Untuk menilai layak tidaknya suatu usaha, maka penyusun dokumen Studi kelayakan
adalah suatu hal yang perlu dilakukan dan disusun secara sistematis dan pernuh perhitungan. Di
samping kelayakan ekonomi pada perhitungan yang akan dilakukan, hal lain yang perlu
dipertimbangkan adalah kelayakan dari teknis dan lingkungan. Kajian mengenai aspek
lingkungan dan kajian teknis dari suatu kegiatan usaha pertambangan merupakan dasar untuk
menentukan studi kelayakan. Kajian ini merupakan dokumen yang memenuhi syarat dan dapat
diterima untuk analisa keperluan investasi dalam kaitannya dengan pelaksanaan pembiayaan
kegiatan.
Perusahaan A.n Sdr. Asri dalam penyusunan dokumen Studi Kelayakan usaha
pertambangan batu gunung dan tanah timbun (tanah urug) yang akan dilakukan di Nagari Painan
Selatan Kecamatan IV Jurai dan Nagari IV Koto Hilir Kecamatan Batang Kapas Kabupaten
Pesisir Selatan, Propinsi Sumatera Barat bertujuan untuk lebih efisin dan terarahnya kegiatan
usaha pertambangan yang akan dilakukan.
Kepada semua pihak yang telah menyumbangkan kritik dan saran sampai terselasainya
penyusunan studi kelayakan ini, diucapkan terimakasih.
ASRI
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB I. PENDAHULUAN
Tabel. 2. Koodinat Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi Atas Nama Sdr. ASRI
Tabel. 4. Komposisi Penggunaan Peralatan Tahap Persiapan Penambangan Batu Gunung A.n
Sdr. ASRI
Tabel. 5. Kebutuhan Tenaga Kerja Tahap Persiapan Penambangan Batu Gunung A.n Sdr. ASRI
Tabel. 6 Komposisi Rencana Penggunaan Peralatan Tahap Penambangan Batu Gunung A.n Sdr.
ASRI
Tabel. 7. Kebutuhan Tenaga Kerja Tahap Penambangan Batu Gunung A.n Sdr. ASRI
Tabel. 8. Komposisi Rencana Penggunaan Peralatan Tahap Paska Penambangan Batu Gunung
A.n Sdr. ASRI
Tabel. 9. Kebutuhan Tenaga Kerja Tahap Paska Penambangan Batu Gunung A.n Sdr. ASRI
Tabel. 10. Rencana Umur Tambang Eksplorasi Batu Gunung A.n Sdr. ASRI
Tabel. 11. Rencana Pemasaran dan Harga Penjualan A.n. Sdr. ASRI.
Tabel. 12. Peralatan digunakan pada Tahap Persiapan Penambangan Batu Gunung Tanah
Timbun A.n Sdr. ASRI
Tabel. 13. Investasi Tahap Persiapan Tambang Batu Gunung dan Tanah Timbun A.n. Sdr. ASRI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
b) Ruang Lingkup
Lingkup kajian ini adalah memberikan rekomendasi penanganan dan pengolahan
bahan galian, serta kajian kemungkinan pemanfaatan bahan galian berdasarkan hasil
analisa yang sudah dilakukan.
1.3.4 Perancang Tambang Terbuka
a) Tujuan
Perancangan tambang terbuka bertujuan untuk menghasilkan rencana penambangan
dengan menggunakan metode tambang terbuka yang berada di wilayah rencana
penambangan A.n Sdr. ASRI
b) Lingkup
Evaluasi geometri lereng, penentuan batas tambang baik kearah lateral maupun
vertikal, dan perhitungan nisbah pengupasan.
Penentuan metode penambangan
Perancangan jadwal produksi dan umur tambang
Penentuan peralatan
Penentuan tata letak fasilitas penunjang dan infrastruktur
Penggunaan peralatan tambang yang digunakan
Pembuatan desain tambang sesuai dengan keadaan bahan galian
1.3.5 Kajian transportasi
Tujaun kajian transportasi untuk mengevaluasi kemugkinan pengangkutan bahan galian
dari tambang ke stockpile, dan kemungkinan untuk diangkut keluar menuju pelabuhan
yang ditunjuk sesuai peraturan daerah yang ada.
1.3.6 Kajian kelayakan ekonomi
a) Tujuan
Kajian kelayakan ekonomi bertujuan untuk menilai kelayakan penambangan batu
andesit Tanah Timbun (tanah urug) secara ekonomi.
b) Lingkup
Perencanaan organisasi dan tenaga kerja
Analisis ekonomi
Tabel. 1.
Tabel pelaksanaan Penyusunan Studi Kelayakan
Minggu
No Kegiatan I II
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Kajian Geologi
2 Kajian Geoteknik
3 Kajian Kualitas
4 Perancangan Tambang
5 Kajian Transportasi
TINJAUAN UMUM
Lokasi kegiatan studi kelayakan terletak di Nagari Painan Selatan Kecamatan IV Jurai dan
Nagari IV Koto Hilir Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi
Sumatera Barat, lokasi tersebut dapat ditempuh menggunakan transportasi darat dalam waktu
2 jam dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Barat (Padang) dengan rute Padang – Painan - Batang
Kapas - Lokasi. Dari Painan untuk mencapai lokasi kegiatan studi kelayakan masih
memerlukan waktu kurang lebih 30 menit, dengan kondisi jalan yang cukup bagus dan bisa
ditempuh dengan mengendarai kendaraan roda 2 atau roda 4.
Kondisi jalan antar kota cukup bagus, begitu juga kondisi jalan disekitar wilayah kegiatan
studi kelayakan.
2.2 Geomorfologi
Konsep dasar dalam geomorfologi dinyatakan bahwa bentuk dari kenampakan bentang alam
suatu daerah merupakan pencerminan dari proses-proses yang mempengaruhinya. Bentuk
perkembangan bentang alam yang ada sekarang ini dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu :
struktur, proses dan tahapan serta rejuvinasi (peremajaan). Berdasarkan prinsip-prinsip
diatas, geomorfologi di wilayah studi kelayakan dapat dibagi dalam 2 (dua) satuan morfologi,
yaitu :
Satuan morfologi perbukitan sedang, yaitu dicirikan dengan adanya bukit-bukit
bergelombang, berlereng landai yang mempunyai ketinggian anatara 250m sampai
700m dari permukaan laut.
Satuan morfologi pedataran, yaitu daerah relif datar yang mempunyai ketinggian
antara 50 m sampai dengan 250 m dari permukaan laut. Umumnya satuan ini
merupakan daerah perkotaan, perkampungan dan persawahan.
Pola subdendritik menyerupai jaringan batang pohon dengan cabang dan ranting dimana
pola percabangan tidak seragam dari hulu sampai hilir. Sedangkan dari stadia sungainya
kearah vertikal, sehingga sungai lurus, dalam dan sempit. Sungai macam ini banyak
dijumpai di daerah pegunungan.
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Painan dan Timur Laut Muara Siberut (H.M.D. Rosidi, S.
Tjokrosapoetra, B. Pandowo, S. Gafoer dan Suharsono 1996), litologi regional yang terdapat
di wilayah eksplorasi dan sekitarnya secara berurutan dari muda ke tua diuraikan sebagai
berikut : a. Satuan Batuan Gunung api Asam yang Tak terpisahkan (Qyu) Batuan Gunungapi
Yang Dipisah-Pisahkan (Qyu), berupa breksi gunung api, lahar, breksi tufa dan tufa.
Bersusunan basal sampai andesit dengan plagioklas menengah sampai basal terdapat sedikit
olivim; batuan-batuan ini berasal dari Gunung Kerinci dan Gunung Tujuh, berumur Kwarter.
Singkapan batuan breksi gunungapi, breksi tufa dan tufa dapat dijumpai pada tebing sungai
gadang muaro.
Granit (Qgr) Berwarna biru muda sampai semu merah muda dengan bintik-bintik mineral
mafik kehijau-hijauan. Terdapat sebagai stok. Susunan berkisar antara granit biotit
hoblenda sampai graflodiorit, plagioklas dari jenis oligklas, hombelnda telah mengalami
kloritisasi dan secara setempat terdapat apatit. Granit ini diperkirakan berumur Yura-
Awal. Di daerah studi granit ini dijumpai tersingkap di dasar dan tebing sungai,
mengalami pelapukan yang cukup kuat mengahasilkan tanah pelapukan berupa lempung
berpasir dimana butir-butir kuarsanya.
b. Formasi Barisan (Pb)
Filit, batusabak, batugamping, batu tanduk dan greywacke meta. Filit terdiri dari
muskovit, serisit, klorit dan kuarsa, sedikit turmalin, epidot, zirkon dan grafit, secara
setempat telah berikal terumata di jalur koyak, dimana pendaunannya berkembang baik.
Belahan batusabak umumnya berkembang baik. Rijang banyak dijumpai. Urat
kuarsasulfida magmatik mengandung emas terdapat di daerah S. Sapat.
Berbagi penyelidikan dan penelitian telah dilakukan di Kabupaten Pesisir Selatan selama ini.
Hasil dari berbagai penyelidikan dan penelitian di Kabupaten Pesisir Selatan menunjukkan
bahwa Kabupaten Pesisir Selatan mempunyai potensi yang sangat besar dalam usaha
pertambangan. Hal tersebut didasarkan atas pengamatan terhdap bahan galian dari berbagai
aspek seperti jenis, kualitas dan kuantitas bahan galian yang cukup beragam.
Ditinjau dari fisiografi Pulau Sumatera bagian tengah dan berdasarkan atas karakteristik
bentang alam dan jenis litologi penyusunannya, Kabupaten Pesisir Selatan termasuk pada
Zona High Barisan dengan gunung api muda (terletak pada jalur tengah Bukit Barisan yang
memanjang dari arah Barat laut – Tengara atau Zona Sesar Semangko).
Geomorfolgi Kabupaten Pesisir Selatan secara umum terdiri dari 3 (tiga) satuan
geomorfologi, yaitu (1) Satuan Geomorfik Pegunungan Tinggi (15%), tersebar di bagian
utara (termasuk rangkaian perbukitan Gunung Talang) dan bagian selatan (termasuk
rangkaian perbukitan Gunung Kerinci) yang umumnya disusun oleh batuan volkanik, (2)
Satuan Geomorfik Perbukitan Bergelombang (75%) disusun oleh batuan volkanik, sediman
dan batuan malihan, dan (3) Satuan Geomorfik daratan (10%) yang merupakan daerah
graben Pesisir Selatan dan Muara Labuh, disusun oleh batuan sedimen dan endapan aluvial.
Pola aliran sungai yang berkembang berpola dendritik, sub paralel dan pola aliran sungai
radier. Pola aliran sungai yang berkembang tersebut, umunya dikontrol oleh sistem Sesar
Besar Sumatera yang berarah Barat Laut - Tenggaran.
Tatanan statigrafi Kabupaten Pesisir Selatan dari batuan malihan (kuarsit, dilit batugamping
meta, serpih dan batupasir kuarsa). Formasi Kuantan yang berumur Permo-Karbon, tersebar
di bagian tengah dan selatan.
Batuan malihan ini diterbos oleh batuan intrusi yang berkomposisi granitis sampai dioritis
berumur Trias, tersingkap di bagian selatan (Surian, Muara Labuh, Lubuk Gadang dan
Sungai Limau) dan bagian utara (Singkarak, Sungai Lasi dan Gunung Selasih).
Struktur geologi yang berkembang tidak terlpas dari kontrol sesar besar Sumatera atau yang
dikenal dengan Patahan Semangko (Semangko Fauly) yang bersifat regional membujur
sepanjang 1.650 km dari Aceh sampai ke Teluk Semangko di ujung Selatan Pulau Sumatera.
Tabel. 2 Koordinat Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi Atas nama Sdr. ASRI
Koordinat Wlaiayah Izin Usaha Pertambangan
Atas Nama Sdr. ASRI
BAB III
GEOLOGI DAERAH
PENELITIAN
BAB III
GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
Batuan produk gunung api terdiri dari lava andesit, tufa litik dan sebagainya merupakan
sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk keperluan pondasi sarana
pembangunan. Batuan produk gunung api adalah jenis batuan beku yang berasal dari produk
letusan gunung api. Salah satu batuan produk gunung api yaitu batu andesit ini dapat dibagi dua
jenis berdasarkan tempat terbentuknya. Batuan andesit pertama adalah batuan beku yang
membeku atau terbentuknya di dalam tanah, sedangkan batuan andesit kedua pembekuannya
terjadi dipermukaan yang sering disebut lafa.
Batuan produk gunung api yang berada di Nagari Painan Selatan Kecamatan IV Jurai dan
Nagari IV Koto Hilir Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera
Barat ini terdiri dari berbagai jenis batuan seperti andesit, breksi, tufa hablur, ignimbrite, beku
lafa yang mempunyai struktur batuan columnar joint. Batu tersebut adalah jenis batu alam yang
mempunyai tingkat kekerasan (Density) cukup tinggi dan umumnya berwarna gelap atau hitam.
Zaman sekarang pemanfaatan batu andesit dapat diaplikasikan pada dinding maupun lantai baik
untuk interior maupun eksterior pada rumah minimalis. Pemanfaatan juga dapat digunakan untuk
sektor konstruksi, terutama infrastruktur seperti sarana jalan raya, jembatan, gedung-gedung,
irigasi, bendungan dan perumahan, landansan terbang, pelabuhan dan lain-lain.
Untuk menguji kualitas batuan dapat dilakukan dengan uji kuat tarik, kuat tekan, kuat
geser, densitas, berat jenis dan lain-lain. Hasil dari uji itu akan diperoleh sifat-sifat elastisitas dari
batuan. Sifat ini berperan penting sehubungan dengan pemanfaatan batu andesit itu sendiri.
Secara regional kegiatan tektonik dimulai Intra-Miosen dan berlangsung sampai Plio-
Plestosen (Bemmelen, 1949). Akibat kegiatan tektonik tersebut terdapat beberapa zona patahan
dengan arah berkisar N 60 º E sampai N 65º E. diinterpretasikan bahwa adanya suatu graben
yang terbentuk memanjang hampir sejajar patahan Sumatera yang terbentuk pada awal Tersier.
Topografi pada daerah kegiatan eksplorasi yang berada di dalam wilayah Kecamatan
Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan bervariasi antara datar dan berbukit-bukit dengan tinggi
tempat terendah dari permukaan laut berada di pesisir pantai.
Kegiatan pemetaan geologi di lapangan merupakan bagian yang amat penting dalam
program penelitian yang meliputi pemetaan dan program sampling atau pengambilan contoh
batuan. Pemetaan geologi diadakan untuk mengambil dan mengumpulkan data geologi lapangan
berdasar kenampakan geologi permukaan dan kenampakan sebaran batuan yang ditemui, struktur
geologi dan sebagainya.
jalur lintasan dipilih berdasarkan informasi kesampaian daerah yang ada dan kondisi
geologinya. Biasanya, jalur-jalur lintasan dibuat sepanjang jalan setapak dan tracking di
sepanjang aliran sungai maupun anak sungai yang ada di wilayah kegiatan eksplorasi.
Semua data dari titk pengamatan dan lokasi pengambilan sampel diukur menggunakan
alat Global Positioning System (GPS GARMIN 60 CSX). Penyebaran singkapan yang
ditemukan di sepangjang lintasan dan pengambilan sampel diplot pada beberapa titik.
Peta geologi daerah kegiatan eksplorasi bisa ditampilkan seperti gambar di bawah ini :
3.4. Geomorfologi
antar 50 m sampai 0 m, dari permukaan laut. Umumnya satuan ini merupakan daerah
perkebunan, perkampungan dan persawahan.
Pola aliran sungai umumnya sejajar dan berkelok-kelok menuju ke suatu lembah yang
berbentuk V dan mengalir ke Samudra Hindia.
3.5. Stratigrafi
Susunan stratigrafi daerah penyelidikan dilihat dari batuan yang tersingkap disekitar
Lokasi Kegiatan Eksplorasi dari batuan yang tua ke batuan yang lebih muda dapat
diuraikan, sebagai berikut :
Intrusi Miosen Awal ; Granit, Granodiorit, Diorit, Dasit dan Dolerit.
Batuan Gunungapi Miosen : Lava, breksi, aglomerat dan sebagian kecil batuan
terobosan yang bersusunan andesit-basal.
Sedimen Antar Gunung Miosen yang terdiri dari : Batupasir,
Konglomerat, breksi, sisipan lignit dan tuff
Intrusi Miosen Akhir : Granit dan Granodiorit.
RENCANA PENAMBANGAN
BAB IV
RENCANA PENAMBANGAN
Rencana kegiatan usaha pertambangan batu andesit Tanah Timbun (tanah urug) dilakukan
secara bertahap dimulai dari :
3. Faktor Hidrologi
Masalah air perlu diperhatikan dalam merancang kegiatan penambangan yang
berbentuk cekungan (Pit). Air dapat berupa air hujan atau air tanah. Agar air
tersebut tidak mengganggu kegiatan penambangan maka perlu dirancang suatu
sistem penirisan tambang yang tepat.
Uraian lengkap mengenai sistem penirisan tambang dapat dilihat pada kajian
hidrologi.
4. Data dan asumsi yang digunakan dalam perhitungan 1 waktu kerja
Waktu kerja operasi penambangan yang mencakup kegiatan
penggalian/pemberian, pembuatan dan pengangkutan direncanakan 1 (satu)
shift/hari dan 8jam/shift.
Tabel.3. Jam Kerja Efektif
Jumlah Hari kerja tersedia 365 hari/tahun
Hari minggu/tahun 52 minggu/tahun
Hari libur Nasional/tahun 13 hari/tahun
Jumlah hari kerja/tahun 365 – 52 – 13 300 hari/tahun
Shift/hari 1 shift/hari
Jam/shift 10 jam/shift
Jam kerja efektif/shift (80%) 80 % x 10 8 jam/shift
Jam kerja efektif/hari 1 x 8,0 8 jam/hari
Jam kerja efektif/tahun 300 x 8 2.400 jam/tahun
Tabel.5.
Kebutuhan Tenaga Kerja Tahap Persiapan Pembangunan Batu gunung A.n Sdr. Asri, di
Nagari Painan Selatan Kecamatan IV Jurai dan Nagari IV Koto Hilir Kecamatan Batang
Kapas Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat.
Kegiatan – kegiatan yang akan dilakukan pada Tahap Penambangan antara lain :
a. Land Clearing. Land celaring (pembersihan lahan) dilakukan pada areal yang akan
dilakukan kegiatan penambangan Batu Gunung, agar bebas dari vegetasi penutup.
Pembersihan dilakukan melalui penebangan tanaman/pohon-pohon penutup pada areal
yang dibuka. Tanaman yang ditebang akan diganti rugi sesuai dengan kesepakatan
antara perusahaan dengan pemilik lahan.
b. Pengupasan dan Pengamanan Tanah Pucuk. Pengupasan tanah pucuk (top soid)
dilakukan pada areal (front) penambangan. Ketebalan tanah pucuk bervariasi dari 10 –
30 cm. setelah dikupas tanah pucuk diangkut dan ditempatkan untuk dimanfaatkan
kembali untuk reklamasi. Penumpukan tanah pucuk (top soid) dilakukan secara
dumping dengan ketinggian maksimal 5 (lima) meter. Untuk mengurangi tingkat erosi
oleh air hujan maka pada tumpukan tanah pucuk dilakukan penanaman tanaman cover
crop seperti jenis kacang-kacangan dan tanaman semusim.
c. Pembuatan Sistem Drainase. Sistem drainase terpadu dibuat agar air larian (run oft)
dapat dikendalikan dan dialirkan dalam satu aliran. Sistem drainase dibuat pada tepi
dinding bench, top soil storage dan overburden storage.
d. Pembuatan Check Dam. Pembuatan check dam dilakukan pada alur-alur sungai yang
berada di wilayah kegiatan untuk menghindari/menyaring padatan tarsuspensi (TSS)
agar tidak terus terbawa oleh arus sungai yang merupakan perairan umum.
e. Penambangan Batu Gunung, kegiatan penambangan batu gunung dilakukan dengan
sistem tambang terbuka (open pit mining). Untuk memperoleh batuan jika batuan
relatif cukup keras digunakan breaker hydraulic untuk mempermudah excavator dalam
melakukan penggalian.
Tabel. 6. Komposisi Rencana Penggunaan peralatan Tahap Penambangan Batu gunung A.n
Sdr. Asri di Nagari Painan Selatan Kecamatan IV Jurai dan Nagari IV Koto Hilir Kecamatan
Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat.
h. Kebutuahan Tenaga Kerja. Tenaga kerja yang dibutuhkan pada tahap penambangan
sebanyak 97 orang. Penerimaan tenaga kerja lokal sepenuhnya dikelola Perusahaan,
dengan memprioritaskan masyarakat Penambangan Batu Gunung A.n Sdr. Asri di
Nagari Painan Selatan Kecamatan IV Jurai dan Nagari IV Koto Hilir Kecamatan
Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat. Sementara itu untuk
tenaga kerja yang mempunyai keterampilan khusus (skill) termasuk operator dan
teknisi, perekrutannya tetap diprioritaskan Penduduk setempat, namun jika tidak ada
yang memenuhi persyaratan akan direkrut dari daerah lain. Kompilasi kebutuhan
tenaga kerja tahap penambangan batu gunung dapat dilihat pada Tabel.7. dibawah ini.
Tabel. 7. Kebutuhan Tenaga Kerja Tahap Penambangan Batu gunung A.n Sdr. Asri, di Nagari
Painan Selatan Kecamatan IV Jurai dan Nagari IV Koto Hilir Kecamatan Batang Kapas
Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat.
i. Waktu yang dibutuhkan. Waktu yang dibutuhkan bagi pelaksanaan berbagai kegiatan
Tahap Penambangan diproyeksikan pada tahap awal selama 4,04 tahun, dimana jangka
waktu tesebut diproyeksikan dari total sumberdaya yang terdapat di wilayah eksploitasi
dengan recana jumlah produksi pertahun.
b. Pembongkaran Fasilitas Tambang. Fasilitas yang dibuat dan ada selama kegiatan
usaha pertambangan berjalan, jika tidak diperlukan/tidak dimanfaatkan oleh
masyarakat akan dibongkar dan dibersihkan dari bahan-bahan yang dapat
menyebabkan timbulnya kecelakaan/merusak keindahan lingkungan.
2. peralatan
komposisi dari kebutuhan peralatan serta kendaraan pada Tahap Paska Penambangan,
disajikan pada Tabel. 8 di bawah ini.
Tabel. 8. Komposisi Rencana Penggunaan peralatan Tahap Paska Penambangan Batu gunung
A.n Sdr. Asri di Nagari Painan Selatan Kecamatan IV Jurai dan Nagari IV Koto Hilir Kecamatan
Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat.
umur kegiatan usaha pertambangan akan membatasi kerja yang telah direkrut
Perusahaan akan menyebabkan terjadinya pemutusan hubungan kerja. Tenaga kerja
yang masih dapat dipertahankan samapi Tahap Paska Penambangan dapat dilihat pada
Tabel. 9.
Tabel. 9. Kebutuhan Tenaga Kerja Tahap Paska Penambangan Batu gunung A.n Sdr. Asri, di
Nagari Painan Selatan Kecamatan IV Jurai dan Nagari IV Koto Hilir Kecamatan Batang Kapas
Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat.
Waktu yang dibutuhkan bagi pelaksanaan berbagai kegiatan pada Tahap Paska
Penambangan diproyeksikan selama 6 (enam) bulan.
Dari hasil eksplorasi yang telah dilakukan, jumlah sumberdaya terunjuk raw material
sebesar 48,505.54 Ton. Dengan menganggap 1 tahun efektif pekerjaan dihitung 10
(sepuluh) bulan, maka didapat umur tambang ± 4,04 tahun termasuk masa persiapan
penambangan dan paska penambangan, seperti yang diuraikan pada Tabel di bawah ini.
Tabel. 10 Rencana Umur Tambang Eksplorasi Batu Gunung A.n Sdr. Asri, di Nagari Painan Selatan
Kecamatan IV Jurai dan Nagari IV Koto Hilir Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan,
Provinsi Sumatera Barat.
Rencana umur tambang tersebut di atas merupakan umur tambang minimal dengan
mempertimbangkan pada saat dilakukan eksploitasi, kegiatan eksplorasi terus berjalan
sehingga diharapkan jumlah cadangan layak tambang dapat bertambah mengingat adanya
batu gunung di permukaan.
Produksi hasil pengolahan baru gunung dipasarkan di dalam negeri, pangsa pasar besar
saat ini ada di Kabupaten Pesisir Selatan sendiri untuk material reklamasi pantai.
Demikian banyak permintaan akan batugunung mulai dari permintaan batu belah yang
belum diolah menjadi split sampai dengan hasil produksi pengolahan batugunung yang
belum dalam ukuran abu batu.
Dengan harga jual yang standar dan relatif stabil maka dengan sangat mudah hasil
pengolahan batugunung ini diserap pasar bahkan beberapa pengguna akhir rela untuk
membayar booking fee agar tidak terputus materialnya ke proyek-proyek mereka.
Pada lokasi ekplorasi terdapat potensi Tanah Timbun (tanah urug) yang dapat diprediksi
perhitungan secara tereka cadanagn Tanah Timbun (tanah urug) yang ada di wilayah
kegiatan Eksplorasi ini. Proyeksi tersebut dapat dilakukan melalui Proyeksi keterdapatan
Tanah Timbun (tanah urug) dan Akuratisasi/kualitas data dan titik pengukuran dan
samping penyebaran Tanah Timbun (tanah urug) berdasarkan bukti geologi pada luas
area kegiatan eksplorasi 7,5 Hektar. Pendekatan permodelan penghitungan volume
cadangan Tanah Timbun (tanah urug) di lokasi kegiatan eksplorasi bisa dengan
menggunakan rumus matematika untuk menghitung volume kerucut terpancung. Estimasi
sumberdaya tanah terlihat pada tabel dibawah ini.
Table 3 Perhitungan Volume Tanah Timbun (tanah urug) atas nama Sdr. ASRI
Dari tabel diatas dapat diketahui jumlah cadangan Tanah Timbun (tanah urug) tereka yang terdapat di
lokasi eksplorasi diperkirakn dengan luas area kegiatan eksplorasi 7,5 Hektar adalah sebesar
498.962,62 m³. sedangkan target produksi dalam satu tahun 124.740,65 m³, berarti umur
tambang yang didapat sekitar 4 tahun. Jumlah potensi tereka tersebut kemungkinan besar
masih bisa lebih besar apabila dilihat dari morfologinya yang berbentuk bukit.
BAB V
INVESTASI, PEMASARAN DAN ANALISIS KELYAKAN
BAB V
INVESTASI, PEMASARAN DAN ANALISIS KELYAKAN
5.1 Investasi
5.1.1. Tahap Persipan Penambangan
Pada tahap persiapan penambangan, A.n Sdr. Asri akan mengadakan pembelian alat-alat
yang akan digunakan dalam kegiatan persiapan penambangan. Selain itu juga akan
melakukan kegiatan mobilisation peralatan dari Padang ke lokasi IUP eksplorasi A.n Sdr.
Asri di Nagari Painan Timur Kecamatan IV Jurai dan Nagari IV Koto Hilir Kecamatan
Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat. Beberapa peralatan
yang diperlukan dalam kegiatan persiapan penambangan antara lain adalah seperti terlihat
pada tabel di bawah ini :
Tabel.11. peralatan digunakan pada tahap persiapan pertambangan Batu gunungapi A.n.
Sdr. Asri di Nagari Painan Timur Kecamatan IV Jurai dan Nagari IV Koto Hilir
Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat.
Dalam kegiatan persiapan penambangan ini A.n Sdr. Asri akan melakukan pembelian
peralatan yang akan menjadi investasi A.n Sdr. Asri dalam usaha penambangan batu
gunung pada tahap kegiatan persiapan penambangan. Investasi A.n Sdr Asri dalam tahap
masa persiapan penambangan terebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel. 12. Investasi Tahap persiapan Tambang Batugunung A.n Sdr Asri
1. Excavator komatsu PC 200-8 Unit 1 Milik Perusahaan
2. Light Vehicle Unit 1 Milik Perusahaan
3. Generator 150 KPA Unit 1 Milik Perusahaan
Pada tahap penambangan batugunung ini A.n Sdr Asri hanya akan mengadakan beberapa
peralatan untuk melengkapi peralatan yang sudah ada pada tahap sebelumnya. Sehingga
tidak semua peralatan yang terdapat pada Tabel 8.3 tersebut di atas akan diadakan pada
tahap penambangan batugunung ini.
pada tahap paska penambangan ini A.n Sdr Asri akan menggunakan peralatan yang telah
diadakan pada masa dan tahapan penambangan sebelumnya. Sehingga tidak ada
pengadaan dan penambahan peralatan pada masa ini.
DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul. 2009. Analisis Kelayakan Investasi Bisnis : Kajian dari Aspek Keuangan.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Haming, Murdifin, SE, M.Si dan Salim Basalamah, SE, M.Si. 2003. Studi Kelayakan Investasi
(Proyek dan Bisnis). Jakarta : PPM
Ichsan, Moch, Prof. Dr. H, Kusnadi, Drs. H, Hma. Msi, dkk. 2003. Studi Kelayakan Proyek
Bisnis Malang : Unibraw
Kasmir, SE, MM. dan Jakfar, SE,MM.2003. Studi Kelayakan Bisnis Jakarta : Prenada Media.
Martono dan D. Agus Harjito. 2008. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Cetakan Ketujuh.
Yogyakarta : Ekonisia.
Syamsuddin, Lukman. Drs. MA. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan (konsep Ap/Ikasi
dalam : Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan). Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Tandelilin, Eduardus. 2001. A na/isis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta : BPFE