Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM BIOENERGI

PEMBUATAN BIODIESEL BERBAHAN DASAR


BIJI KEDELAI DAN KEMIRI

Nama : Hani Marlita


Nim : 08041282126071
Kelompok : 5 (Lima)
Asisten : Tengku Niluh

Asisten Praktikan

Tengku Niluh Hani Marlita


NIM.08041281924043 NIM.08041282126071

Asisten Asisten
Pemegang materi 1 Pemegang materi 2

Dhika Septiani Balkis Yustika Anggraini


NIM.08041381924098 NIM.08041281924038
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Biodiesel merupakan sebuah bahan bakar berbentuk diesel alternatif yang
dihasilkan dari sumber terbarukan (renewable resources) seperti nabati dan lemak
hewan. Biodiesel dapat diproduksi dari berbagai sumber yang termasuk minyak
nabati dari tumbuh-tumbuhan (misalnya kanola, kedelai, bunga matahari dan
minyak sawit, minyak yang tidak dapat dimakan (misal ceiba petandra,
Calophyllum inophyllum, Reutealis trisperma, Ceiba Petandra, Canarium
odontophyllum kernel, campuran Sterculia foetida and rice bran oil dan Schleichera
oleosa L, minyak goreng sisa (waste cooking oil/ WCO) serta lemak hewani misal
lemak ayam (Suherman et al., 2022)
Usaha untuk mengadakan diversifikasi sumber energi sudah banyak
dilakukan, mulai dari penggunaan bahan bakar gas sampai dengan pemngembangan
teknologi mesin bertenaga matahari. Namun pengaplikasian bahan bakar pada
mesin kendaraan membutuhkan modifikasi dan penambahan insfrastruktur,
demikian juga dengan tenaga matahari. Agar dapat bersifat aplikatif sebaiknya
bahan bakar alternatif sebaiknya bersifat dapat diperbaharui dan juga ramah
lingkungan. Serangkain Penelitian telah dilakukan. Biodiesel merupakan alternatif
yang potensial untuk mengatasi permasalahan keterbatasan sumber bahan bakar
fosil, karena berasal dari bahan- bahan yang dapat diperbaharui (Joni, 2018).
Secara kimiawi, biodiesel merupakan campuran metil ester dari asam
lemak rantai panjang yang dihasilkan dari sumber hayati seperti minyak nabati dan
lemak hewani. Minyak kelapa sawit berpotensi besar untuk dijadikan bahan baku
pembuatan biodiesel karena mempunyai rendemen sebanyak 28%. Indonesia
sebagai produsen terbesar minyak kelapa sawit atau CPO (Crude Palm Oil) di dunia
mempunyai visi mewujudkan Indonesia menggunakan sumber energi baru
terbarukan (pengganti fosil) sebanyak 25% pada tahun 2025 dalam rangka
konservasi energi dan diversivikasi energi (Mardawati et al., 2019)

Universitas Sriwijaya
Kebutuhan energi yang semakin meningkat menyebabkan sumber energi
semakin berkurang. Hal ini mendorong pencarian sumber energi terbarukan yang
untuk mengantisipasi kelangkaan tersebut. Salah satu sumber energi baru ialah
Biodiesel. Bagi masayarakat awam, biodiesel mungkin masih terdengar sangat
asing di telinga. Mungkin masih banyak yang belum tau apa itu biodiesel.
Biodiesel merupakan energi ramah lingkungan yang bisa dijadikan sebagai
alternatif pengganti minyak bumi. Biodiesel adalah salah satu bahan bakar
alternatif yang berasal dari sumber yang terbarukan. Secara kimiawi, biodiesel
merupakan campuran metil ester dari asam lemak rantai panjang yang dihasilkan
dari sumber hayati seperti minyak nabati dan lemak hewani (Mardawati et al.,
2019).
Selain bisa menjadi bahan bakar terbarukan karena bahan bakunya yang
dibudidayakan oleh manusia, yang selanjutnya dipanen dan diolah menjadi bahan
bakar pengganti minyak bumi. Pemanfaatannya yang terus menerus menjadikan
bahan bakar nabati disebut bahan bakar yang dapat diperbarui. Selain sebagai
bahan bakar terbarukan, biodiesel juga bersifat biodegradable, tidak beracun,
bebas dari sulfur dan senyawa aromatik (Suleman, 2019)

1.2. Tujuan Praktikum


Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui proses pembuatan biodiesel
dengan memanfaatkan biji kedelai dan kemiri. Serta untuk mempelajari cara
pembuatan biodiesel sederhana dalam skala laboratorium.

Universitas Sriwijaya
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Biodiesel


Energi pada saat ini menjadi kebutuhan yang mutlak dan harus dipenuhi.
Hampir semua sarana dan prasarana penunjang kehidupan manusia digerakkan
oleh energi. Sampai saat ini, energi sebagai penggerak roda perekonomian
manusia masih dipasok dari fossil fuel. Energi fosil merupakan energi yang
terbatas dan kurang ramah lingkungan dapat merusak lingkungan. Proses
pembakarannya menghasilkan efek green house, dikarenakan kandungan (CO2),
Sulfur dioksida (SO2), dan oksida nitrogen (Patil et al., 2018)

Saat ini persediaan mengenai minyak bumi sudah semakin sedikit di


Indonesia, dengan terus bertambahnya penduduk yang memilih kendaraan
bermotor sebagai alat transportasi karena dianggap dapat lebih mempersingkat
waktu dalam perjalanan. Dalam mengatasi permasalahan tersebut diperlukan usaha
untuk mengubah minyak jelantah menjadi suatu produk yang bernilai lebih, seperti
biodiesel. Biodiesel adalah mono-alkil ester asam lemak rantai panjang yang
biasanya berasal dari minyak nabati atau lemak hewani dan mereka tidak beracun
dan memiliki karakteristik bahan bakar yang diinginkan yang sebanding dengan
diesel minyak bumi (Suherman et al., 2022).
Biodiesel yang diproduksi dari minyak tumbuhan atau lemak hewan
umumnya lebih mahal dibanding bahan bakar diesel konvensiona. Minyak goreng
bekas dapat digunakan sebagai bahan baku dalam proses pembuatan biodiesel.
Minyak goreng bekas mengandung asam lemak bebas (FFA) yang dihasilkan dari
reaksi oksidasi dan hidrolisis pada saat penggorengan. Kadar asam lemak bebas
yang tinggi dalam minyak goreng bekas memerlukan pretreatment (esterifikasi)
dalam proses pembuatan biodiesel. Penggunaan minyak goreng bekas atau minyak
jelantah sebagai bahan baku biodiesel, karena secara karakteristik masih ada
kesamaan dengan minyak kelapa sawit: masih mengandung trigliserida, di samping
asam lemak bebas (Prasetyo, 2018).

Universitas Sriwijaya
2.2. Pembuatan biodiesel
Ada juga proses lain yang dapat dilakukan dalam pembuatan biodiesel
yaitu proses esterifikasi. Reaksi esterifikasi biasa digunakan untuk menurunkan
kadar free fatty acid agar tidak terjadi reaksi penyabunan dalam pembentukan
biodiesel pada proses tansesterifikasi. Metode ini hanya boleh dilakukan pada
minyak yang memiliki asam lemak bebas dibawah 1%. Akan tetapi ketika minyak
nabati yang mengandung asam lemak bebas yang sangat tinggi, seperti pada
tanaman jarak, pongamia, serta kemiri sunan maka akan dilakukan perlakuan awal
yaitu esterifikasi. Tingginya kadar FFA mengakibatkan pembentukan sabun
karena apabila asam lemak bebas bereaksi dengan katalis, maka akan membentuk
sabundanair(Mardawatietal.,2019)
Kemampuan katalis untuk meningkatkan kecepatan reaksi kimia
menyebabkan proses kimia dengan menggunakan katalis bersifat lebih ekonomis.
Penggunaan dari katalis homogen ini dapat menimbulkan permasalahan pada
produk yang nantinya akan dihasilkan misalnya masih mengandung katalis, yang
harus dilakukan separasi kembali. katalis heterogen proses dari pemisahan dapat
berlangsung lebih cepat dan katalisnya dapat diregenerasi kembali. Katalis
berfungsi untuk mempercepat reaksi dan menurunkan energi aktivasi sehingga
reaksi dapat berlangsung pada suhu kamar sedangkan tanpa katalis reaksi dapat
berlangsung pada suhu tertentu seperti pada suhu 250°C (Hadrah, 2018).

Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 17, 24, dan 31 Januari
2023 pukul 10.00 WIB sampai dengan selesai. Bertempatan di Laboratorium
Genetika dan Bioteknologi, Jurusan Biologi, Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Sriwijaya.

3.2. Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan di dalam praktikum ini di antaranya, yaitu aerator,
blender, botol, cawan petri, corong pisah, erlenmeyer, gelas ukur, kapas, kertas
saring, labu pisah, rotary-evaporator, spatula, timbangan. Sedangkan, bahan yang
diperlukan adalah aquades, etanol, kacang kedelai, kemiri, NaOH, dan n-heksan.

3.3. Cara Kerja


Adapun cara kerja dalam praktikum yaitu sebagai berikut :
3.3.1. Ekstraksi
Bahan baku ditimbang sebanyak 200 gram, kemudian dihaluskan
menggunakan blender. Bahan baku yang sudah halus direndam menggunakan
pelarut n-heksan sebanyak 400 ml. Kemudian didiamkan selama 1 minggu dan
dilakukan penyaringan.
3.3.2. Penyaringan dan Penguapan
Endapan disaring secara perlahan. Minyak disaring menggunakan
corong dan kertas saring yang ditampung dalam gelas. Endapan dibilas dengan
n-heksan 100 ml dan diaduk selama 10 menit, saring kembali, lalu dimasukkan
ke dalam botol, setelah itu dipanaskan dengan alat rotary evaporator.
3.3.3. Esterifikasi
Erlenmeyer disiapkan kemudian dimasukkan etanol 500 ml dan
ditambahkan 5,25 gram NaOH lalu diaduk selama 15 menit. Kemudian minyak
yang dikeluarkan dari bahan baku hasilnya dibagi perkelompok dan
dimasukkan ke dalam botol selai. Kedua larutan dicampur dengan etanol dan
NaOH lalu diaduk, diamkan selama 30 menit. Larutan terbentuk dua lapisan.

Universitas Sriwijaya
3.3.4. Transferifikasi
=> percobaan 1 : transferifikasi dan dilanjutkan esterifikasi (selama 30 menit)
-suhu 90 Celsius (suhu tdk terlalu mempengaruhi)=> krn jika putaran hotplate
berhenti dia akan langsung mengendap.
-metanol 100 ml
-H2SO4 pekat 1 ml (larutan yg berfungsi untk memisahkan minyak dr
gliserolnya)
-setelah dipanaskan dg hotplate, dimasukan dlm labu destilat untk memisahkan
minyak dgn larutan yg terbentuk dari metanol dan H2SO4 tadi. (lalu akan
terbentuk 2 lapisan endapan, lapisan 1gliserol, lapisan 2 minyaknya)
setelah itu dilanjutkan dengan proses esterifikasi.
=> langsung di esterifikasi /tdk dilakukan transesterifikasi terlebih dahulu (selama
30 menit)
-Suhu 65 Celsius (suhu tdk terlalu mempengaruhi)
-metanol 100 ml
-NaOH 1,5 gr (larutan ini berfungsi untk memisahkan minyak dan gliserolnya).
=campuran metanol dan NaOH tadi dicampurkan dengan minyak, diaduk dan
dipanaskan diatas hotplate selama 30 menit sambil terus diaduk.
setelah dipanaskan dg hotplate, dimasukan dlm labu destilat untk memisahkan
minyak dgn larutan yg terbentuk dari metanol dan H2SO4 tadi. (terbentuk 2
lapisan, lapisan 2 minyak, lapisan 1 gliserolnya)
=>Kenapa ada yg ditransesterifikasi dulu, namun ada jg yg langsung di
esterifikasi agar bisa kita lihat perbedaan hasil dari kedua percobaan.
=>yang langsung diesterifikasi masih berhasil (bisa memisahkan antara minyak
dan gliserolnya) cmn bagi yg langsung diesterifikasi, kualitasnya akan kurang
dibandingkan

Universitas Sriwijaya
3.3.5 Pemisahan, Tes Nyala, dan Pencucian
Gliserin dan gliserida dipisahkan, diambil gliserin, kemudian masukkan
gliserin ke dalam botol lalu diukur volume trigliserida. Untuk tes nyala, kapas
diambil dan dicelupkan ke dalam minyak/trigliserida. Setelah itu kapas
diletakkan di atas cawan, lalu kapas tersebut dibakar. Seluruh trigliserida
digabungkan ke dalam botol, ditambah dengan aquades dengan
perbandingan1:1, dimasukkan aerator selama 15 menit, ditunggu hingga
aquades menjadi keruh, lalu dipisahkan ke dalam labu pisah.

Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut:

4.1.1. Tabel Hasil

Cara Kerja Gambar Keterangan

1. Ekstraksi 1
1. Ekstrak
2. Residu

2. Penyaringan
1 1. Corong &
Penyaring
2. Hasil
penyaringan
2

3. Penguapan
1 1. Rotary
evaporator
2. Ekstrak

Universitas Sriwijaya
4. Esterifikasi 1. Ekstrak
1

5. Transesterifikasi
1. Biodiesel

Universitas Sriwijaya
4.1.2 Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa hasil
yang didapatkan yaitu api yang berwarna kuning dan berasap hitam dari uji tes
minyak biodiesel. Api yang berwarna kuning dan asap berwarna hitam disebabkan
oleh masih adanya zat pengotor atau produk sampingan reaksi dan juga
disebabkan tahap pencucian yang hanya dilakukan satu kali. Api yang bagus yaitu
api yang berwarna biru dan asap berwarna putih, hal ini disebabkan oleh
pencucian yang dilakukan lebih dari satu kali. Hasil dari yang didapatkan yaitu
terdiri dari tiga lapisan. Menurut Hadrah (2018), bahan yang digunakan dalam
pembuatan biodiesel yaitu kemiri, selain kemiri biodiesel juga bisa menggunakan
bahan seperti jarak, kelapa, sawit, kedelai, zaitun dan lain sebagainya.
Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan suatu zat berdasarkan
perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda,
biasanya air dan pelarut lainnya. Menurut Manurung (2016), ekstraksi
menggunakan jenis kelarutan suatu senyawa dalam pelarut yang diberikan.
Kelarutan senyawa tertentu dalam pelarut yang diberikan dapat dikontrol sesuai
dengan sifatnya. Zat terlarut yang diekstraksi tidak larut atau sedikit larut dalam
pelarut tetapi mudah larut dengan pelarut lainnya. Pembuatan biodiesel dengan
menggunakan metanol karena metanol merupakan turunan alkohol yang memiliki
berat molekul paling rendah, sehingga kebutuhannya untuk proses alkoholis relatif
sedikit, lebih murah, lebih stabil, dan daya reaktivitas yang lebih tinggi.
Alat yang digunakan pada proses penguapan yaitu evaporasi, evaporasi
atau evaporator merupakan alat yang berfungsi untuk mengubah sebagian atau
keseluruhan sebuah pelarut dari sebuah larutan yang berbentuk cair menjadi uap.
Menurut Dewati (2016), prinsip dari evaporasi yaitu ada dua prinsip, menukar
panas dan untuk memisahkan uap yang terbentuk dari cairan. Bagian-bagian yang
terdapat pada alat rotary evaporasi diantaranya labu alas bulat yang digunakan
untuk menampung larutan yang akan di evaporasikan, water bath chamber yang
digunakan untuk menampung air dalam proses pemanasan labu alas bulat.
Labu penampung yang digunakan untuk menampung uap pelarut yang
menguap karena suhu atau proses pemanasan di water chamber. kondensor yang
akan terhubung ke pompa vakum untuk menurunkan suhu uap sehingga bisa

Universitas Sriwijaya
terjadi proses kondensasi tertampung di labu pelampung. Menurut Abida (2019),
main unit merupakan bagian utama dari rotary evaporasi yang terdapat frame
penyangga, panel operasional dan tuas-tuas lainnya yang bisa digunakan untuk
mengatur ketinggian suatu handle labu alas bulat pada evaporasi.
Esterifikasi berkatalis asam yang merupakan reaksi yang reversibel. Suatu
ester dapat dibentuk dengan reaksi langsung antara suatu asam karboksilat dan
suatu alkohol melalui rekasi esterifikasi. Menurut Marsudi (2019), reaksi
esterifikasi merupakan reaksi antara asam karboksilat dengan alkohol yang akan
menghasilkan ester. Laju esterifikasi suatu asam karboksilat bergantung pada
halangan sterik dalam alkohol dan asam karboksilatnya. Kuat asam dari asam
karboksilat hanya memainkan peranan kecil dalam laju pembentukan ester.
Esterifikasi adalah metode atau teknik untuk mengubah asam organik reaktif
dalam bio-oil menjadi ester yang lebih stabil. Alkohol yang dihasilkan melalui
proses esterifikasi dan mempunyai sifat fisika mendekati minyak solar diesel.
Manfaat dari penggunaan biodiesel diantaranya untuk mengurangi
pencemaran hidrokarbon yang tidak terbakar, biodiesel yang berasal dari minyak
goreng bekas akan mengurangi beban sampah atau limbah bagi lingkungan,
biodiesel yang berasal dari tumbuhan tidak menghasilkan gas karbondioksida
setinggi bahan bakar fosil, energi dari mesin diesel yang menggunakan biodiesel
lebih sempurna di banding menggunakan solar. Menurut Prasetyo (2018),
Kelebihan biodiesel dapat digunakan pada mesin diesel tanpa melakukan
perubahan serta menghasilkan tingkat polusi yang lebih rendah dari pada solar.
Biodiesel tidak menyumbang pemanasan global sebanyak bahan bakar fosil.
Kelebihan lainnya diantaranya, biodiesel dapat langsung dipakai pada
motor tanpa melakukan modifikasi signifikan dan memiliki resiko kerusakan
sangat kecil, biodiesel mempunyai efek pelumasan yang lebih baik dari pada
solar, konsumsi bahan bakar dan torsih yang hampir sama dengan solar, biodiesel
diperbaharui dan memiliki siklus karbon yang tidak menyebabkan pemanasan
global. Menurut Hidayati (2017), kekurangan biodiesel disebabkan oleh faktor
sumber bahan baku pembuatannya. Bahan baku yang menggunakan tanaman
pangan akan menyebabkan peningkatan harga pangan dan kemungkinan
menimbulkan kelaparan apabila ketersediaan sumber daya yang terbatas.

Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Proses Transferifikasi lebih mudah di lakukan dan hasil yang di dapatkan
lebih murni
2. Didapat dua lapisan yaitu lapisan gliserol dan minyak, tetapi yang di ambil
hanya lapisan minyak saja
3. Biodiesel yang berasal dari tumbuhan tidak menghasilkan gas
karbondioksida setinggi bahan bakar fosil.
4. Biodiesel dianggap tidak menyumbang pemanasan global sebanyak bahan
bakar fosil.
5. Pada uji menyala, lapisan minyak di ambil dan api mulai menyala

Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Ariani, F. 2017. Karakteristik Kinerja Mesin Diesel Stasioner dengan Bahan


Bakar Campuran Biodiesel dari Biji Kemiri Sunan. Jurnal Media Teknika
Teknologi. 12 (1): 36-45.

Aziz, I. 2011. Pembuatan Produk Biodiesel Dari Minyak Goreng Bekas


dengan Cara Esterifikasi dan Transesterifikasi. Jurnal Valensi. 2(3): 443-
448.

Dewati, R. 2016. Garam Industri Berbahan Baku Garam Krosok Dengan Metode
Pencucian Dan Evaporasi. Jurnal Teknik Kimia 11 (1) : 30-36.

Hadrah, M. 2018. Analisis Minyak Jelantah Sebagai Bahan Bakar Biodiesel


dengan Proses Transesterifikasi. Jurnal Daur Lingkungan. 1(1): 16-21.

Hidayati, N. 2017.Transesterifikasi Minyak Goreng Bekas Menjadi Biodiesel


Dengan Katalis Kalsium Oksida. Jurnal Teknologi Bahan Alam 1 (1) :1-5.

Manurung, H. 2016. Pengaruh Ukuran Partikel, Waktu Dan Lengkuas Pada


Ekstraksi Fenol Dari Lengkuas Merah. Jurnal Teknik Kimia USU 5 (4) :
53-56.

Marsudi, S. 2019. Reaksi Esterifikasi Asam Oleat Dan Gliserol Menggunakan


Katalis Asam. Jurnal Sains Materi Indonesia 102-105.

Nurbayti, S. 2012. Penggunaan Zeolit Alam sebagai Katalis dalam Pembuatan


Biodiesel. Jurnal Valensi. 2(4): 511-515.

Prasetyo, J. 2018. Studi Pemanfaatan Minyak Jelantah Sebagai Bahan Baku


Pembuatan Biodiesel. Jurnal Ilmiah Teknik Kimia 2 (2) : 45-54.

Ramadhani, R. 2017. Review Pemanfaatan Design Expert untuk Optimasi


Komposisi Campuran Minyak Nabati sebagai Bahan Baku Sintesis
Biodiesel. Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan. 1(1): 11-16.

Savitri. 2016. Pembuatan Katalis Asam (Ni/γ-Al2O3) dan Katalis Basa (Mg/γ-
Al2O3) untuk Aplikasi Pembuatan Biodiesel dari Bahan Baku Minyak
Jelantah. Jurnal Kimia Valensi. 2(1): 1-10.

Supranto. 2012. Studi Proses Pembuatan Biodiesel dari Minyak Kelapa (Coconut
Oil) dengan Bantuan Gelombang Ultrasonik. Jurnal Rekayasa Proses
6(1): 20-25.

Wahyuni, S. 2015. Pengaruh Suhu Proses dan Lama Pengendapan Terhadap


Kualitas Biodiesel Dari Minyak Jelantah. Jurnal Pillar of Physics. 6(1):
33-40.

Universitas Sriwijaya
Zachra. 2015 Pembuatan Biodiesel dari Minyak Sawit Off-Grade Menggunakan
Katalis CaO Melalui Proses Dua Tahap. Jurnal Rekayasa Kimia dan
Lingkungan. 10(3). 99 – 105.

Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN

Ekstraksi Penyaringan Penguapan

Esterifikasi Transesterifikasi

(Sumber : Dokumentasi pribadi, 2023)

Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai