Anda di halaman 1dari 65

GPR

Durra
Dona
Yanisa
Khoir
• Metode ground penetrating radar atau georadar
adalah salah satu metode geofisika yang mempelajari
kondisi bawah permukaan berdasarkan sifat
elektromagnetik dengan menggunakan gelombang
radio yang mempunyai rentang frekuensi antara 1-
1000 MHz.
• Georadar disebut juga metode refleksi elektromagnetik
karena menggunakan gelombang elektromagnet dan
memanfaatkan sifat radiasinya yang memperlihatkan
refleksi seperti pada metode seismik
• Parameter yang dideteksi pada metode ini
adalah permitivitas listrik (ɛ), konduktivitas
listrik (σ) dan permeabilitas magnetik (μ) .
• GPR digunakan dalam berbagai aplikasi,
termasuk stratigrafi tanah, studi air tanah,
pemetaan fracture bedrock, dan penentuan
kedalaman dari permukaan air tanah (Davis
dan Annan, 1989).
Tokoh
Teori Dasar
• Persamaan Maxwell
Merupakan perumusan matematis untuk
hukum-hukum alam yang berkaitan engan
fenomena elektromagnetik.
Persamaan ini menerangkan hubungan
komponen fisika yang mengukur properti
material

  B
 E   (1.1)
t

   D
 H  J  (1.2)
t
 
 D  q (1.3)
 
 B  0 (1.4)
Dimana:
• E = Kuat medan listrik (V/m)
• H = Kuat medan magnet (A/m)
• B = Induksi magnet (Vs/m2)
• D = Perpindahan listrik (As/m2)
• J = Rapat arus (A/m2)
• Q = Rapat muatan (As/m3)
• Persamaan (1.1) mempunyai arti fisis bahwa
medan listrik timbul akibat dari medan
magnetik yang berubah sebagai fungsi waktu.
• Sedangkan persamaan (1.2) menunjukan
bahwa medan magnetik yang terjadi dalam
satu ruang, ditimbulkan oleh aliran arus, serta
medan magnetiknya berbanding lurus dengan
arus total daerah tersebut (Baker dan Harry,
2007)
• Constituitive Equation
Merupakan suatu persamaan yang
menghubungkan antara persamaan-
persamaan Maxwell dengan medium bumi.
Constituitive Equation mengkuantifikasi
parameter fisik material dan menjelaskan
bagaimana kehadiran medan elektromagnetik
memberikan pengaruh pada elektron/atom,
ataupun ion.
• Persamaannya sebagai berikut :
 
J  E (1.5)
  
D  E   r  o E (1.6)
  
H  H   r  o H (1.7)
Dimana :
• σ = Konduktivitas (Siemens/m)
• ε = Permitivitas medium (Farad/m)
• εr = Permitivitas relatif medium
• εo = Permitivitas dalam ruang vakum (8.85x10-12 )
• μ = Permeabilitas magnet medium
• μr = Permeabitas magnet relatif medium
• μo = Permeabitas magnet dalam ruang vakum (4πx10-7 )
• Konduktivitas listrik (σ) menunjukan pergerakan
muatan bebas (menghasilkan arus listrik) saat
munculnya medan listrik.
• Permitivitas listrik (ɛ) menunjukan pergantian
muatan dalam struktur material yang
diakibatkan oleh munculnya medan listrik.
• Permeabilitas magnetik (μ) menggambarkan
bagaimana atom dan molekul merespon
terhadap medan magnetik.
Prinsip Dasar Metode GPR
A. Prinsip kerja GPR
yaitu dengan mentransmisikan gelombang
radar (Radio Detection and Ranging) ke dalam
medium target dan selanjutnya gelombang
tersebut dipantulkan kembali ke permukaan
dan diterima oleh alat penerima radar
(receiver), dari hasil itulah berbagai macam
objek dapat terdeteksi dan terekam dalam
radargram.
• Untuk mendetesi suatu objek diperlukan
perbedaan parameter kelistrikan dari medium
yang dilewati gelombang radar. Perbedaan
parameter kelistrikan itu antara lain permitivitas
listrik, konduktivitas listrik, dan permeabilitas
magnetik.
• Mekanisme kerja GPR adalah sebagai berikut :
1. Pulsa triger (gelombang EM) dihasilkan dalam
unit control
2. Pulsa triger dikirim melalui kabel (tembaga
atau serat optik) ke transmitter (antenna)
3. Di dalam transduser, pulsa triger ditransformasikan ke
dalam bentuk pulsa bipolar dengan amplitudo yang lebih
besar daripada pulsa triger.
4. Pancaran pulsa dari transmitter tersebut merambat ke
antena dan diradiasikan ke bawah permukaan.
5. Di bawah permukaan gelombang dipantulkan oleh bidang
batas yang mempunyai kontras densitas, bagian sinyal
pantul akan kembali ke antena penerima (receiver).
6. Antena penerima akan mendeteksi sinyal yang kembali
tersebut dan mengirimkannya ke unit kontrol melalui
kabel.
7. Di dalam unit kontrol sinyal di proses dan ditampilkan
pada layar
• Mekanisme kerja GPR dan contoh rekaman
radargram
• (gambar radargram)
B. Koefisien Refleksi
• Keberhasilan metode GPR bergantung pada variasi
bawah permukaan yang dapat menyebabkan gelombang
radar tertransmisikan dan terrefleksikan.
• Refleksi yang ditimbulkan oleh radiasi gelombang
elektromagnetik timbul akibat adanya perbedaan antara
konstanta dielektrik relatif antara lapisan yang
berbatasan.
• Perbandingan energi yang direfleksikan disebut koefisien
refleksi (R) yang ditentukan oleh perbedaan cepat
rambat gelombang elektromagnetik dan lebih mendasar
lagi adalah perbedaan dari konstanta dielektrik relatif
dari medium yang berdekatan
• Hal ini dapat dilihat dalam persamaan berikut:
V1  V2
R
V1  V2
 2  1
R
 2  1
dimana :
V1 , V2 = Kecepatan pada lapisan 1 dan 2
ε1 , ε2 = Konstanta dielektrik pada lapisan 1 dan 2
• Dalam perambatannya, amplitudo sinyal akan
mengalami pelemahan karena adanya energi
yang hilang, sebagai akibat terjadinya refleksi /
transmisi di tiap batas medium.
• Penyabab dasar terjadinya atenuasi merupakan
fungsi kompleks dari sifat dielektrik dan sifat
listrik medium yang dilewati oleh sinyal radar.
• Faktor atenuasi (α) tergantung pada
konduktivitas, permitivitas, dan permeabilitas
magnetik medium, dimana sinyal tersebut
menjalar, serta frekuensi sinyal itu sendiri.
• Faktor atenuasi
      2   
      1  2 2   1 
 2        

Dimana ω adalah kecepatan sudut dan f


adalah frekuensi (Hz). Rumus ini berlaku untuk
material non magnetik.
C. Skin Depth
Skin depth (δ) adalah suatu besaran yang menyatakan
kedalaman pada suatu medium homogen dimana sinyal telah
berkurang menjadi 1/e (yaitu 37%) dari nilai awalnya dari
permukaan bumi dan berbanding terbalik dengan faktor
atenuasi.
1


ketika tan D  1, maka
  (2 /  )( /  )
sehingga,
  (5.31  r ) / 
dimana  dalam mS/m
Tabel 1.1 Permitivitas relatif, konduktivitas, kecepatan, dan atenuasi media geologi

Material Permitivitas Konduktivitas Kecepatan Koef. Atenuasi


Relatif (mS/m) (m/ns) (dB/m)
Udara 1 0 0.3 0
Air terdistilasi 80 0.01 0.033 2x10-3
Air segar 80 0.5 0.033 0.1
Air laut 80 3x103 0.01 103
Pasir kering 3-5 0.01 0.15 0.01
Pasir jenuh 20-30 0.1-1 0.08 0.03-0.3
Batugamping 4-8 0.5-2 0.12 0.4-1
Serpih 5-15 1-100 0.09 1-100
Lanau 5-30 1-100 0.07 1-100
Lempung 5-40 2-1000 0.06 1-300
Granit 4-6 0.01-1 0.13 0.01-1
Garam kering 5-6 0.01-1 0.13 0.01-1
Es 3-4 0.01 0.16 0.01
D. Tipe Konfugirasi Akuisisi Data
Ada 3 konfigurasi dalam pengukuran GPR,
yaitu refleksi, velocity sounding, dan
transluminasi. Pengukuran refleksi disebut
juga Continous Reflection Profiling (CRP).
Pengukuran velocity sounding disebut juga
Common Mid Point (CMP) yang digunakan
untuk menaksir kecepatan versus kedalaman,
sedangkan transluminasi disebut juga radar
tomografi.
1. Continous Reflection Profiling (CRP)
Merupakan konfigurasi GPR yang paling
umum digunakan. Antena (receiver dan
transmitter) berada pada jarak tertentu dan
dipindahkan sepanjang lintasan survei. Hasil
pengukuran pada radargram berupa waktu
tempuh gelombang radar pada sumbu vertikal
dan jarak tempuh lintasan pada sumbu
horizontal. (gambar)
Konfigurasi ini memerlukan perhitungan
parameter akuisisi, seperti :
1. Frekuensi kerja
2. Time window
3. Sampling interval
4. Jarak antar stasiun pengukuran (trace
interval)
5. Offset (jarak antara transmitter dan receiver)
2. Common Mid Point (CMP)
Konfigurasi ini menggunakan antena bistatik,
transmitter di posisi yang tetap, sedangkan receiver
bergerak menjauhinya. Lokasi akuisisi metode CMP
harus memiliki reflektor yang datar atau sudut
kemiringan yang landai. Asumsi material bersifat
homogen dan karakteristik reflektor adalah sama
disepanjang lintasan pengukuran. CMP merupakan
konfigurasi untuk menentukan kecepatan pada
setiap lapisan. Konfigurasi ini dilakukan dengan
transmitter dan receiver saling menjauh sehingga
titikrefleksi berada pada lokasi yang sama. (gambar)
3. Radar Tomography
Konfigurasi ini berbeda dengan kedua
konfigurasi sebelumnya karena pada
konfigurasi ini tidak memanfaatkan pantulan
gelombang radar, posisi transmitter dan
receiver mengapit medium yang akan
dideteksi sehingga gelombang radar langsung
diterima receiver. Radar Tomography dapat
digunakan dalam mendeteksi rekahan pada
tiang pilar. (gambar)
Hal yang harus diperhatikan
• Terdapat beberapa pertanyaan mendasar yang harus
dijawab sebelum ditentukan apakah georadar cocok
diterapkan dalam pemecahan masalah tertentu, yaitu :
a. Berapa kedalaman target?
Jika kedalaman target diluar jangkauan georadar dalam
kondisi idealnya , maka georadar tidak bisa digunakan.
b. Bagaimana geometri targetnya?
Target yang harus dideteksi sebaiknya dikuantifikasi seakurat
mungkin. Faktor target yang paling penting adalah ukuran
target (tinggi, panjang, dan lebar). Jika target berbentuk
tidak bulat, maka arah target (jurus, dip) harus diperkirakan.
c. Berapa besar sifat kelistrikannya?
Permitivitas relatif (=konstanta dielektrik) dan
konduktivitas listrik harus ditaksir. Target harus
mempunyai kontras listrik yang jelas
dibandingkan dengan lingkungannya.
d. Bagaimana material lingkungannya?
Jika material sekitar memperlihatkan variasi
sifat-sifat elektromagnetik yang sama atau
mirip dengan kontras dan skala dari target,
maka target sulit dideteksi.
e. Bagaimana lingkungan surveinya?
Metode georadar peka terhadap lingkungan
pengukuran. Dua faktor penting adalah
kehadiran struktur logam dan sumber
elektromagnetik pada frekuensi radio. Aspek
lain adalah aksesbilitas , yaitu kemudahan
daerah survei untuk dimasuki. Dapatkan
peralatan dan operator memasuki daerah
survei secara aman dan ekonomis? Apakah ada
kondisi khusus atau bencana yang mungkin
terjadi?
MALA Professional Explorer
The ProEx
Unshielded
Spesifikasi Alat
Spesific Features
• Modular design
• Dual hardware channel (4 data channel) as standard
• Multi channel: max 8 antennas (16 data channels)
• Supports all MALA antennas
• Supports Array configurations
• Ethernet communications
• Pulse Repetition Frequency (PRF): 100 KHz
(upgradeable)
• 100 KHz PRF per hardware channel
Sumber listrik

• Sumber listrik dari ProEx adalah baterai Li-Ion


12 V
Aplkasi
• Arkeologi dan forensik
• Lubang bor
• Geologi/pertambangan
• Pengukuran es dan salju
• Penelitian
• Transportasi dan jalanan
• Mapping
Spesifikasi Alat

Shielded
RAMAC X3M
Specific features
• Operates with MALA shielded antennas (100, 250, 500,
800 MHz)
• Built-in electronics
• High speed communications (Ethernet) with XV
Monitor/notebook PC
• Compact, lightweight, portable, and field rugged design
IP67
• Auto stacking for highest data quality and optimized
speed performance
• Low power consumption for extended operation
System Configuration
• Berdasarkan pemakaian, X3M bisa digunakan
secara didorong maupun ditarik.
• Jika digunakan secara didorong, ketika
dihubungkan dengan antena setelah itu
diletakkan di Rough Terrain Cart
• Jika digunakan secara ditarik, roda pengukuran
dipasang dibelakang antena shielded
X3M dengan sistem dorong dan sistem tarik
Sumber listrik
• Sumber listrik standar untuk RAMAC X3M
adalah Li-Ion battery pack, yang berkapasitas
12V/13,2 Ah
• Waktu operasi kira kira mencapai 6 jam
• Ketika voltase baterai akan turun menuju 10V
maka X3M akan mati secara otomatis
• X3M bisa juga menggunakan sumber listrik
eksternal 12V DC
Aplikasi
• Arkeologi
• Teknik sipil
• Lingkungan
• Geologi
• Pengukuran salju
• Transportasi dan jalan
• Mapping
RAMAC/GPR Antennas
• Antena RAMAC/GPR tersedia dalam beberapa
frekuensi yang berbeda, baik shielded maupun
unshielded.
• Antena antena ini bisa dioperasikan dengan
X3M, lalu diolah dengan GroundVision
software
Shielded Antennas
• Antena shielded didesain untuk penggunaan
pada lokasi yang memiliki banyak noise
• Antena shielded terdiri dari transmitter dan
receiver yang tidak terpisah
• Desainnya menjaminkan bahwa energi dari
radar transmitter hanya dipancarkan dari bawah
antena, dimana ada kontak dengan tanah dan
melindungi receiver dari sinyal luar (noise) dari
arah selain dibawah sinyal
Shielded antena yang bisa digunakan dengan
X3M dan ProEx
Unshielded Antennas
• Antena unshielded terdiri dari transmitter dan receiver
yang terpisah, yang membuat antena unshielded ini bisa
dioperasikan pada teknik survey yang berbeda beda.
• Antena unshielded MALA didesain untuk pengaplikasian
yang membutuhkan penetrasi kedalaman maksimum
• Karena antena tersebut unshielded, maka mereka lebih
cocok digunakan pada area yang tidak ada sumber noise
• Harus diingat bahwa antena unshielded biasanya
memiliki penetrasi kedalaman yang lebih baik daripada
antena shielded. Tapi untuk membuat perekaman yang
lebih lebar, bergantung pada lingkungan yang disebut ‘air
reflections’
v
• Semakin besar frekuensi antena, maka
semakin dangkal dan akurat data yang
dihasilkan.
• Antena unshielded dapat digunakan dengan
handle, skid box, atau antenna sledge

Skid box Antenna sledge


RT Antenna
• RTA (Rough Terrain Antenna) adalah antena
unshielded one piece dimana elemen antena
dipasang dalam sebuah konfigurasi in-line.
• RTA umumnya digunakan untuk investigasi
geologi pada permukaan dalam
(groundwater/soil layers/bedrock surface) dan
paling cocok di medan yang kasar atau sulit.
• RTA tersedia dalam frekuensi yang bermacam
macam yaitu 100, 50, 25 MHz
RTA frekuensi 100, 50, dan 25 MHz
• Perhitungan RT Antenna bisa menggunakan
software GroundVision
• Sistem RTA sangat ringan dan
praktis, contohnya pada RTA
berfrekuensi 50 MHz yang
beratnya kurang dari 14 kg
(termasuk monitor dan CUII)
sehingga sangat cocok pada
perhitungan medan seberat apapun
Pengambilan Data
• Shielded
• Unshielded

Anda mungkin juga menyukai