Oleh:
Nurhalisa (F22010007)
Dosen Pembimbing:
Moh.Nasril ,ST, M.Eng
Asisten Dosen:
Imam Dwi Putra ,S.T
1.3 ManfaatPratikum
Dalam pelaksanaan praktek Ilmu Ukur Tanah kali ini Mahasiswa dituntun
untuk dapat mengetahui lebih mendetil lagi tentang pengukuran tanah dan juga
penentuan polygon yang ideal sesuai dengan kurikulum yang telah ditentukan
oleh Lembaga Universitas Madako Tolitoli. Ruang lingkup dalam pelaksanaan
praktek ini banyak menitikberatkan pada:
1. Menggunakan/Mengoptimalkan (Theodolite).
2. Penentuan kedataran dan sudut tiap titik (Theodolite).
3. Menentukan Jarak pada permukaan tanah.
4. Beda Tinggi.
5. Memindahkan titik
6. Membaca benang tengah,atas dan bawah.
7. Membaca sudut horizontal dan vertical tiap titik.
8. Menulis data
9. Mendesain sket lapangan
10. Membuat kontur
2.1 PERALATAN
2.1.1 Theodholite
Theodholite adalah salah satu jenis alat ukur yang memiliki peran penting untuk
mengukur ketinggian tanah baik secara horizontal (sudut mendatarnya) dan secara
vertikal (sudut tegaknya). Alat ukur tanah theodolite ini fungsinya jika dilihat
sekilas mungkin mirip dengan waterpass akan tetapi ternyata theodholite ini
fungsinya berbeda dengan waterpass. Sudut ukur theodolite lebih luas daripada
waterpass karena theodolite tidak hanya dapat mengukur bagian mendatar saja
tetapi juga dapat mengukur bagian tegak/tinggi tanah tersebut. Alat yang sangat
penting untuk pengukuran tanah ini menjadikan banyak para distributor ataupun
took yang jual theodolite tersebut. Kemampuan membaca sudut alat ukur
theodholite yang dapat membaca sudut hingga pada satuan detik (sekon)
Menjadikan alat ukur tersebut sebagai alat yang paling canggih untuk kapasitas
alat yang digunakan untuk survey.Theodholite ini digunakan jika bidang/objek
tanah yang akan diukur memiliki tingkat kerumitan yang tinggi sehingga ke
akuratan hasil data survey tetap dapat terjamin. Kenampakan atau gejala bidang
yang diukur dengan theodolite pada bidang yang memiliki tingkat kerumitan
tinggi tersebut juga akan lebih cepat untuk dipetakan.
Kaki tiga (tripod) menyangga alas waterpass dan menjaganya tetap stabil
terpancang pada tanah selama pengamatan (Lihat gambar). Kaki tiga ini terdiri
dari sebuah kepala (landasan) kaki tiga tempat alat diletakkan, tiga buah kayu
terbuat dari logam atau kayu bersendi pada kepala kaki tiga, dan sepatu ujung
kaki yang terbuat dari logam untuk menekan atau menjangkarkan ke dalam tanah
agar kaki tiga terpancang dengan kokoh.
2.1.3 Mistar Ukur
Gambar 2.3 Mistar Ukur Atau Rambu Ukur Atau Bak Ukur
Sebuah mistar ukur pada dasarnya adalah sebuah pita ukur yang ditopang
vertical dan digunakan untuk mengukur jarak vertical(beda elevasi) antara garis
bidik dan sebuah titik tertentu yang berada di atas atau di bawah garis bidik tadi.
Titik tersebut bisa berupa sebuah stasiun permanen, seperti titik duga tetap
(brench-mark) bisa juga berupa titik diatas permukaan tanah atau bangunan.
Mistar ukur Florida, mistar ukur California, dan mistar ukur Detroit adalah
sebagian dari beberapa kemungkinan variasi mistar ukur, tetapi mistar ukur
Philadelphia adalah yang paling umum dipakai. Mistar ukur Philadelphia standar
adalah mistar kulit kayu yang digraduasi dalam dua bagian,dan dapat
diperpanjang dari 7,1sampai13,1ft ( 2,2 sampai 4,0mm ). Graduasi pada mistar
ukur adalah dalam feet, persepuluhan feet,dan perseratusan feet. Sebagai ganti
garis atau strip yang menandai perseratusan, ruang diantara dua garis tersebut
dicat hitam diatas chat putih, Jadi,tanda untuk tiap perseratusan adalah garis di
antara kedua warna tadi, sebelah atas dari yang hitam menunjukkan angka genap,
dan sebelah bawah menunjukkan angka ganjil. Persepuluhan feet, dan feet
dinomori dengan warna hitam dan merah.Pengamat biasanya langsung membaca
mistar ukur saunbti melihat melalui teropong. Mistar ukur ini bisa dipakai
bersama waterpass, transit, theodolit, dan kadang–kadang waterpass genggam
(handlevel) untuk mengukur beda elevasi.
Target mistar ukur untuk kondisi dimana pembacaan langsung terhalang,
seperti pandanganya, kurang jelas, terlalu jauh, dan terhalangnya sebagian
pandangan oleh semak–semak dan tanggul, kadang kadang perlu digunakan target
mistar ukur. Target ini juga dipakai untuk menandai pembacaan mistar ukur pada
saat memasang sejumlah titik pada elevasi yang sama dengan elevasi alat. Target
untuk mistar ukur Philadelphia biasanya berbentuk oval, dengan sumbu
panjangnya tegak lurus terhadap mistar ukur dan kuadran target tersebut secara
berselang– seling diberi warna merah dan putih. Target ini dipasang pada mistar
ukur dengan sebuah sekrup. Target mempunyai bukaan persegi yang berukuran
kurang lebih sama dengan tebal mistar ukur dan tingginya o,15 ft (4,5 cm),
melalui mana permukaan mistar ukur dapat dilihat. Skala varnier linear untuk
pembacaan perseribuan feet dipasang pada sisi bukaan dengan titik nol diatas
garis horizontal target
2.1.4 PitaUkur
Pita ukur digunakan dalam survey untuk mengukur jarak horizontal, jarak
vertikal, dan jarak miring. Pita ukur baja adalah yang paling akurat diantara
semua pita ukur survey lainnya dan digunakan mengukur jarak sampai dengan
dan termasuk ketelitian derajat kedua.
2.1.7 Payung
3.1 Theodolit
Theodolit merupakan instrument ukur tanah yang paling Universal. Walaupun
kegunaan utamanya adalah untuk pengukuran atau pemasangan sudut horizontal
dan vertikal dengan teliti, biasanya dipakai untuk beraneka ragam tugas lain
misalnya untuk menentukan jarak horizontal dan vertical secara optis,
memperpanjang garis lurus, dan sifat datar memanjang orde–rendah.
Suatu Theodolit umumnya digolongkan menurut cara yang dipakai untuk
membaca lingkaran, kegunaannya, dan ketelitiannya. Seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan dunia teknologi yang semakin canggih
maka Theodolit banyak mengalami kemajuan dan renovasi yang lebih akurat,
sehingga Theodolit model sekarang selain bentuknya yang lebih sederhana
pembacaannya pun lebih teliti dan tepat.
3.2 Polygon
Prinsip dari polygon Theodolit adalah menetapkan sudut jurusan dan
panjang dari gabungan beberapa garis yang bersama-sama membentuk kerangka
dasar untuk keperluan pemetaan dari suatu daerah tertentu.
Sudut jurusan dan jarak kemudian digambarkan dengan busur derajat atau
dengan system koordinat. Sudut-sudut diukur dengan Theodolit searah jarum jam
dan sudut jurusan dihitung dari sudut yang diukur.
Jarak mendatar dari setiap garis dari polygon harus diukur kemudian
dibandingkan dengan pengukuran sudut, pengukuran jarak biasa lebih sulit dan
mencapai hasil yang baik maka harus dilakukan pengukuran dengan teliti dan
cermat,dan diberikan koreksi-koreksi untuk mendapatkan jarak mendatar.
∑β =Jumlahsudutdalamyangdiukur
∑β¹=Jumlahsudutluaryangdiukur(derajat)
n =Jumlahtitikpoligonyangdiukur
2. Polygon Terbuka
Polygon terbuka adalah kumpulan garis– garis yang mana
antara satu garis dengan yang lainnya saling berhubungan namun
tidak bertemu antara titik pertama dengan titik yang terakhir. Jarak
dari setiap garis dan sudut dari setiap titik diukur.
Pada polygon ini kesalahan dalam pengukuran sudut maupun
jarak tidak dapat dikontrol (diketahui). kontrol pada polygon ini
dapat dilakukan dengan melakukan pengukuran ulang untuk
keseluruhan polygon atau melakukan pengukuran secara arah
berlawanan.