Anda di halaman 1dari 14

Proposal Kerja Praktek

I. PENDAHULUAN
Sesuai dengan kurikulum yang ada di Jurusan Teknik Geeofisika Fakultas
Teknologi Mineral UPN Veteran Yogyakarta TA. 2007/2008 setiap mahasiswa
dalam mencapai gelar kesarjanaan program pendidikan Strata 1 (S1) sebelum
melakukan Tugas Akhir harus melaksanakan kerja praktek yang topiknya sesuai
dengan teori yang didapat dalam bangku kuliah serta aplikasinya di lapangan kerja.
Pelaksanaan Kerja praktek ini akan sangat memberikan manfaat besar bagi
mahasiswa dalam mengembangkan ilmu dibidang geofisika khususnya yang telah
diperoleh dibangku kuliah untuk diaplikasikan demi perkembangan dan kemajuan
dunia geoservice, industri perminyakan, dan indurtri pertambangan.

II. LATAR BELAKANG


Interaksi antara mahasiswa dan perusahaan dapat bermanfaat bagi kedua belah
pihak. mahasiswa dapat mengetahui strategi dan metode yang diterapkan dalam
lingkungan perusahaan khususnya di P.T. Tambang Batubara Bukit Asam (persero)
Tbk. , sedangkan pihak perusahaan dapat pula mengetahui pemikiran, konsep yang
telah dipelajari oleh mahasiswa untuk kelancaran kegiatan perusahaan dimasa akan
datang. Kemajuan teknologi telah menghasilkan data data bawah permukaan yang
dapat menampilkan dengan akurasi tinggi gambaran bawah permukaan. Berupa data
seismic, data log, data core ataupun cutting. Sehingga telah melampaui data data yang
dihasilkan dari penyelidikan permukaan.
Dalam suatu eksplorasi batubara, seorang geofisikawan dituntut untuk dapat
menentukan seam batubara yang potensial untuk ditambang. Permasalahan yang
muncul adalah mengenai pola sebaran seam batubara di bawah permukaan, sehingga
dapat menentukan seam yang prospek untuk ditambang.
Hal di atas merupakan suatu ilmu terapan yang berkaitan dengan berbagai
disiplin ilmu sehingga akan lebih baik lagi jika diterapkan langsung pada perusahaan
yang bergerak di bidang penambangan batubara. Untuk itu penyusun melaksanakan
kerja praktek dan pengambilan data pada PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk di
Sumatra Selatan. Penelitian dilakukan pada salah satu daerah penambangan PT.
Proposal Kerja Praktek
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. Penelitian difokuskan pada analisis data
permukaan baik data log maupun data penampang geologi.

III. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud
Maksud dari pelaksanaan kerja praktek ini adalah agara mahasiswa dapat
mengetahui dan belajar proses tahapan- tahapan akuisisi data, pengolahan data serta
interpretasi pada lapangan sebenarnya yang di kelola oleh PT. Tambang Batubara
Bukit Asam.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui cadangan batubara yang ada pada
daerah telitian dari data log.

Tujuan

1) Menentukan seam yang prospek berdasarkan hasil analisis data bawah


permukaan.
2) Menentukan cadangan batubara yang terdapat di bawah permukaan.
3) Menambah wawasan serta pengalaman dan mendapat ketrampilan bagi
mahasiswa Teknik Geofisika.
4) Untuk mengaplikasikan dan mengembangkan ilmu yang di dapat pada jenjang
perguruan tinggi.
5) Mempermudah penerapan antara teori dan praktek dari metode geofisika dengan
cara melihat langsung di lapangan kerja yang sebenarnya.

IV. TOPIK KERJA PRAKTEK


Topik kerja praktek diharapkan sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni yaitu :
1. Penentuan Cadangan Batubara Berdasarkan Data Log
2. Atau dapat menyesuaikan dengan alternatif topik yang diajukan PT. Tambang
Batubara Bukit Asam, dengan mempertimbangkan efektifitas, efisiensi, dan
ketersediaan datadata yang ada pada PT. Tambang Batubara Bukit Asam.
]
Proposal Kerja Praktek

V. LOKASI PENELITIAN
Lokasi kerja praktek rencananya akan dilaksanakan pada salah satu
perusahaan pertambangan yaitu PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero)
Tbk.

VI. DASAR TEORI


Konsep Dasar Well Logging
Well logging juga merupakan salah satu metode geofisika eksplorasi yang
biasa disebut geophysical well logging, atau penampang geofisika lubang bor.
Pelaksanaannya dilakukan dengan memasukkan alat yang disebut Probe ( Gambar
III.1) ke dalam sumur bor untuk memperoleh kurva hubungan antara kedalaman dan
sifat fisik batuan. Dalam hubungannya dengan eksplorasi batubara, istilah di atas
disingkat menjadi Coal Logging yang diterjemahkan sebagai Logging Batubara
(Broome dalam Winda, 1996).

Gambar III.1. Konsep dasar well logging.

Kegunaan well logging dalam hubungannya dengan eksplorasi geofisika


menurut Harsono 1993, antara lain :
Proposal Kerja Praktek
1. Identifikasi litologi ketebalan serta kedalaman lapisan,
2. Mempercepat hasil bawah permukaan dan memperkecil resiko
pengeboran,
3. Membantu menentukan densitas, porositas serta temperatur bawah
permukaan,
4. Menentukan kandungan shale, serta menentukan lapisan permeabel dan
impermeabel,
5. Korelasi antar lapisan.

Log Gamma Ray


Penentuan log gamma ray berdasarkan pada keterdapatan konsentrasi
senyawa radioaktif, antara lain : Uranium (U), Thorium (Th) dan Potasium (K).
Sumber dari gamma ray adalah potasium atau lebih khusus lagi berasosiasi dengan
isotop K4O. Potasium umumnya terdapat pada shale/clay sehingga pengukuran
gamma ray biasanya digunakan untuk mengevaluasi kandungan shale/clay (BPB
manual dalam Reeves, 1986).
Caranya gamma alami dipancarkan oleh sumber radioaktif, karena ada
perbedaan kandungan mineral lempung dari tiap batuan maka pancaran sinar balik
yang terekam akan berbeda, dari perbedaan ini akhirnya litologinya dapat ditentukan.
Dalam penentuan lapisan batuan pembawa batubara, garis shale adalah respon
tetapan harga 100% pada log, sehingga selalu dapat ditentukan. Pembacaan lebih
kecil dari besaran garis shale berarti bertambahnya keberadaan batupasir,
batugamping dan batubara, sedangkan pembacaan diatas garis shale menunjukkan
lapisan marin (marine bands) atau konsentrasi uranium (Reeves, 1986) (Gambar
III.2).

Defleksi dibawah garis biasanya menunjukkan batubara atau batugamping,


sedangkan defleksi antara batuserpih dan batupasir biasanya menunjukkan adanya
gradasi antara batupasir dan shale, seperti: mudstone, siltstone atau bahkan
batugamping argilaceus dan pada beberapa kasus batubara normal (Reeves, 1986).
Log gamma ray diskala dalam satuan API (GAPI). Satu GAPI = 1/200 dari
tanggapan yang didapat dari kalibarasi standar suatu formasi tiruan yang berisi
Proposal Kerja Praktek
uranium, thorium dan potasium dengan kuantitas yang diketahui dengan tepat dan
diawasi oleh American Petroleum Institute (API) di Houston, Texas.

Gamabar 3. Respon litologi yang umum dijumpai pada lapisan pembawa batuabara
dengan metode log gamma ray (Reeves, 1986)

Log Density
Log density adalah alat yang memanfaatkan sumber sinar radioaktif untuk
mengukur densitas batuan. Cara ini memberikan data berat jenis sepanjang lubang
dan porositas batuan. Batubara dan batuan penutup lainnya sangat berbeda berat jenis
Proposal Kerja Praktek
maupun porositasnya, maka log yang dihasilkan dengan jelas menunjukkan
perbedaan ini.
Prinsip kerja log density (Harsono, 1993) yaitu suatu sumber radioaktif dari
alat pengukur di pancarkan sinar gamma dengan intensitas energi tertentu menembus
formasi/batuan. Batuan terbentuk dari butiran mineral, mineral tersusun dari atom-
atom yang terdiri dari proton dan elektron. Partikel sinar gamma membentur elektron-
elektron dalam batuan. Akibat benturan ini sinar gamma akan mengalami
pengurangan energi (loose energy). Energi yang kembali sesudah mengalami
benturan akan diterima oleh detektor yang berjarak tertentu dengan sumbernya.
Makin lemahnya energi yang kembali menunjukkan makin banyaknya elektron-
elektron dalam batuan, yang berarti makin banyak/padat butiran/mineral penyusun
batuan persatuan volume. Besar kecilnya energi yang diterima oleh detektor
tergantung dari :
- Besarnya densitas matriks batuan.
- Besarnya porositas batuan.
- Besarnya densitas kandungan yang ada dalam pori-pori batuan.
Volume batuan yang diselidiki oleh alat density log tergantung pada jarak
antara sumber radioaktif dan detektor. Untuk batuan yang tidak memerlukan resolusi
tinggi, lebih baik menggunakan jarak antara sumber dan detektor agak jauh yaitu long
spacing density tool (BPB manual dalam Reeves, 1986)
Respon kerapatan diatas lapisan batubara agak unik disebabkan kerapatan
batubara yang rendah. Pada defleksi gamma ray, batubara dan batupasir adalah
serupa, tapi menunjukkan perubahan kerapatan yang kuat pada log density (Gambar
III.3), sehingga dapat dibedakan (Reeves, 1986).
Log density terdiri dari 2 macam yaitu long spacing density (LSD) dan short
spacing density (SSD) atau bed resolution density (BRD). Long spacing density
digunakan untuk evaluasi lapisan batubara karena menunjukan densitas yang
mendekati sebenarnya berkat pengaruh yang kecil dari dinding lubang bor.
Sedangkan short spacing density mempunyai resolusi vertikal yang tinggi, maka
cocok untuk pengukuran ketebalan lapisan batubara
Proposal Kerja Praktek
Pada penelitian yang dilakukan, satuan dari log density adalah counts per
second (CPS). Untuk memudahkan perhitungan maka dilakukan kalibrasi satuan dari
CPS ke gram/cc (Gambar III.4). Dari grafik dibawah, nilai satuan CPS berbanding
terbalik dengan nilai satuan gram/cc. Apabila pada data yang diperoleh menunjukkan
nilai yang tinggi dalam satuan CPS, maka akan menunjukkan nilai yang rendah dalam
satuan gram/cc.

Gambar 3. Respon litologi yang umum dijumpai pada lapisan pembawa batubara dengan
metode log density (Reeves, 1986).
Proposal Kerja Praktek

Gambar 4. Hubungan antara satuan CPS dan gram/cc (Warren, 2002).

Dari hasil hubungan antara satuan density log cps dan gram/cc pada gambar
III.4 di atas, maka didapatkan persamaan sebagai berikut :

y 1094( x) 3197.8 (1)

Log Caliper
Pengukuran caliper dilakukan untuk mengetahui kondisi lubang bor setelah
pemboran selesai dikerjakan. Pada lapisan batuan yang keras diameter lubang bor
akan tetap sebesar diameter mata bor, sedangkan pada lapisan batuan yang fracture
(hancur/lembek) akan terjadi pembesaran lubang bor. Pada beberapa lubang bor dari
hasil pengukuran caliper terlihat adanya pembesaran lubang pada lapisan batubara,
hal ini menunjukan bahwa lapisan batubara tersebut bersifat fracture atau brittle .
Beberapa bagian lapisan batubara terlihat tidak mengalami pembesaran lubang
dimana hal ini menunjukan bahwa lapisan batubara tersebut bersifat keras atau hard
(Tabel II.1).
Untuk lebar bukaan lubang bor diukur secara mekanis oleh lengan caliper.
Caliper log akan menunjukkan bagian lubang yang runtuh hingga penafsiran untuk
log-log lainnya dapat lebih teliti dilakukan (BPB manual dalam Reeves 1986).
Proposal Kerja Praktek

Tabel III.1.
Faktor-faktor yang mempengauhi log caliper (Warren, 2002).

Diameter Kemungkinan
Sebab
Lubang Bor Lithologi
Formasi kompak Batupasir masif
Serpih Calcareous,
Stabil
Formasi non-permeabel Batuan beku,
Batuan metamorf
Evaporites
Formasi lunak, mudah hancur Pasir tidak kompak,
Lebih besar
Formasi lemah, runtuhan Kerikil,
Serpih rapuh
Penebalan pada formasi, Serpih yang menebal
sepanjang lubang bor
Lebih kecil
Lumpur pemboran pada formasi Batupasir poros dan
poros dan parmeabel permeabel

Penentuan Shale
Kandungan serpih (shale) pada suatu lapisan batuan khususnya lapisan
batubara dapat diketahui dengan menggunakan log gamma ray, sebab kurva gamma
ray tidak dipengaruhi oleh jenis kandungan maupun kekompakan batuan. Sehingga
besar kecilnya intensitas radioaktif yang diterima oleh detektor mencerminkan besar
kecilnya kandungan shale / clay yang ada dalam suatu lapisan batuan. Dengan asumsi
bahwa selama lapisan batuan tidak mengandung mineral lain yang bersifat radioaktif
selain shale / clay. Harga Vsh pada lapisan batubara dapat dihitung dengan persamaan
sebagai berikut :
GRlog GRmin
I GR (2)
GRmax GRmin

Hubungan Linear:
Vsh I GR (3)
Tertiary clastic (Larionov, 1969)
V sh 0.083(2 3.7*I GR 1) (4)
Older rock (Larionov, 1969)
Proposal Kerja Praktek
V sh 0.33( 2 2 IGR 1) (5)

Dimana :
Vsh : Volume shale/clay
IGR : Indeks shale gamma ray
GR : respon log gamma ray pada lapisan yang ingin dihitung
GRmin : respon log pada zona yang bebas shale (GR Min)
GRmax : respon log di zona shale (GR Max)

Batubara
Lapisan batuan sedimen yang berisi batubara atau peat beds terbentuk pada
masa paleozoic atas sampai saat ini. Batubara adalah hasil dari akumulasi tumbuh
tumbuhan yang terendapkan pada lingkungan pangendapan yang spesial yaitu di
daerah rawa atau lahan gambut (Thomas, 2002).
Menurut Thomas 2002 proses perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut
hingga batubara disebut dengan istilah pembatubaraan (coalification). Secara ringkas
ada 2 tahap proses yang terjadi, yaitu:
1. Tahap synsedimentary atau diagenetik atau biokimia, dimulai pada saat
material tanaman terdeposisi hingga membentuk lignit. Faktor utama yang
berperan dalam proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi dan
gangguan biologis yang dapat menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi)
dan kompaksi material organik serta membentuk gambut.
2. Tahap post-sedimentary atau malihan atau geokimia, meliputi proses
perubahan dari lignit menjadi bituminus dan akhirnya antrasit.
Proses pembatubaraan sangat berpengaruh sekali pada nilai batubara, kualitas
batubara, dan struktur dari lapisan batubara. Kenyataanya ilmu tentang batubara telah
dipelajari selama berpuluh puluh tahun dan tidak ada satupun model yang dapat
memprediksi pembentukan dan tipe dari batubara tersebut. Banyak model yang telah
dibuat untuk mengidentifikasi lingkungan pengendapan batubara tetapi tidak ada
model yang memuaskan untuk menjelaskan siklus alam dari lapisa batubara,
Proposal Kerja Praktek
kontinuitas lapisan batubara, dan fisik serta karakteristik kimia batubara (Thomas,
2002).

VII. METODOLOGI PENELITIAN


Dari penelitian ini terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh untuk
mendapatkan hasil yang maksimal, langkah langkah tersebut dapat ditunjukkan
pada diagram alir berikut ini

MULAI

PEMBATASAN MASALAH
(PROBLEMS RESTRICTION)

PENYUSUNAN HIPOTESIS
(HYPOTHESIS)

PENGUMPULAN INFORMASI
(INFORMATION GATHERING)

PENGUMPULAN DATA
(DATA COLLECTION)

PENGOLAHAN DATA
(DATA PROCESSING)

ANALISIS DATA
(DATA ANALYSIS)

PENGUJIAN HIPOTESA
(HYPOTESIS TEST)

PENULISAN LAPORAN
(REPORT WRITING)

KESIMPULAN
Proposal Kerja Praktek
(COCLUSION)

Pengumpulan Data
Data-data yang diperlukan dalam kerja praktek ini adalah :
a. Data-data Literatur.
b. Jurnal, Makalah dan Laporan (Penelitian) terdahulu.
c. Data logging
d. Data geologi
e. Data uji laboratorium

VIII. WAKTU PELAKSANAAN

Waktu pelaksanaan kerja praktek ini dapat disesuaikan oleh pihak perusahaan PT.
TAMBANG BATUBARA BUKIT ASAM Tbk dan ditargetkan berlansung selama
5 minggu dengan rencana kegiatan yang diusulkan yaitu:

JENIS KEGIATAN MINGGU KE


1 2 3 4 5
Studi Literatur

Pengumpulan Data

Prosesing, Analisis Data dan


Diskusi
Pembuatan Laporan

Presentasi dan Evaluasi

IX. PERALATAN DAN FASILITAS


Dibutuhkan beberapa peralatan dan fasilitas pendukung dalam kegiatan kerja praktek
ini, yaitu sebagai berikut:
Peralatan:
1. Literatur yang terkait
2. Data logging
3. Seperangkat komputer (PC)
4. Peralatan lain yang menunjang penelitian
Proposal Kerja Praktek
Fasilitas:
1. Akses ke perpustakaan
2. Akses ke internet
3. Biaya perjanalan pulang pergi Yogyakarta-Palembang

X. PEMBIMBING
Untuk pembimbing di lapangan diharapkan dapat disediakan oleh perusahaan,
sedangkan untuk pembimbing di kampus oleh salah satu staf pengajar di Jurusan
Teknik Geofisika Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.

XI. LAPORAN
Semua hasil pengolahan data selama kerja praktek akan disusun dalam bentuk
laporan tertulis yang akan dilaporkan kepada perusahaan yang bersangkutan dan
kemudian diberikan pengesahan sebagai bukti telah menempuh mata kuliah wajib
kerja praktek sebanyak 2 sks.

XII. PENUTUP
Kesempatan yang diberikan pada mahasiswa dalam melakukan kerja praktek
di PT. TAMBANG BATUBARA BUKIT ASAM Tbk akan menambah wawasan
dalam perkembangan metode logging dalam dunia industri pertambangan. Dan dalam
kesempatan ini mahasiswa yang bersangkutan akan memanfaatkan seoptimal
mungkin kesempatan yang telah diberikan serta hasil dari kerja praktek (penelitian)
ini dibuat dalam bentuk laporan dan akan dipresentasikan di Jurusan Teknik Geofisika
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.
Semoga akan selalu terjalin hubungan kerjasama yang baik dan
menguntungkan antara lembaga Perguruan Tinggi dalam hal ini Universitas
Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta dengan pihak perusahaan dalam hal
ini PT. TAMBANG BATUBARA BUKIT ASAM Tbk.

DAFTAR PUSTAKA
Proposal Kerja Praktek
Bambang Kuncoro Prasongko, 2000, Geometri Lapisan Batubara, Prosiding Seminar
PIT IAGI XII, UPN Veteran Yogyakarta
Prijono, dkk, Pertambangan Batubara.
Adi Harsono,1997, Pengantar Evaluasi dan Aplikasi Log.
Anonim, 1995, Teknologi Pertambangan di Indonesia, Departemen Pertambangan dan
Energi, Jakarta, 2.55 2.80
Sukandarrumidi, 1995, Batubara dan Gambut, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Warren, J., 2002. Well Logging, google.com.
Wrego, 2009, Karakteristik Lapisan Pembawa Lapisan Batubara Formasi Tanjung
Berdasarkan Well Logging Serta Hubungan Kualitas Batubara Terhadap
Pembacaan Well Logging di Kecamatan Ampah, Kabupaten Barito Selatan
Kalimantan Tengah, Skripsi S-1, Jurusan Teknik Geofisika, Universitas
Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai