehatan sesuai
dengan Instruksi Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
02/IN/M/2020 tentang protocol
Pencegahan Penyebaran Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19) dalam
Penyelenggaraan jasa Konstruksi.
- Membentuk satuan tugas (satgas)
pencegahan Covid-19 yang dilakukan
oleh pengguna jasa dan penyedia jasa.
- Menyediakan fasilitas pencegahan
Covid-19 yang dilakukan oleh Penyedia
jasa pekerjaan konstruksi.
- Mengedukasi semua orang untuk
menjaga diri dari covid-19 oleh satuan
tugas.

23 
 
G. Pernyataan Penetapan Tingkat Risiko Keselamatan Konstruksi
Berdasarkan hasil identifikasi bahaya untuk pelaksanaan pekerjaan:
Nama Paket Pekerjaan : Rehabilitasi Jaringan D.I. Dilem
Ds. Karangan Kec. Badegan
Harga Penilaian : 800.000.000,-
Perencanaan
(Estimate Engineer)
Lokasi Pekerjaan : Ds. Karangan Kec. Badegan

Maka dengan ini menetapkan bahwa tingkat Risiko Keselamatan Konstruksi untuk
paket pekerjaan sebagaimana dimaksud di atas adalah:

RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI (BESAR/SEDANG/KECIL)*

Jabatan : DIREKTUR CV. TATA NUSA PERSADA

Nama : DENI EKO PRASETIYO, ST.


Tanda tangan :

Keterangan :
Risiko yang dimaksud adalah Risiko Keselamatan Konstruksi untuk menentukan
kebutuhan Ahli K3 Konstruksi dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi, tidak untuk
menentukan kompleksitas atau segmentasi pasar Jasa Konstruksi.

24 
 
H
H. DUKUN
NGAN KESELAMATA
AN KONST
TRUKSI
1.1 Biaya Keeselamatan Konstruksii

25 
 
1.2 Kebutuhan Personil K3 Konstruksi
Jumlah tenaga kerja konstruksi pada kegiatan ini dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Jumlah Tenaga Kerja Konstruksi
No. Jabatan Jumlah Pesonil
1. Petugas K3 Konstruksi 1
2. Petugas P3K 1

I. Rancangan panduan keselamatan pengoperasian dan pemeliharaan konstruksi


bangunan air
Dalam pelaksanaan pengoperasian dan pemeliharaan bangunan pengatur irigasi harus
selalu menggunakan APD sebagai salah satu upaya untuk menjaga keselamatan
pekerja dalam pengoperasian dan pemeliharaan tersebut.
Pengoperasian Bangunan Pengatur Irigasi
Pengoperasian bangunan pengatur ini dilakukan oleh petugas/mantri/ juru pengairan
untuk mengatur debit air sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan.
a. Operasi Bangunan Pengambilan Utama.
Pembukaan dan penutupan pintu pengambilan dan pintu pembilas yang
terkoordinir akan menyebabkan debit air dapat dialirkan sesuai dengan kebutuhan.
Pada saat banjir atau pada saat kandungan endapan di sungai tinggi, pintu
pengambilan ditutup.
Tinggi muka air di hulu bendung tidak boleh melampaui puncak tanggul banjir atau
elevasi yang ditetapkan.
Endapan di hulu bendung sewaktu-waktu harus dibilas.
Elevasi muka air di hulu bendung dicatat dua kali sehari atau tiap jam di musim
banjir.
Debit air yang masuk ke saluran dicatat setiap kali terjadi perubahan.
Bangunan pengambilan dilengkapi pintu dengan tujuan sebagai berikut:
- untuk mengatur air yang masuk ke dalam saluran,
- untuk mencegah endapan masuk ke dalam saluran,
- untuk mencegah air banjir masuk ke dalam saluran.

26 
 
Apabila pintu pengambilan lebih dari satu buah maka selama operasi berlangsung
tinggi bukaan pintu harus sama besar, kecuali ada salah satu pintu yang sedang
diperbaiki.
Pada waktu banjir atau kandungan endapan di sungai terlalu besar, pintu bangunan
pengambilan harus ditutup dan pengaliran air di saluran dihentikan.
Kalau di depan pintu pengambilan di pasang saringan sampah, pembersihan
sampah dilakukan setelah pintu pengambilan ditutup.

b. Operasi Bangunan Pembilas.


Tiga cara pengoperasian kantong pembilas sebagai berikut:
1) Operasi kolam tenang (still pond regulation)

Pada cara ini semua pintu pembilas ditutup. Hanya jumlah air yang diperlukan
saluran yang dialirkan ke dalam kantong pembilas, selebihnya dialirkan di
bagian lain dari bangunan utama. Kecepatan air di dalam kantong pembilas
dengan demikian akan rendah, oleh karena itu jumlah air yang masuk ke
dalamnya kecil dan menyebabkan air yang masuk ke saluran relatif bersih.
Endapan dibiarkan mengedap di dalam kantong pembilas sampai mencapai
ketinggian kurang lebih 0,5 meter. Kemudian pintu pengambilan ditutup dan
pintu pembilas dibuka untuk membersihkan kantong pembilas.Setelah kantong
pembilas bersih, pintu pembilas ditutup kembali dan pintu pengambilan dibuka
kembali untuk mengalirkan air ke saluran. Cara pengoperasian ini disebut
Operasi Kolam Tenang dan sangat efektif untuk mengurangi endapan masuk ke
saluran.Akan tetapi operasi semacam ini hanya dilakukan kalau ambang pintu
pengambilan relatif tinggi di atas dasar kantong pembilas dan dapat
menyebabkan penghentian pengaliran ke saluran selama pembilasan.
2) Operasi Kolam Semi Tenang.
Pada cara ini air dialirkan ke dalam kantong pembilas lebih besar dari debit yang
dialirkan ke dalam saluran. Kelebihan air dialirkan ke hilir melalui pintu
pembilas yang dibuka sebagian. Aliran air yang masuk ke dalam kantong
pembilas dengan demikian akan terbagi dua lapisan. Lapisan atas mengalir ke
saluran melalui pintu pengambilan, sedangkan lapisan bawah dialirkan ke hilir
melalui bukaan pintu pembilas. Akibat dari operasi ini kecepatan aliran di
kantong pembilas akan tinggi yang menyebabkan endapan melayang dan tidak

27 
 
mengendap, bahkan dengan terjadinya aliran turbulen kadang-kadang dapat
menaikkan endapan dasar ke permukaan. Dengan demikian fungsi pengendapan
di kantong pembilas akan berkurang. Kelebihan dari cara ini ialah endapan terus
menerus dibilas dan saluran tidak perlu ditutup sebagaimana yang dilakukan
pada cara operasi kolam tenang.
3) Operasi Pengaliran Terbuka.
Pengoperasian semacam ini dilakukan dengan membuka penuh pintu pembilas.
Dalam keadaan demikian akan banyak endapan masuk ke dalam saluran, dan
dianjurkan semua pintu pengambilan ditutup.
c. Operasi Kantong Lumpur.
1) Pengurasan berkala.
Selama terjadi pengendapan di kantong lumpur kecepatan air akan bertambah
dan proses pengendapan mulai berkurang pada saat itu endapan mulai akan
masuk ke dalam saluran. Untuk menanggulangi keadaan ini kantong lumpur
harus dikuras.
Operasi dilakukan sebagai berikut:
Pertama-tama pintu saluran ditutup dengan demikian pengaliran di kantong
lumpur terhenti dan permukaan air berangsur-angsur naik sampai sama dengan
permukaan air di hilir bendung. Sesudah itu bukaan pintu pengambilan diatur
sedemikian agar debit yang masuk sama dengan debit yang dibutuhkan untuk
pengurasan (sekitar 0,5 -1,0 debit rencana ruangan), kemudian pintu penguras
diangkat sepenuhnya. Dengan urutan seperti itu permukaan air di kantong
lumpur turun dan air mulai masuk ke kantong lumpur sesuai dengan debit yang
diperlukan untuk pengurasan. Akibat kecepatan air endapan di dasar kantong
lumpur mulai terkuras. Setelah pengurasan selesai, pintu penguras ditutup,
permukaan air di kantong lumpur kemudian akan sama dengan permukaan air di
hulu bendung, selanjutnya pintu pengambilan dibuka penuh dan setelah itu pintu
saluran dibuka.
2) Pengurasan terus menerus.
Dari namanya jenis kantong lumpur ini endapan tidak dibiarkan mengendap,
melainkan dikuras terus menerus melalui pintu penguras yang dipasang di ujung
kantong lumpur. Oleh karena itu debit air yang masuk melalui pintu
pengambilan harus lebih besar, sebanyak debit saluran (Qs) ditambah debit

28 
 
pengurasan (Qp) dari dasar. Akan tetapi operasi semacam ini dilakukan hanya
pada saat banjir ketika kandungan endapan dalam air sungai cukup tinggi,
sedangkan di musim kemarau dapat diadakan pengurasan berkala. Agar di saat
banjir air di hilir bendung tidak masuk ke dalam kantong lumpur melalui pintu
penguras, dasar kantong lumpur harus lebih tinggi dan muka air di hilir bendung
atau pada saat muka air di hilir bendung lebih tinggi dan dasar kantong lumpur,
pintu penguras ditutup dan kalau perlu pengaliran air ke saluran dihentikan.
d. Operasi Bangunan Pengelak.
Operasi bangunan pengelak merupakan operasi pengaliran air ke saluran jaringan
irigasi dan merupakan kombinasi kegiatan operasional dari masing-masing
bangunan seperti yang telah dijelaskan diatas. Penjelasan mengenai berbagai
operasi bangunan pengelak sebagai berikut:
1) Bendung Tetap
a. Operasi dalam keadaan muka air normal.
Pengoperasian selama musim kemarau pada saat debit sungai yang disadap
sama dengan debit rencana saluran, disarankan pintu pembilas ditutup penuh.
Dalarn keadaan ini dianjurkan menggunakan operasi kolam tenang, karena
air sungai relatif lebih bersih. Kelebihan air setelah debit saluran terpenuhi,
dialirkan melalui pembilas sungai apabila bangunan utama dilengkapi dengan
pembilas sungai atau apabila tidak ada dibiarkan melimpas melalui mercu
bendung.
Apabila alur sungai pindah dari kantung pembilas, operasi kolam semi tenang
dilaksanakan agar arus kembali menuju kantong pembilas.
Pada bangunan pembilas yang dilengkapi bangunan pembersih lumpur, debit
sisa dapat diarahkan melalui bangunan tersebut sehingga akan terjadi
pembilasan yang terus menerus dengan kecepatan antara 2,0 sampai 2,5
m/det untuk membilas lumpur dari 3,0 sampai 4,0 m/det untuk membilas
pasir dan kerikil. Pada saat tersebut, pintu pembilas dibuka sesuai dengan
kebutuhan, agar kecepatan tersebut di atas tercapai.Air yang mengalir di atas
lantai atas bangunan pembersih lumpur, masuk kedalam saluran sedangkan
debit sisa dialirkan melalui bukaan pintu pembilas sungai atau melimpas di
atas mercu bendung.

29 
 
Apabila pada bangunan pembilas tidak dilengkapi dengan bangunan
pembersih lumpur, akan terjadi pengendapan di dalam kantong pembilas.
Pengendapan sedimen ini diharapkan sampai mencapai ketinggian 30 sampai
50 cm diawal ambang pintu pengambilan, kemudian dilakukan pembilasan
dengan menutup pengambilan dan membuka pintu pembilas.

b. Operasi pada saat banjir tahunan dan banjir periode 20 tahun.


Kondisi semacam ini hampir terjadi setiap tahun dan debit sungai mencapai
banjir periode 20 tahun. Pengoperasian pintu harus dilakukan dengan hati-
hati untuk mencegah endapan masuk kedalam saluran dan terlampau banyak
terjadi pengendapan di kantong pembilas. Apabila dalam pengamatan
kegiatan operasi kolam tenang dapat berfungsi dengan baik, maka kegiatan
ini dapat diteruskan bersamaan dengan pembilas endapan pada kantong
pembilas. Apabila ada bangunan pembersih lumpur, pintu pembilas dapat
dioperasikan sebagaimana pada pengoperasian debit normal.
Bila memungkinkan debit sungai melalui pembilas sungai, dengan debit
pembilas sungai dibuat lebih besar dan pada debit saluran ditambah debit
pembilas atau Vs / Vp>1.
Debit yang rnasih tersisa dibiarkan melimpas di atas mercu bendung. Apabila
tidak ada pembilas sungai, debit sisa dan debit saluran ditambah debit
pembilas dapat dibiarkan melimpas di atas mercu bendung.
Apabila dalam kenyataan cara operasi kolam tenang rnenyebabkan terlampau
banyak endapan di kantong pembilas dan di dasar sungai atau debit yang
masuk terlalu besar dan dikawatirkan kandungan sedimen yang masuk ke
dalam saluran terlalu besar, sebaiknya pintu pengambilan ditutup penuh
sementara waktu. Untuk menetapkan prosedur operasi yang tepat, perlu
dilakukan penelitian yang seksama pada berbagai ketinggian air atau
berbagai kandungan endapan.
c. Operasi pada saat banjir periode 50 dan 100 tahun.
Pada saat banjir seperti ini, kandungan sedimen sangat tinggi dan dianjurkan
pintu pengambilan ditutup penuh serta membuka pintu kantong pembilas dan
pintu pembilas sungai (jika ada) untuk menghindari sedimen masuk ke dalam
saluran.

30 
 
Pada saat itu air irigasi tidak diperlukan di sawah dan cukup dengan air
hujan. Setelah banjir surut dan kandungan sedimen mulai rendah atau dalam
batas toleransi, pintu pengambilan dapat dibuka.Untuk mengetahui kapan
pintu pengambilan boleh ditutup dan sebagainya, pada saat banjir sebaiknya
diambil contoh air sungai dan saluran untuk dianalisa kandungan
endapannya.
Pemeliharaan Jaringan Irigasi terdiri dari:
1. Pengamanan jaringan irigasi
Pengamanan jaringan irigasi merupakan upaya untuk mencegah dan
menanggulangi terjadinya kerusakan jaringan irigasi yang disebabkan oleh
daya rusak air, hewan, atau oleh manusia guna mempertahankan fungsi
jaringan irigasi. Kegiatan ini dilakukan secara terus menerus oleh dinas yang
membidangi irigasi, anggota/ pengurus P3A/GP3A/IP3A, Kelompok
Pendamping Lapangan dan seluruh masyarakat setempat. Setiap kegiatan yang
dapat membahayakan atau merusak jaringan irigasi dilakukan tindakan
pencegahan berupa pemasangan papan larangan, papan peringatan atau
perangkat pengamanan lainnya. Adapun tindakan pengamanan dapat dilakukan
antara lain sebagai berikut:
a. Tindakan Pencegahan
1. Melarang pengambilan batu, pasir dan tanah pada lokasi ± 500 m sebelah
hulu dan ± 1.000 m sebelah hilir bendung irigasi atau sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
2. Melarang memandikan hewan selain di tempat yang telah ditentukan
dengan memasang papan larangan.
3. Menetapkan garis sempadan saluran sesuai ketentuan dan peraturan yang
berlaku.
4. Memasang papan larangan tentang penggarapan tanah dan mendirikan
bangunan di dalam garis sempadan saluran.
5. Petugas pengelola irigasi harus mengontrol patok-patok batas tanah
pengairan supaya tidak dipindahkan oleh masyarakat.
6. Memasang papan larangan untuk kendaraan yang melintas jalan inspeksi
yang melebihi kelas jalan.
7. Melarang mandi di sekitar bangunan atau lokasi-lokasi yang berbahaya.

31 
 
8. Melarang mendirikan bangunan dan atau menanam pohon di tanggul
saluran irigasi.
9. Mengadakan penyuluhan/sosialisasi kepada masyarakat dan instansi
terkait tentang pengamanan fungsi Jaringan Irigasi.

b. Tindakan Pengamanan
1. Membuat bangunan pengamanan ditempat-tempat yang berbahaya,
misalnya : disekitar bangunan utama, siphon, ruas saluran yang
tebingnya curam, daerah padat penduduk dan lain sebagainya.
2. Penyediaan tempat mandi hewan dan tangga cuci.
3. Pemasangan penghalang di jalan inspeksi dan tanggul-tanggul saluran
berupa portal, patok.
2. Pemeliharaan Rutin
Merupakan kegiatan perawatan dalam rangka mempertahankan kondisi
Jaringan Irigasi yang dilaksanakan secara terus menerus tanpa ada bagian
konstruksi yang diubah atau diganti.
Kegiatan pemeliharaan rutin meliputi :
a) Yang bersifat Perawatan :
1. Memberikan minyak pelumas pada bagian pintu.
2. Membersihkan saluran dan bangunan dari tanaman liar dan semak-
semak.
3. Membersihkan saluran dan bangunan dari sampah dan kotoran.
4. Pembuangan endapan lumpur di bangunan ukur.
5. Memelihara tanaman lindung di sekitar bangunan dan di tepi luar tanggul
saluran.
b) Yang bersifat Perbaikan ringan
1. Menutup lubang-lubang bocoran kecil di saluran/bangunan.
2. Perbaikan kecil pada pasangan, misalnya siaran/plesteran yang retak atau
beberapa batu muka yang lepas.
3. Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan berkala merupakan kegiatan perawatan dan perbaikan yang
dilaksanakan secara berkala yang direncanakan dan dilaksanakan oleh dinas
yang membidangi Irigasi dan dapat bekerja sama dengan P3A / GP3A / IP3A

32 
 
secara swakelola berdasarkan kemampuan lembaga tersebut dan dapat pula
dilaksanakan secara kontraktual.
Pelaksanaan pemeliharaan berkala dilaksanakan secara periodik sesuai kondisi
Jaringan Irigasinya.Setiap jenis kegiatan pemeliharaan berkala dapat berbeda-
beda periodenya, misalnya setiap tahun, 2 tahun, 3 tahun dan pelaksanaannya
disesuaikan dengan jadwal musim tanam serta waktu pengeringan.
Pemeliharaan berkala dapat dibagi menjadi tiga, yaitu pemeliharaan yang
bersifat perawatan, pemeliharaan yang bersifat perbaikan, dan pemeliharaan
yang bersifat penggantian.
Pekerjaan pemeliharaan berkala meliputi :
a. Pemeliharaan Berkala Yang Bersifat Perawatan
1) Pengecatan pintu
2) Pembuangan lumpur di bangunan dan saluran
b. Pemeliharaan Berkala Yang Bersifat Perbaikan
1) Perbaikan Bendung, Bangunan Pengambilan dan Bangunan Pengatur
2) Perbaikan Bangunan Ukur dan kelengkapannya
3) Perbaikan Saluran
4) Perbaikan Pintu-pintu dan Skot Balk
5) Perbaikan Jalan Inspeksi
6) Perbaikan fasilitas pendukung seperti kantor, rumah dinas, rumah PPA
dan POB, kendaraan dan peralatan
c. Pemeliharaan Berkala Yang Bersifat Penggantian
1) Penggantian Pintu
2) Penggantian alat ukur
3) Penggantian peil schal
4. Penanggulangan/Perbaikan Darurat
Perbaikan darurat dilakukan akibat bencana alam dan atau kerusakan berat
akibat terjadinya kejadian luar biasa (seperti Pengrusakan/penjebolan tanggul,
Longsoran tebing yang menutup Jaringan, tanggul putus dll) dan
penanggulangan segera dengan konstruksi tidak permanen, agar jaringan
irigasi tetap berfungsi.
Kejadian Luar Biasa/Bencana Alam harus segera dilaporkan oleh juru kepada
pengamat dan kepala dinas secara berjenjang dan selanjutnya oleh kepala dinas

33 
 
dilaporkan kepada Bupati. Lokasi, tanggal/waktu, dan kerusakan akibat
kejadian bencana/KLB dimasukkan dalam Blangko 03-P dan lampirannya
Perbaikan darurat ini dapat dilakukan secara gotong-royong, swakelola atau
kontraktual, dengan menggunakan bahan yang tersedia di Dinas/pengelola
irigasi atau yang disediakan masyarakat seperti (bronjong, karung plastik, batu,
pasir, bambu, batang kelapa, dan lain-lain).
Selanjutnya perbaikan darurat ini disempurnakan dengan konstruksi yang
permanen dan dianggarkan secepatnya melalui program rehabilitasi.

Uraian OP bendung dan Saluran


Sampah nyangk

34 
 

Anda mungkin juga menyukai