1, April 2023 : 49 - 65
BALAI BESAR PENGUJIAN MINYAK DAN GAS BUMI
LEMIGAS
Journal Homepage: http://www.journal.lemigas.esdm.go.id
ISSN: 2089-3396 e-ISSN: 2598-0300 DOI.org/10.29017/LPMGB.57.1.1324
ABSTRAK
Artikel Info: Penentuan zona potensial hidrokarbon diperlukan untuk mendapatkan gambaran
kemungkinan tempat atau zona yang dapat dijadikan sebagai endapan hidrokarbon. Lokasi
Naskah Diterima: penelitian berada pada Blok Kampar yang termasuk ke dalam Cekungan Sumatera Tengah.
14 April 2023 Cekungan Sumatera Tengah merupakan cekungan belakang busur magmatik penghasil
Diterima setelah hidrokarbon yang terbantuk selama tersier awal (Eosen-Oligosen) sebagai rangkaian
perbaikan: struktur setengah graben yang dipisahkan oleh suatu bidang hasil patahan. Penelitian
18 April 2023 menggunakan data 13 lintasan seismik 2D post-stack dan 3 data sumur dalam metode
Disetujui terbit: analisis inversi seismik impedansi akustik. Berdasarkan analisis penentuan zona target
24 Mei 2023 dari komponen log gamma ray, densitas, neutron porositas, dan resistivitas menunjukan
ketebalan zona target dari formasi Telisa hingga formasi Kelesa. Indikasi ini kemudian
dikembangkan dengan melakukan inversi impedansi akustik sebagai fungsi pengolahan
Kata Kunci:
data seismik. Hasil inversi impedansi akustik diperoleh rentan nilai AI sebesar 14243
Inversi impedansi akustik (ft/s)*(g/cc) – 30276 (ft/s)*(g/cc), sedangkan nilai nilai pancung yang menunjukan zona
Reservoir batupasir berada pada rentan 18300 (ft/s)*(g/cc) – 24500 (ft/s)*(g/cc) yang menjadi
Crossplot berpotensi menjadi batuan reservoir hidorkarbon. Hasil picking horizon dan picking fault
menunjukan arah migrasi hidrokarbon struktur antiklin yang berasosiasi dengan sesar
naik. Didapat zona prospek hidrokarbon MB-1 dan MB-2 berada pada utara barat laut
lapisan formasi Tualang dan Formasi Lakat. Lokasi sumur pengembangan 1 berada area
tutupan tinggian yang mempunyai reservoar batupasir.
ABSTRACT
Determination of potential hydrocarbon zones is needed to get an idea of possible places
or zones that can be used as hydrocarbon deposits. The research location is in the Kampar
Block which is included in the Central Sumatra Basin. The Central Sumatra Basin is a
hydrocarbon-producing magmatic arc basin which was formed during the Early Tertiary
(Eocene-Oligocene) as a series of half-graben structures separated by a fault area. The
study used 13 post-stack 2D seismic track data and 3 well data in the acoustic impedance
seismic inversion analysis method. Based on the analysis of determining the target zone
from the components of the gamma ray log, density, neutron porosity, and resistivity shows
the thickness of the target zone from the Telisa formation to the Kelesa formation. This
indication is then developed by performing acoustic impedance inversion as a function
of seismic data processing. The results of acoustic impedance inversion obtained an AI
value range of 14243 (ft/s)*(g/cc) – 30276 (ft/s)*(g/cc), while the stumps value indicating
the sandstone zone is at a vulnerability of 18300 (ft/cc). s)*(g/cc) – 24500 (ft/s)*(g/cc)
Korespondensi:
E-mail: martinhoras14@gmail.com (Martin Horas Parulian Butar Butar)
DOI.org/10.29017/LPMGB.57.1.1324 | 49
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 57 No. 1, April 2023: 45 - 61
which has the potential to become a hydrocarbon reservoir rock. The results of picking
horizon and picking faults show the direction of migration of hydrocarbons in anticline
structures associated with reverse faults. The MB-1 and MB-2 hydrocarbon prospect
zones are located in the north northwest of the Tualang and Lakat Formation layers. The
location of the development well 1 is in a high cover area that has a sandstone reservoir.
© LPMGB - 2023
50 | DOI.org/10.29017/LPMGB.57.1.1324
Identifikasi Prospek Reservoir Hidrokarbon Menggunakan Inversi Impedansi Akustik pada Blok Kampar
(Martin Horas Parulian Butar Butar, dkk)
TIMING OF OIL
SOURCE
RESERVOIR
GENERATION
MOMENT
CRITICAL
MM
TRAP
SEAL
ROCK
YRS
POTENTIAL
Pleis
TOCENE
L
PLIOCENE
2.8
E
6.3
LATE
COMPRESSIONAL
BARISANS BEGIN UPLIFT
10.5
13.8
MIOCENE
MIDDLE
STRUCTURAL
17.5
EARLY
25.5
26.5
LATE
OLIGOCENE
29.0
EARLY
32.0
RIFTING 36.0
KAMPAR AREA
SHALE
OIL
SANDSTONE
GAS
RED BEDS
CENTRAL SUMATRA BASIN
SHALE (SOURCE ROCK
BASEMENT COMPLEX)
Gambar 1
Stratigrafi umum dari area kampar (de Coster, 1974).
Menunjukkan urutan satuan batuan secara kronologis pada blok Kampar.
DOI.org/10.29017/LPMGB.57.1.1324 | 51
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 57 No. 1, April 2023: 45 - 61
Analisis petrofisika, analisis burial history, dan mengasumsikan amplitudo seismik dihasilkan dari
pemodelan kematangan menunjukkan bahwa daerah R(0), sehingga terbatas hanya dapat menghasilkan
penyelidikan memiliki potensi minyak serpih (shale tampilan model impedansi akustik saja.
oil) pada interval Formasi Kelesa – basement. Impedansi akustik merupakan kemampuan suatu
Total original oil in place (OOIP) potensi sumber batuan untuk melewatkan gelombang seismik yang
daya minyak serpih Formasi Kelesa di daerah melaluinya. Impedansi akustik didapatkan dari hasil
penyelidikan adalah sebesar 3992,26 MMBbl perkalian antara kecepatan gelombang (v) dengan
Widhiyatmoko, dkk., (2022). densitas batuan (ρ). Impedansi akustik didefinisikan
dalam persamaan matematis:
Seismik Inversi
Inversi adalah suatu metoda untuk mendapatkan IA = 𝑉. 𝜌 (1)
gambaran model geologi bawah permukaan dengan
menggunakan data seismik sebagai data input utama dengan :
dan data sumur sebagai data kontrol Sukmono., V : kecepatan gelombang (m/s)
(2002) dalam Prastika dkk., (2018). Berdasarkan
ρ : densitas batuan (g/cm3)
data seismik yang digunakan metoda seismik inversi
dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu : inversi Nilai impedansi akustik berbanding lurus dengan
seismik post-stack dan inversi seismik prestack. Data kekerasan batuan dan berbanding terbalik dengan
seismik post-stack merupakan data seismik yang porositas batuan. Besar kecilnya nilai AI sangat
telah melalui proses stacking sehingga sudah tidak dipengaruhi oleh cepat rambat gelombang.
dipengaruhi lagi oleh sudut (R). Data seismik jenis ini
Seismik Inversi
Gambar 2
Metode seismik inversi, menunjukan analisa inversi berdasarkan jenis data (Russell, 1988 dalam Novianto, 2015)
Metode inversi berbasis model disebut juga dari data seismik melainkan menginversi model
metode blocky karena impedansi akustik tersusun geologinya. Hasil inversi digambarkan dalam bentuk
dari blok-blok kecil. Gambar 2. Menjelaskan blok dengan nilai Impedansi akustik yang kontras,
bahwa inversi berbasis model merupakan inversi sehingga mempermudah dalam penentuan batas
dari jenis data poststack. Konsep inversi metode ini suatu lapisan reservoir.
dimulai dengan membuat model awal Impedansi
akustik dengan ukuran blok yang telah ditentukan.
Keunggulan dari metode inversi ini adalah metode BAHAN DAN METODE
paling sederhana namun hasil yang didapatkan
memiliki informasi yang lebih akurat karena Penelitian ini berada pada Blok Kampar cekungan
memasukkan komponen frekuensi rendah (dari data Sumatera Tengah termasuk dalam lembar Rengat,
log), memiliki kontrol yang baik dari hasil yang data yang digunakan adalah data seismik dengan jenis
didapatkan karena menghindari inversi langsung 2D post-stack berjumlah 13 lintasan, 3 data sumur,
yang masing-masing sumur terdapat data marker dan
52 | DOI.org/10.29017/LPMGB.57.1.1324
Identifikasi Prospek Reservoir Hidrokarbon Menggunakan Inversi Impedansi Akustik pada Blok Kampar
(Martin Horas Parulian Butar Butar, dkk)
data checkshot. Pada Gambar 3 terdapat 13 lintasan maka dilakukan proses ekstraksi wavelet dan well-
seismik dan 3 sumur. Ketersediaan komponen seismik tie. Pengecekan analisis sensitifitas dengan
masing-masing sumur antara lain: koordinat, deviasi, log P-Impedance, Neutron Porosity, dan Gamma ray
checkshot (CS), marker dan log (seperti log Gamma untuk memisahkan litologi serta harga nilai pancung
ray (GR), caliper (CALI), spontaneous potential impedansi batupasir yang berpotensi sebagai batuan
(SP), densitas (RHOB), P-Wave (DT), neutron reservoir hidrokarbon.
porosity (NPHI), dan density correction (DRHO)). Picking horizon dan picking fault dilakukan
untuk menghasilkan peta struktur waktu dan peta
Alur Kerja Penelitian struktur kedalaman serta model patahan, kemudian
pembuatan model awal sebagai langkah awal untuk
Pada penelitian kali ini terbagi ke dalam tiga inversi impedansi akustik. Secara emperis untuk
tahapan utama yaitu : tahapan pengumpulan data, mengestimasi nilai dan distribusi porositas reservoar
tahapan pengolahan data, tahapan interpretasi/ dengan menggabungkan data log porositas secara
analisis data. Data yang dikumpulkan merupakan statistik dari data seismik dan data impedansi akustik.
data seismik dan data sumur yang meliputi data
marker dan data checkshoot. Kemudian dilakukan Kemudian tahapan interpretasi/analisis data,
pengecekan kelayakan data. Tahapan pengolahan analisis menggunakan data penampang nilai acustic
data dimulai dengan analisis penentuan zona target impedansi dan sebesar porositas secara lateral dan
selanjutnya pengikatan data sumur terhadap data mengamati kemenerusannya. Sumur pengembangan
seismik untuk memperoleh nilai korelasi yang baik diliat dari peta struktur kedalaman yang digabung
dengan model patahan.
Gambar 3
Peta area penelitian.
Menunjukan peta lintasan seismik dan titik sumur lokasi penelitian.
DOI.org/10.29017/LPMGB.57.1.1324 | 53
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 57 No. 1, April 2023: 45 - 61
HASIL DAN DISKUSI Pada kolom 2 log resistivitas, pada lapisan yang
terisi hidrokarbon log resistivitas menunjukkan
Penentuan Zona Target respon yang tinggi dan terdapat separasi positif
Analisa zona target dilakukan untuk mengetahui antara log neutron porositas dan densitas, sedangkan
adanya indikasi hidrokarbon berdasarkan respon pada lapisan air log resistivitas menunjukkan respon
data log. Analisa menggunakan data log diantaranya yang rendah dan log densitas dan neutron sama atau
: gamma ray, neutron porositas, densitas, dan separasi negatif. Nilai resistivitas pada zona yang
resistivitas. Zona target terdiri dari formasi Telisa, memiliki nilai berkisar 10.64 ohm sampai 24.91 ohm
Tualang, Lakat, dan Kelesa. Dengan batas lapisan mengindikasikan kandungan fluida berupa minyak.
paling atas yaitu formasi telisa dan batas lapisan Secara kualitatif, data log yang digunakan untuk
paling bawah yaitu formasi kelesa. mengidentifikasi jenis hidrokarbon adalah data log
Analisa sumur M1 dilakukan untuk mengetahui densitas dan neutron porositas yang berada pada
zona target. Berdasarkan Gambar 4. menunjukan zona kolom 3. Dimana untuk respon yang menandakan
target pada sumur M1 terdapat pada 898 m/s sampai adanya zona reservoir pada kedalaman 3400 ft
1296 m/s pada kedalaman 2570 ft sampai 4500 ft. sampai 4000 ft. Perbedaan positif antara densitas dan
Pada kolom 1 log gamma ray menunjukan defleksi log neutron porositas digunakan untuk membedakan
ke kiri yang menandakan respon bawah permukaan antara lapisan yang diisi gas dan yang diisi minyak.
berupa litologi yang memiliki permaebilitas. Dalam Untuk gas, ini menunjukkan respons resistivitas yang
perekaman data log gamma ray menunjukkan lapisan lebih tinggi dan separasi positif log densitas - neutron
batupasir API yang relatif rendah dan menunjukkan porositas yang lebih besar daripada minyak. Tahap
lapisan serpih API yang tinggi. penentuan zona target dilakukan juga pada sumur
M2 dan M3.
M1
(x=294367.00m, y=0000219.00m Eleva�on, ib=25, 65, surface)sf, SPO, 9.9t(same as surface) TVDI
Time 19 Caloer_1 40 0.6 Neutron Porosity_1 (%) 0 From
(ms) 0
Gamma
Ray_1 160 0.1 Resis�vity_1 10^3 1.7
Density_1
POC
SP_1
MV 90
surface
30 -30
875 2500
900 TELISA
2600
925
950 2700
975 2800
1000 2900
1025 3000
TUALANG
1050 3100
1075 3200
1100
3300
1125
1150 LAKAT 3400
1175 3500
3600
1200 3800
KELISA
3900
1225 4000
4100
1250 4200
4300
1275 4400
Track 5 Track 3 Track 4
4500
Taps Track 2
Legend *used to compare synthe�c
Seismic Reference
Gambar 4
Analisis zona target pada sumur M1. Merupakan tahapan awal dalam penentuan zona target
54 | DOI.org/10.29017/LPMGB.57.1.1324
Identifikasi Prospek Reservoir Hidrokarbon Menggunakan Inversi Impedansi Akustik pada Blok Kampar
(Martin Horas Parulian Butar Butar, dkk)
zona, kemungkinan hasil inversi dapat digunakan sebesar 18300 (ft/s)*(g/cc) – 24500 (ft/s)*(g/cc),
untuk mengkarakterisasi reservoir. Berdasarkan zona batulempung berwarna hijau dengan interval
hasil analisa crossplot pada sumur M1 yang sudah nilai Impedansi akustik sebesar 24500 (ft/s)*(g/
menggunakan marker, terdapat 2 zona hasil dari cc) – 31300 (ft/s)*(g/cc). Berdasarkan Gambar
crossplot yaitu zona kuning dimana memiliki 6. menunjukan penampang cross section dengan
nilai log Neutron Porosity sebesar 0.175 (%) interval kedalaman berkisar 3050 ft – 4000 ft yang
sampai 0.385 (%) dengan nilai Gamma ray <75 didominasi dengan litologi batupasir. Kurva defleksi
API zona ini diidentifikasikan sebagai reservoir cross section juga menunjukan litologi batupasir
dengan litologi batupasir dan untuk zona hijau memiliki nilai impedansi akustik yang rendah dan
merupakan litologi batulempung dimana nilai log porositas yang tinggi begitu pula sebalikanya untuk
Neutron Porosity sebesar 0.120 (%) sampai 0.285 litologi batulempung. Hal tersebut mengindikasikan
(%) dan nilai Gamma ray >75 API. Zona batupasir lokasi penelitian mempunyai jenis reservoir
berwarna kuning memiliki nilai impedansi akustik batupasir.
0.450
Sandstone
0.450
Shale
0.400
0.400
0.375
0.375
0.350
Cut Off Al Shale 24500-31300
0.350
0.325
0.325
(�/s)*(g/cc)
0.300
0.300
0.275
0.275
75%
0.250
0.250
0.225
0.225
0.200
0.200
0.175
0.175
0.150
0.150
0.125
0.125
0.100
0.100
14500 15000 15500 16000 16500 17000 17500 18000 18500 19000 19500 20000
14500 15000 15500 16000 16500 17000 17500 18000 18500 19000 19500 20000
20500 21000 21500 22000 22500 23000
20500 21000 21500 22000 22500 23000
23500 24000 24500 25000 25500 26000 26500 27000 27500 28000 28500 29000 29500 30000 30500 31000 31500 32000
23500 24000 24500 25000 25500 26000 26500 27000 27500 28000 28500 29000 29500 30000 30500 31000 31500 32000 32500 33000
32500 33000
Legend
P-Impedance vs Neutron Porosity (primary)
P-Impedance
Gambar 5
Crossplot P-Impedance dan Neutron Porosity.
Menunjukan crossplot pada formasi Tualang- formasi Lakat sumur M1
Tahapan analisis sensitifitas dilakukan pada setiap Pada Gambar 7 menunjukan penampang hasil
sumur dengan batas marker yang sama yaitu formasi picking horizon dan fault lintasan 183-78 yang
Tualang dan formasi Lakat. Didapat harga sebaran mempunyai arah baratdaya-timurlaut. Horizon
batupasir pada sumur M2 berkisar 16000 (ft/s)*(g/ puncak formasi Telisa mempunyai reflektor amplitudo
cc) - 20300 (ft/s)*(g/cc) dan pada sumur M3 berkisar yang kuat. Sedangkan horizon dasar formasi Kelesa
18500 (ft/s)*(g/cc) – 23100 (ft/s)*(g/cc). mempunyai karakter refleksi amplitudo yang rendah.
Horizon Kelesa mempunyai konfigurasi refleksi
Picking Horizon dan Picking Fault internal yang acak mengindikasikan batuan penyusun
Picking Horizon merupakan tahap penandaan dengan pola yang tidak jelas atau zona hancuran.
kemenerusan tiap top formasi dari marker hasil Jenis litologi berupa sedimen berbutir kasar sampai
well-seismic tie. Picking fault merupakan tahap sedimen berbutir halus, dapat dilihat dari spasi
menandakan struktur-struktur patahan pada data reflektornya. Untuk sedimen kasar mempunyai spasi
seismik. reflektor yang tidak rapat begitupula sebaliknya.
DOI.org/10.29017/LPMGB.57.1.1324 | 55
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 57 No. 1, April 2023: 45 - 61
Struktur pada lintasan ini berupa antiklin dan sesar pelengkungan horison seismik yang membentuk
naik. Struktur antiklin diindikasikan dari adanya suatu antiklin. Terdapat 4 sesar yang berkembang
3050
3100
3100
3150
3150
3200
3200
3250
3250
3300
3300
3350
3350
3400
3400
3450
3450
3500
3500
3550
3550
3600
3600
3650
3650
3700
3700
3750
3750
3800
3800
3850
3850
3900
3900
3950
3950
4000
1400015000 1600017000 1800019000 200002100022000230002400025000 260002700028000290003000031000320003300034000 0.075 0.100 0.125 0.150 0.175 0.200 0.225 0.250 0.275 0.300 0.325 0.350 0.375 0.400 0.425 0.450
P-Impedance Neutron Porosity
Legend
Sand Scale
Gambar 6
Cross-section sumur M1.
Menunjukan nilai zona masing-masing litologi beserta kedalaman
Gambar 7
Picking horizon dan picking fault 183-78.
Menunujukan tanda kemenurusan tiap top formasi dan struktur pada lintasan seismik.
56 | DOI.org/10.29017/LPMGB.57.1.1324
Identifikasi Prospek Reservoir Hidrokarbon Menggunakan Inversi Impedansi Akustik pada Blok Kampar
(Martin Horas Parulian Butar Butar, dkk)
a 204000
TIME STRUCTURE MAP (TUALANG)
206000 208000
208000
210000
210000
212000
212000
214000
214000 b 204000
DEPTH STRUCTURE MAP (TUALANG)
206000
206000 208000
208000
210000
210000
212000
212000
214000
214000
MAP
MAP
9994000
9994000
9994000
9994000
1:97656
0
9
1:97656
9992000
9992000
30 100
9992000
9992000
License User name License User name
user user
0
0
9
9990000
9990000
Signature
Horizon Name Signature Horizon Name
9990000
9990000
9
9988000
9988000
0
9988000
9988000
9988000
Eleva�on
0
0
Eleva�on Time 2800.00
9986000
9986000
0
9986000
9986000
2900.00
9986000
9986000
840.00 3000.00
870.00 3100.00
900.00 3200.00
0
990.00 3300.00
1020.00 3400.00
9984000
9984000
0
9984000
9984000
1050.00 3500.00
9984000
9984000
1080.00 3600.00
1110.00 3700.00
1140.00 3800.00
0
1170.00 3900.00
1200.00 4000.00
9982000
9982000
0
9992000
9
9982000
1230.00 4100.00
9982000
1250.00
9982000
4200.00
1290.00 4300.00
1320.00 4400.00
1350.00 4500.00
1380.00 4600.00
4700.00
204000 206000
206000 208000
208000
210000
210000 212000
212000 214000
214000 204000 206000
206000
208000
208000
210000
210000
212000
212000
214000
214000
0 1000 2000
2000 3000
3000 4000
4000 5000
5000 0 1000
1000 2000
2000 3000
3000 4000
4000 5000
5000
1:97606 1:97606
Gambar 8
A). Peta struktur waktu dan B). Peta struktur kedalaman formasi Tualang.
Menunjukan kontras perbedaan warna berdasarkan domain waktu dan kedalaman pada formasi Tualang.
Sedangkan Gambar 9A menunjukan hasil bawah yang memiliki interval kontur dengan domain
peta struktur waktu formasi Lakat yang memiliki kedalaman sebesar -3700 m hingga -6100 m. Peta
interval kontur dengan domain waktu sebesar struktur kedalaman memperlihatkan bahwa wilayah
-1080 ms hingga -1770 ms. Terdapat beberapa jebakan hidrokarbon Area penelitian berada dalam
keberadaan struktur antiklin yang sedikit berbeda area yang lebih tinggi yang berupa area tutupan.
pada tiap lapisan, hal ini bisa saja dipengaruhi Terlihat pada gambar tersebut bahwa hidrokarbon
masa pembentukan yang berbeda pada tiap lapisan. bermigrasi dari arah tenggara (kontur rendahan) ke
Kumudian Gambar 9B menunjukan hasil peta baratlaut (kontur tinggian).
struktur kedalaman formasi Lakat sebagai lapisan
DOI.org/10.29017/LPMGB.57.1.1324 | 57
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 57 No. 1, April 2023: 45 - 61
a 204000
206000
206000
208000
208000
210000
210000
212000
212000
214000
214000
MAP b 204000
206000
206000
208000
208000
210000
210000
212000
212000
214000
214000
MAP
9994000
9994000
9994000
9994000
9994000
9994000
9994000
9994000
Country Scale Country Scale
1:97656 1:97656
30
9992000
9992000
100
9992000
9992000
9992000
9992000
9992000
License User name
License User name
user user
9990000
9990000
9990000
Signature
9990000
Horizon Name Horizon Name Signature
9990000
9990000
9990000
9990000
9988000
9988000
9988000
9988000
9988000
9988000
9988000
9988000
Eleva�on Depth [�]
Eleva�on Time 3100.00
9986000
9986000
9986000
3200.00
9986000
930.00
9986000
3300.00
9986000
9986000
9986000
960.00
3400.00
990.00
3500.00
1020.00
3600.00
1050.00
3700.00
1080.00
3800.00
9984000
1110.00
9984000
9984000
9984000
3900.00
1140.00
9984000
9984000
9984000
9984000
4000.00
1170.00 4100.00
1200.00 4200.00
1230.00 4300.00
1250.00 4400.00
1290.00 4500.00
9982000
9982000
9982000
9982000
1320.00 4600.00
1350.00 4700.00
1380.00 4800.00
1410.00 4900.00
1440.00 5000.00
1470.00 5100.00
1500.00 5200.00
204000 206000
206000
208000
208000
210000
210000
212000
212000
214000
214000 204000 206000 208000 210000 212000 214000
206000 208000 210000 212000 212000
0 1000
1000 2000
2000 3000
3000 4000
4000 5000
5000
0 1000
1000 2000
2000 3000
3000 4000
4000 5000
5000
1:97606 1:97606
Gambar 9
A). Peta struktur waktu dan B). Peta struktur kedalaman formasi Lakat.
Menunjukan kontras perbedaan warna berdasarkan domain waktu dan kedalaman pada formasi Lakat
Gambar 10
Struktur patahan yang digabungkan peta struktur waktu formasi Telisa.
Menunjukan peta struktur waktu yang menggambarkan bentuk umum struktur
58 | DOI.org/10.29017/LPMGB.57.1.1324
Seismic data: L_183-78 and Model1 P-wave and Model1 Density and Model1 P-Impedance and Model1 Synthe�c (STRATA CE8/R3) (Jan 29, 2023 23:24)
Model 27938
27604
300
Analysis 27270
26936
Inversion 400
26602
26268
500 25934
25600
600 25266
24932
700 24598
24264
24264
800
23930
23596
900 23262
22928
1000 22594
22260
21926
1100 21592
21258
1200 20924
20590
1300 20256
19922
19588
1400
19254
18920
1500
18586
18252
1600 17918
17584
1700 17250
16916
1800 16582
(Martin Horas Parulian Butar Butar, dkk)
16248
15914
1900
15580
15246
2000 14912
14577
2100 14243
DOI.org/10.29017/LPMGB.57.1.1324 |
Gambar 11
Model awal sumur M1 lintasan 183-78, merupakan model awal sebelum dilakukannya tahapan inversi
59
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 57 No. 1, April 2023: 45 - 61
Gambar 12
Hasil inversi impedansi akustik.
Menunjukan penampang impedansi akustik pada sumur M1 lintasan 183-78
memiliki rentang nilai AI sebesar 14243 (ft/s)*(g/ s)*(g/cc). Dapat dilihat pada gambar 11. penampang
cc) – 30276 (ft/s)*(g/cc). Area yang memiliki nilai hasil inversi model based sumur M1 lintasan 183-78,
AI rendah diinterpretasikan dengan warna hijau. dimana zona target berada pada warna kuning hingga
Sedangkan area yang memiliki nilai AI tinggi merah. Warna tersebut menunjukan zona yang diduga
diiterpretasikan dengan warna ungu. Pada pembacaan memiliki prospek reservoir hidrokarbon.
crossplot didapat nilai nilai pancung sumur M1 yang Zona dengan nilai AI yang tinggi menunjukkan
menggambarkan zona batupasir yang memiliki harga reservoir batupasir yang lebih padat, sedangkan zona
nilai AI berkisar 14900 (ft/s)*(g/cc) – 22500 (ft/ dengan nilai AI yang lebih rendah menunjukkan
60 | DOI.org/10.29017/LPMGB.57.1.1324
Identifikasi Prospek Reservoir Hidrokarbon Menggunakan Inversi Impedansi Akustik pada Blok Kampar
(Martin Horas Parulian Butar Butar, dkk)
reservoir batupasir yang lebih berpori. Hal ini mengestimasi nilai dan distribusi porositas reservoar
dikarenakan nilai AI yang dihasilkan dari nilai dengan menggabungkan data log porositas secara
kecepatan gelombang P dan densitas menggambarkan statistik dari data seismik dan data impedansi akustik.
sifat dari batuan, dimana gelombang P yang merambat Dilakukan dengan cara dan komponen log
di dalam batuan merambat ke dalam matriks batuan yang sama pada setiap sumur. Dari hasil crossplot
yang dilaluinya. Semakin padat matriks batuan dan didapatkan persamaan masing-masing sumur :
semakin kecil pori-pori batuan maka semakin tinggi
pula nilai kecepatan saat dilalaui gelombang. Melalui M1 : y = -0.00140571x + 54.8502 (2)
kurva defleksi gamma ray yang condong mengarah
ke kiri mendandakan nilai AI yang rendah dapat M2 : y = -0.00122371X + 48.052 (3)
menjadi acuan bahwa lapisan tersebut mengandung
batuan dengan porositas yang baik. Pada gambar M3 : y = -0.000901337x + 43.476 (4)
penampang yang diperbesar menunjukan zona
prospek reservoir hidrokarbon sesuai dengan nilai Analisis crossplot menggunakan data log
nilai pancung analisis sensitivitas. Area tersebut P-Impedance sebagai sumbu x , log Porositas
diduga mempunyai potensi migas dikarnakan batuan sebagai sumbu y dan log Gamma Ray sebagai skala
penyusun lapisan yang mempunyai porositas baik. warna. Hasil inversi model based dari lintasan linear
programming kemudian di ekstrak menggunakan
Estimasi Distribusi Porositas Reservoir persamaan crossplot melalui perhitungan. Nilai
porositas dari peta yang diperoleh merupakan hasil
Untuk melihat hubungan antara nilai p-impedance
konversi dari nilai Impedansi akustik. Oleh karena
terhadap data nilai porositas efektik maka dilakukan
itu, nilai porositas yang diperoleh tidak secara
crossplot pada kedua komponen data tersebut di
akurat mencerminkan nilai porositas sebenarnya.
masing-masing sumur. Schultz dkk. (1994) dalam
Namun demikian, kita dapat mengestimasi pola
(Abdilla, 2017) mengusulkan suatu cara untuk
70
60
50
40
75
30
20
10
10000 12500 15000 17500 20000 22500 25000 27500 30000 32500
P-Impedance((�/s)*(g/CC))
legend
P-Impedance vs Porosity(primary) Y = -0.00140571x + 54.8502 Normalized standard error: 0.0820572
Gambar 13
Crossplot P-Impedance dan Porositas sumur M1.
Menunjukan persamaan linear yang akan digunakan dalam estimasi porositas
DOI.org/10.29017/LPMGB.57.1.1324 | 61
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 57 No. 1, April 2023: 45 - 61
CDP 1027 1033 1039 1045 1051 1057 1063 1069 1075 1081 1087 1093 1099 1005 1011 1017 1123 1129 1135 1141 1147 1153 1159 1165 1171 1177 1183 1189 1195 1201 1207 1213 1219 1225 1231 1237 1243 1249 1255 1261 1267 1273 1279 1285 1291 1297 1303 1309 1315 1321 1327 1333 1339 1345 1351 1357 1363 1369
35.1
Well 34.7
350 34.3
33.8
400 33.5
33.2
450 32.8
32.4
500 32.0
31.4
550 31.2
30.8
600 30.4
30.0
650 29.6
29.2
700 28.8
28.4
750 28.0
27.6
800 27.3
26.8
850 26.5
26.1
900 25.7
25.5
950 Porositas Baik- 24.9
24.5
Buruk 24.1
1000
23.7
1050 23.2
22.9
1100 22.3
22.1
1150 21.7
21.4
1200 21.0
20.6
1250 20.2
19.8
1300 19.4
Line 183-78 19.0
1350 18.4
18.2
1400 17.8
17.4
1450 17.0
16.6
1500
Gambar 14
Penampang porositas.
Menunjukan penampang porositas dari tranformasi impedansi akustik hasil inversi Sumur M1 lintasan 183-78
sebaran porositas di lapangan. Peta porositas garis melingkar mengikuti garis kontur peta struktur
menggambarkan sebaran porositas dan menunjukkan yang terbentuk. Garis penanda terdiri atas area
adanya variasi porositas meskipun berada dalam puncak (n) dan area lembah (n+1) Iskandar dkk.,
formasi yang sama. Porositas bervariasi dapat (2019).
diakibatkan dari pembentukannya. Pada penampang Peta struktur kedalaman menggambarkan warna
hasil transformasi menunjukkan nilai porositas yang hijau-orange merupakan zona struktur batupasir
tinggi di beberapa lapisan. dengan kedalaman yang dangkal (pada puncak
Hasil trasnformasi log p-impedance untuk struktur) dan warna ungu, yang merupakan zona
mendapatkan estimasi porositas penampang dengan struktur kedalaman yang paling rendah.
menunjukan pada sumur M1 lintasan 183-78 Lokasi lubang bor yang digunakan dalam proses
memiliki area porositas yang besar dan cukup inversi, yaitu sumur M1, M2, dan M3 dipetakan ke
tebal. nilai porositas jelas terdistribusi dengan baik zona struktural atas.
dengan rentan nilai porositas sebesar 16.2% - 35.1 Pemilihan formasi Tualang dan formasi Lakat
%. Pada sumur ini formasi Tualang hingga ke Lakat dikarnakan kedua formasi tersebut dinilai memiliki
menggambarkan litologi batupasir yang tebal sebagai potensi yang besar dibandingkan dengan lapisan
potensi reservoir dengan harga porositas sebesar lainnya. Gambar 15. Menunjukan zona prospek
16.2% - 25.7% yang masuk kedalam skala porositas MB-1 dan MB-2 pada formasi Tualang berada pada
baik hingga sangat baik. Menurut Faris dkk., (2022) satu area tutupan yang sama. Area tutupan tersebut
batupasir memiliki nilai impedansi akustik yang berada pada baratlaut serta berada pada area tinggian
cenderung rendah dan memiliki nilai porositas yang yaitu 2800 ft – 3000 ft dari permukaan. Area tutupan
cenderung tinggi. Hal ini juga sesuai dengan analisis ini merupakan antiklin sebagai tempat akumulasi
zona target yang menunjukan kurva log potensi hidrokarbon yang bermigrasi dari arah tenggara
hidrokarbon cukup tebal.. karna diperngaruhi oleh struktur dan level tinggian.
Sumur pengembangan 1 berada diarea prospek
Lokasi Prospek Reservoir Hidrokarbon
MB-1 yaitu pada area tutupan berarah baratlaut
Pada tahap ini akan dicari area tinggian sehingga memungkinkan terjadinya perpindahan
yang dianggap prospek (belum dilakukan tahap hidrokarbon ke area yang lebih dangkal. Hidrokarbon
pengeboran), kemudian diberikan penanda berupa mengalami migrasi dari reservoir ke reservoir
62 | DOI.org/10.29017/LPMGB.57.1.1324
Identifikasi Prospek Reservoir Hidrokarbon Menggunakan Inversi Impedansi Akustik pada Blok Kampar
(Martin Horas Parulian Butar Butar, dkk)
yang lebih dangkal, Area tersebut dinilai memiliki MB-2. Area ini berada pada area tutupandekat sumur
potensi hidrokarbon yang cukup besar. Maka lokasi penelitian yang mempunyai reservoar batupasir.
sumur pengembangan 1 mempunyai prospek yang Prospek MB-2 merupakan jebakan struktur antiklin
baik untuk dilanjutkan ke tahap pengeboran sumur yang dipengaruhi oleh sesar naik memanjang.
sebagai keperluan eksplorasi lebih lanjut. Kemudian
sumur pengembangan 2 berada diarea prospek
Gambar 15
Lokasi sumur pengembangan formasi Tualang.
Ditemukan 2 zona potensial baru pada formasi Tualang
KESIMPULAN DAN SARAN hidrokarbon MB-1 dan MB-2 berada pada utara barat
laut lapisan formasi Tualang dan Formasi Lakat. zona
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
prospek MB-1 berada pada area tutupantinggian
maka dapat disimpulkan bahwa harga sebaran
yang merupakan puncak dari antiklin. Kemudian
reservoir batupasir berdasarkan analisis sensitifitas
zona prospek MB-2 berada pada area tinggian tepat
dan inversi Impedansi akustik didapat pada sumur
dekat dengan sumur sebelumnya yang mempunyai
M1 berkisar 18300 (ft/s)*(g/cc) – 24500 (ft/s)*(g/cc),
karakteristik reservoar batupasir.
kemudian pada sumur M2 berkisar 16000 (ft/s)*(g/
cc) - 20300 (ft/s)*(g/cc) dan pada sumur M3 berkisar
18500 (ft/s)*(g/cc) – 23100 (ft/s)*(g/cc). Nilai
UCAPAN TERIMAKASIH
tersebut menunjukan zona batupasir yang memiliki
porositas baik sebagai reservoir hidrokarbon dengan Penulis mengucapkan terimakasih kepada Pusat
nilai Gamma ray <75 API. Data dan Teknologi Informasi Energi Dan Sumber
Berdasarkan nilai-nilai tersebut menunjukan zona Daya Mineral (PUSDATIN ESDM) atas izinnya
prospek reservoir hidrokarbon berada pada formasi dalam penggunaan data-data dalam penyusunan
Tualang dan formasi Lakat. Didapat zona prospek karya ilmiah ini
DOI.org/10.29017/LPMGB.57.1.1324 | 63
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 57 No. 1, April 2023: 45 - 61
Faris, M., Zera, T., dan Purba, H. (2022). Analisis Prastika, N., Septo, B., Dewanto., dan Wijakso-
Penyebaran Reservoir Batupasir dan Karbonat no, E. (2018). Analisis Perbandingan Metode
Menggunkan Metode Inversi Seismik Studi Ka- Seismik Inversi Impedansi akustik Model
sus : Lapangan RB, Blok Rangkas. Lembaran Based, Band Limited, dan Sparse Sppike Un-
64 | DOI.org/10.29017/LPMGB.57.1.1324
Identifikasi Prospek Reservoir Hidrokarbon Menggunakan Inversi Impedansi Akustik pada Blok Kampar
(Martin Horas Parulian Butar Butar, dkk)
DOI.org/10.29017/LPMGB.57.1.1324 | 65