Anda di halaman 1dari 28

Bab 4 Metode Pelaksanaan

Jembatan Beton Bertulang


Balok T (T-Beam)

E-mail : darmono_polines@yahoo.com
FB : Sudarmono Sumarsono
TW : @Sudarmono S
2

Metode Pelaksanaan Jbt. Beton Bertulang

Pekerjaan Jembatan Beton Bertulang meliputi:


1. Pekerjaan Struktur Bangunan Bawah, meliputi :
175.896
17.258 17.154 17.454 17.328 17.483 16.820
153.333 161.291
149.999 151.489

a. Perencanaan Struktur Bawah


b. Penyelidikan Tanah
c. Pekerjaan Pondasi
Pengeboran
Pengecoran
d. Pekerjaan Abutment
2. Pekerjaan Struktur Atas.
3
4.a Perencanaan Struktur Bawah

1. Struktur bawah berfungsi menerima/memikul beban-


beban yang diberikan bangunan atas dan kemudian
175.896

menyalurkannya ke pondasi. Beban-beban tersebut


153.333
149.999 151.489
161.291
17.258 17.154 17.454 17.328 17.483 16.820

selanjutnya oleh pondasi disalurkan ke tanah.


2. Untuk mengetahui jenis pondasi yang digunakan
harus diketahui keadaan, susunan dan sifat lapisan
tanah serta daya dukungnya.
3. Masalah2 yang sering dijumpai ahli teknik sipil
adalah menentukan daya dukung dan kemungkinan
penurunan/settlement yang terjadi
4
4.b Penyelidikan Tanah

Penyelidikan tanah pada jembatan berguna menentukan jenis tipe


pondasi yang tepat dan sesuai tahapan/ cross check data desain
(pelaksanaan), sebagai berikut:
1. Penyelidikan tanah dan material di lokasi jembatan dengan menetapkan
lokasi titik-titik bor yang diperlukan langsung di lapangan;
2. Penyelidikan kondisi permukaan air (sub-surface) sehubungan dengan
pondasi jembatan;
3. Survei lokasi sumber material, kemudian dituangkan dalam bentuk
penggambaran peta termasuk sarana lain yang ada seperti jalan
pendekat/oprit, bangunan pelengkap/pengaman dan lain sebagainya;
4. Pengambilan contoh dg pengeboran (undisturbed sampling) untuk
penyelidikan dilaboratorium guna mendapatkan informasi parameter
tanah (Soil Properties);
5. Penyelidikan tanah untuk desain jembatan umum dilaksanakan di
lingkungan Bina Marga dengan bentang > 60 m digunakan bor mesin (alat
bor yang digerakkan dengan mesin) di mana kapasitas kedalaman bor
dapat mencapai 40 m disertai alat split spoon sampler untuk Standar
Penetration Test ( SPT ) menurut AASHTO T 206 – 74.
5
4.b Penyelidikan Tanah .......Lanjutan

6. Sedangkan untuk bentang < 60m (relatif dari 25 m s/d 60 m tergantung kondisi)
digunakan peralatan utama lapangan yang terdiri atas:
a. Alat sondir dengan bor tangan (digerakkan dengan tangan);
b. Pengeboran harus dilakukan sampai kedalaman yang ditentukan (bila tidak
ditentukan lain) untuk mendapatkan letak lapisan tanah dan jenis batuan beserta
ukurannya dan harus mencapai tanah keras/batu dan menembus sedalam kurang
lebih 3.00 m;
c. Boring dan sampling harus dikerjakan dengan memakai ”Manual Operated
Auger” dengan kapasitas hingga kedalaman 10 m;
d. dan Alat tes sondir tipe “Gouda” atau sejenisnya, antara lain “Dutch Cone
Penetrometer” yang memakai sistem metrik dan harus dilengkapi dengan
“Friction Jacket Cone”, kapasitas tegangan konus minimum 250 kg/cm2 dan
kedalamannya dapat mencapai 25 m.
7. Penentuan titik uji harus tepat agar tidak terjadi penyimpangan data dengan lokasi
titik pondasi.
6

4.b Penyelidikan Tanah .......Lanjutan

8. Interval kedalaman SPT 1,50 m sampai dengan 2,00 m diambil contohnya


(undisturbed dan disturbed);
9. Mata bor harus mempunyai diameter yang cukup untuk mendapatkan
undisturbed sample yang diinginkan dengan baik, dapat digunakan mata bor
steel bit untuk tanah clay, silt dan mata bor jenis core barrel;
10. Digunakan casing (segera) bilamana tanah yang dibor cenderung mudah
runtuh;
11. Untuk menentukan besaran index dan structural properties contoh tanah,
yang terganggu (disturbed) maupun yang asli (undisturbed), maka pengujian
di laboratorium dikerjakan berdasarkan spesifikasi SNI, SK SNI, AASHTO,
ASTM, BS dengan urutan terdepan sebagai prioritas;
12. Laporan penyelidikan tanah dan material berisi analisa dan hasil daya
dukung tanah serta rekomendasi jenis pondasi sesuai;
13. Hasil penyelidikan properties tanah dituangkan dlm bentuk tabel/formulir.
7

4.c Pekerjaan Pondasi

Pekerjaan pondasi umumnya merupakan pekerjaan awal dari suatu proyek. Oleh
karena itu langkah awal yang dilakukan :
1. Pemetaan terlebih dahulu, dan dari pemetaan ini dapat diperoleh suatu
patokan yang tepat antara koordinat pada gambar kerja dan kondisi lapangan.
2. Pembersihan /mempersiapkan area proyek dan pembuatan penulangan tiang
bor.
3. Proses pengeboran, bila dipakai pondasi bor pile atau penggalian bila pondasi
dangkal.
8
4.c Pekerjaan Pondasi ...... Lanjutan

1. Pada pekerjaan pondasi tiang bor, kedalaman dan diameter tiang bor
menjadi parameter utama dipilihnya alat bor.
2. Setelah mencapai kedalaman rencana untuk menghindari longsor maka
di pasang casing, (umumnya minimal 6 m).
3. Setelah casing terpasang, maka pengeboran dapat dilanjutkan. Mata
auger sudah diganti dengan Cleaning Bucket untuk membuang tanah
atau lumpur di dasar lubang.
4. Jika pekerjaan pengeboran mencapai tanah keras, maka untuk sistem
pondasi bore pile bagian bawah pondasi yang bekerja dengan
mekanisme bearing dapat dilakukan pembesaran, walau tidak mudah,
bisa dipakai bor khusus (Belling Tools).
9
4.c Pekerjaan Pondasi ...... Lanjutan
10
4.c Pekerjaan Pondasi ...... Lanjutan
5. Setelah pemasangan tulangan maka proses selanjutnya pengecoran beton. Ini merupakan bagian
yang paling kritis yang menentukan berfungsi tidaknya suatu pondasi. Meskipun proses
pekerjaan sebelumnya sudah benar, tetapi pada tahapan ini gagal maka gagal pula pondasi
tersebut secara keseluruhan;
6. Adanya air pada lubang bor menyebabkan pengecoran memerlukan alat bantu khusus, yaitu pipa
tremi. Pipa tersebut mempunyai panjang yang sama atau lebih panjang dengan kedalaman
lubang yang dibor;
7. Memasukkan pipa tremi ke dalam lubang bor menggunakan crane. Setelah pipa tremi sudah
berhasil dimasukkan, ujung atas harus ditahan sehingga posisinya terkontrol dan tidak jatuh, lalu
corong pipa tremi dipasang;
8. Dalam menuangkan beton tidak boleh langsung banyak, karena pipa tremi perlu dicabut lagi,
jadi kalau beton tertuang terlalu banyak maka akan sulit untuk mencabutnya.
9. Jika terlalu dini mencabut pipa tremi dan beton pada bagian bawah belum terkonsolidasi dengan
baik, maka bisa terjadi segresi, tercampur dengan tanah.
10. Jika beton volume beton sudah mencukupi (± 1 panjang), maka pipa tremi harus mulai ditarik ke
atas, dg pipa tremi menyebabkan beton dapat disalurkan ke dasar lubang langsung tanpa
mengalami pencampuran dengan air dan lumpur.
11. Proses pengecoran ini memerlukan supply beton yang selalu siap (tidak boleh terlambat).
12. Jika sampai terjadi keterlambatan pipa treminya bisa tertanam dan tidak bisa dicabut,
13. Sedangkan kalau keburu dicabut maka tiang beton tidak continue. Jadi bagian
logistik/pengadaan beton harus memperhatikan itu
11
4.c Pekerjaan Pondasi ...... Lanjutan
12
4.d Pekerjaan Abutmen(Kepala Jembatan)

Abutment atau kepala jembatan merupakan bangunan yang


berfungsi untuk mendukung bangunan atas dan penahan tanah.

1. Kepala jembatan dapat berupa beton, atau pasangan batu.


Pekerjaan pasangan batu untuk abutment yaitu semen, pasir,
dan air dicampur dan diaduk menjadi mortar dengan
menggunakan concrete mixer.
2. Batu terlebih dahulu dibersihkan, lalu disusun dengan baik,
kemudian diisi/diikat dengan campuran mortar dengan dimensi
sesuai gambar kerja.
3. Abutment dengan pondasi diikat menggunakan angkur (baja)
sehingga menjadi struktur yang monolit.
13
4.d Pekerjaan Abutmen .......... lanjutan

Contoh Abutmen Pasangan Batu Kali


14
4.2 Perkerjaan Struktur Atas

Struktur atas merupakan bagian atas suatu jembatan


berfungsi menopang beban-beban yang ditimbulkan
175.896

oleh lalu lintas atau kendaraan maupun lainnya, yang


153.333
149.999 151.489
161.291
17.258 17.154 17.454 17.328 17.483 16.820

kemudian menyalurkannya ke bangunan bawah,


pekerjaan struktur atas meliputi :
1. Pekerjaan Gelagar Induk, Gelagar Melintang,
dan Plat Lantai
2. Pekerjaan Sandaran (Railling)
3. Pekerjaan Oprit Jembatan
15
4.2. 1 Perkerjaan Gelagar dan Plat Lantai

Pekerjaan untuk pembuatan gelagar dan plat lantai dibagi


dalam beberapa pekerjaan antara lain :
175.896
1. Pekerjaan Acuan dan Perancah
153.333
149.999 151.489
161.291
17.258 17.154 17.454 17.328 17.483 16.820

2. Pekerjaan Penulangan
3. Pekerjaan Pengecoran
16
4.2.2 Pekerjaan Acuan dan Perancah

1. Jembatan beton bertulang dipasang dengan menggunakan


perancah. Bahan dapat berasal dari kayu, plastik atau baja.
2. Perancah
175.896
yang dibuat harus memperhatikan kondisi aliran sungai
pada waktu
153.333 banjir. 161.291
149.999 151.489
17.258 17.154 17.454 17.328 17.483 16.820

3. Perakitan perancah pada proyek Jembatan dapat menggunakan


bantuan Crane.
4. Dalam merakit perancah harus benar-benar kuat dan sesuai dengan
ketentuan yang sudah ada.

P. Tekanan Beton
17

Contoh Pekerjaan Perancah dg Crane


18
2.2.2 Pekerjaan Acuan dan .................lanjutan
Setelah perancah selesai dibuat dan diyakini stabil dan kuat, mulai dibuat bekisting untuk
gelagar beton bertulang dan plat lantai. Bekisting dibuat dengan dimensi sesuai dengan
gambar rencana, mempunyai kelurusan yang baik dan tidak bocor. Bekisting yang digunakan
pada proyek ini, menggunakan bekisting dari multipleks yang diperkuat baja profil.
19
20
4.2.3 Pekerjaan Penulangan

Setelah acuan selesai, maka harus diolesi dengan minyak bekisting


atau oli bekas. Setelah itu mulai dipasang baja tulangan dalam acuan
tersebut, dengan memperhatikan selimut tebal selimut beton dengan
menahan baja tulangan dengan beton decking. Mutu beton decking
harus lebih tinggi dari beton yang akan dicor. Prosedur Pekerjaan
pekerjaan penulangan yaitu:
1. Menyiapkan material baja tulangan sesuai dengan ukuran dan
gambar yang sudah direncanakan.
2. Menyiapkan lokasi untuk pemotongan dan perakitan tulangan.
3. Menyiapkan peralatan dan tenaga penulangan sesuai dengan
yang dibutuhkan.
4. Pastikan perakitan tulangan dengan bendrat bersilang tumpang
tindih.
5. Potong dan rakit pembesian dengan sesuai ukuran gambar
rencana.
6. Menyiapkan lokasi pemasangan panel rakitan pembesian di
lapangan bersih dari segala kotoran.
7. Pastikan posisi ikatan antar besi tulangan sudah cukup kuat dan
pada tempatnya
21
4.2.4 Perkerjaan Pengecoran

Perencanaan urutan pengecoran hrs mempertimbangkan hal-


hal sebagai berikut:
175.896

1. Melintang → dimulai pengecoran beton di tengah,


153.333
149.999 151.489
161.291
17.258 17.154 17.454 17.328 17.483 16.820

bergerak keluar secara seimbang/teratur.


2. Memanjang → pengecoran beton sedemikian sehingga
lendutan maksimum terjadi pada awal, sehingga bila
pengerasan awal terjadi, beton tidak akan terpengaruh
oleh lendutan yang disebabkan pengecoran beton
kemudian.
22
4.2.4 Perkerjaan Pengecoran
Bila balok atau plat yang sedang dicor tidak lurus, biasanya dalam praktek
dikerjakan dari titik terendah menuju titik tertinggi.
Pemeriksaan yang harus dilakukan sebelum mengecor pelat lantai adalah sebagai
berikut:
1. Periksa bahwa semua kotoran debu, beton lama, potongan kawat pengikat dan
sebagainya dibersihkan dari acuan.
2. Menegaskan bahwa jembatan kerja (runway) ditopang bebas dari penulangan.
3. Jika keadaan cuaca kurang baik, terutama cuaca panas, periksa agar pekerjaan
dapat berlangsung tanpa melanggar syarat–syarat teknik.
4. Memastikan adanya pengaturan untuk cahaya buatan (penerangan) bila
pengecoran tidak dapat diselesaikan sebelum gelap.
5. Memastikan terdapat cukup kayu untuk membuat stop – end bila persediaan
beton terganggu/ terlambat.
6. Memastikan ketersediaan tenaga dan fasilitas untuk mengambil benda uji
bahan atau beton sesuai dengan syarat – syarat teknik.
7. Menegaskan bahwa talang (chutes) terbuat dari logam atau dilapisi logam
sehingga beton tidak akan terpisah dalam talang atau diperbolehkan jatuh
lebih dari 1,5 m.
8. Memeriksa tersedianya alat cadangan (standby) yang cukup, termasuk
pengetar, dalam kondisi siap pakai.

Bila beton dari ready mix. pengecoran menggunakan Concrete Pump dg pemadatan
beton dengan Concrete Vibrator.
23
4.2.4 Perkerjaan Pengecoran

Gambar Pekerjaan Pengecoran


24

4.3 Pekerjaan Sandaran (Railling)

Pekerjaan sandaran (railing), tol parapet meliputi :


1. Pekerjaan bekisting,
2. Pekerjaan penulangan
3. Pekerjaan pemasangan pipa pegangan
4. Pekerjaan pengecoran.

Semua pekerjaan sandaran (railling) harus


dikerjakan sesuai dengan yang direncanakan dan
syarat-syarat yang telah ada.
25

4.4 Pekerjaan Oprit Jembatan

Pekerjaan oprit antara lain :


1. Proses pemadatan tanah.
2. Tanah dipadatkan bertujuan agar tanah dapat
menahan titik as pada roda transportasi.
3. Pekerjaan oprit meliputi pembuatan plat injak,
pemadatan material, dan pengaspalan jalan.
4. Pemadatan material dengan menggunakan alat
berat yang disebut Pad Foot Roller (Sheep Foot).
Pemadatan dilakukan beberapa kali lintasan
sampai material benar-benar padat.
26
4.4 Pekerjaan Oprit Jembatan

Gambar Proses Pemadatan Tanah Oprit dg Sheep Foot


27

Catatan Lebar Lantai Kendaraan & Lajur


Lebar Lantai Kendaraan Jumlah Lajur Lalulintas

5,50 sampai dengan 8,25 m 2

Lebih dari 8,25 m sampai dengan 11,25 m 3

Lebih dari 11,25 m sampai dengan 15 m 4

Lebih dari 15,00 m sampai dengan 18,75 m 5

Lebih dari 18,75 m sampai dengan 32,5 m 6


28

Anda mungkin juga menyukai