Anda di halaman 1dari 10

LABORATORIUM PRAKTIKUM EKSPLORASI DAN HIDROGEOLOGI

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


MUHAMMAD LUTFAN ALAMGIR
(03021382025106)

Nomor Praktikum :2
Acc :
Judul Pratikum : TEORI DASAR GEORADAR
Pembahasan :
Nilai :

A. Pengertian Georadar
Pengukuran Georadar atau GPR (Ground Penetrating Radar) berguna untuk
pencarian objek atau target di dalam tanah. Survey Georadar merupakan salah satu
metode non-destruktif yang memanfaatkan penjalaran gelombang elektromagnetik di
bawah tanah. Geochem Survey memiliki Tenaga Ahli lulusan Teknik Geofisika ITB
dan berpengalaman bertahun-tahun dalam berbagai survey georadar sehingga bisa
membantu anda untuk mengetahui problem di bawah tanah dengan akurasi tinggi.
(Geochem, 2016)
GPR ialah tata cara yang mempunyai spesialisasi buat eksplorasi dangkal
(nearsurface geophysics) dengan ketelitian yang amat besar sehingga sanggup
mendeteksi bendasarkan dasar permukaan tanah. GPR pula bisa digunakan buat
mengetahui benda non- metalik (pipa plastik, mayat, bahkan lubang/ ruang kosong)
dengan ketentuan kalau benda tersebut mempunyai watak listrik yang berbeda dengan
barang sekitarnya (host material). (Oktafiani et al., 2007).
Tata cara GPR berbeda dengan tata cara seismik yang memakai sumber gelombang
mekanik( getaran medium) semacam pukulan palu, ledakan mercon, serta bom, GPR
ialah salah satu tata cara geofisika yang tidak mengganggu. Kelebihan yang lain
merupakan biayaoperasionalnya yang redah, prosedur pengerjaan gampang, serta
ketelitian yang besar. Sayangnya, energi tembusnya cuma puluhan. GPR bekerja
dalam wilayah radar, ialah yang berfrekuensi di atas 10 Hz ataupun yang bersesuaian
dengan panjang gelombang lebih kecil dari 30 meter. Sebab panjang gelombang itu
mencerminkan dimensi minimum barang yang bisa ditemukan, hingga terus menjadi
besar frekuensi, yang maksudnya terus menjadi pendek panjang gelombang, sehingga
kian kecil dimensi barang yang bisa ditemukan. Kian besar pula ketelitiannya. Hasil
pencitraan GPR bisa memunculkan data tentang ketebalan susunan barang misalnya
emas yang dikandung oleh sesuatu wilayah. (Oktafiani et al., 2007).
LABORATORIUM PRAKTIKUM EKSPLORASI DAN HIDROGEOLOGI
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
MUHAMMAD LUTFAN ALAMGIR
(03021382025106)

Dengan terdapatnya georadar ini, hendak mempermudah kita buat mengetahui


barangbarang nineral, tanpa wajib mengganggu area serta pengoperasiaanya juga
tidak memerlukan bayaran serta waktu yang banyak.
B. Konsep Dasar
Ground Penetrating Radar( GPR) ialah tata cara geofisika dengan memakai metode
elektromagnetik yang dirancang buat mengetahui objek yang terkubur di dalam tanah
serta mengevaluasi kedalaman objek tersebut. GPR pula bisa digunakan untuk
mengenali keadaan serta ciri permukaan dasar tanah tanpa mengebor ataupun
menggali tanah (Intan, 2016).
Secara universal metoda GPR merupakan metoda yang menggunakan gelombang
elektromagnetik (geolombang radio) berfrekuensi besar dalam mengenali keadaan di
dasar permukaan (sub- surface). Prinsip bawah dari skema kerja metoda GPR ini
yakni dengan jalur memancarkan gelombang radio berfrekuensi besar ke dasar
permukaan lewat pemancar (transmitter). Dimana hasil penjalaran gelombang ini
hendak dipantulkan kembali ke permukaan serta berikutnya diterima oleh antena
penerima (receiver), serta hasil dari penerima setelah itu ditampilkan dalam suatu
diagram (radargram) yang langsung bisa tersajikan dalam wujud visualisasi 2 Ukuran
pada monitor penerima (Display) (Intan, 2016)

Pada dasarnya GPR bekerja dengan menggunakan pemantulan sinyal. Semua


sistem GPR tentu mempunyai rangkaian pemancar ( transmitter), ialah system antena
LABORATORIUM PRAKTIKUM EKSPLORASI DAN HIDROGEOLOGI
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
MUHAMMAD LUTFAN ALAMGIR
(03021382025106)
yang tersambung ke sumber pulsa, serta rangkaian penerima ( receiver),
ialah sistem antena yang tersambung ke unit pengolahan sinyal. Rangkaian pemancar
hendak menciptakan pulsa listrik dengan wujud, prf (pulse repetition frequency),
tenaga, serta durasi tertentu. Pulsa ini akan dipancarkan oleh antena ke dalam tanah.
Pulsa ini hendak hadapi atenuasi serta cacat sinyal yang lain sepanjang
perambatannya di tanah. Bila tanah bertabiat homogen, hingga sinyal yang
dipantulkan hendak sangat kecil. Bila pulsa menabrak sesuatu inhomogenitas di
dalam tanah, hingga hendak terdapat sinyal yang dipantulkan ke antena penerima.
Sinyal ini kemudian diproses oleh rangkaian penerima. Hal tersebut dapat dilihat pada
gambar berikut :

Kedalaman objek dapat diketahui dengan mengukur selang waktu antara


pemancaran dan penerimaan pulsa. Dalam selang waktu ini, pulsa akan bolak balik
dari antena ke objek dan kembali lagi ke antenna (Intan, 2016).
C. Parameter Antena GPR
Peranan antena dalam aplikasi GPR sangat berarti dalam menentukan performansi
sistem. Pada prinsipnya, kriteria universal buat sistem antena impuls GPR
harusmemikirkan kopling yang baik antara antena dengan tanah. Antena GPR
biasanya
LABORATORIUM PRAKTIKUM EKSPLORASI DAN HIDROGEOLOGI
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
MUHAMMAD LUTFAN ALAMGIR
(03021382025106)

beroperasi dekat dengan tanah (permukaan tanah) hingga wajib bisa mengirimkan
medan elektromagnetik lewat interface antena- tanah secara efisien. Hendak
namun, kala antena ditaruh dekat dengan tanah, interaksi antena- tanah hendak
mempengaruhi besar terhadap impedansi input antena, tergantung tipe tanah serta
elevasi antenanya. Sebab property elektrik tanah sangat dipengaruhi oleh keadaan
cuaca, dalam survey GPR umumnya sangat susah buat melindungi kestabilan
impedansi input sebab jenis tanah yang betul- betul berbeda buat tiap tempat serta
keadaan cuaca yang berbeda. Ini menyebabkan sulitnya mempertahankan keadaan
match, antara antena serta feed line untuk memperkecil mismatch loss. Pemilihan
tipe antena GPR yang dipakai didasarkan pula pada objek apa yang hendak
dideteksi. Apabila sasaran objek memiliki objek yang panjang maka hendaknya
memakai antena yang dengan footprint yang lebih panjang. Foot print antenna
pengumpulan nilai paling tinggi dari wujud gelombang yang dipancarkan oleh
antenna pada bidang horizontal di dalam tanah ataupun permukaan tanah di dasar
antena. Ukuran footprint antena memastikan resolusi cakupan melintang dari sistem
GPR. Secara universal, unjuk kerja maksimal GPR dimana footprint antenna wajib
bisa diperbandingkan dengan penampang melintang horizontal dari sasaran (Tang
& Swari, 2018).
Antena GPR wajib sanggup meminimalkan late time ringing yang
diakibatkan oleh refleksi internal terhadap benda–benda( clutter) disekitar sasaran
yang menyebabkan efek masking terhadap objek yang dideteksi. Terdapat
bermacam metode buat kurangi late time ringing spesialnya dari pemakaian antena
dipole ialah dengan pemakaian lumped resistor. Perihal ini cocok dengan tata cara
Wu King. Tetapi, pemakaian tata cara ini cocok buat antenna dipole yang terbuat
pada PCB( Printed Circuit Board). Buat antena wire dipole, perihal ini bisa diatasi
dengan meletakkan antena pas di atas permukaan tanah sebab watak lossy dielektrik
tanah tersebut sanggup meredam watak ringging dari antena wire dipole, sehingga
sinyal tersebut bisa dianalisa dengan lumayan akurat (Tang & Swari, 2018).
LABORATORIUM PRAKTIKUM EKSPLORASI DAN HIDROGEOLOGI
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
MUHAMMAD LUTFAN ALAMGIR
(03021382025106)

D. Akuisisi Data GPR


Ada beberapa metode berbeda untuk memperoleh data GPR, salah satu yang paling
umum digunakan adalah mendorong suatu unit GPR sepanjang lintasan yang akan
disuervei Ketika unit GPR bergerak di sepanjang garis survei, pulsa energi
dipancarkan dari antenna pemancar dan pantulannya diterima oleh antena penerima.
Antena penerima mengirimkan sinyal ke Recorder. Komponen utama untuk di
pertimbangkan dalam memperoleh data GPR jenis transmisi dan antena penerima
yang menggunakan cakupan frekuensi yang tersedia untuk pulsa elektromagnetik.
Pada dasarnya pengambilan data dengan menggunakan metode GPR yaitu dengan
mentransmisikan gelombang radar (Radio Detection and Ranging) ke dalam medium
target dan selanjutnya gelombang tersebut dipantulkan kembali ke permukaan dan
diterima oleh alat penerima radar (receiver), dari hasil refleksi itulah barbagai macam
objek dapat terdeteksi dan terekam dalam radargram. Mekanisme kerja GPR dan
contoh rekaman radargram ditunjukan oleh gambar
LABORATORIUM PRAKTIKUM EKSPLORASI DAN HIDROGEOLOGI
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
MUHAMMAD LUTFAN ALAMGIR
(03021382025106)

Modus operasi yang paling umum dari GPR adalah modus refleksi, dimana jejak
gelombang kembali dikumpulkan baik terus menerus atau dalam stasiun sepanjang garis,
sehingga menciptakan waktu penampang atau foto profil dari bawah permukaan. Berikut
ini merupakan akuisisi data GPR dengan menggunakan antena 200MHz dan 400MHz.
(Dr. Eng. Supriyanto, 2017).
E. Kelebihan dan kekurangan Metode GPR

Apabila ditinjau dari segi keilmuan, metoda GPR( Ground Penetration Radar) atau
kerap pula diketahui selaku metoda Georadar merupakan sesuatu metoda dalam
bidang ilmu geofisika, yang kerap kali digunakan selaku salah satu fasilitas
pendukung dalam kegiatan eksplorasi geologi dalam menidentifikasi susunan dasar
permukaan (sub- surface) untuk kedalaman tertentu (dangkal). Keahlian yang
dipunyai oleh metoda ini ialah salah satu alibi yang kerap kali dipakai oleh seseorang
geologis dalam kerangka kerja lapangannya. Tidak hanya efektiv dengan seluruh
kemudahan yang dimilikinya metoda ini pula sanggup mengoptimalisasikan keadaan
anggaran survei apabila dibanding metoda dasar permukaan (sub- surface) lainnya
dalam perihal ini pemboran. Tidak hanya diperlukan anggaran yang tidak sedikit,
aktivitas pemboran juga memerlukan waktu yang lumayan panjang dalam
memastikan batas- batas sebaran lateralisasi dari batasan area pengendapan di daerah
LABORATORIUM PRAKTIKUM EKSPLORASI DAN HIDROGEOLOGI
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
MUHAMMAD LUTFAN ALAMGIR
(03021382025106)

potesial yang terdapat. Dengan kemampuannya mengidentifikasikan batas antar


medium (Susunan) yang kompak (rigid) serta tidak kompak (urigid), metoda GPR
(Ground Penetration Radar) tidak memerlukan waktu yang relativ panjang sehingga
bisa membagikan cerminan dan data secara kilat bagi kepentingan survei berikutnya
(Pemboran Geologi lanjut) (Oktafiani et al., 2007).
Sehingga, Kelebihan tata cara GPR ialah bayaran operasional lebih murah,
resolusinya yang sangat besar sebab memakai frekuensi besar (broadband atau
wideband), Pengoperasian yang lumayan gampang, tidak hanya itu tata cara GPR
ialah metoda non destructive sehingga nyaman digunakan. Keterbatasan serta
kekurangan dari tata cara GPR ialah Antena GPR universal hanya buat durasi pulsa
tertentu, Keahlian radar cuma puluhan m (kurang lebih 100 m), dan tata cara GPR
tidak bisa melaksanakan penetrasi/ deteksi sedalam gelombang bunyi.
F. Analisa
• Keuntungan Salah satu keuntungan pengukuran GPR adalah relatif mudah untuk
dilakukan dan tidak merusak. Antena dapat dibawa oleh tangan atau dengan
kendaraan dari 0.8 sampai 8 kph, atau lebih, yang mampu menghasilkan unit waktu
yang dapat dipertimbangkan. Data GPR acapkali dapat ditafsirkan dengan benar pada
tanah tanpa pemrosesan data. Display grafik data GPR acapkali menyerupai potongan
melintang lapisan tanah. Ketika data GPR dikumpulkan pada jarak yang dekat
(kurang dari 1 meter), data tersebut dapat digunakan untuk menghasilkan pandangan
dimensional yang dapat meningkatkan kemampuan untuk menafsirkan
kondisikondisi di bawah permukaan tanah. Disisi lain keuntungan utama dari teknik
GPR adalah bahwa antena tidak harus bersentuhan secara langsung dengan
permukaan tanah, dengan cara demikian dapat mempermudah dan mempercepat
pengukuran. Performa yang optimum, terlebih dengan jarak yang kecil dari antena ke
permukaan tanah, biasanya akan dapat diamati hanya dengan menggunakan detail
nilai dari geometri dan sifat alami tanah. Keuntungan lain dari sistem radar adalah
kemampuannya dalam mendeteksi tipe sasaran tertentu yang diberikan dan
menghasilkan gambar sasaran dalam 3 dimensi. Dalam material yang memiliki
konduktivitas frekuensi rendah yang tinggi , seperti air garam, tanah liat dan bijih
yang konduktif atau mineral, akan terjadi peredaman sinyal yang besar. Hal tersebut
LABORATORIUM PRAKTIKUM EKSPLORASI DAN HIDROGEOLOGI
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
MUHAMMAD LUTFAN ALAMGIR
(03021382025106)

dapat saja dikurangi dengan menurunkan frekuensi yang dipancarkan, tetapi hal ini
juga dapat mengurangi resolusi antara target.
• Keterbatasan Keterbatasan utama GPR adalah lokasi capaiannya yang spesifik.
Acapkali, kedalaman penetrasi dibatasi oleh adanya mineralogi tanah liat atau pori-
pori cairan dengan konduktivitas tinggi yang dapat menghambat pencapaian resolusi
dan kedalaman penetrasi yang tinggi. Selain itu kondisi material tanah yang berbeda-
beda pada tiap lokasi menyebabkan resolusi dan kedalaman penetrasi menjadi
berubahubah pula sehingga untuk mendapatkan resolusi dan kedalaman penetrasi
yang konstan mau tidak mau harus mengubah frekuensi serta durasi pulsa. Oleh
karena itu beberapa sistem GPR dilengkapi dengan pembangkit pulsa untuk transmisi
impuls dengan berbagai durasi yang berbeda untuk kedalaman penetrasi yang
berbeda. Antena GPR bagaimanapun secara umum dioptimasi hanya untuk durasi
pulsa tertentu. Jadi apabila GPR bekerja dengan impuls yang berbeda memerlukan
antena yang berbeda. Penggantian antena berulang-ulang adalah tidak efisien, proses
yang merepotkan dan bahkan menjadi aktifitas yang mengganggu bagi pengguna
khususnya bagi survey yang sering.
G. KESIMPULAN
1. Ground penetrating radar (GPR) merupakan suatu alat yang digunakan untuk
proses deteksi benda–benda yang terkubur di bawah tanah dengan tingkat kedalaman
tertentu, dengan menggunakan gelombang radio.
2. Peralatan GPR yang digunakan terdiri dari unit kontrol, antena pengirim dan antena
penerima, penyimpanan data yang sesuai dan peralatan display.
3. Aplikasi GPR dapat digunakan untuk survey benda-benda yang terpendam di
tempat yang dangkal, tempat yang dalam, dan pemeriksaan beton.
4. Keuntungan penggunaan GPR adalah relatif mudah untuk dilakukan dan tidak
merusak, dan antena tidak harus bersentuhan secara langsung dengan permukaan
tanah.
5. Keterbatasan utama GPR adalah lokasi capaiannya yang spesifik, dan antena GPR
secara umum dioptimasi hanya untuk durasi pulsa tertentu.
LABORATORIUM PRAKTIKUM EKSPLORASI DAN HIDROGEOLOGI
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
MUHAMMAD LUTFAN ALAMGIR
(03021382025106)

DAFTAR PUSTAKA
Dr. Eng. Supriyanto. (2017). Analisis Data Geofisika : Acc :

Memahami Teori Inversi. Depok : Universitas Indonesia.


Geochem. (2016). Jasa Survey Georadar GPR untuk gedung, Nilai :

pipa, utilitas - Geochem Survey. (Online).


https://geochemsurvey.com/jasa-survey-georadar-gpr/. (Diakses pada tanggal 2
Januari 2022 ).
Intan, M. F. S. (2016). Georadar Dalam Penelitian Arkeologi Di Indonesia. Naditira
Widya, 10(1): 25-40.
Oktafiani, F., Sulistyaningsih, S., & Wijayanto, Y. (2007). Sistem Ground Penetrating
Radar Untuk Mendeteksi Benda-benda Di Bawah Permukaan Tanah. INKOM
Journal of Informatics, Control Systems, and Computers, 1(2): 53–57.
Tang, B. Y., & Swari, W. D. (2018). Karakterisasi Struktur Bawah Permukaan Tanah
Pekebunan Pada Kebun Contoh Politani Kupang Menggunakan Metode Georadar.
Jurnal Geocelebes, 2(2): 70-77.
LABORATORIUM PRAKTIKUM EKSPLORASI DAN HIDROGEOLOGI
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
MUHAMMAD LUTFAN ALAMGIR
(03021382025106)

Anda mungkin juga menyukai