Anda di halaman 1dari 17

Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi, Vol. 57 No.

1, April 2023 : 49 - 65
BALAI BESAR PENGUJIAN MINYAK DAN GAS BUMI
LEMIGAS
Journal Homepage: http://www.journal.lemigas.esdm.go.id
ISSN: 2089-3396 e-ISSN: 2598-0300 DOI.org/10.29017/LPMGB.57.1.1324

Identifikasi Prospek Reservoir Hidrokarbon


Menggunakan Inversi Impedansi Akustik pada Blok Kampar
Martin Horas Parulian Butar Butar1, Juventa1, dan Lenny Marlinda2
1
Program Studi Teknik Geofisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Jambi
Jl. Jami-Muara Bulian Km 15, Jambi, 36361, Indonesia
2
Program Studi Kimia Industri (D3), Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Jambi
Jl. Jami-Muara Bulian Km 15, Jambi, 36361, Indonesia

ABSTRAK

Artikel Info: Penentuan zona potensial hidrokarbon diperlukan untuk mendapatkan gambaran
kemungkinan tempat atau zona yang dapat dijadikan sebagai endapan hidrokarbon. Lokasi
Naskah Diterima: penelitian berada pada Blok Kampar yang termasuk ke dalam Cekungan Sumatera Tengah.
14 April 2023 Cekungan Sumatera Tengah merupakan cekungan belakang busur magmatik penghasil
Diterima setelah hidrokarbon yang terbantuk selama tersier awal (Eosen-Oligosen) sebagai rangkaian
perbaikan: struktur setengah graben yang dipisahkan oleh suatu bidang hasil patahan. Penelitian
18 April 2023 menggunakan data 13 lintasan seismik 2D post-stack dan 3 data sumur dalam metode
Disetujui terbit: analisis inversi seismik impedansi akustik. Berdasarkan analisis penentuan zona target
24 Mei 2023 dari komponen log gamma ray, densitas, neutron porositas, dan resistivitas menunjukan
ketebalan zona target dari formasi Telisa hingga formasi Kelesa. Indikasi ini kemudian
dikembangkan dengan melakukan inversi impedansi akustik sebagai fungsi pengolahan
Kata Kunci:
data seismik. Hasil inversi impedansi akustik diperoleh rentan nilai AI sebesar 14243
Inversi impedansi akustik (ft/s)*(g/cc) – 30276 (ft/s)*(g/cc), sedangkan nilai nilai pancung yang menunjukan zona
Reservoir batupasir berada pada rentan 18300 (ft/s)*(g/cc) – 24500 (ft/s)*(g/cc) yang menjadi
Crossplot berpotensi menjadi batuan reservoir hidorkarbon. Hasil picking horizon dan picking fault
menunjukan arah migrasi hidrokarbon struktur antiklin yang berasosiasi dengan sesar
naik. Didapat zona prospek hidrokarbon MB-1 dan MB-2 berada pada utara barat laut
lapisan formasi Tualang dan Formasi Lakat. Lokasi sumur pengembangan 1 berada area
tutupan tinggian yang mempunyai reservoar batupasir.

ABSTRACT
Determination of potential hydrocarbon zones is needed to get an idea of possible places
or zones that can be used as hydrocarbon deposits. The research location is in the Kampar
Block which is included in the Central Sumatra Basin. The Central Sumatra Basin is a
hydrocarbon-producing magmatic arc basin which was formed during the Early Tertiary
(Eocene-Oligocene) as a series of half-graben structures separated by a fault area. The
study used 13 post-stack 2D seismic track data and 3 well data in the acoustic impedance
seismic inversion analysis method. Based on the analysis of determining the target zone
from the components of the gamma ray log, density, neutron porosity, and resistivity shows
the thickness of the target zone from the Telisa formation to the Kelesa formation. This
indication is then developed by performing acoustic impedance inversion as a function
of seismic data processing. The results of acoustic impedance inversion obtained an AI
value range of 14243 (ft/s)*(g/cc) – 30276 (ft/s)*(g/cc), while the stumps value indicating
the sandstone zone is at a vulnerability of 18300 (ft/cc). s)*(g/cc) – 24500 (ft/s)*(g/cc)

Korespondensi:
E-mail: martinhoras14@gmail.com (Martin Horas Parulian Butar Butar)

DOI.org/10.29017/LPMGB.57.1.1324 | 49
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 57 No. 1, April 2023: 45 - 61

which has the potential to become a hydrocarbon reservoir rock. The results of picking
horizon and picking faults show the direction of migration of hydrocarbons in anticline
structures associated with reverse faults. The MB-1 and MB-2 hydrocarbon prospect
zones are located in the north northwest of the Tualang and Lakat Formation layers. The
location of the development well 1 is in a high cover area that has a sandstone reservoir.
© LPMGB - 2023

PENDAHULUAN Pada penelitian ini dilakukan untuk


mengidentifikasi range nilai Impedansi akustik
Indonesia memiliki potensi migas yang
reservoir hidrokarbon berdasarkan proses inversi
menjanjikan. Luas wilayah kerja migas Indonesia
seismik, serta dapat memberikan gambaran zona
mencapai 750.000 km². Indonesia memiliki 3,8
prospek untuk dijadikan sumur pengembangan baru.
miliar barel cadangan minyak terbukti dan gas 77
triliun standar cubic feet (tsc) (Kementrian ESDM Metode inversi model awal dilakukan untuk
2020). Salah satu cekungan potensial yang berada mendapatkan nilai impedansi akustik yang kemudian
dipulau Sumatera yaitu cekungan Sumatera Tengah. parameter tersebut dihitung persamaan lintasan ar
Cekungan Sumatera Tengah memiliki luas sekitar dari crossplot antara log p-impedance dan neutron
103.500 km2, yang sebagian besar terdiri dari area porositas untuk mencari estimasi distribusi porositas,
berupa daratan. Eksplorasi pertama pada cekungan peta struktur waktu dan peta struktur kedalaman
ini diawali oleh penemuan rembesan pada struktur didapat berdasarkan hasil griding picking horizon.
antiklin yang kemudian memicu penemuan lapangan Picking fault dilakukan untuk mendapatkan model
minyak Wkindonesia., (2017). patahan atau kemenerusan sturktur. Melalui uraian
tersebut, maka area penelitian Cekungan Sumatera
Dalam eksplorasi cadangan minyak dan gas
Tengah menjadi lokasi yang menarik untuk dikaji
bumi memerlukan data sifat fisis reservoir dibawah
tentang zona yang berprospek reservoir hidrokarbon.
permukaan bumi. Untuk mendapatkan data tersebut
Oleh karena itu penulis mengangkat topik identifikasi
dapat dilakukan dengan menggunakan ekplorasi
prospek reservoir hidrokarbon menggunakan inversi
geofisika yaitu metode seismik dan proses loging
impedansi akustik pada blok kampar.
sumur Novita dkk., (2022). Saat ini metode
seismik refleksi dianggap metode efektif yang
Geologi Regional
memegang fungsi untuk menggambarkan kondisi
bawah permukaan. Dalam pengembangan potensi Cekungan Sumatera Tengah merupakan cekungan
hidrokarbon digunakan pendekatan melalui dua data sedimen yang terbentuk di belakang busur magmatik
yaitu data seismik dan data log. Melalui korelasi selama Tersier Awal (Eosen-Oligosen) sebagai
data tersebut yang kemudian dapat dibuat gambaran rangkaian struktur setengah graben yang dipisahkan
interpretasi potensi berdasarkan nilai fisis. oleh suatu bidang hasil patahan sebagai hasil dari
proses penunjaman lempeng samudra Hindia
Metode Seismik Inversi merupakan teknik
terhadap lempeng benua Asia Mertosono dan
inversi berupa suatu pendekatan keadaan geologi
Nayoan., (1974) dalam Dewanto dan Yuliantina.,
kebelakang, metode ini dapat memberikan hasil
(2021).
penampakan geologi bawah permukaan, sehingga
dapat diidentifikasi karakter dan pola penyebaran Cekungan ini merupakan seri dari struktur patahan
reservoir di daerah target berupa interpretasi geologi, normal pada periode Paleogen (Eosen – Oligosen)
litologi dan fluida serta batas lapisan geologi bawah yang terbentuk akibat proses rifting sehingga terpisah
permukaan Sukmono., (1999) dalam Malik dkk., oleh bidang hasil patahan. Cekungan Sumatra Tengah
(2018). Salah satu analisis dalam studi inversi berbentuk asimetris yang mengarah Baratlaut -
seismik ini, yaitu inversi impedansi akustik. Inversi Tenggara. Bagian yang terdalam terletak pada bagian
Impedansi akustik merupakan jenis post-stack barat daya dan melandai ke arah timur laut. Hal ini
Inversion. Dimana AI adalah parameter batuan disebabkan karena adanya patahan-patahan bongkah
yang memuat dipengaruhi nilai porositas, litologi, pada landas cekungan yang umumnya berbentuk
kedalaman sebagai indikator kuantitatif karakter patahan normal Eubank dan Makki., (1981).
reservoir Sanjaya dkk., (2014).

50 | DOI.org/10.29017/LPMGB.57.1.1324
Identifikasi Prospek Reservoir Hidrokarbon Menggunakan Inversi Impedansi Akustik pada Blok Kampar
(Martin Horas Parulian Butar Butar, dkk)

AGES TECTONICS TYPE STRATIGRAPHY

TIMING OF OIL
SOURCE

RESERVOIR

GENERATION

MOMENT
CRITICAL
MM

TRAP
SEAL
ROCK
YRS

POTENTIAL

Pleis
TOCENE

L
PLIOCENE

2.8
E
6.3
LATE

COMPRESSIONAL
BARISANS BEGIN UPLIFT

10.5
13.8
MIOCENE

MIDDLE

STRUCTURAL
17.5
EARLY

BASIN BAG 22.5

25.5

26.5
LATE
OLIGOCENE

29.0
EARLY

32.0

RIFTING 36.0

LEGEND INDEX MAP


VOLCANO TUFF
PRODUCING RESERVOIR:

KAMPAR AREA
SHALE
OIL
SANDSTONE
GAS
RED BEDS
CENTRAL SUMATRA BASIN
SHALE (SOURCE ROCK

BASEMENT COMPLEX)

Gambar 1
Stratigrafi umum dari area kampar (de Coster, 1974).
Menunjukkan urutan satuan batuan secara kronologis pada blok Kampar.

Formasi Potensi Pembawa Hidrokarabon petroleum cekungan Sumatra Tengah. Formasi


Lakat, berdasarkan analisis polen terendapkan dalam
Formasi Telisa, pada Gambar 1 formasi
lingkungan transisi, yaitu mulai dari air tawar sampai
menunjukan ini sebagai batuan Penutup, batuan
adanya pengaruh bakau. Batuan yang diduga sebagai
penutup utama pada area Cekungan Sumatera
sumber hidrokarbon dalam Formasi Lakat terdapat
Tengah adalah shale marine yang berasal dari
dalam bagian tengah, yaitu tersusun oleh batulumpur
Formasi Telisa. Dengan ketebalan mencapai 1600
warna kelabu kehitaman, yang kaya akan bahan
ft, maka formasi ini dapat bertindak sebagai batuan
organik. Heryanto dan Hermiyanto., (2006).
penutup yang baik bagi reservoar yang ada di
bawahnya Siki dkk., (2016). Formasi Kelesa, Batuan yang bertindak sebagai
batuan sumber hidrokarbon adalah bagian atas
Formasi Tualang merupakan Formasi sasaran
formasi ini, yaitu atas perlapisan serpih berselingan
pada lapangan minyak bumi di blok Kampar,
dengan batupasir halus, batupasir konglomeratan
Cekungan Sumatra Tengah. Formasi Tualang
dan batulanau (Sebagian teramalgamasi), serpih
merupakan Formasi hasil dari pengendapan
berwarna coklat berselingan dengan warna abu-
lingkungan transisi, terdiri dari batulempung,
abu gelap, berlapis tipis (0,5 cm – 1 cm), kaya
batupasir glaukonit dan batulanau serta perselingan
akan bahan organik, bersifat agak plastis, struktur
antara batupasir dan batulempung, Batupasir pada
perarian sejajar. Heryanto dan Hermiyanto., (2006).
Formasi Tualang merupakan reservoir pada sistem

DOI.org/10.29017/LPMGB.57.1.1324 | 51
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 57 No. 1, April 2023: 45 - 61

Analisis petrofisika, analisis burial history, dan mengasumsikan amplitudo seismik dihasilkan dari
pemodelan kematangan menunjukkan bahwa daerah R(0), sehingga terbatas hanya dapat menghasilkan
penyelidikan memiliki potensi minyak serpih (shale tampilan model impedansi akustik saja.
oil) pada interval Formasi Kelesa – basement. Impedansi akustik merupakan kemampuan suatu
Total original oil in place (OOIP) potensi sumber batuan untuk melewatkan gelombang seismik yang
daya minyak serpih Formasi Kelesa di daerah melaluinya. Impedansi akustik didapatkan dari hasil
penyelidikan adalah sebesar 3992,26 MMBbl perkalian antara kecepatan gelombang (v) dengan
Widhiyatmoko, dkk., (2022). densitas batuan (ρ). Impedansi akustik didefinisikan
dalam persamaan matematis:
Seismik Inversi
Inversi adalah suatu metoda untuk mendapatkan IA = 𝑉. 𝜌 (1)
gambaran model geologi bawah permukaan dengan
menggunakan data seismik sebagai data input utama dengan :
dan data sumur sebagai data kontrol Sukmono., V : kecepatan gelombang (m/s)
(2002) dalam Prastika dkk., (2018). Berdasarkan
ρ : densitas batuan (g/cm3)
data seismik yang digunakan metoda seismik inversi
dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu : inversi Nilai impedansi akustik berbanding lurus dengan
seismik post-stack dan inversi seismik prestack. Data kekerasan batuan dan berbanding terbalik dengan
seismik post-stack merupakan data seismik yang porositas batuan. Besar kecilnya nilai AI sangat
telah melalui proses stacking sehingga sudah tidak dipengaruhi oleh cepat rambat gelombang.
dipengaruhi lagi oleh sudut (R). Data seismik jenis ini

Seismik Inversi

Inversi Pre‐stack Inversi Poststack

Inversi AVO Inversi Tomografi Inversi Amplitudo Inversi Wavefield

Bandlimited Model‐Based Sparse‐Spike

Gambar 2
Metode seismik inversi, menunjukan analisa inversi berdasarkan jenis data (Russell, 1988 dalam Novianto, 2015)

Metode inversi berbasis model disebut juga dari data seismik melainkan menginversi model
metode blocky karena impedansi akustik tersusun geologinya. Hasil inversi digambarkan dalam bentuk
dari blok-blok kecil. Gambar 2. Menjelaskan blok dengan nilai Impedansi akustik yang kontras,
bahwa inversi berbasis model merupakan inversi sehingga mempermudah dalam penentuan batas
dari jenis data poststack. Konsep inversi metode ini suatu lapisan reservoir.
dimulai dengan membuat model awal Impedansi
akustik dengan ukuran blok yang telah ditentukan.
Keunggulan dari metode inversi ini adalah metode BAHAN DAN METODE
paling sederhana namun hasil yang didapatkan
memiliki informasi yang lebih akurat karena Penelitian ini berada pada Blok Kampar cekungan
memasukkan komponen frekuensi rendah (dari data Sumatera Tengah termasuk dalam lembar Rengat,
log), memiliki kontrol yang baik dari hasil yang data yang digunakan adalah data seismik dengan jenis
didapatkan karena menghindari inversi langsung 2D post-stack berjumlah 13 lintasan, 3 data sumur,
yang masing-masing sumur terdapat data marker dan

52 | DOI.org/10.29017/LPMGB.57.1.1324
Identifikasi Prospek Reservoir Hidrokarbon Menggunakan Inversi Impedansi Akustik pada Blok Kampar
(Martin Horas Parulian Butar Butar, dkk)

data checkshot. Pada Gambar 3 terdapat 13 lintasan maka dilakukan proses ekstraksi wavelet dan well-
seismik dan 3 sumur. Ketersediaan komponen seismik tie. Pengecekan analisis sensitifitas dengan
masing-masing sumur antara lain: koordinat, deviasi, log P-Impedance, Neutron Porosity, dan Gamma ray
checkshot (CS), marker dan log (seperti log Gamma untuk memisahkan litologi serta harga nilai pancung
ray (GR), caliper (CALI), spontaneous potential impedansi batupasir yang berpotensi sebagai batuan
(SP), densitas (RHOB), P-Wave (DT), neutron reservoir hidrokarbon.
porosity (NPHI), dan density correction (DRHO)). Picking horizon dan picking fault dilakukan
untuk menghasilkan peta struktur waktu dan peta
Alur Kerja Penelitian struktur kedalaman serta model patahan, kemudian
pembuatan model awal sebagai langkah awal untuk
Pada penelitian kali ini terbagi ke dalam tiga inversi impedansi akustik. Secara emperis untuk
tahapan utama yaitu : tahapan pengumpulan data, mengestimasi nilai dan distribusi porositas reservoar
tahapan pengolahan data, tahapan interpretasi/ dengan menggabungkan data log porositas secara
analisis data. Data yang dikumpulkan merupakan statistik dari data seismik dan data impedansi akustik.
data seismik dan data sumur yang meliputi data
marker dan data checkshoot. Kemudian dilakukan Kemudian tahapan interpretasi/analisis data,
pengecekan kelayakan data. Tahapan pengolahan analisis menggunakan data penampang nilai acustic
data dimulai dengan analisis penentuan zona target impedansi dan sebesar porositas secara lateral dan
selanjutnya pengikatan data sumur terhadap data mengamati kemenerusannya. Sumur pengembangan
seismik untuk memperoleh nilai korelasi yang baik diliat dari peta struktur kedalaman yang digabung
dengan model patahan.

Gambar 3
Peta area penelitian.
Menunjukan peta lintasan seismik dan titik sumur lokasi penelitian.

DOI.org/10.29017/LPMGB.57.1.1324 | 53
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 57 No. 1, April 2023: 45 - 61

HASIL DAN DISKUSI Pada kolom 2 log resistivitas, pada lapisan yang
terisi hidrokarbon log resistivitas menunjukkan
Penentuan Zona Target respon yang tinggi dan terdapat separasi positif
Analisa zona target dilakukan untuk mengetahui antara log neutron porositas dan densitas, sedangkan
adanya indikasi hidrokarbon berdasarkan respon pada lapisan air log resistivitas menunjukkan respon
data log. Analisa menggunakan data log diantaranya yang rendah dan log densitas dan neutron sama atau
: gamma ray, neutron porositas, densitas, dan separasi negatif. Nilai resistivitas pada zona yang
resistivitas. Zona target terdiri dari formasi Telisa, memiliki nilai berkisar 10.64 ohm sampai 24.91 ohm
Tualang, Lakat, dan Kelesa. Dengan batas lapisan mengindikasikan kandungan fluida berupa minyak.
paling atas yaitu formasi telisa dan batas lapisan Secara kualitatif, data log yang digunakan untuk
paling bawah yaitu formasi kelesa. mengidentifikasi jenis hidrokarbon adalah data log
Analisa sumur M1 dilakukan untuk mengetahui densitas dan neutron porositas yang berada pada
zona target. Berdasarkan Gambar 4. menunjukan zona kolom 3. Dimana untuk respon yang menandakan
target pada sumur M1 terdapat pada 898 m/s sampai adanya zona reservoir pada kedalaman 3400 ft
1296 m/s pada kedalaman 2570 ft sampai 4500 ft. sampai 4000 ft. Perbedaan positif antara densitas dan
Pada kolom 1 log gamma ray menunjukan defleksi log neutron porositas digunakan untuk membedakan
ke kiri yang menandakan respon bawah permukaan antara lapisan yang diisi gas dan yang diisi minyak.
berupa litologi yang memiliki permaebilitas. Dalam Untuk gas, ini menunjukkan respons resistivitas yang
perekaman data log gamma ray menunjukkan lapisan lebih tinggi dan separasi positif log densitas - neutron
batupasir API yang relatif rendah dan menunjukkan porositas yang lebih besar daripada minyak. Tahap
lapisan serpih API yang tinggi. penentuan zona target dilakukan juga pada sumur
M2 dan M3.

M1
(x=294367.00m, y=0000219.00m Eleva�on, ib=25, 65, surface)sf, SPO, 9.9t(same as surface) TVDI
Time 19 Caloer_1 40 0.6 Neutron Porosity_1 (%) 0 From
(ms) 0
Gamma
Ray_1 160 0.1 Resis�vity_1 10^3 1.7
Density_1
POC
SP_1
MV 90
surface
30 -30
875 2500
900 TELISA
2600
925
950 2700

975 2800
1000 2900
1025 3000
TUALANG
1050 3100
1075 3200
1100
3300
1125
1150 LAKAT 3400

1175 3500
3600
1200 3800
KELISA
3900
1225 4000
4100
1250 4200
4300
1275 4400
Track 5 Track 3 Track 4
4500
Taps Track 2
Legend *used to compare synthe�c
Seismic Reference

Gambar 4
Analisis zona target pada sumur M1. Merupakan tahapan awal dalam penentuan zona target

Analisis Sensitifitas sumur target (Gamma Ray, Neutron Porosity,


dan p-impedance). Proses ini akan memisahkan
Tahapan pengujian sensitivitas sumur terhadap atau menzonasi litologi reservoir batupasir dan
zona litologi menggunakan nilai impedansinya batulempung pada formasi Tualang dan Lakat. Jika
dengan beberapa komponen log yang ada dalam nilai impedansi benar-benar dapat memisahkan

54 | DOI.org/10.29017/LPMGB.57.1.1324
Identifikasi Prospek Reservoir Hidrokarbon Menggunakan Inversi Impedansi Akustik pada Blok Kampar
(Martin Horas Parulian Butar Butar, dkk)

zona, kemungkinan hasil inversi dapat digunakan sebesar 18300 (ft/s)*(g/cc) – 24500 (ft/s)*(g/cc),
untuk mengkarakterisasi reservoir. Berdasarkan zona batulempung berwarna hijau dengan interval
hasil analisa crossplot pada sumur M1 yang sudah nilai Impedansi akustik sebesar 24500 (ft/s)*(g/
menggunakan marker, terdapat 2 zona hasil dari cc) – 31300 (ft/s)*(g/cc). Berdasarkan Gambar
crossplot yaitu zona kuning dimana memiliki 6. menunjukan penampang cross section dengan
nilai log Neutron Porosity sebesar 0.175 (%) interval kedalaman berkisar 3050 ft – 4000 ft yang
sampai 0.385 (%) dengan nilai Gamma ray <75 didominasi dengan litologi batupasir. Kurva defleksi
API zona ini diidentifikasikan sebagai reservoir cross section juga menunjukan litologi batupasir
dengan litologi batupasir dan untuk zona hijau memiliki nilai impedansi akustik yang rendah dan
merupakan litologi batulempung dimana nilai log porositas yang tinggi begitu pula sebalikanya untuk
Neutron Porosity sebesar 0.120 (%) sampai 0.285 litologi batulempung. Hal tersebut mengindikasikan
(%) dan nilai Gamma ray >75 API. Zona batupasir lokasi penelitian mempunyai jenis reservoir
berwarna kuning memiliki nilai impedansi akustik batupasir.

P-Impedance vs Neutron Porosity (primary) Gamma Ray


Neutron Porosity (%) (API)
Zone Fillter

0.450
Sandstone
0.450

Cut Off Al Sand 18300-24500


0.425
(�/s)*(g/cc)
0.425

Shale
0.400
0.400

0.375
0.375

0.350
Cut Off Al Shale 24500-31300
0.350

0.325
0.325
(�/s)*(g/cc)
0.300
0.300

0.275
0.275

75%

0.250
0.250

0.225
0.225

0.200
0.200

0.175
0.175

0.150
0.150

0.125
0.125

0.100
0.100

14500 15000 15500 16000 16500 17000 17500 18000 18500 19000 19500 20000
14500 15000 15500 16000 16500 17000 17500 18000 18500 19000 19500 20000
20500 21000 21500 22000 22500 23000
20500 21000 21500 22000 22500 23000
23500 24000 24500 25000 25500 26000 26500 27000 27500 28000 28500 29000 29500 30000 30500 31000 31500 32000
23500 24000 24500 25000 25500 26000 26500 27000 27500 28000 28500 29000 29500 30000 30500 31000 31500 32000 32500 33000
32500 33000

Legend
P-Impedance vs Neutron Porosity (primary)
P-Impedance

Gambar 5
Crossplot P-Impedance dan Neutron Porosity.
Menunjukan crossplot pada formasi Tualang- formasi Lakat sumur M1

Tahapan analisis sensitifitas dilakukan pada setiap Pada Gambar 7 menunjukan penampang hasil
sumur dengan batas marker yang sama yaitu formasi picking horizon dan fault lintasan 183-78 yang
Tualang dan formasi Lakat. Didapat harga sebaran mempunyai arah baratdaya-timurlaut. Horizon
batupasir pada sumur M2 berkisar 16000 (ft/s)*(g/ puncak formasi Telisa mempunyai reflektor amplitudo
cc) - 20300 (ft/s)*(g/cc) dan pada sumur M3 berkisar yang kuat. Sedangkan horizon dasar formasi Kelesa
18500 (ft/s)*(g/cc) – 23100 (ft/s)*(g/cc). mempunyai karakter refleksi amplitudo yang rendah.
Horizon Kelesa mempunyai konfigurasi refleksi
Picking Horizon dan Picking Fault internal yang acak mengindikasikan batuan penyusun
Picking Horizon merupakan tahap penandaan dengan pola yang tidak jelas atau zona hancuran.
kemenerusan tiap top formasi dari marker hasil Jenis litologi berupa sedimen berbutir kasar sampai
well-seismic tie. Picking fault merupakan tahap sedimen berbutir halus, dapat dilihat dari spasi
menandakan struktur-struktur patahan pada data reflektornya. Untuk sedimen kasar mempunyai spasi
seismik. reflektor yang tidak rapat begitupula sebaliknya.

DOI.org/10.29017/LPMGB.57.1.1324 | 55
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 57 No. 1, April 2023: 45 - 61

Struktur pada lintasan ini berupa antiklin dan sesar pelengkungan horison seismik yang membentuk
naik. Struktur antiklin diindikasikan dari adanya suatu antiklin. Terdapat 4 sesar yang berkembang

Ver�cal Depth (�) A�ribute Cross Sec�on

3050

3100
3100

3150
3150

3200
3200

3250
3250

3300
3300

3350
3350

3400
3400

3450
3450

3500
3500

3550
3550

3600
3600

3650
3650

3700
3700

3750
3750

3800
3800

3850
3850

3900
3900

3950
3950

4000
1400015000 1600017000 1800019000 200002100022000230002400025000 260002700028000290003000031000320003300034000 0.075 0.100 0.125 0.150 0.175 0.200 0.225 0.250 0.275 0.300 0.325 0.350 0.375 0.400 0.425 0.450
P-Impedance Neutron Porosity

Legend
Sand Scale

Gambar 6
Cross-section sumur M1.
Menunjukan nilai zona masing-masing litologi beserta kedalaman

SW 1329.0 1288.0 1248.0 1207.0 1167.0 1126.0 1085.0 1044.0


NE

Gambar 7
Picking horizon dan picking fault 183-78.
Menunujukan tanda kemenurusan tiap top formasi dan struktur pada lintasan seismik.

56 | DOI.org/10.29017/LPMGB.57.1.1324
Identifikasi Prospek Reservoir Hidrokarbon Menggunakan Inversi Impedansi Akustik pada Blok Kampar
(Martin Horas Parulian Butar Butar, dkk)

dengan arah baratdaya-timurlaut. dengan domain waktu sebesar -840 ms hingga


-1380 ms. Skala warna pada peta menunjukan
Peta Struktur Waktu dan Peta Struktur
area kontur tinggian disimbolkan dengan warna
Kedalaman
merah sedangkan area kontur rendah disimbolkan
Pemetaan struktur domain waktu dilakukan dengan warna ungu. Kumudian Gambar 8. Bagian
dengan menggunakan metode griding untuk b menunjukan hasil peta struktur kedalaman formasi
mendapatkan peta interpolasi dan ekstrapolasi Tualang yang memiliki interval kontur dengan
Rahman dkk., (2017). Pada dasarnya metode domain kedalaman sebesar -2800 ft hingga -4800
grid memiliki beberapa parameter visualisasi, ft. Peta struktur kedalaman memperlihatkan bahwa
parameter yang paling penting adalah logaritma wilayah jebakan hidrokarbon Area penelitian berada
yang digunakan dan ukuran grid yang digunakan. dalam area yang lebih tinggi yang berupa araea
Logaritma yang digunakan mempengaruhi hasil tutupan. Terlihat pada gambar tersebut terdapat
perhitungan interpolasi dan ekstrapolasi dan beberapa struktur antiklin yang berasosiasi dengan
untuk mendapatkan logaritma yang benar harus sesar naik. Struktur antiklinal ini dapat terjadi akibat
disesuaikan dengan tujuan utama dari gambar adanya gaya kompresi saat pembentukan Cekungan
tersebut SCM E&P., (2011). Berdasarkan Gambar Sumatera Tengah. Dimana Hidrokarbon di daerah
8. Bagian a menunjukan hasil peta struktur waktu penelitian tetap berada dalam struktur. Sehingga bisa
formasi Tualang yang memiliki interval kontur dikelompokan perangkap hidrokarbon di wilayah ini
tipe struktural.

a 204000
TIME STRUCTURE MAP (TUALANG)
206000 208000
208000
210000
210000
212000
212000
214000
214000 b 204000
DEPTH STRUCTURE MAP (TUALANG)
206000
206000 208000
208000
210000
210000
212000
212000
214000
214000

MAP
MAP
9994000

9994000

9994000
9994000

Country Scale Country Scale


0

1:97656

0
9

1:97656

Block Contour inc Block Contour inc


9992000
9992000

9992000
9992000

30 100
9992000

9992000
License User name License User name
user user
0

0
9

Model Name Date Model Name Date


03/18/2023 03/18/2023
9990000
9990000
0

9990000
9990000

Signature
Horizon Name Signature Horizon Name
9990000

9990000
9
9988000
9988000
0

9988000

9988000
9988000
Eleva�on
0

0
Eleva�on Time 2800.00
9986000
9986000
0

9986000

9986000
2900.00
9986000

9986000

840.00 3000.00
870.00 3100.00
900.00 3200.00
0

990.00 3300.00
1020.00 3400.00
9984000
9984000
0

9984000
9984000

1050.00 3500.00
9984000

9984000

1080.00 3600.00
1110.00 3700.00
1140.00 3800.00
0

1170.00 3900.00
1200.00 4000.00
9982000
9982000
0

9992000
9
9982000

1230.00 4100.00
9982000

1250.00
9982000

4200.00
1290.00 4300.00
1320.00 4400.00
1350.00 4500.00
1380.00 4600.00
4700.00
204000 206000
206000 208000
208000
210000
210000 212000
212000 214000
214000 204000 206000
206000
208000
208000
210000
210000
212000
212000
214000
214000
0 1000 2000
2000 3000
3000 4000
4000 5000
5000 0 1000
1000 2000
2000 3000
3000 4000
4000 5000
5000

1:97606 1:97606

Gambar 8
A). Peta struktur waktu dan B). Peta struktur kedalaman formasi Tualang.
Menunjukan kontras perbedaan warna berdasarkan domain waktu dan kedalaman pada formasi Tualang.

Sedangkan Gambar 9A menunjukan hasil bawah yang memiliki interval kontur dengan domain
peta struktur waktu formasi Lakat yang memiliki kedalaman sebesar -3700 m hingga -6100 m. Peta
interval kontur dengan domain waktu sebesar struktur kedalaman memperlihatkan bahwa wilayah
-1080 ms hingga -1770 ms. Terdapat beberapa jebakan hidrokarbon Area penelitian berada dalam
keberadaan struktur antiklin yang sedikit berbeda area yang lebih tinggi yang berupa area tutupan.
pada tiap lapisan, hal ini bisa saja dipengaruhi Terlihat pada gambar tersebut bahwa hidrokarbon
masa pembentukan yang berbeda pada tiap lapisan. bermigrasi dari arah tenggara (kontur rendahan) ke
Kumudian Gambar 9B menunjukan hasil peta baratlaut (kontur tinggian).
struktur kedalaman formasi Lakat sebagai lapisan

DOI.org/10.29017/LPMGB.57.1.1324 | 57
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 57 No. 1, April 2023: 45 - 61

TIME STRUCTURE MAP (LAKAT) DEPTH STRUCTURE MAP (LAKAT)

a 204000
206000
206000
208000
208000
210000
210000
212000
212000
214000
214000
MAP b 204000
206000
206000
208000
208000
210000
210000
212000
212000
214000
214000
MAP
9994000

9994000

9994000
9994000

9994000
9994000

9994000
9994000
Country Scale Country Scale
1:97656 1:97656

Block Contour inc Block Contour inc


9992000

30

9992000
9992000
100

9992000
9992000

9992000

9992000

9992000
License User name
License User name
user user

Model Name Date


Model Name Date
03/18/2023 03/18/2023

9990000
9990000

9990000
Signature

9990000
Horizon Name Horizon Name Signature

9990000
9990000

9990000

9990000
9988000

9988000

9988000

9988000
9988000

9988000

9988000

9988000
Eleva�on Depth [�]
Eleva�on Time 3100.00
9986000

9986000
9986000
3200.00

9986000
930.00

9986000
3300.00
9986000

9986000

9986000
960.00
3400.00
990.00
3500.00
1020.00
3600.00
1050.00
3700.00
1080.00
3800.00
9984000

1110.00
9984000

9984000
9984000
3900.00
1140.00
9984000
9984000

9984000

9984000
4000.00
1170.00 4100.00
1200.00 4200.00
1230.00 4300.00
1250.00 4400.00
1290.00 4500.00
9982000

9982000

9982000
9982000
1320.00 4600.00
1350.00 4700.00
1380.00 4800.00
1410.00 4900.00
1440.00 5000.00
1470.00 5100.00
1500.00 5200.00

204000 206000
206000
208000
208000
210000
210000
212000
212000
214000
214000 204000 206000 208000 210000 212000 214000
206000 208000 210000 212000 212000

0 1000
1000 2000
2000 3000
3000 4000
4000 5000
5000
0 1000
1000 2000
2000 3000
3000 4000
4000 5000
5000

1:97606 1:97606

Gambar 9
A). Peta struktur waktu dan B). Peta struktur kedalaman formasi Lakat.
Menunjukan kontras perbedaan warna berdasarkan domain waktu dan kedalaman pada formasi Lakat

Gambar 10
Struktur patahan yang digabungkan peta struktur waktu formasi Telisa.
Menunjukan peta struktur waktu yang menggambarkan bentuk umum struktur

58 | DOI.org/10.29017/LPMGB.57.1.1324
Seismic data: L_183-78 and Model1 P-wave and Model1 Density and Model1 P-Impedance and Model1 Synthe�c (STRATA CE8/R3) (Jan 29, 2023 23:24)

Trace Data: L_183-78 Impedance


Data Manager
Color Data: Model1 P-Impedance ((�/s)*(g/cc))
CDP
Inserted Curve Data: P-wave
Seicmis Well
1030 1036 1042 1048 1054 1060 1066 1072 1078 1084 1090 1096 1102 1108 1114 1120 1126 1132 1144 1150 1156 1162 1168 1174 1180 1186 1192 1204 1210 1216 1222 1228 1234 1240 1246 1252 1258 1264 1270 1276 1282 1288 12941300 1306 1312 1318 1324 1330 1336 1342 1348 1354 1360 1366 30276
Herizon 29942
29608
Well 29274
100 28940
Wavelet 28606
200 28727

Model 27938
27604
300
Analysis 27270
26936
Inversion 400
26602
26268
500 25934
25600
600 25266
24932

700 24598
24264
24264
800
23930
23596
900 23262
22928
1000 22594
22260
21926
1100 21592
21258
1200 20924
20590
1300 20256
19922
19588
1400
19254
18920
1500
18586
18252
1600 17918
17584
1700 17250
16916

1800 16582
(Martin Horas Parulian Butar Butar, dkk)

16248
15914
1900
15580
15246
2000 14912
14577
2100 14243

CDP: 1321 Time (ms) 2167 Trace: 8.02033e+007 Color: 23764.6


Identifikasi Prospek Reservoir Hidrokarbon Menggunakan Inversi Impedansi Akustik pada Blok Kampar

DOI.org/10.29017/LPMGB.57.1.1324 |
Gambar 11
Model awal sumur M1 lintasan 183-78, merupakan model awal sebelum dilakukannya tahapan inversi

59
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 57 No. 1, April 2023: 45 - 61

Model Patahan nilai impedansi terendah hingga warna ungu


yang menandakan nilai impedansi tertinggi. Nilai
Hasil pemodelan patahan diintergrasikan terhadap
Impedansi akustik pada model ini memiliki interval
peta struktur waktu untuk memudahkan dalam
berkisar 14243 (ft/s)*(g/cc) hingga 30276 (ft/s)*(g/
interpratasi. Berdasarkan Gambar 10B menunjukan
cc).
waktur dari formasi Telisa. Umumnya patahan
merupakan patahan normal dan patahan naik yang
Inversi Impedansi Akustik
menghasilkan produk antiklin yang menjadi tempat
akumulasi hidrokarbon. Proses inversi adalah tahapan pembalikan data
seismik yang mempunyain domain waktu (time)
Model Awal
menjadi model atau penampang fisis. Metode inversi
Model awal dibuat berdasarkan data seismik dan berbasis model dapat menghasilkan hasil inversi
data log. Model asli ini adalah model geologis yang yang memiliki kecenderungan impedansinya hampir
dibangun dari data log, dengan asumsi bahwa nilai sama dengan aslinya yang terlihat pada hasil analisis
Impedansi akustik setiap lapisan terdistribusi dalam inversi dengan memperoleh nilai korelasi yang tinggi
volume seismik. Model awal ini nantinya akan dari hasil analisis inversi. dan antara trace sintetis
digunakan dalam proses pembuatan model inversi. dan trace seismik sehingga batas antar lapisan dapat
Hasil model awal dalam kajian ini memperlihatkan dibedakan dengan jelas.
skala warna dari warna hijau tua yang menandakan Pada hasil inversi model based sumur M1 yang

Color Data : inverted Impedance


(�/s)*(g/cc)

Inverted Color: Computer Impedance P


CDP 1027 1033 1038 1045 1051 1057 1063 1083 1075 1081 1087 1095 1101 1105 1111 1117 1123 1129 1135 1141 1147 1153 1158 1165 1171 1177 1183 1195 1201 1207 1213 1219 1225 1231 1237 1243 1248 1255 1261 1267 1273 1279 1283 1291 1291 1297 1303 1309 1315 1321 1327 1333 1339 1345 1351 30275
300 29842
29606
350 29274
28940
400
28572
450 28272
27908
500
27604
550 27279
26906
600 26682
26288
650
25934
700 25800
25265
750
24932
800 24565
24246
850 23900
23696
900
23373
950 22938
22582
1000 22258
1050
21989
21582
1100 21258
20924
1150
20690
1200 20296
18300 (�/s)*(g/cc) – 24500 (�/s)*(g/cc) 19922
1250 19588
1300
19254
18954
1350 18500
18686
1400
17932
1450 17584
17290
1500 16606
1550
16582
16248
Line #R3 7X
1600 15914
API 15680
1650
15246

CDP: 1367 Time (ms) 5465 Color: 221752


Time(ms)

Gambar 12
Hasil inversi impedansi akustik.
Menunjukan penampang impedansi akustik pada sumur M1 lintasan 183-78

memiliki rentang nilai AI sebesar 14243 (ft/s)*(g/ s)*(g/cc). Dapat dilihat pada gambar 11. penampang
cc) – 30276 (ft/s)*(g/cc). Area yang memiliki nilai hasil inversi model based sumur M1 lintasan 183-78,
AI rendah diinterpretasikan dengan warna hijau. dimana zona target berada pada warna kuning hingga
Sedangkan area yang memiliki nilai AI tinggi merah. Warna tersebut menunjukan zona yang diduga
diiterpretasikan dengan warna ungu. Pada pembacaan memiliki prospek reservoir hidrokarbon.
crossplot didapat nilai nilai pancung sumur M1 yang Zona dengan nilai AI yang tinggi menunjukkan
menggambarkan zona batupasir yang memiliki harga reservoir batupasir yang lebih padat, sedangkan zona
nilai AI berkisar 14900 (ft/s)*(g/cc) – 22500 (ft/ dengan nilai AI yang lebih rendah menunjukkan

60 | DOI.org/10.29017/LPMGB.57.1.1324
Identifikasi Prospek Reservoir Hidrokarbon Menggunakan Inversi Impedansi Akustik pada Blok Kampar
(Martin Horas Parulian Butar Butar, dkk)

reservoir batupasir yang lebih berpori. Hal ini mengestimasi nilai dan distribusi porositas reservoar
dikarenakan nilai AI yang dihasilkan dari nilai dengan menggabungkan data log porositas secara
kecepatan gelombang P dan densitas menggambarkan statistik dari data seismik dan data impedansi akustik.
sifat dari batuan, dimana gelombang P yang merambat Dilakukan dengan cara dan komponen log
di dalam batuan merambat ke dalam matriks batuan yang sama pada setiap sumur. Dari hasil crossplot
yang dilaluinya. Semakin padat matriks batuan dan didapatkan persamaan masing-masing sumur :
semakin kecil pori-pori batuan maka semakin tinggi
pula nilai kecepatan saat dilalaui gelombang. Melalui M1 : y = -0.00140571x + 54.8502 (2)
kurva defleksi gamma ray yang condong mengarah
ke kiri mendandakan nilai AI yang rendah dapat M2 : y = -0.00122371X + 48.052 (3)
menjadi acuan bahwa lapisan tersebut mengandung
batuan dengan porositas yang baik. Pada gambar M3 : y = -0.000901337x + 43.476 (4)
penampang yang diperbesar menunjukan zona
prospek reservoir hidrokarbon sesuai dengan nilai Analisis crossplot menggunakan data log
nilai pancung analisis sensitivitas. Area tersebut P-Impedance sebagai sumbu x , log Porositas
diduga mempunyai potensi migas dikarnakan batuan sebagai sumbu y dan log Gamma Ray sebagai skala
penyusun lapisan yang mempunyai porositas baik. warna. Hasil inversi model based dari lintasan linear
programming kemudian di ekstrak menggunakan
Estimasi Distribusi Porositas Reservoir persamaan crossplot melalui perhitungan. Nilai
porositas dari peta yang diperoleh merupakan hasil
Untuk melihat hubungan antara nilai p-impedance
konversi dari nilai Impedansi akustik. Oleh karena
terhadap data nilai porositas efektik maka dilakukan
itu, nilai porositas yang diperoleh tidak secara
crossplot pada kedua komponen data tersebut di
akurat mencerminkan nilai porositas sebenarnya.
masing-masing sumur. Schultz dkk. (1994) dalam
Namun demikian, kita dapat mengestimasi pola
(Abdilla, 2017) mengusulkan suatu cara untuk

P-Impedance vs Porosity(primary) Color Key


Porosity(%) Gamma Ray(API)

70

60

50

40

75
30

20

10

10000 12500 15000 17500 20000 22500 25000 27500 30000 32500

P-Impedance((�/s)*(g/CC))
legend
P-Impedance vs Porosity(primary) Y = -0.00140571x + 54.8502 Normalized standard error: 0.0820572

Gambar 13
Crossplot P-Impedance dan Porositas sumur M1.
Menunjukan persamaan linear yang akan digunakan dalam estimasi porositas

DOI.org/10.29017/LPMGB.57.1.1324 | 61
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 57 No. 1, April 2023: 45 - 61

Color Data: Parsially


Posi�ve Data
Inserted Color Date (�/s)*(g/cc)

CDP 1027 1033 1039 1045 1051 1057 1063 1069 1075 1081 1087 1093 1099 1005 1011 1017 1123 1129 1135 1141 1147 1153 1159 1165 1171 1177 1183 1189 1195 1201 1207 1213 1219 1225 1231 1237 1243 1249 1255 1261 1267 1273 1279 1285 1291 1297 1303 1309 1315 1321 1327 1333 1339 1345 1351 1357 1363 1369
35.1
Well 34.7
350 34.3
33.8
400 33.5
33.2
450 32.8
32.4
500 32.0
31.4
550 31.2
30.8
600 30.4
30.0
650 29.6
29.2
700 28.8
28.4
750 28.0
27.6
800 27.3
26.8
850 26.5
26.1
900 25.7
25.5
950 Porositas Baik- 24.9
24.5
Buruk 24.1
1000
23.7
1050 23.2
22.9
1100 22.3
22.1
1150 21.7
21.4
1200 21.0
20.6
1250 20.2
19.8
1300 19.4
Line 183-78 19.0
1350 18.4
18.2
1400 17.8
17.4
1450 17.0
16.6
1500

Gambar 14
Penampang porositas.
Menunjukan penampang porositas dari tranformasi impedansi akustik hasil inversi Sumur M1 lintasan 183-78

sebaran porositas di lapangan. Peta porositas garis melingkar mengikuti garis kontur peta struktur
menggambarkan sebaran porositas dan menunjukkan yang terbentuk. Garis penanda terdiri atas area
adanya variasi porositas meskipun berada dalam puncak (n) dan area lembah (n+1) Iskandar dkk.,
formasi yang sama. Porositas bervariasi dapat (2019).
diakibatkan dari pembentukannya. Pada penampang Peta struktur kedalaman menggambarkan warna
hasil transformasi menunjukkan nilai porositas yang hijau-orange merupakan zona struktur batupasir
tinggi di beberapa lapisan. dengan kedalaman yang dangkal (pada puncak
Hasil trasnformasi log p-impedance untuk struktur) dan warna ungu, yang merupakan zona
mendapatkan estimasi porositas penampang dengan struktur kedalaman yang paling rendah.
menunjukan pada sumur M1 lintasan 183-78 Lokasi lubang bor yang digunakan dalam proses
memiliki area porositas yang besar dan cukup inversi, yaitu sumur M1, M2, dan M3 dipetakan ke
tebal. nilai porositas jelas terdistribusi dengan baik zona struktural atas.
dengan rentan nilai porositas sebesar 16.2% - 35.1 Pemilihan formasi Tualang dan formasi Lakat
%. Pada sumur ini formasi Tualang hingga ke Lakat dikarnakan kedua formasi tersebut dinilai memiliki
menggambarkan litologi batupasir yang tebal sebagai potensi yang besar dibandingkan dengan lapisan
potensi reservoir dengan harga porositas sebesar lainnya. Gambar 15. Menunjukan zona prospek
16.2% - 25.7% yang masuk kedalam skala porositas MB-1 dan MB-2 pada formasi Tualang berada pada
baik hingga sangat baik. Menurut Faris dkk., (2022) satu area tutupan yang sama. Area tutupan tersebut
batupasir memiliki nilai impedansi akustik yang berada pada baratlaut serta berada pada area tinggian
cenderung rendah dan memiliki nilai porositas yang yaitu 2800 ft – 3000 ft dari permukaan. Area tutupan
cenderung tinggi. Hal ini juga sesuai dengan analisis ini merupakan antiklin sebagai tempat akumulasi
zona target yang menunjukan kurva log potensi hidrokarbon yang bermigrasi dari arah tenggara
hidrokarbon cukup tebal.. karna diperngaruhi oleh struktur dan level tinggian.
Sumur pengembangan 1 berada diarea prospek
Lokasi Prospek Reservoir Hidrokarbon
MB-1 yaitu pada area tutupan berarah baratlaut
Pada tahap ini akan dicari area tinggian sehingga memungkinkan terjadinya perpindahan
yang dianggap prospek (belum dilakukan tahap hidrokarbon ke area yang lebih dangkal. Hidrokarbon
pengeboran), kemudian diberikan penanda berupa mengalami migrasi dari reservoir ke reservoir

62 | DOI.org/10.29017/LPMGB.57.1.1324
Identifikasi Prospek Reservoir Hidrokarbon Menggunakan Inversi Impedansi Akustik pada Blok Kampar
(Martin Horas Parulian Butar Butar, dkk)

yang lebih dangkal, Area tersebut dinilai memiliki MB-2. Area ini berada pada area tutupandekat sumur
potensi hidrokarbon yang cukup besar. Maka lokasi penelitian yang mempunyai reservoar batupasir.
sumur pengembangan 1 mempunyai prospek yang Prospek MB-2 merupakan jebakan struktur antiklin
baik untuk dilanjutkan ke tahap pengeboran sumur yang dipengaruhi oleh sesar naik memanjang.
sebagai keperluan eksplorasi lebih lanjut. Kemudian
sumur pengembangan 2 berada diarea prospek

Eleva�on Depth [�]


2800.00
2900.00
3000.00
3100.00
3200.00
3300.00
3400.00
3500.00
3600.00
3700.00
3800.00
3900.00
4000.00
4100.00
4200.00
4300.00
4400.00
4500.00
4600.00
4700.00
4800.00
4900.00

Gambar 15
Lokasi sumur pengembangan formasi Tualang.
Ditemukan 2 zona potensial baru pada formasi Tualang

KESIMPULAN DAN SARAN hidrokarbon MB-1 dan MB-2 berada pada utara barat
laut lapisan formasi Tualang dan Formasi Lakat. zona
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
prospek MB-1 berada pada area tutupantinggian
maka dapat disimpulkan bahwa harga sebaran
yang merupakan puncak dari antiklin. Kemudian
reservoir batupasir berdasarkan analisis sensitifitas
zona prospek MB-2 berada pada area tinggian tepat
dan inversi Impedansi akustik didapat pada sumur
dekat dengan sumur sebelumnya yang mempunyai
M1 berkisar 18300 (ft/s)*(g/cc) – 24500 (ft/s)*(g/cc),
karakteristik reservoar batupasir.
kemudian pada sumur M2 berkisar 16000 (ft/s)*(g/
cc) - 20300 (ft/s)*(g/cc) dan pada sumur M3 berkisar
18500 (ft/s)*(g/cc) – 23100 (ft/s)*(g/cc). Nilai
UCAPAN TERIMAKASIH
tersebut menunjukan zona batupasir yang memiliki
porositas baik sebagai reservoir hidrokarbon dengan Penulis mengucapkan terimakasih kepada Pusat
nilai Gamma ray <75 API. Data dan Teknologi Informasi Energi Dan Sumber
Berdasarkan nilai-nilai tersebut menunjukan zona Daya Mineral (PUSDATIN ESDM) atas izinnya
prospek reservoir hidrokarbon berada pada formasi dalam penggunaan data-data dalam penyusunan
Tualang dan formasi Lakat. Didapat zona prospek karya ilmiah ini

DOI.org/10.29017/LPMGB.57.1.1324 | 63
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 57 No. 1, April 2023: 45 - 61

DAFTAR ISTILAH Publikasi Minyak dan Gas Bumi. Vol. 56 (2).

Heryanto, R. dan Hermiyanto, H., (2006). Poten-


Simbol Definisi Satuan si Batuan Sumber (Source Rock) Hidrokarbon
AI Impedansi akustik (ft/s)*(g/cc) di Pegunungan Tigapuluh, Sumatra Tengah. Jur-
nal Geologi Indonesia, 1(1): 37-48.
American
API Petroleum Iskandar, I. N. E. N., Rohmana, R. C., dan
Institute Atmoko, W. (2019). Interpretasi Seismik Da-
CALI Caliper inch lam Menentukan Zona Potensial Hidrokarbon
CS Checkshot Di Formasi Jatibarang Dan Talangakar, Sub-Ce-
Density kungan Jatiarang, Cekungan Jawa Barat Utara.
DRHO G/CC Prosiding TAU SNAR-TEK 2019 Seminar Na-
Correction
sional Rekayasa dan Teknologi.
DT P-Wave sec/ft
GR Gamma Ray API Kementrian Energi dan Sumber Daya Miner-
Means One al. (2020). Capaian Kinerja 2019 dan Program
MMBbl 2020. Kementrian ESDM Republik Indonesia,
Million barrels.
NPHI Neutron Porosity % Jakarta.
Original Oil in STB atau Malik, R., Mulyatno, B. S., Dewanto, O., dan
OOIP
Place STM3 Sulistiyono. (2018). Karakterisasi Reservoar
RHOB Density G/CC Menggunakan Metode Inversi AI (Acustic Im-
Spontaneous pendace) dan Metode Seismik Multiatribut Pada
SP mV Lapamngan “RM”, Formasi Talang Akar Ce-
Potential
kungan Sumatera Selatan. Junal Geofisika Ek-
splorasi. Vol. 1 (16).

DAFTAR PUSTAKA Mertosono, S. dan Nayoan, G. A. S. (1974). The


Abdilla, N., Bagus, S. M., Ahmad, Z., dan Irfan, Tertiary Basinal Area of Central Sumatra. Pro-
M. H., (2017). Pemetaan Dsitribusi Reservoar ceedings of 3 rd Annual Convention of Indone-
Batupasir stone Menggunakan Metoda Sesimik sian Petroleum Association (IPA), Jakarta.
Inversi Impedansi akustik(AI) Pada Lapangan
Novianto Ardian. (2015). Pemetaan Metoda Inver-
ABL Formasi Menggala Cekungan Sumatera
si Dan Probabilistic Nural Ntework Pada Data
Tengah. Jurnal Geofisika Eksplorasi. Vol. 3 (1).
Seismik Dalam Penentuan Zona Reservoar Ba-
Dewanto, O dan Yuliantina, A. (2021). Menentu- tugambing (Carbonate Buildup) DiLapanagan
kan Konduktivitas Panas Formasi Pada Sumur Suko, Cekungan Jawa Timur Utara.Berkala
Ais Di Cekungan Sumatera Tengah. Prosiding Fisika. Vol. 18 (3), hlm 117-124.
Seminar Nasioanal Ilmu Teknik dan Aplikasi In-
Novita, D., Dzl, F. B., Sorja, K., dan Handono, R.
dustri SINTA. Vol 4, hlm 130.
(2022). Interpretasi Sumur Log Untuk Menentu-
Eubank, R.T., and Makki A.C. (1981) Structural kan Zona Prospek Hidrokarbon Pada Cekungan
Geology of the Central Sumatra Basin. Proceed- Akimeugah, Papua. Lembaran Publikasi Min-
ing IPA, 10th Annual Convention, p. 285 – 317. yak dan Gas Bumi, Vol. 56 (1), hlm 1-10.

Faris, M., Zera, T., dan Purba, H. (2022). Analisis Prastika, N., Septo, B., Dewanto., dan Wijakso-
Penyebaran Reservoir Batupasir dan Karbonat no, E. (2018). Analisis Perbandingan Metode
Menggunkan Metode Inversi Seismik Studi Ka- Seismik Inversi Impedansi akustik Model
sus : Lapangan RB, Blok Rangkas. Lembaran Based, Band Limited, dan Sparse Sppike Un-

64 | DOI.org/10.29017/LPMGB.57.1.1324
Identifikasi Prospek Reservoir Hidrokarbon Menggunakan Inversi Impedansi Akustik pada Blok Kampar
(Martin Horas Parulian Butar Butar, dkk)

tuk Karakterisasi Reservoar Karbonat Lapangan


“NBL” pada Cekungan Nias. Jurnal Geofisika
Eksplorasi.

Rafdy, R. A., Yusi. F., Joko. W., dan Edy, S.


(2018). Porositas Reservoir Karbonat Forma-
si Manusela Berdasarkan Analisis Petrofisika.
Padjadjaran Geoscience Journal. Vol. 2 (6),
hlm 441-451.

Rahman, F. A., Ayi, S. B., dan Juan, P. G.N.R.


(2017). Analisis Peta Struktur Domain Waktu
Dalam Studi Pengembangan Lapangan Kaprasi-
da, Cekungan Sumatera Tengah. Jurnal Teknik
ITS. Vol. 6 (1).

Sanjaya, D. N., Dwa, D.W., dan Bagus, J. S.


(2014). Analisis Sifat Fisis Reservoar Menggu-
nakan Metode Seismik Inversi Impedansi akus-
tik(AI) dan Multiatribut (Studi Kasus Lapangan
F3). Jurnal Sains Dan Seni POMITS. Vol. 3 (2).

SCM E&P. (2011). Solutions, Grid Algorithms and


the Data Types. Houston, Texas: SCMINC, hlm
1–5.

Siki, D. F. C., Burara, I. I., dan Triwibowo, B.


(2016). Evaluasi Lapisan Batupasir B Forma-
si Bekasap Lapangan Tri Untuk Menentukan
Sumur Infill. Promine Journal. Vol. 4 (1), hlm
8-16.

Wkindonesia. Cekungan Sumatera Tengah #4.


Dilihat 2 Juli (2017), dari http://wkindonesia.
blogspot.com/2017/07/cekungan-Sumatera
-tengah-4.html

Widhiyatmoko, M., dkk. (2022). Petrofisika dan


Pemodelan untuk Evaluasi Potensi Hidrokarbon
Serpih Formasi Kelesa, Cekungan Sumatra Ten-
gah. Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral.
Vol. 23 (4), hlm 205-215.

DOI.org/10.29017/LPMGB.57.1.1324 | 65

Anda mungkin juga menyukai