Anda di halaman 1dari 6

Jasa Eksplorasi Geologi dan Pengeboran Batubara

Uraian Kegiatan
Kegiatan eksplorasi batubara dengan metode geologi dan pengeboran dilakukan untuk
meningkatkan status sumber daya batubara dalam rangka menambah data batubara
pada lokasi potensi sebagai bagian dari penyiapan WUP batubara. Adapun kegiatan
Ekplorasi Geologi dan Pengeboran Batubara meliputi :
a. Pemetaan Geologi pada luas area 10.000 Ha
b. Pemetaan Topografi (LiDAR) pada area prospek dengan luas 1.000 Ha
c. Pengeboran batubara dengan metode Full Coring berjumlah 10 titik dengan
masing – masing kedalaman titik 100 meter.
d. Analisis laboratorium yang mencakup preparasi, proksimat, total sulphur, berat
jenis, nilai kalori, Hardgroove Grindability Index (HGI), Ultimat, petrografi organik,
abu batubara, free swelling number (FSI) atau crucible swelling number (CSN).
e. Pengolahan Data dan Estimasi Sumber Daya Tereka.

1. Maksud dan Tujuan


A. Maksud Kegiatan
Kegiatan ini dimaksudkan untuk melakukan eksplorasi pendahuluan batubara dengan
metode geologi dan pengeboran dalam rangka tersusunnya rekomendasi keprospekan
potensi batubara dan GMB.

B. Tujuan Kegiatan
Tujuan kegiatan diharapkan dapat menambah data potensi dan peningkatan status
keprospekan sumber daya batubara dan GMB dalam rangka penyusunan WUP
batubara serta Wilayah Keprospekan GMB dalam rangka melengkapi bank data
potensi sumber daya energi nasional melalui kegiatan jasa eksplorasi geologi dan
pengeboran batubara.
2. Keterangan Kegiatan
Keterangan kegiatan eksplorasi geologi dan pengeboran batubara adalah
sebagai berikut:

A. Keterangan Kegiatan Pemetaan Geologi:


a. Pemetaan geologi dilakukan di Daerah Lemang, Kabupaten Indragiri
Hulu, Provinsi Riau pada koordinat antara 102,410215 – 102,500000
Bujur Timur dan 0,742890 - 0,833333 Lintang Selatan.
b. Persiapan pekerjaan meliputi persiapan administrasi, persiapan teknis,
mobilisasi dan demobilisasi peralatan, serta perizinan merupakan
tanggung jawab mitra pelaksana.
c. Luas area pemetaan seluas 10.000 Ha.
d. Pemetaan geologi dilakukan dengan skala 1:25.000 atau dapat lebih
detail.
e. Kegiatan dilakukan dengan metode:
- Pemetaan geomorfologi pada daerah yang telah ditentukan diatas.
- Pemetaan batuan, yaitu batuan sedimen, batuan beku maupun
batuan metamorf pada daerah yang telah ditentukan diatas.
- Pemetaan struktur geologi pada daerah yang telah ditentukan
diatas.
f. Pengambilan data Measure Section (MS) dilakukan pada area yang
terdapat lapisan batubara serta batuan sedimen lainnya yang
mengapit lapisan batubara.
g. Pengambilan sampel batubara, minimal pada lapisan batubara utama
dan lapisan batubara lainnya dengan kode sampel yang jelas. Sampel
yang diambil dari kegiatan pemetaan diserahkan ke PSDMBP.
h. Mitra pelaksana dapat memilih keterwakilan sampel dari kegiatan
pemetaan untuk dilakukan analisis laboratorium tanpa mengurangi
jumlah sampel yang akan dikirimkan ke PSDMBP.
i. Pengolahan data lapangan.
B. Keterangan Kegiatan Pemetaan Topografi LiDAR:
a. Survei LiDAR dilakukan di daerah Daerah Lemang, Kabupaten
Indragiri Hulu, Provinsi Riau.
b. Persiapan pekerjaan meliputi persiapan administrasi, persiapan teknis,
mobilisasi dan demobilisasi peralatan, serta perizinan merupakan
tanggung jawab mitra pelaksana.
c. Akuisisi data LiDAR seluas 1.000 Ha.
d. Penentuan area akuisisi data LiDAR ditentukan bersama antara
PSDMBP dan mitra pelaksana.
e. Titik Benchmark (BM) minimal 2 titik yang berada pada area prospek.
f. Titik Ground Control Point (GCP) minimal 15 titik yang berada pada
area prospek.
g. Pengolahan data LiDAR

C. Keterangan Kegiatan Pengeboran Batubara:


a. Pengeboran Batubara dilakukan di daerah Daerah Lemang,
Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau.
b. Persiapan pekerjaan meliputi persiapan administrasi, persiapan teknis,
mobilisasi dan demobilisasi peralatan, serta perizinan merupakan
tanggung jawab mitra pelaksana.
c. Pengeboran berjumlah 10 titik. Tiap titik wajib terpenuhi kedalaman
100 meter. Dalam hal pengeboran tidak mencapai kedalaman 100
meter, mitra pelaksana dapat melakukan pengeboran ulang (re-drill)
dengan kedalaman 100 meter.
d. Penentuan lokasi 10 titik bor ditentukan bersama antara PSDMBP
dengan mitra pelaksana.
e. Data koordinat collar (X, Y, Z) harus diambil dengan peralatan GPS
Geodetik.
f. Pengeboran dilakukan dengan metode full coring.
g. Core recovery minimum dari tiap titik pengeboran sebesar 95%.
Penerapan syarat minimum core recovery 95% dihitung pada lapisan
batuan pertama setelah bor melewati lapisan soil (tanah).
h. Sampel pengeboran inti (inti batuan) minimum ukuran HQ.
i. Seluruh lapisan batubara berupa inti bor (coring) yang didapat dari
kegiatan pengeboran, wajib di sampling, sampel di dibungkus dengan
alumunium foil dan dimasukkan kedalam kantong sampel yang
tertutup rapat, agar tidak terjadi oksidasi.
j. Sampel inti batuan (coring) pada lapisan batubara yang akan dianalisis
laboratorium oleh mitra pelaksana, dibelah menjadi dua bagian,
setengah bagian diberikan ke PSDMBP, setengah bagian untuk
analisis laboratorium.
k. Seluruh hasil inti batuan (coring) didokumentasikan dengan baik (foto
dan video) dengan keterangan kedalaman, dan disimpan pada core
box di tempat yang tidak terkena hujan.
l. Pembuatan log bor dengan skala vertikal 1:100.
m. Pembuatan daily drilling report (laporan harian) yang dikirimkan ke
PSDMBP setiap harinya.
n. Pengolahan data litologi bawah permukaan.

D. Keterangan Kegiatan Logging Geofisika:


a. Logging geofisika dilakukan di daerah Daerah Lemang, Kabupaten
Indragiri Hulu, Provinsi Riau.
b. Persiapan pekerjaan meliputi persiapan administrasi, persiapan teknis,
mobilisasi dan demobilisasi peralatan, serta perizinan merupakan
tanggung jawab mitra pelaksana.
c. Proses pengambilan data logging geofisika harus berkoordinasi
dengan PSDMBP dan disaksikan oleh perwakilan PSDMBP di
lapangan.
d. Logging geofisika dilakukan berupa log Gamma Ray, log Density dan
log Caliper. Logging dilakukan pada 10 titik bor dengan total
kedalaman masing-masing logging yaitu 100 meter. Untuk
mengakomodir kedalaman tambahan pengeboran dalam pengambilan
data logging geofisika, biaya kedalaman tambahan per meter yang
muncul sudah termasuk dalam komponen biaya logging geofisika
(bukan biaya tambahan komponen pengeboran).
e. Terkait dengan penggunaan bahan radioaktif, sepenuhnya merupakan
tanggung jawab mitra pelaksana.

E. Keterangan Kegiatan Analisis Laboratorium:


a. Jumlah minimum sampel batubara adalah 20 sampel yang mewakili
keterdapatan batubara di wilayah kegiatan.
b. Sampel untuk analisis laboratorium berasal dari kegiatan pemetaan
dan pengeboran.
c. Jenis analisis laboratorium yang dilakukan adalah :
a. Preparasi
b. Proksimat : Free Moisture dalam As Received, Inherent Moisture,
Total Moisture, Volatile Matter, Fixed Carbon, Ash dalam Air Dried
Basis.
c. Total Sulfur: dalam Air Dried Basis.
d. Berat Jenis.
e. Hardgroove Grindability Index (HGI).
f. Nilai Kalori : dalam As Received dan Air Dried Basis.
g. Ultimat : Carbon, Hydrogen, Sulphur, Oxygen, Nitrogen dalam Dry
Ash Free Basis.
h. Petrografi Organik : Reflectance Vitrinite, Komposisi Maseral
(Vitrinite, Liptinit, Inertinit), Komposisi material inorganik (Mineral
Lempung, Oksida Besi, Pirit, dll).
i. Abu Batubara : Komposisi major elements (SiO2, Al2O3, Fe2O3,
CaO, MgO, Na2O, K2O, TiO2, MnO2, P2O5, SO3, H2O) dan Loss on
Ignition (LoI).
j. Free Swelling Index (FSI) atau Crucible Swelling Number (CSN).
d. Laboratorium yang dipilih oleh mitra pelaksana untuk melakukan
analisis harus merupakan laboratorium yang terakreditasi.

F. Keterangan Kegiatan Pengolahan Data dan Estimasi Sumber Daya


serta Laporan:
a. Interpretasi data hasil pemetaan geologi, pemetaan topografi LiDAR,
pengeboran, logging geofisika dan analisis laboratorium.
b. Pemodelan geologi hasil interpretasi.
c. Estimasi potensi batubara minimal pada kelas sumber daya tereka.
Estimasi potensi pada kelas target eksplorasi dan inventori tetap harus
dicantumkan pada laporan akhir.
d. Pelaporan.

3. Tempat Pelaksanaan Kegiatan


Lokasi dan koordinat pelaksanaan berada di daerah Lemang, Kabupaten Indragiri
Hulu, Provinsi Riau.

4. Waktu Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan akan dilaksanakan mulai Mei hingga Oktober 2024 selama 6 (enam) bulan
sesuai dengan tabel dan jadwal peksanaan dibawah ini (Tabel 1).
. Tabel 1. Rencana jadwal kegiatan.
BULAN KE (2024)
No. Kegiatan
5 6 7 8 9 10
1 Pemetaan geologi
2 Topografi, Pengeboran, Logging
3 Analisis Laboratorium
4 Laporan Akhir

Anda mungkin juga menyukai