Anda di halaman 1dari 13

Penanganan preservasi jembatan

1 Ruang lingkup

Pedoman ini digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan preservasi jembatan. Preservasi
jembatan merupakan salah satu jenis penanganan yang penting dan mendasar untuk
mempertahankan kondisi jembatan dalam kondisi baik dan mengembalikan kondisi jembatan
sesuai kapasitas semula sehingga dapat melayani dengan efektif. Pada gambar 1 dapat
dilihat bagan alir penanganan preservasi jembatan yang merupakan bagian dari sistem
informasi manajemen jembatan (SIMJ) tetapi pada pedoman ini lebih di tekankan untuk
Preservasi Jembatan.

Pemeriksaan Jembatan
per

Pemeriksaan Inventarisasi Pemeriksaan Rutin Pemeriksaan Detail

DATABASE JEMBATAN

Nilai Kondisi Nilai Kondisi Nilai Kondisi Nilai Kondisi Nilai Kondisi
0 dan 1 2 3 4 5

Pemeliharaan Pemeliharaan Rehabilitasi/ Perkuatan Penggantian


rutin berkala perkuatan atau
penggantian

Gambar 1 – Bagan alir penanganan preservasi jembatan dalam sistem informasi


manajemen jembatan (SIMJ)

2 Acuan normatif

Undang – undang Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2004, tentang Jalan;


Undang – undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2009, tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan;

Peraturan Pemerintah RI Nomor : 34 Tahun 2006, tentang Jalan;


Pedoman Pemeliharaan dan Rehabilitasi, Sistem Manajemen Jembatan tahun 1992;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 09/PER/M/2008, tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum;

Pedoman Teknis Pd T-12-2003, tentang Pedoman Teknis Perencanaan Perambuan


Sementara untuk Pekerjaan Jalan;
1 dari 111
Pedoman Teknis jembatan Pd T-11-2003, tentang Pedoman Teknis Perencanaan Jalan Pendekat
Jembatan.

3 Istilah dan definisi

Istilah dan definisi yang digunakan dalam pedoman ini adalah sebagai berikut:
3.1
afflux
hal yang menyebabkan air naik ke belakang di bagian hulu sungai jembatan, sehingga
menyebabkan perbedaan ketinggian air yang jauh antara sisi hulu dan hilir sungai jembatan

3.2
cofferdam
bendung sementara untuk membuat daerah yang kering di tengah seperti sungai atau laut
untuk keperluan pekerjaan

3.3
grouting
proses memasukan suatu campuran semen atau epoxy untuk mengisi rongga atau retak

3.4
jembatan
struktur yang melintasi sungai, jurang/celah, persimpangan lalu lintas, teluk, selat, dan
rintangan lainnya

3.5
rubber seal
bagian penutup celah pada tipe siar muai karet

3.6
pemeliharaan rutin
kegiatan merawat serta memperbaiki kerusakan-kerusakan kecil/sederhana yang terjadi
pada struktur jembatan agar didapat kondisi yang mantap sesuai dengan umur rencana yang
dapat diperhitungkan serta mengikuti ketentuan yang berlaku

3.7
pemeliharaan berkala
kegiatan penanganan terhadap setiap kerusakan yang diperhitungkan dalam desain agar
penurunan kondisi jembatan dapat dikembalikan pada kondisi kemantapan sesuai dengan
rencana

3.8
preservasi
upaya mempertahankan suatu struktur jembatan dari penurunan kualitas atau kerusakan,
melalui kegiatan pemeliharaan rutin, berkala, rehabilitasi (perbaikan dan perkuatan),
penggantian untuk mempertahankan dan mengembalikan fungsi jembatan

2 dari 111
3.9
rehabilitasi
kegiatan penanganan besar dan pengembalian kondisi sesuai umur rencana terhadap setiap
kerusakan berat atau parah, akibat menurunnya kondisi pada suatu bagian tertentu struktur
jembatan

4 Lingkup Kegiatan Preservasi Jembatan


4.1 Umum
Pedoman ini menggambarkan pemeliharaan dan metode penanganan untuk setiap
kerusakan yang diidentifikasikan sesuai hasil Pemeriksaan Jembatan. Pelaksanaan
pemeliharaan jembatan harus merujuk pada laporan hasil pemeriksaan yang relevan dengan
kerusakan yang ada di jembatan.

Manfaat utama peningkatan kualitas pemeliharaan adalah pengurangan jumlah kerusakan,


dan biaya perbaikan atau penanganan yang besar sehingga kebutuhan biaya yang besar
akan dapat dicegah dengan adanya pemeliharaan rutin dan berkala yang terprogram.

Sebelum dilakukan pemeliharaan rutin, berkala dan/atau penggantian elemen jembatan


disarankan pembersihan secara total terlebih dahulu pada elemen-elemen jembatan yang
mengalami kerusakan.

4.2 Peralatan dan perlengkapan


Para pelaksana preservasi jembatan memerlukan peralatan dan perlengkapan berikut
untuk melaksanakan pemeliharaan rutin jembatan, minimal mencakup :
a) Unit mobil, terdiri dari:
1. tangki air kapasitas 3500 liter;
2. boks alumunium; dan
3. pompa air.

b) Sumber daya listrik, terdiri dari:


1. generator listrik 10 kVa;
2. PTO (Power Take Off); dan
3. boks panel.

c) Kelengkapan kerja, terdiri dari:


1. helm pengaman;
2. kaca mata pengaman;
3. pakaian kerja (Tahan air); dan
4. sabuk keselamatan.

d) Unit alat pemeliharaan, terdiri dari:


1. alat semprot air bertekanan (Water Pressure)150 bar;
2. mesin potong rumput;
3. selang panjang;
4. kabel rol; dan
5. nosel semprot panjang (Spray Gun).

e) Unit Pengecatan, terdiri dari:


1. kompresor;
2. penyemprot (Sprayer);dan
3. kuas.

3 dari 111
f) Unit alat kontrol, terdiri dari:
1. palu besi;
2. kunci momen (Torque Wrench).

g) Alat bantu kerja, terdiri dari:


1. tangga alumunium;
2. sekop;
3. cangkul;
4. sendok semen;
5. pita ukur (5 m & 50 m);
6. alat ukur digital;
7. pengukur lebar retak;
8. lampu senter;
9. tali plastik;
10. sikat baja;
11. sabit pemotong;
12. golok;
13. ember plastik;
14. tang jepit & pemotong;
15. obeng (Screw Driver);
16. linggis; dan
17. troli dan kereta dorong.

h) Tanda pengaman kerja, terdiri dari:


1. kerucut (Traffic Cone);
2. rompi kerja;
3. papan peringatan;
4. rambu peringatan;
5. pita kuning; dan
6. bendera.

i) Unit alat penggantung, terdiri dari :


1. tangga penggantung;
2. rantai dan pengikat; dan
3. lampu penerangan.

j) Pemonitoran/pengawasan, terdiri dari :


1. komputer portabel (Laptop PC);
2. kamera digital;
3. kamera video (Handycam); dan
4. alat tulis.

4 dari 111
Gambar 2 - Bentuk tipikal mobil jenis kendaraan pemeliharaan rutin dan
kompresornya

4.3 Jenis preservasi


Jenis pekerjaan preservasi jembatan dibagi menjadi:
a) pemeliharaan rutin;
b) pemeliharaan berkala;
c) rehabilitasi dan penanganan besar
d) penanganan darurat dan penanganan sementara

4.4 Pemeliharaan rutin


4.4.1 Umum

Pemeliharaan rutin pada dasarnya menjaga kondisi jembatan dalam keadaan berfungsi
seperti semula dan merupakan beberapa pekerjaan yang berulang, yang secara teknis
cukup sederhana. Pemeliharaan rutin harus dimulai sejak jembatan selesai dibangun
(jembatan masih dalam keadaan baru) dan dilaksanakan seumur jembatan tersebut.
Lingkup pekerjaan pemeliharaan rutin jembatan adalah sebagai berikut:
a) pembersihan secara umum;
b) membuang tumbuhan liar dan sampah;
c) pembersihan dan melancarkan saluran air;
d) penanganan kerusakan ringan drainase;
e) pengecatan sederhana; dan
f) pemeliharaan permukaan lantai kendaraan.

5 dari 111
4.4.2 Pelaksanaan pembersihan

Jembatan harus dibersihkan dengan baik/tepat untuk menjamin tidak adanya penumpukan
kotoran yang akan menyebabkan kerusakan elemen jembatan atau jembatan secara
keseluruhan dikemudian hari.
Kegiatan pembersihan mencakup:
a) pembersihan secara menyeluruh dengan penyemprotan air bertekanan cukup tinggi
pada elemen jembatan yang dibersihkan.
b) membersihkan tanah, kerikil, pasir dan sebagainya dari tempat-tempat yang seharusnya
tidak ada dan yang mungkin berpengaruh dan dapat membahayakan, seperti pada:
 semua drainase;
 lantai dan sambungan siar muai;
 daerah sekitar perletakan/landasan;
 semua komponen rangka yang menahan kotoran dan sampah;
 tiang sandaran dan sandarannya;
 gelagar melintang;
 ikatan angin horizontal;
 sayap pada gelagar dan diafragma yang berbentuk rangka;
 kabel pendukung pada pylon jembatan gantung;
 bagian atas tembok kepala;
 lubang suling-suling di kepala jembatan; dan
 pembersihan sampah-sampah yang masih sedikit, dan mulai mengganggu
kelancaran aliran sungai.
c) pembersihan tumbuhan liar, terutama pada daerah perletakan/landasan, dinding batu
atau beton dan disekitar struktur kayu. Pembersihan tersebut harus dilakukan pada
daerah kurang lebih tiga meter dari setiap sisi jembatan. Pada setiap pekerjaan
pembersihan harus diperhatikan adanya pengaruh yang mungkin terjadi seperti erosi
yang disebabkan oleh kesalahan pemotongan tumbuhan yang ada; dan
d) membersihkan/mencuci rambu-rambu lalu lintas, dan papan nama jembatan .

Pada umumnya kegiatan tersebut di atas menggunakan peralatan sederhana seperti sapu
atau sekop. Untuk membersihkan tumbuhan dapat dipakai parang pembabat, serta kapak
dan/atau gergaji. Pembersihan biasanya dilakukan pada elemen-elemen jembatan seperti
tercantum pada Tabel 1.

6 dari 111
Tabel 1 - Elemen-elemen yang memerlukan pembersihan
Daftar elemen
No. Uraian Level 2 No. Uraian level 3 No. Uraian Level 4
3.210 Aliran sungai 4.211 Tebing sungai
2.200 Aliran
4.231 Timbunan jalan pendekat
sungai / 3.230 Tanah timbunan
timbunan 4.232 Drainase-timbunan
4.233 Lapisan perkerasan
4.323 Dinding penahan tanah
2.300 Bangunan 3.320 Kepala jembatan/ (kepala jembatan)
bawah pilar 4.324 Tembok sayap
4.325 Balok kepala
4.329 Drainase dinding
3.450 Rangka 4.462 Batang tepi bawah
2.400 Bangunan 4.505 Jalur roda
atas 3.500 Sistem lantai Kendaraan (Lantai kayu)
4.506 Trotoar/kerb
4.507 Pipa cucuran
3.600 Sambungan/ siar 4.602 Sambungan/siar muai
muai baja profil
3.610 Perletakan 4.611 Landasan baja
4.711 Rambu-rambu dan
3.700 Bangunan tanda-tanda
pelengkap 4.713 Papan nama
4.714 Patung
4.721 Lampu penerangan
4.722 Tiang lampu
3.810 Gorong-gorong
2.800 Gorong- persegi
gorong 3.820 Gorong-gorong
pipa
3.830 Gorong-gorong
pelengkung

4.4.3 Pengecatan sederhana


Pengecatan sederhana yaitu pengecatan tempat yang mudah dijangkau atau mempunyai
volume yang sedikit seperti pada sandaran dan parapet yang tercakup dalam pemeliharaan
rutin.

4.4.4 Penanganan kerusakan kecil/sederhana


Yang termasuk dalam pekerjaan penanganan kerusakan kecil atau sederhana adalah
penanganan lubang-lubang yang tersumbat dan kerusakan kecil seperti pengecatan ulang
rambu/tanda lalu lintas dan papan nama jembatan.

4.4.5 Pemeliharaan permukaan jalan


Pemeliharaan permukaan jalan terdiri dari penambalan lubang-lubang dan penanganan
kerusakan lapisan aspal pada lantai jembatan serta jalan pendekatnya.

7 dari 111
4.5 Pemeliharaan berkala
4.5.1 Umum

Pemeliharaan berkala untuk mengembalikan jembatan pada kondisi daya layan yang
seharusnya dimiliki jembatan setelah pembangunan.

Kegiatan pemeliharaan berkala mencakup:


a) kegiatan pemeliharaan yang dapat diperkirakan, dilakukan pada tenggang waktu yang
direncanakan; dan
b) penanganan/perbaikan yang cukup berarti.

Kegiatan pemeliharaan yang dapat diperkirakan mencakup hal-hal sebagai berikut:


a) pengecatan ulang;
b) pelapisan permukaan aspal;
c) penggantian lantai kayu;
d) penggantian kayu jalur roda kendaraan;
e) pembersihan menyeluruh jembatan;
f) pemeliharaan/penggantian peletakan/landasan; dan
g) penggantian sambungan siar muai.

Penanganan/perbaikan yang cukup berarti mencakup hal-hal berikut ini:


a) memperbaharui bagian-bagian dan elemen-elemen kecil;
b) memperbaiki pegangan sandaran dan pagar pengaman;
c) menjalankan memperbaiki bagian-bagian yang seharusnya dapat bergerak;
d) memperkuat bagian struktural seperlunya;
e) memperbaiki longsor dan erosi tebing; dan
f) melakukan pengamanan terhadap bangunan bawah jembatan terhadap gerusan aliran
sungai.

4.5.2 Pemeliharaan berkala terencana/yang dapat diperkirakan (pengecatan ulang)

Pekerjaan ini mencakup hal-hal sebagai berikut:


a) melindungi bagian-bagian baja dari korosi;
b) memberi tanda pada elemen tertentu;
c) mengarahkan lalu lintas;
d) melindungi kayu terhadap pembusukan dan serangga; dan
e) melindungi beton terhadap kelembaban.

Elemen-elemen dalam Tabel 2 biasanya memerlukan pengecatan, yang meliputi elemen


level 2 yang terdapat pada daftar, termasuk semua elemen pada level 3 yang terkait.

8 dari 111
Tabel 2 - Elemen yang memerlukan pemeliharaan berkala

Daftar Elemen
Level 2 Level 3
3.310 Fondasi
2.300 Bangunan bawah 3.320 Kepala jembatan/ pilar
3.410 Sistem gelagar
3.450 Rangka
3.480 Jembatan gantung/beruji
kabel (cable stayed)
2.400 Bangunan atas 3.500 Sistem lantai
3.600 Sambungan siar muai
3.610 Perletakan
3.620 Sandaran
3.700 Bangunan pelengkap

4.5.3 Penggantian lapis permukaan beraspal


Lapisan permukaan pada lantai kendaraan jembatan memerlukan penggantian secara
berkala. Permukaan aspal yang berada di atas lantai baja atau lantai beton akan tahan
sekitar 5 tahun sampai dengan 8 tahun sebelum memerlukan penggantian. Lapisan aspal
permukaan sebaiknya dikupas terlebih dulu dari lantai sebelum lapisan yang baru dipasang.
Ketebalan lapisan aspal tidak boleh melebihi 50 mm.

4.5.4 Penggantian lantai kayu dan jalur roda kendaraan


Papan lantai kayu yang melintang jembatan biasanya dapat bertahan sampai kurang lebih
dua tahun. Bilamana dilakukan penggantian lantai papan pada jembatan gelagar baja, maka
harus dilakukan juga pengecatan gelagar bajanya.

Penggantian papan jalur roda kendaraan dilakukan bersamaan dengan penggantian papan
lantai, agar pekerjaan pemeliharaan menjadi efisien terhadap gangguan lalu lintas dan
kemudahan pembangunan lantai baru. Papan jalur roda kendaraan yang terbuat dari kayu
memerlukan penggantian setiap dua tahun. Papan baru tersebut harus dibaut pada
lantainya.

4.5.5 Pembersihan utama (pembersihan menyeluruh)


Pembersihan utama struktur jembatan memerlukan pembersihan yang memakai sistem
pembersihan dengan air bertekanan tinggi, lebih disukai apabila alat tersebut dapat
dipindah-pindah dengan truk. Daya tekan semprotan tersebut disarankan mempunyai
tekanan hingga 35.000 kPa.

Volume pekerjaan pembersihan tidak selalu sama antara jembatan yang satu dengan
jembatan yang lain, tetapi pada umumnya mencakup pembersihan bagian luar gelagar,
sayap gelagar tempat banyak kotoran yang menumpuk, dudukan perletakan/landasan dan
bagian lain yang tidak dapat terjangkau pada waktu dilakukan pemeliharaan rutin.

Jenis pekerjaan ini mungkin memerlukan tangga/perancah dan sebaiknya dilakukan oleh
sekelompok pekerja pemeliharaan.

4.5.6 Pembersihan Landasan/perletakan


Landasan harus dibersihkan dengan baik dari tumbuh-tumbuhan, lumut dan kotoran.
Pencucian, penyikatan dan penggosokan hendaknya dilakukan apabila diperlukan. Jenis
9 dari 111
landasan yang bergerak sebaiknya diberi pelumas setiap 3 tahun sekali dan banyak
jembatan yang memerlukan tangga atau peralatan lainnya untuk melakukan jenis pekerjaan
ini.

Bagian nipel atau lubang guna memasukan pelumas seringkali tersumbat atau rusak, maka
bagian tersebut diganti agar pelumas dapat dipompakan dengan efektif ke dalam nipel
tersebut sampai di bagian ujung yang lain.

Landasan tersebut perlu diberi pelumas secukupnya dan tidak berlebihan sehingga jangan
sampai menutupi masalah yang akan timbul (sebelum pelumas berikutnya) dan menghalangi
pendeteksian pada pemeriksaan berikutnya.

4.5.7 Penanganan/perbaikan yang ringan/sederhana

4.5.7.1 Umum
Elemen-elemen pada Tabel 3 pada umumnya memerlukan penanganan/perbaikan yang
ringan/sederhana.

Tabel 3 - Elemen untuk penanganan ringan/sederhana

Daftar Elemen
Level 2 Level 3 level 4
4.211 Tebing Sungai
3.210
4.212 Aliran Air Utama
Aliran Sungai
4.213 Daerah genangan banjir
4.221 Krib
4.222 Bottom Controller
4.223 Talud
4.224 Turap
3.220
4.225 Fender
2.200 Aliran Bangunan
4.226 Dinding Penahan Tanah
Sungai/ Tanah Pengaman
4.227 Pengamanan dasar sungai
Timbunan
4.228 Tiang pengaman
4.229 Pagar pengaman
4.231 Timbunan Jalan Pendekat
4.232 Drainase – Timbunan
3.230
4.233 Lapisan Perkerasan
Tanah Timbunan
4.234 Pelat Injak
4.235 Tanah Bertulang
4.322 Pilar dinding/kolom
4.323 Dinding penahan tanah (kepala
jembatan)
4.324 Tembok sayap
4.325 Balok kepala
3.230
2.300 Bangunan 4.326 Balok penahan gempa/stoper
Kepala Jembatan
Bawah lateral
/ Pilar
4.327 Penunjang/pengaku
4.328 Penunjang sementara
4.329 Drainase dinding
4.330 Tembok kepala
4.331 Balok tiang

10 dari 111
Tabel 3 - Elemen untuk penanganan ringan/sederhana (Lanjutan)

Daftar Elemen
Level 2 Level 3 Level 4
4.504 Balok Tepi
4.505 Jalur Roda Kendaraan (Lantai
kayu)
4.506 Trotoar/ kereb
3.500 Sistem lantai
4.507 Pipa Cucuran
4.508 Drainase Lantai
4.509 Lapis permukaan
4.510 Pelat Beton acuan lantai
4.601 Sambungan/siar muai baja
4.602 Sambungan/siar muai baja
2.400
profil
Bangunan atas
4.603 Sambungan/siar muai
3.600 Sambungan/siar muai karet
4.604 Sambungan/siar muai
aspal
4.605 Sambungan/siar muai
lain
4.611 Landasan Baja
4.612 Landasan Karet
4.613 Landasan Pot
3.610 Perletakan 4.614 Bantalan Mortar/Plat Dasar
4.615 Baut Pengikat (angkur
gempa)
4.616 Karet penahan gempa
4.621 Tiang Sandaran
4.622 Sandaran horizontal
3.620 Sandaran 4.623 Penunjang Sandaran
4.624 Tembok sandaran
4.701 Batas-batas ukuran
4.711 Rambu-rambu dan Tanda-
tanda
4.712 Marka Jalan
4.715 parapet/tembok sedada
3.700 Perlengkapan
4.722 Tiang Lampu
4.723 Kabel Listrik
4.731 Utilitas
4.741 Median
2.800 Gorong-
3.810 Gorong-gorong persegi
gorong
3.820 Gorong-gorong pipa
3.830Gorong-gorong
pelengkung

4.5.7.2 Penggantian bagian-bagian kecil


Penggantian bagian-bagian kecil dilaksanakan apabila diperlukan agar bagian-bagian
kecil/sekunder tersebut dapat kembali berfungsi sebagaimana mestinya.

11 dari 111
Kegiatan penggantian mencakup semua bagian kecil/sekunder, bagian-bagian yang dapat
diganti pada elemen adalah seperti tercantum pada Tabel 4.

Tabel 4 - Penggantian bagian-bagian kecil

Daftar Elemen
Level 3 Level 4
4.228 Tiang pengamanan
3.200 Bangunan pengaman
4.229 Pagar pengamanan
3.500 Sistem Lantai 4.507 Pipa cucuran
3.600 Sambungan lantai 4.603 Sambungan siar muai karet
3.610 Perletakan 4.611 Landasan baja
4.711 Rambu-rambu dan Tanda-
tanda
3.700 Perlengkapan 4.713 Papan Nama
4.714 Patung
4.721 Lampu Penerangan

4.5.7.3 Membersihkan/memperbaiki bagian-bagian yang bergerak


Bagian-bagian yang bergerak perlu dibersihkan atau diperbaiki agar bagian tersebut tetap
berfungsi dengan baik. Agar bagian tersebut tetap berfungsi dengan baik biasanya harus
diberi pelumas yang teratur dengan jenis gemuk setelah dibersihkan terlebih dulu.

4.6 Rehabilitasi
Rehabilitasi mencakup pekerjaan pemeliharaan dalam skala yang lebih besar dan termasuk
pekerjaan pengalihan aliran sungai, penggantian komponen/elemen, perkuatan dan
penanganan besar lantai jembatan serta penanganan besar pada bangunan bawah yang
memerlukan pemasangan cofferdam

Pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi dilakukan apabila ditemukan kerusakan berat dengan


volume yang cukup besar.

4.7 Penanganan darurat dan penanganan sementara


Penanganan sementara adalah jenis penanganan yang dilaksanakan untuk kerusakan
jembatan yang disebabkan oleh bencana yang mengakibatkan berkurangnya keselamatan
struktur itu sendiri dan pemakai jalan.

Penanganan sementara dapat mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut:


a) membuat penyangga sementara di bagian bawah gelagar;
b) penambahan baut untuk memperkuat komponen;
c) menambah tiang pancang; dan
d) memasang bangunan sementara di atas bangunan yang sudah ada guna memindahkan
beban bangunan atas yang ada.

Penanggulangan darurat dapat mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut:


a) penanganan pada bagian awal pagar pengaman;
b) pembuatan bangunan penahan tanah untuk menahan timbunan dan sebagainya;
c) penanganan bangunan pengamanan aliran sungai;

12 dari 111
d) pembuatan pembatasan sementara Iainnya seperti mengalihkan lalu lintas ke jalan
alternatif, pembatasan muatan, pembatasan lebar lajur kendaraan, dan pembatasan
kecepatan;
e) pemasangan jembatan sementara; dan
f) penggantian komponen.

5 Cara Perbaikan Kerusakan


5.1 Umum
Bagian ini menguraikan tata cara atau prosedur pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala
dan pekerjaan rehabilitasi yang berhubungan dengan jenis bahan dan kerusakannya, serta
yang berhubungan dengan elemen jembatan.

5.2 Cara perbaikan kerusakan yang berhubungan dengan bahan


Prosedur perbaikan/penanganan dibagi dalam beberapa jenis kerusakan sebagai berikut:
a) elemen dengan bahan pasangan batu atau pasangan batu bata;
b) elemen dengan bahan beton;
c) elemen dengan bahan baja; dan
d) elemen dengan bahan kayu.

Uraian cara penanganan sesuai dengan sistem penomoran elemen dan kerusakan serta
nilai kondisi seperti dijelaskan dalam buku Pedoman Pemeriksaan Umum Jembatan.

5.2.1 Elemen dengan bahan pasangan batu atau pasangan batu bata
Terdapat tiga masalah utama yang harus diperhatikan sehubungan dengan jembatan yang
memakai bahan pasangan batu atau pasangan batu bata yaitu:
a) penurunan mutu dan retak;
b) permukaan pasangan yang menggembung; dan
c) hancur atau sebagian batu atau bata hilang.

Sebelum diadakan penanganan keretakan pada pasangan batu atau pasangan batu bata,
harus diketahui terlebih dulu penyebab keretakan dan pergerakan yang mengakibatkan
keretakan tersebut disebabkan oleh adanya suatu penurunan pada struktur tersebut.

Pada umumnya, keretakan pada pasangan batu atau pasangan batu bata dimulai dari
siar/spesi dan hal tersebut dapat dengan mudah diatasi.

Konstruksi dengan bahan pasangan batu atau pasangan batu bata seringkali mengalami
penurunan mutu akibat hujan dan/atau pengaruh panas atau dingin. Siar/spesi pada
pasangan batu atau bata di antara batu atau bata biasanya lemah dibandingkan dengan
batu atau bata itu sendiri dan seringkali terjadi dengan cepat.

Penanganan konstruksi dengan bahan pasangan batu atau pasangan batu bata juga
diperlukan apabila ada sebagian batu atau bata hancur atau hilang akibat bergeraknya
kepala jembatan, pilar atau dinding.

5.2.1.1 Kerusakan 101 - Penurunan mutu atau retak pada pasangan batu atau
pasangan batu bata

5.2.1.1.1 Penanganan penurunan mutu batu

Batu dapat mengalami penurunan mutu dikarenakan mengandung mineral sekunder yang
tinggi dan berada pada alam yang terbuka.

13 dari 111

Anda mungkin juga menyukai