Anda di halaman 1dari 29

6 Pemulihan kapasitas jembatan (retrofit)

6.1 Umum
Pada umumnya struktur jembatan direncanakan untuk dapat berfungsi selama masa layan
tertentu. Akan tetapi, dalam masa layan tersebut sering dijumpai permasalahan-
permasalahan struktur sehingga memerlukan pemulihan kapasitas pada struktur jembatan
tersebut.

6.1.1 Perencanaan pemulihan kapasitas


Setelah dilakukan pemeriksaan khusus, selanjutnya dilakukan analisis struktur sehingga
diperoleh alternatif penanganan atau pemulihan kapasitas. Berdasarkan alternatif
tersebut, selanjutnya dilakukan perencanaan pemulihan kapasitas dengan tahapan
sebagai berikut:
a. konsep penanganan atau pemulihan kapasitas
Setelah konsep penanganan atau pemulihan kapasitas diperoleh, alternatif
penanganan yang telah ditentukan harus memperhatikan :
i) pemilihan bahan;
ii) pemilihan teknik penanganan atau pemulihan kapasitas;
iii) estimasi dimensi dan kekakuan elemen tambahan; dan
iv) perilaku struktur.
b. analisis struktur
Merupakan analisis yang dilakukan terhadap struktur yang ada yang diperkuat
dengan elemen tambahan. Hal yang terpenting dari analisis tersebut adalah verifikasi
faktor keamanan dari struktur tersebut.
c. lingkup kerja dan prioritas
Penentuan lingkup pekerjaan dan prioritas perlu diuraikan untuk kepentingan
pelaksanaan dan pengoptimalan pekerjaan.
d. gambar detail
Seluruh rencana penanganan atau pemulihan kapasitas dinyatakan dengan jelas
dalam gambar detail, termasuk jenis bahan yang digunakan, batas daerah rencana
penanganan atau pemulihan kapasitas.
e. rencana kerja dan spesifikasi
Sebagai acuan yang mengikat bagi pihak-pihak yang akan terlibat dalam pekerjaan
penanganan atau pemulihan kapasitas struktur, perlu disusun rencana kerja dan
syarat-syarat atau spesifikasi, seperti yang umum dilakukan pada pekerjaan
pembangunan jembatan. Hal-hal yang perlu dijelaskan antara lain:
i) pemilihan bahan;
ii) ketentuan umum;
iii) alat bantu dan akses lapangan;
iv) pembersihan;
v) penanganan atau pemulihan kapasitas;
vi) perlindungan permukaan;
vii) bahan yang digunakan; dan
viii) pengujian, uraian mengenai pengujian terhadap elemen struktur secara jelas
mencantumkan jenis pengujian dan standar pengujian yang digunakan, jumlah
sampel yang diambil, serta kriteria hasil pengujian berdasarkan referensi standar.
f. estimasi biaya
Volume pekerjaan serta Rencana Anggaran Biaya perlu disusun untuk keperluan
kontrak pekerjaan. Uraian tersebut harus dapat mencerminkan dan sesuai dengan
lingkup pekerjaan penanganan atau pemulihan kapasitas yang akan dilakukan oleh
pihak pelaksana.

83 dari 111
6.1.2 Pelaksanaan penanganan atau pemulihan kapasitas

Metode perbaikan atau pemulihan kapasitas beserta urutan pelaksanaannya harus


diperhatikan dengan teliti agar menghasilkan struktur jembatan yang baik dan terhindar
dari bertambahnya kerusakan struktur dan bahkan mendorong timbulnya kerusakan
baru.
Dalam setiap langkah penanganan atau pemulihan kapasitas yang dilakukan harus
diupayakan agar penyebab kerusakan dihilangkan atau diminimalkan. Selain itu perlu
pula dipertimbangkan upaya-upaya perlindungan atau pencegahan terhadap
kemungkinan kerusakan di kemudian hari.

Pelaksanaan penanganan atau pemulihan kapasitas harus disertai dengan pengawasan


dan dokumentasi yang baik.

Penundaan pelaksanaan penanganan atau pemulihan kapasitas struktur dapat


memperburuk kondisi struktur, yang akhirnya meningkatkan biaya penanganan yang
diperlukan.

6.2 Metode pemulihan kapasitas elemen struktur jembatan


6.2.1 Bangunan atas
Secara umum klasifikasi aplikasi metode pemulihan kapasitas untuk struktur jembatan dapat
dibagi dalam tiga kriteria dasar, yaitu: (1) prinsip metode pemulihan kapasitas, (2) waktu
pelaksanaan, dan (3) biaya pelaksanaan.

Beberapa metode pemulihan kapasitas jembatan yang dapat diaplikasikan adalah sebagai
berikut:

6.2.1.1 Pemulihan kapasitas dengan memperbesar penampang


Pemulihan kapasitas dengan memperbesar penampang pada struktur beton dengan
menambah penulangan merupakan metode yang umum dilakukan (lihat Gambar 74 sampai
dengan Gambar 77). Metode pemulihan kapasitas ini dapat dilakukan dengan berbagai
situasi pemulihan kapasitas. Metode pemulihan kapasitas ini dapat dilakukan pada bagian
atas ataupun bawah elemen beton. Permasalahan utama yang perlu diperhatikan adalah
hubungan antara beton lama dan beton baru. Perbedaan susut pada kedua elemen dapat
terjadi disebabkan perbedaan homogenitas. Hal tersebut dapat diatasi dengan penggunaan
konektor geser dan penggunaan bahan beton yang tidak susut.

Keuntungan penerapan metode perbesaran penampang adalah:


a) relatif mudah dalam pelaksanaan;
b) efektif dalam peningkatan kapasitas; dan
c) harga relatif murah.

Selain keuntungan di atas terdapat juga beberapa kekurangan, yaitu sebagai berikut:
a) waktu pelaksanaan relatif lama;
b) menambah berat sendiri struktur atas jembatan; dan
c) ada kemungkinan retak dalam waktu pelaksanaan akibat beban dinamis pada pemulihan
kapasitas beton;

84 dari 111
Bagian baru

Gambar 74 - Pemulihan kapasitas dengan memperbesar penampang pada lantai dan


gelagar

Beton baru

Gambar 75 - Pemulihan kapasitas dengan memperbesar penampang pada pelat lantai

Elemen baru

Bagian baru

Penulangan baru

Gambar 76 - Pemulihan kapasitas dengan memperbesar penampang pada gelagar


beton

85 dari 111
Gambar 77 - Pemulihan kapasitas dengan memperbesar penampang gelagar beton

Selain pada struktur beton, metode pemulihan kapasitas ini juga dapat digunakan untuk
pemulihan kapasitas jembatan baja. Beberapa metode memperbesar penampang pada
struktur baja yaitu di antaranya adalah (lihat Gambar 78 sampai dengan Gambar 79) :
1. Pemulihan kapasitas dengan memperbesar penampang bawah dengan pelat baja
tambahan pada gelagar baja
2. Pemulihan kapasitas dengan memperbesar penampang dengan pelat baja tambahan
pada rangka baja
3. Pemulihan kapasitas dengan penambahan batang baja pada gelagar baja
4. Pemulihan kapasitas dengan penambahan batang baja pada rangka baja

Graut

Tendon pratekan

Gambar 78 - Pemulihan kapasitas dengan memperbesar penampang bawah dengan


pelat baja tambahan pada gelagar baja

86 dari 111
a) penambahan penampang dengan pelat atau profil

Pelat perkuatan
yang
dihubungkan
dengan baut

b) penambahan penampang dengan pelat pada batang tarik

Gantikan paku
keling dengan
baut kuat tinggi

d) penambahan penampang dengan pelat pada batang tekan

Baut kekuatan tinggi

d) penambahan penampang dengan pelat pada batang vertikal

Gambar 79 - Pemulihan kapasitas dengan memperbesar penampang dengan


pelat baja tambahan pada rangka baja

87 dari 111
Hubungan las
batang atau baja langsung
Tiang
tulangan

Gambar 80 - Pemulihan kapasitas dengan penambahan batang baja pada gelagar baja

Gambar 81 - Pemulihan kapasitas dengan penambahan batang baja pada rangka baja

6.2.1.2 Pendistribusian beban dengan balok melintang atau diafragma


Pemulihan kapasitas dengan pendistribusian beban dengan pemasangan balok melintang/
diafragma dilakukan untuk struktur jembatan yang terdiri dari multi gelagar. Dalam beberapa
kasus metode pemulihan kapasitas ini hanya dilakukan untuk pemulihan kapasitas pada
gelagar tengah. (lihat Gambar 82 sampai dengan Gambar 83).
Sekrup pengencang

Batang transversal baja

Gambar 82 - Pemulihan kapasitas dengan pemasangan balok melintang

88 dari 111
Gambar 83 - Pemulihan kapasitas dengan pemasangan diafragma

6.2.1.3 Penambahan elemen struktur


Pemulihan kapasitas dengan penambahan elemen struktur dilakukan untuk struktur
jembatan yang terdiri dari multi gelagar (lihat Gambar 84). Dengan penambahan gelagar
akan terjadi perubahan gaya-gaya dalam pada gelagar. Elemen gelagar baru/ tambahan
ditempatkan di antara gelagar lama yang mendapatkan beban berlebih.

Keuntungan penerapan metode penambahan elemen struktur adalah:


a) relatif mudah dan cepat dalam pelaksanaannya;
b) efektif dalam peningkatan kapasitas jembatan baik lentur dan geser pada gelagar serta
lentur pada lantai; dan
c) perubahan momen maksimum positif menjadi negatif pada tengah bentang lantai.

Selain keuntungan di atas terdapat juga beberapa kekurangan, yaitu sebagai berikut:
a) waktu pelaksanaan relatif lama;
b) menambah berat sendiri struktur atas jembatan; dan
c) memerlukan pengecatan berkala.

Tambahan gelagar yang


dibuat dari sistem rangka

Gambar 84 - Pemulihan kapasitas dengan menambah elemen struktur gelagar

6.2.1.4 Prategang Eksternal (PE)

Pemulihan kapasitas ini merupakan pemulihan kapasitas yang sangat universal karena
dapat dilakukan untuk berbagai macam tipe struktur (lihat Gambar 85 sampai dengan
Gambar 88). Selain untuk struktur beton dapat pula untuk struktur baja. Elemen utama pada
jenis pemulihan kapasitas ini adalah kabel baja prategang, angkur dan deviator.

89 dari 111
Pemulihan kapasitas dengan PE menyederhanakan penerapan beban aksial yang
dikombinasikan dengan gaya angkat untuk meningkatkan kapasitas lentur dan geser dari
struktur balok atau komponen. Metode ini dapat juga digunakan untuk meningkatkan
kapasitas dan daya layan. Sebagai contoh peningkatan kekakuan yang diberikan dengan
prategang eksternal, dapat mereduksi defleksi dan vibrasi selama umur layannya.
Jangkauan tegangan pada lokasi kritis dapat juga direduksi sehingga dapat meningkatkan
kinerja ketahanan terhadap fatik, dan dengan timbulnya deformasi atau lendutan ke bawah
akibat beban yang diterapkan pada jembatan dapat direduksi.

Prinsip dasar PE adalah sama seperti pada sistem prategang yang biasa dilakukan,
khususnya pada jembatan beton pratekan, yaitu menerapkan suatu gaya tekan yang
dikombinasikan dengan momen eksentrisitas guna menambah kapasitas lentur serta
memperbaiki kondisi retakan dari suatu gelagar.
Sumbu netral

tendon eksternal

Di tengah Di bagian
bentang pilar

Deviator
Deviator beton
baja bertulang

batang
prategang
Gambar 85 - Pemulihan kapasitas prategang Macalloyeksternal pada gelagar beton
P = 1,0 MN
penutupan
celah siar-muai
batang eksisting kabel prategang
BBR CC 905,
90 dariP 111
= 1,0 MN
batang tambahan
Angker
yang dilas

Slot di bagian sayap

Tiang Tendon
TAMPAK
sadel TAMPAK SAMPING tarik
BELAKANG

Gambar 86 - Pemulihan kapasitas prategang eksternal pada gelagar dan rangka baja

a) penempatan angkur pada ujung gelagar b) penempatan angkur pada badan gelagar

c) contoh deviator

Gambar 87 - Contoh prategang eksternal pada gelagar beton

91 dari 111
tampak pemulihan kapasitas prategang eksternal

tampak angkur tampak deviator

a) contoh pemulihan kapasitas pada gelagar baja

b) tampak pemulihan kapasitas prategang eksternal

tampak angkur tampak deviator

c) contoh pemulihan kapasitas pada rangka baja

Gambar 88 - Contoh prategang eksternal pada gelagar dan rangka baja


92 dari 111
Sistem pengangkuran yang digunakan dalam pemulihan kapasitas ini adalah sama seperti
yang digunakan pada perencanaan beton prategang biasa. Saat sekarang ini produsen
khusus peralatan prategang sudah menyiapkan sistem angkur yang khusus untuk prategang
eksternal dengan kelengkapan perlindungan terhadap korosi serta fasilitas lain yang tersedia
untuk keperluan inspeksi dan penggantian strand.

Angkur pada konstruksi jembatan rangka, angkur dapat ditempatkan di ujung-ujung bawah
atau ujung ujung atas rangkanya. Tendon dapat dibuat lurus, atau poligon bergantung pada
kebutuhan perencanaan.

Pemberian tegangan dapat dilakukan dengan menggunakan kabel prategang, baik yang
berupa strand tunggal ataupun gabungan. Pada beberapa keadaan, pemberian tegangan
dilakukan dengan menggunakan batang baja kuat tarik tinggi yang dapat ditarik dengan
dongkrak hidrolik ataupun dengan sistem pengencangan baut.

Keuntungan penerapan metode prategang eksternal adalah:


a) tidak perlu menutup arus lalu lintas;
b) pelaksanaannya yang mudah dalam hal pemasangan peralatan yang digunakan;
c) kemudahan dalam pemeriksaan kabel dan angkurnya yang terpasang karena letaknya di
luar struktur;
d) pengerjaan relatif cepat;
e) dapat meningkatkan kapasitas secara menyeluruh;
f) kabel prategang dapat ditegang ulang; dan
g) kabel prategang direncanakan untuk dapat diganti kemudian hari.

Selain keuntungan di atas terdapat juga beberapa kekurangan, yaitu sebagai berikut:
a) suatu penilaian kondisi khusus pada jembatan yang lebih teliti jika dibandingkan dengan
metode lain harus dilakukan terlebih dahulu guna menjamin bahwa lantai, gelagar dan
rangka jembatan dapat memikul adanya penambahan tegangan;
b) kabel prategang yang ditempatkan di luar menjadi lebih mudah terkena korosi dan
vandalisme;
c) pada saat dilakukan penegangan kabel pada struktur jembatan, akan terjadi sejumlah
pergerakan pada komponen-komponen lantai jembatan baik dalam arah vertikal maupun
horizontal, sehingga perlu diperhitungkan akan terjadi tegangan-tegangan sekunder yang
dapat merusak struktur jembatan;
d) memerlukan peralatan khusus untuk pengerjaan penarikan prategang; dan
e) pada jembatan rangka baja, pemberian gaya aksial dapat mengakibatkan masalah
kestabilan lokal sehingga diperlukan adanya pemulihan kapasitas lokal pada struktur
angkur atau penambahan profil di dekat elemen rangka baja yang letaknya paling dekat
dengan angkur.

Hal-hal penting yang harus diperhatikan berkaitan dengan perencanaan blok angkur yang
ditempatkan pada pelat buhul adalah sebagai berikut:

a) angkur harus direncanakan sesederhana mungkin untuk menghindari penegangan pada


badan atau sayap gelagar yang ada;
b) angkur hendaknya direncanakan simetris pada satu sisi rangka dan dipasang pada
kedua sisi jembatan rangka dan penegangannya direncanakan untuk dilakukan secara
bersamaan dengan menggunakan dua buah dongkrak prategang;
c) harus diperhitungkan pemulihan kapasitas setempat dengan menggunakan pelat-pelat
pengaku pada pelat buhul dan batang rangka baja yang berdekatan dengan angkur; dan
d) sekecil mungkin menghindari terjadinya pembongkaran elemen-elemen baja jembatan
yang ada.

93 dari 111
Blok angker penutup ujung
pelat t = 30 t = 2 mm
Blok angker
pelat t = 30
baut
pelat eksisting
pelat eksisting
prategang eksternal
diameter 63 mm
prategang eksternal
baut
diameter 63 mm

baut

(a) (b)

Gambar 89 - Blok angkur (a) Tampak depan dan (b) Tampak samping

1. Panjang kabel di belakang angkur

Untuk keperluan pemeliharaan, penggantian, penegangan ulang kabel, ataupun keperluan


pemantauan, perlu direncanakan adanya kabel dengan panjang tertentu di belakang angkur,
minimum 500 mm. Selanjutnya, kabel berlebih tersebut diberi penutup untuk menghindari
korosi dan di dalamnya diisi dengan gemuk.

2. Deviator

Deviator merupakan suatu unit alat bantu yang dibuat guna memudahkan pembentukan
suatu profil kabel prategang yang sesuai dengan kebutuhan. Konstruksi deviator bisa
direncanakan seperti contoh deviator dalam Gambar 90 atau bentuk lain sesuai kebutuhan
dan memenuhi fungsinya.

Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam perencanaan deviator adalah sebagai
berikut:
a) deviator harus terpasang kuat pada dudukannya guna menjamin transfer beban secara
sempurna;
b) deviator harus dipasang dengan ketelitian yang cukup tinggi agar posisi kabel dan
alinyemennya sesuai dengan yang disyaratkan dalam perencanaan;
c) deviator harus dapat menampung adanya sistem proteksi korosi kabel;
d) harus diperhitungkan pemulihan kapasitas setempat dengan menggunakan pelat-pelat
pengaku pada pelat buhul dan batang rangka baja yang berdekatan dengan deviator;
e) pada jembatan rangka bagian rangka yang digunakan sebagai tempat menumpunya
deviator harus diperkuat dengan menggunakan pelat pengaku, yang dimaksudkan selain
untuk mencegah terjadinya konsentrasi tegangan yang besar juga untuk mencegah
terjadinya tekuk setempat;
f) pemasangan angkur dan deviator umumnya dilakukan pada ruang yang relatif sempit
dan terbatas. Keadaan demikian akan rentan terhadap bahaya korosi. Oleh karena itu
disarankan agar jumlah angkur dan deviator yang digunakan seminimal mungkin;
g) jumlah dan letak deviator dipilih dengan mempertimbangkan lawan lendut yang
direncanakan pada titik buhul melalui analisis respons struktur, akibat dari gaya-gaya
prategang yang ditransfer melalui deviator berpengaruh terhadap gaya dalam rangka

94 dari 111
atau pelat buhul. Dari analisis tersebut akan didapat jumlah dan letak deviator yang
paling optimum; dan
h) jari-jari kelengkungan alinyemen tendon prategang yang berada pada deviator tidak
boleh lebih kecil dari 3 kali diameter tendon, seperti pada Gambar 91.

Baut
Baut Baut

Pelat 30

Pelat deviator ke Pelat 30


buhul
t = 30 mm Pipa baja
diameter 3"
t = 30 mm

(a) (b)

Gambar 90 - (a) Tampak depan dan (b) Tampak samping deviator

sudut deviasi
tendon

jari - jari
kelengkungan kabel

gaya prategang
eksternal

Gambar 91 - Bentuk kelengkungan kabel pada deviator

6.2.1.5 Steel Plate Bonding


Pada dasarnya pemulihan kapasitas dengan steel plate bonding merupakan pemulihan
kapasitas dengan melakukan penambahan tulangan (pelat baja) yang dikompositkan dengan
beton dengan menggunakan bahan perekat epoksi resin (lihat Gambar 92 dan Gambar 93).
Pemulihan kapasitas dengan steel plate bonding dapat digunakan untuk pemulihan
kapasitas lentur maupun geser pada struktur gelagar dan lantai jembatan.

Keuntungan penerapan metode steel plate bonding adalah:


a) umum digunakan;
b) kekuatan cukup tinggi dan juga tahan terhadap lelah;
c) beban dapat segala arah; dan
d) dapat menggunakan baut atau angkur jika dibutuhkan.

95 dari 111
Selain keuntungan diatas terdapat juga beberapa kekurangan, yaitu sebagai berikut:
a) mudah terserang korosi;
b) relatif berat;
c) pelaksanaan yang relatif sulit;
d) ada sambungan;
e) biaya perancah yang cukup tinggi; dan
f) hanya dapat bekerja efisien pada temperatur 60 o C. Jika lebih dari 60o C, kekuatan dari
bahan perekat epoksi resin adhesive akan mengalami penurunan kekuatan. Kualitas dari
kontak antara beton dengan pelat baja sangat menentukan.

Prosedur perencanaan untuk pemulihan kapasitas dengan metode ini telah umum diketahui
oleh para perencana. Prinsip dasar dalam perencanaan adalah dengan mengasumsikan
bahwa pelat baja dengan beton dapat komposit dengan baik sehingga perencanaannya
dapat dilakukan dengan metode elastis dan ultimit.

pin prategang

Gambar 92 - Pemulihan kapasitas Steel plate bonding pada gelagar beton

96 dari 111
a) pemulihan kapasitas pada gelagar beton

b) pemulihan kapasitas pada lantai


Gambar 93 - Contoh pemulihan kapasitas dengan Steel plate bonding

6.2.1.6 Lembaran Carbon Fiber Reinforced Polymer (CFRP)


Pada dasarnya pemulihan kapasitas dengan Lembaran Carbon Fiber Reinforced Polymer
(CFRP) sama dengan metode steel plate bonding yang merupakan pemulihan kapasitas
dengan melakukan penambahan tulangan (Carbon fiber) yang dikompositkan dengan beton
dengan menggunakan bahan perekat epoksi resin (lihat Gambar 94). Pemulihan kapasitas
dengan Lembaran Carbon Fiber Reinforced Polymer (CFRP) dapat digunakan untuk
pemulihan kapasitas lentur ataupun geser pada gelagar dan pemulihan kapasitas lentur
pada lantai.

Kelebihan dari pemulihan kapasitas dengan menggunakan lembaran Carbon Fiber


Reinforced Polymer (CFRP) adalah:
a) lebih ringan dibandingkan dengan steel plate bonding;
b) tidak bermasalah dengan korosi;
c) berat yang sangat ringan;
d) kekuatan yang sangat tinggi dan juga tahan terhadap lelah;
e) mudah dalam pelaksanaan dan pemeliharaan; dan
f) tidak ada sambungan.

Selain kelebihan di atas terdapat juga beberapa kekurangan, yaitu sebagai berikut:

a) tidak umum digunakan;


b) keawetan bahan epoksi dipengaruhi oleh lingkungan karena tidak terlindung; dan
c) hanya mampu menahan beban dalam 1 arah.

97 dari 111
Gambar 94 - Contoh pemulihan kapasitas dengan lembaran CFRP

6.2.1.7 Fiber Reinforced Plastic (FRP)


Pemulihan kapasitas struktur beton dengan menggunakan Fiber Reinforced Plastic (FRP)
merupakan teknologi pemulihan kapasitas yang terbaru. Fiber Reinforced Plastic (FRP)
merupakan bahan yang menggunakan serat karbon, aramid, dan gelas dengan epoksi resin
(lihat Gambar 95).
Metode pemulihan kapasitas ini sangat fleksibel dan dapat digunakan untuk berbagai bentuk
dari struktur yang akan diperkuat.

Serat karbon Serat aramid Serat glass


Gambar 95 - Contoh serat untuk bahan pemulihan kapasitas

Kelebihan dari pemulihan kapasitas dengan menggunakan lembaran Fiber Reinforced


Plastic (FRP) adalah:
a) lebih ringan dibandingkan dengan steel plate bonding;
b) tidak bermasalah dengan korosi;
c) berat yang sangat ringan;
d) kekuatan yang sangat tinggi dan juga tahan terhadap lelah;
e) mampu menahan beban dalam 2 arah.
f) mudah dalam pelaksanaan dan pemeliharaan; dan
g) tidak ada sambungan.

98 dari 111
Selain kelebihan di atas terdapat juga beberapa kekurangan, yaitu sebagai berikut:
a) tidak umum digunakan; dan
b) keawetan bahan epoksi dipengaruhi oleh lingkungan karena tidak terlindung;

Prosedur perencanaan pemulihan kapasitas dengan Fiber Reinforced Plastic (FRP) hingga
saat ini belum ada standar yang cukup lengkap sehingga pada umumnya perencana
menggunakan pendekatan-pendekatan misalnya dengan prosedur perencanaan CFRP dan
berdasarkan hasil uji di laboratorium.

Tahapan pelaksanaan pemasangan dari pemulihan kapasitas ini adalah (Lihat Gambar 96)
sebagai berikut:
1. lumuri permukaan beton dengan bahan epoksi resin;
2. lekatkan bahan fiber pada permukaan yang telah dilumuri oleh bahan epoksi;
3. fiber tersebut dilumuri kembali dengan bahan epoksi resin dengan menggunakan alat
rol; dan
4. setelah bahan epoksi resin melewati masa pengikatan awal, selanjutnya diberikan lapis
pelindung terhadap pengaruh UV dan lingkungan.

a) pemasangan serat b) pelapisan serat dengan bahan epoksi resin

c) penutupan dengan bahan anti UV


Gambar 96 - Contoh pemulihan kapasitas dengan FRP pada gelagar beton boks tipe U

6.2.1.8 Perubahan sistem struktur


Metode pemulihan kapasitas ini merupakan metode pemulihan kapasitas yang relatif tanpa
melakukan penambahan struktur pemulihan kapasitas, akan tetapi metode ini adalah dengan
cara mengubah sistem struktur yang ada, sebagai contoh adalah sebagai berikut:

1. mengubah sistem struktur gelagar yang minimal 2 bentang dengan sistem simple beam
menjadi menerus (lihat Gambar 97).
99 dari 111
Metode ini dapat dilakukan cukup mudah dengan cara mengubah sistem struktur pelat
lantai menjadi menerus. Dalam sistem ini struktur akan menjadi menerus hanya pada
saat menerima beban hidup. Untuk beban mati, dipikul oleh tiap-tiap struktur dengan
kondisi simple beam;

kabel pada bagian momen di tengah


bentang

kabel di bagian balok kepala


balok pracetak
kolom

kabel pada bagian momen di tengah


bentang
Gambar 97 - Perubahan sistem struktur menjadi menerus

2. mengubah sistem struktur dengan cara


kabel di bagian balokmenambah
kepala sistem struktur baru.
balok pracetak
Metode pemulihan kapasitas
kolom ini dilakukan dengan cara menambah sistem struktur baru,
seperti sistem kabel, pelengkung, dan rangka. (lihat Gambar 98 dan Gambar 99).

Gambar 98 - Mengubah sistem struktur dengan menambah sistem struktur baru


berupa jembatan kabel

Gambar 99 - Mengubah sistem struktur dengan menambah sistem struktur baru


berupa jembatan rangka batang baru di bagian bawahnya

100 dari 111


6.2.2 Bangunan bawah
6.2.2.1 Kepala jembatan
Pemulihan kapasitas pada kepala jembatan dilakukan umumnya apabila ada bagian yang
lemah. Selain untuk pemulihan kapasitas pada bagian yang lemah, biasanya pemulihan
kapasitas diperlukan apabila ada pelebaran jalan sehingga perlu peningkatan kapasitas dari
kepala pilar. Metode pemulihan kapasitas yang dapat dilakukan pada dasarnya sama
dengan pemulihan kapasitas yang dijelaskan pada bangunan atas. Permasalahan yang
sering ditemui adalah pada saat ada pelebaran jalan sehingga memerlukan pelebaran
struktur pelat lantai. Akan tetapi, umumnya struktur kepala jembatan untuk pelebaran dibuat
kepala jembatan yang baru sehingga pada kepala jembatan yang lama tidak memerlukan
pemulihan kapasitas.

Beberapa metode pemulihan kapasitas pada struktur kepala jembatan adalah sebagai
berikut:
1. perlindungan kepala jembatan terhadap pergerakan horizontal
a) perlindungan kepala pilar dari pergerakan horizontal dengan batang penahan dari
beton bertulang (Lihat Gambar 100). Solusi ini hanya dapat digunakan untuk
jembatan bentang pendek dan berada di atas tanah dasar dengan pergerakan
horizontal yang relatif kecil. Kondisi kepala jembatan harus dalam kondisi baik, atau
telah dilakukan penanganan bila ada kerusakan. Metode ini dapat juga diaplikasikan
apabila pergerakan horizontal tidak teramati atau tidak terjadi, akan tetapi
peningkatan beban hidup dapat diprediksi sehingga dengan peningkatan beban
tersebut dapat meningkatkan tekanan tanah jalan pendekat pada kepala jembatan;
b) perlindungan kepala pilar terhadap pergerakan horizontal yang diakibatkan tekanan
tanah (Lihat Gambar 101). Pengaplikasian sayap penahan pada fondasi tiang sangat
efektif untuk kestabilan kepala jembatan. Akan tetapi pelaksanaan pekerjaan cukup
sulit disebabkan terdapat pekerjaan pembuatan tiang baru dengan pemancangan
tiang di sekitar kepala tiang. Dengan demikian, tinggi bebas antara tanah dasar
dengan permukaan bawah gelagar menjadi hal yang cukup penting dalam pemulihan
kapasitas dengan metode ini. Apabila ada keterbatasan tinggi bebas, stabilisasi
dengan metode fondasi dinding penuh akan mudah untuk dilaksanakan. Untuk
meningkatkan efektifitas dari dinding penopang, direkomendasikan penggunaan
hydraulic jacks pada gap antara kepala jembatan dan dinding penopang. Ketika gaya
yang dikehendaki telah diaplikasikan dan celah/ gap ditahan oleh bahan sejenis baji
sebagai penopang dan hydraulic jacks dilepas selanjutnya celah/ gap diisi dengan
beton;
c) pemulihan kapasitas kepala jembatan dengan penambahan pelat pada Fondasi tiang
(Lihat Gambar 102). Fungsi dari penambahan pelat tersebut adalah sebagai
unloading pada kepala jembatan sehingga cenderung mendapat penanganan
kestabilan. Pelat dengan kepala jembatan dapat monolit atau tidak monolit yang
tergantung pada situasi. Konstruksi pelat dapat berdiri di atas fondasi tiang, fondasi
dinding penuh atau tanpa fondasi;
d) perlindungan kepala pilar dari pergerakan horizontal dengan angkur (Lihat
Gambar 103). Stabilisasi kepala jembatan dengan metode angkur tanah sangat tidak
merekomendasi adanya kegiatan di sekitar tanah timbunan jalan pendekat, hal
tersebut sangat mempengaruhi kinerja dari angkur tanah; dan
e) penambahan ketahanan terhadap gelincir pada kepala pilar dengan memberikan
kepala tiang pada fondasi (Lihat Gambar 104). Biasanya digunakan untuk kepala
jembatan yang baru. Adanya fondasi telapak yang miring dan adanya rib dapat
meningkatkan tahanan gelincir pada kepala jembatan.
2. mereduksi gaya horizontal
a) mereduksi tekanan tanah (Lihat Gambar 105). Metode ini merupakan metode yang
paling sederhana untuk mereduksi tekanan tanah timbunan jalan pendekat sehingga

101 dari 111


kepala jembatan menjadi stabil. Bahan dasar semen umum digunakan untuk
stabilisasi tanah; dan
b) menghilangkan tekanan dari tanah timbunan jalan pendekat sehingga kepala
jembatan berfungsi sebagai pilar dan pembuatan konstruksi kepala jembatan baru
dan penambahan bentang baru (Lihat Gambar 106). Metode ini merupakan metode
yang cukup ekstrem karena mengubah fungsi dari kepala jembatan lama dan
menambah bentang baru serta membuat kepala jembatan baru akan tetapi sangat
efektif. Metode ini digunakan apabila kondisi kepala jembatan yang lama memiliki
permasalahan yang kompleks.

Keterangan gambar:
1. batang penahan;
2. dongkrak hidraulis untuk pemberi gaya yang diinginkan pada strut, selanjutnya dongkrak hidrolis
dilepas setelah celah antara dua bagian batang penahan telah dikencangkan.

Gambar 100 - Perlindungan kepala pilar dari pergerakan horizontal dengan batang
penahan dari beton bertulang

Keterangan gambar:
1. fondasi tiang lama
2. fondasi tiang baru (drill pile)
3. sayap penahan
4. dinding penuh
5. angkur
Gambar 101 - Perlindungan kepala pilar terhadap pergerakan horizontal akibat tekanan
tanah untuk a) sayap penahan dengan fondasi tiang dan b) sayap penahan dengan
fondasi dinding penuh

102 dari 111


Muka Air Tertinggi

Muka Air Normal

Keterangan gambar:
1. fondasi tiang lama
2. fondasi tiang baru (tiang miring)
3. kepala tiang
4. angkur
Gambar 102 - Pemulihan kapasitas kepala jembatan dengan penambahan pelat pada
fondasi tiang

Keterangan gambar:
1. 1a = angkur bebas,1b = angkur terikat
2. batang tarik
3. blok angkur
4. tiang miring untuk menahan beban lateral

Gambar 103 - Perlindungan kepala pilar dari pergerakan horizontal dengan angkur

Gambar 104 - Penambahan ketahanan terhadap gelincir pada kepala pilar dengan
memberikan kepala tiang pada fondasi dengan melakukan a) pemberian kemiringan
pada dasar fondasi dan b) pemberian rib pada dasar fondasi langsung
103 dari 111
Keterangan gambar:
1. lapisan drainase
2. penstabil tanah di belakang kepala pilar
3. tanah timbunan jalan pendekat
4. dinding penuh
Gambar 105 - Mereduksi tekanan tanah dengan melakukan a) stabilisasi tanah
timbunan pada jalan pendekat dan b) memasang konstruksi dinding penuh

Keterangan gambar:
1. kepala jembatan lama
2. tanah timbunan jalan pendekat
3. kepala jembatan setelah dimodifikasi
4. kepala jembatan baru dengan Fondasi tiang bor
5. bentang jembatan tambahan
Gambar 106 - Menghilangkan tekanan dari tanah timbunan jalan pendekat sehingga
kepala jembatan berfungsi sebagai pilar dan pembuatan konstruksi kepala jembatan
baru dan penambahan bentang baru pada tahap a) kondisi awal dan b) kondisi setelah
modifikasi

6.2.2.2 Pilar
Pemulihan kapasitas struktur pilar umumnya dilakukan apabila terjadi kerusakan yang cukup
parah atau kurangnya kapasitas struktur pilar akibat kurang sempurnanya dalam
perencanaan dan pelaksanaan serta adanya pelebaran jembatan sehingga beban hidup lalu
lintas menjadi bertambah.
Metode pemulihan kapasitas yang dapat diaplikasikan adalah sebagai berikut:
1. jaket beton bertulang berupa penambahan penampang dengan jaket beton bertulang.
Metode pemulihan kapasitas ini merupakan suatu pemulihan kapasitas dengan cara
menyelimuti bagian struktur yang memerlukan pemulihan kapasitas dengan bahan

104 dari 111


beton. Adanya jaket beton bertulang (tulangan lentur dan geser) tersebut, akan
meningkatkan dimensi pilar dan kapasitas struktur pilar pun akan meningkat;
2. jaket dari Fiber Reinforced Plastic (FRP) adalah jaket dengan bahan komposit yang
terbuat dari bahan serat yang dikombinasikan dengan bahan epoksi resin. Metode
pemulihan kapasitas ini merupakan suatu pemulihan kapasitas dengan cara menyelimuti
bagian struktur yang memerlukan pemulihan kapasitas dengan bahan serat (karbon,
aramid, atau gelas); dan
3. jaket baja
Metode pemulihan kapasitas ini merupakan suatu pemulihan kapasitas dengan cara
menyelimuti bagian struktur yang memerlukan pemulihan kapasitas dengan bahan baja.

KOLOM SELUBUNG
EKSISTING PARSIAL

KOLOM SELUBUNG
EKSISTING PARSIAL

Keterangan gambar:
1. retak horizontal pada pilar
2. angkur
3. jaket beton bertulang

a) penambahan penampang setempat

Keterangan gambar:
1. retak horizontal pada pilar
2. angkur
3. jaket beton bertulang
b) penambahan penampang keseluruhan

Gambar 107 - Jaket beton bertulang

105 dari 111


Penulangan Kolom
menggunakan bahan eksisting
serat

Perekat
berbahan dasar
epoksi

Gambar 108 - Jaket dari bahan Fiber Reinforced Plastic (FRP)

KOLOM
JAKET EKSISTING
BAJA

GRAUT

KOLOM
JAKET EKSISTING
BAJA

GRAUT

KOLOM
EKSISTING
JAKET
BAJA

GRAUT

Gambar 109 - Jaket baja

6.2.2.3 Fondasi
Kerusakan yang terjadi pada pada fondasi jembatan adalah sangat bergantung pada
penyebabnya, kondisi tanah, dan tipe fondasi sendiri. Sebagai contoh adalah adanya
penggerusan pada tanah dasar lokal oleh aliran air, abrasi pada bahan fondasi, dan

106 dari 111


pengaruh erosi pada bahan fondasi. Pada bagian ini akan dibahas metode penanganan,
rehabilitasi, dan pemulihan kapasitas pada bahan fondasi yang hilang. Metode penanganan
kerusakan pada fondasi tersebut adalah dengan:
1. pemasangan turap di sekeliling fondasi kemudian air di pompa keluar, dan pekerjaan
penanganan kemudian dilakukan; dan
2. pemasangan turap di sekeliling fondasi, kemudian pengecoran beton dengan
menggunakan peralatan tremie.

Jenis turap yang dapat diaplikasikan adalah dengan menggunakan turap dari baja, beton
atau kayu atau penggunaan cetakan baja atau kayu (Lihat Gambar 110).

Keterangan gambar:
1. turap dari baja atau kayu
2. beton bertulang baru
3. cetakan dari besi atau kayu
4. beton bertulang baru
5. rip-rap

Gambar 110 - Penanganan bahan yang hilang pada fondasi langsung a) penggunaan
turap dan b) Penggunaan cetakan dengan rip-rap

107 dari 111


Keterangan gambar:
1. tiang yang ada
2. jaket beton bertulang
3. panjang bagian yang rusak
4. cetakan

Gambar 111 - Penanganan tiang pancang dengan jaket beton bertulang untuk bagian
a) penampang dan b) tampak samping

Keterangan gambar:
1. tiang eksisting
2. cetakan serat kaca
3. bagian kosong yang akan diisi grout epoksi
4. segel yang dapat ditekan
5. penahan dari bahan kayu
A. bagian yang tidak memerlukan penulangan
B. bagian memerlukan penulangan tambahan

Gambar 112 - Penanganan tiang pancang dengan jaket serat gelas untuk bagian
a) penampang dan b) tampak samping

108 dari 111


Pemulihan kapasitas pada fondasi sangat ditentukan oleh kondisi tanah, tipe fondasi, dan
skala pemulihan kapasitas itu sendiri. Pemulihan kapasitas fondasi memiliki dua prinsip
dasar, yaitu:
1. Metode pemulihan kapasitas yang lansung dilakukan pada Fondasi
 Pemulihan kapasitas Fondasi dengan perbesaran penampang pasif, lihat Gambar
113;
 Pemulihan kapasitas Fondasi dengan perbesaran penampang aktif, lihat Gambar
114;
 Pemulihan kapasitas dengan menambah tiang Fondasi, lihat Gambar 115.

2. Metode pemulihan kapasitas tidak langsung dengan pemulihan kapasitas pada tanah
dasar.
 Penanganan daya dukung tanah dengan turap, lihat Gambar 116;
 Penanganan daya dukung tanah dengan grout berbahan semen, lihat Gambar 117
dan Gambar 118.

Keterangan gambar:
1. turap
2. fondasi yang ada
3. beton tambahan

Gambar 113 - Pemulihan kapasitas fondasi dengan perbesaran penampang pasif yang
membutuhkan a) bahan yang banyak dan b) bahan yang lebih sedikit, tetapi dengan
penyelesaian yang kompleks

Keterangan gambar:
1. turap
2. batang penahan
3. bagian Fondasi yang baru
4. dongkrak hidrolik
5. tendon prategang

Gambar 114 - Pemulihan kapasitas fondasi dengan perbesaran penampang aktif yang
membutuhkan a) bahan yang banyak dan b) bahan yang lebih sedikit, tetapi dengan
penyelesaian yang kompleks
109 dari 111
Keterangan gambar:
1. fondasi langsung lama
2. tiang baru dengan diameter kecil
3. fondasi tiang lama
4. fondasi tiang baru atau tambahan

Gambar 115 - Pemulihan kapasitas dengan menambah tiang fondasi dengan


melakukan
a). pemulihan kapasitas fondasi langsung dan b) pemulihan kapasitas fondasi tiang

Gambar 116 - Penanganan daya dukung tanah dengan turap

110 dari 111


Keterangan gambar:
1. lubang pada Fondasi langsung
2. semen injeksi
3. tanah dasar yang diperkuat dengan injeksi
4. penggalian
5. Fondasi tiang

Gambar 117 - Penanganan daya dukung tanah dengan graut berbahan semen dengan
melakukan a) pemulihan kapasitas tanah dasar dengan injeksi dari fondasi langsung,
dan b) pemulihan kapasitas tanah dasar dengan injeksi dari luar fondasi
langsung, serta c) pemulihan kapasitas tanah dasar di sekitar fondasi tiang bagian
bawah dengan injeksi.

Pasir

Kerikil
kepasiran dan
Pasir

Keterangan gambar:
1. turap
2. lubang injeksi
3. pelat beton
4. tanah yang dikeraskan
5. dinding injeksi
I. fase pemulihan kapasitas pada tanah dasar dengan injeksi semen di dalam turap
II. fase pemulihan kapasitas tanah dasar dengan injeksi dinding di bawah turap.
Gambar 118 - Penanganan daya dukung tanah dengan grout berbahan semen pada
fondasi langsung yang labil.
111 dari 111

Anda mungkin juga menyukai