Nomor Praktikum :2
Acc :
Judul Pratikum : TEORI DASAR GEORADAR
Pembahasan :
Nilai :
A. Pengertian Georadar
Pengukuran Georadar atau GPR (Ground Penetrating Radar) berguna untuk
pencarian objek atau target di dalam tanah. Survey Georadar merupakan salah satu
metode non-destruktif yang memanfaatkan penjalaran gelombang elektromagnetik di
bawah tanah. Geochem Survey memiliki Tenaga Ahli lulusan Teknik Geofisika ITB
dan berpengalaman bertahun-tahun dalam berbagai survey georadar sehingga bisa
membantu anda untuk mengetahui problem di bawah tanah dengan akurasi tinggi.
(Geochem, 2016)
GPR ialah tata cara yang mempunyai spesialisasi buat eksplorasi dangkal
(nearsurface geophysics) dengan ketelitian yang amat besar sehingga sanggup
mendeteksi bendasarkan dasar permukaan tanah. GPR pula bisa digunakan buat
mengetahui benda non- metalik (pipa plastik, mayat, bahkan lubang/ ruang kosong)
dengan ketentuan kalau benda tersebut mempunyai watak listrik yang berbeda dengan
barang sekitarnya (host material). (Oktafiani et al., 2007).
Tata cara GPR berbeda dengan tata cara seismik yang memakai sumber gelombang
mekanik( getaran medium) semacam pukulan palu, ledakan mercon, serta bom, GPR
ialah salah satu tata cara geofisika yang tidak mengganggu. Kelebihan yang lain
merupakan biayaoperasionalnya yang redah, prosedur pengerjaan gampang, serta
ketelitian yang besar. Sayangnya, energi tembusnya cuma puluhan. GPR bekerja
dalam wilayah radar, ialah yang berfrekuensi di atas 10 Hz ataupun yang bersesuaian
dengan panjang gelombang lebih kecil dari 30 meter. Sebab panjang gelombang itu
mencerminkan dimensi minimum barang yang bisa ditemukan, hingga terus menjadi
besar frekuensi, yang maksudnya terus menjadi pendek panjang gelombang, sehingga
kian kecil dimensi barang yang bisa ditemukan. Kian besar pula ketelitiannya. Hasil
pencitraan GPR bisa memunculkan data tentang ketebalan susunan barang misalnya
emas yang dikandung oleh sesuatu wilayah. (Oktafiani et al., 2007).
LABORATORIUM PRAKTIKUM EKSPLORASI DAN HIDROGEOLOGI
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
MUHAMMAD LUTFAN ALAMGIR
(03021382025106)
beroperasi dekat dengan tanah (permukaan tanah) hingga wajib bisa mengirimkan
medan elektromagnetik lewat interface antena- tanah secara efisien. Hendak
namun, kala antena ditaruh dekat dengan tanah, interaksi antena- tanah hendak
mempengaruhi besar terhadap impedansi input antena, tergantung tipe tanah serta
elevasi antenanya. Sebab property elektrik tanah sangat dipengaruhi oleh keadaan
cuaca, dalam survey GPR umumnya sangat susah buat melindungi kestabilan
impedansi input sebab jenis tanah yang betul- betul berbeda buat tiap tempat serta
keadaan cuaca yang berbeda. Ini menyebabkan sulitnya mempertahankan keadaan
match, antara antena serta feed line untuk memperkecil mismatch loss. Pemilihan
tipe antena GPR yang dipakai didasarkan pula pada objek apa yang hendak
dideteksi. Apabila sasaran objek memiliki objek yang panjang maka hendaknya
memakai antena yang dengan footprint yang lebih panjang. Foot print antenna
pengumpulan nilai paling tinggi dari wujud gelombang yang dipancarkan oleh
antenna pada bidang horizontal di dalam tanah ataupun permukaan tanah di dasar
antena. Ukuran footprint antena memastikan resolusi cakupan melintang dari sistem
GPR. Secara universal, unjuk kerja maksimal GPR dimana footprint antenna wajib
bisa diperbandingkan dengan penampang melintang horizontal dari sasaran (Tang
& Swari, 2018).
Antena GPR wajib sanggup meminimalkan late time ringing yang
diakibatkan oleh refleksi internal terhadap benda–benda( clutter) disekitar sasaran
yang menyebabkan efek masking terhadap objek yang dideteksi. Terdapat
bermacam metode buat kurangi late time ringing spesialnya dari pemakaian antena
dipole ialah dengan pemakaian lumped resistor. Perihal ini cocok dengan tata cara
Wu King. Tetapi, pemakaian tata cara ini cocok buat antenna dipole yang terbuat
pada PCB( Printed Circuit Board). Buat antena wire dipole, perihal ini bisa diatasi
dengan meletakkan antena pas di atas permukaan tanah sebab watak lossy dielektrik
tanah tersebut sanggup meredam watak ringging dari antena wire dipole, sehingga
sinyal tersebut bisa dianalisa dengan lumayan akurat (Tang & Swari, 2018).
LABORATORIUM PRAKTIKUM EKSPLORASI DAN HIDROGEOLOGI
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
MUHAMMAD LUTFAN ALAMGIR
(03021382025106)
Modus operasi yang paling umum dari GPR adalah modus refleksi, dimana jejak
gelombang kembali dikumpulkan baik terus menerus atau dalam stasiun sepanjang garis,
sehingga menciptakan waktu penampang atau foto profil dari bawah permukaan. Berikut
ini merupakan akuisisi data GPR dengan menggunakan antena 200MHz dan 400MHz.
(Dr. Eng. Supriyanto, 2017).
E. Kelebihan dan kekurangan Metode GPR
Apabila ditinjau dari segi keilmuan, metoda GPR( Ground Penetration Radar) atau
kerap pula diketahui selaku metoda Georadar merupakan sesuatu metoda dalam
bidang ilmu geofisika, yang kerap kali digunakan selaku salah satu fasilitas
pendukung dalam kegiatan eksplorasi geologi dalam menidentifikasi susunan dasar
permukaan (sub- surface) untuk kedalaman tertentu (dangkal). Keahlian yang
dipunyai oleh metoda ini ialah salah satu alibi yang kerap kali dipakai oleh seseorang
geologis dalam kerangka kerja lapangannya. Tidak hanya efektiv dengan seluruh
kemudahan yang dimilikinya metoda ini pula sanggup mengoptimalisasikan keadaan
anggaran survei apabila dibanding metoda dasar permukaan (sub- surface) lainnya
dalam perihal ini pemboran. Tidak hanya diperlukan anggaran yang tidak sedikit,
aktivitas pemboran juga memerlukan waktu yang lumayan panjang dalam
memastikan batas- batas sebaran lateralisasi dari batasan area pengendapan di daerah
LABORATORIUM PRAKTIKUM EKSPLORASI DAN HIDROGEOLOGI
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
MUHAMMAD LUTFAN ALAMGIR
(03021382025106)
dapat saja dikurangi dengan menurunkan frekuensi yang dipancarkan, tetapi hal ini
juga dapat mengurangi resolusi antara target.
• Keterbatasan Keterbatasan utama GPR adalah lokasi capaiannya yang spesifik.
Acapkali, kedalaman penetrasi dibatasi oleh adanya mineralogi tanah liat atau pori-
pori cairan dengan konduktivitas tinggi yang dapat menghambat pencapaian resolusi
dan kedalaman penetrasi yang tinggi. Selain itu kondisi material tanah yang berbeda-
beda pada tiap lokasi menyebabkan resolusi dan kedalaman penetrasi menjadi
berubahubah pula sehingga untuk mendapatkan resolusi dan kedalaman penetrasi
yang konstan mau tidak mau harus mengubah frekuensi serta durasi pulsa. Oleh
karena itu beberapa sistem GPR dilengkapi dengan pembangkit pulsa untuk transmisi
impuls dengan berbagai durasi yang berbeda untuk kedalaman penetrasi yang
berbeda. Antena GPR bagaimanapun secara umum dioptimasi hanya untuk durasi
pulsa tertentu. Jadi apabila GPR bekerja dengan impuls yang berbeda memerlukan
antena yang berbeda. Penggantian antena berulang-ulang adalah tidak efisien, proses
yang merepotkan dan bahkan menjadi aktifitas yang mengganggu bagi pengguna
khususnya bagi survey yang sering.
G. KESIMPULAN
1. Ground penetrating radar (GPR) merupakan suatu alat yang digunakan untuk
proses deteksi benda–benda yang terkubur di bawah tanah dengan tingkat kedalaman
tertentu, dengan menggunakan gelombang radio.
2. Peralatan GPR yang digunakan terdiri dari unit kontrol, antena pengirim dan antena
penerima, penyimpanan data yang sesuai dan peralatan display.
3. Aplikasi GPR dapat digunakan untuk survey benda-benda yang terpendam di
tempat yang dangkal, tempat yang dalam, dan pemeriksaan beton.
4. Keuntungan penggunaan GPR adalah relatif mudah untuk dilakukan dan tidak
merusak, dan antena tidak harus bersentuhan secara langsung dengan permukaan
tanah.
5. Keterbatasan utama GPR adalah lokasi capaiannya yang spesifik, dan antena GPR
secara umum dioptimasi hanya untuk durasi pulsa tertentu.
LABORATORIUM PRAKTIKUM EKSPLORASI DAN HIDROGEOLOGI
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
MUHAMMAD LUTFAN ALAMGIR
(03021382025106)
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Eng. Supriyanto. (2017). Analisis Data Geofisika : Acc :