6.1 Umum
Pada umumnya struktur jembatan direncanakan untuk dapat berfungsi selama masa layan
tertentu. Akan tetapi, dalam masa layan tersebut sering dijumpai permasalahan-
permasalahan struktur sehingga memerlukan pemulihan kapasitas pada struktur jembatan
tersebut.
83 dari 111
6.1.2 Pelaksanaan penanganan atau pemulihan kapasitas
Beberapa metode pemulihan kapasitas jembatan yang dapat diaplikasikan adalah sebagai
berikut:
Selain keuntungan di atas terdapat juga beberapa kekurangan, yaitu sebagai berikut:
a) waktu pelaksanaan relatif lama;
b) menambah berat sendiri struktur atas jembatan; dan
c) ada kemungkinan retak dalam waktu pelaksanaan akibat beban dinamis pada pemulihan
kapasitas beton;
84 dari 111
Bagian baru
Beton baru
Elemen baru
Bagian baru
Penulangan baru
85 dari 111
Gambar 77 - Pemulihan kapasitas dengan memperbesar penampang gelagar beton
Selain pada struktur beton, metode pemulihan kapasitas ini juga dapat digunakan untuk
pemulihan kapasitas jembatan baja. Beberapa metode memperbesar penampang pada
struktur baja yaitu di antaranya adalah (lihat Gambar 78 sampai dengan Gambar 79) :
1. Pemulihan kapasitas dengan memperbesar penampang bawah dengan pelat baja
tambahan pada gelagar baja
2. Pemulihan kapasitas dengan memperbesar penampang dengan pelat baja tambahan
pada rangka baja
3. Pemulihan kapasitas dengan penambahan batang baja pada gelagar baja
4. Pemulihan kapasitas dengan penambahan batang baja pada rangka baja
Graut
Tendon pratekan
86 dari 111
a) penambahan penampang dengan pelat atau profil
Pelat perkuatan
yang
dihubungkan
dengan baut
Gantikan paku
keling dengan
baut kuat tinggi
87 dari 111
Hubungan las
batang atau baja langsung
Tiang
tulangan
Gambar 80 - Pemulihan kapasitas dengan penambahan batang baja pada gelagar baja
Gambar 81 - Pemulihan kapasitas dengan penambahan batang baja pada rangka baja
88 dari 111
Gambar 83 - Pemulihan kapasitas dengan pemasangan diafragma
Selain keuntungan di atas terdapat juga beberapa kekurangan, yaitu sebagai berikut:
a) waktu pelaksanaan relatif lama;
b) menambah berat sendiri struktur atas jembatan; dan
c) memerlukan pengecatan berkala.
Pemulihan kapasitas ini merupakan pemulihan kapasitas yang sangat universal karena
dapat dilakukan untuk berbagai macam tipe struktur (lihat Gambar 85 sampai dengan
Gambar 88). Selain untuk struktur beton dapat pula untuk struktur baja. Elemen utama pada
jenis pemulihan kapasitas ini adalah kabel baja prategang, angkur dan deviator.
89 dari 111
Pemulihan kapasitas dengan PE menyederhanakan penerapan beban aksial yang
dikombinasikan dengan gaya angkat untuk meningkatkan kapasitas lentur dan geser dari
struktur balok atau komponen. Metode ini dapat juga digunakan untuk meningkatkan
kapasitas dan daya layan. Sebagai contoh peningkatan kekakuan yang diberikan dengan
prategang eksternal, dapat mereduksi defleksi dan vibrasi selama umur layannya.
Jangkauan tegangan pada lokasi kritis dapat juga direduksi sehingga dapat meningkatkan
kinerja ketahanan terhadap fatik, dan dengan timbulnya deformasi atau lendutan ke bawah
akibat beban yang diterapkan pada jembatan dapat direduksi.
Prinsip dasar PE adalah sama seperti pada sistem prategang yang biasa dilakukan,
khususnya pada jembatan beton pratekan, yaitu menerapkan suatu gaya tekan yang
dikombinasikan dengan momen eksentrisitas guna menambah kapasitas lentur serta
memperbaiki kondisi retakan dari suatu gelagar.
Sumbu netral
tendon eksternal
Di tengah Di bagian
bentang pilar
Deviator
Deviator beton
baja bertulang
batang
prategang
Gambar 85 - Pemulihan kapasitas prategang Macalloyeksternal pada gelagar beton
P = 1,0 MN
penutupan
celah siar-muai
batang eksisting kabel prategang
BBR CC 905,
90 dariP 111
= 1,0 MN
batang tambahan
Angker
yang dilas
Tiang Tendon
TAMPAK
sadel TAMPAK SAMPING tarik
BELAKANG
Gambar 86 - Pemulihan kapasitas prategang eksternal pada gelagar dan rangka baja
a) penempatan angkur pada ujung gelagar b) penempatan angkur pada badan gelagar
c) contoh deviator
91 dari 111
tampak pemulihan kapasitas prategang eksternal
Angkur pada konstruksi jembatan rangka, angkur dapat ditempatkan di ujung-ujung bawah
atau ujung ujung atas rangkanya. Tendon dapat dibuat lurus, atau poligon bergantung pada
kebutuhan perencanaan.
Pemberian tegangan dapat dilakukan dengan menggunakan kabel prategang, baik yang
berupa strand tunggal ataupun gabungan. Pada beberapa keadaan, pemberian tegangan
dilakukan dengan menggunakan batang baja kuat tarik tinggi yang dapat ditarik dengan
dongkrak hidrolik ataupun dengan sistem pengencangan baut.
Selain keuntungan di atas terdapat juga beberapa kekurangan, yaitu sebagai berikut:
a) suatu penilaian kondisi khusus pada jembatan yang lebih teliti jika dibandingkan dengan
metode lain harus dilakukan terlebih dahulu guna menjamin bahwa lantai, gelagar dan
rangka jembatan dapat memikul adanya penambahan tegangan;
b) kabel prategang yang ditempatkan di luar menjadi lebih mudah terkena korosi dan
vandalisme;
c) pada saat dilakukan penegangan kabel pada struktur jembatan, akan terjadi sejumlah
pergerakan pada komponen-komponen lantai jembatan baik dalam arah vertikal maupun
horizontal, sehingga perlu diperhitungkan akan terjadi tegangan-tegangan sekunder yang
dapat merusak struktur jembatan;
d) memerlukan peralatan khusus untuk pengerjaan penarikan prategang; dan
e) pada jembatan rangka baja, pemberian gaya aksial dapat mengakibatkan masalah
kestabilan lokal sehingga diperlukan adanya pemulihan kapasitas lokal pada struktur
angkur atau penambahan profil di dekat elemen rangka baja yang letaknya paling dekat
dengan angkur.
Hal-hal penting yang harus diperhatikan berkaitan dengan perencanaan blok angkur yang
ditempatkan pada pelat buhul adalah sebagai berikut:
93 dari 111
Blok angker penutup ujung
pelat t = 30 t = 2 mm
Blok angker
pelat t = 30
baut
pelat eksisting
pelat eksisting
prategang eksternal
diameter 63 mm
prategang eksternal
baut
diameter 63 mm
baut
(a) (b)
Gambar 89 - Blok angkur (a) Tampak depan dan (b) Tampak samping
2. Deviator
Deviator merupakan suatu unit alat bantu yang dibuat guna memudahkan pembentukan
suatu profil kabel prategang yang sesuai dengan kebutuhan. Konstruksi deviator bisa
direncanakan seperti contoh deviator dalam Gambar 90 atau bentuk lain sesuai kebutuhan
dan memenuhi fungsinya.
Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam perencanaan deviator adalah sebagai
berikut:
a) deviator harus terpasang kuat pada dudukannya guna menjamin transfer beban secara
sempurna;
b) deviator harus dipasang dengan ketelitian yang cukup tinggi agar posisi kabel dan
alinyemennya sesuai dengan yang disyaratkan dalam perencanaan;
c) deviator harus dapat menampung adanya sistem proteksi korosi kabel;
d) harus diperhitungkan pemulihan kapasitas setempat dengan menggunakan pelat-pelat
pengaku pada pelat buhul dan batang rangka baja yang berdekatan dengan deviator;
e) pada jembatan rangka bagian rangka yang digunakan sebagai tempat menumpunya
deviator harus diperkuat dengan menggunakan pelat pengaku, yang dimaksudkan selain
untuk mencegah terjadinya konsentrasi tegangan yang besar juga untuk mencegah
terjadinya tekuk setempat;
f) pemasangan angkur dan deviator umumnya dilakukan pada ruang yang relatif sempit
dan terbatas. Keadaan demikian akan rentan terhadap bahaya korosi. Oleh karena itu
disarankan agar jumlah angkur dan deviator yang digunakan seminimal mungkin;
g) jumlah dan letak deviator dipilih dengan mempertimbangkan lawan lendut yang
direncanakan pada titik buhul melalui analisis respons struktur, akibat dari gaya-gaya
prategang yang ditransfer melalui deviator berpengaruh terhadap gaya dalam rangka
94 dari 111
atau pelat buhul. Dari analisis tersebut akan didapat jumlah dan letak deviator yang
paling optimum; dan
h) jari-jari kelengkungan alinyemen tendon prategang yang berada pada deviator tidak
boleh lebih kecil dari 3 kali diameter tendon, seperti pada Gambar 91.
Baut
Baut Baut
Pelat 30
(a) (b)
sudut deviasi
tendon
jari - jari
kelengkungan kabel
gaya prategang
eksternal
95 dari 111
Selain keuntungan diatas terdapat juga beberapa kekurangan, yaitu sebagai berikut:
a) mudah terserang korosi;
b) relatif berat;
c) pelaksanaan yang relatif sulit;
d) ada sambungan;
e) biaya perancah yang cukup tinggi; dan
f) hanya dapat bekerja efisien pada temperatur 60 o C. Jika lebih dari 60o C, kekuatan dari
bahan perekat epoksi resin adhesive akan mengalami penurunan kekuatan. Kualitas dari
kontak antara beton dengan pelat baja sangat menentukan.
Prosedur perencanaan untuk pemulihan kapasitas dengan metode ini telah umum diketahui
oleh para perencana. Prinsip dasar dalam perencanaan adalah dengan mengasumsikan
bahwa pelat baja dengan beton dapat komposit dengan baik sehingga perencanaannya
dapat dilakukan dengan metode elastis dan ultimit.
pin prategang
96 dari 111
a) pemulihan kapasitas pada gelagar beton
Selain kelebihan di atas terdapat juga beberapa kekurangan, yaitu sebagai berikut:
97 dari 111
Gambar 94 - Contoh pemulihan kapasitas dengan lembaran CFRP
98 dari 111
Selain kelebihan di atas terdapat juga beberapa kekurangan, yaitu sebagai berikut:
a) tidak umum digunakan; dan
b) keawetan bahan epoksi dipengaruhi oleh lingkungan karena tidak terlindung;
Prosedur perencanaan pemulihan kapasitas dengan Fiber Reinforced Plastic (FRP) hingga
saat ini belum ada standar yang cukup lengkap sehingga pada umumnya perencana
menggunakan pendekatan-pendekatan misalnya dengan prosedur perencanaan CFRP dan
berdasarkan hasil uji di laboratorium.
Tahapan pelaksanaan pemasangan dari pemulihan kapasitas ini adalah (Lihat Gambar 96)
sebagai berikut:
1. lumuri permukaan beton dengan bahan epoksi resin;
2. lekatkan bahan fiber pada permukaan yang telah dilumuri oleh bahan epoksi;
3. fiber tersebut dilumuri kembali dengan bahan epoksi resin dengan menggunakan alat
rol; dan
4. setelah bahan epoksi resin melewati masa pengikatan awal, selanjutnya diberikan lapis
pelindung terhadap pengaruh UV dan lingkungan.
1. mengubah sistem struktur gelagar yang minimal 2 bentang dengan sistem simple beam
menjadi menerus (lihat Gambar 97).
99 dari 111
Metode ini dapat dilakukan cukup mudah dengan cara mengubah sistem struktur pelat
lantai menjadi menerus. Dalam sistem ini struktur akan menjadi menerus hanya pada
saat menerima beban hidup. Untuk beban mati, dipikul oleh tiap-tiap struktur dengan
kondisi simple beam;
Beberapa metode pemulihan kapasitas pada struktur kepala jembatan adalah sebagai
berikut:
1. perlindungan kepala jembatan terhadap pergerakan horizontal
a) perlindungan kepala pilar dari pergerakan horizontal dengan batang penahan dari
beton bertulang (Lihat Gambar 100). Solusi ini hanya dapat digunakan untuk
jembatan bentang pendek dan berada di atas tanah dasar dengan pergerakan
horizontal yang relatif kecil. Kondisi kepala jembatan harus dalam kondisi baik, atau
telah dilakukan penanganan bila ada kerusakan. Metode ini dapat juga diaplikasikan
apabila pergerakan horizontal tidak teramati atau tidak terjadi, akan tetapi
peningkatan beban hidup dapat diprediksi sehingga dengan peningkatan beban
tersebut dapat meningkatkan tekanan tanah jalan pendekat pada kepala jembatan;
b) perlindungan kepala pilar terhadap pergerakan horizontal yang diakibatkan tekanan
tanah (Lihat Gambar 101). Pengaplikasian sayap penahan pada fondasi tiang sangat
efektif untuk kestabilan kepala jembatan. Akan tetapi pelaksanaan pekerjaan cukup
sulit disebabkan terdapat pekerjaan pembuatan tiang baru dengan pemancangan
tiang di sekitar kepala tiang. Dengan demikian, tinggi bebas antara tanah dasar
dengan permukaan bawah gelagar menjadi hal yang cukup penting dalam pemulihan
kapasitas dengan metode ini. Apabila ada keterbatasan tinggi bebas, stabilisasi
dengan metode fondasi dinding penuh akan mudah untuk dilaksanakan. Untuk
meningkatkan efektifitas dari dinding penopang, direkomendasikan penggunaan
hydraulic jacks pada gap antara kepala jembatan dan dinding penopang. Ketika gaya
yang dikehendaki telah diaplikasikan dan celah/ gap ditahan oleh bahan sejenis baji
sebagai penopang dan hydraulic jacks dilepas selanjutnya celah/ gap diisi dengan
beton;
c) pemulihan kapasitas kepala jembatan dengan penambahan pelat pada Fondasi tiang
(Lihat Gambar 102). Fungsi dari penambahan pelat tersebut adalah sebagai
unloading pada kepala jembatan sehingga cenderung mendapat penanganan
kestabilan. Pelat dengan kepala jembatan dapat monolit atau tidak monolit yang
tergantung pada situasi. Konstruksi pelat dapat berdiri di atas fondasi tiang, fondasi
dinding penuh atau tanpa fondasi;
d) perlindungan kepala pilar dari pergerakan horizontal dengan angkur (Lihat
Gambar 103). Stabilisasi kepala jembatan dengan metode angkur tanah sangat tidak
merekomendasi adanya kegiatan di sekitar tanah timbunan jalan pendekat, hal
tersebut sangat mempengaruhi kinerja dari angkur tanah; dan
e) penambahan ketahanan terhadap gelincir pada kepala pilar dengan memberikan
kepala tiang pada fondasi (Lihat Gambar 104). Biasanya digunakan untuk kepala
jembatan yang baru. Adanya fondasi telapak yang miring dan adanya rib dapat
meningkatkan tahanan gelincir pada kepala jembatan.
2. mereduksi gaya horizontal
a) mereduksi tekanan tanah (Lihat Gambar 105). Metode ini merupakan metode yang
paling sederhana untuk mereduksi tekanan tanah timbunan jalan pendekat sehingga
Keterangan gambar:
1. batang penahan;
2. dongkrak hidraulis untuk pemberi gaya yang diinginkan pada strut, selanjutnya dongkrak hidrolis
dilepas setelah celah antara dua bagian batang penahan telah dikencangkan.
Gambar 100 - Perlindungan kepala pilar dari pergerakan horizontal dengan batang
penahan dari beton bertulang
Keterangan gambar:
1. fondasi tiang lama
2. fondasi tiang baru (drill pile)
3. sayap penahan
4. dinding penuh
5. angkur
Gambar 101 - Perlindungan kepala pilar terhadap pergerakan horizontal akibat tekanan
tanah untuk a) sayap penahan dengan fondasi tiang dan b) sayap penahan dengan
fondasi dinding penuh
Keterangan gambar:
1. fondasi tiang lama
2. fondasi tiang baru (tiang miring)
3. kepala tiang
4. angkur
Gambar 102 - Pemulihan kapasitas kepala jembatan dengan penambahan pelat pada
fondasi tiang
Keterangan gambar:
1. 1a = angkur bebas,1b = angkur terikat
2. batang tarik
3. blok angkur
4. tiang miring untuk menahan beban lateral
Gambar 103 - Perlindungan kepala pilar dari pergerakan horizontal dengan angkur
Gambar 104 - Penambahan ketahanan terhadap gelincir pada kepala pilar dengan
memberikan kepala tiang pada fondasi dengan melakukan a) pemberian kemiringan
pada dasar fondasi dan b) pemberian rib pada dasar fondasi langsung
103 dari 111
Keterangan gambar:
1. lapisan drainase
2. penstabil tanah di belakang kepala pilar
3. tanah timbunan jalan pendekat
4. dinding penuh
Gambar 105 - Mereduksi tekanan tanah dengan melakukan a) stabilisasi tanah
timbunan pada jalan pendekat dan b) memasang konstruksi dinding penuh
Keterangan gambar:
1. kepala jembatan lama
2. tanah timbunan jalan pendekat
3. kepala jembatan setelah dimodifikasi
4. kepala jembatan baru dengan Fondasi tiang bor
5. bentang jembatan tambahan
Gambar 106 - Menghilangkan tekanan dari tanah timbunan jalan pendekat sehingga
kepala jembatan berfungsi sebagai pilar dan pembuatan konstruksi kepala jembatan
baru dan penambahan bentang baru pada tahap a) kondisi awal dan b) kondisi setelah
modifikasi
6.2.2.2 Pilar
Pemulihan kapasitas struktur pilar umumnya dilakukan apabila terjadi kerusakan yang cukup
parah atau kurangnya kapasitas struktur pilar akibat kurang sempurnanya dalam
perencanaan dan pelaksanaan serta adanya pelebaran jembatan sehingga beban hidup lalu
lintas menjadi bertambah.
Metode pemulihan kapasitas yang dapat diaplikasikan adalah sebagai berikut:
1. jaket beton bertulang berupa penambahan penampang dengan jaket beton bertulang.
Metode pemulihan kapasitas ini merupakan suatu pemulihan kapasitas dengan cara
menyelimuti bagian struktur yang memerlukan pemulihan kapasitas dengan bahan
KOLOM SELUBUNG
EKSISTING PARSIAL
KOLOM SELUBUNG
EKSISTING PARSIAL
Keterangan gambar:
1. retak horizontal pada pilar
2. angkur
3. jaket beton bertulang
Keterangan gambar:
1. retak horizontal pada pilar
2. angkur
3. jaket beton bertulang
b) penambahan penampang keseluruhan
Perekat
berbahan dasar
epoksi
KOLOM
JAKET EKSISTING
BAJA
GRAUT
KOLOM
JAKET EKSISTING
BAJA
GRAUT
KOLOM
EKSISTING
JAKET
BAJA
GRAUT
6.2.2.3 Fondasi
Kerusakan yang terjadi pada pada fondasi jembatan adalah sangat bergantung pada
penyebabnya, kondisi tanah, dan tipe fondasi sendiri. Sebagai contoh adalah adanya
penggerusan pada tanah dasar lokal oleh aliran air, abrasi pada bahan fondasi, dan
Jenis turap yang dapat diaplikasikan adalah dengan menggunakan turap dari baja, beton
atau kayu atau penggunaan cetakan baja atau kayu (Lihat Gambar 110).
Keterangan gambar:
1. turap dari baja atau kayu
2. beton bertulang baru
3. cetakan dari besi atau kayu
4. beton bertulang baru
5. rip-rap
Gambar 110 - Penanganan bahan yang hilang pada fondasi langsung a) penggunaan
turap dan b) Penggunaan cetakan dengan rip-rap
Gambar 111 - Penanganan tiang pancang dengan jaket beton bertulang untuk bagian
a) penampang dan b) tampak samping
Keterangan gambar:
1. tiang eksisting
2. cetakan serat kaca
3. bagian kosong yang akan diisi grout epoksi
4. segel yang dapat ditekan
5. penahan dari bahan kayu
A. bagian yang tidak memerlukan penulangan
B. bagian memerlukan penulangan tambahan
Gambar 112 - Penanganan tiang pancang dengan jaket serat gelas untuk bagian
a) penampang dan b) tampak samping
2. Metode pemulihan kapasitas tidak langsung dengan pemulihan kapasitas pada tanah
dasar.
Penanganan daya dukung tanah dengan turap, lihat Gambar 116;
Penanganan daya dukung tanah dengan grout berbahan semen, lihat Gambar 117
dan Gambar 118.
Keterangan gambar:
1. turap
2. fondasi yang ada
3. beton tambahan
Gambar 113 - Pemulihan kapasitas fondasi dengan perbesaran penampang pasif yang
membutuhkan a) bahan yang banyak dan b) bahan yang lebih sedikit, tetapi dengan
penyelesaian yang kompleks
Keterangan gambar:
1. turap
2. batang penahan
3. bagian Fondasi yang baru
4. dongkrak hidrolik
5. tendon prategang
Gambar 114 - Pemulihan kapasitas fondasi dengan perbesaran penampang aktif yang
membutuhkan a) bahan yang banyak dan b) bahan yang lebih sedikit, tetapi dengan
penyelesaian yang kompleks
109 dari 111
Keterangan gambar:
1. fondasi langsung lama
2. tiang baru dengan diameter kecil
3. fondasi tiang lama
4. fondasi tiang baru atau tambahan
Gambar 117 - Penanganan daya dukung tanah dengan graut berbahan semen dengan
melakukan a) pemulihan kapasitas tanah dasar dengan injeksi dari fondasi langsung,
dan b) pemulihan kapasitas tanah dasar dengan injeksi dari luar fondasi
langsung, serta c) pemulihan kapasitas tanah dasar di sekitar fondasi tiang bagian
bawah dengan injeksi.
Pasir
Kerikil
kepasiran dan
Pasir
Keterangan gambar:
1. turap
2. lubang injeksi
3. pelat beton
4. tanah yang dikeraskan
5. dinding injeksi
I. fase pemulihan kapasitas pada tanah dasar dengan injeksi semen di dalam turap
II. fase pemulihan kapasitas tanah dasar dengan injeksi dinding di bawah turap.
Gambar 118 - Penanganan daya dukung tanah dengan grout berbahan semen pada
fondasi langsung yang labil.
111 dari 111