Anda di halaman 1dari 51

STUDI KELAYAKAN

PENAMBANGAN BATU GUNUNG

DAN TANAH TIMBUN (TANAH URUG)

IZIN USAHA PERTAMBANGAN (IUP) ATAS NAMA Sdr. ASRI

DI NAGARI PAINAN SELATAN DAN NAGARI IV KOTO HILIR

KECAMATAN IV JURAI DAN BATANG KAPAS

KABUPTEN PESISIR SELATAN

PROPINSI SUMATERA BARAT

PAINAN TAHUN 2020


KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR

Untuk menilai layak tidaknya suatu usaha, maka penyusun dokumen Studi kelayakan
adalah suatu hal yang perlu dilakukan dan disusun secara sistematis dan pernuh perhitungan. Di
samping kelayakan ekonomi pada perhitungan yang akan dilakukan, hal lain yang perlu
dipertimbangkan adalah kelayakan dari teknis dan lingkungan. Kajian mengenai aspek
lingkungan dan kajian teknis dari suatu kegiatan usaha pertambangan merupakan dasar untuk
menentukan studi kelayakan. Kajian ini merupakan dokumen yang memenuhi syarat dan dapat
diterima untuk analisa keperluan investasi dalam kaitannya dengan pelaksanaan pembiayaan
kegiatan.

Perusahaan A.n Sdr. Asri dalam penyusunan dokumen Studi Kelayakan usaha
pertambangan batu gunung dan tanah timbun (tanah urug) yang akan dilakukan di Nagari Painan
Selatan Kecamatan IV Jurai dan Nagari IV Koto Hilir Kecamatan Batang Kapas Kabupaten
Pesisir Selatan, Propinsi Sumatera Barat bertujuan untuk lebih efisin dan terarahnya kegiatan
usaha pertambangan yang akan dilakukan.

Kepada semua pihak yang telah menyumbangkan kritik dan saran sampai terselasainya
penyusunan studi kelayakan ini, diucapkan terimakasih.

Painan, November 2020

ASRI
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Ruang Lingkup Pekerjaan
1.4 Jadwal Pelaksanaan Studi
1.5 Ruang Lingkup dan Metode Studi

BAB II. TINJAUAN UMUM

2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah


2.2 Geomorfologi
2.3 Geologi Regional
2.4 Penelitian Terdahulu

BAB III. GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

3.1 Geologi Regional


3.2 Pemetaan Geologi
3.3 Geologi Lokal
3.4 Geomorfologi
3.5 Stratigrafi
3.6 Penyebaran Batu Gunungapi

BAB IV. RENCANA PENAMBANGAN

4.1 Organisasi dan Tenaga Kerja


4.2 Sosialisasi dan Kegiatan Eksplorasi
4.3 Rencana Kegiatan

BAB V. INVESTASI, PEMASARAN DAN ANALISIS KELYAKAN


5.1 Investasi
5.2 Analisis Kelayakan

BAB VI. PENUTUP


DAFTAR TABEL
DAFTAR TABEL

Tabel. 1. Pelaksanaan Studi Kelayakan

Tabel. 2. Koodinat Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi Atas Nama Sdr. ASRI

Tabel. 3. Jam Kerja Efektif

Tabel. 4. Komposisi Penggunaan Peralatan Tahap Persiapan Penambangan Batu Gunung A.n
Sdr. ASRI

Tabel. 5. Kebutuhan Tenaga Kerja Tahap Persiapan Penambangan Batu Gunung A.n Sdr. ASRI

Tabel. 6 Komposisi Rencana Penggunaan Peralatan Tahap Penambangan Batu Gunung A.n Sdr.
ASRI

Tabel. 7. Kebutuhan Tenaga Kerja Tahap Penambangan Batu Gunung A.n Sdr. ASRI

Tabel. 8. Komposisi Rencana Penggunaan Peralatan Tahap Paska Penambangan Batu Gunung
A.n Sdr. ASRI

Tabel. 9. Kebutuhan Tenaga Kerja Tahap Paska Penambangan Batu Gunung A.n Sdr. ASRI

Tabel. 10. Rencana Umur Tambang Eksplorasi Batu Gunung A.n Sdr. ASRI

Tabel. 11. Rencana Pemasaran dan Harga Penjualan A.n. Sdr. ASRI.

Tabel. 12. Peralatan digunakan pada Tahap Persiapan Penambangan Batu Gunung Tanah
Timbun A.n Sdr. ASRI

Tabel. 13. Investasi Tahap Persiapan Tambang Batu Gunung dan Tanah Timbun A.n. Sdr. ASRI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebelum membuat studi kelayakan yang akan dipakai untuk menilai kelayakan investasi
suatu usaha pertambangan, perlu dimengerti ciri-ciri suatu usaha pertambangan. Salah satu
karakteristik industri pertambangan adalah penyebaran bahan tambang pada kulit bumi tidak
merata karenanya kegiatan industri pertambangan akan dan harus dilaksanakan ditempat
bahan galian berada. Selain itu industri pertambangan juga merupakan industri padat modal
dan teknologi serta berisiko tinggi. Untuk itu setelah dilakukan eksplorasi maka tahap
selanjutnya adalah melakukan kajian tentang studi kelayakan. Dalam tahap ini kegiatan lebih
ditekankan pengkajian aspek teknik dan prospek ekonomi dan suatu proyek penambangan.
Pengkajian ini nantinya akan menghasilkan dokumen yang memenuhi syarat dan dapat
diterima untuk keperluan analisis bank dalam kaitannya dengan pelaksanaan investasi atau
pembiayaan proyek. Studi ini meliputi pemeriksaan seluruh informasi geologi bersadarkan
hasil eksplorasi dan faktor-faktor ekonomi, penambangan, pengolahan, pemasaran,
perundang-undangan, limgkungan, sosial serta faktor lainnya yang terkait.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dilakukannya studi kelayakan usaha pertambangan batu andesit Tanah Timbun
(tanah urug) adalah untuk mengetahui kemungkinan adanya nilai tambah yang dapat
diperoleh dari kegiatan penambangan batu andesit tanah Timbun (tanah urug) baik bagi
Perusahaan, Pemerintah Daerah setempat maupun masyarakat yang ada disekitarnya.
Sedangkan tujuannya adalah memanfaatkan sumberdaya alam bahan galian batu andesit
Tanah Timbun (tanah urug) untuk mendukung kebutuhan bagi pasar lokal dengan melibatkan
atau mengikutsertakan masyarakat di dalam mewujudkan program Pemerintah yakni
berusaha dalam sistem ekonomi kerakyatan.
1.3 Ruang Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Penyusunan kelengkapan Studi Kelayakan Bahan Galian batu andesit Tanah
Timbun (tanah urug) di areal rencana penambangan A.n. Sdr. Asri ini meliputi pekerjaan-
pekerjaan sebagai berikut :
1.3.1 Kajian geologi
a) Tujuan
Kajian geologi bertujuan mengevaluasi semua data geologi yang tersedia, baik yang
lama maupun yang baru sehingga dapat dipergunakan sebagai acuan untuk
perancangan tambang.
b) Lingkup
Kegiatan ini meliputi :
 Menentukan daerah yang potensial sebagai Tambang terbuka
 Menghitung Sumber Daya dan cadangan tertambang batu andesit Tanah
Timbun (tanah urug).
1.3.2 Kajian Geotektonik
Kajian geoteknik bertujuan untuk menentukan geometri lereng yang aman untuk
digunakan dalam perancangan penambangan.
1.3.3 Analisa Kualitas
a) Tujuan
Tujuan dari analisis kualitas untuk penambangan terbuka serta memberikan
rekomendasi penggalian, pengerukan, serta daya dukung tanah. Lingkup dari kajian
ini adalah memberikan rekomendasi penanganan dan pengolahan batu andesit Tanah
Timbun (tanah urug), serta kajian kemungkinan pemanfaatan batu andesit Tanah
Timbun (tanah urug) tersebut berdasarkan hasil analisis yang sudah dilakukan dengan
analisis Kuat Tekan dan Analisa Tingkat keausan material.
Kegiatan ini meliputi studi literatur tentang :
 Analisa kemantapan lereng tambang
 Analisa lereng timbunan
 Analisa kemampugalian
 Analisa kemampugarukan
Analisa kualitas bertujuan untuk menentukan kualitas batu andesit tanah Timbun
(tanah urug) yang potensial untuk dimanfaatkan sebagai material konstruksi. Data ini
sangat berguna untuk perencanaan strategi penambangan, penentuan cara
penambangan yang sesuai, serta kajian kemungkinan pemanfaatan bahan galian
tersebut.

b) Ruang Lingkup
Lingkup kajian ini adalah memberikan rekomendasi penanganan dan pengolahan
bahan galian, serta kajian kemungkinan pemanfaatan bahan galian berdasarkan hasil
analisa yang sudah dilakukan.
1.3.4 Perancang Tambang Terbuka
a) Tujuan
Perancangan tambang terbuka bertujuan untuk menghasilkan rencana penambangan
dengan menggunakan metode tambang terbuka yang berada di wilayah rencana
penambangan A.n Sdr. ASRI
b) Lingkup
 Evaluasi geometri lereng, penentuan batas tambang baik kearah lateral maupun
vertikal, dan perhitungan nisbah pengupasan.
 Penentuan metode penambangan
 Perancangan jadwal produksi dan umur tambang
 Penentuan peralatan
 Penentuan tata letak fasilitas penunjang dan infrastruktur
 Penggunaan peralatan tambang yang digunakan
 Pembuatan desain tambang sesuai dengan keadaan bahan galian
1.3.5 Kajian transportasi
Tujaun kajian transportasi untuk mengevaluasi kemugkinan pengangkutan bahan galian
dari tambang ke stockpile, dan kemungkinan untuk diangkut keluar menuju pelabuhan
yang ditunjuk sesuai peraturan daerah yang ada.
1.3.6 Kajian kelayakan ekonomi
a) Tujuan
Kajian kelayakan ekonomi bertujuan untuk menilai kelayakan penambangan batu
andesit Tanah Timbun (tanah urug) secara ekonomi.
b) Lingkup
Perencanaan organisasi dan tenaga kerja
 Analisis ekonomi

1.4 Jadwal Pelaksanaan Studi


Total waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan Pekerjaan penyusunan studi kelayakan batu
andesit Tanah Timbun (tanah urug) di daerah penyelidikan adalah selama 2 (dua) bulan.
Kegiatan ini dilakukan dengan mengumpulkan data-data lapangan yang akan dijadikan bahan
dalam penyusunan laporan studi kelayakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel. 1.

Tabel. 1.
Tabel pelaksanaan Penyusunan Studi Kelayakan

Minggu
No Kegiatan I II
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Kajian Geologi    

2 Kajian Geoteknik  

3 Kajian Kualitas     

4 Perancangan Tambang   

5 Kajian Transportasi  

6 Kajian Kalayakan Ekonomi  

1.5 Ruang Lingkup dan Metode Studi


Ruang lingkup dari studi kelayakan usaha pertambangan batu andesit Tanah Timbun (tanah
urug) di Nagari Painan Selatan Kecamatan IV Jurai dan Nagari IV Koto Hilir Kecamatan
Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat, terdiri dari (1). Tahap
Sosialisasi Rencana Investasi, kegiatannya meliputi sosialisai rencana kegiatan perusahaan.
(2). Tahap Penyelidikan Eksplorasi kegiatannya meliputi pemetaan geologi, pemetaan
topografi, penyelidikan laboratorium dan perhitungan sumberdaya. (3) tahap Analisa
Data/Studio, kegiatannya meliputi pembuatan laporan eksplorasi, pembuatan dokumen UKL
dan UPL atau SPPL, pembuatan dokumen studi kelayakan dan pengurusan izin. (4) tahap
persiapan penambangan, meliputi mobilisasi peralatan, pembuatan jalan masuk dan jalan
tambang, pembangunan sarana dan prasarana (kantor tambang, base camp, workshop dan
lain-lain), perencanaan sistem drainase dan penataannya, pembersihan lahan (land clearing),
(5) tahap penambangan (eksplorasi) terbuka, kegiatannya meliputi pembersihan lahan,
pengupasan dan pengamanan tanah pucuk, penggalian dan pemindahan tanah penutup,
penambangan Batu gunung dan lain-lain, (6). Tahap Paska Penambangan, kegiatnnya
meliputi reklamasi/rehabilitasi lahan bekas tambang, pembongkaran fasilitas tambang lain-
lain.
Sedangkan metode yang dipakai dalam studi kelayakan, yaitu :
1. Metode Average Rate of Return
2. Metode Payback Period
3. Metode Net Present Value
4. Metode Internal Rate of Return
5. Metode Profitability Index
BAB II
TINJAUAN UMUM
BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah

Lokasi kegiatan studi kelayakan terletak di Nagari Painan Selatan Kecamatan IV Jurai dan
Nagari IV Koto Hilir Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi
Sumatera Barat, lokasi tersebut dapat ditempuh menggunakan transportasi darat dalam waktu
2 jam dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Barat (Padang) dengan rute Padang – Painan - Batang
Kapas - Lokasi. Dari Painan untuk mencapai lokasi kegiatan studi kelayakan masih
memerlukan waktu kurang lebih 30 menit, dengan kondisi jalan yang cukup bagus dan bisa
ditempuh dengan mengendarai kendaraan roda 2 atau roda 4.

Kondisi jalan antar kota cukup bagus, begitu juga kondisi jalan disekitar wilayah kegiatan
studi kelayakan.

2.2 Geomorfologi

Konsep dasar dalam geomorfologi dinyatakan bahwa bentuk dari kenampakan bentang alam
suatu daerah merupakan pencerminan dari proses-proses yang mempengaruhinya. Bentuk
perkembangan bentang alam yang ada sekarang ini dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu :
struktur, proses dan tahapan serta rejuvinasi (peremajaan). Berdasarkan prinsip-prinsip
diatas, geomorfologi di wilayah studi kelayakan dapat dibagi dalam 2 (dua) satuan morfologi,
yaitu :
 Satuan morfologi perbukitan sedang, yaitu dicirikan dengan adanya bukit-bukit
bergelombang, berlereng landai yang mempunyai ketinggian anatara 250m sampai
700m dari permukaan laut.

 Satuan morfologi pedataran, yaitu daerah relif datar yang mempunyai ketinggian
antara 50 m sampai dengan 250 m dari permukaan laut. Umumnya satuan ini
merupakan daerah perkotaan, perkampungan dan persawahan.

Pola subdendritik menyerupai jaringan batang pohon dengan cabang dan ranting dimana
pola percabangan tidak seragam dari hulu sampai hilir. Sedangkan dari stadia sungainya
kearah vertikal, sehingga sungai lurus, dalam dan sempit. Sungai macam ini banyak
dijumpai di daerah pegunungan.

2.3 Geologi Regional

Berdasarkan Peta Geologi Lembar Painan dan Timur Laut Muara Siberut (H.M.D. Rosidi, S.
Tjokrosapoetra, B. Pandowo, S. Gafoer dan Suharsono 1996), litologi regional yang terdapat
di wilayah eksplorasi dan sekitarnya secara berurutan dari muda ke tua diuraikan sebagai
berikut : a. Satuan Batuan Gunung api Asam yang Tak terpisahkan (Qyu) Batuan Gunungapi
Yang Dipisah-Pisahkan (Qyu), berupa breksi gunung api, lahar, breksi tufa dan tufa.
Bersusunan basal sampai andesit dengan plagioklas menengah sampai basal terdapat sedikit
olivim; batuan-batuan ini berasal dari Gunung Kerinci dan Gunung Tujuh, berumur Kwarter.
Singkapan batuan breksi gunungapi, breksi tufa dan tufa dapat dijumpai pada tebing sungai
gadang muaro.

a. Sayuan Batuan Granitan (kgr)

Granit (Qgr) Berwarna biru muda sampai semu merah muda dengan bintik-bintik mineral
mafik kehijau-hijauan. Terdapat sebagai stok. Susunan berkisar antara granit biotit
hoblenda sampai graflodiorit, plagioklas dari jenis oligklas, hombelnda telah mengalami
kloritisasi dan secara setempat terdapat apatit. Granit ini diperkirakan berumur Yura-
Awal. Di daerah studi granit ini dijumpai tersingkap di dasar dan tebing sungai,
mengalami pelapukan yang cukup kuat mengahasilkan tanah pelapukan berupa lempung
berpasir dimana butir-butir kuarsanya.
b. Formasi Barisan (Pb)

Filit, batusabak, batugamping, batu tanduk dan greywacke meta. Filit terdiri dari
muskovit, serisit, klorit dan kuarsa, sedikit turmalin, epidot, zirkon dan grafit, secara
setempat telah berikal terumata di jalur koyak, dimana pendaunannya berkembang baik.
Belahan batusabak umumnya berkembang baik. Rijang banyak dijumpai. Urat
kuarsasulfida magmatik mengandung emas terdapat di daerah S. Sapat.

2.4 Penelitian Terdahulu

Berbagi penyelidikan dan penelitian telah dilakukan di Kabupaten Pesisir Selatan selama ini.
Hasil dari berbagai penyelidikan dan penelitian di Kabupaten Pesisir Selatan menunjukkan
bahwa Kabupaten Pesisir Selatan mempunyai potensi yang sangat besar dalam usaha
pertambangan. Hal tersebut didasarkan atas pengamatan terhdap bahan galian dari berbagai
aspek seperti jenis, kualitas dan kuantitas bahan galian yang cukup beragam.

Ditinjau dari fisiografi Pulau Sumatera bagian tengah dan berdasarkan atas karakteristik
bentang alam dan jenis litologi penyusunannya, Kabupaten Pesisir Selatan termasuk pada
Zona High Barisan dengan gunung api muda (terletak pada jalur tengah Bukit Barisan yang
memanjang dari arah Barat laut – Tengara atau Zona Sesar Semangko).

Geomorfolgi Kabupaten Pesisir Selatan secara umum terdiri dari 3 (tiga) satuan
geomorfologi, yaitu (1) Satuan Geomorfik Pegunungan Tinggi (15%), tersebar di bagian
utara (termasuk rangkaian perbukitan Gunung Talang) dan bagian selatan (termasuk
rangkaian perbukitan Gunung Kerinci) yang umumnya disusun oleh batuan volkanik, (2)
Satuan Geomorfik Perbukitan Bergelombang (75%) disusun oleh batuan volkanik, sediman
dan batuan malihan, dan (3) Satuan Geomorfik daratan (10%) yang merupakan daerah
graben Pesisir Selatan dan Muara Labuh, disusun oleh batuan sedimen dan endapan aluvial.
Pola aliran sungai yang berkembang berpola dendritik, sub paralel dan pola aliran sungai
radier. Pola aliran sungai yang berkembang tersebut, umunya dikontrol oleh sistem Sesar
Besar Sumatera yang berarah Barat Laut - Tenggaran.
Tatanan statigrafi Kabupaten Pesisir Selatan dari batuan malihan (kuarsit, dilit batugamping
meta, serpih dan batupasir kuarsa). Formasi Kuantan yang berumur Permo-Karbon, tersebar
di bagian tengah dan selatan.

Batuan malihan ini diterbos oleh batuan intrusi yang berkomposisi granitis sampai dioritis
berumur Trias, tersingkap di bagian selatan (Surian, Muara Labuh, Lubuk Gadang dan
Sungai Limau) dan bagian utara (Singkarak, Sungai Lasi dan Gunung Selasih).

Struktur geologi yang berkembang tidak terlpas dari kontrol sesar besar Sumatera atau yang
dikenal dengan Patahan Semangko (Semangko Fauly) yang bersifat regional membujur
sepanjang 1.650 km dari Aceh sampai ke Teluk Semangko di ujung Selatan Pulau Sumatera.

Tabel. 2 Koordinat Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi Atas nama Sdr. ASRI
Koordinat Wlaiayah Izin Usaha Pertambangan
Atas Nama Sdr. ASRI

No. Bujur Timur Lintang Selatan


Derajat Menit Detik Derajat Menit Detik
001 100 35 13,88 1 22 36,33
002 100 35 13,88 1 22 33,09
003 100 35 17,2 1 22 33,09
004 100 35 17,2 1 22 29,24
005 100 35 19,23 1 22 29,24
006 100 35 19,23 1 22 26,67
007 100 35 20,48 1 22 26,67
008 100 35 20,48 1 22 15,98
009 100 35 17,64 1 22 15,98
010 100 35 17,64 1 22 20,61
011 100 35 15,68 1 22 20,61
012 100 35 15,68 1 22 23,31
013 100 35 13,8 1 22 23,31
014 100 35 13,8 1 22 26,08
015 100 35 11,55 1 22 26,08
016 100 35 11,55 1 22 29,24
017 100 35 9,31 1 22 29,24
018 100 35 9,31 1 22 32,5
019 100 35 7,45 1 22 32,5
020 100 35 7,45 1 22 36,33

BAB III

GEOLOGI DAERAH

PENELITIAN
BAB III
GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Batuan produk gunung api terdiri dari lava andesit, tufa litik dan sebagainya merupakan
sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk keperluan pondasi sarana
pembangunan. Batuan produk gunung api adalah jenis batuan beku yang berasal dari produk
letusan gunung api. Salah satu batuan produk gunung api yaitu batu andesit ini dapat dibagi dua
jenis berdasarkan tempat terbentuknya. Batuan andesit pertama adalah batuan beku yang
membeku atau terbentuknya di dalam tanah, sedangkan batuan andesit kedua pembekuannya
terjadi dipermukaan yang sering disebut lafa.

Batuan produk gunung api yang berada di Nagari Painan Selatan Kecamatan IV Jurai dan
Nagari IV Koto Hilir Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera
Barat ini terdiri dari berbagai jenis batuan seperti andesit, breksi, tufa hablur, ignimbrite, beku
lafa yang mempunyai struktur batuan columnar joint. Batu tersebut adalah jenis batu alam yang
mempunyai tingkat kekerasan (Density) cukup tinggi dan umumnya berwarna gelap atau hitam.
Zaman sekarang pemanfaatan batu andesit dapat diaplikasikan pada dinding maupun lantai baik
untuk interior maupun eksterior pada rumah minimalis. Pemanfaatan juga dapat digunakan untuk
sektor konstruksi, terutama infrastruktur seperti sarana jalan raya, jembatan, gedung-gedung,
irigasi, bendungan dan perumahan, landansan terbang, pelabuhan dan lain-lain.

Untuk menguji kualitas batuan dapat dilakukan dengan uji kuat tarik, kuat tekan, kuat
geser, densitas, berat jenis dan lain-lain. Hasil dari uji itu akan diperoleh sifat-sifat elastisitas dari
batuan. Sifat ini berperan penting sehubungan dengan pemanfaatan batu andesit itu sendiri.

3.1 Geologi Regional


Berdasarkan peta Geologi daerah ini termasuk kedalam Lembar Painan Timur dan
Bagian Timur Laut Lembar Muara Siberut, skala 1 : 250.000 yang disusun oleh HMD Rosidi,
Tjokro Saputro, S. Gafur, B Pendowo dan Suharsono 1996 diterbitkan oleh pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi Bandung. Terlihat bahwa daerah kegiatan eksplorasi dalam jalur
pegunungan Bukit Barisan dengan bentuk morfologi perbukitan sedang sampai tinggi (125
sampai dengan 3450 m) di atas permukaan laut. Relief di bagian timur lebih kasar dan terjal di
banding pada bagian baratnya. Sungai-sungai yang mengalir di daerah ini pada umumnya sungai
membentuk pada dendritik dengan tebing-tebingnya berbentuk V (stadium erosi muda) sehingga
lereng dan tebingnya ssangat terjal.

Secara regional kegiatan tektonik dimulai Intra-Miosen dan berlangsung sampai Plio-
Plestosen (Bemmelen, 1949). Akibat kegiatan tektonik tersebut terdapat beberapa zona patahan
dengan arah berkisar N 60 º E sampai N 65º E. diinterpretasikan bahwa adanya suatu graben
yang terbentuk memanjang hampir sejajar patahan Sumatera yang terbentuk pada awal Tersier.

Geomorfologi daerah Kabupaten Pesisir Selatan dibagi menjadi empat satuan


geomorfologi, yaitu Satuan Perbukitan Gunungapi, Satuan Perbukitan Lipatan, Satuan Daratan
Homoklin dan Satuan Dataran Alluvial. Pola aliran sungai di daerah penelitian umumnya berpola
rektangular karena dikontrol oleh struktur berupa sesar dan rekahan .

Topografi pada daerah kegiatan eksplorasi yang berada di dalam wilayah Kecamatan
Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan bervariasi antara datar dan berbukit-bukit dengan tinggi
tempat terendah dari permukaan laut berada di pesisir pantai.

3.2. Pemetaan Geologi

Kegiatan pemetaan geologi di lapangan merupakan bagian yang amat penting dalam
program penelitian yang meliputi pemetaan dan program sampling atau pengambilan contoh
batuan. Pemetaan geologi diadakan untuk mengambil dan mengumpulkan data geologi lapangan
berdasar kenampakan geologi permukaan dan kenampakan sebaran batuan yang ditemui, struktur
geologi dan sebagainya.
jalur lintasan dipilih berdasarkan informasi kesampaian daerah yang ada dan kondisi
geologinya. Biasanya, jalur-jalur lintasan dibuat sepanjang jalan setapak dan tracking di
sepanjang aliran sungai maupun anak sungai yang ada di wilayah kegiatan eksplorasi.

Semua data dari titk pengamatan dan lokasi pengambilan sampel diukur menggunakan
alat Global Positioning System (GPS GARMIN 60 CSX). Penyebaran singkapan yang
ditemukan di sepangjang lintasan dan pengambilan sampel diplot pada beberapa titik.

Hasil penyebaran singkapan di lapangan dan interpretasi distribusi batu andesit


berdasarkan singkapan disajikan dalam bentuk peta geologi dari daerah tersebut. Hampir
keseluruhan wilyah kegiatan eksplorasi ditemukan singkapan yang kebanyakan berupa batu
andesit.

3.3 Geologi Lokal

Peta geologi daerah kegiatan eksplorasi bisa ditampilkan seperti gambar di bawah ini :

Gambar 2. Peta Geologi Wilayah Kegiatan Eksplorasi


Di lokasi Kegiatan Eksplorasi batuan yang tersingkap adalah batuan produk Gunungapi
Oligo-Miosen (Tomp) yang terdiri dari : andesit, breksi tufa, ignimbrite dan tufa hablur.

3.4. Geomorfologi
 antar 50 m sampai 0 m, dari permukaan laut. Umumnya satuan ini merupakan daerah
perkebunan, perkampungan dan persawahan.
 Pola aliran sungai umumnya sejajar dan berkelok-kelok menuju ke suatu lembah yang
berbentuk V dan mengalir ke Samudra Hindia.
3.5. Stratigrafi
Susunan stratigrafi daerah penyelidikan dilihat dari batuan yang tersingkap disekitar
Lokasi Kegiatan Eksplorasi dari batuan yang tua ke batuan yang lebih muda dapat
diuraikan, sebagai berikut :
 Intrusi Miosen Awal ; Granit, Granodiorit, Diorit, Dasit dan Dolerit.
 Batuan Gunungapi Miosen : Lava, breksi, aglomerat dan sebagian kecil batuan
terobosan yang bersusunan andesit-basal.
 Sedimen Antar Gunung Miosen yang terdiri dari : Batupasir,
 Konglomerat, breksi, sisipan lignit dan tuff
 Intrusi Miosen Akhir : Granit dan Granodiorit.

3.6. Penyebarab Batu Gunung Api dan Tanah Timbun


 Penyebaran batu andesit di daerah kegiatan Eksplorasi dapat diperkirakan menerus
secara lateral meliputi hampir 100% dari luas rencana area kegiatan eksplorasi yang
terletak di Nagari Painan Selatan Kecamatan IV Jurai dan Nagari IV Koto Hilir
Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat.
 Pada beberapa tempat tertutup endapan yang mempunyai umur lebih muda dan
sebagian tempat berbatasan dengan penyebaran batu pasir yang termasuk dalam
Sedimen Antar Gunung Oligo Miosen.
 Pada sebagian besar wilayah eksplorasi ini pada umumnya jenis tanah tergolong
kepada poin 4 yaitu Berbutir kasar dan mengandung tanah berbutir halus ±
dinotasikan M (silt), sehingga cocok sekali untuk tanah timbunan.
BAB IV

RENCANA PENAMBANGAN
BAB IV
RENCANA PENAMBANGAN

4.1 Organisasi dan Tenaga Kerja


Untuk menekan biaya tetap (fixed cost) sejak tahap persiapan sudah harus dibuat formasi
kerja yang sangat efisien. Tenaga kerja inti yang sudah memiliki skill diterima sebagai
pegawai melalui seleksi (test) untuk tenaga non skill diambil dari tenaga setempat disekitar
wilayah kegiatan dengan melalui pelatihan yang baik sesuai dengan bidang pekerjaan yang
dibutuhkan diharapkan akan diperoleh tenaga kerja yang sesuai kebutuhan.
4.2 Sosialisasi dan Kegiatan Eksplorasi
4.2.1 Sosialisai Rencana Investasi
Sosiolosi rencana penambangan batu gunung telah dilakukan pada saat diketahui adanya
indikasi keterdapatan batu gunung di Nagari Painan Timur Kecamatan IV Jurai dan Nagari
IV Koto Hilir Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera
Barat.
Sosialisasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran dari respon masyarakat terhadap
investasi yang akan dilakukan termasuk pola kepemilikan lahan yang berlaku di tengah
masyarakat, sehingga kedepan Perusahaan sudah dapat mengantisipasi permasalahan-
permasalahan yang akan timbul dikemudian hari.
4.2.2 Kegiatan Eksplorasi
Sebelum dilakukan kegiatan usaha pertambangan, perlu dilakukan terlebih dahulu kajian
mengenai keterdapatan dan kondisi batu gunung. Persiapan-persiapan persyaratan perijinan
harus terpenuhi agar kegiatan usaha pertambangan dapat berjalan secara legal untuk
menghindari atau memperkecil hambatan yang mungkin terjadi pada saat kegiatan usaha
pertambangan berjalan.
a. Pemetaan Geologi
Sebelum dilakukan pemetaan geologi terlebih dahulu dilakukan inventarisasi informasi
kebaradaan logam dasar dan singkapan litologi lainnya. Berdasarkan informasi
dilakukan pengecekan lapangan dan evaluasi untuk kemudian dilakukan perencanaan
lintasan pengamatan selanjutnya. Kegiatan pemetaan geologi meliputi, pengukuran
struktur litologi dan geologi, deskripsi singkapan, pengambilan sampel, pengambilan
koordinat geografis dan plotting lokasi pengamatan serta dokumentasi. Kegiatan
pemetaan geologi dilakukan untuk megetahui variasi litologi yang ada untuk
pengelompokan satuan batuan kemudian dikorelasikan dengan peta geologi.
b. Pemetaan Topografi
Pemetaan topografi dimaksudkan untuk mengetahui morfologi wilayah studi kelayakan
dan merupakan peta dasar dalam pembuatan peta-peta lainnya seperti peta geologi
daerah studi kelayakan, peta zona batu gunung atau untuk dipergunakan dalam
perencanaan penambangan termasuk didalamnya perhitungan jumlah over burden (OB)
yang akan digali. Dalam melakukan pemetaan topografi kegiatan yang dilakukan
merupakan kombinasi antara pemetaan dengan menggunakan theodolit dan GPS untuk
mengetahui posisi geografis dan ketinggian. Kegiatan pemataan dengan menggunakan
theodolit diawali dengan pemasangan patok utama sebagai titik ikat yang kemudian
pemasangan patok bantu yang diberi kode sebagai jalur lintasan pengambilan data.
Antara patok yang satu dengan patok yang lain dilakukan pembuatan jalur lintasan
dengan cara penebangan vegetasi penutup jika terdapat pepohonan yang menghalangi
pembacaan benang atas, tengah dan bawah pada rambu dari theodolit. Baik rambu
maupun theodolit didirikan diatas patok.
4.3 Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan usaha pertambangan batu andesit Tanah Timbun (tanah urug) dilakukan
secara bertahap dimulai dari :

1) Tahap persiapan penambangan, kegiatannya meliputi pengurusan ijin, mobilitas


peralatan, pembuatan jalan masuk dan tambang, pembangunan sarana dan prasarana
(kantor tambang, bengkel, base camp dll) sistem drainase dan penataannya, pembersihan
lahan.

2) Tahap Penambangan (eksplorasi) dilakukan dengan menggunakan metode tambang


terbuka. Tambang terbuka kegitannya meliputi pembersihan lahan, pengupasan dan
pengamanan tanah pucuk, penggalian dan pemindahan tanah penutup, penambangan
Batu gunung, pengangkutan dan penumpukan material/batuan, pengecilan ukuran raw
material dengan breaker dan siap untuk dipasarkan.

3) Tahap Paska Penambanganb dengan kegiatan diantaranya reklamasi/rehabilitasi lahan


bekas tambang, penataan kembali lahan, penghijauan/revegetasi, pembongkaran fasilitas
tambang lain-lain

4.3.1. Tahap Persiapan Penambangan


1. Sosilaisasi
Sosialisasi dilakukan baik oleh Perusahaan maupun Pemda Kabupaten Pesisir Selatan.
Sosialisasi dalam hal ini berupa pengumuman setempat yang disebarkan di fasilitas
umum seperti kantor Muspika dan Wali Nagari setelah perusahaan mengajukan IUP
eksplorasi.
Dari pihak perusahaan juga melakukan sosialisasi baik sebelum maupun setelah
dikeluarkannya IUP eksplorasi. Dalam sosialisasi tersebut dijelaskan rencana kegiatan
yang akan dilaksanakan mulai dari tahap persiapan, penambangan sampai paska
penambangan.
2. Pemilihan Daerah Penambangan
Dari hasil eksplorasi yang dilakukan pada wilayah rencana pengusahaan batu andesit,
sesuai dengan luasan yang direncanakan maka ditetapkan rencana penambangan dengan
menggunakan 1 (satu) Pit.
a. Sistem Penambangan
Sistem penambangan yang akan diterapkan adalah tambang terbuka dimana lapisan
tanah penutup akan digali dan dipindahkan kelokasi penimbunan menggunakan alat
angkut (Dumtruk). Operasi penambangan meliputi penggalian bebas, penggaruan,
pemuatan dan pengangkutan terutama dilakukan untuk pengambilan tanah pucuk.
Penambangan dimulai dengan mengupas dan memindahkan lapisan tanah penutup.
Kemudian dilakukan pembuatan lubang-lubang ledak dengan pola dan dimensi yang
sudah disesuaikan dengan jumlah produksi.
Mengingat jumlah lapisan tanah penutup yang realtif tipis maka jumlah lapisan
tanah penutup mulai dari awal pengupasan sampai ke tahapan peledakan/produksi
tetap sama. Batas penambangan disesuaikan dengan rencana produksi bulanan atau
tahunan. Adapun cara-cara penggalian sebagai berikut :
 Penggalian bebas, untuk tanah pucuk atau yang dapat digali bebas.
 Tebal lapisan andesit yang digunakan adalah ketebalan dari singkapan dan
bukaan tambang serta secara rata-rata pada daerah pengaruh penyebaran
endapan vulkanik. Kedalaman tambang yang diambil adalah 30 meter. Dalam
perhitungannya di dapatkan angka stripping ratio sebesar 1 : 2 untuk luasan
sementara hanya pada area 10 Ha, sedangkan untuk area 10 Ha lahi
dipergunakan sebagai area fasilitas penunjang kegiatan tambang.
b. Metode Penambangan
Metode penambangan yang akan diterapkan didaerah penyelidikan dipilih setelah
mempertimbangkan beberapa aspek seperti berikut : ketebalan lapisan OB yang
relative tipis; posisi, kedudukan dan bentuk cebakan batuan andesit yang relative
masif; penyebaran lapisan andesit disekitar daerah perbukitan dan kemungkinan
kemenerusan dibawah permukaan tanah; keselamatan kerja relative aman dalam
penambangan apabila tinggi jenjang penambangan kurang dari 6 meter. Debit air
yang sedang disekitar areal penambangan keadaan topografi daerah penyelidikan
merupakan perbukitan retif landai kondisi daerah penambangan yang cukup jauh
dari daerah permukiman.
Berdasarkan keadaan tersebut diatas, direncanakan penambangan batuan andesit di
daerah ini dilakukan secara tambang terbuka dengan metode Quary yaitu metode
penambangan dengan melakukan pembuangan tanah pucuk dan langsung
melakukan pembongkaran terhadap area deposit. Penambangan dilakukan dengan
sistem penggalian memakai excavator.
c. Rencana Produksi
Berdasarkan pada perhitungan umur penambangan selama 4,04 tahun, urutan
(sekuen) operasi penambangan batuan andesit selain menggambarkan arah
kemajuan tambang pertahun juga menyangkut jumlah pemindahan tanah penutup
dan produksi pertahun, dimana arah kemajuan tambang senantiasa mengikuti arah
penyebaran andesit berdasarkan kontur penambangan.
Dari hasil perhitungan cadangan batu andesit Tanah Timbun (tanah urug) maka akan
didapatkan rencana produksi tahunan sesuai dengan target produksi dari kegiatan
penambangan. Pada tahap awal penambangan masih banyak kegiatan yang harus
dilakukan seperti infrastruktur jalan, persiapan penunjang tambang, camp dan lain-
lain yang sangat berpengaruh dengan hasil produksi yang diharapkan.
d. Kriteria Penambangan
Kriteria penambangan dipengaruhi beberapa faktor sebagai berikut :
1. Faktor Struktur Geologi
Pada daerah semua PIT penambangan dijumpai adanya struktur geologi baik
sesar maupun lipatan yang akan mempengaruhi pola peledakan.
2. Faktor Geoteknik
Kajian geoteknik menghasilkan rekomendasi maksimum dimensi lereng yang
diijinkan untuk digunakan dalam rancangan tambang. Batas maksimum dimensi
lereng yaitu tinggi dan kemiringan, untuk lereng tunggal dan keseluruhan dari
penambangan maupun timbunan yang masih aman untuk semua PIT adalah
sebagai berikut :
a. Lereng penambangan
Dimensi lereng tunggal, tinggi lereng (h) 10 meter dan sudut lereng sebesar
(a) sebesar 700.
Dimensi lereng keseluruhan, tinggi lereng (h) mencapai 100 – 135 meter,
sudut lereng (a) 40º 50 º, berm 5 – 9,5 meter.
b. Lereng timbunan
 Dimensi lereng tunggal, tinggi lereng (h) 10 meter dan sudut lereng
sebesar (a) sebesar 30º.
 Dimensi lereng keseluruhan, tinggi lereng (h) mencapai 100 – 135
meter, sudut lereng (a) 15º, berm 65 meter
Batasan-batasan geoteknik diatas selain digunakan dalam merancang dimensi
lereng tambang dan dimensi lereng penimbunan tanah digunakan juga dalam
merancang jalan angkut didalam tambang. Faktor geoteknik lainnya yang
mempengaruhi kriteria penambangan adalah rekomendasi penggalian, teknik
penggalian yang direkomendasikan adalah penggalian bebas dan penggaruan
seperti telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya.

3. Faktor Hidrologi
Masalah air perlu diperhatikan dalam merancang kegiatan penambangan yang
berbentuk cekungan (Pit). Air dapat berupa air hujan atau air tanah. Agar air
tersebut tidak mengganggu kegiatan penambangan maka perlu dirancang suatu
sistem penirisan tambang yang tepat.
Uraian lengkap mengenai sistem penirisan tambang dapat dilihat pada kajian
hidrologi.
4. Data dan asumsi yang digunakan dalam perhitungan 1 waktu kerja
Waktu kerja operasi penambangan yang mencakup kegiatan
penggalian/pemberian, pembuatan dan pengangkutan direncanakan 1 (satu)
shift/hari dan 8jam/shift.
Tabel.3. Jam Kerja Efektif
Jumlah Hari kerja tersedia 365 hari/tahun
Hari minggu/tahun 52 minggu/tahun
Hari libur Nasional/tahun 13 hari/tahun
Jumlah hari kerja/tahun 365 – 52 – 13 300 hari/tahun
Shift/hari 1 shift/hari
Jam/shift 10 jam/shift
Jam kerja efektif/shift (80%) 80 % x 10 8 jam/shift
Jam kerja efektif/hari 1 x 8,0 8 jam/hari
Jam kerja efektif/tahun 300 x 8 2.400 jam/tahun

2. Sifat fisik bahan galian


Sifat fisik material untuk bahan galian adalah sebagai berikut :
 Lapisan penutup bobot isi 2,29 ton/bcm, asumsi swell faktor sebesar 76 %
 Andesit bobot isi 2.96 ton/bcm , asumsi swell faktor sebesar 66 %.
3. Efisiensi kerja
Efisiensi kerja dalam perhitungan rata-rata adalah 75 % dengan hasil perhitungan
sebagai berikut :
 Efisiensi waktu = (50/60 menit) X 100 % = 83,3 %
 Ketersediaan mekanis = 90 %
 Efisiesni kerja = 83,3 % X 90 = 75 %
e. Batas Penambangan
Faktor – faktor yang mempengaruhi penentuan batas tambang terbuka adalah batas
Izin Usaha Penambangan, penyebaran batuan andesit, dimensi lereng tunggal,
dimensi lereng yang aman, rencana produksi, nisbah kupas, aliran sungai dan harga
jual dari andseit.
Batuan andesit yang akan ditambang di daerah rencana penambangan terdiri dari
beberapa vein yang cukup potensi dan layak untuk ditambang. Penentuan batas
akhir tambang juga mengacu pada nisbah kupas dan dimensi maksimum lereng yang
aman berdasarkan rekomendasi kajian Geoteknik. Rencana produksi akan
menentukan batas Pit yang akan ditambang setiap tahun dengan nisbah kupas
tertentu, nisbah kupas yang digunakan adalah 1 : 9,9.
f. Permukaan Kerja Penambangan
Permukaan kerja penambangan adalah medan kerja dimana penggalian/
penambangan sedang berlangsung. Satu permuka kerja membutuhkan unit armada
peralatan tambang yang terdiri dari unit alat gali muat dengan beberapa alat angkut
dan dibantu unit alat garudorong. Jika cukup luas permuka kerja dapat beroperasi
secara bersama.
Banyaknya permukaan kerja yang harus beroperasi dalam penambangan ditentukan
oleh jumlah armada peralatan penambangan yang dibutuhkan berdasarkan target
produksi.
g. Arah dan Urutan Penambangan
arah kemajuan penambangan adalah dari daerah yang sudah terbuka dan tinggal
melanjutkan kearah penyebaran dan melebar kearah bawah permukaan sampai akhir
penambangan, kemudian bergerak maju kearah penambangan tahun berikutnya
mengikuti penyebaran batuan, yaitu kearah barat daya, secara umum penambangan
dimulai dari Blok 1.
Pola kerja alat adalah menggali dari sekitar singkapan, kearah barat laut hingga
batas akhir tambang. Kemudian dilanjutkan turun ke level berikutnya (setiap Iom),
setelah garis grade bekas penggalian lebih dari 80 % maka penambangan
dilanjutkan kearah barat laut searah jurus perlapisan.
Lebar tambang bervariasi mulai dari 150 hingga 175 meter hal ini didasarkan pada
perhitungan kemantapan lereng (bench dan slope), elevasi dari permukaan laut
kurang lebih 100 meter.
Apabila level telah sama dengan tambang sebelumnya, maka penambangan dimulai
lagi dari tambang awalnya, turun kelevel berikutnya. Apabila pada panjang tambang
100 m tersebut grade sudah lebih dari 8 % maka penambangan dimulai dari sisi
utaranya dengan mengambil lebar tambang seperti tambang sebelumnya, demikian
seterusnya hingga batuan terambil sesuai dengan desain tambang yang telah dibuat.
Pemilihan urut-urutan penambangan terutama didasarkan pada pertimbangan teknis
operasional serta cadangan yang ada.
4.Pelaksanaan Kegiatan
a. Mobilisasi Peralatan. Untuk terlaksananya kegiatan usaha pertambangan Batu
gunung, dibutuhkan peralatan dan kendaraan angkut. Komposisi dari
kebutuhan peralatan serta kendaraan pada Tahap Persiapan Penambangan
disajikan pada Tabel. 4 berikut.
Tabel.4.
Komposisi Penggunaan Peralatan Tahap Persiapan Penambangan Batu Gunung A.n
Sdr Asri, di Nagari Painan Selatan Kecamatan IV Jurai dan Nagari IV Koto Hilir
Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Seumatera Barat.
1. Excavator komatsu PC 200-8 Unit 1 Milik Perusahaan
2. Mobil Operasional Unit 1 Milik Perusahaan
3. Sepeda Motor Unit 2 Milik Perusahaan
b. Land Clearing. Untuk pembangunan sarana dan prasarana atau infrastruktur,
perlu dilakukan pembersihan lahan (Land clearing), agar bebas dari vegetasi
penutup. Pembersihan dilakukan seceara selektif melalui penebangan
tanaman/pohon-pohon penutup pada areal yang akan dibuka.
c. Pembuatan Jalan. Kebutuhan ruas jalan, diantaranya jalan masuk (acces road)
yang juga merupakan jalan tambang (mine hauling road) sepenjang ± 300
meter, berfungsi sebagai jalur lalu lintas bagi kendaraan dan peralatan dengan
lebar jalan ± 8 meter. Jalan ini merupakan jalan dengan konstruksi jalan tanah
diperkeras melalui proses pemadatan, yang diharapkan dapat menahan beban
minimal 25 ton.
d. Pembangunan infrastruktur ini dimulai dari kegiatan penyiapan lahan hingga
pelaksanaan. Untuk menghindari terjadinya kecelakaan lalu lintas maka
dipasang rambu-rambu lalu lintas pada jalan tambang yang berbatasan
langsung dengan jalan provinsi dan dibantu oleh pemandu.
e. Pembangunan sarana – prasarana atau infrastruktur. Pembangunan berbagai
bentuk sarana dan prasarana ditujukan sebagai penunjang berbagai aktifitas
operasional tambang dilakukan yang meliputi :
 Bangunan base camp/kantor, sarana ini digunakan sebagai aktifitas
administrasi kantor. Perencanaan untuk kebutuhan luas kantor tambang
didasarkan atas jumlah orang yang menempati, tempat sholat, kamar
mandi dan WC.
 Bengkel (Work Shop), dimana lahan yang dibutuhkan untuk bangunan
bengkel minimal 6 (enam) kali dari luas total kebutuhan seluruh
peralatan bengkel. Walupun perbaikan peralatan dapat dilakukan
ditempat lain, tetap bengkel tetap diperlukan. Pembangunan sarana dan
prasarana untuk bangunan base camp/kantor dan bengkel dilakukan
dengan cara borongan. Sehingga kebutuhan tenaga kerja untuk
pengerjaan pekerjaan tersebut tidak dimasukkan ke dalam kebutuhan
teaga kerja tahap persiapan. Hal ini disebabkan karena setelah
pembuatan bangunan base camp/kantor dan bengkel dinyatakan telah
selesai, maka hubungan kerja antara tenaga kerja dengan perusahaan
akan putus dengan sendirinya. Sedangkan dengan tenaga kerja pada
tahap persiapan penambangan dipakai sampai pada tahap berikutnya.
Untuk mencukupi kebutuhan air bersih untuk keperluan air minum dan
MCK diambil dari anak sungai yang bermata air berjarak 80 m dari
base camp. Sistem drainase dan penataannya. Pembuatan sistem
drainase dilakukan pada bagian tepi dari badan jalan masuk dan badan
jalan tambang agar air larian (run oft) dapat terkendali dan mengalir
dalam satu aliran.
f. Pembuatan Sedimen Pond dan Kolam penampungan air. Untuk menampung
air larian (run oft dan air yang berasal dari front tambang).
5. Kebutuhan Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang dibutuhkan bagi pelaksanaan kegiatan Tahap Persiapan
Penambangan, direkrut dari daerah lain juga diambil dari anggota masyarakat
setempat. Kualifikasi yang memadai serta mempunyai skill dibutuhkan oleh
perusahaan. Kompilasi kebutuhan tenaga kerja Tahap Persiapan dapat dilihat pada
Tabel. 5.

Tabel.5.
Kebutuhan Tenaga Kerja Tahap Persiapan Pembangunan Batu gunung A.n Sdr. Asri, di
Nagari Painan Selatan Kecamatan IV Jurai dan Nagari IV Koto Hilir Kecamatan Batang
Kapas Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat.

1. Manager 1 Daerah lain/Setempat


2. Kepala Teknik Tambang 1 Daerah lain/Setempat
3. Foremen 1 Daerah lain/Setempat
4. Operator 2 Daerah lain/Setempat
5. Tenaga Administrasi 1 Daerah lain/Setempat
6. Pekerja 8 Daerah lain/Setempat
7. Jaga Malam 2 Daerah lain/Setempat
8. Supir 2 Daerah lain/Setempat
Jumlah Orang 18
Setiap tenaga kerja mendapatkan fasilitas untuk pengobatan yang ditanggung oleh
Perusahaan dan santunan apabila terjadi kecelakaan tambang. Tenaga kerja
tersebut akan dilaporkan dan dimasukkan kedalam Jamsostek.
6. Waktu yang dibutuhkan
Waktu yang dibutuhkan bagi pelaksanaan kegiatan tahap persiapan penambangan
diproyeksikan selama 0,5 (nol koma lima) tahun.

4.3.2. Tahap Penambangan

Kegiatan – kegiatan yang akan dilakukan pada Tahap Penambangan antara lain :

a. Land Clearing. Land celaring (pembersihan lahan) dilakukan pada areal yang akan
dilakukan kegiatan penambangan Batu Gunung, agar bebas dari vegetasi penutup.
Pembersihan dilakukan melalui penebangan tanaman/pohon-pohon penutup pada areal
yang dibuka. Tanaman yang ditebang akan diganti rugi sesuai dengan kesepakatan
antara perusahaan dengan pemilik lahan.

b. Pengupasan dan Pengamanan Tanah Pucuk. Pengupasan tanah pucuk (top soid)
dilakukan pada areal (front) penambangan. Ketebalan tanah pucuk bervariasi dari 10 –
30 cm. setelah dikupas tanah pucuk diangkut dan ditempatkan untuk dimanfaatkan
kembali untuk reklamasi. Penumpukan tanah pucuk (top soid) dilakukan secara
dumping dengan ketinggian maksimal 5 (lima) meter. Untuk mengurangi tingkat erosi
oleh air hujan maka pada tumpukan tanah pucuk dilakukan penanaman tanaman cover
crop seperti jenis kacang-kacangan dan tanaman semusim.

c. Pembuatan Sistem Drainase. Sistem drainase terpadu dibuat agar air larian (run oft)
dapat dikendalikan dan dialirkan dalam satu aliran. Sistem drainase dibuat pada tepi
dinding bench, top soil storage dan overburden storage.

d. Pembuatan Check Dam. Pembuatan check dam dilakukan pada alur-alur sungai yang
berada di wilayah kegiatan untuk menghindari/menyaring padatan tarsuspensi (TSS)
agar tidak terus terbawa oleh arus sungai yang merupakan perairan umum.
e. Penambangan Batu Gunung, kegiatan penambangan batu gunung dilakukan dengan
sistem tambang terbuka (open pit mining). Untuk memperoleh batuan jika batuan
relatif cukup keras digunakan breaker hydraulic untuk mempermudah excavator dalam
melakukan penggalian.

f. Reklamasi. Kegiatan reklamasi merupakan kegiatan yang dilakukan secara bertahap


dan sudah akan dilakukan pada saat kegiatan usaha pertambangan dimulai dan berakhir
pada saat paska operasi. Dimana kegiatan reklamasi ini dilakukan sebelum pindah ke
zona penambangan (Pit) selanjutnya. Pada tahap penambangan kegiatan reklamasi
dilakukan pada lahan bukaan yang diatasnya sudah tidak ada aktifitas penambangan,
meliputi penataan lahan, pengaturan sistem drainase, dan penghijauan (revegetasi)
dengan tanaman sesuai permintaan pemilik lahan. Setiap tanaman produktif yang
ditanam terlebih dahulu dibuatkan lubang (galian) dengan ukuran panjang 0,6 m lebar
0,6 m dan kedalaman 0,6 m. didalam lubang tersebut diberi pupuk kandang/kompos
kemudian bagian atasnya ditutup dengan tanah pucuk.

g. Peralatan. Komposisi dari kebutuhan peralatan serta kendaraan pada tahap


Penambangan Tambang Terbuka, disajikan pada Tabel.6 dibawah ini.

Tabel. 6. Komposisi Rencana Penggunaan peralatan Tahap Penambangan Batu gunung A.n
Sdr. Asri di Nagari Painan Selatan Kecamatan IV Jurai dan Nagari IV Koto Hilir Kecamatan
Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat.

1. Excavator komatsu PC 200-8 Unit 1 Milik Perusahaan


2. Breaker Komatsu Unit 1 Milik Perusahaan
3. Dump Truck Nissan (Cap.16) Unit 2 Milik Perusahaan

h. Kebutuahan Tenaga Kerja. Tenaga kerja yang dibutuhkan pada tahap penambangan
sebanyak 97 orang. Penerimaan tenaga kerja lokal sepenuhnya dikelola Perusahaan,
dengan memprioritaskan masyarakat Penambangan Batu Gunung A.n Sdr. Asri di
Nagari Painan Selatan Kecamatan IV Jurai dan Nagari IV Koto Hilir Kecamatan
Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat. Sementara itu untuk
tenaga kerja yang mempunyai keterampilan khusus (skill) termasuk operator dan
teknisi, perekrutannya tetap diprioritaskan Penduduk setempat, namun jika tidak ada
yang memenuhi persyaratan akan direkrut dari daerah lain. Kompilasi kebutuhan
tenaga kerja tahap penambangan batu gunung dapat dilihat pada Tabel.7. dibawah ini.

Tabel. 7. Kebutuhan Tenaga Kerja Tahap Penambangan Batu gunung A.n Sdr. Asri, di Nagari
Painan Selatan Kecamatan IV Jurai dan Nagari IV Koto Hilir Kecamatan Batang Kapas
Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat.

1. Manager 1 Daerah lain


2. Kepala Teknik Tambang 1 Daerah lain
3. Foremen 1 Daerah laint
4. Operator 2 Daerah lain
5. Tenaga Administrasi 1 Daerah lain
6. Pekerja 8 Daerah lain
7. Jaga Malam 2 Daerah lain/Setempat
8. Supir 2 Daerah lain/Setempat
Jumlah 18

i. Waktu yang dibutuhkan. Waktu yang dibutuhkan bagi pelaksanaan berbagai kegiatan
Tahap Penambangan diproyeksikan pada tahap awal selama 4,04 tahun, dimana jangka
waktu tesebut diproyeksikan dari total sumberdaya yang terdapat di wilayah eksploitasi
dengan recana jumlah produksi pertahun.

4.3.3. Tahap Paska Penambangan

1. kegiatan yang akan dilaksanakan

a. Reklamasi/Rehabilitasi Lahan Bekas Tambang Terbuka. Sejalan dengan kemajuan


kegiatan penambangan, reklamasi lahan bekas tambang akan dilakukan untuk
menghindari kerusakan lahan bukaan. Reklamasi dilakukan sesuai dengan
peruntukkan lahan akhir yaitu penataan lahan untuk dapat dimanfaatkan kembali
sesuai daya dukung dan pemanfaatannya yang relevan. Kegiatan reklamasi pada
Tahap Paska Penambangan ini dilakukan pada zona penambangan yang terkahir.
Kegiatannya adalah penimbunan kembali dan penghijauan dengan tanaman
pioneer seperti sengon, akasia dan cherry. Penimbunan kembali agar pada areal
bekas penambangan tidak lagi dijumpai lobang-lobang sebagai akibat dari kegiatan
penambangan. Pada dasarnya kegiatan ini merupakan kegiatan pendataran dalam
rangka penataan lahan. Tahapan reklamasi sama dengan pelaksanan reklamasi
yang dilakukan pada tahap penambangan. Hanya saja penanaman tanaman
produktif dilakukan setelah 6 bulan masa tanam tanaman pioneer. Kemudian untuk
pemeliharaan diserahkan kepada masyarakat Pemilik Lahan.

b. Pembongkaran Fasilitas Tambang. Fasilitas yang dibuat dan ada selama kegiatan
usaha pertambangan berjalan, jika tidak diperlukan/tidak dimanfaatkan oleh
masyarakat akan dibongkar dan dibersihkan dari bahan-bahan yang dapat
menyebabkan timbulnya kecelakaan/merusak keindahan lingkungan.

c. Demobilisasi Peralatan Berat. Demobilisasi peralatan berat dilakukan sesuai


dengan ketentuan yang berlaku dibidang lalu lintas.

2. peralatan

komposisi dari kebutuhan peralatan serta kendaraan pada Tahap Paska Penambangan,
disajikan pada Tabel. 8 di bawah ini.

Tabel. 8. Komposisi Rencana Penggunaan peralatan Tahap Paska Penambangan Batu gunung
A.n Sdr. Asri di Nagari Painan Selatan Kecamatan IV Jurai dan Nagari IV Koto Hilir Kecamatan
Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat.

1. Excavator komatsu PC 200-8 Unit 1 Milik Perusahaan


2. Bulldozer Catterpillar D-7G Unit 1 Milik Perusahaan
3. Dump Truck Nissan Unit 2 Milik Perusahaan
3. kebutuhan tenaga kerja

umur kegiatan usaha pertambangan akan membatasi kerja yang telah direkrut
Perusahaan akan menyebabkan terjadinya pemutusan hubungan kerja. Tenaga kerja
yang masih dapat dipertahankan samapi Tahap Paska Penambangan dapat dilihat pada
Tabel. 9.
Tabel. 9. Kebutuhan Tenaga Kerja Tahap Paska Penambangan Batu gunung A.n Sdr. Asri, di
Nagari Painan Selatan Kecamatan IV Jurai dan Nagari IV Koto Hilir Kecamatan Batang Kapas
Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat.

No Kebutuhan Tenaga Kerja Jumlah Keterangan / Asal


(orang)
1. Site Manajer 1 Daerah lain
2. Security 2 Setempat
3. Kepala Teknik Tambang 1 Daerah lain
4. K3 dan Lingkungan 2 Daerah lain
5. Operator Alat Berat 2 Daerah lain/Setempat
6. Operator Dump Truck 2 Daerah lain/Setempat
7. Tenaga Harian/Lokal 8 Setempat
Jumlah 18

4. Waktu yang dibutuhkan

Waktu yang dibutuhkan bagi pelaksanaan berbagai kegiatan pada Tahap Paska
Penambangan diproyeksikan selama 6 (enam) bulan.

4.3.4. Rencana Produksi dan Umur Tambang

A. Batu Gunung (andesit)

Dari hasil eksplorasi yang telah dilakukan, jumlah sumberdaya terunjuk raw material
sebesar 48,505.54 Ton. Dengan menganggap 1 tahun efektif pekerjaan dihitung 10
(sepuluh) bulan, maka didapat umur tambang ± 4,04 tahun termasuk masa persiapan
penambangan dan paska penambangan, seperti yang diuraikan pada Tabel di bawah ini.

Tabel. 10 Rencana Umur Tambang Eksplorasi Batu Gunung A.n Sdr. Asri, di Nagari Painan Selatan
Kecamatan IV Jurai dan Nagari IV Koto Hilir Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan,
Provinsi Sumatera Barat.

No THN BLOK/ OB VOL TOTAL VOL FACTOR VOL


TAHUN (Andesit) ANDESIT KOREKS ANDESIT
(30%-OB) I (15%) BERSIH

1 Ke 1 A s/d D 7,405.08 74,050.75 19,993.70 2,999.06 16,994.65

2 Ke 2 D s/d G 7,357.20 73,572.00 19,864.44 2,979.67 16,884.77

3 Ke 3 G s/d L 5,136.23 51,362.25 13,867.81 2,080.17 11,787.64

4 Ke 4 L s/d K 1,236.81 12,368.13 3,339.39 500.91 2,838.48

TOTAL PRODUKSI 21,135.31 211,353.13 57,065.34 8,559.80 48,505.54

Rencana umur tambang tersebut di atas merupakan umur tambang minimal dengan
mempertimbangkan pada saat dilakukan eksploitasi, kegiatan eksplorasi terus berjalan
sehingga diharapkan jumlah cadangan layak tambang dapat bertambah mengingat adanya
batu gunung di permukaan.

Produksi hasil pengolahan baru gunung dipasarkan di dalam negeri, pangsa pasar besar
saat ini ada di Kabupaten Pesisir Selatan sendiri untuk material reklamasi pantai.

Permintaan hasil produksi pengolahan batugunung datang untuk memenuhi proyek-


proyek pembangunan infrastruktur dan bangunan baik yang berasal dari Pemerintah
maupun swasta atau perusahaan swasta nasional untuk memenuhi kebutuhannya.

Demikian banyak permintaan akan batugunung mulai dari permintaan batu belah yang
belum diolah menjadi split sampai dengan hasil produksi pengolahan batugunung yang
belum dalam ukuran abu batu.

Dengan harga jual yang standar dan relatif stabil maka dengan sangat mudah hasil
pengolahan batugunung ini diserap pasar bahkan beberapa pengguna akhir rela untuk
membayar booking fee agar tidak terputus materialnya ke proyek-proyek mereka.

B. Batu Gunung (andesit)

Pada lokasi ekplorasi terdapat potensi Tanah Timbun (tanah urug) yang dapat diprediksi
perhitungan secara tereka cadanagn Tanah Timbun (tanah urug) yang ada di wilayah
kegiatan Eksplorasi ini. Proyeksi tersebut dapat dilakukan melalui Proyeksi keterdapatan
Tanah Timbun (tanah urug) dan Akuratisasi/kualitas data dan titik pengukuran dan
samping penyebaran Tanah Timbun (tanah urug) berdasarkan bukti geologi pada luas
area kegiatan eksplorasi 7,5 Hektar. Pendekatan permodelan penghitungan volume
cadangan Tanah Timbun (tanah urug) di lokasi kegiatan eksplorasi bisa dengan
menggunakan rumus matematika untuk menghitung volume kerucut terpancung. Estimasi
sumberdaya tanah terlihat pada tabel dibawah ini.

Table 3 Perhitungan Volume Tanah Timbun (tanah urug) atas nama Sdr. ASRI

NO Nama Titik Luas Penampang Kedalaman Ketebalan VOLUME


m.a.t Layak Dihitung OB (M³)
Dangkal
I II III IV V VI

1 A – A’ 194.00 6,8 5,5 7.255,60

2 B – B’ 461.99 6,5 6 18.017,61

3 C –C’ 806.99 6,2 6 30.020,03

4 D – D’ 1.596.05 6,2 6 59.373,06

5 E – E’ 1.510.04 6,4 6,1 58.951,96

6 F – F’ 1.906.24 6,3 6 72.055,87

7 G – G’ 2.469.48 5,3 5 65.441,22

8 H – H’ 2.498.60 6,4 6,1 97.545,34

9 I – I’ 1.610.38 6,3 6 60.872,36

10 J – J’ 907.50 5,7 5,1 26.381,03

11 K – K’ 81.95 6,2 6 3.048,54

VOLUME TOTAL (m³) 498.962,62

VOLUME TANAH TIMBUN BERSIH 498.962,62 m³


Rencana Produksi Bulanan 10.395,05 m³

Produksi Per Tahun 124.740,65 m³

Umur Tambang Untuk Tanah Timbun (Tanah Urug) 4 TAHUN

Dari tabel diatas dapat diketahui jumlah cadangan Tanah Timbun (tanah urug) tereka yang terdapat di
lokasi eksplorasi diperkirakn dengan luas area kegiatan eksplorasi 7,5 Hektar adalah sebesar
498.962,62 m³. sedangkan target produksi dalam satu tahun 124.740,65 m³, berarti umur
tambang yang didapat sekitar 4 tahun. Jumlah potensi tereka tersebut kemungkinan besar
masih bisa lebih besar apabila dilihat dari morfologinya yang berbentuk bukit.
BAB V
INVESTASI, PEMASARAN DAN ANALISIS KELYAKAN
BAB V
INVESTASI, PEMASARAN DAN ANALISIS KELYAKAN

5.1 Investasi
5.1.1. Tahap Persipan Penambangan
Pada tahap persiapan penambangan, A.n Sdr. Asri akan mengadakan pembelian alat-alat
yang akan digunakan dalam kegiatan persiapan penambangan. Selain itu juga akan
melakukan kegiatan mobilisation peralatan dari Padang ke lokasi IUP eksplorasi A.n Sdr.
Asri di Nagari Painan Timur Kecamatan IV Jurai dan Nagari IV Koto Hilir Kecamatan
Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat. Beberapa peralatan
yang diperlukan dalam kegiatan persiapan penambangan antara lain adalah seperti terlihat
pada tabel di bawah ini :
Tabel.11. peralatan digunakan pada tahap persiapan pertambangan Batu gunungapi A.n.
Sdr. Asri di Nagari Painan Timur Kecamatan IV Jurai dan Nagari IV Koto Hilir
Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat.

1. Excavator komatsu PC 200-8 Unit 1 Milik Perusahaan


2. Bulldozer Catterpillar D-7G Unit 1 Milik Perusahaan
3. Dump Truck Nissan (Cap.16) Unit 2 Milik Perusahaan

Dalam kegiatan persiapan penambangan ini A.n Sdr. Asri akan melakukan pembelian
peralatan yang akan menjadi investasi A.n Sdr. Asri dalam usaha penambangan batu
gunung pada tahap kegiatan persiapan penambangan. Investasi A.n Sdr Asri dalam tahap
masa persiapan penambangan terebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel. 12. Investasi Tahap persiapan Tambang Batugunung A.n Sdr Asri
1. Excavator komatsu PC 200-8 Unit 1 Milik Perusahaan
2. Light Vehicle Unit 1 Milik Perusahaan
3. Generator 150 KPA Unit 1 Milik Perusahaan

5.1.2. Tahap Penambangan


Selin peralatan yang telah dan berada di lokasi IUP eksplorasi A.n Sdr. Asri seperti telah
dibahas sebelumnya, pada kegiatan usaha penambangan batugunung A.n Sdr. Asri akan
melengkapi peralatan sesuai dengan kebutuhan dan untuk merealisasikan rencana target
produksi batu gunung. Peralatan yang akan digunakan dalam usaha penambangan oleh A.n
Sdr. Asri adalah sebagai berikut :

1. Excavator komatsu PC 200-8 Unit 1 Milik Perusahaan


2. Dump Truck Nissan (Cap.16 ton) Unit 1 Milik Perusahaan
3. Light Vehicle Unit 1 Milik Perusahaan

Pada tahap penambangan batugunung ini A.n Sdr Asri hanya akan mengadakan beberapa
peralatan untuk melengkapi peralatan yang sudah ada pada tahap sebelumnya. Sehingga
tidak semua peralatan yang terdapat pada Tabel 8.3 tersebut di atas akan diadakan pada
tahap penambangan batugunung ini.

5.1.3. Tahap Paska Penambangaan


Pada tahap apska penambangan A.n Sdr. Asri akan menggunakan beberapa peralatan
seperti terperinci pada Tabel 13 berikut :
Tabel 13. Investasi Tahap Paska Penambangan Batugunung A.n Sdr Asri
No Jenis Peralatan dan Satuan Jumlah Keterangan/Asal
Kendaraan
1. Excavator komatsu PC Unit 1 Milik Perusahaan
2. Bulldozer Catterpillar Unit 1 Milik Perusahaan
3. Dump Truck Nissan Unit 2 Milik Perusahaan

pada tahap paska penambangan ini A.n Sdr Asri akan menggunakan peralatan yang telah
diadakan pada masa dan tahapan penambangan sebelumnya. Sehingga tidak ada
pengadaan dan penambahan peralatan pada masa ini.

5.2 Analisis Kelayakan


Metode yang digunakan dalam analisis kelayakan untuk kegiatan usaha pertambangan
batugunung adalah :
 Metode Averege Rate Of Return
 Metode Net Present Value
 Metode Payback
 Metode Internal Rate of Return
 Metode Profitability Index

5.2.1. Metode Averege Rate Of Return


Metode ini mengukur berapa tingkat keuntungan rata-rata yang diperoleh dari suatu
investasi. Angka-angka yang dipergunakan adalah laba setelah pajak dibandingkan
dengan total atau average invesbnent. Hasil yang diperoleh dinyatakan dalam persentase.
Angka ini kemudian diperbandingkan dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan.
Apabila lebih besar dari pada tingkat keuntungan yang disyaratkan, maka usaha
pertambangan dikatakan menguntungkan, apabila lebih kecil dari pada tingkat
keuntungan yang disyaratkan dikatakan tidak menguntungkan. Dari hasil perhitungan
(terlampir) diperoleh harga ARR atas dasar investasi awal adalah 7, 069.82 % sedangkan
harga ARR bila dihitung berdasarkan rata-rata investasi adalah 3,534.91 %.
5.2.2. Metode Net Present Value
Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan sekarang
penerimaan-penerimaan kas bersih (operasional maupun terminal Cash Flok) di masa
yang akan dating.
Untuk menghitung nilai sekarang perlu ditentukan terlebih dulu tingkat bunga yang
dianggap relevan. Tingkat bunga adalah tingkat bunga pada saat keputusan investasi
masih terpisah dari keputusan pembelanjaan ataupun waktu memulai mengaitkan
keputusan investasi dengan keputusan pembelanjaan. Keterkaitan ini hanya
mempengaruhi tingkat bunga. Bukan aliran kas. Apabila nilai sekarang penerimaan-
penerimaan kas bersih di masa yang akan datang lebih besar dari nilai sekarang investasi,
maka proyek ini dikatakan menguntungkan, sedangkan apabila lebih kecil (NPV Negatif)
usaha pertambangan ini dinilai tidak menguntungkan. Dari hasil perhitungan (terlampir)
diperoleh NPV 1,514,874,847.49 yang bernilai positif.
5.2.3. Metode Payback
Metode ini mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali. Karena itu satuan hasilnya
bukan persentase tertinggi tapi satuan waktu (tahun, bulan dan sebagainya).
Metode ini mengukur seberapa cepat suatu investasi bisa kembali, untuk itu dasar yang
dipergunakan adalah aliran kas, bukan laba.
Dari hasil perhitungan (terlampir), tampak pada tahun kedua silisih kas telah negatif atau
yang berarti investasi telah balik modal.
Payback period tercapai pada 1 tahun 0.81 bulan masa kegiatan usaha pertambangan.
5.2.4. Metode Internal Rate of Return
Metode ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas
bersih di masa datang dengan nilai sekarang investasi. Kalau profitability index (PI) nya
lebih besar dari 1, maka usaha ini dikatakan menguntungkan. Tetapi kalau kurang
dikatakan tidak menguntungkan. Sebagaimana metode NPV maka metode ini perlu
menentukan terlebih dulu tingkat bunga yang akan di pergunakan.
Dari hasil perhitungan (terlampir) dengan tingkat bunga 15 % (faktor diskon), diperoleh
harga PI sebesar 155.90.
Karena profitability Index (PI) lebih besar dari 1,0 (satu koma nol) maka kegiatan usaha
pertambangan ini dikatakan menguntungkan.
5.2.5. Metode Profitability Index
Metode ini menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan
nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa mendatang. Apabila tingkat
bunga ini lebih besar dari pada tingkat bunga relevan (tingkat keuntungan yang
disyaratkan), maka investasi dikatakan menguntungkan, kalau lebih kecil dikatakan
merugikan. Dari hasil perhitungan (terlampir) diperoleh harga IRR 42 %.
BAB VI
PENUTUP
BAB VI
PENUTUP
1. Pada bukaan awal untuk kegiatan eksplorasi batugunung yang berlokasi di Nagari Painan
Selatan Kecamatan IV Jurai dan Nagari IV Koto Hilir Kecamatan Batang Kapas Kabupaten
Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat A.n Sdr. ASRI merencanakan untuk luasan 7,5 Ha
yang merupakan dari IUP Eksplorasi A.n. Sdr. ASRI
2. Sumberdaya batu andesit Tanah Timbun (tanah urug) yang diharapkan dapat tergali pada
tahap awal dalam luasan 3,25 Ha adalah 48,505.54 Ton.
3. Jumlah cadangan tanah timbun tereka yang terdapat di lokasi eksplorasi diperkirakan dengan
luas area kegiatan eksplorasi 7,5 hektar adalah sebesar 498.962,62 m³.
4. Dengan menganggap 1 tahun efektif pekerjaan dihitung 10 (sepuluh) bulan, dari jumlah
produksi raw material, maka didapat umur tambang 4,04 tahun termasuk masa persiapan
penambangan selama 6 bulan dan paska penambangan selama 6 bulan.
5. Hasil dari perhitungan kelayakan rencana investasi A.n Sdr. Asri dalam kegiatan usaha
pertambangan batugunung pada lokasi dan kondisi tersebut diatas, apabila kegiatan usaha
pertambangan berjalan sesuai dengan rencana maka :
a. Net Present Value (Npv) dengan discount factor 15% bernilai positif pada harga
1,514,874,847.49, artinya kegiatan usaha pertambangan dapat diputuskan memenuhi
kelayakan.
b. Payback period akan dapat tercapai pada 1 tahun 0.81 bulan apabila kegiatan usaha
pertambangan berjalan sesuai dengan rencana.
c. Profitability Index (PI) dari hasil perhitungan bernilai 155.90 ( ˃ 1,0 ) yang dapat
disimpulkan investasi memenuhi kelayakan.
d. Internal Rate of Return (IRR) dari perhitungan diperoleh harga 42 % dengan uji coba
bunga tingkat satu 15% dan tingkat dua 20 %. Untuk pengambilan keputusan criteria IRR
ini dibandingkan dengan minimum rate of return satandar apabila IRR lebih besar dari
tingkat bunga yang diisyaratkan artinya investasi memenuhi kelayakan.

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari, Prof, DR. H. 2009. Pengantar Bisnis. Bandung : Alfabeta

Brigham, Eugene F. dan Joel F. H. 2001. Manajemen Keuangan. Jakarta : Erlangga.

Halim, Abdul. 2009. Analisis Kelayakan Investasi Bisnis : Kajian dari Aspek Keuangan.
Yogyakarta : Graha Ilmu.

Haming, Murdifin, SE, M.Si dan Salim Basalamah, SE, M.Si. 2003. Studi Kelayakan Investasi
(Proyek dan Bisnis). Jakarta : PPM

Ichsan, Moch, Prof. Dr. H, Kusnadi, Drs. H, Hma. Msi, dkk. 2003. Studi Kelayakan Proyek
Bisnis Malang : Unibraw

Kasmir, SE, MM. dan Jakfar, SE,MM.2003. Studi Kelayakan Bisnis Jakarta : Prenada Media.

Martono dan D. Agus Harjito. 2008. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Cetakan Ketujuh.
Yogyakarta : Ekonisia.

Syamsuddin, Lukman. Drs. MA. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan (konsep Ap/Ikasi
dalam : Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan). Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.

Tandelilin, Eduardus. 2001. A na/isis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta : BPFE

Anda mungkin juga menyukai