PENDAHULUAN
Dalam membangun utilitas bawah permukaan seperti pipa air atau kabel
yang biasanya ditanam di dalam tanah biasanya memiliki kendala umum yaitu
tidak diketahuinya keadaan atau lokasi bawah tanah tempat ditanamnya utilitas
tersebut. Tidak jarang pada saat akan dilakukan pemasangan utilitas terdapat
utilitas sebelumnya sehingga mengganggu pemasangan ,hal ini dikarenakan
kurangnya informasi atau data mengenai utilitas-utilitas bawah tanah sebelumnya.
Atau pada saat pendeteksi kerusakan utilitas bawah permukaan tersebut seperti
kebocoran pipa atau keretakan pada struktur bangunan. Hal ini disebabkan oleh
susahnya mendeteksi kerusakan tersebut.
Keunggulan yang dimiliki oleh metode Georadar ini antara lain adalah
keakuratannya. Frekuensi gelombang berbalik terbalik dengan daya tembus
material (mengikuti persamaan gelombang) sehingga dalam penggunaan sumber
gelombang harus dipertimbangkan kedalaman dari objek amatnya.
Sebuah bangunan tidak dapat berdiri begitu saja didirikan langsung di atas
permukaan tanah, maka diperlukan adanya struktur lapisan bagian bawah yang
disebut Pondasi. Pondasi adalah bagian dari bangunan yang berfungsi mendukung
seluruh berat dari bangunan dan meneruskannya ke tanah di bawahnya. Dasar
pondasi tidak boleh diletakkan pada lapisan tanah humus. Untuk menjamin
kestabilan pondasi dan bangunan maka pondasi harus diletakkan pada kedalaman
lebih dari 50 cm dari permukaan tanah sampai mencapai lapisan tanah asli yang
keras (bedrock).
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui salah satu metode geofisika dalam ekplorasi dangkal yaitu metode
GPR yang menggunakan sistem radar dan aplikasinya dalam pemetaan stuktur
bawah permukaan dan dalam menentukan kedalaman pondasi suatu bangunan.
BAB II
DASAR TEORI
Ground Penetrating Radar (GPR) adalah salah satu metode geofisika yang
digunakan untuk survey soil, jembatan, kedalaman material pondasi bangunan,
mendeteksi kondisi bawah permukaan bumi dangkal (dalam interval beberapa
centimeter hingga kedalaman 60 meter). Metode GPR ini menggunakan analisa
refleksi/pantulan dari gelombang elektromagnetik yang dihasilkan akibat dari
perbedaan sifat /konstanta dielektrik benda-benda di bawah permukaan berupa
radar (Radio detection and ranging) biasanya dalam range 10 MHz sampai 1GHz
(Heteren, dkk., 1998). Metode ini bersifat tidak merusak dan mempunyai resolusi
yang tinggi, tetapi terbatas sampai kedalaman beberapa puluh meter saja, (Knight,
2001).
Secara umum peralatan GPR terdiri dari dua komponen utama yaitu peralatan
pemancar gelombang radar (transmitter) dan peralatan penerima pantulan/refleksi
gelombang radar (tranceiver). Sistem yang digunakan adalah merupakan system
aktif dimana dilakukan penembakan pulsa-pulsa gelombang elektromagnetik
(pada interval gelombang radar) untuk kemudian dilakukan perekaman intensitas
gelombang radar yang berhasil dipantulkan kembali ke permukaan (Quan dan
Haris, 1997).
Mode konfigurasi antenna transmitter dan receiver pada GPR terdiri dari
mode monostatik dan bistatik. Mode monostatik yaitu bila transmitter dan
receiver digabung dalam satu antena sedangkan mode bistatik bila kedua antena
memiliki jarak pemisah.
T R T R
Trace 1 Trace n
reflector
Rx Rx Rx
Tx Rx
T1 Rx R2 R3
T3 T2
R1
R2
R3
R4
Target (m)
(MHz) (m) Maksimum (m)
25 1 5 30 35 60
50 0.5 5 20 20 30
400 0.05 15 3 10
Tabel 2.2. Rekomendasi penggunaan sampling frekuensi (Lehmann dan Green, 1999).
Rekomendasi Rekomendasi
Frekuensi
Sampling Frekuensi Trace Interval
Antena (MHz)
(MHz) (m)
2. Jenis antena
Untuk pengalihan data dari control unit ke dalam external PC, bisa
digunakan penghubung secara paralel atau secara serial. Mode paralel dapat
mentransfer data lebih cepat dibanding mode serial.
1. Static correction
Proses filtering pertama adalah static correction, filter ini digunakan untuk
setiap trace, tidak bergantung satu sama lain. Filter ini digunakan untuk
mengoreksi data terhadap elevasi dan waktu tempuh gelombang akibat
pengurangan kecepatan.
2. subtract-mean (dewow)
Dewow merupakan salah satu noise frekuensi rendah yang terekam oleh
system. Hal ini terjadi karena instrumen elektronik tersaturasi oleh nilai amplitude
besar dari gelombang langsung dan gelombang udara (Van overmeeren, 1997).
2. Gain
Filter ini digunakan karena pada lapisan tanah, frekuensi tinggi diserap
lebih cepat dibandingkan dengan frekuensi rendah dan terjadi juga spherical
divergensi, yaitu energi gelombang yang menjalar berkurang berbanding terbalik
dengan kuadrat dari sumber dan hal ini sejalan dengan jarak dan waktu, maka
untuk menghilangkannya dilakukan penguatan kembali amplitude yang hilang
sehingga seolah-olah di setiap titik energinya sama. Tampilan setelah static
correction merupakan Manual Gain yang menggunakkan proses energy decay
(Pasasa, 1999).
3. Background Removal
6. F-K filter
Dan proses terakhir yaitu F-K filter. Filtering ini berfungsi untuk membatasi
area yang akan di filter, dimana Amplitudo spectrum F-K yang terpilih akan
memperlihatkan profil asli (Sandmeier, 2012). Sekuen tersebut merupakan sekuen
filter standar untuk data GPR yang merupakan data mentah (raw data). Seluruh
proses pengolahan data ini dilakukan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai.
b) Analisa kuantitatif
Dengan menggunakan beberapa analisa, kedalaman interpretasi sinyal juga
kedalaman target atau reflektor dapat dideterminasi tergantung kepada cukup
tidaknya nilai yang diketahui dari analisa kecepatan juga variasi konstanta
dielektrik relatif material yang dilewati, juga kepada analisa amplitude dan
koefisian refleksi.
Frekuensi tengah antena adalah frekuensi yang memiliki energi yang
dominan dari sinyal yang dipancarkan oleh transmitter. Frekuensi antena yang
digunakan pada saat pengukuran berpengaruh pada pencapaian kedalaman efektif
dan resolusi vertikal yang mampu dicapai. Bumi dianggap sebagai filter dan akan
meredam frekuensi tinggi sehingga makin tinggi frekuensi yang digunakan maka
penetrasi sinyal makin kecil, tetapi akan memberikan resolusi tinggi. Berikut
adalah salah satu panduan untuk menentukan antena sebagai fungsi kedalaman,
dengan asumsi resolusi spasialnya berkisar 25% dari target kedalaman.
Tabel 2.3 Hubungan antara frekuensi tengah dengan kedalaman (Annan, 2001)
PEMBAHASAN
Aplikasi Metode GPR dapat digunakan untuk survey benda atau utilitas
yang terpendam atau yang tidak dapat dideteksi secara visual seperti mendeteksi
kebocoran pipa dalam tanah dan kerusakan beton. GPR tergolong kedalam metode
survey dangkal dibandingkan dengan metode geofisika lain. Survey GPR untuk
benda-benda yang terpendam di tempat yang dangkal dapat dilakukan oleh satu
orang pengukur dan antena GPR dapat ditarik dengan menggunakan tangan atau
ATV. GPR ini dapat digunakan untuk mencari lokasi pipa, tank, drum, pencitraan
beton untuk mendeteksi kerusakan seperti retakan,serta dapat juga diaplikasikan
dalam studi arkeologi. Untuk mendapatkan hasil data yang baik GPR
diperlukannya kopling radiasi yang efisien kedalaman tanah, penetrasi Gelombang
elektromagnetik yang efisien, serta menghasilkan sinyal dengan amplitude yang
besar dari objek yang terdeteksi dan bandwidth yang cukup untuk mengasilkan
dengan resolusi yang baik
Gambar 3.1 menunjukkan salah satu aplikasi GPR untuk mendeteksi keberadaan
pipa
GPR juga dapat digunakan untuk menentukan keberadaan pipa, kabel listrik,
struktur beton pada dinding, lantai, terowongan, bendungan, jalan aspal dan
permukaannya.
Gambar 3.2 Hasil survey GPR yang menunjukkan adanya void pada struktur beton
Gambar diatas menunjukkan hasil survey GPR terhadap struktur beton. Dari hasil
survey diatas ditunjukkan adanya void yang besar, jadi disimpulkan bahwa
terdapat kerusakan pada beton tersebut. Hasil tersebut bias didapat karena
perbedaan sifat listrik antara sekitarnya serta ada gelombang yang dipantulkan
karena adanya inhomogenitas dalam struktur beton tersebut sehingga di receiver
ditangkap sinyal dan gambarnya seperti diatas yang menunjukkan adanya void
dalam beton tersebut.
Gambar 3.3 Aplikasi GPR untuk mendeteksi struktur beton pada dinding
Disisi lain keuntungan utama dari teknik GPR adalah bahwa antena tidak
harus bersentuhan secara langsung dengan permukaan tanah, dengan cara
demikian dapat mempermudah dan mempercepat pengukuran. Performa yang
optimum, terlebih dengan jarak yang kecil dari antena ke permukaan tanah,
biasanya akan dapat diamati hanya dengan menggunakan detail nilai dari geometri
dan sifat alami tanah. Keuntungan lain dari sistem radar adalah kemampuannya
dalam mendeteksi tipe sasaran tertentu yang diberikan dan menghasilkan gambar
sasaran dalam 3 dimensi. Dalam material yang memiliki konduktivitas frekuensi
rendah yang tinggi , seperti air garam, tanah liat dan bijih yang konduktif atau
mineral, akan terjadi peredaman sinyal yang besar. Hal tersebut dapat saja
dikurangi dengan menurunkan frekuensi yang dipancarkan, tetapi hal ini juga
dapat mengurangi resolusi antara target.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
L.P. Ligthart, E.E. Ligthart. Lecture Notes for The Intensive Course on Ground
Penetrating Radar .2004.