Anda di halaman 1dari 73

Syarat Batas ultimit

Mendekati kondisi keruntuhan


Contoh: material rupture, excessive plasticity, instability, fatigue, overturning buckling,
safety-fracture, dll.
Syarat Batas Layan
Kinerja stuktur yang mengalami beban layan normal dan
berhubungan dengan fungsi dan atau pembebanan pada
struktur.
Keadaan struktur terganggu, tetapi tidak menyebabkan
keruntuhan.
Contoh: defleksi, retak, vibrasi, dll.
Syarat Batas Kondisional
o Kegagalan lokal yang menyebabkan stabilitas pada sistim
struktur.
Contoh: verifikasi ketahanan terhadap keruntuhan progresif.
Defleksi berlebihan
Lebar retak berlebihan
Vibrasi tak diinginkan.
Defleksi yang berlebih
pada balok dan pelat
dapat menyebabkan:
melendutnya pelat lantai
ponding pada atap pelat
datar
vibrasi yang berlebihan.
kerusakan pada elemen-
elemen nonstruktural,
seperti terjadi retak pada
dinding partisi, malfungsinya
pintu-pintu dan jendela-
jendela.
Asumsi-asumsi dasar
Penampang bidang tetap bidang
setelah mengalami lentur
Kurva tegang-regangannya linear
pada baja dan beton.
Terdapat lekatan yang sempurna
antara beton dan baja tulangan
Kapasitas tarik beton diabaikan.
Catatan: teori elastik tidak dapat digunakan bila
tegangan-tegangan betonnya melebihi 0.6fc karena
asumsi bahwa hubungan tegangan-regangan
berupa elastik linier menjadi tidak valid.
Teori balok
Euler-Bernoulli
Untuk aplikasi teori elastik pada penampang persegi empat dapat
dilihat pada materi pada Struktur Beton Bertulang 1.
1 Defleksi (lendutan) sesaat (Instantaneous
(immediate) deflections)
akibat beban-beba mati, hidup, dll tidak terfaktor.
2 Defleksi beban berkelanjutan (Sustained
load deflection)
Persamaan-persamaan digunakan dalam perhitungan A
inst
untuk
kasus-kasus yang umum dijumpai
Respons
Respons
Defleksi
Defleksi
pada
pada
Balok
Balok
-
-
balok
balok
Beton
Beton
Bertulang
Bertulang
(
(
Lentur
Lentur
)
)
Momenmaksimumditimbulkanolehbeban
terdistribusi padabalokstatistaktentu
|
|
.
|

\
|
=
12
2
wl
M
|
|
.
|

\
|
=
12
2
wl
M
|
|
.
|

\
|
=
24
2
wl
M
A- Ends of Beam Crack
B - Cracking at midspan
C - Instantaneous deflection
under service load
C - long time deflection under
service load
D and E - yielding of
reinforcement @ ends &
midspan
Note: Stiffness (slope) decreases as cracking progresses
Respons
Respons
Defleksi
Defleksi
pada
pada
Balok
Balok
-
-
balok
balok
Beton
Beton
Bertulang
Bertulang
(
(
Lentur
Lentur
)
)
Moment Vs curvature plot
Moment Vs curvature plot
EI
M
EI
M
= = =
|
| slope

Moment Vs Slope
Moment Vs Slope

Plot
Plot
Keretakanbalokdimulai dari kehilangankekuatan
sebagaimanaditandai olehmeningkatnyasejumlah
keretakan.
To avoid complexity in calculations, an overall
average effective moment of inertia
Momen
Momen
Inersi
Inersi
untuk
untuk
menghitung
menghitung
Defleksi
Defleksi
Untuk (intermediate values of EI)
g e cr
I I I s s
Branson
derived
cr
3
a
cr
g
3
a
cr
e
* 1 * I
M
M
I
M
M
I
(
(

|
|
.
|

\
|
+
|
|
.
|

\
|
=
MomenRetak =
Momeninersi penampangbetonbertulangbruto
Modulus runtuh =
t
g r
y
I f
c
0.62 f
M
cr
=
I
g
=
f
r
=
J ikaM
a
/ M
cr
> 3, retakakansecaraekstensif, I
e
= I
cr
J ikaM
a
/ M
cr
< 1, tidakterjadi retakdanI
e
=I
g
Moment of Inertia
Moment of Inertia
for Deflection
for Deflection
Calculation
Calculation
Distance from centroidto extreme tension fiber
maximum moment in member at loading stage for
which I
e
( o ) is being computed or at any previous
loading stage
y
t
=
M
a
=
( )
3 3
cr cr
e g cr
a a
3
cr
e cr g cr
a
* 1 * ,or
, .9.8
M M
I I I
M M
M
I I I I Eq
M
(
| | | |
( = +
| |
(
\ . \ .

| |
= +
|
\ .
Deflection Response of RC Beams (Flexure)
( ) ( )
( )

+ + =
e2 1 e mid e avg e
15 . 0 70 . 0
: continous ends 2
I I I I
( ) ( )
( )
e continuous
e avg e mid
1 end continous:
0.85 0.15 I I I

= +

( )
e ei e
e mid
@ midspan, @ end i I I I I = =
ACI Com. 435
Weight Average
ACI code
Definisi I
g
SNI 2847-2013: I
g
adalah momen inersia penampang bruto, luas
tulangan tariknya diabaikan.
I
g
mungkin hasilnya akan lebih akurat apabila luas tulangan transformasi
diperhitungkan.
I
g
adalah momen inersia pada penampang transformasi tidak retak.
Penampang transformasi meliputi luas beton ditambah dengan luas baja
transformasi (=luas aktual baja dikali dengan nilai pembanding modulus
n = E
s
/ E
c
: E
s
= 200GPa , E
c
=4700\f
c
).
Definisi I
Ketika suatu balok telah mengalami keretakan akibat suatu momen
besar, balok tersebut tidak pernah bisa kembali ke kondisi
penampang utuh semula; dengan demikian, momen inersia efektif
I
e
yang digunakan dalam perhitungan defleksi harus selalu sama
dengan momen inersia efektif yang dihubungkan dengan momen
sebelumnya maksimum yang bekerja pada balok. Biasanya momen
ini adalah mustahil untuk ditentukan pada kebanyakan balok.
Penampang
Penampang
Transformasi
Transformasi
Utuh
Utuh
Part (n) =E
j
/E
i
Area n*Area y
i
y
i
*(n)A
Concrete 1 b
w
*h b
w
*h 0.5*h 0.5*b
w
*h*h
A
s
n A
s
(n-1)A
s
d (n-1)*A
s
*d
A
s
n A
s
(n-1)A
s
d (n-1)*A
s
*d

A n*

i
i
A n y

* *

=
*
i i
*
i i i
*
A n
A n y
y
Note:
(n-1) artinyaluas
betonnyadihilangkan.
Penampang
Penampang
Transformasi
Transformasi
Retak
Retak

+
+
|
|
.
|

\
|
= =

s
s
i
i i
2
nA y b
d nA
y
y b
A
A y
y
Cari letaktitikberat PenampangPersegi Tulangan
Tunggal.
0
2 2
0
2
2
s s
2
s s
2
s s
2
= +
= +
|
|
.
|

\
|
+
|
|
.
|

\
|
= +
b
d nA
y
b
nA
y
d nA y nA y
b
d nA
y
y b y nA y b
Solve for the quadratic for y
Penampang
Penampang
Transformasi
Transformasi
Retak
Retak
0
2 2
s s
2
= +
b
d nA
y
b
nA
y
Note:
c
s
E
E
n =
PenampangPersegi TulanganTunggal
( )
2
s
3
cr
3
1
y d nA y b I + =
Penampang
Penampang
Transformasi
Transformasi
Retak
Retak
( ) ( )
0
2 1 2 2 1 2
s s s s
2
=
+
'

+
'

+
b
d nA A n
y
b
nA A n
y
Note:
c
s
E
E
n =
PenampangPersegi TulanganGanda
( ) ( ) ( )
2
s
2
s
3
cr
1
3
1
y d nA d y A n y b I +
'

'
+ =
Penampang
Penampang
Transformasi
Transformasi
Utuh
Utuh
( ) ( ) ( ) ( )


steel
2
s
2
s
concrete
2
3
gt
1 1
2 12
1
d y A n d y A n
h
y bh bh I
+
'

'
+
|
|
.
|

\
|
+ =
Note:
3
g
12
1
bh I =
Momeninersia(baloktulangangandautuh)
Defleksi
Defleksi
-
-
defleksi
defleksi
Jangka
Jangka
-
-
panjang
panjang
Rangkakmenyebabkan
penambahanpada
reganganbeton
Meningkatnya
kelengkungan

Adanyatulangan
tekan
Meningkatnyaregangan-
regangantekan
menyebabkan
meningkatnyategangan
dalamtulangantekan
(regangan-regangan
rangkakdalambeton
direduksi)
Membantu
membatasi efek
ini.
Defleksi
Defleksi
-
-
defleksi
defleksi
Jangka
Jangka
-
-
panjang
panjang
Defleksi J angka-panjang= A
i
Defleksi seketika

'
+
=
50 1
SNI 2847-2013
9.5.2.5
bd
A
s
'
=
'

Pada daerahtengahbentanguntukbalok-balok
tumpuansederhanadankontinui
padadaerahtumpuanuntukbalokkantilever
Defleksi
Defleksi
-
-
defleksi
defleksi
Jangka
Jangka
-
-
panjang
panjang
= time dependent factor for sustained load
5 tahunataulebih
12 bulan
6 bulan
3 bulan
1.4
1.2
1.0
2.0
Lihat
Commentary
ACI 318 Figure
9.5.2.5
Defleksi jangka-panjang total
dimana

L
= defleksi seketika akibat beban hidup

D
= defleksi seketika akibat beban mati

SL
= defleksi akibat beban hidup sustained (merupakan persentase
dari
L
seketika, bergantung pada lama bekerjanya beban sustained)

= faktor pengali yang tergantung pada waktu, untuk beban


sustained yang bekerja tanpa batas waktu (tak berhingga)

t
= faktor pengali yang tergantung pada waktu untuk beban dengan
lama pembebanan terbatas
Untuk menghitung
L
(atau
SL
) akibat beban-beban hidup, Prosedur
yang disajikan berikut ini secara umum memuaskan:
LT L D t SL
= + +
o o o o

Perhitungan defleksi jangka-panjang


1. Hitung defleksi
D+L
akibat beban mati dan hidup yang beraksi secara
simultan. Pada perhitungan ini I
e
dapat dicari dengan menggunakan Eq.
9.8 dan momen M
a
adalah suatu momen yang didapatkan bila beban
mati dan hidup beraksi secara bersamaan.
2. Hitung defleksi
D
akibat beban hidup bekerja sendiri. Pada perhitungan
ini I
e
adalah diperoleh dari Eq. 9.8 dan moment M
a
merupakan suatu
momen yang diperoleh ketika beban mati beraksi sendiri.
3. Kurangkan defleksi
D
dari defleksi
D+L
untuk mendapatkan defleksi
L
yang diinginkan.
Jika defleksi-defleksi jangka-panjang melebihi nilai yang diijinkan, perencana
dapat menambah tinggi efektif batang, atau menambahkan tulangan
tekan. Jika lendutan yang dihasilkan oleh defleksi jangka-panjang yang
tidak dikehendaki oleh arsitektur atau aspek fungsional, oleh karenanya
bekisting harus dibuat sedikit naik ke atas (cambered) yaitu sebuah
jarak yang sama dengan besar defleksi yang ditimbulkan.
Defleksi
Defleksi
yang
yang
diijinkan
diijinkan
SNI 2847-2013
Table 9.5(a) =
Tebal minimum
bilaostidak
dihitung
Defleksi
Defleksi
yang
yang
diijinkan
diijinkan
SNI 2847-2013 Table 9.5(b) = Lendutan ijin maksimum yang
dihitung
Perhitungan defleksi contoh 1
1. Sebuah balok tumpuan sederhana yang mendukung beban
merata yang memiliki bentang bersih l
n
= 8.23 m, lebar
penampang b =250 mm, tinggi total h = 400 mm, d = 330 mm,
dan A
s
= 852 mm
2
. Balok ini mendukung momen beban mati
kerja sebesar M
D
= 24.3 kN-m dan momen beban hidup kerja M
L
= 28.3 kN-m. Tentukan apakah balok ini memenuhi berbagai
kriteria defleksi untuk pembebanan seketika (jangka-pendek)
maupun jangka-panjang. Anggaplah bahwa 60% dari beban
hidup terus-menerus bekerja selama 24 bulan. Diberikan: f
c
= 35
MPa untuk beton berat normal dan f
y
= 400 MPa.
Perhitungan defleksi contoh 2
Kontrol
Kontrol
Lebar
Lebar
Retak
Retak
Retakdisebabkantegangan-tegangantarikyang diakibatkan
beban-bebanlentur, geser, dsbnya
Kontrol
Kontrol
Lebar
Lebar
Retak
Retak
Retakdisebabkantegangan-tegangantarikyang diakibatkan
beban-bebanlentur, geser, dsbnya
Kontrol
Kontrol
Lebar
Lebar
Retak
Retak
Keretakan yang ditimbulkan oleh hidrasi
panas.
Kontrol
Kontrol
Lebar
Lebar
Retak
Retak
Bar crack development.
Kontrol
Kontrol
Lebar
Lebar
Retak
Retak
Appearance (smooth surface > 0.25 to 0.33mm
= public concern)
Leakage (Liquid-retaining structures)
Corrosion (cracks can speed up occurrence of corrosion)
Alasandilakukankontrol lebar retak?
Kontrol
Kontrol
Lebar
Lebar
Retak
Retak
Chlorides ( other corrosive substances) present
Relative Humidity > 60 %
High Ambient Temperatures (accelerates
chemical reactions)
Wetting and drying cycles
Stray electrical currents occur in the bars.
Korosi lebihmungkinterjadi jika(bajanyateroksidasi karat)
Perhitungan Lebar Retak
Dalam praktek
perhitungan retak
dibelahan Amerika
Utara (USA dan
Canada) didasarkan
pada formula yang
dikembangkan oleh
Gergely-Lutz.
Formula untuk
perhitungan lebar-
retak maksimum
adalah sebagai
berikut:
Perhitungan Lebar Retak
3
6
) / ( ) 10 11 (
s e c s cr
n A d f w |

=
Note: Lebihdetail lihat BukuPillai, S. U. danMenon, D. (2009).
Reinforced Concrete Design. 3
rd
Edition. New Delhi: Tata
McGraw-Hill Education PrivetedLimited. Bab10.
Lebar Retak Toleransi
Perhitungan Lebar Retak contoh 1
Perhitungan Lebar Retak contoh 2
Tulangan disisi Badan pada balok
tinggi
Batasan
Batasan
Lebar
Lebar
Retak
Retak
0.40 mm for interior exposure
0.33 mm for exterior exposure
Lebar retakmaksimum=
PeraturanSNI 2847-2013
SNI 2847-2013 jugamenangai lebar retak
Secaratidaklangsungbatasanspasi tulangandanpenutuptulanganpadabalokdan
pelat satuarahdisyaratkanolehSNI 2847-2013 pasal 10.6.4.
Spasi tulanganharusjugamemenuhi SNI 2847-2013 pasal 7.6.5 (3t atau450mm)
Isu penting lain untuk kontrol Retak
1. Daerah momen negative pada balok-T.
2. Tulangan susut dan suhu: adalah
diharapkan untuk mengantikan tegangan-tegangan tarik dalam
beton.
Saat terjadi retak, gunakang analisis
sederhana berikut:
Untuk baja mutu 60 dan beton 28 MPa,
Rasio tulangannya antara 0.004 dan 0.005.
Batasan ini kira-kira tiga kali terhadap
ketentuan SNI 2847-2013 pasal 7.12.2.1
yang didasarkan pada hasil empiris.
s y g t
s t
g y
A f A f
A f
A f

=
= =
Tulangan disisi Badan pada
balok tinggi
( )
2
) 300 5 (
015 . 0
2
2
s
Total
kulit
w kulit
A
A
mm atau d dari kecil lebih s
s b A
( E
s
>
J ikah > 900 mm, harusdipakai
Ketentuan peraturan lain
Dalam peraturan India (India
Standard) IS 456 pasal 25.5.1.3
menentukan bahwa untuk h >
750 mm tulangan kulit harus
dipasang dikedua sisi dengan s
(spasi) tidak boleh melebihi 300
mm (atau setebal badan, bila
tebal badannya lebih kecil).
Sedangkan dalam ketentuan BS
8110 spasi dibatasi hingga 250
mm.
Posisi awal tulangan kulit
dipasang sejarak 2/3 h dari sisi
serat tarik terluar.
A
s-kulit
> 0.01b
w
d
Tulangankulit terpasangseharusnya
tidaklebihkecil dari rumusberikut:
MPa dalam leleh baja tegangan f
mm dalam balok badan lebar b
mm dalam vertikal spasi s
dengan
f
b s
D
y
w
v
y
w v
tul
=
=
=
=
,
Note: Varghese, P.C. (1996).
Limit State Design of
Reinforced Concrete. New
Delhi: Prentice-Hall of India
PrivetedLimited. Bab9.

Anda mungkin juga menyukai