Anda di halaman 1dari 3

Nama : Mohd Aidil Rizky

Nim : 1404107010020

Mata Kuliah : Geofisika Regulasi Hukum Kontrak

PT SIA Terbelit Sengketa Lahan


Selasa, 17 Oktober 2017 14:41

MEULABOH - Meski dinyatakan sudah tak masalah namun diyakini penyebab


terhentinya aktivitas pembangunan pabrik Semen Indonesia Aceh (SIA) di Laweung,
Pidie karena status lahan yang belum tuntas dengan masyarakat.
“Itu sengketa lahan, kita akan dudukkan dan mempertemukan para pihak,” kata
Wakil Gubernur (Wagub) Aceh, Nova Iriansyah menjawab Serambi di Meulaboh,
Senin (16/10) terkait macetnya pembangunan pabrik SIA di Laweung.
Ditemui di Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh di sela-sela acara simposium
yang dihadiri Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, Wagub Aceh
menegaskan persoalan yang membelit PT SIA harus segera diselesaikan dengan
cara sebaik-baiknya sehingga tidak memicu berbagai persoalan lain.
“Pemerintah Aceh dalam hal ini akan menyelesaikan jika memang ada yang belum
selesai sehingga dalam segala kegiatan tentu diharapkan tidak ada persoalan,” ujar
Wagub Nova Iriansyah.
Seperti diberitakan, proses pembangunan PT SIA di Laweung macet karena masih
adanya klaim dari masyarakat tentang belum selesainya ganti rugi lahan. Dirut PT
SIA, Ir Bahar Samsu mengakui adanya penundaan pembangunan namun bukan
pembatalan. “Kegiatan pembangunannya ditunda dulu karena masih ada
sekelompok masyarakat yang menyatakan sebagian lahan yang telah diserahkan
PT Samana Citra Agung kepada PT SIA seluas 1.550 hektare belum tuntas,” kata
Bahar.
Bupati Pidie, Roni Ahmad alias Abusyik mengungkapkan, telah terjadi penyerobotan
lahan warga oleh PT Samana Citra Agung di Laweung, Pidie, terkait rencana
pembangunan pabrik semen di kawasan itu oleh PT Semen Indonesia. Bahkan,
lahan milik pribadi Abusyik pun ikut diserobot. “Warga tidak akan komplain jika PT
Samana mengklaim lahan yang dijadikan HGU itu milik mereka sendiri. Tapi
sekarang mereka justru merampas lahan milik warga, termasuk lahan milik saya
seluas tiga hektare lebih yang telah dijadikan HGU PT Samana Citra Agung,”
ungkap Abusyik.
Abusyik berpandangan, seharusnya tahap awal pembangunan pabrik semen jangan
dilanjutkan dulu jika permasalahannya belum selesai. PT Samana tidak
menyerahkan lahan ke PT SIA dan harus menyelesaikan permasalahan yang terjadi.
“Pemerintah Aceh, dalam hal ini gubernur periode lalu telah membuat kesalahan,
yakni telah mengeluarkan izin pembangunan tahap awal pabrik semen. Bupati
periode lalu juga salah karena tidak menyelesaikan permasalahan warga di lokasi
pabrik semen,” tegas Abusyik.(riz)

Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul PT SIA Terbelit Sengketa
Lahan, http://aceh.tribunnews.com/2017/10/17/pt-sia-terbelit-sengketa-lahan.
Editor: bakri
Semen Indonesia Setop Pembangunan
Pabrik di Pidie
Lavinda, CNN Indonesia | Senin, 16/10/2017 12:51 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Semen Indonesia Aceh menghentikan proyek
pembangunan pabrik di Laweung, Kabupaten Pidie, Aceh, sampai persoalan lahan
selesai.
PT Semen Indonesia Aceh merupakan perusahaan patungan PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk dan perusahaan lokal PT Samana Citra Agung untuk menggarap
proyek pabrik semen di Laweung. PT Samana Citra selaku pihak pemilik lahan
pabrik menggenggam saham dengan porsi 12 persen.
Hingga saat ini, PT Semen Indonesia Aceh disebut-sebut telah menghabiskan dana
Rp300 miliar untuk pembangunan pabrik tersebut.
"Masalah lahan telah kami serahkan kepada Pemerintah Kabupaten Pidie untuk
menyelesaikannya. Bila masalah sudah selesai maka pembangunan akan kami
lanjutkan," kata Direktur Utama PT Semen Indonesia Aceh Bahar Syamsu seperti
dikutip dari ANTARA, Senin(16/10).
Perusahaan mengklaim, lahan seluas 1.550 hektare yang dikuasai PT Samana
sudah sah secara hukum, ditandai dengan adanya sertifikat tanah.
Namun, perusahaan tak bisa menjalankan pembangunan proyek karena masih
banyak masalah di lapangan. Masyarakat mengakui lahan itu sebagai milik mereka
dan belum menerima ganti rugi.
Jadi, Semen Indonesia menyerahkan persoalan tersebut kepada perusahaan lokal
untuk diselesaikan bersama dengan masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Pidie.
Namun, Bahar Syamsu yakin proyek senilai Rp5,8 triliun itu bisa berjalan karena
secara umum masyarakat Aceh dianggap menginginkan pabrik PT Semen Indonesia
Aceh tetap terwujud.
"Masyarakat sekarang menyerahkan masalah lahan ke bupati, jadi sekarang tugas
bupati bersama PT Samana Citra Agung menyelesaikan masalah ini. Saya yakin
masalah lahan ini segera selesai, apabila semua pihak saling komunikasi,"
paparnya.
Dengan penghentian proyek tersebut, dijelaskan, maka seluruh kegiatan sosial
perusahaan (CSR) baik yang selama ini telah direncanakan maupun sudah berjalan
juga mengalami penundaan terhitung 10 Oktober 2017.
Analisi kasus
Dalam kasus diatas menyoroti tentang persengketaan atas tanah antara masyarakat
Laweung dengan PT Semen Indonesia Aceh (PT SIA. Sejak awal masyarakat
Laweung menolak PT SIA di daerah mereka. Sebab selain alasan ekologis,
sebagian area yang dijadikan sebagian lokasi aktivitas penambangan oleh
perusahaan. Dalam kasus ini dikemukakan bahwa warga Laweung telah berulang
kali melaporkan kasus ini kepada Pemerintah. Masyarakat meminta pihak
perusahaan agar segera menyelesaikan ganti rugi lahan tersebut. Karena mereka
tidak mau ketika proses pembagunan pabrik dimulai masalah itu belum selesai.
“mereka ingin semua masalah itu selesai sebelum pabrik itu dibangun.

Anda mungkin juga menyukai