Anda di halaman 1dari 9

LABORATORIUM TEKNIK GEOFISIKA

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN


UNIVERSITAS HALU OLEO

PRAKTIKUM GFS66046 KONVOLUSI

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 20202

HASRUDIN UGE
R1A118053
TEKNIK GEOFISIKA

MODUL 3
KONVOLUSI

TANGGAL PRAKTIKUM
SENIN, 10 MEI 2021

KENDARI – INDONESIA
© 2021 – TEKNIK GEOFISIKA

© 2021 Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo 1


LAPORAN PRAKTIKUM
TeknikGeofisika, UniversitasHalu Oleo
Modul 3 Konvolusi
Nama : HASRUDIN UGE
NIM : R1A118053
Kelas :A
Tanggal Praktikum :10 Mei 2021

ABSTRAK
Konvolusi merupakan suatu operasi matematikadari reflektivitas bumi dengan
fungsi sumber seismik ditambah oleh noise sehingga menghasilkan trace
seismik..Dalam mengontrol harga Impedansi Akustik, kecepatan memiliki arti yang
lebih penting dibandingkan dengan densitas. Hal ini karena densitas suatu batuan
memiliki range dimana pada nilai tertentu densitas batuan yang satu akan mengalami
suatu overlap dengan densitas batuan lainnya. Tujuan pada praktikum konvolusi ini
adalahmenghitung nilai impedansi akustik masing-masing lapisan, menghitung nilai
konvolusi antara sinyal wavelet seismik dan sinyal RC, serta memodelkan amplitudo
tras seismik. Seismik refleksi merupakan metode yang memanfaatkan penjalaran
gelombang kedalam bumi yang di timbulkan dari sumber yang di sebut (source) dan di
terima oleh geophone .Ada beberapa faktor yang sangat mempengaruhi kecepatan
seismik yaitu lithologi, densitas, porositas, tekanan dan kedalaman.

I. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Menghitung nilai impedansi akustik masing-masing lapisan.
2. Menghitung nilai konvolusi antara sinyal wavelet sesimic dan sinyal RC.
3. Memodelkan amplitudo tras seismik.

II. TEORI DASAR


Amplitudo tras seismik merupakaan konvulusi antara koefisien reflektivitas
bumi dengan wavelet seismik dengan penambahan noise

St =W ¿ t R t +n t

Dimana :

St =tras seismik

© 2021 Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo 2


W t =wavelet seismik

Rt =koefisien reflektivitas

nt =Noise

Ketika komponen noise sama dengan nol maka persamaan diatas


disederhanakan menjadi :

St =W ¿ t R t

Secara umum konvulusi didefinisikan sebagai cara untuk mengkombinasikan


dua deret angka yang menghasilkan deret angka yang ketiga. Didalam dua dunia
seismik deret-deret angka tersebut adalah wavelet sumber gelombang , reflekivitas,
dan rekaman seismik.

Konvulusi dikawasan waktu (time domain) ekuivalen dengan perkalian


dikawasan frekuensi dan sebaliknya konvulusi dikawasan ekuivalen dengan
perkalian dikawasan waktu (Brace well,1965)

Reflektivitas merupakan kontras Impedansi Akustik (IA) pada batas lapisan


batuan yang satu dengan lapian batuan yang lain. Besar kecilnya reflektivitas selain
tergantung pada impedansi akustik,juga tergantung pada sudut datang gelombang
atau jarak sumber-penerima. Didalam seismik refleksi, reflektivitas biasanya
ditampilkan pada jarak sumber-penerima sama dengan nol (zero offset) sehingga
dapat ditulis persamaan berikut:

Z 2−Z 1
R=
Z 2+ Z 1
Dengan

z=ρ . V
R merupakan reflekktivitas, z merupakan impedansi akustik dan V merupakan
kecepatan gelombang.

Konvolusi merupakan suatu operasi matematikadari reflektivitas bumi


dengan fungsi sumber seismik ditambah oleh noise sehingga menghasilkan trace
seismik. Konvolusi dinotasikan (*) dan secara matematis dituliskan pada persamaan
berikut:

© 2021 Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo 3


S ( t ) =W ( t )∗r ( t ) +n (t)
S ( t ) merupakan trace seismik, W ( t ) merupakan wavelet seismik, r ( t ) merupakan
reflektivitas bumi dan n(t) merupakan noise (Muhidin, A.dkk,. 2015)

Dalam mengontrol harga Impedansi Akustik, kecepatan memiliki arti yang


lebih penting dibandingkan dengan densitas. Hal ini karena densitas suatu batuan
memiliki range dimana pada nilai tertentu densitas batuan yang satu akan mengalami
suatu overlap dengan densitas batuan lainnya. Batuan yang lebih keras dan kompak
(porositas kecil) memiliki Z yang lebih tinggi dibandingkan dengan batuan yang
tidak kompak (porostitas besar) karena gelombang seismik akan lebih mudah
merambat melewati batuan dengan porositas lebih kecil.

Ada dua jenis Impedansi Akustik, yaitu:

1. Impedansi Akustik Absolut


Yaitu impedansi akustik yang berhubungan langsung dengan impedansi akustik
pada sumur.
2. Impedasni Akustik Relatif
Yaitu impedansi akustik disekitar daerah sumur
(Aissa,Astrid. 2008).

III. DATA DAN PENGOLAHAN


a) Data pengolahan

Lithology Vp ρ Al RC
Up-shale 2250 2 4500 -0.071428571
Gas Sand 2000 1.95 3900 0.071428571
Lower Shale 2250 2 4500 0.079283887
Wet Sand 2500 2.11 5275 0.247771836
Wet Limestone 3500 2.5 8750 0

Wt Ss
Lithology
-20 70 -20
1.42857 1.42857
Up-shale -5 1.428571
1 1
Gas Sand       -5

© 2021 Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo 4


Gas Sand       1.428571
b) Langkah-langkah
Gas Sand pengolahan
-1.42857 data
5 -1.42857 -1.42857
Lower Shale dalam  pengolahan
Langkah-langkah   data yaitu  sebagai berikut:
5
Lower Shale       -1.42857
(Vp) dan nilai denstitas ( ρ ) pada 5 jenis lapisan
1. Menginput nilai kecepatan p5.54987
Lower Shale -1.58568 -1.58568 -1.58568
diantaranya: 2
Wet Sand       5.549872
-WetUpper
Sand shale dengan
  Vp: 2250
  m/s dan ρ:
  2 g/cc.
-1.58568
-WetGas Sand dengan 17.3440
Vp: 2000 ρ: 1.95 g/cc.
m/s dan-4.95544
Sand -4.95544 -4.95544
3
- Lower Shale dengan Vp: 2250 m/s dan ρ: 2 g/cc.
Wet Limestone       17.34403
Wet- Limestone
Wet Sand dengan   Vp: 2500 m/s dan ρ: 2.11 g/cc.-4.95544
- Wet Limestone dengan Vp: 3500 m/s dan ρ: 2.5 g/cc.
2. Mengitung nilai Al dengan cara nilai desnitas ( ρ ) dikalikan dengan nilai
kecepatan gelombang P (Vp).
3. Menghitung nilai wavelet seismik (Wt)
4. Menghitung nilai SS yang nerupakan hasil konvolusi dari Wt dan Koefisien
Refleksi (RC).
5.
c) Grafik atau gambar pengolahan data

© 2021 Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo 5


Gambar 1. Syntetic
Seismogram

IV. ANALISIS
Konvolusi merupakan suatu operasi matematikadari reflektivitas bumi
dengan fungsi sumber seismik ditambah oleh noise sehingga menghasilkan trace
seismik.Impedansi akustik (Acoustic Impedance atau AI) didefinisikan
sebagaikemampuan batuan untuk melewatkan gelombang seismik yang melauinya.
Secara fisis, Impedansi Akustik merupakan produk perkalian antara
kecepatangelombang kompresi dengan densitas batuan. Semakin keras suatu batuan
maka Impedansi akustiknya semakin besar pula, sebagai contoh: batupasir yang
sangat kompak memiliki Impedansi Akustik yang lebih tinggi dibandingkan dengan
batulempung.

© 2021 Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo 6


Pantulan gelombang seismik terjadi disebabkan oleh perubahanimpedansi
akustik lapisan. Nilai kontras impedansi akustik dapat diperkirakan dari amplitudo
refleksinya, semakin besar amplitudo refleksi maka semakin besar pula kontras
impedansi akustik. Sehingga tampilan impedansi akustik akan lebih mendekati
dunia riil dan lebih mudah dipahami.
Seismogram seismik diperoleh dengan cara mengkonvolusikan koefisien
refleksi dengan suatu wavelet tertetnu yang dihasilkan dari esktraksi data statistik.
Setiap wavelet akan mempunyai koefisien refleksi yang memiliki kemiripan dengan
seismogram sintetik yang dihasilkan oleh data ril seismik. Agar mendapat
seismogram sintetik yang mirip dengan data seismik ril sebaiknya wavelet yang
digunakan mempunyai frekuensi yang sama dengan penampang seismik.

Pada praktikum konvolusi ada lima lapisan yaitu upper Shale, gas sand,
lower shale, wet sand dan lapisan wet limestone dimana ke lima lapisan ini
memiliki kecepatan dan densitas yang bertujuan untuk menentukan impedansi
akustik (Al), koefisien refleksi (RC), wavelet seismik (Wt), serta hasil dari
konvolusi sintetik seismogram (SS). Impedansi akustik (Al) diperoleh dari hasil
kali antara kecepatan gelombang (Vp) dengan densitas( ρ ) batuan dimana impedansi
akustik pada lapisan upper shale, Gas Sand, Lower Shale, Wet Sand, dan Wet
Limestone berturut-turut yaitu 4500, 3900, 4500, 5275, dan 8750.

Selanjutnya koefisien refleksi (RC) diperoleh dari impedansi batuan bawah


dikurangkan dengan impedansi batuan atas kemudian dibagi lagi dengan impedansi
batuan bawah ditambahkan dengan impedansi batuan atas, dimana nilai RC yang
didapatkan ini jumlahnya ada 4 nilai karena ada 5 lapisan batuan yang diberikan.
Untuk nilai wavelet seismik (Wt: -20, 70 -20) diperoleh dari hasil kali antara
koefisien refleksi (RC) dengan nilai dari Wt itu sendiri. Kemudian nilai dari RC
antara lapisan pertama dengan lapisan kedua dikonvolusikan dengan Wt sehingga
menjadi kelompok nilai tras seismik pertama dan seterusnya seperti yang
ditunjukkan pada tabel pengolahan data, sehingga untuk memodelkan amplitudo
seismik ditunjukkan pada gambar 1 yang merupakan hasil plot dari sintetik
seismogram (ss) yang merupakan hasil konvolusi dengan Wt.

© 2021 Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo 7


V. KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum ini yaitu nilai impedansi akustik (Al) dari lapisan
Upper Shale,Gas Sand, Lower Shale, Wet Sand, dan Wet Limestone berturut-turut
yaitu 4500, 3900, 4500, 5275, dan 8750. Konvolusi sinyal wavelet seismik (Wt: -20
70 -20) dari lapisan Up-Shale 1.428571 dan -5 , Gas Sand -1.42857 dan 5, Lower
Shale -1.58568 dan 5.549872, Wet Sand -4.95544 dan 17.344003, Wet Limestone
bernilai 0. Model amplitudo tras seismik diperlihatkan pada Gambar 1.

MANFAAT PRAKTIKUM
Manfaat dari praktikum ini yaitu sebagai berikut:
1. Dapat menghitung nilai impedansi akustik masing-masing lapisan.
2. Dapat menghitung nilai konvolusi antara sinyal wavelet sesimic dan sinyal RC.
3. Dapat memodelkan amplitudo tras seismik.

REFERENSI

© 2021 Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo 8


Al Rubayn dan La Hamimu. 2021. Interpretasi Data Seismik. Jurusan Teknik Geofisika.
Fakultas Ilmu Teknologi Kebumian . universitas Halu Oleo. Kendari
Aissa,Astrid. 2008. Metode Seismik Refleksi. Universitas Indonesia:Jawa Barat

Muhidin, A.dkk,. 2015. Analisa Preservasi Amplitudo Dan Resolusi Seismik Pada Data
Hasil Reconvolution Lapangan “X” Cekungan Sumatera Tengah. Younger
Physics Journal. 4(1):101

© 2021 Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo 9

Anda mungkin juga menyukai