Anda di halaman 1dari 5

WAFFLE CRETE

• Dinding Struktural adalah dinding yang konstruksinya 100 persen mengandalkan batu
bata dan semen, sama sekali tidak menggunakan cor beton untuk kolom. Fungsi dinding
ini untuk menopang atap. Dinding Non-Struktural adalah dinding yang tidak menopang
beban, hanya sebagai pembatas.
• Pada bangunan yang membutuhkan jarak antar kolom yang besar seperti auditorum,
stadium dan beberapa bangunan lainnya salah satu solusinya adalah menggunakan
sistem waffle slab. Waffle slab merupakan sistem pelat dengan balok pendukungnya
berupa balok grid atau dengan balok 2 arah dimana balok-balok tersebut saling tegak
lurus. Sistem pelat waffle Slab memiliki beberapa keuntungan, diantaranya adalah
mempunyai kekakuan yang besar dan tebal pelat yang tipis.
• Sistem Waffle Crete (1995), Sistem ini termasuk katagori system dinding pemikul
dengan komponen pracetak berupa panel lantai dan panel dinding beton bertulang yang
disambung dengan baut baja.
• Komponen :
➢ Panel Lantai (R/C)
➢ Panel Dinding (R/C)
➢ Sambungan : baut baja
• Ada efisiensi struktural (+/- 20%)
➢ Sistem grid
➢ Dinding struktural
• Kecepatan pelaksanaan total tercepat (+/- 33%)
➢ Tidak ada pengecoran ditempat dan tidak ada pekerjaan acian
➢ Komponenisasi sederhana
• Kurang fleksibel dalam tata ruang :
➢Dinding struktural tidak boleh dijebol sembarangan
➢Dimensi-dimensi panel sulit untuk dimodifikasi
• Track Record
➢Sistem yang paling banyak dipakai dalam pembangunan rumah susun di Indonesia
(31 twin block/3186 unit/98,900 m2)
➢Kapasitas produksi 2000 unit/tahun
BETON PRACETAK
Beton precast (precast concrete) atau beton pracetak adalah elemen struktur beton yang dicor
dan dirawat (curing) di lokasi lain, misal workshop atau pabrik (bukan di tempat elemen
struktur beton itu akan dipasang).
Setelah mencapai umur beton yang cukup, barulah beton precast dikirim ke lokasi pekerjaan
dan dirakit / dirangkai. Proses pelaksanaan pemasangan / perangkaian dilakukan dengan
menggunakan bantuan alat berat misalnya mobile crane.

PEMASANGAN BETON PRACETAK DI LAPANGAN


Pelaksanaan konstruksi (site construction) merupakan proses pemasangan beton pracetak pada
struktur dan pemasangan joint/sambungan. Metode dan jenis pelaksanaan konstruksi precast
antara lain:
• Perakitan per elemen
• Lift-slab system yaitu pengikatan elemen lantai ke kolom
• Slip-form system yaitu beton diituangkan diatas cetakan baja yang dapat bergerak
memanjat ke atas mengikuti penambahan ketinggian dinding yang bersangkutan
• Push – Up / Jack – Block System yaitu lantai teratas atap di cor terlebih dalu kemudian
diangkat ke atas dengan hidranlic – jack yang dipasang di bawah elemen pendukung
vertical
• Box System yaitu konstruksi menggunakan dimensional berupa modul-modul kubus
beton.
Dalam pemasangan elemen pracetak ke lokasi posisi terakhirnya, terdapat beberapa hal yang
harus diperhatikan antara lain site plan, peralatan, siklus pemasangan, dan tenaga kerja.
Site Plan
Site Plan yang ada maka akan dapat diperoleh hal-hal sebagai berikut :
1. Dapat menempatkan posisi crane di lokasi proyek sehingga dapat difungsikan
semaksimal dalam elemen-elemen pracetak ke posisi terakhirnya.
2. Dapat direncanakan tempat penumpukan elemen pracetak yang memudahkan
pengaturannya.
Peralatan
Dalam penggunaan elemen pracetak,menjadi pertimbangan adalah :
1. Beberapa crane yang diperlukan dalam suatu proyek agar dapat digunakan
semaksimal mungkin .
2. Berapa radius perputaran crane.
3. Peralatan pembantu serta jumlah kebutuhan guna mendukung siklus pemasangan
elemen pracetak seperti truk,dan lain sebagainya.
Siklus Pemasangan
Secara garis besar siklus pemasangan dari elemen pracetak dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Pengecoran elemen poer
2. Pemasangan elemen balok
3. Pemasangan elemen pelat
4. Pengecoran over topping

Pemasangan beton pracetak di lapangan dapat menggunakan ikatan antar komponen antara lain
sambungan, ikatan, dan simpul.
PONDASI SUMURAN

Pondasi sumuran adalah jenis pondasi bangunan yang memiliki bentuk silinder seperti sumur.
Rangka pondasi tersebut terdiri dari susunan pipa beton silinder yang kemudian dicor dan
diisi sejumlah batu belah.

Pada umumnya, pondasi sumur digunakan pada konstruksi bangunan di atas tanah yang keras
dan punya kedalaman sekitar 3-5 meter. Pondasi sumur memiliki fungsi untuk memperkokoh
tanah bangunan. Misalnya saja, gedung atau rumah yang akan di bangun berada di kawasan
pinggiran bukit atau tanah berbatu. Maka untuk menahan tekanan tanah yang rentan terhadap
longsor, pondasi ini cocok untuk dijadikan pilihan.

Selain itu, pondasi ini juga jenis yang pas untuk digunakan pada kawasan rawan gempa
seperti beberapa daerah di Indonesia. Pondasi sumur bisa memperkuat daya tahan bangunan
dari tekanan gempa.
PENGERTIAN CUT AND FILL
Cut and fill adalah sebuah proses pengerjaan lahan yang dilakukan dengan cara
menggali di satu sisi dan menimbunnya di sisi yang lain. Proses cut and fill bertujuan
untuk meratakan permukaan tanah yang miring sehingga bisa dijadikan tempat untuk
melakukan sebuah pembangunan

HUBUNGAN KOLOM DENGAN BALOK


Hubungan antara kolom dengan balok harus dibuat tulangan kolom dilewatkan ke balok
dengan panjang lewatan minimal 40 x diameter besi tulangan berdasarkan SNI Beton( SNI-
03-2847-2002 pasal 9.10.4.5.a)

Tinggi Balok: (bukan prategang) = 1/12 bentang.


Kalau lebar 8 m = 1/12 X 8 m= 60 cm

Lebar balok = 1/2 tinggi:


1/2x 60 cm =30 cm

Timggi Balok ANAK = 1/15 bentang,


lebar balok anak = 1/2 tinggi balok anak.
Contoh bentang antar kolom =8 m.
Tinggi balok anak =1/15 x8 = 53 cm.
Lebar= 1/2 x 53 cm = 26 cm

Pedoman kualitatif:
Dimensi kolom bangunan 2 lantai = lebar balok + (2x5 cm). Misal lebar balok = 30 cm;
dimensi kolom = 30 cm + (2x5 cm) = 40 cm. (Dimensi kolom 40 cm X 40 cm)

Tebal Plat lantai beton bertulang (non prategang) menuurt SNI 2847:2 B; pasal 9.5.3= 12 cm.
Tebal plat atap minimum 7 cm.

Selimut beton bertulang bangunan lantai 2 = 50 mm

PENGERTIAN BETON PRA TEKAN


Beton pratekan atau prategan (prestressed concrete) adalah teknik pengecoran beton
dengan memberikan penguat berupa batang baja yang tegang di dalamnya.

Untuk memberikan memberikan gaya konsentris pada beton prategang mampu dilakukan
dengan dua cara yaitu :
a. Pre-tensioned Prestressed Concrete (pratarik), merupakan konstruksi dimana tendon
ditegangkan dengan pertolongan alat pembantu sebelum beton mengeras dan gaya konsentris
dipertahankan hingga beton relatif keras.Apa itu Beton Prategang
b. Post-tensioned Prestressed Concrete (pasca tarik), adalah konstruksi dimana sehabis
betonnya relatif keras, barulah dberikan gaya konsentris menggunakan menarik kabel tendon.
Ada beberapa KEUNTUNGAN dari beton prategang bila dibandingkan dengan beton
bertulang biasa :

1. Karena pada beton prategang dipergunakan material yang bermutu tinggi, baik beton dan
baja prategang, maka voluma material yang dipergunakan lebih kecil bila dibandingkan dengan
beton bertulang biasa untuk beban yang sama. Menurut pengalaman dengan meningkatkan
mutu beton 2x lipat akan menghemat biaya sekitar 30 %.

2. Pada beton prategang seluruh penampang beton aktif menerima beban, sedangkan pada
beton bertulang biasa hanya penampang yang tidak retak saja yang menerima beban.

3. Beton pratekan akan lebih ringan atau langsing ( karena volumanya lebih kecil ) sehingga
secara estetika akan lebih baik. Untuk bentangan-bentangan yang besar seperti jembatan
dimana pengaruh berat sendiri sangat besar, maka penggunaan beton prategang akan sangat
menguntungkan, karena lebih ringan dapat menghemat pondasinya.

4. Karena tidak terjadi retak pada beton prategang, maka baik baja penulangan dan baja
prategang akan lebih terlindungi terhadap bahaya korosi, sehingga akan lebih cocok untuk
struktur yang bertempat didaerah korosif.

5. Lendutan efektif untuk beban jangka panjang dapat terkontrol lebih baik pada beton
prategang penuh maupun prategang sebagian.

Anda mungkin juga menyukai