Anda di halaman 1dari 14

PENGENALAN ALAT UKUR

(Makalah Pemetaan dan Sistem Informasi Geografis)

Oleh

M. Andrian Wijaya
1954151016

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2021
I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bila dilihat dari segi sumber daya alam, Indonesia memiliki potensi sumber daya alam

yang sangat besar, dan salah satunya adalah hutan. Secara umum, hutan didefinisikan

sebagai sebuah kumpulan pepohonan yang tumbuh rapat dan lebat beserta tumbuh-

tumbuhan memanjat dengan aneka ragam jenis yang berperan penting bagi kehidupan

dibumi. Secara sederhana ahli kehutanan mengartikan hutan sebagai suatu komunitas

biologi yang didominasi oleh kumpulan pohon-pohonan tanaman keras. Damayantanti

(2011) juga menjelaskan pengertian hutan sebagai bagian integral dan tidak dapat

dipisahkan dari kehidupan masyarakat setempat.

Pengukuran merupakan penilaian numerik terhadap fakta-fakta dari objek yang hendak

diukur menurut kriteria atau satuan-satuan tertentu (Djaali & Muljono, 2007).

Pengukuran pula merupakan hal yang paling penting dilakukan, karena dapat

mengetahui atau menduga potensi suatu tegakan ataupun suatu komunitas tertentu.

Dalam proses inventarisasi hutan, pengukuran sangat penting dilakukan untuk menduga

atau mengetahui potensi suatu tegakan ataupun suatu komunitas tertentu. Dalam setiap

inventarisasi hutan tertentu, dapat diberikan tekanan pada suatu atau beberapa masalah

tersebut, bergantung pada arah dan


tujuan, tetapi untuk penilaian yang menyeluruh terhadap suatu areal hutan dan

terutama dengan maksud untuk penelitian dan pengelolaan, semua elemen itu harus

dikuasai (Juanda dkk., 2017).

Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara- cara

pengukuran di permukaan bumi dan di bawah tanah untuk berbagai keperluan seperti

pemetaan dan penentuan posisi relatif pada daerah yang relatif sempit sehingga unsur

kelengkungan permukaan buminya dapat diabaikan (Basuki, 2012).Menurut

Wongsotjitro (1980), arti melakukan pengukuran tanah adalah menentukan unsur-unsur

(jarak dan sudut) titik yang ada di suatu daerah dalam jumlah yang cukup, sehingga

daerah tersebut dapat digambar dengan skala tertentu.

Tujuan

Adapun tujuan pada makalah ini yaitu sebagai berikut

1. Mahasiswa mampu menjabarkan fungsi dari alat ukur tanah dan pemetaan

wilayah beserta bagian-bagiannya.

2. Mahasiswa mampu mendeskripsikan kelemahan dan keunggulan alat ukur

tanah.

3. Mahasiswa dapat menggunakan dengan benar alat-alat ilmu ukur tanah.

4. Mahasiswa dapat mandiri mencari informasi tambahan tentang perkembangan

teknologi alat-alat pengukuran tanah.


ll. METODOLOGI

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada pratikum ini adalah laptop, alat tulis.

Sedangkan bahan yang digunakan adalah berbagai sumber untuk dijadikan

referensi.

Waktu dan Tempat

Pratikum ini dilakukan pada tanggal 27 Mei 2021 pukul 07.00-10.00 WIB. Secara

virtual menggunakan media online via zoom.

Cara Kerja

Cara yang digunakan adalah :

1.Pemberian pengertian alat ukur dan cara penggunaanya oleh asisten dosen.

2.Menggambar alat-alat tersebut lengkap dengan keterangan detail dan fungsinya.

3.Mencari referensi lain untuk menambah keterangan dari gambar tersebut.

4.Susun materi yang telah dicari dari berbegai referensi menjadi sebuah makalah.
III. PEMBAHASAN

Adapun hasil yang didapat yaitu berupa alat-alat yang digunakan dalam praktikumilmu

ukur tanah dan pemetaan wilayah adalah sebagai berikut

3.1 Kompas

kompas merupakan alat navigasi untuk menari arah mata angina berupa sebuahpanah

penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnetbumi

secara akurat. Arah mata angin yang ditunjuknya adalah utara, dan selatan. kompas

sangat membantu dalam bidang navigasi pada saat dilapangan. Apabila digunakan

bersama sama dengan jam dan sekstan, maka kompas akan lebih akurat dalam

menunjukkan arah. Namun kompas juga memiliki kelemahan yaitu setiap daerah

mempunyai daya megnet yan berbeda beda. contoh kompas dapat dilihat pada foto
3.2 Waterpass

Waterpass ini digunakan untuk mencari letak keadaan atau keseimbangan pada alat

penyipat datar dan teodolit. Waterpass (penyipat datar) adalah suatu alat untuk mengukur dalam

menentukan beda tinggi dari sejumlah titik atau pengukuran perbedaan elevasi.Perbedaan yang

dimaksud adalah perbedaan tinggi diatas permukaan laut kesuatu titik tertentu sepanjang garis

vertical. Sedangkan pengukuran yang menggunakan alat ini diesbut dengan leveling atau

waterpassing. pekerjaan ini diakukan dalam rangka penentuan tinggi suatu titik yang akan

ditentukan ketinggiannya berdasarkan suatu sistem referensi atau bidang acuan. Contoh dari

waterpass dapat dilihat pada foto.

3.3 Rol meter


Roll meter adalah merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengkur panjang suatu lintasan,

ketebalan suatu batuan, atau ketebalan suatu lapisan. Dengan skala centimeteratau ukuran

standarnya dengan ketelitian 0,1. Untuk lebih jelasnya roll meter dapat dilihat pada foto.

3.4 Theodolite

Theodolite merupakan alat ukur tanah yang universal. Selain digunakan untuk mengukur sudut

harizontal dan sudut vertikal,theodolite juga dapat digunakan untuk mengukur jarak secara optis. Theodolite

merupakan generasi kedua setelah waterpass (Muhamadi, 2014). dengan adanya teropong pada

theodolite, maka theodolite dapat dibidikkan ke segala arah. Dalam pekerjaan bangunan gedung,

theodolite digunakan untuk menentukan sudut siku-siku dan mengukur ketinggian bangunan. Selain itu,

alat ini juga dapat digunakan untuk pengukuran polygon pemetaansituasi, maupun pengamatan matahari.

Theodolite juga dapat berubah fungsi menjadi seperti pesawat penyipat datar bila sudut vertikalnya

dibuat 90°.Theodolite ialah alat untuk mengukur sudutmendatar yang dinamakan dengan sudut

horizontaldan sudut tegak yang dinamakan dengan sudut vertical. Dimaa sudut sudut tersebut berperan

dalam
penetuan jarak mendatar dan jarak tegak diantara dua buah titik lapangan.Contoh theodolitedapat pada

foto

3.5 GNSS (Global Navication satellite System)

GNSS adalah suatu sistem navigasi atau penentu posisi berbasis satelit yang

dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Sistem ini didesain untuk

memberikan posisi dan informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia

tanpa tergantung waktu dan cuaca. Penentuan posisi GPS digambarkan dengan

menggunakan nilai koordinat X dan Y atau garis bujur dan garis lintang (Putro, 2015).

3.6 Abney Level


Abney level adalah sebuah alat yang dipakai untuk mengukur ketinggian yang terdiri

dari skala busur derajat dan persen. Abney level mudah digunakan, relative murah dan

akurat. Abney level digunakan untuk mengukur derajat dan elavasi topografi. Alat ini

berupa teropong yang dilengkapi dengan busur setengah lingkaran.

3.7 Tripod (statif)

Tripod Tripod/statif merupakan tempat dudukan alat dan untuk menstabilkan alat seperti

waterpass dan theodolite. Alat ini mempunyai 3 kaki yang sama panjang dan bisa

dirubah ukuran ketinggiannya. Tripod/statif terdiri dari bidang level/kepala statif, sekrup

pengunci, tali pembawa, sekrup penyetel, dan kaki statif(Arifin, 2015).


3.8 Rambu ukur (Bak ukur)

Bak ukur merupakan alat yang digunakan dalam pengukuran sipat datar memakai

pesawat waterpass yang bertujuan untuk mencari beda tinggi antara dua titik. Bak ukur

dapat terbuat dari kayu, campuran aluminium yang diberi skala pembacaan. Ukuran

lebarnya 4cm, panjang antara 30cm-50cm pembacaan dilengkapi dengan angka dari

meter, desimeter, sentimeter, dan millimeter, umumnya dicat dengan warna merah,

putih, hitam, kuning (Nujiten, 2012).

3.9 Pita ukur

Pita ukur merupakan alat ukur panjang yang bisa digulung, dengan panjang 25 meter-

50 meter. Pita ukur sering disebut meteran atau roll meter, pita ukur ini pada

umumnya dibuat dari bahan plastic atau plat besi tipis. Pita ukur berfungsi untuk

mengukur jarak atau panjang dan juga berguna untuk mengukur sudut,
membuat sudut siku-siku, dan juga dapat dipakai untuk membuat lingkaran. Pada ujung

pita dilengapi dengan pengait dan diberi magnet agar lebih mudah ketika sedang

melakukan pengukuran, dan pita tidak lepas ketika mengukur.

3.10 Total Station

Total station merupakan pengembangan theodolit manual, dimana adanya penambahan

panel secara digital yang mempunyai banyak kelebihan dibandingkan dengan theodolit

konvensional karena semua dilakukan dengan cara otomatis atau digital yang mana data

dapat disimpan di memori alat dan langsung bias diolah dikomputer. Total station juga

bisa menetukan kordinat, jarak datar dan beda tinggi secara langsung tanpa

menggunakan kalkulator. Total station adalah peralatan elektronik ukur sudut dan jarak

yang menyatu dalam 1 unit alat. Data dapat disimpan dalam media perekam. Media ini

ada yang berupa on-board/internal, eksternal (select field book) atau berupa card. Salah

catat tidak ada. Mampu melakukan beberapa hitungan (misalnya: jarak datar, beda

tinggi, dan lain-lain) di dalam alat. Juga mampu menjalankan program-program survey

(Darmawan, 2015).
IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu sebagai berikut

1 .Alat ukur untuk mengetahui informasi tentang keadaan, lokasi, jarak, rute,

ketinggian, kedalaman, dan lain sebagainya dengan bagian bagian cara kerja dan

penggunaan alat ukur masing-masing.

2. Kelebihan pada alat ukur kompas Keringanannya sehingga mudah untuk

dibawa dan digunakan, selain harganya yang cukup murah Kekurangan kompas

yaitu Piringan kompas mudah sekali bergerak sehingga mempersulit kita dalam

penghitungan besar sudut kompas.

3. Cara pemakaian alat ukur kompas yaitu pegang kompas secara horizontal di

depan Anda dengan arah panah perjalanan menunjuk menjauh dari Anda.

Gunakan panah ini untuk memandu Anda ke tujuan Anda. Putar tubuh Anda

sampai ujung utara jarum magnet sejajar dengan jarum penunjuk, maka Anda

akan berorientasi benar menuju tujuan pada peta.

4. Dengan informasi tambahan, mahasiswa mampu memahami lebih jelas dari

alat-alat ukur yang dipelajari.


4.2 Saran

Saran Saran pada praktikum pengenalan alat adalah sebaiknya waktu praktikum

ditambah dan semua alat yang akan digunakan dijelaskan agar pada saat praktikum

dilapangan asisten tidak perlu lagi mengulang penjelasannya.


DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2015. Teori Sipat Datar pdf. Diakses pada Sabtu, 14 Maret 2015.

Basuki. S. 2012. Ilmu Ukur Tanah (Edisi Revisi). Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

Darmawan, Mikho Henri. 2015. Studi Keandalan Alat ETS Gowing TKS 202
Dalam Pengukuran Situasi pdf. Diakses pada Sabtu, 14 Maret 2015

Damayanti.2011.Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Djaali & Pudji Muljono. 2008. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. PT.
Grasindo. Jakarta.

Juanda, A. Muin & R. S. Wulandari. 2017. Seleksi Pohon Plus pada Areal
Tegakan Benih IUPHHK-HA PT. Suka Jaya Makmur Kalimantan Barat. J.
Hutan Lestari. Vol. 5 (4) : 927–934.

Muhamadi, Mansur. 2014. Pendidikan Dan Pelatihan Teknis Pengukuran Dan


Pemetaan Kota. Fakultas Teknik Sipil Dan Perancangan Institut Teknologi
Sepuluh Nopember: Surabaya.

Nujiten. 2012. Measuring And Projecting. Gouda: Pontianak. Putro, Haryono. 2015.
Ilmu Ukur Tanah pdf. Diakses pada Sabtu, 14 Maret 2015.

Putro, Haryono. 2015. Ilmu Ukur Tanah pdf. Diakses pada Sabtu, 14 Maret 2015
Wongsotjitro, Soetomo, (1980), ILMU UKUR TANAH, Kanisius, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai