Anda di halaman 1dari 2

PERKUATAN JEMBATAN

A. Resume Substansi
Struktur jembatan direncanakan untuk dapat berfungsi selama masa layan tertentu namun
banyak ditemukan permasalahan-permasalahan yang dapat menurunkan kondisi jembatan
seperti kesalahan dalam perencanaan/ pelaksanaan, penurunan kinerja material/ struktur
eksisting yang diakibatkan oleh pengaruh dari dalam material maupun lingkungan, dan adanya
perubahan kelas jalan yang berdampak pada pembebanan yang berubah sehingga
memerlukan perkuatan jembatan tersebut. Dalam menentukan metode perkuatan perlu
dilakukan pemeriksaan khusus meliputi kegiatan survei pendahuluan dan survei lapangan
(pemeriksaan mutu, karbonasi, tulangan dan selimut dengan cover meter, retak dengan UPV
dan crack meter, getaran jembatan, uji beban, pengujian laboratorium, evaluasi dan analisa
data, serta penentuan alternatif penanganan.
Dalam menentukan keputusan perkuatan jembatan terlebih dahulu dilakukan load rating atau
pengukuran kapasitas jembatan terhadap beban yang bekerja dengan nilai faktor rating dasar
(rating factor) untuk mengetahui rasio antara nilai kapasitas tersedia untuk menahan beban
hidup dibandingkan dengan nilai beban hidup tertentu (rating vehicle). Perlu analisa struktur
dengan metode sederhana atau analisis lanjut untuk mendapatkan nilai rating factor tersebut.
A. Pelaksanaan perbaikan/ perkuatan pada bangunan atas jembatan
1. Perkuatan dengan Memperbesar Penampang
Dilakukan dengan metode menambah penulangan pada penampang struktur beton
sehingga dapat menambah kapasitas beton baik di atas maupun di bawah gelagar
tergantung dari kebutuhan perkuatannya. Permasalahan utama yang perlu diperhatikan
adalah hubungan antara beton eksisting dan beton baru, perbedaan homogenitas akan
menyebabkan perbedaan susut pada kedua elemen tersebut. Selain struktur beton, metode
perkuatan struktur baja antara lain pertama memperbesar penampang dengan menambah
plat baja pada gelagar baja seperti penambahan penampang dengan plat atau profil, plat
pada batang tarik, plat pada batang tekan, plat pada batang vertikal. Kedua, perkuatan
dengan penambahan batang baja pada gelagar dan ketiga perkuatan penambahan batang
baja pada rangka baja seperti penambahan profil L dan profil kanal ganda pada Jembatan
Callender Hamilton;
2. Pendistribusian Beban dengan Balok Melintang/ Diafragma
Pemasangan diafragma dilakukan untuk struktur jembatan yang terdiri dari beberapa
gelagar terutama perkuatan pada gelagar bagian dalam;
3. Penambahan Elemen Struktur
Penambahan gelagar akan merubah gaya-gaya dalam yang bekerja dengan ditempatkan
pada gelagar yang mempunyai beban berlebih;
4. Prategang Eksternal
Perlu dilakukan penilaian kondisi struktur jembatan sebelum dilakukan pemberian
prategang eksternal yang mempunyai elemen utama kabel baja prategang, angker, dan
deviator. Keuntungan metode ini antara lain tidak perlu menutup arus lalu lintas,
pelaksanaan mudah, pemeriksaan kabel dan angker terpasang dapat dilakukan dengan
mudah, kabel prategang dapat ditegang ulang serta dapat diganti di kemudian hari;
5. Steel Plate Bonding yaitu perkuatan dengan melakukan penambahan tulangan (pelat baja)
yang dikompositkan dengan beton dengan menggunakan bahan epoxy resin adhesives
atau bahan perekat digunakan untuk perkuatan lentur maupun geser.
6. Perkuatan dengan Fiber Reinforced Plastic (FRP) dimana pada dasarnya sama dengan
steel plate bonding hanya saja material yang digunakan jenis fiber plastic. Kelebihan FRP
antara lain bahan ringan, tidak korosif, dan memiliki kuat tarik yang sangat tinggi, maksimum
temperatur epoxy resin sehingga FRP dapat berfungsi optimal pada suhu 60°– 82°C.
Langkah-langkah dalam pemasangan fiber composite :
a. Semua permukaan struktur beton yang akan diperkuat diberi lapisan epoxy dengan
menggunakan kuas;
b. Serat fiber yang diberi lapisan dengan epoxy dipasangkan pada struktur beton dengan
menggunakan rol untuk menekan sesuai arah serat disyaratkan dalam perancangan;
c. Fiber yang dipasang tersebut harus melekat sempurna pada struktur beton sampai
terjadinya kesatuan dan tidak ada rongga antara struktur beton dan bahan fiber;
d. Untuk bagian sambungan bahan composite fiber tersebut harus dilakukan overlap
sebesar 150 mm dan 75 mm umtuk arah serat yang lain;
e. Setelah selesai pemasangan lapis pertama, semua rongga udara harus dikeluarkan
dengan menekan permukaan fiber dengan menggunakan tangan sehingga seragam;
Setelah selesai perlu dilakukan proses curing selama 49 – 72 jam dengan tetap menjaga
temperatur yang disyaratkan.
7. Perubahan sistem struktur dimana metode ini dilakukan dengan tanpa melakukan
penambahan struktur perkuatan sebagai contoh:
a. Mengubah sistem struktur gelagar yang minimal 2 bentang dengan sistem simple beam
menjadi menerus;
b. Menambah sistem struktur baru antara lain sistem kabel, pelengkung dan rangka.
B. Pelaksanaan perbaikan/ perkuatan pada bangunan bawah jembatan
1. Kepala Jembatan
a. Perlindungan kepala jembatan terhadap pergerakan horizontal antara lain dengan
reinforced concrete strut, akibat tekanan tanah dengan pengaplikasian counterfort pada
fondasi tiang sangat efektif untuk kestabilan kepala jembatan, dengan penambahan
pelat pada fondasi tiang berfungsi sebagai unloading pada kepala jembatan sehingga
cenderung mendapat perbaikan kestabilan, dengan angker stabilisasi, maupun dengan
penambahan katahanan terhadap gelincir pada kepala pilar dengan memberikan footing
pada fondasi digunakan untuk kepala jembatan yang baru;
b. Mereduksi gaya horizontal antara lain mereduksi tekanan tanah, menghilangkan
tekanan dari tanah timbunan jalan pendekat sehingga kepala jembatan berfungsi
sebagai pilar dan pembuatan kepala jembatan baru dan penambahan bentang baru;
2. Pilar
a. Reinforced concrete jacketing merupakan penambahan penampang dengan jaket beton
bertulang sehingga dimensi pilar membesar dan meningkatkan kapasitas struktur pilar;
b. Fiber Reinforced Plastic (FRP) jacketing merupakan metode jaket dengan bahan
komposit yang terbuat dari bahan fiber (carbon atau glass) yang dikombinasikan dengan
bahan epoxy resin;
c. Steel Jacketing merupakan perkuatan dengan cara menyelimuti bagian struktur
memerlukan perkuatan dengan bahan baja.
3. Fondasi
Metode perbaikan kerusakan pada fondasi antara lain:
a. Pemasangan sheet pile di sekeliling fondasi untuk kemudian air dapat di pompa keluar
sehingga pekerjaan perbaikan dapat dilaksanakan;
b. Pemasangan sheet pile di sekeliling fondasi kemudian dilakukan pekerjaan pengecoran
beton dengan menggunakan tremie.

Anda mungkin juga menyukai