ABSTRAK
Karakteristik reservoar sangat penting di dalam ekspiorasi hidrokarbon. Penelitian ini
dilakukan di Lapangan “PRO” Cekungan Bonaparte. Analisis karakter fisis pada reservoar
batupasir pada penelitian ini menggunakan metode inversi impedansi akustik dan
multiatribut seismik. Dengan menggunakan metode ini, kita dapat memisahkan dengan baik
antara batupasir dan serpih Formasi Plover yang terdapat pada Lapangan “PRO” Cekungan
Bonaparte. Metode seismik inversi akustik yang digunakan dalam penelitian yaitu
Modelbased, sedangkan seismik multiatribut yang digunakan adalah multiatribut regresi
linier dalam memetakan volume densitas, porositas dan saturasi air (Sw). Reservoar
batupasir yang mengandung hidrokarbon dominan berada pada bagian selatan daerah
penelitian ditunjuukkan oleh nilai impedansi akustik sebesar 10.000-35.000 (ft/s)*(g/cc),
serta nilai densitas sebesar 2.4-2.6 gr/cc, nilai porositas efektif sebesar 15-20%, dan nilai
Sw yang rendah sekitar 10-20% yang mengindikasikan hidrokarbon berupa gas. Hasil dari
inversi impedansi akustik dan multiatribut seismik dapat digunakan dalam melakukan
perhitungan sumberdaya. Metode yang digunakan adalah metode simulasi Monte Carlo yang
merupakan pemodelan probabilistik karena pada bawah permukaan memiliki uncertainty
(ketidakpastian) yang tinggi. Berdasarkan perhitungan sumber daya dengan metode
simulasi Monte Carlo, didapatkan P10 nilai sumber daya yang terdapat di dalam reservoir
hidrokarbonya sebesar 365.72 BCF (bilion cubic feet), kemudian pada P50 214.04 BCF (bilion
cubic feet) dan P90 memiliki nilai sumber daya sebesar 86.32 BCF (bilion cubic feet).
Kata kunci: inversi, multiatribut seismik, saturasi air, Monte Carlo.
47
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY, Volume 19, Nomor 1, April 2021: 47 – 56
metode simulasi monte carlo merupakan Palung Timor yang mengakibatkan patahan
pemodelan probabilistik karena pada bawah aktif kembali dan meluas (Barret, dkk.,
permukaan memiliki uncertainty 2004).
(ketidakpastian) yang tinggi, sehingga fungsi
matematikanya harus bersifat random TEORI DASAR
sampling. Kemudian hasil akhir dari Seismik Inversi
perhitungan dengan simulasi monte carlo ini Metode inversi merupakan kebalikan
nantinya yaitu berupa P10, P50 dan P90. pemodelan dengan metode ke depan atau
Tujuan dari penelitian ini, yaitu: (1) dapat disebut forward modeling, dimana
Menentukan dan mengidentifikasi suatu area berhubungan dengan pembuatan
pengembangan potensi hidrokarbon, (2) seismogram sintetik berdasarkan model
Menentukan persebaran properti reservoar bumi, sehingga inversi seismik dapat
pada lapisan target dengan mengaplikasikan dikatakan suatu teknik pembuatan model
metode inversi impedansi akustik dan bawah permukaan dengan menggunakan
multiatribut, (3) Menentukan sumber daya dua buah data yaitu data seismik sebagai
hidrokarbon dengan pembagian nilai input dan data sumur sebagai kontrol. Pada
porbabilistik Metode Monte Carlo (Suranto, metode seismik inversi dibagi dua bagian
2018). Potensi pengembangan sumber gas diantaranya seismik inversi prestack dan
Indonesia diakui Fanshurullah memang inversi post-stack, dimana pada penelitian
masih amat besar, dalam Neraca Gas Bumi ini digunakanya inversi post-stack yang
Indonesia 2018-2027, cadangan gas bumi berhubungan dengan inversi amplitudo,
Indonesia per Januari 2017 mencapai kemudian inversi ini dibagi lagi kedalam
142,72 triliun standard cubic feet (TSCF). beberapa algoritma diantaranya inversi
Lokasi penelitian ini terletak di Cekungan bandlimited (rekursif), inversi berbasis
Bonaparte yang merupakan bagian dari model based dan inversi spirse spike. Pada
batas pasif lempeng Australia bagian utara, inversi bandlimited (rekursif) algoritma
yang termasuk ke dalam Graben Calder, inversi yang mengabaikan efek wavelet
Cekungan Bonaparte. Cekungan Bonaparte seismik dan memperlakukan seolah-olah
ini tersusun atas sub-cekungan berumur trace seismik merupakan kumpulan
Mesozoik dan Palezoik dan beberapa area koefisien refleksi yang telah difilter oleh
paparan. Secara umum pembentukan wavelet fasa nol. Sedangkan pada inversi
cekungan di kontrol oleh beberapa fase sparse-spike ini mengasumsikan bahwa
penting diantaranya ekstensi pada Paleozoik reflektivitas yang sebenarnya dapat
yang diikuti oleh kompresi pada umur Trias diasumsikan sebagai seri dari spike-spike
dan kembali ekstensi pada Mesozoik yang besar yang bertumpukan dengan spike-spike
mengalami puncak ketika pecahnya yang lebih kecil sebagai background.
Gondwana Land di umur Jurasic Tengah. Kemudian dilakukan estimasi wavelet
daerah yang komplek pada Cekungan berdasarkan asumsi model tersebut.
Bonaparte, yang tersusun dari struktur
Paleozoik hingga Mesozoik yang terdiri dari Sparse-spike
dua dua fase ekstensi pada umur Paleozoik Sparse-spike mengasumsikan bahwa hanya
diantaranya: spike yang besar penting. Inversi ini mencari
Arah penunjaman (Trend) dari Northwest lokasi spike yang besar dari trace seismik.
hingga pada umur Late Devonian-Early Spike-spike tersebut terus ditambahkan
Carboniferous pada sistem pengangkatan sampai trace dimodelkan secara akurat dan
(Cekungan Sub pada inversi model based yaitu membuat
Petrel). model geologi dan membandingkannya
Arah penunjaman (Trend) Northeast dari dengan data riil seismik. Hasil perbandingan
umur Late Carboniferous-Early Permian pada tersebut digunakan secara iteratif
sistem pengangkatan (Cekungan Sub Proto memperbarui model untuk menyesuaikan
Vulcam dan Proto Malita Graben). dengan data seismik. Metode ini
Pada regional Late Triassic North-South dikembangkan untuk mengatasi masalah
Kompresi, mengalami terjadinya struktur yang tidak dapat dipecahkan menggunakan
antiklin, pengangkatan (Uplift), inversi dan metode rekursif. Sehingga pada penilitian
erosi. ini digunakan inversi post-stack dan
Saat ekstensi waktu umur akhir Jurrassic menggunakan inversi model based dengan
berhubungan dengan Trend Northeast langkah awal membuat model geologi,
(Cekungan Sub Vulkam, Calder Graben dan kemudian model tersebut dibandingkan
Malita) dan pada arah penunjaman (Trend) dengan data seismik dan diperbaharui
Southeast Graben (Cekungan Sahul Sinklin). secara iteratif sehingga didapatkan
Saat umur Late Miocene sampai pliocene, kecocokan yang lebih baik dengan data
mengalami konvorgen lempengan Australia seismik. Semakin banyak iterasinya maka
dan Eurasia terjadilah penurunan pada koefisien korelasi antara seismik sintetik dan
48
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY, Volume 19, Nomor 1, April 2021: 47 – 56
49
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY, Volume 19, Nomor 1, April 2021: 47 – 56
menunjukan lapisan yang banyak nilai NPHI dan RHOB. Kemudian untuk
mengandung unsur radioaktif yang biasa mengetahui suatu kandungan fluidanya
ditemukan dalam batuan dengan ukuran dapat dilihat dengan nilai resistivitas (LLD)
butir yang kecil seperti lempung, lapisan yang tinggi dengan kisaran nilai lebih dari 80
yang mengandung lempung artinya lapisan ohm maka lapisan tersebut termasuk
tersebut impermeable. sedangkan gamma hidrokarbon gas, sedangkan pada sumur
ray yang rendah mencirikan litologi berupa PRO2 termasuk zona reservoar tidak
batupasir dan batu gamping dimana produktif, sehingga kurang baik untuk
termasuk lapisan permeable. Setelah itu dilakukanya suatu interpretasi. Dapat dilihat
dari analisis ini diketahui bahwa Sumur pada kedalaman 4525,8 ft sampai 4824,0 ft
PRO1, PRO2 dan PRO3 termasuk kedalam dengan nilai gamma ray yang tinggi
zona prospek yang memiliki lapisan berkisaran 65 API, pada kurva NPHI dan
permeable, dengan melihat nilai gamma ray RHOB tidak terdapatnya sparasi, dan kurva
yang rendah berkisaran 10-65 API, dan resistivitas (LLD) memiliki nilai resistivitiy
termasuk dalam litologi batupasir rendah. Gambar 1, menunjukkan daerah
(sandstone). Kemudian terdapatnya suatu prospek pada Sumur PRO1, sumur
sparasi yang yang ditandai dengan melihat PRO3 dan sumur PRO4
Sumur PRO3
Sumur PRO4
Gambar 1. Daerah prospek pada Sumur PRO1, sumur PRO3 dan sumur PRO4
50
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY, Volume 19, Nomor 1, April 2021: 47 – 56
51
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY, Volume 19, Nomor 1, April 2021: 47 – 56
Hasil interpretasi horizon pada lapangan “PRO” Pada dept structure map terdapat struktur
yang nantinya hasil dari picking horizon ini patahan atau lipatan yang dicirikan seperti
akan mempengaruhi bentuk dari model hasil terdapatnya suatu bentuk puncak atau yang
inversi dan model inisial dalam pembuatan dapat kita sebut dengan struktur antiklin,
multiatribut. Setelah melakukan picking dimana struktur antiklin ini terjadi karena
horizon, selanjutnya picking fault (patahan) adanya pengaruh dari gaya ekstensi pada saat
dimana terdapatnya suatu patahan pada pembentukan cekungan. Gambar 3,
daerah bagian barat daya, selatan dan menunjukkan gambar Time structure map
tenggara. Kemudian melakukan interpretasi bentuk 3D dan Gambar 4, menunjukkan
horizon dan fault (patahan), Selanjutnya gambar Depth structure map bentuk 3D.
dilakukan pembuatan peta struktur waktu Zona yang mengandung hidrokarbon gas
(time structure map) yang dimana untuk ditunjukan pada sumur PRO1, PRO3 dan PRO4
melihat bagaimana struktur pada lapangan yang berwarna biru dengan memiliki nilai Sw
penelitian dalam domain waktu. Dari domain sebesar 10%-20%, kemudian pada sumur
waktu kemudian dikonversikan menjadi PRO2 yaitu zona tidak prospek.
domain kedalaman (depth structure map). Gambar 5, menjnjukkan Peta persebaran Sw.
52
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY, Volume 19, Nomor 1, April 2021: 47 – 56
53
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY, Volume 19, Nomor 1, April 2021: 47 – 56
Gambar 7. Grafik sumber daya hasil perhitungan dari metode simulasi monte carlo
54
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY, Volume 19, Nomor 1, April 2021: 47 – 56
55
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY, Volume 19, Nomor 1, April 2021: 47 – 56
56