Anda di halaman 1dari 30

d) pembuatan pembatasan sementara Iainnya seperti mengalihkan lalu lintas ke jalan

alternatif, pembatasan muatan, pembatasan lebar lajur kendaraan, dan pembatasan


kecepatan;
e) pemasangan jembatan sementara; dan
f) penggantian komponen.

5 Cara Perbaikan Kerusakan


5.1 Umum
Bagian ini menguraikan tata cara atau prosedur pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala
dan pekerjaan rehabilitasi yang berhubungan dengan jenis bahan dan kerusakannya, serta
yang berhubungan dengan elemen jembatan.

5.2 Cara perbaikan kerusakan yang berhubungan dengan bahan


Prosedur perbaikan/penanganan dibagi dalam beberapa jenis kerusakan sebagai berikut:
a) elemen dengan bahan pasangan batu atau pasangan batu bata;
b) elemen dengan bahan beton;
c) elemen dengan bahan baja; dan
d) elemen dengan bahan kayu.

Uraian cara penanganan sesuai dengan sistem penomoran elemen dan kerusakan serta
nilai kondisi seperti dijelaskan dalam buku Pedoman Pemeriksaan Umum Jembatan.

5.2.1 Elemen dengan bahan pasangan batu atau pasangan batu bata
Terdapat tiga masalah utama yang harus diperhatikan sehubungan dengan jembatan yang
memakai bahan pasangan batu atau pasangan batu bata yaitu:
a) penurunan mutu dan retak;
b) permukaan pasangan yang menggembung; dan
c) hancur atau sebagian batu atau bata hilang.

Sebelum diadakan penanganan keretakan pada pasangan batu atau pasangan batu bata,
harus diketahui terlebih dulu penyebab keretakan dan pergerakan yang mengakibatkan
keretakan tersebut disebabkan oleh adanya suatu penurunan pada struktur tersebut.

Pada umumnya, keretakan pada pasangan batu atau pasangan batu bata dimulai dari
siar/spesi dan hal tersebut dapat dengan mudah diatasi.

Konstruksi dengan bahan pasangan batu atau pasangan batu bata seringkali mengalami
penurunan mutu akibat hujan dan/atau pengaruh panas atau dingin. Siar/spesi pada
pasangan batu atau bata di antara batu atau bata biasanya lemah dibandingkan dengan
batu atau bata itu sendiri dan seringkali terjadi dengan cepat.

Penanganan konstruksi dengan bahan pasangan batu atau pasangan batu bata juga
diperlukan apabila ada sebagian batu atau bata hancur atau hilang akibat bergeraknya
kepala jembatan, pilar atau dinding.

5.2.1.1 Kerusakan 101 - Penurunan mutu atau retak pada pasangan batu atau
pasangan batu bata

5.2.1.1.1 Penanganan penurunan mutu batu

Batu dapat mengalami penurunan mutu dikarenakan mengandung mineral sekunder yang
tinggi dan berada pada alam yang terbuka.

13 dari 111
Batu yang mengalami penurunan mutu harus diganti dengan batu yang mutunya baik dan
ditempatkan pada bagian yang seharusnya.

Batu atau bata yang mengalami penurunan mutu dapat diperbaiki dengan memahat atau
mengambil semua bagian yang sudah rapuh, sehingga membentuk suatu permukaan lalu
dibersihkan dengan sikat dan air. Bagian permukaan tersebut kemudian dilapisi dengan
lapisan adukan semen. Lubang-lubang yang mempunyai kedalaman lebih dari 50 mm harus
diisi dengan adukan beton sebelum diplester. Plesteran yang baru tersebut sedapat mungkin
dijaga agar tetap lembab paling sedikit 3 hari.

5.2.1.1.2 Penanganan penurunan mutu adukan atau spesi

Adukan atau spesi dapat mengalami penurunan mutu akibat waktu, lapuk karena erosi air,
serta kualitas yang rendah sewaktu pengerjaannya.

Pelapukan pada adukan atau spesi (biasanya pada bagian dimana sungai atau air hujan
terus mengalir di atas permukaannya) dan retak atau adukan yang jelek, harus dibuang dan
dibersihkan hingga mencapai kedalaman paling sedikit 10 mm sampai 20 mm atau sampai
kedalaman adukan yang baik. Adukan yang baru dibuat dengan kualitas lebih tinggi (1
bagian semen dengan 3 bagian pasir)

Gambar 3 - Penurunan mutu adukan atau spesi pada pasangan batu

5.2.1.1.3 Penanganan keretakan pada pasangan batu atau bata

Keretakan dapat terjadi pada bagian batu atau pada bagian adukan atau spesi yang
mengikat batu. Keretakan seringkali terjadi setelah timbul pergerakan pada pilar, dinding
penahan tanah atau kepala jembatan.

Penanganan keretakan pada pasangan batu atau bata disesuaikan dengan rekomendasi
pada tabel 5.

14 dari 111
Tabel 5 - Nilai kondisi pasangan batu atau pasangan batu bata dan penanganan yang
direkomendasikan

Nilai kondisi Penanganan yang direkomendasikan


Nilai Kondisi < 3 Hanya pengamatan
Lepaskan batu yang retak dan bersihkan
adukan atau beton yang retak, lalu ganti
Nilai Kondisi = 3
dengan bahan yang baru. Pekerjaan ini
dilakukan pada Pemeliharaan berkala.
Keretakan ini mungkin akibat pergerakan
bangunan bawah. Lakukan pemeriksaan
khusus untuk menentukan jenis penanganan
Nilai Kondisi > 3
secara menyeluruh. Pekerjaan yang cukup
besar ini dilaksanakan dalam pekerjaan
rehabilitasi.

Harus diperhatikan apakah diperlukan sokongan atau penyangga karena adanya beban dari
atas ketika dilakukan pemindahan batu atau perbaikan adukan yang retak.

Permukaan pasangan batu atau bata yang lama harus benar-benar menjadi satu dengan
permukaan yang baru. Hal tersebut dilakukan dengan:
a) bersihkan dan kasarkan permukaan yang terbuka agar terjadi suatu lekatan dengan
permukaan baru;
b) basahkan permukaan yang lama dan lapisi dengan lapisan air semen sebagai dasar
penempatan bahan yang baru; atau
c) gunakan bahan perekat untuk beton lama dan beton baru

5.2.1.2 Kerusakan 102 - Penggembungan/perubahan bentuk dari pasangan batu/bata

Perubahan bentuk atau penggembungan dapat terjadi pada luas sampai dengan 8 meter
persegi dan mudah untuk ditangani seperti dinding penahan tanah dan tembok sayap.

Penggembungan yang besar dan perubahan bentuk dapat terjadi seperti pada dinding
kepala jembatan atau pilar.

5.2.1.2.1 Penanganan penggembungan yang sedikit


Penanganan secara umum adalah sebagai berikut:
a) lepaskan pasangan batu atau bata yang rusak, periksa apakah terdapat tanah timbunan
yang jenuh air atau tidak padat di belakang dinding pasangan batu atau bata;
b) gantilah pasangan batu atau pasangan batu batubata yang rusak dengan jenis bahan
yang setara atau sama dengan aslinya dalam ukuran dan bentuknya. Yakinkan bahwa
terdapat cukup lubang saluran air di sepanjang dinding; dan
c) hubungan antara permukaan lama dengan baru harus ditangani dengan baik dan terikat
dengan baik seperti diuraikan pada bagian "Cacat pada Beton" (lihat Kerusakan 201).

5.2.1.2.2 Penanganan perubahan bentuk atau penggembungan yang cukup besar

Perubahan bentuk atau penggembungan yang cukup besar memerlukan pemeriksaan


khusus untuk menentukan jenis penanganan secara keseluruhan jembatan.

15 dari 111
Bilamana dinding pelengkung (Gambar 4) pada struktur pelengkung mengalami
penggembungan, cara penanganannya dapat dilihat juga pada Gambar 4 berdasarkan
pemeriksaan khusus.

Dinding Penahan Yang Baru


Permukaan Jalan
Balok Beton Penahan
Dinding Lama
Yang Menggembung
Tanah Timbunan

Dinding Tegak Yang Lama


Beton Masif Sebagai
Perkuatan Dinding Lama
Pelengkung

Gambar 4 - Penanganan dinding pelengkung yang mengalami perubahan bentuk

5.2.1.3 Kerusakan 103 - Pecah atau hilangnya bahan pasangan batu atau pasangan
batu bata

Penanganan secara umum adalah sebagai berikut:


a) gantilah bagian yang hilang atau pecah tersebut dengan bahan seperti yang disebutkan
dalam spesifikasi atau setara dengan aslinya dalam bentuk dan ukurannya;
b) bilamana bagian hilang tersebut perlu diganti dengan yang dibangun kembali, maka
hubungan bagian yang lama dengan yang baru harus ditangani seperti diuraikan dalam
Penanganan pasangan batu atau bata yang retak (lihat Kerusakan 101).

Gambar 5 - Elemen pasangan batu bata pada parapet jembatan yang pecah atau
hilang

Apabila terdapat penggantian bagian dinding pasangan batu atau bata, maka penting
diperhatikan penyediaan lubang saluran air dinding guna pengurangan tekanan air yang
dapat menyebabkan kerontokan lebih lanjut.

16 dari 111
5.2.2 Penanganan elemen dengan bahan beton
Terdapat tiga macam jenis struktur beton yang berbeda yang dipakai untuk konstruksi
jembatan yaitu:
a) beton tak bertulang;
b) beton bertulang; dan
c) beton pratekan.

Elemen dengan bahan beton pratekan biasanya didapati pada bagian gelagar jembatan.
Penanganan pada pemeliharaan hanya dibatasi untuk bahan beton. Jadi untuk penanganan
bahan beton pratekan akan ditangani seperti penanganan bahan beton.

Apabila bagian kabel prategang beton pratekan terlihat, laporkan segera kepada pengawas
jembatan yang bertanggung jawab dan segera lakukan pemeriksaan khusus untuk
menentukan jenis kerusakannya.

Banyak masalah yang timbul pada beton bertulang yang disebabkan oleh air dan udara yang
merembes masuk ke dalam beton yang menyebabkan berkaratnya besi tulangan. Air dan
udara juga dapat membawa zat kimia ke dalam beton yang dapat merusak beton dan atau
menyebabkan besi tulangan lebih cepat berkarat (misalnya air asin, sulfat, alkali reaktiviti).

Cara terbaik untuk melindungi beton bertulang adalah menjaganya tetap kering dan
mencegah terjadinya retak susut.

Pada umumnya cat yang kedap air atau suatu lapisan tipis tidak diperlukan untuk beton yang
berkualitas baik dan dapat melindungi besi tulangan dengan cukup baik jika selimut beton
mempunyai ketebalan minimum 30 mm sampai 50 mm untuk daerah pantai.

Perlindungan permukaan beton sebaiknya digunakan bahan campuran beton khusus yang
tidak susut. Hal tersebut harus dikerjakan dengan baik dan tepat, dan hal itu merupakan
suatu metode perlindungan yang efektif.

5.2.2.1 Kerusakan 201 – Cacat pada beton

Cacat pada beton mencakup masalah-masalah sebagai berikut:


a) gompal beton;
b) beton keropos; dan
c) beton yang berongga.

(a) (b)

Gambar 6 - (a) Beton yang gompal dan (b) beton yang keropos

17 dari 111
5.2.2.1.1 Penanganan beton yang gompal

Beton yang gompal diperbaiki sebagai berikut:


a) buang atau lepaskan semua bagian beton yang lepas dan rusak sampai bagian beton
yang baik terlihat dan dalam keadaan bersih sampai batas beton bebas terkarbonasi/
lapuk;
b) usahakan membersihkan beton sampai ± 15 mm di belakang baja tulangan agar didapat
ikatan yang baik;
c) bersihkan semua baja tulangan yang berkarat ringan permukaannya dan lapisi dengan
cairan pelindung karat, dan yang berkarat berat diganti dengan baja tulangan yang baru
dengan cara dilas;
d) kaitkan atau ikatkan baja tulangan yang baru jika didapat bagian baja tulangan yang
diameternya hilang lebih dari 20 %;
e) pakailah bahan perekat pada permukaan beton lama yang kering dengan bahan cairan
perekat beton (Bonding Agent) yang disetujui; dan
f) pasang/ganti beton yang rusak, dan bentuklah beton baru dengan beton siap pakai
(prepacked) yaitu bahan semen grouting, sehingga didapat mutu selimut beton yang
sesuai dengan persyaratan.

Gambar 7 – Langkah-langkah/tahapan penanganan beton yang gompal

18 dari 111
CATATAN 1:
a) Jika baja tulangan tidak terlihat dan hanya sedikit kerusakan beton, maka plesteran dengan
bahan penambalan yang tidak susut (patching) saja sudah cukup untuk memperbaikinya.
Permukaan harus dibersihkan dan dilembabkan untuk memudahkan pengikatan beton lama
dengan beton baru;
b) Jika ketebalan tambalan lebih dari 40 mm, disarankan agar ditambahkan jaring –jaring tulangan
yang ditempelkan pada permukaan beton yang lama sebelum dipasang beton yang baru. Jaring-
jaring tersebut akan memberikan daya rekat dan kekuatan yang lebih baik pada tambalan tadi;
dan
c) Disarankan agar menggunakan epoksi beton halus sebagai bahan untuk pembentukan kembali
elemen struktur baru yang mempunyai ketebalan melebihi 40 mm atau dimana baja tulangan
terlihat.

Jika beton yang rusak mencakup seluruh permukaan lantai beton jembatan maka jalan yang
terbaik untuk memperbaikinya adalah membongkar semua beton yang rusak tersebut dan
menggantinya dengan beton baru dengan cara sebagai berikut:

a) semua beton yang lepas di sekitar baja tulangan yang sudah berkarat dan pada bagian
beton yang jelek harus dibongkar dan baja tulangan dibersihkan kemudian diberi lapisan
sebagaimana dijelaskan pada bagian ini;
b) sisa permukaan tadi dikasarkan dengan pahat, lalu dibor lubang-lubang pada lantai
beton lama agar dapat memasukkan kawat angkur (diameter 8 mm) yang kemudian
dicor dengan adukan khusus dengan jarak dari as ke as 500 x 500 mm. Angkur khusus
ini sekarang sudah terpasang yang kemudian diberi lem epoksi yang sudah disediakan;
c) kemudian, seluruh bidang diperkuat dengan jaring-jaring tulangan berukuran 5x100x100
mm dan corkan lapisan beton baru yang berkualitas tinggi (kekuatan minimum 30 MPa)
dengan ketebalan minimum 50 mm (lihat Gambar 8) di atas beton lama;
d) permukaan beton baru tersebut harus diusahakan tetap lembab (curing) paling sedikit
selama 7 hari.

5.2.2.1.2 Penanganan beton keropos

Penanganan secara umum untuk beton yang keropos dilaksanakan sama seperti pada beton
yang rontok.

Jika sudah terdapat rembesan pada lantai beton akibat beton yang keropos, harus dilakukan
beberapa hal berikut ini:
a) kupaslah lapisan aspal pada permukaan jalan dan bersihkan dengan baik bagian atas
lantai beton tersebut;
b) kerjakan grouting pada daerah beton yang berpori atau kurang padat atau daerah beton
yang keropos;
c) berilah lapisan kedap air di atas daerah beton yang kurang padat tadi; dan
d) kerjakan lapisan perkerasan kembali.

Jika terdapat gelagar beton yang keropos, harus dilakukan beberapa hal berikut ini:
a) pengupasan permukaan beton yang keropos dan bersihkan dengan baik bagian
permukaan gelagar beton tersebut;
b) kerjakan grouting pada daerah beton yang berpori atau kurang padat atau daerah beton
yang keropos;

19 dari 111
Gambar 8 - Potongan melintang penanganan lantai beton

Jika suatu rembesan air terjadi melewati dinding penahan tanah atau kepala jembatan, hal
ini mungkin diakibatkan oleh kurangnya lubang saluran air dinding atau tersumbatnya lubang
saluran air dinding tersebut. Hal tersebut akan membebaskan tekanan air pori di belakang
dinding dan mengurangi penguapan air melalui dinding beton. Apabila dibuat lubang saluran
air tambahan dengan cara mengebor dinding, maka kehati-hatian harus diambil dalam
membuka tulangan yang terekspos terhadap korosi. Setiap tulangan yang terekspos harus
dilapisi dengan bahan pengisi retak epoksi untuk mencegah korosi.

5.2.2.2 Kerusakan 202 - Keretakan beton

Sebelum pekerjaan penanganan dimulai, perlu dicari penyebab keretakan.

Sejumlah pertanyaan harus dijawab yaitu:


a) apakah yang menyebabkan keretakan?; dan
b) apakah didapati pergerakan pada keretakan tersebut.

Keretakan dapat disebabkan oleh:


a) beban yang berlebih pada elemen tersebut. Dalam hal ini harus dilakukan perkuatan
atau pembatasan muatan yang diterapkan pada struktur;
b) tidak samanya penurunan yang terjadi. Dalam hal ini penurunan lebih lanjut harus
dicegah dengan perkuatan fondasi;
c) susut, terutama pada pelat lantai beton; dan
d) kualitas beton yang rendah.

5.2.2.2.1 Penanganan retak tidak struktural

Jika retak tersebut lebih kecil dari 0,5 mm lebarnya:


a) bersihkan retak tersebut dengan menggunakan sikat dan kemudian ditiup dengan angin
yang bertekanan;
b) perbaikan celah retak tersebut digunakan dengan injeksi bahan epoksi;
c) perbaikan celah retak yang dilaksanakan dari bagian bawah struktur harus
menggunakan jenis injeksi anti gravitasi, dan untuk perbaikan retak dilaksanakan dari
bagian sisi atau atas struktur dapat digunakan jenis injeksi lainnya.

20 dari 111
Jlka lebar retak antara 0,5 mm sampai dengan 3 mm:
a) bentuklah pada bagian retak seperti huruf V sampai kedalaman kurang lebih 5 mm
kemudian bersihkan bagian tersebut;
b) perbaikan celah retak ini dapat mengggunakan bahan grouting semen yang sesuai
persyaratan; dan

5.2.2.2.2 Penanganan retak struktural

Jika retak yang ada terus bertambah dan menyebar, maka harus dicari penyebabnya dan
kemudian penyebab keretakan tersebut harus dihilangkan. Misal terjadinya keretakan pada
gelagar yang disebabkan adanya penurunan pada jalan pendekat yang mengakibatkan
adanya gaya kejut tambahan, atau gelagar beton yang retak pada daerah gaya lintang yang
diakibatkan oleh adanya penurunan pada kepala jembatan maka harus dilakukan
penanganan kerusakan kepala jembatan terlebih dahulu.

Jika retak berkembang pada daerah gaya lintang atau momen maksimum, elemen harus
diperkuat atau beban dikurangi.

Gambar 9 – Penanganan lantai beton yang retak

Kriteria-kriteria keretakan pada elemen beton yang fungsi strukturalnya dibagi menjadi tiga
bagian yaitu:

Kriteria I:
a) lebar retak berkisar antara 0,1 mm sampai dengan 0,25 mm dan mencakup daerah
kurang dari 30% dari luas elemen yang bersangkutan;
b) tidak terjadi rembesan atau adanya bocoran air;
c) mutu beton lantai tidak kurang dari 25 MPa;
d) mutu beton pada gelagar, kepala jembatan, dan pilar tidak kurang dari 20 MPa;
e) nilai kondisi elemen yang bersangkutan adalah 2.

Kriteria II:
a) lebar retak kurang dari 2 mm dan mencakup daerah kurang lebih 50% dari luas elemen
yang bersangkutan;
b) tidak terjadi rembesan atau adanya bocoran air;
c) diperlukan suatu perkuatan yang disebabkan terjadinya beban yang berlebihan yang
tidak dapat diterima oleh lantai atau gelagar akibat mutu beton yang tidak sesuai dengan
persyaratan;
d) mutu beton lantai tidak kurang dari 25 MPa;
e) mutu beton gelagar, kepala jembatan, dan pilar tidak kurang dari 20 MPa;
f) nilai kondisi elemen yang bersangkutan adalah 3.

21 dari 111
Kriteria III:
a) lebar retak lebih besar dari 2 mm dan mencakup daerah lebih dari 50% luas elemen
tersebut;
b) terjadi rembesan atau adanya bocoran air;
c) mutu beton lantai kurang dari 25 MPa;
d) mutu beton gelagar, kepala jembatan, pilar kurang dari 20 MPa; dan
e) niIai kondisi elemen yang bersangkutan adalah 4 atau 5.

Prosedur penanganan untuk menangani keretakan beton tergantung pada jenis kriteria tiap
elemen. Jenis penanganan sesuai dengan kriteria adalah sebagai berikut:
a) kriteria I - penanganan keretakan dengan metode suntikan bahan perekat atau epoksi
sehingga beton dapat berfungsi kembali dan menjadi satu kesatuan kembali serta
berfungsi sebagaimana mestinya.
Penanganan retak harus mempertimbangkan terlebih dahulu lokasi dimana retak
tersebut berada. Untuk retak pada lantai jembatan dan retak yang terjadi pada bagian
bawah lantai maka perbaikan retak menggunakan alat penyuntik anti gravitasi, tetapi
untuk retak yang dapat ditangani/diperbaiki dari bagian atas atau sisi struktur digunakan
alat suntik gravitasi atau anti gravitasi;
b) kriteria II - penanganan keretakan dengan menggunakan metode suntikan bahan
perekat epoksi ditambah dengan perkuatan untuk menahan gaya momen atau gaya
lintang yang tidak dapat ditahan lagi oleh elemen yang bersangkutan. Perkuatan
tersebut dapat berupa pelat baja atau bahan Fiber Reinforced Polimer yang direkatkan
pada bagian bawah pelat lantai atau balok, biasanya pelat tersebut berfungsi untuk
menahan gaya momen atau gaya lintang yang berlebihan, perkuatan tersebut dapat
juga berupa menambah balok baja atau gelagar pada bagian bawah lantai hal ini
disebabkan adanya momen yang berlebihan yang tidak dapat ditahan oleh lantai, untuk
memperkecil bentangan yang ada; dan
c) kriteria III - dalam hal ini mutu beton sudah tidak dapat dipertanggungjawabkan lagi,
lebar keretakan juga sudah melampaui batas yang dapat diperbaiki sehingga apabila
keadaan ini terjadi, beton pada elemen yang bersangkutan harus dibongkar untuk
kemudian dicor kembali dengan beton yang sesuai persyaratan dan ukuran serta
bentuknya seperti aslinya dengan mempertimbangkan sebab-sebab terjadinya
keretakan sebelumnya. Apabila terjadi sambungan antara permukaan beton lama dan
beton baru, hal tersebut dapat ditangani sesuai dengan penanganan kerontokan pada
beton dengan Kerusakan 201.

Cara penanganan retak dengan cara suntikan epoksi adalah sebagai berikut:
a) bersihkan semua jenis kotoran, bekas beton yang tidak sempurna atau sejenisnya yang
menyebabkan terjadinya kontaminasi pada retak dengan menggunakan sikat kawat atau
gerinda pada daerah selebar kurang lebih 5 cm sepanjang retakan tersebut. Jika
terdapat minyak atau gemuk pada bagian tersebut harus dibersihkan dengan thiner;
b) pasangkan nipel penyuntik di tengah-tengah permukaan yang retak dengan
menggunakan bahan penutup (seal). Jarak setiap perletakan pipa penyuntik sekitar 30 –
40 cm tergantung pada lebar dan dalamnya retak;
c) tutupi sepanjang jalur retakan antara nipel alat penyuntik dengan menggunakan bahan
penutup (seal) atau pasta epoksi dengan lebar 5 cm dan tebal 3 mm dan ditunggu
sampai mengeras;
d) pasang alat penyuntik ke nipel dengan kuat, kemudian pompakan bahan epoksi
kedalam alat penyuntik sesuai dengan jenis alatnya (anti gravitasi atau gravitasi) dengan
suatu tekanan yang tertentu sesuai dengan spesifikasi bahan;
e) setelah selesai penyuntikan dan bahan epoksi mengering dalam waktu yang tertentu,
kemudian lepaskan kembali alat-alat suntikan dan rapihkan bahan-bahan penutup
retakan; dan
f) bersihkan permukaan beton sepanjang retakan yang diperbaiki dengan menggunakan
gerinda.
22 dari 111
CATATAN 2: Semua spesifikasi yang disyaratkan oleh pabrik pembuat bahan epoksi atau bahan
perekat untuk retak harus diikuti.

Bentuk keretakan lain yang sering kali ditemui adalah jenis retak yang tidak beraturan dan
pada umumnya dijumpai pada lantai beton jembatan.

Jika yang retak hanya sebagian saja, penanganannya dapat dilakukan dengan cara
penanganan retak sebagian atau pada mutu beton yang rendah, lihat penanganan untuk
Kerusakan 201. Jika lalu lintas pada jembatan tidak dapat ditutup, penanganan dilaksanakan
dengan cara penanganan dengan mempergunakan bahan yang tidak terpengaruh oleh
gerakan yang ditimbulkan oleh beban lalu lintas dan juga bahan tersebut harus cepat
mengering dalam waktu yang tertentu.

5.2.2.3 Kerusakan 203 – Korosi baja tulangan

Penanganan korosi baja tulangan adalah sebagai berikut:


a) bersihkan karat yang ada pada baja tulangan
b) jika setelah dibersihkan ternyata luas tulangan berkurang hingga 20%, pada bagian
tersebut harus ditambah tulangan yang baru dengan panjang sambungan kurang lebih
300 mm pada tiap-tiap ujungnya dengan menyambungkannya secara mekanis atau
dilas yang baik sehingga pemindahan gaya yang ada tetap terjamin dengan baik. Posisi
sambungan atau bagian sambungan harus ditempatkan di luar daerah tempal baja
tulangan yang berkarat tersebut. Mungkin perlu membongkar sebagian beton agar
terlihat baja tulangan yang tidak berkarat guna penyambungan tersebut;
c) setiap baja tulangan yang mencuat harus dipotong paling sedikit 20 mm di bawah
permukaan beton, kemudian beton diperbaiki sesuai dengan kerusakan 201.

Gambar 10 - Korosi baja tulangan pada beton

5.2.2.4 Kerusakan 204 – Aus, perubahan akibat cuaca dan umur atau penurunan mutu

Perlu diadakan penilaian untuk menetapkan apakah elemen tersebut perlu diganti jika
kerusakan sudah mulai menyeluruh.

Penanganan beton yang aus, perubahan akibat cuaca dan umur atau penurunan mutu:
a) Jika kerusakan disebabkan oleh reaksi kimiawi seperti karbonisasi atau serangan klorida,
diperlukan pengujian untuk menetapkan luas dan dalamnya daerah yang terkena untuk
kemudian dapat ditentukan banyaknya pembongkaran;
b) Jika kerusakan disebabkan oleh karbonasi dan kedalamannya tidak lebih dari 25 mm,
cukup dengan pengecatan bahan kedap air (waterproofing) pada bagian luar beton.

23 dari 111
Kerusakan lain akibat keausan beton diperbaiki dengan cara seperti pada Kerusakan 201.

5.2.2.5 Kerusakan 205 - Pecah atau gompalnya beton

Penanganan beton yang pecah atau gompal adalah sebagai berikut:


a) elemen yang mengalami kelebihan gaya akibat pecahnya atau gompalnya sebagian dari
elemen harus diperbaiki;
b) gantilah bagian yang pecah tersebut dengan bahan tambalan (patching atau grouting)
yang sesuai spesifikasinya atau yang serupa atau sama dengan bentuk dan ukuran
yang ditetapkan dalam spesifikasi; dan
c) apabila bagian yang pecah tersebut memerlukan penggantian, hubungan antara
permukaan yang baru dan yang lama harus ditangani, sebagaimana diuraikan pada
penanganan sesuai dengan Kerusakan 201.

Gambar 11 - Pecahnya sebagian beton pada elemen jembatan

5.2.2.6 Kerusakan 206 – Lendutan struktur jembatan

Lendutan yang berlebihan dari elemen mungkin disebabkan oleh:


a) beban yang berlebih;
b) tumbukan; dan
c) pergerakan acuan beton pada saat pengecoran.

Gambar 12 - Jembatan yang mengalami lendutan yang berlebihan

24 dari 111
5.2.2.6.1 Penanganan beban yang berlebih

Apabila terjadi lendutan akibat beban yang berlebih, diperlukan pemeriksaan khusus untuk
menentukan luas atau volume kerusakan yang terjadi dan besaran lendutannya.

Situasi beban yang berlebih harus dihindarkan dengan cara mengadakan pembatasan
muatan di atas jembatan, bagian yang mengalami gaya berlebihan harus diperkuat, diganti,
atau diperbaiki. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan tambahan gelagar
memanjang, pelekatan bahan fiber atau pelat baja tergantung pada elemen yang akan
diperkuat dan waktu yang diperlukan untuk perbaikan.

Lendutan yang terjadi pada elemen beton akibat beban yang berlebih sering berhubungan
dengan keretakan atau pecah pada elemen tersebut. Penanganan harus dilakukan
sebagaimana yang ditentukan pada kerusakan 201 atau kerusakan 202, setelah melewati
pemeriksaan khusus.

5.2.2.6.2 Penanganan akibat tumbukan

Kerusakan akibat tumbukan secara normal berhubungan dengan sandaran. Sandaran yang
rusak harus diganti karena terlalu lemah untuk menahan tumbukan berikutnya.

Jenis kerusakan lain akibat tumbukan yang mengakibatkan lendutan, biasanya diperbaiki
sesuai dengan kerusakan akibat beban yang berlebih.

5.2.2.6.3 Penanganan pergerakan acuan

Jika acuan bergerak pada saat pelaksanaan pengecoran beton mengakibatkan terjadinya
keretakan pada elemen yang bersangkutan, hal tersebut ditangani seperti pada kerusakan
akibat beban yang berlebih.

5.2.2.7 Penanganan elemen baja


Baja akan terkorosi apabila tidak dilindungi terhadap udara dan air. Oleh sebab itu baja
harus dilindungi terhadap terjadinya karat dengan cara pengecatan atau galvanisasi.
Lapisan pelindung yang bergalvanis mempunyai umur yang terbatas. Umur lapisan
pelindung tersebut tergantung dari beberapa faktor, antara lain:
a) ketebalan dan jenis cat atau galvanis;
b) pengaruh terhadap udara laut atau bahan kimia Iainnya; dan
c) pengaruh terhadap air atau adanya uap air yang terjebak seperti pada daerah
sambungan.

Daya tahan sistem lapisan pelindung baja ini pada umumnya adalah:
a) permukaan yang digalvanis celup panas (hot dip galvanized) dapat bertahan sekitar 15-
20 tahun;
b) permukaan yang dicat (di pabrik) dapat bertahan sekitar 10 - 15 tahun; dan
c) permukaan yang dicat (di lapangan) bertahan sekitar 10 tahun.

Siklus pengecatan ulang maksimum sekitar 7 sampai dengan 10 tahun disarankan bagi
jembatan-jembatan baja yang terekspos dengan udara yang mengandung garam pada
daerah dekat pantai. Dalam banyak kasus, siklus 5 sampai dengan 7 tahun mungkin
diperlukan. Pengecatan harus dilakukan sesuai dengan uraian untuk kerusakan 301.

Bagian struktur baja yang terkorosi berat harus dipotong dan baja baru yang mempunyai
dimensi yang sama dilaskan dengan diberi pengaku atau diperkuat dengan pemasangan
pelat sebagaimana diuraikan untuk kerusakan 302.

25 dari 111
Bagian-bagian struktur baja yang retak harus diperbaiki sebagaimana dijelaskan pada
kerusakan 305.

Bagian-bagian struktur baja yang rusak (bengkok) akibat adanya beban yang berlebih harus
diperbaiki dengan mengadakan perkuatan sebagai berikut :
a) penambahan pelat pengaku dengan melakukan pengelasan (pada sayap bagian
bawah);
b) mengganti bagian struktur baja tersebut dengan yang baru yang mempunyai kekuatan
yang lebih tinggi;
c) menambah struktur baja lain; dan
d) membuat perkuatan dengan kabel prategang pada struktur jembatan.

Hal tersebut di atas akan diuraikan pada kerusakan 303. Sebelum pekerjaan penanganan
dilakukan, harus ada rekomendasi dari ahli struktur untuk menentukan tipe perkuatan yang
tepat

Semua elemen jembatan baru harus diberi pelindung cat/galvanis sebelum dilakukan
pemasangan.

Paku keling yang lepas harus diperbaharui. Baut dan paku keling yang pecah atau berkarat
harus diganti dengan yang baru (dengan ukuran dan mutu yang sama). Jika baut longgar,
maka baut tersebut harus dikencangkan. Baut mutu tinggi tidak boleh digunakan kembali.

Bagian las yang pecah harus dipotong dan hubungan dilas kembali.

Perkuatan hubungan dapat dilakukan dengan pengelasan pelat pengaku. Perkuatan pada
pilar baja dalam beberapa kasus dilakukan dengan memperbanyak pengaku melintang.

Jika turap baja telah terkorosi, turap baja tersebut harus dibersihkan dan dicat dengan
sistem cat yang mengandung aspal yang cocok.

Jika pilar baja rusak berat akibat korosi pada permukaan air, pilar tersebut dapat diperbaiki
dengan cara memasang selimut beton bertulang. Bagian selimut beton tersebut harus
berada kurang lebih 500 mm di bawah dan di atas daerah pasang surut. Baja tulangan untuk
selimut beton harus dirangkai dan beton ditempatkan di dalam cofferdam turap baja. Jika
semua tiang dalam pilar harus dilindungi, mungkin lebih baik untuk membangun dinding
beton untuk melindungi semua tiang dalam kelompok tiang.

5.2.2.7.1 Kerusakan 301 - Penurunan mutu lapisan pelindung terhadap karat

Penurunan mutu lapisan pelindung ini dapat disebabkan oleh:


a) umur;
b) lingkungan korosif;
c) pemakaian;
d) tumbukan;
e) kualitas buruk pada penanganan awal; dan
f) vandalisme.

Penanganan lapisan pelindung baja akan sangat tergantung pada:


a) besarnya kerusakan;
b) lingkungan;
c) tersedianya sumber daya; dan
d) tipe lapisan yang sudah ada.

26 dari 111
Tabel 6 – Contoh nilai kondisi kerusakan pada baja dan cara penanganan penurunan
mutu
lapisan pelindung

Nilai Kondisi Penanganan yang direkomendasikan


Kerusakan yang ada terbatas dan tidak kritis. Permukaan
pelindung harus dibersihkan dan dicat sebagai bagian dari
Pemeliharaan Rutin.
Pembersihan dari daerah yang terkena efeknya dapat
dilakukan dengan cara mencuci dan penyikatan dengan
sikat kawat.
Pengecatan dapat dilakukan dengan kuas. Sistem
pengecatan yang digunakan dapat menggunakan cat
dasar yang sederhana dan cat akhir dengan contoh
Kerusakan dengan nilai 1 sebagai berikut :
dan 2
• Cat dasar - Jenis Alkyd zinc chromate
Ketebalan 40 mikron (minimum)

• Cat akhir - Jenis Alkyd enamel.


Ketebalan 50 mikron (minimum)

Dapat pula digunakan sistem cat yang lain untuk


lingkungan agresif.
Masalahnya bersifat umum dan korosi berpengaruh
terhadap baja. Pekerjaan di luar cakupan pemeliharaan
rutin kecuali masalah sandaran dan tiang sandarannya.
Kerusakan dengan nilai 3 Sandaran dapat ditangani sebagaimana diuraikan di atas
dan 4 pada pemeliharaan rutin. Cara untuk mengukur tebal cat
menggunakan alat elcometer.

Kondisi elemen-elemen harus diperiksa. Jika korosi


elemen baja menyebar, maka elemen baja harus diganti.
Jika korosi ringan, maka elemen harus diperbaiki dan
Kerusakan dengan nilai 4
permukaan dicat kembali seperti yang diuraikan di bawah
dan 5
ini. Cara untuk mengukur tebal cat menggunakan alat
elcometer.

5.2.2.7.1.1 Metode penyiapan permukaan

Pembersihan harus dilakukan pertama kali dengan mencuci dan menggosok dan
menggunakan salah satu dari yang diuraikan berikut ini:
a) sikat kawat yang dapat berputar secara mekanis;
b) alat water jetting;
c) pembersihan dengan pemanasan;
d) pembersihan dengan sikat dan penyemprotan - di lapangan; dan
e) pembersihan dengan sikat dan penyemprotan - di bengkel.

Untuk semua cara pembersihan tersebut, harus diperhatikan untuk mencapai tingkat yang
diperlukan dari penyiapan permukaan tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaan baja
atau sifat-sifat bahannya.

27 dari 111
Pencegahan yang harus dilakukan meliputi:
a) sikat kawat, dan alat water jetting - pembersihan yang terlalu lama pada satu tempat
akan menimbulkan goresan pada permukaan;
b) pembersihan dengan pemanasan - Penggunaan api untuk membersihkan harus
dikendalikan agar hanya cat saja yang menjadi lunak atau mulai terkelupas.
Pembakaran tidak boleh dilakukan pada satu tempat saja sebab dapat mengakibatkan
baja menjadi panas dan mulai meleleh; dan
c) pembersihan dengan semprotan abrasif - Pasir atau grit yang berlebihan dapat
mengakibatkan permukaan baja menjadi sangat kasar yang mana tidak diharapkan.
Pembersihan dengan semprotan bahan abrasif, merupakan suatu pekerjaan yang
berbahaya dan perlindungan khusus untuk pekerja diperlukan.

Pengecatan dengan cat dasar harus diterapkan sesegera mungkin setelah permukaan
dibersihkan dan dipersiapkan, untuk mencegah korosi permukaan.

5.2.2.7.1.2 Pengaplikasian cat

Cat dapat diaplikasikan dengan menggunakan:


a) kuas – baik untuk pekerjaan pemeliharaan rutin
b) penyemprotan udara normal – baik untuk pekerjaan ukuran menengah
c) penyemprotan hampa udara – baik untuk pekerjaan besar, terutama pengecatan pada
bidang yang permukaannya luas (contoh - Jembatan Gelagar Baja Jepang)

Ketebalan cat akhir dapat diukur berdasarkan ketebalan film kering atau basah. Jika
pengencer tambahan digunakan untuk memfasilitasi kemudahan penerapan, kemudian
ketebalan film basah perlu untuk diperbesar. Batasan baik untuk ketebalan film basah dan
kering dapat digunakan untuk memeriksa keseragaman dan ketebalan cat.

5.2.2.7.1.3 Sistem pengecatan

Sebagai contoh aplikasi pengecatan, dimana untuk lingkungan yang normal, ketebalan
lapisan cat kering akhir minimum 150 mikron yang terdiri dari:
a) lapisan ke 1 : 40 mikron, cat dasar kromat zink alkid (alkyd zinc chromate);
b) lapisan ke 2 : 40 mikron, lapisan dasar alkid (alkyd);
c) lapisan ke 3 : 35 mikron, lapisan enamel alkid (enamel alkyd);dan
d) lapisan ke 4 : 35 mikron, lapisan enamel alkid (enamel alkyd).

Pada lingkungan yang agresif, seperti pada daerah lingkungan berair asin, sistem
pengecatan yang berbeda dipergunakan.

Disarankan agar lapisan dasar epoksi mempunyai ketebalan film kering minimum 150 mikron
dan satu atau dua lapisan dari karet berklorin setiap ketebalan film 100 mikron dan
125 mikron digunakan dalam lingkungan berair asin untuk pemakaian pada lingkungan
berair asin.

Sistem pengecatan yang baru harus sesuai dengan sistem perlindungan yang sudah ada.

28 dari 111
Gambar 13 - (a) Sebelum Pengecatan dan (b) Setelah Pengecatan

5.2.2.8 Kerusakan 302 – Korosi elemen baja

Korosi elemen baja secara umum merupakan kerusakan yang diakibatkan karat pada
permukaan elemen baja.

Penanganan korosi elemen baja secara umum adalah sebagai berikut:


a. Bersihkan semua permukaan yang terkorosi secara menyeluruh untuk menentukan
besarnya kehilangan luas penampang elemen.
b. Jika kehilangan penampang kurang dari 15%, bagian tersebut harus dibersihkan
seluruhnya dan dicat sebagaimana diuraikan pada Kerusakan 301.
c. Jika luas kerusakan melebihi 15%, pemeriksaan khusus diperlukan untuk menentukan
dengan akurat strategi pemeliharaan. Cara berikut ini dapat digunakan:
a) pembentukan kembali
Jika daerah cakupannya kecil (kurang dari 200 mm panjangnya), kerusakan
tersebut dapat diperbaiki dengan mengembalikan pada bentuk semula dengan
teknik pengelasan yang sesuai. Proses pengelasan harus cocok dengan tipe baja.
Semua bahan-bahan yang merusak harus dibersihkan secara menyeluruh
sebelum dilakukan pengelasan;
b) pengurangan tegangan bagian yang lemah
Pengurangan tegangan bagian yang lemah dapat dilaksanakan dengan
menambahkan pelat baja atau menambah elemen tambahan untuk membagi
beban.
Perlu diperhatikan dalam penggunaan metode pengurangan tegangan cukup agar
dapat menerima beban dan menjamin bahwa dalam penggunaan metode tersebut
tidak melemahkan elemen aslinya di kemudian hari, misalnya mengebor lubang
baut tambahan untuk sambungan; dan
c) penggantian elemen
Penggantian elemen yang rusak akan mengembalikan kapasitas bagian tersebut
pada kapasitas rencana semula.

29 dari 111
Gambar 14 - Elemen baja yang mengalami korosi

Harus diperhatikan pekerjaan pembuatan penyokong jembatan, ketika satu bagian


dipindahkan dan bagian lain dipasang. Mungkin memerlukan desain khusus, penopangan
khusus, dan penutupan jembatan selama pelaksanaan contohnya pemindahan siku ujung
ikatan angin pada jembatan rangka baja.

5.2.2.9 Kerusakan 303 - Perubahan bentuk elemen baja

Perubahan bentuk menjadi sangat kritis, masalahnya jika elemen yang mengalami
perubahan bentuk dalam kondisi tertekan atau mengalami lentur. Perubahan bentuk dalam
sebuah elemen yang mengalami tarik tidak berbahaya.

Perubahan bentuk elemen baja merupakan perubahan bentuk setempat atau menyeluruh.

Penanganan hal tersebut tergantung pada hal-hal berikut ini:


a) jika bagian tersebut merupakan bagian tidak struktural, seperti sandaran;
b) jika bagian tersebut merupakan bagian struktural, seperti batang tepi atas rangka;
c) jika perubahan bentuk adalah perubahan setempat, misalnya adanya tonjolan sedikit
pada sayap gelagar; dan
d) jika perubahan bentuk sifatnya menyeluruh.

Gambar 15 - Elemen baja yang mengalami perubahan bentuk

30 dari 111
Tabel 7 - Nilai kondisi elemen baja dan penanganan perubahan bentuk elemen baja
yang direkomendasikan

Nilai Kondisi Penanganan yang direkomendasikan


Elemen Tidak Struktural Luruskan atau ganti - tergantung mana yang
Nilai kondisi > 2 lebih ekonomis
Elemen Struktural
Nilai kondisi 1 Dipantau
Nilai kondisi 2 atau 3 Diperbaiki, ditunjang, perkuat
Nilai kondisi 4 atau 5 Ganti

Penanganan umumnya berupa pelurusan komponen dengan cara menggunakan tekanan


atau pemanasan atau kombinasi dari keduanya.

Ketika menggunakan tekanan, harus diperhatikan dan dijamin bahwa tidak ada kerusakan
lain yang muncul pada titik penekanan, atau titik reaksi, atau titik pengekangan ketika
pendongkrakan. Contoh dari tiga titik pada saat diadakan penekanan (lihat Gambar 16).

Ketika diusulkan untuk menggunakan cara pemanasan, pemeriksaan harus dibuat dahulu
untuk menentukan apakah panas tersebut akan merugikan sifat-sifat baja tersebut.
Pemilihan secara metalurgi mungkin perlu dicari sehubungan dengan bentuk pemanasan
atau pendinginan baja yang harus dilakukan.

Gambar 16 - Pelurusan komponen baja

Penunjang atau penopang akan dipengaruhi oleh panjang efektif dari elemen tersebut.

Contoh penunjang atau penopang adalah sebagai berikut:


a) penunjang gelagar yang melendut atau balok kepala melintang antara dua perletakan;
dan
b) penunjang ikatan angin ujung yang rusak pada rangka baja untuk mencegah lendutan.

Perkuatan dapat dilaksanakan sebagai solusi sementara atau permanen suatu komponen
yang mengalami lendutan. Jika lendutan yang terjadi pada komponen tersebut akibat adanya
beban yang berlebih, beban yang berlebih tersebut harus dihilangkan terlebih dahulu
sebelum diadakan perkuatan.

31 dari 111
Bilamana lendutan yang terjadi akibat rusaknya komponen karena tumbukan (misalnya
rangka batang pada jembatan rangka baja), perkuatan harus sesuai untuk menyalurkan
beban melewati bagian rusak tadi.

Penggantian elemen akan mengembalikan kapasitas elemen tersebut pada kapasitas


struktural semula. Untuk elemen-elemen kritis seperti gelagar atau komponen rangka baja
utama maka aspek yang paling berbahaya dari pekerjaan adalah selama pemindahan
komponen yang rusak dan pemasangan komponen yang baru. Tahap ini mungkin
memerlukan suatu perencanaan khusus dan penutupan sebagian atau seluruh jembatan
atau kedua-duanya. Jika penting untuk mengharuskan jembatan terbuka untuk lalu lintas
maka lebih baik untuk memperkuat elemen yang rusak tadi daripada harus menggantinya,
misalnya menempatkan gelagar baru di samping gelagar yang sudah ada dan membiarkan
gelagar yang lama tetap pada tempatnya.

5.2.2.10 Kerusakan 304 - Keretakan pada elemen baja

Keretakan pada elemen baja merupakan retak yang terjadi secara umum akibat tegangan
yang terjadi pada elemen baja.
Beberapa penanganan terhadap keretakan pada pekerjaan baja adalah sebagai berikut:
a) penghilangan tegangan dengan pengeboran lubang pada bagian ujung retak;
b) penanganan retak dengan pengelasan;
c) penanganan dengan pemasangan pelat penutup melalui pengelasan; dan
d) pengurangan tegangan atau penggantian.

5.2.2.10.1 Penghilangan tegangan dengan pengeboran

Metode pengeboran pada ujung retak digunakan untuk retak yang kecil tetapi harus dipantau
setelah dilakukan pengeboran (misalnya setiap enam bulan sekali).

Setelah menemukan ujung retak, maka periksa setiap sisi bagian tersebut untuk
menemukan keretakan terpanjang. Lubangilah dengan tepat ujung yang retak, kemudian
bor, ratakan dan kemudian dicat. Lubang bor tadi disarankan berdiameter 20 mm.

5.2.2.10.2 Penanganan retak dengan pengelasan

Penanganan jenis ini merupakan penanganan yang paling umum dilakukan pada keretakan
baja. Keretakan tersebut dapat dibentuk dan ditangani sebagai las sambungan. Cara
pengelasan dengan kawat las harus sepadan dengan baja yang ada. Ukuran dari las
minimal harus sama padatnya dengan bagian asli yang retak.

5.2.2.10.3 Penanganan retak dengan pemasangan pelat penutup

Pelat penutup dipakai untuk memperkuat elemen yang rusak. Pengelasan sebagaimana
diuraikan di atas dapat juga dipergunakan jika ingin mendapat hasil yang terbaik. Jika
dilakukan pengelasan, lasnya harus rata sehingga mudah dilakukan pengecatan dan pelat
penutup harus tepat menutupi daerah yang bersangkutan. Pelat penutup biasanya
dilekatkan dengan cara pengelasan atau dengan baut.

5.2.2.10.4 Pengurangan tegangan atau penggantian

Elemen baja yang retak dapat diperbaiki dengan memperkecil beban yang dipikul. Hal ini
dapat dilakukan dengan meletakan balok penunjang. Balok penunjang lain dapat diletakkan
di samping elemen yang rusak guna menampung semua atau sebagian beban yang ada.

32 dari 111
Penggantian elemen yang rusak merupakan metode penanganan yang paling baik dan
pasti, tetapi mungkin harus menghentikan lalu lintas yang lewat di jembatan selama proses
penggantian tersebut berlangsung.

5.2.2.11 Kerusakan 305 - Patah atau hilangnya elemen baja

Elemen baja yang patah atau hilang merupakan bagian dari kerusakan secara umum pada struktur
elemen baja pada jembatan.

Jika elemen tersebut hilang dan berfungsi struktural harus diadakan penggantian atau
penanganan.

Teknik penanganan elemen baja yang patah adalah sebagai berikut:


a) pengelasan, pemasangan baut atau paku keling pada bagian yang baru;
b) perkuatan atau meringankan beban yang dipikul oleh bagian yang pecah atau rusak;
dan
c) penggantian bagian yang rusak.

Untuk detail penanganan, dapat dilihat pada Kerusakan 304.

5.2.2.12 Kerusakan 306 – Elemen baja yang salah

Penanganan kerusakan elemen baja yang salah adalah sebagai berikut:


Pemasangan/penempatan elemen yang salah pada struktur rangka baja harus dilakukan
penggantian atau perkuatan. Diperlukan suatu penyelidikan secara khusus untuk
memperkirakan atau menetapkan penanganan yang tepat.

5.2.2.12.1 Perkuatan

Elemen baja yang salah dapat diperkuat dengan teknik pengelasan, pemasangan baut dan
paku keling.

5.2.2.12.2 Pengelasan

Jika dipasang tambahan pelat penutup atau pengaku pada elemen, permukaan yang akan
disambung harus terlebih dahulu dibersihkan dan dicat. Pengelasan harus memberikan
kekuatan yang diperlukan untuk menyalurkan gaya ke bagian tambahan tersebut.

5.2.2.12.3 Pemasangan baut atau paku keling

Lubang baut atau paku keling harus dibor secara akurat dan baut atau paku keling harus pas
dengan lubang tersebut sehingga tidak mungkin muncul pergeseran sebelum bagian yang
baru dapat memikul beban. Apabila digunakan baut, baut tersebut harus merupakan baut
dengan mutu tinggi dan harus dikencangkan dengan tepat sesuai dengan mutu dan
diameternya.

5.2.2.12.4 Penggantian

Bila diusulkan penggantian elemen baja, maka perlu dibuat suatu ketentuan atau batasan
khusus untuk lalu lintas yang akan lewat di atas jembatan dan untuk menunjang struktur
yang ada, sementara bagian yang lama dilepas dan diganti dengan bagian yang baru. Hal ini
memerlukan suatu perencanaan khusus yang dilaksanakan oleh seorang ahli struktur.

33 dari 111
5.2.2.13 Kerusakan 307 - Kabel jembatan gantung yang aus

Kabel jembatan gantung yang aus merupakan kerusakan yang terjadi pada kabel yang mulai
lepas dari ikatannya.

Penanganan kabel jembatan gantung yang aus adalah sebagai berikut:


a) laksanakan pemeriksaan khusus untuk menetapkan dengan tepat besarnya kerusakan;
b) jika kurang dari 5% dari strands yang rusak, jepitlah dengan klem pada kedua sisi kabel
tersebut untuk menahan beban. Periksalah agar batang besi cukup panjang sehingga
daerah yang lemah tadi betul-betul tertolong; dan
c) jika lebih dari 5% dari strands yang rusak atau aus atau mulai lepas dari ikatannya,
kabel tersebut harus diganti.

Cara penggantian kabel pemikul jembatan gantung harus direncanakan dengan hati-hati.
Harus diperhatikan bilamana beban sedang dialihkan dari kabel yang lama ke kabel yang
baru.

Gambar 17 - (a) Kabel yang mulai aus dan (b) Penanganan pada kabel yang aus

5.2.2.14 Kerusakan 308 – Longgarnya hubungan baja

Longgarnya hubungan baja merupakan kerusakan akibat adanya pergerakan elemen baja.

5.2.2.14.1 Penanganan hubungan baut atau paku keling

Bilamana suatu hubungan ini longgar, maka harus dikencangkan. Jika hubungan tersebut
dihubungkan dengan baut mutu tinggi maka baut yang longgar tadi harus dibuang dan
diganti dengan yang baru.

Bilamana hubungan paku keling longgar maka paku keling yang longgar tadi harus diganti
dengan paku keling yang baru atau menggunakan baut mutu tinggi.

Jika lubang baut atau paku keling menjadi besar diameternya karena adanya pergerakan
elemen yang longgar tersebut maka lubang tersebut harus diperbesar sampai adanya
ukuran baut atau paku keling yang akan dipakai.

5.2.2.14.2 Penanganan sambungan las

Jika elemen yang longgar tersebut karena las yang pecah, maka ujung las yang pecah harus
dibersihkan, dipersiapkan kembali, dan kemudian dilas kembali. Jika kerusakan yang terjadi
diperkirakan akan berulang kembali, maka disarankan agar dibuat rencana yang khusus
untuk hal ini.

34 dari 111
5.2.2.15 Penanganan elemen bahan kayu
Masalah utama yang berhubungan dengan kayu pada konstruksi jembatan disebabkan oleh:
a) pembusukan yang disebabkan oleh jamur yang tumbuh pada kayu yang lembab;
b) serangan serangga. Yang paling merusak adalah kutu kayu dan rayap yang membuat
lubang-lubang di dalam kayu; dan
c) di daerah yang berair asin, Cacing toredo yang menyerang bagian kayu yang berada di
bawah muka air pasang. Cacing toredo membuat lubang-lubang besar.

Untuk mencegah pembusukan dan serangan serangga, kayu yang akan dipakai untuk
konstruksi jembatan dan penanganannya harus diberi suatu bahan pengawet yang telah
disetujui.

Paku, baut, dowel, pelat penyambung dan sekrup kayu yang akan dipakai untuk
pembangunan atau penanganan konstruksi jembatan disarankan digalvanis terlebih dahulu
untuk mencegah timbulnya karat atau paling tidak diberi lapisan cat anti karat.

Semua kayu yang dipakai untuk konstruksi jembatan harus dilapisi bahan pelindung kembali
secara teratur sebagaimana perawatan awal yang diberikan ketika jembatan tersebut
dibangun yang hanya tahan sekitar 3 sampai dengan 5 tahun.

Siklus pemeliharaan kembali maksimum sekitar 5 tahun direkomendasikan untuk jembatan


kayu lebih layak setiap 3 tahun dilakukan pemeliharaan berkala.

Jika mungkin, semua konstruksi kayu harus sedemikian rupa sehingga air tidak akan lama
melekat pada kayu tersebut atau kayu tersebut tidak berhubungan langsung dengan tanah
yang basah. Semua kayu yang dipakai harus digunakan dengan kayu bagian dalam (inti
kayu).

Semua bagian yang rusak harus diperbaiki atau disokong. Bagian-bagian yang lemah dapat
diperkuat dengan pelat baja berdasarkan perhitungan dengan memperlihatkan bahwa
struktur cukup kuat.

Luasan kecil cacat kayu harus ditakik dan diganti dengan kayu baru dan pelat baja harus
pas dengan tepat dan dibaut pada tempatnya. Kulit kayu pada kayu gelondongan harus
dibuang kemudian dirawat dengan lapisan pengawet.

Semua celah di bagian atas permukaan kayu yang memungkinkan air dapat masuk
kedalamnya harus diperbaiki.

Papan lantai yang pecah, usang dan membusuk harus diganti. Paku-paku yang mencuat ke
atas harus diketok masuk ke dalam papan dan papan lantai yang longgar harus dirapatkan
atau dikencangkan dengan tambahan baut.

Perkuatan lantai kayu dapat dilaksanakan dengan pemasangan papan jalur kendaraan arah
memanjang.

Tiang kayu yang rusak harus diperkuat, diganti atau dikurangi tegangan dan tingkat
lendutannya. Perkuatan dapat dilaksanakan dengan sejumlah metode, beberapa di
antaranya akan diuraikan pada bagian ini.

Jika masih terdapat cukup tempat untuk menambah tiang pancang, mungkin lebih layak
untuk memancang tiang pancang kayu baru yang bersebelahan dengan bagian yang sudah
ada. Semua diagonal dan pengaku melintang pada tiang kayu harus diganti.

35 dari 111
5.2.2.15.1 Kerusakan 401 – Cacat pada kayu
Cacat pada kayu mencakup:
a) kayu yang membusuk;
b) serangan serangga;
c) pecah atau terpuntirnya kayu;
d) bengkok; dan
e) adanya mata kayu atau kayu cacat atau serat kayu yang miring.

5.2.2.15.1.1 Penanganan kayu yang membusuk


Secara umum jika bagian kayu sudah membusuk sekitar 15% dari penampangnya, maka
kayu tersebut harus diganti atau disokong.

5.2.2.15.1.2 Penanganan tiang pancang kayu


Pada tiang pancang kayu, biasanya mengalami pembusukan pada bagian pasang surut air.
Jika hal tersebut terjadi, penampang tiang pancang menjadi berkurang dan tiang pancang
harus ditopang, dibalut dan disambung. (lihat Gambar 19, Gambar 20, Gambar 21, dan
Gambar 22.

Gambar 18 - Jembatan kayu yang mengalami kerusakan

Gambar 19 - Penanganan tiang pancang kayu pada tiang pancang tersebut


36 dari 111
mm

Gambar 20 - Penanganan tiang pancang kayu dengan penambahan tiang pancang

CATATAN:
Tiang pancang harus dibentuk agar
Sesuai dengan plat pengikat. Semua
baja yang dipakai harus mempunyai
mutu baja BJ 41 dan digalvanis. Beri
lapisan aspal panas pada bagian
dalam dan luar plat baja pengikat.

Gambar 21 - Pengaman tiang pancang kayu

37 dari 111
Gambar 22 - Pengikat kayu

5.2.2.15.1.3 Pembengkokan

Kerusakan ”bengkok” hanya terjadi pada elemen yang mengalami gaya tekan. Biasanya
terjadi pada kolom dan penopang yang terbuat dari batang kelapa.

Tabel 8 - Penanganan pembengkokan pada kayu


Nilai Kondisi Penanganan yang direkomendasikan
Nilai kondiasi = 3 Perkuatan atau diganti
Nilai kondisi > 3 Diganti

Mungkin perlu diadakan pengalihan jalur lalu lintas atau menutup jembatan selama
penggantian kayu dilakukan.

5.2.2.15.1.4 Serangan serangga terhadap kayu

Jika kayu telah kehilangan lebih dari 15% dari penampangnya, maka kayu tersebut harus
diganti atau ditopang. Ganti dan buang semua kayu yang sudah terserang serangga untuk
mencegah serangan berikutnya pada kayu yang masih baik.

Tindakan pencegahan dilakukan untuk mengurangi serangan serangga terhadap kayu ini
seperti menggunakan insektisida.

Serangan serangga biasanya terjadi pada daerah pasang surut yang ada cacing toredonya.
Jika luas penampang berkurang, tiang dapat diperkuat baik dengan cara penyambungan
atau pemasangan selubung atau gelang baja, seperti yang terlihat pada Gambar 22 dengan
pelat baja.

38 dari 111
Bahan anti cacing toredo dapat dilapiskan dan dimasukkan ke dalam setiap retakan atau
lubang yang terjadi sebelum dilakukan pekerjaan perkuatan, sebagaimana terlihat pada
Gambar 22.

5.2.2.15.1.5 Terpuntir dan terbelahnya kayu

Memuntirnya dan terbelahnya kayu mengurangi kekuatan kayu. Pemuntiran merupakan


masalah yang umum dijumpai pada lantai kayu. Terbelahnya kayu merupakan masalah pada
struktur kayu. Jika belahan yang terjadi segaris lubang baut, baut yang bersangkutan dapat
lepas dan membuat struktur menjadi tidak stabil. Air dapat dengan mudah merembes melalui
belahan dan membuat kayu menjadi lebih mudah membusuk.

5.2.2.15.1.6 Penanganan memuntirnya kayu pada lantai kayu

Tabel 9 - Penanganan memuntirnya kayu pada lantai kayu

Nilai Kondisi Penanganan yang direkomendasikan


Nilai kondisi < 3 cukup diamati saja
elemen diganti - papan lantai baru harus
ditempatkan dengan bagian yang keras
pada bagian sebelah bawah. Papan lantai
Nilai kondisi > 3
yang pendek sebaiknya jangan digunakan.
Hanya papan kayu yang sesuai lebarnya
saja yang digunakan.

5.2.2.15.1.7 Penanganan terbelahnya elemen struktur

Tabel 10 - Penanganan terbelahnya elemen struktur kayu

Nilai kondisi Penanganan yang direkomendasikan


Nilai kondisi < 3 Cukup diamati saja
Nilai kondisi 3 atau 4 Gunakan alat pengikat
Nilai kondisi 5 Ganti elemen

Pada Gambar 23 diperlihatkan beberapa alat pengikat yang dapat digunakan.

5.2.2.16 Gelagar kayu

Dalam kasus gelagar kayu, mungkin lebih mudah untuk menyokong daripada harus
menggantinya. Hal ini dapat dilaksanakan dengan meletakkan gelagar lain di samping
gelagar yang lemah tadi atau menyokong atau menopang gelagar tersebut guna mengurangi
tegangan (lihat Gambar 23).

39 dari 111
Gelagar memanjang
yang lemah
Balok
melintang
Balok
balok beton bertulang
dasar
Kolom penyokong

Gambar 23 - Perkuatan gelagar

5.2.2.17 Papan lantai kayu

Bilamana masalah yang timbul pada papan lantai kayu dan lebih dari 15% mengalami
pembusukan, papan lantai harus diganti.

5.2.2.18 Pengawetan kayu

Pencegahan dengan cara pengawetan kayu merupakan salah satu cara untuk mengurangi
pembusukan. Beberapa cara ini mencakup penanganan kayu ketika dalam keadaan baru
atau dalam kondisi baik yaitu:
a) buang kulit kayu pada waktu awal dan pisahkan dengan kayu yang baik;
b) permukaan kayu dicat dengan lapisan cat oli atau aspal;
c) lumas seluruh permukaan ujung potongan kayu dan sambungan dengan petroleum jelly
(gemuk/stempet);
d) lapiskan bahan kreosot pada permukaan kayu;
e) tiang pancang kayu yang berada pada daerah pasang surut diberi selubung dengan
bahan pembungkus yang mengandung bahan pengawet;
f) pertahankan atap kayu yang kedap air di atas jembatan kayu; dan
g) hindarilah pemakaian paku pada waktu penanganan dan gunakanlah baut jika
memungkinkan.

Penggunaan batang kelapa harus dihindarkan untuk struktur jembatan kayu karena daya
tahan batang kelapa sangat pendek (sekitar 2 tahun).

(a) (b)
Gambar 24 - (a) Lantai kendaraan dari kayu kondisi rusak dan (b) kondisi baik

40 dari 111
5.2.2.19 Penanganan mata kayu dan serat kayu yang miring

“Mata kayu" dan "serat kayu yang miring" merupakan cacat yang ada ketika kayu pada
waktu pohon kayu itu tumbuh. Cacat ini berpengaruh pada kekuatan kayu apabila elemen
menahan tekanan atau lenturan.

Tabel 11 - Penanganan mata kayu dan serat kayu yang miring

Nilai kondisi Penanganan yang direkomendasikan


Nilai kondisi  3 Perkuatan atau penggantian
Nilai kondisi > 3 Penggantian

Perkuatan dapat dilaksanakan dengan cara menyambung sepotong kayu lain atau pelat baja
sepanjang kayu yang rusak untuk memikul beban.

Mungkin perlu pengalihan jalur lalu lintas atau menutup jembatan pada waktu dilakukan
pekerjaan perkuatan pada jembatan.

5.2.2.19.1 Kerusakan 402 – Hancur atau hilangnya elemen kayu

Hancur atau hilangnya elemen kayu merupakan kerusakan elemen kayu secara umum.

Penanganan hancur atau hilangnya elemen kayu adalah sebagai berikut:


a) gantilah bahan yang hilang dengan bahan yang sesuai dengan ukuran dan bentuk
spesifikasi aslinya;
b) penanganan sementara dapat dibuat pada elemen yang rusak. Penanganan tersebut
dapat dilakukan dengan penyambungan atau pemasangan pelat kayu atau baja seperti
dapat dilihat pada Gambar 25; dan
c) bilamana tiang pancang kayu hancur, harus dilakukan pembungkusan dengan beton
sebagai penyambungnya, seperti terlihat pada Gambar 21.

Gambar 25 - Sambungan kayu

41 dari 111
5.2.2.19.2 Kerusakan 403 – Penyusutan kayu

Penyusutan kayu adalah cacat yang berpengaruh besar terhadap jembatan rangka kayu.
Penyusutan arah memanjang disebabkan pemakaian kayu muda pada jembatan dan
pengeringan serta penyusutan terjadi setelah pembangunan. Penyusutan kayu memanjang
mungkin menyebabkan terjadinya lendutan berlebih pada jembatan kayu.

Penyusutan pada potongan melintang umumnya tidak merupakan masalah kecuali baut atau
pengikatnya menjadi longgar sehingga dalam kasus ini harus dikencangkan.

Untuk mengimbangi penyusutan memanjang, urutan metode penanganan berikut ini dapat
digunakan yaitu:
a) rangka kayu harus ditopang di sekitar bagian yang melendut;
b) longgarkan baut pada bagian yang menyusut;
c) bagian ujung kayu dibaji;
d) baut dikencangkan; dan
e) penopang dilepas.

5.2.2.19.3 Kerusakan 404 - Penurunan mutu perlindungan permukaan kayu

Kerusakan perlindungan permukaan kayu dapat terjadi pada dua daerah yaitu :
a) sandaran; dan
b) struktur kayu.

5.2.2.19.3.1 Penanganan sandaran

Sandaran kayu harus dipelihara melalui pemeliharaan rutin. Sandaran tersebut harus dicuci
dan dibersihkan dengan air dan sikat berbulu keras paling sedikit sekali sebulan untuk
menghilangkan kotoran yang menempel.

Bilamana catnya sudah mulai menurun mutunya (memudar warnanya), semua bagian cat
yang mengelupas harus dibersihkan dengan cara mencuci dengan menggunakan sikat
kawat. Kemudian, permukaan diberi cat dasar (diberi cat meni) bilamana kayu terekspos dan
diberi dua lapisan cat.

5.2.2.19.3.2 Penanganan struktur kayu

Penanganan pemeliharaan permukaan struktur kayu hanya terjamin bila kayu tersebut
adalah kayu yang mempunyai ketahanan baik. Kayu yang berkualitas rendah akan mudah
rusak karena alasan lain (misalnya membusuk) dan pemeliharaan permukaan tidak akan
banyak menolong memperpanjang umur jembatan.

Kayu yang bermutu baik hendaknya disemprot atau dilabur dengan kreosot, aspal, atau
bahan pengawet lainnya untuk melindungi kayu. Semua ujung-ujung potongan dilapisi
dengan gemuk panas.

5.2.2.19.4 Kerusakan 405 - Elemen kayu yang longgar

Kencangkan semua ikatan atau elemen yang longgar. Jangan menggunakan paku apabila
dapat digunakan baut. Paku dapat merusak kayu, mudah menjadi longgar, dan
menyebabkan aus pada lubang. Kemudian air akan terperangkap pada lubang tersebut dan
mulai terjadilah pembusukan. Catatan ini berlaku utamanya untuk penanganan papan lantai
dan papan jalur kendaraan.

42 dari 111

Anda mungkin juga menyukai