Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

SURVEI DAN TEKNIK INVENTARISASI

SUMBER DAYA HUTAN

(Fungsi Theodolit di Bidang Kehutanan)

ITERA
NAMA : Ignasius S.D.N.

NIM : 121420059

Kelompok : 7A

ASPRAK : Silvi Novianti

PROGRAM STUDI REKAYASA KEHUTANAN

JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

2023
Fungsi theodolite di bidang kehutanan

Menurut [1], fungsi dari theodolite sendiri adalah untuk menentukan tinggi
namun dengan sudut mendatar serta sudut tegak. Selain itu, untuk bidang
kehutanan, theodolite berfungsi untuk menentukan jarak optis dan juga
tinggi tanah dengan sudut tegak atau sudut mendatar.
Pengertian theodolite secara umum merupakan alat atau instrument yang
dirancang untuk pengukuran sudut tegak ataupun mendatar yang berperan
dalam penentuan jarak mendatar dan jarak tegak diantara dua buah titik
lapangan. Theodolit merupakan salah satu alat ukur tanah yang digunakan
untuk menetukan tinggi tanah (David,2013)
1. *Tulis tangan
2. Cara centering pada alat theodolite yaitu:
a. Siapkan titik patok (bilah kayu, bambu, dll) sebagai tempat untuk
theodolite.
b. Pasang dan atur kaki tiga dengan tepat dan benar sampai sudah tegak
dan pas.
c. Lihat pada bagian kaki tiga untuk letak ketepatannya dengan patok yang
dijadikan sebagai tanda center. Untuk dapat menentukan apakah sudah
tepat di tengah atau belum dapa dilihat pada lubang untuk kunci kaki
tiga terhadap theodolite. Jika sudah tampak, maka diartikan bahwa patok
dan kaki tiga sudah tepat di tengah.
d. Pemasangan kunci serta theodolite.
e. Memperhatikan posisi kaki untuk salah satu kakinya tidak dapat
bergerak atau bergeser ke arah lain. Kaki tiga perlu ditancapkan ke
dalam tanah agar lebih kokoh serta tidak boleh ditancap kedalaman
secara lebih atau kurang.
f. Posisi kedua tangan memegang kaki tiga bagian kanan dan kiri. Jempol
dimasukkan ke dalam sela kaki tiga dan sisa posisi jari menempel pada
kaki tiga. Hal tersebut berfungsi untuk naik turun kaki tiga dengan
jempol tangan.
g. Kaki kanan diletakkan di sebelah patok yang berguna agar patok tidak
bergerak atau bergeser.
h. Diperiksa patok yang ada di bagian tengah bawah alat dengan melihat
dari bagian teropong pada theodolite yang ke arah bawah atau ke arah
tanah. Jika titik tidak ada, maka alat perlu dilakukan pergeseran agar
titik tersebut terlihat, dengan cara diangkat sedikit dua kaki tiga pada
bagian samping kanan dan kiri (kaki mati harus tetap pada posisi dan
tidak bisa digeser).
i. Sembari diangkat kaki tiga pada bagian kanan dan kiri, mata tetap
tertuju pada teropong kearah bawah. Jika sudah terlihat titik pada patok
maka diturunkan Kembali kedua bagian kaki tiga pada tempat semula
(Adapun bagian gelembung air yang berfungsi agar kaki tiga tetap
berdiri tegak seimbang tepat di tengah) (Maulana,2014)
3. Cara membaca rambu ukur yaitu:
a. Pembacaan rambu ukur terdiri dari empat unit bacaan : meter
(m), decimeter (dm), centimeter (cm) dan milimeter (mm).
Bacaan meter sampai centimeter ditunjukkan pada skala rambu
lalu pada milimeter didasarkan pada perkiraan atau estimasi
pengukuran terhadap posisi benang silang; (BA) Benang Atas,
(BT) Benang tengah, dan (BB) Benang bawah.
b. Diperhatikan angka nolnya.
c. Memperhatikan 2 angka pertama yang tertera.
d. Setiap kotak (interval garis) memiliki nilai satu. Bila tidak pas
dengan garis, maka harus memperkirakan intervalnya.
e. Tambahan, tiap blok hitam, putih, atau merah menyatakan
panjang 1 cm, setiap 5 blok yang berbentuk huruf “E”
menyatakan panjang 5 cm, dan setiap 2 buah “E” menyatakan 1
dm atau 10 cm. Tiap panjang ukur diberi warna yang berbeda
agar mudah dalam pembacaan rambu ukur (Panambuang,2013)
Cara penggunaan bak ukur atau rambu ukur yaitu:
f. Diatur terlebih dahulu ketinggian pada rambu ukur dengan cara
menarik batang dan dikunci.
g. Dasar rambu ukur diletakkan tepat diatas tengah – tengah patok
(titik) yang akan dituju atau dibidik.
h. Rambu ukur diusahakan tidak miring karena dapat berpengaruh
pada hasil yang akan dibaca.
i. Lensa diarahkan pada teropong pesawat (Sriwidodo,2017)
DAFTAR PUSTAKA

[1] P. Reni, "Pengenalan Alat Ilmu Ukur Wilayah," Jurnalnesia, vol. 2, no. 14, pp. 2-34,
2018.

Maulana, Imam. 2014. Pengukuran GPS Geodetik dan Terrestial Laser


(TLS)untuk Pembanguanan Rel Kereta Api di Menteng Jaya Jakarta.
Universitas Pendidikan Indonesia: Jakarta

Panambuang, Jemmy. 2013. Pengantar Survey dan Pemetaan 2. Institut Sepuluh


November: Surabaya.

Sriwidodo, Kharuddin. 2017. Praktek Pengalaman Lapangan II. Universitas


Negeri Semarang: Semarang.

Torhis S, David dkk. 2013. Mengukur Sudut Horisontal dan Jarak Mendatar
dengan Waterpass. Universitas Padjajaran: Bandung.

Anda mungkin juga menyukai