TEKNIK EKSPLORASI
A. Pemboran inti
Tujuan utama pemboran inti adalah
a) Untuk mendapatkan contoh bahan galian secara vertikal yang
berada dibawah permukaan tanah.
b) Untuk mengetahui ketebalannya Bahan Galian yang akan
ditambang.
1. Teknik meletakkan titik lokasi pemboran inti
a. Bertujuan agar didapatkan kedalaman yang maksimal
b. Dilakukan dengan bantuan peta geologi dan peta topografi.
c. Jika didaerah tersebut belum/tidak didapatkan peta topografi
dengan skala yang memadai, maka perlu dibuat peta
topografinya terlebih dahulu.
2. Pemboran inti disesuai dengan tingkat kedalaman pemboran yang
diinginkan dan waktu yang tersedia
3. Pemboran Inti dilaksanakan dengan :
a. Alat bor auger
1) Dioperasikan secara manual oleh tenaga manusia.
2) Alat ini sesuai diterapkan apabila sasaran pemboran
merupakan batuan yang lunak, sedang kemampuan
kedalaman pemboran sangat dangkal.
3) Jika batuan yang akan dibor cukup tebal/cukup dalam maka
perpindahan lokasi pemboran secara sistematis perlu
dilakukan.
4) Dilakukan dengan bantuan peta geologi dan peta topografi.
5) Suatu keuntungan dari metode ini adalah bahwa alat bor
auger mudah dilepas dari rangkaiannya sehingga dapat
diangkut dengan mudah.
b. Alat bor inti yang dioperasikan dengan mesin.
1) Alat ini sesuai diterapkan pada batuan yang lunak ataupun
pada bagian yang keras.
2) Kemampuan membor alat ini cukup dalam, sehingga
pemindahan lokasi pemboran dapat dilakukan seminimal
mungkin apabila dikehendaki pencapaian keseluruhan
pemboran yang sangat dalam.
3) Didalam operasinya, mengerjakan pemboran dengan alat ini
memerlukan keahlian khusus, terutama didalam memakai
peralatan pemboran inti yang dapat dilepas.
Catatan :
Dari kedua alat pemboran inti tersebut apabila dikehendaki
perolehan inti pemboran dapat mencapai 100%, dan inti pemboran
tersebut siap untuk dilakukan analisa laboratorium. Untuk masing-
masing lubang pemboran disusun log litologinya.
Lanjutan …
Catatan :
Pengambilan contoh batuan dilakukan sesuai dengan kepentingannya
baik jumlah ataupun ukurannya. Untuk masing-masing sumur uji
disusun log litologinya.
Apabila peneliti menginginkan data lebih banyak maka dapat
mengembangkan/membuat sumur uji yang lain. Apabila diinginkan
kedua sumur uji yang berdekatan dapat dikembangkan menjadi parit
uji (trench).