Anda di halaman 1dari 20

LABORATORIUM TEKNIK GEOFISIKA

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN


UNIVERSITAS HALU OLEO

PRAKTIKUM GFS66052 ANALISIS FISIKA BATUAN

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2023/2024

SEKMAWATI
R1A120056
TEKNIK GEOFISIKA

DASAR INTERPRETASI

TANGGAL PRAKTIKUM
SENIN, 6 DAN 13 MARET 2023

KENDARI – INDONESIA

© 2023–TEKNIK GEOFI
LAPORAN PRAKTIKUM
Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo
LAPORAN PRAKTIKUM
Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo
Modul 1 Dasar Interpretasi

Nama : Sekmawati

Nim : R1A120056

Kelas : B

Tanggal Praktikum : 6 dan 13 Maret 2023

ABSTRAK

Interpretasi seismik merupakan salah satu tahapan yang penting dalam


eksplorasi dimana dilakukan pengkajian, evaluasi, pembahasaan data seismik hasil
pemrosesan ke dalam kondisi geologi yang mendekati kondisi geologi bawah
permukaan sebenarnya agar lebih mudah dipahami, Gelombang seismik sendiri
adalah gelombang yang merambat di dalam atau di luar permukaan bumi yang
berasal dari sumber seismik. Bagaimana suatu gelombang seismik merambat
sangat dipengaruhi oleh densitas batuan tersebut, dimana densitas adalah sifat
fisis yang menggambarkan kerapatan ikatan material penyusun batuan. Perkalian
antara densitas dan kecepatan rambat gelombang dikenal sebagai akustik
impedance, yang dimana digunakan untuk mencari koefisien refleksi dari suatu
batuan. Dari praktikum ini diamati bagaimana parameter-parameter tersebut
saling berhubungan satu sama lain. Nilai dari densitas dan kecepatan gelombang
seismic sangat berpengaruh pada akustik impedansi dari suatu batuan, dimana
semakin tinggi kedua parameter tersebut, nilai akustik impedansinya pun akan
lebih tinggi. Perbedaan nilai akustik impedansi dari suatu bidang bats batuan, akan
menimbulkan suatu kecenderungan untuk memantulkan gelombang seismic yang
dimana dikenal sebagai koefisien refleksi.Jika nilai akustik impedance lapisan atas
lebih rendah dari lapisan bawahnya, makan akan menghaslikan nilai koefisien
refleksi positif yang akan menghasilkan respon amplitudo dengan polaritas
reverse.

I. TUJUAN
Tujuan dari dilaksanakanya praktikum ini adalah, agar mahasiswa :
1. Dapat menghitung nilai Vp saturasi,densitas batuan tersaturasi, koifisien
refleksi, dan respon amplitude
2. Dapat Menghitung nilai impedansi akustik masing-masing lapisan.
3. Dapat Menghitung nilai impedansi akustik masing-masing lapisan.
4. Dapat Menghitung nilai konvolusi antara sinyal wavelet sesimic dan sinyal
RC.
5. Dapat Memodelkan amplitudo tras seismik.

II. TEORI DASAR


Metode seismik refleksi adalah suatu metode geofisika eksplorasi yang
memanfaatkan perambatan gelombang elastik yang dihasilkan oleh suatu sumber
pada permukaan untuk mendapatkan gambaran bawah permukaan. Interpretasi
seismik merupakan salah satu tahapan yang penting dalam eksplorasi dimana
dilakukan pengkajian, evaluasi, pembahasaan data seismik hasil pemrosesan ke
dalam kondisi geologi yang mendekati kondisi geologi bawah permukaan
sebenarnya agar lebih mudah dipahami (Surohadi, dkk. 2016).

II.1Kecepatan Gelombang Seismik dan Densitas Saturasi Batuan


Afnimar (2009) dalam (Hurriyah, 2013) memaparkan, gelombang seismik
adalah gelombang yang merambat di dalam atau di luar permukaan bumi yang
berasal dari sumber seismik. Sigit (2013) menjelaskan bawha kecepatan
gelombang seismik pada batuan yang tersaturasi dapat dilakukan dengan
beberapa cara, diantaranya dengan menggunakan persamaan Wyllie (1963).
Persamaan Wyllie adalah sebagai berikut :

Dimana Vm adalah Vp matriks, dan Vfl adalah kecepatan fluida pori.

Densitas adalah sifat fisis yang menggambarkan kerapatan ikatan material


penyusun batuan. Tingkat kerapatan batuan dipengaruhi oleh jenis, jumlah, dan
persentase mineral, porositas batuan, dan fluida pengisi rongganya (Ridha &
Darminto, 2016). Crain (2012) dalam (Dwiyono & Winardi, 2014) menjelaskan
Saturation atau kejenuhan carian pori, merupakan rasio antara volume cairan
dengan volume ruang pori. Densitas dari batuan tersaturasi dapat dicari
menggunakan persamaan berikut (Sigit, 2013) :

Dimana, ρsat adalah densitas batuan tersaturasi, ρm adalah densitas


matriks, ϕ adalah porositas batuan, ρw densitas air, Sw adalah tingkat
saturasi.

II.2Impedansi Akustik dan Koefisien Refleksi


Karakteristik atau impedansi akustik suatu batuan, merupakan perkalian
antara densitas dan cepat rambat gelombang, Sigit (2013) menjelaskan rumus
untuk menentukan impedansi akustik suatu batuan seperti berikut.

Koefisien refleksi mempunyai nilai antara -1 sampai 1. Jika impedansi


akustik pada Z2 lebih besar dari impedansi akustik Z1 dan gelombang merambat
dari batuan dengan nilai densitas rendah ke batuan dengan harga densitas yang
lebih tinggi maka koefisien refleksi akan bernilai positif. Harga kontras impedansi
akustik dapat pula diperkirakan dari amplitudo refleksinya, semakin besar
amplitudonya semakin besar refleksi dan kontras impedansi
akustiknya .Persamaan koefisien refleksi adalah seperti berikut.

II.3Wavelet
Wavelet merupakan gelombang harmonik yang mempunyai interval
amplitudo, frekuensi, dan fasa tertentu. Berdasarkan konsentrasi energinya
wavelet dapat dibagi menjadi 4 jenis (Muhidin, dkk..2015) :

1. Zero Phase Wavelet


Wavelet berfasa nol mempunyai konsentrasi energi maksimum di tengah
dan waktu tunda nol, sehingga wavelet ini mempunyai resolusi dan standout yang
maksimum. Wavelet berfasa nol (disebut juga wavelet simetris) merupakan jenis
wavelet yang lebih baik dari semua jenis wavelet yang mempunyai spektrum
amplitudo yang sama.

2. Minimum Phase Wavelet


Wavelet berfasa minimum memiliki energi yang terpusat pada bagian
depan. Dibandingkan jenis wavelet lain dengan spektrum amplitudo yang sama,
wavelet berfasa minimum mempunyai perubahan atau pergeseran fasa terkecil
pada tiap-tiap frekuensi. Dalam terminasi waktu, wavelet berfasa minimum
memiliki waktu tunda terkecil dari energinya.

3. Maximum Phase Wavelet


Wavelet berfasa maksimum memiliki energi yang terpusat secara maksimal
di bagian akhir dari wavelet tersebut, jadi merupakan kebalikan dari wavelet
berfasa minimum.

4. Mixed Phase Wavelet


Wavelet berfasa campuran merupakan wavelet yang energinya tidak
terkonsentrasi di bagian depan maupun di bagian belakang.
III. DATA DAN PENGOLAHAN
III.1 Data dan Pengolahan Exercise 3
a. Data Exercise 3
Data yang akan di oleh dalam exercise 3 adalah :
 Tabel Properti Fisik Reservoar

Batuan Vp_matriks (m/s) Rho_matriks Porositas


shale 2000 2.2 0
sandstone 2500 2.2 30%
limestone 4000 2.7 10%

Fluida Vfl (m/s) Saturasi Rho


Oil 1300 100% 0.8
gas 300 100% 0.001
water 1500 100% 1

 Gambar struktur Reservoar

b. Pengolahan Exercise 3
Pengolahan data pada exercise 3 praktikum ini dilakukan di Microsoft Excel
dengan langkah-langkah sebagai berikut :

 Case Sandstone
1. Memasukan nilai densitas shale, densitas sandstone, densitas gas, densitas
oil, densitas water, tingkat saturasi, porositas, dan kecepatan rambat
gelombang pada matriks batuan yaitu shale dan sandstone, kecepatan
rambat gelombang pada gas, oil dan water.
2. Menghitung nilai kecepatan gelombang-P pada batuan tersaturasi
menggunakan persamaan Willey (1) untuk setiap tingkat saturasi.
3. Menentukan nilai densitas tersaturasi batuan menggunakan persamaan
(2) untuk setiap tingkat saturasi.
4. Menentuk impedansi akustik tiap lapisan menggunakan persamaan (3)
5. Menentukan koefisien refleksi tiap titik menggunakan persamaan (4)
6. Melakukan konvolusi antara koefieisen refleksi dengan wavelet {-20 70 -
20}.
7. Memperlihatkan respon seismik menggunakan hasil konvolusi koefisien
refleksi dengan wavelet.

 Case Limestone
1. Memasukan nilai densitas shale, densitas limestone, densitas gas, densitas
oil, densitas water, tingkat saturasi, porositas, dan kecepatan rambat
gelombang pada matriks batuan yaitu shale dan limestone, kecepatan
rambat gelombang pada gas, oil dan water.
2. Menghitung nilai kecepatan gelombang-P pada batuan tersaturasi
menggunakan persamaan Willey (1) untuk setiap tingkat saturasi.
3. Menentukan nilai densitas tersaturasi batuan menggunakan persamaan (2)
untuk setiap tingkat saturasi.
4. Menentuk impedansi akustik tiap lapisan menggunakan persamaan (3)
5. Menentukan koefisien refleksi tiap titik menggunakan persamaan (4)
6. Melakukan konvolusi antara koefieisen refleksi dengan wavelet {-20 70 -
20}.
7. Memperlihatkan respon seismik menggunakan hasil konvolusi koefisien
refleksi dengan wavelet.

III.2 Data dan Pengolahan Exercise 4


a. Data Exercise 4
Data yang akan di oleh dalam exercise 4 adalah :
 Wavelet {-20 70 -20}
 Tabel properti fisik batuan reservoar

Litologi Vp ρ Al RC

Up-shale 2250 2 4500 -0.071428571

Gas Sand 2000 1.95 3900 0.071428571

Lower Shale 2250 2 4500 0.079283887

Wet Sand 2500 2.11 5275 0.247771836

Wet Limestone 3500 2.5 8750 0

b. Pengolahan Exercise 4
Pengolahan data pada exercise 4 praktikum ini dilakukan di Microsoft Excel
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Memasukan nilai property fisik dari lithology batuan reservoar
2. Memasukan nilai Wavelet.
3. Menghitung nilai Akustik Impedance menggunakan persamaan ().
4. Menghitung nilai koefisien refleksi menggunakan persamaan ().
5. Menghitung respon amplitudo dengan melakukan konvolusi antara
koefisien refleksi dengan wavelet.
6. Menggambarkan respon amplitudo

III.3 Output
a. Output Exercise 3
1. Sandstone Case
 Koefisien refleksi dan Respon amplitude titik 1
Densitas
Wt
Vp Willy Saturasi Z
Gas Gas Gas RC
Shal Sandsto Shal Sandsto Shal Sandsto -20 70 -20
e ne e ne e ne
- -
200 440 1.37 1.37
2083.3 2.2 1.84 3833.33 0.068 4.81
0 0 6 6
8 8

SS
0 0
1 0
2 1.376518219
-
3 4.817813765
4 1.376518219
5 0
6 0

 Koefisien refleksi dan Respon amplitude titik 2


Vp Willy Densitas Saturasi Z R Wt
Oil Gas Oil Gas Oil Gas
- 7 -
Sandston Sandston Sandston Sandston Sandston Sandston C
20 0 20
e e e e e e
2083.33 2083.33 1.84 1.84 3833.33 3833.33 0 0 0 0

SS
0 0
1 0
2 0
3 0
4 0
5 0
6 0

 Koefisien refleksi dan Respon amplitude titik 3


Densitas
Wt
Vp Willy Saturasi Z
Oil Oil Oil RC
Shal Sandsto Shal Sandsto Shal Sandsto -20 70 -20
e ne e ne e ne
- -
1.37 1.37
200 440 0.068 4.817
65 65
0 2083.33 2.2 1.84 0 3833.33 8 8

SS
0 0
1 0
2 1.376518219
-
3 4.817813765
4 1.376518219
5 0
6 0

 Koefisien refleksi dan Respon amplitude titik 4


Vp Willy Densitas Saturasi Z Wt
Oil Water Oil Water Oil Water
RC - 7 -
Sandst Sandsto Sandsto Sandsto Sandsto Sandsto
20 0 20
one ne ne ne ne ne
2083.3 2083.3 1.84 1.84 3833.3 3833.33 0 0 0 0
3 3 3

SS
0 0
1 0
2 0
3 0
4 0
5 0
6 0

 Koefisien refleksi dan Respon amplitude titik 5


Densitas
Vp Willy Z Wt
Saturasi
Water Water Water RC
Sh Shal
Sandsto Sandsto Shale Sandsto -20 70 -20
ale e
ne ne ne
- -
20 1.37 1.37
2083.33 2.2 1.84 4400 3833.33 0.068 4.81
00 65 65
83 78

SS
0 0
1 0
2 1.376518219
-
3 4.817813765
4 1.376518219
5 0
6 0

2. Limestone Case
 Koefisien refleksi dan Respon amplitude titik 1
Densitas
Wt
Vp Willy Saturasi Z
Gas Gas Gas RC
Sha Limesto Sha Limest Sha Limesto -20 70 -20
le ne le one le ne
- -
22.8
200 3428.5 440 8674.2 0.3269 6.538 6.538
85
0 7 2.2 2.53 0 9 23 5 5

SS
0 0
1 0
-
2 6.538461538
3 22.88461538
-
4 6.538461538
5 0
6 0

 Koefisien Refleksi dan Respon Amplitudo titik 2


Vp Willy Densitas Saturasi Z Wt
Oil Gas Oil Gas Oil Gas
RC - 7 -
Limesto Limesto Limesto Limesto Limesto Limesto
20 0 20
ne ne ne ne ne ne
3428.5
3428.57 2.53 2.53 8674.29 8674.29 0 0 0 0
7

SS
0 0
1 0
2 0
3 0
4 0
5 0
6 0
 Koefisien Refleksi dan Respon Amplitudo titik 3
Densitas
Vp Willy Z Wt
Saturasi
Oil Oil Oil RC
Shal Shal Shal
Limesto Limesto Limesto -20 70 -20
e e e
ne ne ne
- -
200 440 0.32 22.88
3428.57 2.2 2.53 8674.29 6.53 6.53
0 0 7 5
8 8

SS
0 0
1 0
-
2 6.538461538
3 22.88461538
-
4 6.538461538
5 0
6 0

 Koefisien Refleksi dan Respon Amplitudo titik 4


Vp Willy Densitas Saturasi Z Wt
Oil Water Oil Water Oil Water
RC - 7 -
Limesto Limesto Limesto Limesto Limesto Limesto
20 0 20
ne ne ne ne ne ne
3428.5 8674.2
3428.57 2.53 2.53 8674.29 0 0 0 0
7 9
SS
0 0
1 0
2 0
3 0
4 0
5 0
6 0

 Koefisien Refleksi dan Respon Amplitudo titik 5


Densitas
Wt
Vp Willy Saturasi Z
Water Water Water RC
Sha Limesto Limest Limesto -20 70 -20
le ne Shale one Shale ne
-
22.8 -
200 3428.5 0.32 6.53
85 6.538
0 7 2.2 2.53 4400 8674.29 7 8

SS
0 0
1 0
-
2 6.538461538
3 22.88461538
-
4 6.538461538
5 0
6 0

b. Output Exercise 4
 Tabel Lithology
N Wt
Lithology Vp p AI RC SS
o -20 70 -20
Upper 225
1 2 4500 0 0 0 0 0
Shale 0
Upper 225
2 2 4500 0 0 0 0 0
Shale 0
Upper 225
3 2 4500 0 0 0 0 0
Shale 0
Upper 225
4 2 4500 0 0 0 0 0
Shale 0
Upper 225
5 2 4500 0 0 0 0 0
Shale 0
Upper 225
6 2 4500 0 0 0 0 0
Shale 0
-
Upper 225 1.428 1.4285 1.4285
7 2 4500 0.071 -5
Shale 0 571 71 71
43
200 1.
8 Gas Sand 3900 0 0 0 0 -5
0 95
200 1. 1.4285
9 Gas Sand 3900 0 0 0 0
0 95 71
1 200 1.
Gas Sand 3900 0 0 0 0 0
0 0 95
1 200 1.
Gas Sand 3900 0 0 0 0 0
1 0 95
1 200 1.
Gas Sand 3900 0 0 0 0 0
2 0 95
1 200 1.
Gas Sand 3900 0 0 0 0 0
3 0 95
- - -
1 200 1. 0.071
Gas Sand 3900 1.428 5 1.4285 1.4285
4 0 95 429
57 7 7
1 Lower 225
2 4500 0 0 0 0 5
5 Shale 0
-
1 Lower 225
2 4500 0 0 0 0 1.4285
6 Shale 0
7
1 Lower 225
2 4500 0 0 0 0 0
7 Shale 0
1 Lower 225
2 4500 0 0 0 0 0
8 Shale 0
1 Lower 225
2 4500 0 0 0 0 0
9 Shale 0
2 Lower 225
2 4500 0 0 0 0 0
0 Shale 0
2 Lower 225 2 4500 0.079 - 5.549 - -
1.585 1.5856 1.5856
1 Shale 0 284 872
68 8 8
2 250 2. 5.5498
Wet Sand 5275 0 0 0 0
2 0 11 72
-
2 250 2.
Wet Sand 5275 0 0 0 0 1.5856
3 0 11
8
2 250 2.
Wet Sand 5275 0 0 0 0 0
4 0 11
2 250 2.
Wet Sand 5275 0 0 0 0 0
5 0 11
2 250 2.
Wet Sand 5275 0 0 0 0 0
6 0 11
2 250 2.
Wet Sand 5275 0 0 0 0 0
7 0 11
- - -
2 250 2. 0.247 17.34
Wet Sand 5275 4.955 4.9554 4.9554
8 0 11 772 403
44 4 4
2 Wet 350 2. 17.344
8750 0 0 0 0
9 Limestone 0 5 03
-
3 Wet 350 2.
8750 0 0 0 0 4.9554
0 Limestone 0 5
4
3 Wet 350 2.
8750 0 0 0 0 0
1 Limestone 0 5
3 Wet 350 2.
8750 0 0 0 0 0
2 Limestone 0 5
3 Wet 350 2.
8750 0 0 0 0 0
3 Limestone 0 5
3 Wet 350 2.
8750 0 0 0 0 0
4 Limestone 0 5
3 Wet 350 2.
8750 0 0 0 0 0
5 Limestone 0 5

 Grafik Respon Amplitudo
IV. ANALISIS
IV.1 Analisis Exercise 3
Interpretasi seismik merupakan salah satu tahapan yang penting dalam
eksplorasi dimana dilakukan pengkajian, evaluasi, pembahasaan data seismik hasil
pemrosesan ke dalam kondisi geologi yang mendekati kondisi geologi bawah
permukaan sebenarnya agar lebih mudah dipahami. Dalam exercise 3 ini, untuk
mencari nilai Vp saturasi digunakan persamaan (1), nilai densitas saturasi digunakan
persamaan (2), koefisien refleksi menggunakan persamaan (3), dan respon amplitudo
dengan melakukan konvolusi antara koefisien refleksi dan wavelet, Sehingga dengan
dimasukannya nilai dari parameter yang diketahui, dan dilakukan pengolahan
didapatkan output data.
Pada case 1 dimana batuan penyusun reservoarnya terdiri dari batuan shale
yang memiliki porositas 0, dan batuan sandstone dengan porositas 30%. Nilai
kecepatam tersaturasi yang di dapatkan adalah 2000 m/s untuk shale, dan 2500 m/s
untuk sandstone. Densitas tersaturasi yang didapatkan adalah. 2.2 untuk shale, dan
1.84 untuk sandstone. Tidak adanya perubahan yang terjadi pada nilai kecepatan dan
densitas tersaturasi dari nilai shale karena nilai porositasnya 0, dimana tidak ada
fluida yang masuk kedalam, sehingga tidak terjadi perubahan.
Di titik 1, adanya pertemuan antara gas filled sandstone dan shale, dimana
shale memiliki akustik impedance 4400 dan gas filled sandstone memiliki akustik
impedance 3833.33. Batas lapisan ini memiliki koefisien refleksi sebesar -0.0688,
dimana setelah dilakukan konvolusi dengan wavelet {-20 70 -20} didaptkan respon
amplitudo yang menunjukan fasa zero phase, dengan polaritas normal. Hal ini
disebabkan karena nilai akustik impedansi batuan yang berada diatas, lebih tinggi
disbanding di bawahnya.
Di titik 2, adanya pertemuan antara gas filled dan oil sandstone, dimana
keduanya memiliki akustik impedansi yang sama. Batas lapisan ini memiliki tidak
memiliki koefisien refleksi atau koefisien refleksinya bernilai 0, dimana setelah
dilakukan konvolusi dengan wavelet {-20 70 -20} dimana tidak ada respon amplitude
yang terlihat. Hal ini disebabkan karena nilai akustik impedansi batuan yang berada
diatas, sama dengan yang berada dibawahnya.
Di titik 3, adanya pertemuan antara oil filled sandstone dan shale, dimana shale
memiliki akustik impedance 4400 dan oil filled sandstone memiliki akustik impedance
3833.33. Batas lapisan ini memiliki koefisien refleksi sebesar -0.0688, dimana setelah
dilakukan konvolusi dengan wavelet {-20 70 -20} didaptkan respon amplitudo yang
menunjukan fasa zero phase, dengan polaritas normal. Hal ini disebabkan karena nilai
akustik impedansi batuan yang berada diatas, lebih tinggi disbanding dibawahnya.
Di titik 4, adanya pertemuan antara water filled dan oil sandstone, dimana
keduanya memiliki akustik impedansi yang sama. Batas lapisan ini memiliki tidak
memiliki koefisien refleksi atau koefisien refleksinya bernilai 0, dimana setelah
dilakukan konvolusi dengan wavelet {-20 70 -20} dimana tidak ada respon amplitude
yang terlihat. Hal ini disebabkan karena nilai akustik impedansi batuan yang berada
diatas, sama dengan yang berada dibawahnya.
Di titik 5, adanya pertemuan antara water filled sandstone dan shale, dimana
shale memiliki akustik impedance 4400 dan water filled sandstone memiliki akustik
impedance 3833.33. Batas lapisan ini memiliki koefisien refleksi sebesar -0.0688,
dimana setelah dilakukan konvolusi dengan wavelet {-20 70 -20} didaptkan respon
amplitudo yang menunjukan fasa zero phase, dengan polaritas normal. Hal ini
disebabkan karena nilai akustik impedansi batuan yang berada diatas, lebih tinggi
disbanding dibawahnya.
Pada case 2 dimana batuan penyusun reservoarnya terdiri dari batuan shale
yang memiliki porositas 0, dan batuan limestone dengan porositas 10%. Nilai
kecepatam tersaturasi yang di dapatkan adalah 2000 m/s untuk shale, dan 3428.57
m/s untuk sandstone. Densitas tersaturasi yang didapatkan adalah. 2.2 untuk shale,
dan 2.53 untuk sandstone. Tidak adanya perubahan yang terjadi pada nilai kecepatan
dan densitas tersaturasi dari nilai shale karena nilai porositasnya 0, dimana tidak ada
fluida yang masuk kedalam, sehingga tidak terjadi perubahan.

Di titik 1, adanya pertemuan antara gas filled limestone dan shale, dimana
shale memiliki akustik impedance 4400 dan gas filled limestone memiliki akustik
impedance 8674.29. Batas lapisan ini memiliki koefisien refleksi sebesar 0.3269,
dimana setelah dilakukan konvolusi dengan wavelet {-20 70 -20} didaptkan respon
amplitudo yang menunjukan fasa zero phase, dengan polaritas reverse. Hal ini
disebabkan karena nilai akustik impedansi batuan yang berada dibawah lebih tinggi
dibanding diatasnya.
Di titik 2, adanya pertemuan antara gas filled dan oil limestone, dimana
keduanya memiliki akustik impedansi yang sama. Batas lapisan ini memiliki tidak
memiliki koefisien refleksi atau koefisien refleksinya bernilai 0, dimana setelah
dilakukan konvolusi dengan wavelet {-20 70 -20} dimana tidak ada respon amplitude
yang terlihat. Hal ini disebabkan karena nilai akustik impedansi batuan yang berada
diatas, sama dengan yang berada dibawahnya.
Di titik 3, adanya pertemuan antara oil filled limestone dan shale, dimana shale
memiliki akustik impedance 4400 dan oil filled limestone memiliki akustik impedance
8674.29. Batas lapisan ini memiliki koefisien refleksi sebesar 0.3269, dimana setelah
dilakukan konvolusi dengan wavelet {-20 70 -20} didaptkan respon amplitudo yang
menunjukan fasa zero phase, dengan polaritas reverse. Hal ini disebabkan karena nilai
akustik impedansi batuan yang berada dibawah lebih tinggi dibanding diatasnya.
Di titik 4, adanya pertemuan antara water filled dan oil limestone, dimana
keduanya memiliki akustik impedansi yang sama. Batas lapisan ini memiliki tidak
memiliki koefisien refleksi atau koefisien refleksinya bernilai 0, dimana setelah
dilakukan konvolusi dengan wavelet {-20 70 -20} dimana tidak ada respon amplitude
yang terlihat. Hal ini disebabkan karena nilai akustik impedansi batuan yang berada
diatas, sama dengan yang berada dibawahnya.
Di titik 5, adanya pertemuan antara water filled limestone dan shale, dimana
shale memiliki akustik impedance 4400 dan water filled limestone memiliki akustik
impedance 8674.29. Batas lapisan ini memiliki koefisien refleksi sebesar 0.3269,
dimana setelah dilakukan konvolusi dengan wavelet {-20 70 -20} didaptkan respon
amplitudo yang menunjukan fasa zero phase, dengan polaritas reverse. Hal ini
disebabkan karena nilai akustik impedansi batuan yang berada dibawah lebih tinggi
dibanding diatasnya.

IV.2 Analisis Exercise 4


Dalam exercise 4 ini, untuk mencari nilai koefisien refleksi digunakan
persamaan (3), dan respon amplitudo dengan melakukan konvolusi antara koefisien
refleksi dan wavelet. Sehingga dengan dimasukannya nilai dari parameter yang
diketahui, dan dilakukan pengolahan didapatkan output data.
Pada exercise 4, dimana lithology batuan dari atas ke bawah terdiri dari, upper
shale, gas sand, Lower shale, wet sand, wet limestone, nilai akustik impedance dari
lapisan atas ke bawah, 4500, 3900, 4500, 5275, 8750. Batas antara upper shale dan
gas sand, memiliki koefisien refleksi yaitu -0.071, gas sand dan lower shale memiliki
koefisien refleksi 0.071, lower shale dan wet sand memiliki keofisien refleksi 0.248.
Batas batuan antara upper shale, dan gas sand menunjukan polaritas normal dimana
ini disebabkan karena nilau akustik impedansi batuan atas lebih tinggi dari batuan
dibawahnya. Batas batuan antara upper gas sand, dan lower shale menunjukan
polaritas reverse dimana ini disebabkan karena nilau akustik impedansi batuan
bawah lebih tinggi dari batuan atasnya. Batas batuan antara lower shale dan wet sand
menunjukan polaritas reverse dimana ini disebabkan karena nilau akustik impedansi
batuan bawah lebih tinggi dari batuan atasnya. Batas batuan antara wet sand dan wet
limestone menunjukan polaritas reverse yang cukup tinggi dimana ini disebabkan
karena nilau akustik impedansi batuan bawa jauh lebih tinggi dari batuan atasnya.
V. KESIMPULAN
Interpretasi seismik merupakan salah satu tahapan yang penting dalam
eksplorasi dimana dilakukan pengkajian, evaluasi, pembahasaan data seismik hasil
pemrosesan ke dalam kondisi geologi yang mendekati kondisi geologi bawah
permukaan sebenarnya agar lebih mudah dipahami, Densitas tersaturasi dan
kecepatan gelombang pada batuan tersaturasi sangat dipengaruhi oleh porositas,
dimana ketika batuan memiliki nilai porositas yang kecil, nilai dari densitas
tersaturasi, dan kecepatan gelombang seismic yang melewatinya, tidak akan jauh
berbeda dengan keadaan batuan yang tak tersaturasi. Nilai dari densitas dan
kecepatan gelombang seismic sangat berpengaruh pada akustik impedansi dari suatu
batuan, dimana semakin tinggi kedua parameter tersebut, nilai akustik impedansinya
pun akan lebih tinggi. Perbedaan nilai akustik impedansi dari suatu bidang bats
batuan, akan menimbulkan suatu kecenderungan untuk memantulkan gelombang
seismic yang dimana dikenal sebagai koefisien refleksi, Apabila nilai akustik
impedance lapisan atas lebih tinggi dari lapisan bawahnya, makan akan menghaslikan
nilai koefisien refleksi negative yang akan menghasilkan respon amplitudo dengan
polaritas normal. Sebaliknya, jika nilai akustik impedance lapisan atas lebih rendah
dari lapisan bawahnya, makan akan menghaslikan nilai koefisien refleksi positif yang
akan menghasilkan respon amplitudo dengan polaritas reverse.

MANFAAT
Manfaat dari dilaksanakanya praktikum ini adalah diketahuinya cara
pengolahan parameter fisik batuan untuk mencari nilai Vp saturasi,densitas batuan
tersaturasi, koifisien refleksi, dan respon amplitude, impedansi akustik, koefisien
refleksi, dan penggambaran respon amplitudo dari gelombang seismik.

REFERENSI
Agus Muhidin, dkk. 2015. Analisa Preservasi Amplitudo dan Resolusi Seismik
pada Data Hasil Reconvolution Lapangan “X” Cekungan Sumatera Tengah.
Youngster Physics Journal 4(1). ISSN:2302-7371.
Dwiyono, I. F., & Winardi, S. (2014). Kompilasi Metode Water Saturation Dalam
Evaluasi Formasi. Prosiding Seminar Nasional Kebumian Ke-7. pp: 30–31.
Hurriyah. (2013). Atenuasi Gelombang (Studi Pada Gelombang Seismik).
Eksakta.(2): 39–44.
Ridha, M., & Darminto, D. (2016). Analisis Densitas, Porositas, dan Struktur Mikro
Batu Apung Lombok dengan Variasi Lokasi dan Kedalaman . Jurnal Fisika
Dan Aplikasinya. 12(3): 124–130.
https://doi.org/10.12962/j24604682.v12i3.1403.
Sigit, S. (2013). Diktat Kuliah Interpretasi Seismik Refleksi. Bandung: Institut
Teknologi Bandung. https://doi.org/10.1109/PROC.1984.13015

Surohadi, dkk. 2016. Interpretasi Seismik dan Identifikasi Struktr Geologi di Perairan
Aru Barat Daya. ISBN 978-602-98569-1-0.

Anda mungkin juga menyukai