Disusun Oleh :
Gambar 1. Tiang Pancang Beton Dengan Penampang Segitiga dan Segi Empat (Beton
Elemindo Perkasa, 2008)
Dalam kasus konstruksi berat, sepertinya bahwa kapasitas daya pikul dari tanah
dangkal tidak akan memuaskan,dan konstruski seharusnya di bangun diatas pondasi tiang.
Tiang pancang juga digunakan untuk kondisi tanah yang normal untuk menahan beban
horizontal. Tiang pancang merupakan metode yang tepat untuk pekerjaan diatas air,
seperti jetty atau dermaga. Dalam proses pekerjaan pemancangan tiang pancang terutama
dalam konstruksi dermaga, perlu memperhatikan beberapa hal penting seperti kondisi
tanah, jenis tiang pancang dan panjangnya yang cocok digunakan. Dalam hal ini tiang
pancang yang digunakan merupakan tiang beton dan pemancangan dilakukan dengan
menggunakan hammer. Untuk lebih tepatnya menggunakan metode drop hammer system.
Proses pekerjaan pemancangan tiang pondasi nya dapat dilihat pada flowchart dibawah
ini.
Mulai
Selesai
Tahap pekerjaan pemancangan tiang pancang dimulai dari tim surveyor yang
harus menentukan titik-titik dimana tiang pancang akan diletakkan, penentuan ini harus
sesuai dengan gambar konstruksi yang telah ditentukan oleh perencana. Jika sudah fix
titik mana yang akan dipancang, pekerjaan tiang pancang sudah bisa dilakukan.
Kemudian peralatan dan bahan yang digunakan harus disiapkan untuk pekerjaan
tiang pancang. Alat dan bahan yang digunakan antara lain adalah Pile (tiang pancang),
Alat Pancang (dapat berupa diesel Hammer atau Hydrolic Hammer), dan Service Crane.
Dilanjut ke proses pengangkatan tiang pancang dari tempat tiang pancang untuk
dipasangkan ke alat pancang menggunakan service crane. Dengan Service crane, tiang
dipasangkan ke alat pemancang dimana biasa alat pemancang sudah berada tepat diarea
titik pancang.
Setelah Pile Terpasang dan posisi alat sudah berada pada titik pemancangan, maka
pemancangan siap dilakukan. Alat pancang yang digunakan dapat berbeda – beda
jenisnya. Seperti Diesel Hammer atau Hydraulic Hammer. Beda keduanya adalah Diesel
Hammer bersifat memukul sehingga pasti terdengar suara bising dan terkadang
meminbulkan getaran, getaran ini dapat mengakibatkan bangunan disekitar menjadi retak
jika jarak antara bangunan dan daerah pemancangan terlalu dekat, sementara itu hydraulic
hammer bersifat menekan, jadi pengaruh suara dan getaran relatif kecil. Bedanya yang
lain adalah penggunaan Hydraulic hammer lebih mahal.
Kemudian dilakukannya proses pemancangan tiang pancang menggunakan
hammer. Pemancangan dihentikan jika sudah mencapai tanah keras, indikasi jika
pemancangan sudah mencapai tanah keras adalah palu dari hammer sudah mental tinggi,
biasanya dalam tiap alat pancang sudah ada ukurannya, jika sudah pada posisi seperti itu
maka segera dilakukan pembacaan kalendering. Pembacaan ini dilakukan pada alat
pancang sewaktu memancang. Jika tinggi bacaan sudah bernilai 1 cm atau lebih kecil,
maka pemancangan sudah siap dihentikan atau dengan artian tiang sudah menencapai
titik tanah keras, tanah keras itulah yang menyebabkan bacaan kalenderingnya kecil yaitu
1 cm atau kurang. Jika diteruskan dikhawatirkan akan terjadi kerusakan pada tiang
pancang itu sendiri seperti pada topi tiang pancang atau badan tiang pancang itu sendiri.
Pembacaan 1 kalendering dilakukan dengan 10 pukulan.
Pemancangan dilakukan hingga seluruh tiang pancang terpasang dan pekerjaan
pemancangan selesai.
Sumber :
http://darkspecialistd.blogspot.com/2019/08/drop-hammer.html
https://repository.its.ac.id/76123/1/3115040502-Undergraduate_Thesis.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/166235-ID-pekerjaan-pondasi-tiang-
pancang-cara-pem.pdf
Pemancangan
Tiang Pancang
KELOMPOK 2
Our Company
Pemancangan dilakukan
hingga seluruh tiang
Proses pengangkatan tiang pancang terpasang
pancang untuk dipasangkan
ke alat pancang.
Selesai
Thanks!