Asisten Praktikan
Asisten Asisten
Pemegang materi 1 Pemegang materi 2
Universitas Sriwijaya
Kebutuhan energi yang semakin meningkat menyebabkan sumber energi
semakin berkurang. Hal ini mendorong pencarian sumber energi terbarukan yang
untuk mengantisipasi kelangkaan tersebut. Salah satu sumber energi baru ialah
Biodiesel. Bagi masayarakat awam, biodiesel mungkin masih terdengar sangat
asing di telinga. Mungkin masih banyak yang belum tau apa itu biodiesel.
Biodiesel merupakan energi ramah lingkungan yang bisa dijadikan sebagai
alternatif pengganti minyak bumi. Biodiesel adalah salah satu bahan bakar
alternatif yang berasal dari sumber yang terbarukan. Secara kimiawi, biodiesel
merupakan campuran metil ester dari asam lemak rantai panjang yang dihasilkan
dari sumber hayati seperti minyak nabati dan lemak hewani (Mardawati et al.,
2019).
Selain bisa menjadi bahan bakar terbarukan karena bahan bakunya yang
dibudidayakan oleh manusia, yang selanjutnya dipanen dan diolah menjadi bahan
bakar pengganti minyak bumi. Pemanfaatannya yang terus menerus menjadikan
bahan bakar nabati disebut bahan bakar yang dapat diperbarui. Selain sebagai
bahan bakar terbarukan, biodiesel juga bersifat biodegradable, tidak beracun,
bebas dari sulfur dan senyawa aromatik (Suleman, 2019)
Universitas Sriwijaya
TINJAUAN PUSTAKA
Universitas Sriwijaya
2.2. Pembuatan biodiesel
Ada juga proses lain yang dapat dilakukan dalam pembuatan biodiesel
yaitu proses esterifikasi. Reaksi esterifikasi biasa digunakan untuk menurunkan
kadar free fatty acid agar tidak terjadi reaksi penyabunan dalam pembentukan
biodiesel pada proses tansesterifikasi. Metode ini hanya boleh dilakukan pada
minyak yang memiliki asam lemak bebas dibawah 1%. Akan tetapi ketika minyak
nabati yang mengandung asam lemak bebas yang sangat tinggi, seperti pada
tanaman jarak, pongamia, serta kemiri sunan maka akan dilakukan perlakuan awal
yaitu esterifikasi. Tingginya kadar FFA mengakibatkan pembentukan sabun
karena apabila asam lemak bebas bereaksi dengan katalis, maka akan membentuk
sabundanair(Mardawatietal.,2019)
Kemampuan katalis untuk meningkatkan kecepatan reaksi kimia
menyebabkan proses kimia dengan menggunakan katalis bersifat lebih ekonomis.
Penggunaan dari katalis homogen ini dapat menimbulkan permasalahan pada
produk yang nantinya akan dihasilkan misalnya masih mengandung katalis, yang
harus dilakukan separasi kembali. katalis heterogen proses dari pemisahan dapat
berlangsung lebih cepat dan katalisnya dapat diregenerasi kembali. Katalis
berfungsi untuk mempercepat reaksi dan menurunkan energi aktivasi sehingga
reaksi dapat berlangsung pada suhu kamar sedangkan tanpa katalis reaksi dapat
berlangsung pada suhu tertentu seperti pada suhu 250°C (Hadrah, 2018).
Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODE PRAKTIKUM
Universitas Sriwijaya
3.3.4. Transferifikasi
=> percobaan 1 : transferifikasi dan dilanjutkan esterifikasi (selama 30 menit)
-suhu 90 Celsius (suhu tdk terlalu mempengaruhi)=> krn jika putaran hotplate
berhenti dia akan langsung mengendap.
-metanol 100 ml
-H2SO4 pekat 1 ml (larutan yg berfungsi untk memisahkan minyak dr
gliserolnya)
-setelah dipanaskan dg hotplate, dimasukan dlm labu destilat untk memisahkan
minyak dgn larutan yg terbentuk dari metanol dan H2SO4 tadi. (lalu akan
terbentuk 2 lapisan endapan, lapisan 1gliserol, lapisan 2 minyaknya)
setelah itu dilanjutkan dengan proses esterifikasi.
=> langsung di esterifikasi /tdk dilakukan transesterifikasi terlebih dahulu (selama
30 menit)
-Suhu 65 Celsius (suhu tdk terlalu mempengaruhi)
-metanol 100 ml
-NaOH 1,5 gr (larutan ini berfungsi untk memisahkan minyak dan gliserolnya).
=campuran metanol dan NaOH tadi dicampurkan dengan minyak, diaduk dan
dipanaskan diatas hotplate selama 30 menit sambil terus diaduk.
setelah dipanaskan dg hotplate, dimasukan dlm labu destilat untk memisahkan
minyak dgn larutan yg terbentuk dari metanol dan H2SO4 tadi. (terbentuk 2
lapisan, lapisan 2 minyak, lapisan 1 gliserolnya)
=>Kenapa ada yg ditransesterifikasi dulu, namun ada jg yg langsung di
esterifikasi agar bisa kita lihat perbedaan hasil dari kedua percobaan.
=>yang langsung diesterifikasi masih berhasil (bisa memisahkan antara minyak
dan gliserolnya) cmn bagi yg langsung diesterifikasi, kualitasnya akan kurang
dibandingkan
Universitas Sriwijaya
3.3.5 Pemisahan, Tes Nyala, dan Pencucian
Gliserin dan gliserida dipisahkan, diambil gliserin, kemudian masukkan
gliserin ke dalam botol lalu diukur volume trigliserida. Untuk tes nyala, kapas
diambil dan dicelupkan ke dalam minyak/trigliserida. Setelah itu kapas
diletakkan di atas cawan, lalu kapas tersebut dibakar. Seluruh trigliserida
digabungkan ke dalam botol, ditambah dengan aquades dengan
perbandingan1:1, dimasukkan aerator selama 15 menit, ditunggu hingga
aquades menjadi keruh, lalu dipisahkan ke dalam labu pisah.
Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Ekstraksi 1
1. Ekstrak
2. Residu
2. Penyaringan
1 1. Corong &
Penyaring
2. Hasil
penyaringan
2
3. Penguapan
1 1. Rotary
evaporator
2. Ekstrak
Universitas Sriwijaya
4. Esterifikasi 1. Ekstrak
1
5. Transesterifikasi
1. Biodiesel
Universitas Sriwijaya
4.1.2 Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa hasil
yang didapatkan yaitu api yang berwarna kuning dan berasap hitam dari uji tes
minyak biodiesel. Api yang berwarna kuning dan asap berwarna hitam disebabkan
oleh masih adanya zat pengotor atau produk sampingan reaksi dan juga
disebabkan tahap pencucian yang hanya dilakukan satu kali. Api yang bagus yaitu
api yang berwarna biru dan asap berwarna putih, hal ini disebabkan oleh
pencucian yang dilakukan lebih dari satu kali. Hasil dari yang didapatkan yaitu
terdiri dari tiga lapisan. Menurut Hadrah (2018), bahan yang digunakan dalam
pembuatan biodiesel yaitu kemiri, selain kemiri biodiesel juga bisa menggunakan
bahan seperti jarak, kelapa, sawit, kedelai, zaitun dan lain sebagainya.
Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan suatu zat berdasarkan
perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda,
biasanya air dan pelarut lainnya. Menurut Manurung (2016), ekstraksi
menggunakan jenis kelarutan suatu senyawa dalam pelarut yang diberikan.
Kelarutan senyawa tertentu dalam pelarut yang diberikan dapat dikontrol sesuai
dengan sifatnya. Zat terlarut yang diekstraksi tidak larut atau sedikit larut dalam
pelarut tetapi mudah larut dengan pelarut lainnya. Pembuatan biodiesel dengan
menggunakan metanol karena metanol merupakan turunan alkohol yang memiliki
berat molekul paling rendah, sehingga kebutuhannya untuk proses alkoholis relatif
sedikit, lebih murah, lebih stabil, dan daya reaktivitas yang lebih tinggi.
Alat yang digunakan pada proses penguapan yaitu evaporasi, evaporasi
atau evaporator merupakan alat yang berfungsi untuk mengubah sebagian atau
keseluruhan sebuah pelarut dari sebuah larutan yang berbentuk cair menjadi uap.
Menurut Dewati (2016), prinsip dari evaporasi yaitu ada dua prinsip, menukar
panas dan untuk memisahkan uap yang terbentuk dari cairan. Bagian-bagian yang
terdapat pada alat rotary evaporasi diantaranya labu alas bulat yang digunakan
untuk menampung larutan yang akan di evaporasikan, water bath chamber yang
digunakan untuk menampung air dalam proses pemanasan labu alas bulat.
Labu penampung yang digunakan untuk menampung uap pelarut yang
menguap karena suhu atau proses pemanasan di water chamber. kondensor yang
akan terhubung ke pompa vakum untuk menurunkan suhu uap sehingga bisa
Universitas Sriwijaya
terjadi proses kondensasi tertampung di labu pelampung. Menurut Abida (2019),
main unit merupakan bagian utama dari rotary evaporasi yang terdapat frame
penyangga, panel operasional dan tuas-tuas lainnya yang bisa digunakan untuk
mengatur ketinggian suatu handle labu alas bulat pada evaporasi.
Esterifikasi berkatalis asam yang merupakan reaksi yang reversibel. Suatu
ester dapat dibentuk dengan reaksi langsung antara suatu asam karboksilat dan
suatu alkohol melalui rekasi esterifikasi. Menurut Marsudi (2019), reaksi
esterifikasi merupakan reaksi antara asam karboksilat dengan alkohol yang akan
menghasilkan ester. Laju esterifikasi suatu asam karboksilat bergantung pada
halangan sterik dalam alkohol dan asam karboksilatnya. Kuat asam dari asam
karboksilat hanya memainkan peranan kecil dalam laju pembentukan ester.
Esterifikasi adalah metode atau teknik untuk mengubah asam organik reaktif
dalam bio-oil menjadi ester yang lebih stabil. Alkohol yang dihasilkan melalui
proses esterifikasi dan mempunyai sifat fisika mendekati minyak solar diesel.
Manfaat dari penggunaan biodiesel diantaranya untuk mengurangi
pencemaran hidrokarbon yang tidak terbakar, biodiesel yang berasal dari minyak
goreng bekas akan mengurangi beban sampah atau limbah bagi lingkungan,
biodiesel yang berasal dari tumbuhan tidak menghasilkan gas karbondioksida
setinggi bahan bakar fosil, energi dari mesin diesel yang menggunakan biodiesel
lebih sempurna di banding menggunakan solar. Menurut Prasetyo (2018),
Kelebihan biodiesel dapat digunakan pada mesin diesel tanpa melakukan
perubahan serta menghasilkan tingkat polusi yang lebih rendah dari pada solar.
Biodiesel tidak menyumbang pemanasan global sebanyak bahan bakar fosil.
Kelebihan lainnya diantaranya, biodiesel dapat langsung dipakai pada
motor tanpa melakukan modifikasi signifikan dan memiliki resiko kerusakan
sangat kecil, biodiesel mempunyai efek pelumasan yang lebih baik dari pada
solar, konsumsi bahan bakar dan torsih yang hampir sama dengan solar, biodiesel
diperbaharui dan memiliki siklus karbon yang tidak menyebabkan pemanasan
global. Menurut Hidayati (2017), kekurangan biodiesel disebabkan oleh faktor
sumber bahan baku pembuatannya. Bahan baku yang menggunakan tanaman
pangan akan menyebabkan peningkatan harga pangan dan kemungkinan
menimbulkan kelaparan apabila ketersediaan sumber daya yang terbatas.
Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Proses Transferifikasi lebih mudah di lakukan dan hasil yang di dapatkan
lebih murni
2. Didapat dua lapisan yaitu lapisan gliserol dan minyak, tetapi yang di ambil
hanya lapisan minyak saja
3. Biodiesel yang berasal dari tumbuhan tidak menghasilkan gas
karbondioksida setinggi bahan bakar fosil.
4. Biodiesel dianggap tidak menyumbang pemanasan global sebanyak bahan
bakar fosil.
5. Pada uji menyala, lapisan minyak di ambil dan api mulai menyala
Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Dewati, R. 2016. Garam Industri Berbahan Baku Garam Krosok Dengan Metode
Pencucian Dan Evaporasi. Jurnal Teknik Kimia 11 (1) : 30-36.
Savitri. 2016. Pembuatan Katalis Asam (Ni/γ-Al2O3) dan Katalis Basa (Mg/γ-
Al2O3) untuk Aplikasi Pembuatan Biodiesel dari Bahan Baku Minyak
Jelantah. Jurnal Kimia Valensi. 2(1): 1-10.
Supranto. 2012. Studi Proses Pembuatan Biodiesel dari Minyak Kelapa (Coconut
Oil) dengan Bantuan Gelombang Ultrasonik. Jurnal Rekayasa Proses
6(1): 20-25.
Universitas Sriwijaya
Zachra. 2015 Pembuatan Biodiesel dari Minyak Sawit Off-Grade Menggunakan
Katalis CaO Melalui Proses Dua Tahap. Jurnal Rekayasa Kimia dan
Lingkungan. 10(3). 99 – 105.
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN
Esterifikasi Transesterifikasi
Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya