1
MANUAL PEMELIHARAAN
JALAN TOL PEJAGAN – PEMALANG SEKSI 4 (STA. 300+700 – STA. 327+604)
MANUAL PEMELIHARAAN
2.3. Peningkatan
1. Koreksi bentuk permukaan perkerasan dan bahu lama, termasuk penambalan
struktural.
2. Pemasangan lapis structural pada permukaan perkerasan lama,termasuk
pengendalian mutu.
3. Perbaikan sistem drainase.
3. Peningkatan
Peningkatan yang dilakukan dengan cara menambah lapis struktural pada permukaan
perkerasan jalan lama, termasuk koreksi bentuk permukaan perkerasan jalan lama dan
penambalan struktural, dan perbaikan system drainase, dengan tujuan untuk meningkatkan
kekuatan perkerasan jalan agar selama kurun waktu tertentu di masa yang akan datang dapat
memikul beban lalulintas, serta mempertahankan atau meningkatkan kondisi jalan agar tetap
memenuhi ketentuan standar pelayanan minimal jalan tol an umur rencana yang ditetapkan
dapat tercapai.
3
MANUAL PEMELIHARAAN
JALAN TOL PEJAGAN – PEMALANG SEKSI 4 (STA. 300+700 – STA. 327+604)
Suatu segmen jalan yang berperan sebagai penghubung antara ruas jalan, segmen jalan
masuk ke jalur utama disebut On Ramp dan segmen keluar dari jalur utama disebut off
ramp .
4. Ketentuan Umum
4.1. Standar pelayanan minimal jalan tol
Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor : 392/PRT/M/2005 tentang Standard Pelayanan Minimal
Jalan Tol adalah ukuran yang harus dicapai oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) dalam
rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pengguna jalan tol adalah sebagai
berikut:
4
MANUAL PEMELIHARAAN
JALAN TOL PEJAGAN – PEMALANG SEKSI 4 (STA. 300+700 – STA. 327+604)
7
MANUAL PEMELIHARAAN
JALAN TOL PEJAGAN – PEMALANG SEKSI 4 (STA. 300+700 – STA. 327+604)
8
MANUAL PEMELIHARAAN
JALAN TOL PEJAGAN – PEMALANG SEKSI 4 (STA. 300+700 – STA. 327+604)
9
MANUAL PEMELIHARAAN
JALAN TOL PEJAGAN – PEMALANG SEKSI 4 (STA. 300+700 – STA. 327+604)
5. Ketentuan teknis
Untuk dapat melakukan kegiatan pemeliharaan , agar dapat mengembalikan kondisi jalan
menjadi baik, aman serta mantap hal-hal yang perlu diperhatikan secara teknis antara lain
:
Sasaran dan tolok ukur;
Prioritas teknis penanganan kerusakan;
Data inventori jalan;
Sistem penilaian kinerja kondisi jalan;
Batas nilai kondisi kerusakan yang membutuhkan pemeliharaan;
Jenis kerusakan jalan;
Prioritas perbaikan; dan
Pemilihan sistem penanganan.
Tabel 1 – Sasaran dan tolok ukur pemeliharaan sarana operasi dan transaksi jalan tol
10
MANUAL PEMELIHARAAN
JALAN TOL PEJAGAN – PEMALANG SEKSI 4 (STA. 300+700 – STA. 327+604)
Tabel 2 – Sasaran dan tolok ukur pemeliharaan sarana operasi dan transaksi jalan tol
No Sasaran Tolok Ukur/Target
Pencapaian Sasaran
1 Reflektivitas marka jalan baik ≥ 80 %
2 Sarana pelengkap jalan (guardrail, guide post, barrier ≥ 80 %
dan pagar pembatas damija) dalam kondisi lengkap dan
berfungsi
3 Rambu lalulintas bersih dan lengkap 100%
4 Semua lampu jalan yang terpasang menyala 100%
5 Bangunan Gerbang tol, gardu tol dan tempat istirahat 100%
dalam kondisi lengkap, berfungsi baik, bersih, dan
terawatt
6 Pemenuhan Waktu Operasi (PWO) ≥ 98% ≥ 98%
7 Rentang Waktu Gangguan Rata-rata (RWGR) > 600 100%
jam/bulan
8 Waktu Penanganan Gangguan (WPG) < 6 jam/kejadian ≤ 6 jam
9 Akurasi kinerja alat > 98% > 98%
11
MANUAL PEMELIHARAAN
JALAN TOL PEJAGAN – PEMALANG SEKSI 4 (STA. 300+700 – STA. 327+604)
12
MANUAL PEMELIHARAAN
JALAN TOL PEJAGAN – PEMALANG SEKSI 4 (STA. 300+700 – STA. 327+604)
13
MANUAL PEMELIHARAAN
JALAN TOL PEJAGAN – PEMALANG SEKSI 4 (STA. 300+700 – STA. 327+604)
14
MANUAL PEMELIHARAAN
JALAN TOL PEJAGAN – PEMALANG SEKSI 4 (STA. 300+700 – STA. 327+604)
16
MANUAL PEMELIHARAAN
JALAN TOL PEJAGAN – PEMALANG SEKSI 4 (STA. 300+700 – STA. 327+604)
c. Surface Dressing
2. Bidang Struktur Pile Slab
a. Bangunan Atas : pengecatan, perbaikan sederhana, penggantian bagian
kecil seperti siar muai sandaran, dan bangunan pelengkap.
b. Bangunan Bawah : yaitu pengecatan, perbaikan sederhana, penggantian
bagian kecil pada landasan atau perletakan.
3. Bidang lingkungan (penataan taman/tanaman rumija
17
MANUAL PEMELIHARAAN
JALAN TOL PEJAGAN – PEMALANG SEKSI 4 (STA. 300+700 – STA. 327+604)
Akibat lanjutan
- Penurunan slab mengakibatkan bahan pengisi celah retak,
sehingga air dapat meresap ke lapisan bawah dan
menimbulkan kerusakan yang lebih parah.
- Membahayakan keselamatan pemakai jalan.
5.7.4.4. Kerusakan pengisi celah melintang
Bentuk
- Tranverse joints retak.
18
MANUAL PEMELIHARAAN
JALAN TOL PEJAGAN – PEMALANG SEKSI 4 (STA. 300+700 – STA. 327+604)
Penyebab
- Pengaruh cuaca, terutama panas matahari.
- Kesalahan pelaksanaan.
- Kebersihan tidak terjaga.
- Kualitas bahan pengisi tidak memadai.
Akibat lanjutan
- Bila dibiarkan, air akan meresap ke lapisan dibawah slab dan
dapat menimbulkan kerusakan yang lebih parah.
5.7.4.6. Blow up
Bentuk
- Sambungan beton yang mengalami kerusakan.
Penyebab
- Ketidak sempurnaan struktur dan fungsi sambungan .
Akibat lanjutan
- Jika dibiarkan maka sambungan tersebut akan patah.
5.7.4.7. Deformasi
Bentuk
- Permukaan kea rah memanjang jalan mengalami perubahan.
Penyebab
- Kapasitas tumpu tanah dasar da lapis pondasi kurang.
- Perbedaan penurunan tanah dasar.
Akibat lanjutan
19
MANUAL PEMELIHARAAN
JALAN TOL PEJAGAN – PEMALANG SEKSI 4 (STA. 300+700 – STA. 327+604)
Akibat lanjutan
- Membahayakan keselamatan pengguna jalan tol.
5.7.5.4. Patahan dan longsor talud
Bentuk
- Perkerasan pecah dan longsor.
Penyebab
- Hujan yang turun terus-menerus.
20
MANUAL PEMELIHARAAN
JALAN TOL PEJAGAN – PEMALANG SEKSI 4 (STA. 300+700 – STA. 327+604)
Penyebab
- Pemampatan pada perkerasan aspal disekitar sambungan
ekspansi melebihi dari yang diperkirakan sebelumnya.
Akibat lanjutan
- Membahayakan kendaraan yang lewat.
21
MANUAL PEMELIHARAAN
JALAN TOL PEJAGAN – PEMALANG SEKSI 4 (STA. 300+700 – STA. 327+604)
22
MANUAL PEMELIHARAAN
JALAN TOL PEJAGAN – PEMALANG SEKSI 4 (STA. 300+700 – STA. 327+604)
23
MANUAL PEMELIHARAAN
JALAN TOL PEJAGAN – PEMALANG SEKSI 4 (STA. 300+700 – STA. 327+604)
.
5.8. Tata cara perambuan selama pelaksanaan pemeliharaan
5.8.1. Pengaturan Traffic Management
Cara pelaksanaan
24
MANUAL PEMELIHARAAN
JALAN TOL PEJAGAN – PEMALANG SEKSI 4 (STA. 300+700 – STA. 327+604)
25
MANUAL PEMELIHARAAN
JALAN TOL PEJAGAN – PEMALANG SEKSI 4 (STA. 300+700 – STA. 327+604)
26
MANUAL PEMELIHARAAN
JALAN TOL PEJAGAN – PEMALANG SEKSI 4 (STA. 300+700 – STA. 327+604)
27
MANUAL PEMELIHARAAN
JALAN TOL PEJAGAN – PEMALANG SEKSI 4 (STA. 300+700 – STA. 327+604)
28
MANUAL PEMELIHARAAN
JALAN TOL PEJAGAN – PEMALANG SEKSI 4 (STA. 300+700 – STA. 327+604)
MULAI
PEKERJAAN
PEMELIHARAAN
PATROLI
TIPE
KERUSAKAN
SURVEI DAN
UKURAN
KERUSAKAN
KLASIFIKASI KERUSAKAN
DAN PENYEBAB UTAMA
KEPERLUAN KEPERLUAN
SEMENTARA TETAP
PEMILIHAN PENGAJUAN
METODE KERJA METODA KERJA
RENCANA
PERBAIKAN (SKALA
DAN WAKTU)
DESAIN
PEKERJAAN PERBAIKAN
PEKERJAAN
PERBAIKAN
SELESAI
29
MANUAL PEMELIHARAAN
JALAN TOL PEJAGAN – PEMALANG SEKSI 4 (STA. 300+700 – STA. 327+604)
30
MANUAL PEMELIHARAAN
JALAN TOL PEJAGAN – PEMALANG SEKSI 4 (STA. 300+700 – STA. 327+604)
31
MANUAL PEMELIHARAAN
JALAN TOL PEJAGAN – PEMALANG SEKSI 4 (STA. 300+700 – STA. 327+604)
32
MANUAL PEMELIHARAAN
JALAN TOL PEJAGAN – PEMALANG SEKSI 4 (STA. 300+700 – STA. 327+604)
Pelaksanaan pekerjaan :
Bagian slab yang mengalami kerusakan dibersihkan, permukaan
construction joint dipotong dan dibuat dalam kondisi basah untuk
menghilangkan debu beton. Pada saat membongkar jangan sampai
tulangan beton dan tulangan susut terpotong.
Pada saat permukaan yang akan ditambal dalam kondisi jenuh-kering
permukaan (SSD) adukan semen atau mortar dapat dituang
kedalamnya.
Sebelum adukan semen atau mortar mengeras, padatkan kembali dan
tuangcampuran mortar atau beton tanpa perlu ditambahkan air.
Padatkan dan ratakan mortar atau beton dan sempurnakan dengan
menggunakan sekop pengaci.
Setelah 30-60 menit padatkan kembali mortar atau beton tersebut dan
sempurnakan sampai mencapai ketinggian yang direncanakan.
Tekstur permukaan tambalan dibuat sedemikian rupa sehingga sesuai
dengan kondisi permukaan sekitarnya.
Wet Curing dikerjakan dengan menggunakan kain basah dengan
periode curing tergantung kepada jenis semen yang digunakan.
2. Penambalan dengan aspal
Bagian slab yang rusak disingkirkan dan permukaan yang akan ditambal
dibersihkan, sama seperti pada penambalan dengan semen. Sebelum
penambalan semprot lapisan permukaan yang akan ditambal dengan tack
coat. Kerjakan proses penambalan dengan cara yang sama seperti
penambalan pada perkerasan aspal.
Catatan :
33
MANUAL PEMELIHARAAN
JALAN TOL PEJAGAN – PEMALANG SEKSI 4 (STA. 300+700 – STA. 327+604)
34
MANUAL PEMELIHARAAN
JALAN TOL PEJAGAN – PEMALANG SEKSI 4 (STA. 300+700 – STA. 327+604)
37
MANUAL PEMELIHARAAN
JALAN TOL PEJAGAN – PEMALANG SEKSI 4 (STA. 300+700 – STA. 327+604)
38
MANUAL PEMELIHARAAN
JALAN TOL PEJAGAN – PEMALANG SEKSI 4 (STA. 300+700 – STA. 327+604)
39
MANUAL PEMELIHARAAN
JALAN TOL PEJAGAN – PEMALANG SEKSI 4 (STA. 300+700 – STA. 327+604)
40
MANUAL PEMELIHARAAN
JALAN TOL PEJAGAN – PEMALANG SEKSI 4 (STA. 300+700 – STA. 327+604)
Gambar.Material HDPE
41
MANUAL PEMELIHARAAN
JALAN TOL PEJAGAN – PEMALANG SEKSI 4 (STA. 300+700 – STA. 327+604)
1. Marking daerah retakan dengan kapur atau cat sehingga terlihat panjang
dan arah retakan
2. Bersihkan permukaan yang akan di injeksi dari kotoran dan debu dengan
sikat kawat
3. Lembabkan area yang akan di grout dengan air bertekanan.
4. Pasang bekisting dengan lubang inlet, outlet dan bagian tepi ditutup
dengan busa supaya tidak terjadi kebocoran.
5. Aduk material semen Estogrout MP 70 dengan 4.5 liter air dingin.
6. Aduk material dengan mesin mixer dengan kecepatan 600 rpm selama
minimal 3 menit terus aduk hingga konsistensi yang diinginkan tercapai.
7. injeksikan dengan mesin grout pump dengan tekanan 2 - 3 bar melalui
lubang inlet sampai material keluar melalui lubang outlet.
8. Tutup lubang outlet dan tahan tekanan kurang lebih 30 detik kemudian
tutup lubang inlet.
9. Setelah 24 jam bongkar bekisting dan lakukan proses curing.
10. bersihkan material injeksi yang meluber pada pancang dengan amplas
atau gerinda agar permukaan injeksi menjadi halus.
Gambar.Pekerjaan Grouting
42
MANUAL PEMELIHARAAN
JALAN TOL PEJAGAN – PEMALANG SEKSI 4 (STA. 300+700 – STA. 327+604)
43
MANUAL PEMELIHARAAN
JALAN TOL PEJAGAN – PEMALANG SEKSI 4 (STA. 300+700 – STA. 327+604)
1. Marking daerah retakan dengan kapur atau cat sehingga terlihat panjang
dan arah retakan.
2. Bersihkan jalur retakan dengan sikat kawat sehingga bersih.
3. Pasang nipel dengan bantuan perekat epoxy cement dan lubang nipel
harus dapat tepat berada pada celah retakan.
4. Jarak antar nipel adalah 20 cm panjang retakan sedangkan pada retakan
yang bercabang harus dipasang nipel.
5. Setelah perekat epoxy cement keras dan nipel terpasang dipermukaan
retakan cukup kuat, segera tutup jalur retakan diantara nipel dengan
sealing agent / epoxy cement agar epoxy yang akan di injeksikan tidak
keluar dari retakan.
6. Pasang tutup nipel ( T – Cap ) dan hubungkan tiap nipel dengan
selang transparan serta ke tabung injeksi.
7. Buat adukan epoxy resin dengan perbandingan volume 3 base : 1
hardener di aduk dengan electrik mixer sampai homogen, lalu masukan
epoxy kedalam tabung injeksi.
8. Dengan bantuan tekanan kompresor, epoxy akan mengalir melalui pipa
penghubung ke tiap nipel sampai benar-benar penuh.
9. Proses injeksi dihentikan bila seluruh retakan terisi penuh epoxy yang
ditandai dengan epoxy yang keluar dari titik terjauh atau tekanan sudah
maksimal ( 1,5 km/cm2 ) dan epoxy sudah tidak mengalir lagi.
10. bersihkan material injeksi yang meluber pada Pile Cap dengan amplas
atau gerinda agar permukaan injeksi menjadi halus.
44
MANUAL PEMELIHARAAN
JALAN TOL PEJAGAN – PEMALANG SEKSI 4 (STA. 300+700 – STA. 327+604)
45
MANUAL PEMELIHARAAN
JALAN TOL PEJAGAN – PEMALANG SEKSI 4 (STA. 300+700 – STA. 327+604)
46